Makalah Studi Kepustakaan dan Kerangka B
MAKALAH
“STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA BERPIKIR”
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
Dosen Pengampu :
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
Murtafik Indah Wati
NIM: 20154711065
SEMESTER 4
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
TULUNGAGUNG 2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahuwata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Studi Kepustakaan dan
Kerangka Berpikir” ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari
berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan
sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya kami menghadapi
kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami
miliki. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala hormat kami
sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagugng Bapak Nurul Amin. M.Ag.
2. Dosen pengampu
yang telah
memberikan
bimbingan
dalam
penyusunan makalah ini Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I.
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa
yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak
yang berkepentingan.
Tulungagung, Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………..……….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 1
C. Tujuan Masalah …..…………………………………………… 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kepustakaan ……….........………………….. 2
B. Fungsi Studi Kepustakaan …….....………………..………….. 3
C. Kerangka Berpikir
1.Pengertian Kerangka Berpikir ……………………………... 3
2. Langkah Menyusun Kerangka Berpikir ………….………… 6
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dimaksudkan untuk
mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Sebuah
kegiatan ilmiah mengandung tiga persyaratan yakni: dilakukan bertujuan,
terencana dan sistematis. Setiap penelitian ilmiah, baik penelitian kuantitatif
maupun penelitian kualitatif, peneliti harus melakukan dua tahap yang tak bisa
dilewatkan yaitu tahap proses teorisasi dan proses empirisasi.
Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, sebab tahapan yang
pertama akan digunakan sebagai pijakan pada tahapan yang kedua. Maka dari
itu, teori sering disebut sebagai pisau bedah fenomena dan sekaligus sebagai
pisau analisis data dalam rangka konstruksi teori baru temuannya. Tajam
tidaknya pisau tersebut, sangat tergantung pada penguasaan kerangka teoritik
terkait penelitian yang dipilihnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian studi kepustakaan ?
2. Apa saja fungsi studi kepustakaan ?
3. Apa pengertian kerangka berpikir ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian studi kepustakaan.
2. Untuk mengetahui fungsi studi kepustakaan.
3. Untuk mengetahui pengertian kerangka berpikir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk
memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa
memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data
sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun
laboratorium atau didalam museum.
Pengertian studi kepustakaan menurut M. Nazir dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.1
Selanjutnya menurut Nazir studi kepustakaan merupakan langkah yang
penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah
selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang
berkaitan dengan topik penelitian.2 Dalam pencarian teori, peneliti akan
mengumpulkan
informasi
sebanyak-banyaknya dari
kepustakaan
yang
berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal,
majalah, hasil-hasil penelitian, dan sumber-sumber lainnya yang sesuai
(internet, koran dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan,
maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian.
Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi
proses umum seperti:
mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis
dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan
1
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hal. 27.
Ibid., hal. 112.
2
3
bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain
itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis
atau yang
ada
kaitannya
dengan
penelitiannya.
Dengan
melakukan
studi
kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran
yang relevan dengan penelitiannya.
Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang
tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan,
dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan. Seorang peneliti hendaknya mengenal atau
tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi
perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber informasi
tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman,
buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan
bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan
sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.
B. Fungsi Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan mempunyai tiga fungsi penting, yaitu :
1. Memberikan gambaran tentang topic masalah kepada pembaca.
2. Meyakinkan pembaca bahwa penulis mengetahui banyak hal tentang topic masalah
yang sedang diteliti.
3. Mengembangkan wawasan tentang bidang studi yang diteliti.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengertian Kerangka Berpikir
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Definisi teori adalah satu
perangkat saling berhubungan antar konsep, konstruk, definisi atau proposisi
(pernyataan) yang menyajikan gambaran secara sistematis dengan mengkhususkan
hubungan antara variabel yang bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena.3
3
Prof. Drs. H. Moh. Kasiram, Strategi Penelitian Tesis Program Magister By Research, (Malang:
Program Pascasarjana, 2002), hal. 64.
4
Karena tujuan dari penggunaan teori itu sendiri untuk dijadikan landasan
perlunya ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan
sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori tersebut
merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Menurut J. Supranto dalam bukunya Metode Ramalan Kuantitatif data adalah sesuatu
yang diketahui atau dianggap, dalam bahasa inggris dibedakan datumsebagai tunggal
dan data sebagai jamak. Disamping penggunaan teori itu penting, ada juga hal perlu
dilakukan oleh peneliti yaitu menyusun kerangka berfikir.
Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses pelaksanaan,
hingga akhir. Selanjutnya Uma Sekaran dalam bukunya Business Reseacrch
mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaiamana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.4
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independen (bebas) dan dependen (terikat). Bila dalam penelitian ada
variabel moderator dan intervening/variabel penyela, maka juga perlu dijelaskan,
mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena
itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berpikir.5
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya
membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti
disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga
argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu
4
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&d,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 91.
