Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan Hak-Hak Buruh Migran Filipina di Hong Kong

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi
Perlindungan Hak-Hak Buruh Migran Filipina di Hong Kong
Agung Setiyo Wibowo1

Abstract
Migration has attracted international concern for decades. It challenges receiveing
countries due to pressure to balance the need of domestic business and labor market,
as well as the obligation to promote and protect the rights of migrant workers. The
sending countries have also interest to balance the need of migrants and receiving
countries. This research analyzes the role of Mission for Migrant Workers (MFMW)’s
advocacy to protect the rights of Filipino migrants in Hong Kong.

This paper

concluded that the success of advocacy is strongly influenced by both domestic and
transnational coalition.
Keywords: Filipino migrant, Mision for Migrant Workers, transnationala advocacy
network, Hong Kong


1

Chairman Kampusgw.com & Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia. Untuk tujuan akademik penulis
dapat dihubungi di [email protected]

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 48

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

Dinamika Buruh Migran Filipina
Migrasi

didefinisikan

sebagai

berkontribusi kepada negara asal maupun
negara

tujuan.


Migran

membantu

gerakan seorang individu atau selompok

memperluas angkatan kerja di negara

orang dari satu wilayah ke wilayah lain

tujuan

melintasi batas administatif atau politik,

berkontribusi terhadap pembangunan di

dengan tujuan tinggal secara tetap atau

negara asal. Pada November 2009 Bank


sementara di tempat di luar mereka

Dunia melaporkan bahwa aliran remitansi

berasal. Definisi ini mencakup pergerakan

yang tercatat ke negara-negara berkem-

pengungsi, displaced persons, migran

bang mencapai 338 Miliar Dolar AS pada

gelap dan migran ekonomi. Menurut

tahun 2008.2

dan

melalui


remitansi

dapat

catatan Organisasi Migrasi Internasional,

Di tengah arus globalisasi seperti

pada tahun 2008 saja tidak kurang dari 200

sekarang ini hampir tidak ada negara yang

juta orang tinggal di luar negara kelahiran

tidak berhubungan dengan buruh migran,

kebangsaannya.1

Ketidakmerataan


baik sebagai negara pengirim, negara

pembangunan ekonomi, sosial dan politik

transit, ataupun negara penerima. Tren

yang

peningkatan arus buruh migran terus

atau

ditopang

oleh

kesalingterhubungan

meningkatnya


global

semakin

mendorong laju migrasi.

terjadi di negara-negara pengirim seperti
Indonesia,

Filipina,

India,

Pakistan,

Migrasi buruh diartikan sebagai

Bangladesh, Kamboja dan Sri Lanka. Para


gerakan lintas batas untuk tujuan pekerjaan

buruh migran tersebut mendatangi negara-

di luar negeri. Melalui jalur legal atau

negara yang ekonominya relatif lebih

gelap, difasilitasi atau tidak, buruh migran

makmur seperti Jepang, Korea Selatan,

1

Singapura, Hong Kong, Malaysia, Taiwan,

Labour Migration from Indonesia: An Overview
of Indonesian Migration to Selected Destinations in
Asia and the Middle East,( Jakarta: International
Organization for Migration Mission in Indonesia,

2008) , 3.

2

Ibid.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 49

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar dan

milyar Dolar AS sampai akhir tahun

lain-lainnya.

