Prinsip FT Cidera Olahraga

  Intervensi cidera olahraga

Prinsip FT Cidera Olahraga

  • a. Tujuan pengobatan
  • b. Kapan dimulai
  • c. Passive teratment
  • d. Active treatment
  • e. Special note

  

R Rest, jaringan yang terkena cidera harus diistirahatkan dalam kurun

brace, splinting dll. immobilisasi dapat diberikan dengan elastic bandage, Soft cast, gips, waktu tertentu agar mendapat kesempatan untuk sembuh. Rest atau

  

I Ice, yaitu diberikannya pengobatan dengan es dengen tujuan untuk

dari pada terus menerus. Seperti telah diketahui bahwa terapi es yang kompress es ini lebih baik diberikan dalam waktu 10 menit dengan interval menahan vasodilatasi dan agar terjadi vasokonstriksi. Pemberian lama akan menyebabkan vasokonstriksi setelah itu justru akan terjadi vasodilatasi.

  

C Compression, yaitu pemberian tekanan yang rata dengan tujuan untuk

dekker, knee dekker dll. elastic bandage, atau dengan bahan elastis lainnya misalnya ankle mencegah pembengkakan yang berlebih. Compression diberikan dengan

E Elevation, yaitu menaikkan anggota tubuh yang cidera agar dapat

    membantu pengembalian darah ke jantung (venous return).

  H Heat, Pemberian panas justru akan meningkatkan perdarahan.   A Alcohol, akan meningkatkan pembengkakan.   R Running atau exercise terlalu dini akan memburuk cidera.  

M Massage tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak

  jaringan.

Masa Pemulihan

  

Tujuan utama Fisioterapi pada cidera olahraga setelah

masa akut terlampaui adalah mengembalikan fungsi semaksimal mungkin. Sesuai dengan paradigma fisioterapi pengembalian fungsi fisiologis ini bersifat menyeluruh yaitu mulai dari pengembalian fungsi sel, jaringan, organ sampai kepada sistem gerak yang aplikatif terhadap gerakan olahraga sehingga olahragawan dapat kembali melakukan kegiatannya secara normal dan dicegah jangan sampai cidera berulang kembali.

Modalitas Fisioterapi

  • 1. Cold • 2. Hidroterapi • 3. Elektropterapi • 4. Streghtening exercise
  • 5. Loosening exercise
  • 6. Streching • 7. Manual terapi

  Pemilihan Modalitas Fase Perkiraan waktu

  Gambara n klinis

Modalitas Alasan

  Initial Akut 3 hari cidera Bengkak, nyeri

tekan dan nyeri

gerak Cryo, ES, IC,

  US, Laser, manual traksi MLPP Menurunkan bengkak, nyeri Respon inflamasi Hari 1 - 6 Bengkak, nyeri gerak, nyeri tekan, hangat

  Rest, Cryo, ES,

  IC, US, Laser, latihan ringan Menurunkan bengkak, nyeri.

  Efek non termal Fibroblastic repair

  Hari 4 - 10 Nyeri tekan,

nyeri gerak dan

bengkak Termal, ES,

  Laser, US, latihan dan manual terapi Memperbaiki jaringan sesuai fungsi

Perlu Perhatian

  • Karakteristik atlit ;Umur, Karakteristik personal, Pengalaman,Tingkatan latihan, Tehnik , Kurangnya pemanasan, Kompetisi yang intensif, Problem kesehatan, General meaures
  • Alat dan Fasilitas; Alat pelindung, Fasilitas olahraga, Penerangan , ,Kesesuaian cuaca
  • Karateristik Olahraga

  Diagnosis

  Diagnosis

  Jaringan Patologi Gang grk Tes khusus Prosedur Intervensi & fungsi

  Capsule- Contractu Non Joint Play

  US

  ligament re capsular / Movement Capsular- (JPM)

