Contoh naskah drama proklamasi untuk 10
Pada tanggal 14 agustus 1945, para kaum muda mengadakan rapat di Jakarta.
Dalam rapat ini, Sutan Syahrir mengumumkan bahwa dia mendapat informasi
tentang menyerahnya Jepang pada sekutu.
Sutan Syahrir
Kaum Muda
Sutan Syahrir
: “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
: “Waalaikumsalam Wr.Wb”
: “Saudara-saudara, saya dapat berita yang menggembirakan bagi
kita semua, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, saya
mendengar berita tersebut dari radio luar negeri, maka telah
Sukarni
terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.”
: “Sungguh kabar gembira yang anda kabarkan tadi, tapi apa itu
Sutan Syahrir
kekosongan kekuasaan?”
: “Biar saya perjelas, jadi sekarang jepang sudah tidak berkuasa
lagi di negeri kita, karena telah menyerah pada sekutu sedangkan
Sukarni
Chairul Shaleh
sekutu belum menguasai Indonesia”
: “Baik, saya mengerti”
: “Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kekosongan
Suhud
kekuasaan ini?”
: “Bagaimana jika kita meminta pada Bung Karno dan Hatta untuk
Latif
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya?
: “Ya..ya.. saya setuju dengan itu karena ini memang waktu yang
Chairul Shaleh
tepat untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia”
: “Hmm.. baiklah kalau kalian semua setuju, mari kita pergi ke
rumah Bung Karno untuk membicarakan hal ini.”
Rapat pun diakhiri, dan mereka pergi ke rumah Soekarno dengan maksud
memberitahu Soekarno akan keinginan para kaum muda ini.
Sutan Syahrir
Fatmawati
Suhud
: “Assalamu’alaikum..”
: “Waalaikumsalam..”
: “Permisi bu, apa Bung Karno ada didalam? Kami ingin
Fatmawati
bertemu dengannya”
: “Oh ada, bapak ada di dalam, memang ada keperluan apa
Chairul Shaleh
Fatmawati
Kaum muda
Soekarno
ya?”
: “Begini bu, ada hal yang ingin kami bicarakan.”
: “Kalau begitu, silahkan masuk..”
: (masuk)
& : (datang)
Fatmawati
Kaum Muda
: (Berdiri, berjabat tangan dengan Soekarno, dan duduk
Soekarno
kembali)
: “Saya dengar dari istri saya, ada yang ingin dibicarakan?
Chairul Shaleh
Perihal apa itu?”
: “Begini, kami mendapat kabar bahwa Jepang telah
menyerah pada sekutu jadi otomatis terjadi kekosongan
Soekarno
Sukarni
kekuasaan di Indonesia.”
: “Benarkah?”
: “Ya, itu benar. Dan maksud kami datang ke sini adalah
untuk meminta agar segera dilaksanakannya Proklamasi
Soekarno
Kemerdekaan Indonesia”
: “Secepatnya? Mungkin akan saya usahakan setelah
Suhud
dirundingkan dengan anggota PPKI lainnya”
: “Tidak bisa. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi
karena
ini
merupakan
waktu
yang
tepat
untuk
Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”
: "Apa kalian tidak memikirkan bahaya yang akan kita dapat
bila kita senekat itu untuk memproklamasikan Indoneisa?
Sutan Syahrir
Jepang pasti akan menyerang kita”
: “Justru itu, saat ini Jepang bukan penguasa Indonesia lagi,
Soekarno
Sutan Syahrir
jadi untuk apa kita menyia-nyiakan kesempatan ini?”
: “Nanti saja setelah kita bicarakan dengan anggota PPKI !”
: “Saya tidak berharap anda melaksanakan rapat PPKI
terlebih dahulu karena saya takut Jepang tahu tentang
Soekarno
Latif
Moh.Hatta
rencana kita dan menghalangi Indonesia merdeka”
: “Tapi PPKI merupakan satu satunya cara
untuk
memerdekakan Indonesia”
: “Tapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang!”
& : “Assalamu’alaikum..”
Ahmad Soebardjo
Semua
Moh.Hatta
Suhud
: “Waalaikumsalam..”
: “Wah, ada apa ini?”