2008.4

Filipina ialah salah satu dari tiga


Sebagaimana buruh migran asal

negara di dunia yang perekonomiannya

Indonesia, buruh migran Filipina bekerja

sangat bergantung kepada remitansi buruh

di beragam sektor. Ada yang bekerja di

migran. Walaupun migrasi buruh awalnya

sektor formal maupun informal. Ada yang

hanyalah

untuk

masuk ke negara tujuan secara legal atau


mengurangi pengangguran dan mening-

berdokumen, banyak pula yang tidak.

katkan devisa, namun dewasa ini telah

Sebuah survei yang dilakukan oleh Badan

menjadi “industri ekspor buruh” yang

Pusat

sangat

Pemerintah

bahwa tidak kurang dari 2 juta buruh

Filipina memperkirakan tidak kurang dari


migran Filipina tidak berdokumen pada

6,8 juta warganya bekerja di 191 negara

tahun 2008 saja. Sebagian besar buruh

per Desember 2003. Jumlah tersebut

migran Filipina bekerja di sektor yang

hampir mencakup 10 persen dari total

membutuhkan keterampilan rendah seperti

populasi, dan 19,6 persen dari angkatan

pembantu rumah tangga (14,8 persen);

kerja.3 Dengan jumlah pengiriman buruh

pelayan, bartender dan pekerjaan terkait

migran rata-rata 3.000 orang perhari, nilai

(4,1 persen); buruh cuci dan pekerjaan

remitansi terus meningkat dari 659 juta

terkait (3,4 persen); perawat (3,4 persen);

Dolar AS pada tahun 1984 menjadi 16

dan pengasuh (3,0 persen).5

salah

satu

menguntungkan.

solusi

Statistika

Filipina

melaporkan

4

3

Mary Lou L. Alcid, “Migrant Labour in Southeast
Asia: Country Study: The Philippines” . Friedrich
Ebert Stiftung (FES) Project on Migrant Labor in
Southeast Asia. Dalam http://www.fes.de/aktuell/
focus interkulturelles / focus_1/documents/7.pdf
(diakses pada 22 November 2014).

“Initial Statement of Migrant e International to the
United Nations Committee on Migrant Workers”.
Dalam
http://www2.ohchr.org/english/bodies/cmw/docs/n
gos/Migrante_Int_Philippines_10.pdf (diakses pada
22 November 2014).
5
“Philippine Overseas Employment Agency
(POEA)
2007
data”,
dalam
http://www.poea.gov.ph/stats/statistics.html
(diakses pada 22 November 2014).

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 50

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

Buruh

migran

telah

menjadi

dari 230.000 pembantu rumah tangga

andalan pemerintah Filipina dalam meraup

berkewarganegaraan asing di wilayah

devisa yang menunjang pembangunan

administratif khusus Republik Rakyat

ekonomi nasional. Seiring berjalannya

Tiongkok tersebut. Buruh migran Filipina

waktu, terdapat banyak masalah yang

dan

menimpa buruh migran sebagaimana yang

komposisi masing-masing 51,89 persen

kerap dihadapi oleh buruh migran dari dan

dan 44,73 persen.6

ke negara mana pun. Hak-hak dasar buruh
migran

seringkali

mendominasi

dengan

Arus buruh migran Filipina di

diakomodasi

Hong Kong mulai dapat dilacak sejak

sebagaimana mestinya. Misalnya rekrut-

tahun 1970-an. Suatu periode ketika

men

dan

mayoritas buruh migran Filipina laki-laki

berlebihan,

bekerja di Timur Tengah dan buruh

penghilangan hak cuti, pembayaran gaji

migran perempuan sebagai perawat beker-

yang tidak sesuai kontrak, dan beragam

ja di Amerika Serikat. Sampai saat ini

kekerasan fisik maupun mental.

Hong Kong merupakan salah satu tujuan

illegal,

perempuan,

tidak

Indonesia

perdagangan
lembur

yang

anak

paling menarik bagi buruh migran – khuPelanggaran Hak-Hak Buruh Migran

susnya pembantu rumah tangga – Filipina

Filipina di Hong Kong

karena kedekatan geografis dan gaji

Hong Kong merupakan salah satu

minimum yang relatif lebih tinggi. Pada

pusat keuangan utama di Asia selain

tahun 2007 saja, prosentase tertinggi dari

Singapura. Sebagaimana fenomena yang

pembantu rumah tangga asal Filipina

terjadi di kota-kota besar dunia, ratusan

menetapkan Hong Kong sebagai tujuan

ribu buruh migran memenuhi Hong Kong

bekerja yaitu 46 persen. Hal ini membuat

untuk bekerja sebagai pembantu rumah
tangga. Pada tahun 2006 terdapat lebih

6

Ma. Glenda Lopez Wui, Transnational Activism
for Migrant Workers: Examining the Struggles for
Domestic Workers in Hong Kong, (Singapore:
National University of Singapore, 2012), 63.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 51