  SWD

  patt Capsule- Laxity Hypermo Passive test,

  ES

  ligament bile Active stab. test /unstable

  Modality

  Capsule- Inflamatio Pain, Palpation,

  ligament n Nyeri Stretch test

  pulse

  gerak Diagnosis

  Diagnosis

  Jaringan Patologi Gang grk Tes khusus Prosedur Intervensi & fungsi

  Nyeri

  Tendo- Inflamatio Palpation, US

  kontraksi,

  muscular n isometric test, pulseTENS/IFC

  Lemah krn

  Stretch test

  nyeri Weakness Lemahnya MMT/Isometric

  Tendo- MF

  atrophy muscle /isotonic strength

  muscular

  performan test ce Tightness Spasm/ Contract relax -

  Tendo- ES under tension

  /contractur Pendek stretch /length test

  muscular

  Diagnosis

  Diagnosis

Jaringan Patologi Gang grk Tes khusus Prosedur Intervensi

& fungsi Bursae

  US

  Inflamati Pain (in Compression test on move) Fracture Pain, Axial test,

  US

  Tulang deformity compression test fungsioles a Venous Edeme Pitting test

  Vaculair

  ES under pressure

  /lymph (Distal) edeme Jaringan Patologi Gang grk & fungsi

  Tes khusus Prosedur Intervensi Capsule- ligament

  Contractu re Non capsular / Capsular- patt

  Joint Play Movement (JPM)

  Joint Mobilization Manipulation

  Capsule- ligament Laxity Hypermo bile

  /unstable Passive test, Active stab. test

  Active (NM) stabilization exc

  .

  Passive stabilization Capsule- ligament

  Inflamatio n Pain, Nyeri gerak

  Palpation, Stretch test

  Tapping, bandaging.

  Transverse friction

  Diagnosis

  Diagnosis Jaringan Patologi Gang grk & fungsi

  Tes khusus Prosedur Intervensi Tendo- muscular

  Inflamatio n

  Nyeri kontraksi, Lemah krn nyeri

  Palpation, isometric test, Stretch test

  Tapping, bandaging.Transv friction, stretching manipulate

  Tendo- muscular

  Weakness atrophy Lemahnya muscle performan ce

  MMT/Isometric /isotonic strength

test

Strengthening exc isometric /isotonic /PRE

  Tendo- muscular

  Tightness /contractur Spasm/ Pendek

  Contract relax - stretch /length test Contract relax exc.

  Contract relax- stretching Diagnosis

  Diagnosis

  Diagnosis

  Diagnosis Jaringan Patologi Gang grk Tes khusus Prosedur Intervensi & fungsi Bursae Inflamati Pain (in Compression test Istirahat, hindari on move) kompresi, perbaikan sirk

  Fracture Pain, Axial test, Immobilisasi, Tulang deformity compression test pencegahan fungsioles komplikasi a Venous Edeme Pitting test Venous / lymph

Vaculair

  /lymph (Distal) drainage edeme

INTERVENSI PD CONTUSION

  • Cidera benturan
  • Haematom disertai nyeri dan bengkak lokal
  • RICE (rest, ice, compression, elevation) menghindari HARM (heat, alcohol, running, massage)
  • • Penerapan diathermy atau pemanasan superficial

  • • Massage strocking dan effleurage diberikan yang

    pada posisi elevasi
  • Friction untuk melepaskan perlekatan

CONTUSION

  • • Pada kasus ini dapat diberikan diathermy,

    yaitu MWD (efektif utk otot), atau SWD (efektif utk jaringan ikat).
  • Tujuan utamanya membantu proses resorbsi sisa metabolism dan radang.
  • Dosis diberikan sesuai dengan aktualitas patologi

  LIG.