: “Kami ingin proklamasi Indonesia cepat dilaksanakan,
Moh.Hatta
tetapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang”
: “Apa tidak sebaiknya kita rundingkan dulu secara matang-
Sukarni
matang?”
: “Tidak ada waktu lagi, ini saat yang tepat untuk
memerdekakan Indonesia. Sebelum bangsa lain datang
kembali menguasai Negara kita dan menghalangi kita untuk
Moh. Hatta
merdeka lagi.
: “Yasudah, kami akan membicarakan hal ini. Besok kalian
Sutan Syahrir
Chairul Shaleh
Kaum muda
silahkan datang kembali.”
: “Hmm.. Baiklah kalu begitu”
: “Kami permisi dulu, maaf telah mengganggu”
: “Assalamu’alaikum..” (berjabat tangan dengan Soekarno &
Moh. Hatta
Soekarno
Hatta)
: “Apa yang sebenarnya terjadi?”
: “Mereka bilang, Jepang telah mengalah pada sekutu dan
mereka ingin kita segera memproklamasikan kemerdekaan
Ahmad Soebardjo
Indonesia”
: “Apa? Bukankah seharusnya kita adakan dulu sidang PPKI
Soekarno
sebelum melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia?”
: “Ya, saya juga berfkiran seperti itu tapi mereka tetap
memaksa untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Moh. Hatta
Indonesia.”
: “Lantas apa yang akan kita lakukan sedangkan para kaum
Soekarno
muda terus mendesak kita?”
: “Kebenaran berita tersebut
Moh. Hatta
Soekarno
Ahmad Soebardjo
bagaimana jika itu berita palsu?”
: “Jadi kita akan turuti kemauan mereka atau tidak?”
: “Tidak”
: “Baiklah kalu begitu”
pun
masih
diragukan,
Pada malam harinya, pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945, para
kaum muda kembali mengadakan rapat di Cikini dan merencanakan untuk
mengasingkan Soekarno bersama Moh. Hatta.
Chairul Shaleh
: “Sekarang apa yang harus kita lakukan? Sementara para
Sutan syahrir
kaum tua enggan mengikuti keinginan kita?”
: “Bagaimana kalau kita asingkan Bung Karno dengan Moh.
Sukarni
Latif
Hatta ke luar Jakarta agar bebas dari pengaruh Jepang?
: “Tapi kemana ya?”
: “Bagaimana jika ke Renggas dengklok, disana
Suhud
keamanannya terjamin.”
: “Iya, bagus. Saya setuju dengan itu”
Para kaum muda lalu pergi ke rumah Soekarno untuk mengajaknya dan
Moh.Hatta ke Renggas Dengklok.
Latif
Fatmawati
Suhud
Soekarno & Hatta
Hatta
:
:
:
:
:
“Assalamu’alaikum..”
“Waalaikumsalam.. mencari kang mas ya?”
“Oh, iya bu, kebetulan sekali.”
(datang)
“Ada apa ya? Mengapa tengah malam begini kalian susah
Sutan Syahir
Sukarni
susah datang kemari?”
: “Ada hal penting yang ingin kami bicarakan”
: “Sebelumnya kami mohon maaf lagi
lagi
kami
mengganggu istirahat anda, kami diutus untuk membawa
Hatta
Latif
Hatta
Chairil shaleh
anda berdua ke luar kota”
: “Memangnya kemana?”
: “Kerawang”
: “Kalau kami tidak mau?”
: “Maaf tuan, ini bukan saat yang tepat untuk berdebat, ini
Hatta
Soekarno
Fatmawati
Soekarno
Fatmawati
sangat penting”
: “Baiklah”
: “Sebentar, saya akan berpamitan dulu. Bu.. Bu..”
: “Iya..”
: “Bu, bapak pamit dulu, bapak akan pergi ke luar kota.”