5
Ibid., hal. 91.
5
dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun
komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang
menjadi obyek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun
suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi
kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
Menurut Ali Muhidin Sambas dalam bukunya “Panduan Praktis Memahami
Penelitian” di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu
dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional.
Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa
yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan
fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan
konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang akan
digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di
dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsepkonsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel
apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan
diantara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator
untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi:
a. Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada
landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan.
b. Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan
masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori.
6
c. Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau
model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau
merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu
model. Sehingga selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
2. Langkah Menyusun Kerangka Berpikir
a. Menetapkan variabel yang diteliti
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dirumuskan disini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel ada 5
yaitu: variabel independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel
intervening, dan variabel kontrol.
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam
menyusun kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan
terlebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan
apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang
akan dikemukakan.
b. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca
buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Artinya relevan adalah buku-buku
yang dibaca itu sesuai dengan penelitian yang ditelitinya. Buku-buku yang dibaca
dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat
dibaca adalah laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, dan disertasi tesis.
c. Deskripsi teori dan HP
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teoriteori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti, seperti yang telah
dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing
7
variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan
kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang
teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
d. Analisis Kritis terhadap Teori dan HP
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori
dan hasil penelitian. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori
dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek
penelitian atau tidak.
e. Analisis Komparatif terhadap Teori dan HP
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori
satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan
teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang luas.
f. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti
dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara
variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang
selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
g. Kerangka Berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka
selanjutnya disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat
berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan maupun
8
komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan
kalimat: “jika begini maka akan begitu, jika guru kompeten, maka hasil belajar
akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim sekolah akan
baik. Jika kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka
kualitas SDM di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi”.
h. Hipotesis
Hipotesis adalah gabungan dari “hipo” artinya “dibawah” dan “tesis”
artinya
“kebenaran”.
Secara
keseluruhan
“hipotesis”
berarti
“dibawah
kebenaran”, kebenaran yang masih berada dibawah (belum tentu benar) dan baru
dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan buktibukti.6
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila
kerangka berpikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”,
maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kompetensi guru dengan hasil belajar” Bila kerangka berfikir berbunyi “karena
lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinggi, maka
kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga
pendidikan B yang teknologi pembelajarannya rendah,” maka hipotesisnya
berbunyi “terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara
lembaga pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih
tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B”.
Selanjutnya Uma Sekaran mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik,
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
b. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
c. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausala atau interaktif (timbal
balik).
6
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 45.
9
d. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir
yang dikemukakan dalam peneltian.
Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah
dengan benar, maka peneliti harus intens dan ekstens menelurusi literatur-literarur
yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada
pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti
mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.
Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Menentukan paradigma atau kerangka teoritis yang akan digunakan, kerangka
konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.
b. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antar variabel
penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu:
1) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsikonsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada,
yang telah dinyatakan benar).
2) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan
ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada
konsep atau variabel dependen).
3) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal
yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
c. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti
Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk
memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat
argumen teoritis memerlukan kajian teoritis atau hasil-hasil penelitian yang
relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai
upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari
argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah
10
penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah
jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
d. Merumuskan model penelitian
Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka
teoritis yang diragakan dalam bentuk diagram atau persamaan-persamaan
matematik tertentu.
Sebagai
suatu
kontruksi
kerangka
pemikiran,
menampilkan:
1) Jumlah variabel yang diteliti
2) Prediksi tentang pola hubungan antar variabel
3) Dekomposisi hubungan antar variabel
4) Jumlah parameter yang diestimasi.
suatu
model
akan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh
informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan dengan menggunakan
data primer atau data sekunder.
2. Fungsi Studi kepustakaan mempunyai tiga fungsi penting, yaitu :
a. Memberikan gambaran tentang topik masalah kepada pembaca.
b. Meyakinkan pembaca bahwa penulis mengetahui banyak hal tentang topic
masalah yang sedang diteliti.
c. Mengembangkan wawasan tentang bidang studi yang diteliti.
3. a. Pengertian Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses
pelaksanaan, hingga akhir.
b. Langkah Menyusun Kerangka Berpikir
1)Menetapkan variabel yang diteliti
2)Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
3)Deskripsi teori dan HP
4)Analisis Kritis terhadap Teori dan HP
5)Analisis Komparatif terhadap Teori dan HP
6)Sintesa kesimpulan
7)Kerangka Berpikir
8)Hipotesis
11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kasiram, Prof. Drs. H. Moh. 2002. Strategi Penelitian Tesis Program Magister By
Research. Malang: Program Pascasarjana.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&d. Bandung: Alfabeta.