  • Kerobekan mikroskopis krn peregangan pd capsule- ligamentair
  • Pd aktualitas tinggi dg RICE dan hindari HARM
  • Kompres es sd. 24-36 jam bersamaan elevation & rest
  • Pembebatan dgn. elastic bandage sd 1-3 minggu
  • Ssd hr 3 dan tingkat aktualitas rendah strocking dan effleurage,
  • Kasus kronik ssd 3 mgg diberikan transverse friction
  • • Mobilisasi sendi secara hati-hati dan bertahap diberikan

    ssd hr ke 4

  Ligament Sprain

SWD kontraplanar; dosis utk aktualitas tinggi pulsed SWD nonthermal waktu pendek dan frekwensi 2 kali sehari

  • Aktualitas rendah dgn subthermal waktu normal setiap hari atau selang sehari
  • >US dosis intensitas 1 w/cm2 pada actualitas tinggi dan

    waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer.

  • • Pada aktualitas rendah dengan intensitas 1,5 – 2 w/cm2.

  • • Gerakan sirkuler dipilih mengingat arah serabutnya yang

    silang

  INTERVENSI PD INSTABILITAS & SUBLUXATIO

  • Instabilitas: kelemahan atau kerobekan capsule-ligament sendi, pd subluxatio posisi sendi bergeser.
  • Subluxatio AC joint, Shoulder joint, lumbosacral, C 1-2
  • Pd inspeksi/gerak aktif tampak/terdengar subluxatio
  • ROM > normal pd satu atau lebih arah gerak sendi dgn empty end feel
  • Edeme pd regio distal (ankle oedeme) dan hydrops lokal • Kompres es sd. 24-36 jam.
  • Stabilisasi pasif dgn tapping ditambah elastic bandage atau splint sd 3 mgg
  • Massage teknik lymph & venous drainage
  • Mobilisasi sendi traksi-translasi hanya ssd stabilitas tercapai atau kemudian terjadi kontraktur > 3 mgg

  Instabilitas

  • FES (fuctional electrical stimulation): utk otot-otot stabilisator sendi  utk meningkatkan dan merangsang stabilisasi sendi.
  • Modalitas lain diterapkan tergantung ada atau tidaknya patologi penyerta. Untuk modulasi nyeri dapat digunakan TENS atau diathermy.

  INTERVENSI PD DISLOKASI

  • Perpindahan bagian ujung tulang pembentuk sendi dari posisi normalnya
  • empty joint socket
  • • keterbatasan fungsi gerak, nyeri dan perdarahan

  • Luksasi berulang Habitual dislocation
  • Reposisi  stabilisasi
  • Intervensi Ft spt diatas

Subluxatio dan dislocation

  • Sama dengan instabilitas sendi,
  • Menggunakan FES (fuctional electrical

    stimulation) yg diterapkan pada otot-otot

    stabilisator sendi untuk meningkatkan dan merangsang stabilisasi sendi.

  INTERVENSI PD MUSCLE CRAMP

  • Ketegangan otot lokal shg nyeri hebat saat kontraksi
  • • Stress ; kurang kadar garam dan gang sirkulasi

    krn hambatan vascular
  • Ketegangan otot agonis, sendi tertarik ke satu

    arah ROM penuh, nyeri hebat, palpasi teraba

    tonus otot sangat tinggi dan nyeri tekan
  • Intervensi peregangan statis min 6 detik diikuti relaxing massage

Kram otot

  • Pada kram otot dapat digunakan MWD

    dosis suthermal yang praktis atau SWD

    dosis subthermal.
  • ES under pressure untuk sirkulasi penyerapan sisa metabolism

  INTERVENSI PD STRAIN & TENDINITIS

  • Kerobekan mikroskopis otot/tendon oleh kontraksi/regangan maksimal >> elastisitas dan stabilitasnya.
  • Isometric test positif dan stretch test positif springy ef palpasi positif pd lokasi patologi
  • RICE dan menghindari HARM.  Kompres es s.d. 24-36 jam pertama bersamaan elevasi dan istirahat
  • Massage ssd hari ke 4 untuk menghilangkan oedeme dgn teknik lymph & venous drainage dan relaksasi dgn teknik relaxing massage
  • Transverse friction ssd 3 mgg untuk melepas perlekatan, dilanjutkan muscle stretching dgn teknik contract relax-stretching