: “Bolehkah saya ikut? Akhir-akhir ini saya merasa akan
terjadi sesuatu yang tidak enak tentang kang mas”
Soekarno
: “Baiklah”
Chairul Shaleh
: “Maaf, apakah sudah selesai? Kita harus cepat pergi”
Soekarno
: “Ayo, mari”
Mereka pun pergi ke Renggas Dengklok, mereka tiba di sebuah rumah. Disana
Bung Karno dan Moh.Hatta terus didesak dengan cara kasar. Mereka didesak oleh
kaum muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Latif
: “Bung karno, tunggu apa lagi? Ini waktu yang tepat untuk
Soekarno
Chairul Shaleh
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”
: “Maaf, saya tidak bisa”
: “Tidak bisa bagaimana? Mau menunggu sampai kapan kita
Fatmawati
untuk merdeka?”
: “Hey, kalian ini apa apaan? Tidak kah ada cara yang lebih
Suhud
Fatmawati
halus?”
: “Dengar, bu, kami hanya ingin Indonesia cepat merdeka.”
: “Ya, saya tahu itu, tapi jalannya tidak seperti ini ! Bisa kan
kalian rundingkan kembali secara baik baik dengan kepala
dingin? Percayalah, jika emosi yang kalian andalkan, tidak
akan berhasil”
Akhirnya
Fatmawati
berhasil
membujuk
para
kaum
muda
untuk
menyelesaikannya secara baik baik. Disisi lain, Ahmad Soebardjo yang telah
mengetahui keadaan dan keberadaan Soekarno, Moh. Hatta dan Fatmawati, pergi
untuk menyelamatkan mereka bersama Sayuti Melik.
Ahmad
Soebardjo : (Datang)
& Sayuti Melik
Ahmad Soebardjo
: “Hey, kalian! Sudahlah, lepaskan mereka, rasanya sangat
Sayuti melik
Latif
Chairul Shaleh
Soekarno
tidak pantas menahan tokoh nasionalis seperti ini”
: “Bagaimana bila kita rundingkan secara baik-baik?”
: “Baiklah..”
: “Jadi bagaimana, Bung?”
: “Baiklah.. Saya akan memproklamasikan kemerdekaan
Sutan Syahrir
Indonesia”
: “Ya baguslah, tapi dimana kita akan membuat teks
Ahmad Soebardjo
proklamasinya?”
: “Bagaimana jika kita ke rumah laksamana Maeda, di
Jakarta? Dia teman saya, orang jepang yang mendukung
Sayuti Melik
kemerdekaan Indonesia”
: “Ya saya dengar juga dia perwira tinggi militer, jadi
keamanannya bisa terjamin. Tempatnya strategis”
Soekarno
: “Yasudah, kita pergi ke sana”
Mereka semua lalu kembali ke Jakarta dan pergi ke rumah Laksamana Maeda.
Ahmad Soebardjo
Laksamana Maeda
: “Permisi..”
: “Eh, ada apa ini tuan-tuan datang kemari? Apakah ada
Fatmawati
masalah?”
: “Maaf, mungkin kedatangan kami mengganggu waktu
istirahat tuan, kami bermaksud untuk menanyakan apakah
kabar Jepang menyerah pada sekutu itu benar?”
: “Tuan, para kaum muda terus mendesak kami untuk
Hatta
segera
memproklamasikan
kemerdekaan
Indonesia,
Laksamana Maeda
Ahmad Soebardjo
bagaimana menurut tuan?”
: “Ya bagus, ini memang waktu yang sangat tepat.”
: “Begini, jika diperbolehkan, kami akan meminjam rumah
Laksamana Maeda
Soekarno
Laksamana Maeda
tuan”
: “Boleh..Boleh.. Memang untuk apa?”
: “Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi.”
: “Oh, ya silahkan. Mari-mari kita buat naskah proklamasi
Soekarno
di ruang makan”
: “Rasanya terlalu banyak orang yang akan membuat
Sayuti Melik
naskah proklamasi”
: “Ya, sepertinya Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad
Soebardjo pun cukup untuk sekedar membuat naskah
Sutan Syahrir
proklamasi”
: “Ya, sepertinya kami bisa tunggu disini”
Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo pun pergi ke ruang makan untuk
menulis naskah proklamasi. Sedangkan yang lainnya menunggu mereka selesai.
Akhirnya naskah proklamasi selesai dibuat.
Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi beserta perubahannya, yang
dimana teks itu akan ditandatangani oleh Ir.Soekarno juga Moh.Hatta
Soekarno
: “Nah, sekarang naskah prolamasi sudah selesai, tapi
Suhud
Soekarno
Fatmawati
dimana proklamasi ini akan dibacakan?”
: “Lapang IKADA”
: “Tidak, disitu keamanan kita tidak terjamin”
: “Maaf, boleh saya mengusulkan? Bagaimana bila di
Soekarno
Hatta
Ahmad Soebardjo
rumah saya?”
: “Ya, itu bagus”
: “Ya, saya juga setuju”
: “Iya bisa, disana aman”
Akhirnya proklamasi pun sepakat untuk dibacakan di rumah Ir.Soekarno. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, semuanya bersiap siap. Disaat semuanya
sedang sibuk, suhud tiba-tiba datang menghampiri Bung Karno.
Suhud
: “Permisi tuan, apakah akan ada proses pengibaran
Soekarno
Suhud
Soekarno
bendera merah putih?”
: “Tentu saja harus, itu merupakan lambang Negara kita”
: “Tapi benderanya tidak ada”
: “Apa?! Baiklah, akan ku perintahkan Fatmawati untuk
menjahitkan bendera sekarang juga. Tolong panggilkan
Suhud
Fatmawati
Soekarno
dia”
: (pergi memanggil Fatmawati)
: “Ada apa pak? Mengapa tiba-tiba memanggilku?”
: “ Tolong jahitkan kain merah dan kain putih menjadi satu
Fatmawati
sekarang juga untuk menjadi bendera.”
: “Apa?! Sekarang?! Baiklah akan aku usahakan.”
Fatmawati pun menjahitkan bendera merah putih dan mereka semua
mempersiapkan pengibaran bendera pula.
Latif
: “Maaf bung, apakah acara proklamasi ini
Soekarno
sudah bisa dimulai ? ini sudah jam 09.45”
: “Oh ya, mari kita ke depan.”
Soekarno pun membacakan pidatonya sebentar dan membacakan naskah
Proklamasi. Suhud dan Latif pun mengibarkan bendera merah putih yang diiringi
lagu Indonesia Raya ciptaan WR.Supratman.
Dalam rapat ini, Sutan Syahrir mengumumkan bahwa dia mendapat informasi
tentang menyerahnya Jepang pada sekutu.
Sutan Syahrir
Kaum Muda
Sutan Syahrir
: “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
: “Waalaikumsalam Wr.Wb”
: “Saudara-saudara, saya dapat berita yang menggembirakan bagi
kita semua, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, saya
mendengar berita tersebut dari radio luar negeri, maka telah
Sukarni
terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.”
: “Sungguh kabar gembira yang anda kabarkan tadi, tapi apa itu
Sutan Syahrir
kekosongan kekuasaan?”
: “Biar saya perjelas, jadi sekarang jepang sudah tidak berkuasa
lagi di negeri kita, karena telah menyerah pada sekutu sedangkan
Sukarni
Chairul Shaleh
sekutu belum menguasai Indonesia”
: “Baik, saya mengerti”
: “Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kekosongan
Suhud
kekuasaan ini?”
: “Bagaimana jika kita meminta pada Bung Karno dan Hatta untuk
Latif
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya?
: “Ya..ya.. saya setuju dengan itu karena ini memang waktu yang
Chairul Shaleh
tepat untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia”
: “Hmm.. baiklah kalau kalian semua setuju, mari kita pergi ke
rumah Bung Karno untuk membicarakan hal ini.”
Rapat pun diakhiri, dan mereka pergi ke rumah Soekarno dengan maksud
memberitahu Soekarno akan keinginan para kaum muda ini.
Sutan Syahrir
Fatmawati
Suhud
: “Assalamu’alaikum..”
: “Waalaikumsalam..”
: “Permisi bu, apa Bung Karno ada didalam? Kami ingin
Fatmawati
bertemu dengannya”
: “Oh ada, bapak ada di dalam, memang ada keperluan apa
Chairul Shaleh
Fatmawati
Kaum muda
Soekarno
ya?”
: “Begini bu, ada hal yang ingin kami bicarakan.”
: “Kalau begitu, silahkan masuk..”