12
“STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA BERPIKIR”
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
Dosen Pengampu :
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
Murtafik Indah Wati
NIM: 20154711065
SEMESTER 4
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
TULUNGAGUNG 2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahuwata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Studi Kepustakaan dan
Kerangka Berpikir” ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari
berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan
sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya kami menghadapi
kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami
miliki. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala hormat kami
sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagugng Bapak Nurul Amin. M.Ag.
2. Dosen pengampu
yang telah
memberikan
bimbingan
dalam
penyusunan makalah ini Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I.
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa
yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak
yang berkepentingan.
Tulungagung, Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………..……….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………….. 1
C. Tujuan Masalah …..…………………………………………… 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kepustakaan ……….........………………….. 2
B. Fungsi Studi Kepustakaan …….....………………..………….. 3
C. Kerangka Berpikir
1.Pengertian Kerangka Berpikir ……………………………... 3
2. Langkah Menyusun Kerangka Berpikir ………….………… 6
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dimaksudkan untuk
mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Sebuah
kegiatan ilmiah mengandung tiga persyaratan yakni: dilakukan bertujuan,
terencana dan sistematis. Setiap penelitian ilmiah, baik penelitian kuantitatif
maupun penelitian kualitatif, peneliti harus melakukan dua tahap yang tak bisa
dilewatkan yaitu tahap proses teorisasi dan proses empirisasi.
Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, sebab tahapan yang
pertama akan digunakan sebagai pijakan pada tahapan yang kedua. Maka dari
itu, teori sering disebut sebagai pisau bedah fenomena dan sekaligus sebagai
pisau analisis data dalam rangka konstruksi teori baru temuannya. Tajam
tidaknya pisau tersebut, sangat tergantung pada penguasaan kerangka teoritik
terkait penelitian yang dipilihnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian studi kepustakaan ?
2. Apa saja fungsi studi kepustakaan ?
3. Apa pengertian kerangka berpikir ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian studi kepustakaan.
2. Untuk mengetahui fungsi studi kepustakaan.
3. Untuk mengetahui pengertian kerangka berpikir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk
memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa
memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data
sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun
laboratorium atau didalam museum.
Pengertian studi kepustakaan menurut M. Nazir dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.1
Selanjutnya menurut Nazir studi kepustakaan merupakan langkah yang
penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah
selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang
berkaitan dengan topik penelitian.2 Dalam pencarian teori, peneliti akan
mengumpulkan
informasi
sebanyak-banyaknya dari
kepustakaan
yang
berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal,
majalah, hasil-hasil penelitian, dan sumber-sumber lainnya yang sesuai
(internet, koran dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan,
maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian.
Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi
proses umum seperti:
mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis
dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan
1
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hal. 27.
Ibid., hal. 112.
2
3
bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain
itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis
atau yang
ada
kaitannya
dengan
penelitiannya.
Dengan
melakukan
studi
kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran
yang relevan dengan penelitiannya.
Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang
tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan,
dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan. Seorang peneliti hendaknya mengenal atau
tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi
perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber informasi
tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman,
buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan
bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan
sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.
B. Fungsi Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan mempunyai tiga fungsi penting, yaitu :
1. Memberikan gambaran tentang topic masalah kepada pembaca.
2. Meyakinkan pembaca bahwa penulis mengetahui banyak hal tentang topic masalah
yang sedang diteliti.
3. Mengembangkan wawasan tentang bidang studi yang diteliti.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengertian Kerangka Berpikir
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Definisi teori adalah satu
perangkat saling berhubungan antar konsep, konstruk, definisi atau proposisi
(pernyataan) yang menyajikan gambaran secara sistematis dengan mengkhususkan
hubungan antara variabel yang bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena.3
3
Prof. Drs. H. Moh. Kasiram, Strategi Penelitian Tesis Program Magister By Research, (Malang:
Program Pascasarjana, 2002), hal. 64.
4
Karena tujuan dari penggunaan teori itu sendiri untuk dijadikan landasan
perlunya ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan
sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori tersebut
merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Menurut J. Supranto dalam bukunya Metode Ramalan Kuantitatif data adalah sesuatu
yang diketahui atau dianggap, dalam bahasa inggris dibedakan datumsebagai tunggal
dan data sebagai jamak. Disamping penggunaan teori itu penting, ada juga hal perlu
dilakukan oleh peneliti yaitu menyusun kerangka berfikir.
Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses pelaksanaan,
hingga akhir. Selanjutnya Uma Sekaran dalam bukunya Business Reseacrch
mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaiamana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.4
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independen (bebas) dan dependen (terikat). Bila dalam penelitian ada
variabel moderator dan intervening/variabel penyela, maka juga perlu dijelaskan,
mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena
itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berpikir.5
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya
membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti
disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga
argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu
4
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&d,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 91.