  Strain dan tendinitis

US pd otot dan tendon cidera utk memacu proses penyembuhan luka

  • Intensitas sesuai aktualitas patologi: aktualitas tinggi dosis intensitas 1 w/cm2 dan bila aktualitas rendah dgn intensitas 1,5 – 2 w/cm2.
  • Waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer. Pada otot diterapkan gerakan longitudinal/parallel terhadap serabut otot

INTERVENSI PD RUPTUR OTOT/TENDON

  • Oleh tarikan berlebihan/krn tidak siapnya otot menerima beban lebih, shg

    robek
  • Besarnya robek total/parsial, lokasi badan otot; peralihan otot ke tendon, bag tendon, dan perlekatan pd tulang.
  • Riwayat bunyi robek, tampak otot besar lokal,ada celah.
  • Kontraksi otot nyeri hebat,
  • Teraba spasm dgn tenderness pd titik rupture,
  • Rupture total saat diregang empty end feel.
  • Intervensi penerapan RICE pd aktualitas tinggi,dmn Kompres es sd 36 jam, bersamaan elevasi dan istirahat
  • Massage hari ke 4 untuk hilangkan oedeme dan relaksasi.
  • Transverse friction intensif ssd 3 mgg, dan dilanjutkan dengan peregangan

    otot dengan teknik contract relax-stretching.
  • Massage pasca operasi diberikan dengan hati-hati untuk menghilangkan

    oedeme dan relaksasi. Transverse friction diberikan bila penyambungan

    telah baik melepas perlekatan dan selanjutnya diterapkan peregangan otot

  Ruptur tendon / otot

  • • Sama dgn strain yaitu penerapan US yang

    diberikan pada otot dan tendon yang cidera dengan tujuan untuk memacu proses penyembuhan luka

  INTERVENSI PD MYOSINOVITIS

  • Repetitive Strain/sprain proses degenerasi dini. Seberapa contoh akibat repetitive strain misalnya Myosinovitis, dimana terjadi rasa sakit yang timbul dari otot yang overuse dan ada krepitasi bila bergerak. Repetitive strain/sprain ini dapat terjadi dimana saja dalam kegiatan olahraga tergantung dari jenis olahraganya.
  • Pada asesmen teraba taut band dan twisting dengan tenderness otot yang menyebar dalam pola teretentu bila ditekan (myofascial pain).
  • Intervensi dengan manual stretching dan transverse friction pada trigger point. Kadang diberikan terapi dingin sebelum dan sesudahnya untuk menekan nyeri dan mencegah inflamasi setelah treatment. Klien diajarkan latihan dirumah untuk peregangan otot dengan teknik stretching myofascial release .

Myosinovitis

  • Penggunaan US diatas otot patologis, utk persiapan sebelum manipulasi otot dan memacu proses penyembuhan luka.
  • Intensitas diatur 1,5 – 2 w/cm2.
  • Waktu tergantung luasnya area dibagi ERA transducer.
  • Gerakan longitudinal/parallel terhadap serabut otot

INTERVENSI PD TENDOSYNOVITIS

  • Pengkasaran/pembenjolan permukaan luncur tendon dgn selubungnya
  • De quervain syndrome (jari macet) extensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus.
  • Oedeme pd lateral wrist finkelstein’s test positif
  • Teknik tapping atau penggunan wrist abduction splint untuk rest.

INTEVENSI PD PERIOSTITIS

  • Nyeri pada perlekatan tendon/ligament
  • • Karena overstretch, oleh beban berlebihan

  • Nyeri tekan dan nyeri regang, tanda inflamasi
  • Aktualitas tinggi RICE
  • AKtualita rendah transverse friction

Periostitis

  • US utk memacu proses penyembuhan luka.
  • • Intensitas dipilih 1 w/cm2 pada aktualitas

    tinggi dan 1,5 – 2 w/cm2 pada aktualitas