: (masuk)
& : (datang)
Fatmawati
Kaum Muda
: (Berdiri, berjabat tangan dengan Soekarno, dan duduk
Soekarno
kembali)
: “Saya dengar dari istri saya, ada yang ingin dibicarakan?
Chairul Shaleh
Perihal apa itu?”
: “Begini, kami mendapat kabar bahwa Jepang telah
menyerah pada sekutu jadi otomatis terjadi kekosongan
Soekarno
Sukarni
kekuasaan di Indonesia.”
: “Benarkah?”
: “Ya, itu benar. Dan maksud kami datang ke sini adalah
untuk meminta agar segera dilaksanakannya Proklamasi
Soekarno
Kemerdekaan Indonesia”
: “Secepatnya? Mungkin akan saya usahakan setelah
Suhud
dirundingkan dengan anggota PPKI lainnya”
: “Tidak bisa. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi
karena
ini
merupakan
waktu
yang
tepat
untuk
Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”
: "Apa kalian tidak memikirkan bahaya yang akan kita dapat
bila kita senekat itu untuk memproklamasikan Indoneisa?
Sutan Syahrir
Jepang pasti akan menyerang kita”
: “Justru itu, saat ini Jepang bukan penguasa Indonesia lagi,
Soekarno
Sutan Syahrir
jadi untuk apa kita menyia-nyiakan kesempatan ini?”
: “Nanti saja setelah kita bicarakan dengan anggota PPKI !”
: “Saya tidak berharap anda melaksanakan rapat PPKI
terlebih dahulu karena saya takut Jepang tahu tentang
Soekarno
Latif
Moh.Hatta
rencana kita dan menghalangi Indonesia merdeka”
: “Tapi PPKI merupakan satu satunya cara
untuk
memerdekakan Indonesia”
: “Tapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang!”
& : “Assalamu’alaikum..”
Ahmad Soebardjo
Semua
Moh.Hatta
Suhud
: “Waalaikumsalam..”
: “Wah, ada apa ini?”
: “Kami ingin proklamasi Indonesia cepat dilaksanakan,
Moh.Hatta
tetapi kami tidak ingin merdeka oleh Jepang”
: “Apa tidak sebaiknya kita rundingkan dulu secara matang-
Sukarni
matang?”
: “Tidak ada waktu lagi, ini saat yang tepat untuk
memerdekakan Indonesia. Sebelum bangsa lain datang
kembali menguasai Negara kita dan menghalangi kita untuk
Moh. Hatta
merdeka lagi.
: “Yasudah, kami akan membicarakan hal ini. Besok kalian
Sutan Syahrir
Chairul Shaleh
Kaum muda
silahkan datang kembali.”
: “Hmm.. Baiklah kalu begitu”
: “Kami permisi dulu, maaf telah mengganggu”
: “Assalamu’alaikum..” (berjabat tangan dengan Soekarno &
Moh. Hatta
Soekarno
Hatta)
: “Apa yang sebenarnya terjadi?”
: “Mereka bilang, Jepang telah mengalah pada sekutu dan
mereka ingin kita segera memproklamasikan kemerdekaan
Ahmad Soebardjo
Indonesia”
: “Apa? Bukankah seharusnya kita adakan dulu sidang PPKI
Soekarno
sebelum melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia?”
: “Ya, saya juga berfkiran seperti itu tapi mereka tetap
memaksa untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Moh. Hatta
Indonesia.”
: “Lantas apa yang akan kita lakukan sedangkan para kaum
Soekarno
muda terus mendesak kita?”
: “Kebenaran berita tersebut
Moh. Hatta
Soekarno
Ahmad Soebardjo
bagaimana jika itu berita palsu?”
: “Jadi kita akan turuti kemauan mereka atau tidak?”
: “Tidak”
: “Baiklah kalu begitu”
pun
masih
diragukan,
Pada malam harinya, pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945, para
kaum muda kembali mengadakan rapat di Cikini dan merencanakan untuk
mengasingkan Soekarno bersama Moh. Hatta.
Chairul Shaleh
: “Sekarang apa yang harus kita lakukan? Sementara para
Sutan syahrir
kaum tua enggan mengikuti keinginan kita?”