5
Ibid., hal. 91.
5
dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun
komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang
menjadi obyek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun
suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi
kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun
dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
Menurut Ali Muhidin Sambas dalam bukunya “Panduan Praktis Memahami
Penelitian” di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu
dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional.
Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa
yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan
fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan
konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang akan
digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di
dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsepkonsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel
apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan
diantara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator
untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi:
a. Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada
landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan.
b. Kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan
masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori.
6
c. Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau
model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau
merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu
model. Sehingga selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
2. Langkah Menyusun Kerangka Berpikir
a. Menetapkan variabel yang diteliti
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dirumuskan disini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel ada 5
yaitu: variabel independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel
intervening, dan variabel kontrol.
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam
menyusun kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan
terlebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan
apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang
akan dikemukakan.
b. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca
buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Artinya relevan adalah buku-buku
yang dibaca itu sesuai dengan penelitian yang ditelitinya. Buku-buku yang dibaca
dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat
dibaca adalah laporan penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, dan disertasi tesis.
c. Deskripsi teori dan HP
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teoriteori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti, seperti yang telah
dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing
7
variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan
kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang
teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
d. Analisis Kritis terhadap Teori dan HP
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori
dan hasil penelitian. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori
dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek
penelitian atau tidak.
e. Analisis Komparatif terhadap Teori dan HP
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori
satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan
teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang luas.
f. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti
dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara
variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang
selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
g. Kerangka Berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka
selanjutnya disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat
berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan maupun
8
komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan
kalimat: “jika begini maka akan begitu, jika guru kompeten, maka hasil belajar
akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim sekolah akan
baik. Jika kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka
kualitas SDM di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi”.
h. Hipotesis
Hipotesis adalah gabungan dari “hipo” artinya “dibawah” dan “tesis”
artinya
“kebenaran”.
Secara
keseluruhan
“hipotesis”
berarti
“dibawah
kebenaran”, kebenaran yang masih berada dibawah (belum tentu benar) dan baru
dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan buktibukti.6
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila
kerangka berpikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”,
maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kompetensi guru dengan hasil belajar” Bila kerangka berfikir berbunyi “karena
lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinggi, maka
kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga
pendidikan B yang teknologi pembelajarannya rendah,” maka hipotesisnya
berbunyi “terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara
lembaga pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih
tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B”.
Selanjutnya Uma Sekaran mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik,
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
b. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari.
c. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausala atau interaktif (timbal
balik).
6
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 45.
9
d. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir
yang dikemukakan dalam peneltian.
Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah
dengan benar, maka peneliti harus intens dan ekstens menelurusi literatur-literarur
yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada
pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti
mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.
Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Menentukan paradigma atau kerangka teoritis yang akan digunakan, kerangka
konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.
b. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antar variabel
penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu:
1) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsikonsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada,
yang telah dinyatakan benar).
2) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan
ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada
konsep atau variabel dependen).
3) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal
yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
c. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti
Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk
memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat
argumen teoritis memerlukan kajian teoritis atau hasil-hasil penelitian yang
relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai
upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari
argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah
10
penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah
jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
d. Merumuskan model penelitian
Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka
teoritis yang diragakan dalam bentuk diagram atau persamaan-persamaan
matematik tertentu.
Sebagai
suatu
kontruksi
kerangka
pemikiran,
menampilkan:
1) Jumlah variabel yang diteliti
2) Prediksi tentang pola hubungan antar variabel
3) Dekomposisi hubungan antar variabel
4) Jumlah parameter yang diestimasi.
suatu
model
akan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh
informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan dengan menggunakan
data primer atau data sekunder.
2. Fungsi Studi kepustakaan mempunyai tiga fungsi penting, yaitu :
a. Memberikan gambaran tentang topik masalah kepada pembaca.
b. Meyakinkan pembaca bahwa penulis mengetahui banyak hal tentang topic
masalah yang sedang diteliti.
c. Mengembangkan wawasan tentang bidang studi yang diteliti.
3. a. Pengertian Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat untuk
menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses
pelaksanaan, hingga akhir.
b. Langkah Menyusun Kerangka Berpikir
1)Menetapkan variabel yang diteliti
2)Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
3)Deskripsi teori dan HP
4)Analisis Kritis terhadap Teori dan HP
5)Analisis Komparatif terhadap Teori dan HP
6)Sintesa kesimpulan
7)Kerangka Berpikir
8)Hipotesis
11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kasiram, Prof. Drs. H. Moh. 2002. Strategi Penelitian Tesis Program Magister By
Research. Malang: Program Pascasarjana.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&d. Bandung: Alfabeta.
12