: “Bagaimana kalau kita asingkan Bung Karno dengan Moh.
Sukarni
Latif
Hatta ke luar Jakarta agar bebas dari pengaruh Jepang?
: “Tapi kemana ya?”
: “Bagaimana jika ke Renggas dengklok, disana
Suhud
keamanannya terjamin.”
: “Iya, bagus. Saya setuju dengan itu”
Para kaum muda lalu pergi ke rumah Soekarno untuk mengajaknya dan
Moh.Hatta ke Renggas Dengklok.
Latif
Fatmawati
Suhud
Soekarno & Hatta
Hatta
:
:
:
:
:
“Assalamu’alaikum..”
“Waalaikumsalam.. mencari kang mas ya?”
“Oh, iya bu, kebetulan sekali.”
(datang)
“Ada apa ya? Mengapa tengah malam begini kalian susah
Sutan Syahir
Sukarni
susah datang kemari?”
: “Ada hal penting yang ingin kami bicarakan”
: “Sebelumnya kami mohon maaf lagi
lagi
kami
mengganggu istirahat anda, kami diutus untuk membawa
Hatta
Latif
Hatta
Chairil shaleh
anda berdua ke luar kota”
: “Memangnya kemana?”
: “Kerawang”
: “Kalau kami tidak mau?”
: “Maaf tuan, ini bukan saat yang tepat untuk berdebat, ini
Hatta
Soekarno
Fatmawati
Soekarno
Fatmawati
sangat penting”
: “Baiklah”
: “Sebentar, saya akan berpamitan dulu. Bu.. Bu..”
: “Iya..”
: “Bu, bapak pamit dulu, bapak akan pergi ke luar kota.”
: “Bolehkah saya ikut? Akhir-akhir ini saya merasa akan
terjadi sesuatu yang tidak enak tentang kang mas”
Soekarno
: “Baiklah”
Chairul Shaleh
: “Maaf, apakah sudah selesai? Kita harus cepat pergi”
Soekarno
: “Ayo, mari”
Mereka pun pergi ke Renggas Dengklok, mereka tiba di sebuah rumah. Disana
Bung Karno dan Moh.Hatta terus didesak dengan cara kasar. Mereka didesak oleh
kaum muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Latif
: “Bung karno, tunggu apa lagi? Ini waktu yang tepat untuk
Soekarno
Chairul Shaleh
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”
: “Maaf, saya tidak bisa”
: “Tidak bisa bagaimana? Mau menunggu sampai kapan kita
Fatmawati
untuk merdeka?”
: “Hey, kalian ini apa apaan? Tidak kah ada cara yang lebih
Suhud
Fatmawati
halus?”
: “Dengar, bu, kami hanya ingin Indonesia cepat merdeka.”
: “Ya, saya tahu itu, tapi jalannya tidak seperti ini ! Bisa kan
kalian rundingkan kembali secara baik baik dengan kepala
dingin? Percayalah, jika emosi yang kalian andalkan, tidak
akan berhasil”
Akhirnya
Fatmawati
berhasil
membujuk
para
kaum
muda
untuk
menyelesaikannya secara baik baik. Disisi lain, Ahmad Soebardjo yang telah
mengetahui keadaan dan keberadaan Soekarno, Moh. Hatta dan Fatmawati, pergi
untuk menyelamatkan mereka bersama Sayuti Melik.
Ahmad
Soebardjo : (Datang)
& Sayuti Melik
Ahmad Soebardjo
: “Hey, kalian! Sudahlah, lepaskan mereka, rasanya sangat
Sayuti melik
Latif
Chairul Shaleh
Soekarno
tidak pantas menahan tokoh nasionalis seperti ini”
: “Bagaimana bila kita rundingkan secara baik-baik?”
: “Baiklah..”
: “Jadi bagaimana, Bung?”
: “Baiklah.. Saya akan memproklamasikan kemerdekaan
Sutan Syahrir
Indonesia”
: “Ya baguslah, tapi dimana kita akan membuat teks
Ahmad Soebardjo
proklamasinya?”
: “Bagaimana jika kita ke rumah laksamana Maeda, di
Jakarta? Dia teman saya, orang jepang yang mendukung
Sayuti Melik
kemerdekaan Indonesia”
: “Ya saya dengar juga dia perwira tinggi militer, jadi
keamanannya bisa terjamin. Tempatnya strategis”
Soekarno
: “Yasudah, kita pergi ke sana”
Mereka semua lalu kembali ke Jakarta dan pergi ke rumah Laksamana Maeda.
Ahmad Soebardjo
Laksamana Maeda
: “Permisi..”
: “Eh, ada apa ini tuan-tuan datang kemari? Apakah ada
Fatmawati
masalah?”
: “Maaf, mungkin kedatangan kami mengganggu waktu
istirahat tuan, kami bermaksud untuk menanyakan apakah
kabar Jepang menyerah pada sekutu itu benar?”
: “Tuan, para kaum muda terus mendesak kami untuk
Hatta
segera
memproklamasikan
kemerdekaan
Indonesia,
Laksamana Maeda
Ahmad Soebardjo
bagaimana menurut tuan?”
: “Ya bagus, ini memang waktu yang sangat tepat.”
: “Begini, jika diperbolehkan, kami akan meminjam rumah
Laksamana Maeda
Soekarno
Laksamana Maeda
tuan”
: “Boleh..Boleh.. Memang untuk apa?”
: “Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi.”
: “Oh, ya silahkan. Mari-mari kita buat naskah proklamasi
Soekarno
di ruang makan”
: “Rasanya terlalu banyak orang yang akan membuat
Sayuti Melik
naskah proklamasi”
: “Ya, sepertinya Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad
Soebardjo pun cukup untuk sekedar membuat naskah
Sutan Syahrir
proklamasi”
: “Ya, sepertinya kami bisa tunggu disini”
Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan Ahmad Soebardjo pun pergi ke ruang makan untuk
menulis naskah proklamasi. Sedangkan yang lainnya menunggu mereka selesai.
Akhirnya naskah proklamasi selesai dibuat.
Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi beserta perubahannya, yang
dimana teks itu akan ditandatangani oleh Ir.Soekarno juga Moh.Hatta
Soekarno
: “Nah, sekarang naskah prolamasi sudah selesai, tapi
Suhud
Soekarno
Fatmawati
dimana proklamasi ini akan dibacakan?”
: “Lapang IKADA”
: “Tidak, disitu keamanan kita tidak terjamin”
: “Maaf, boleh saya mengusulkan? Bagaimana bila di
Soekarno
Hatta
Ahmad Soebardjo
rumah saya?”
: “Ya, itu bagus”
: “Ya, saya juga setuju”
: “Iya bisa, disana aman”
Akhirnya proklamasi pun sepakat untuk dibacakan di rumah Ir.Soekarno. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, semuanya bersiap siap. Disaat semuanya
sedang sibuk, suhud tiba-tiba datang menghampiri Bung Karno.
Suhud
: “Permisi tuan, apakah akan ada proses pengibaran
Soekarno
Suhud
Soekarno
bendera merah putih?”
: “Tentu saja harus, itu merupakan lambang Negara kita”
: “Tapi benderanya tidak ada”
: “Apa?! Baiklah, akan ku perintahkan Fatmawati untuk
menjahitkan bendera sekarang juga. Tolong panggilkan
Suhud
Fatmawati
Soekarno
dia”
: (pergi memanggil Fatmawati)
: “Ada apa pak? Mengapa tiba-tiba memanggilku?”
: “ Tolong jahitkan kain merah dan kain putih menjadi satu
Fatmawati
sekarang juga untuk menjadi bendera.”
: “Apa?! Sekarang?! Baiklah akan aku usahakan.”
Fatmawati pun menjahitkan bendera merah putih dan mereka semua
mempersiapkan pengibaran bendera pula.
Latif
: “Maaf bung, apakah acara proklamasi ini
Soekarno
sudah bisa dimulai ? ini sudah jam 09.45”
: “Oh ya, mari kita ke depan.”
Soekarno pun membacakan pidatonya sebentar dan membacakan naskah
Proklamasi. Suhud dan Latif pun mengibarkan bendera merah putih yang diiringi
lagu Indonesia Raya ciptaan WR.Supratman.