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

buruh migran Filipina menjadi kelompok

rumah tangga berkewarganegaraan asing

etnis minoritas terbesar di Hong Kong

di

setelah etnis China.7

lahgunaan atau kekerasan secara fisik.9

Organisasi

Buruh

Hong Kong mendapatkan

Sebagaimana

Internasional

laporan

penya-

Amnesty

mengakui bahwa pembantu rumah tangga

International, buruh migran – khususnya

merupakan sektor buruh migran yang

pembantu rumah tangga – di Hong Kong

paling rentan

menghadapi

mendapatkan

penyalah-

tekanan

serius

karena

gunaan atau kekerasan. Hal ini tidaklah

banyaknya pelanggaran atau penyalah-

berlebihan karena tempat bekerja mereka

gunaan dari majikan, tak terkecuali buruh

merupakan

majikannya

migran asal Filipina. Beberapa penyalah-

sehingga mudah sekali dituntut untuk

gunaan yang paling sering terjadi antara

bekerja dalam waktu yang sangat panjang.

lain. Pertama, dokumen pribadi diambil

Mengingat

oleh majikan atau agen penempatan dan

rumah

dari

pembantu

rumah

tangga

bekerja dalam kendali pribadi majikan,

sekitar

beragam pelanggaran terhadap mereka

diizinkan keluar dari rumah majikan.

sulit

kerja

Kedua, rata-rata kerja 17 jam perhari dan

mereka juga terikat oleh satu majikan dan

tidak menerima gaji minum 4,010 Dolar

tidak dideportasi jika majikan memba-

Hong Kong sebagaimana diatur oleh

talkan

itu,

Standard Employment Contract untuk

senantiasa

pembantu rumah tangga asing. Ketiga,

untuk

izin

pembantu

dideteksi.

kerja.
rumah

Kontrak

Oleh
tangga

karena

sepertiga

di

antaranya

tidak

seksual

banyak yang secara fisik maupun verbal

maupun emosional.8 Berdasarkan hasil

mendapatkan penyalahgunaan dari maji-

mendapatkan kekerasan fisik,

survey Mission for Migrant Workers
9

tercatat bahwa 18 persen dari pembantu
7
8

Ibid, hlm.64.
Ibid, hlm.101.

Massoud Hayoun, “Hong Kong protesters
demand democracy, but not for their domestic
workers”. Al Jazeera, September 30, 2014, dalam
http://america.aljazeera.com/articles/2014/9/30/occ
upy-central-domestic.html (diakses pada 22
November 2014).

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 52

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

kan seperti pelarangan beribadah dan

Menurut Khagram dan Alvord

bekerja tujuh hari seminggu tanpa henti.

gerakan sosial transnasional merupakan

Keempat, peraturan pemerintah Hong-

fenomena dan dinamika yang melintas,

Kong memperberat beban buruh migran.

mengubah,

Misalnya, pembantu rumah tangga disya-

mengubah perbatasan dan batas-batas.

ratkan

Dengan merujuk kegiatan sebagai trans-

secara

hukum

untuk

tinggal

melampaui

dan

bahkan

bersama majikan sebagai syarat untuk izin

nasional,

kerja, mencegah mereka untuk keluar dari

“jenis dominan yang seolah-olah dibatasi

rumah majikan bahkan ketika mereka

dan atau berbatasan unit, aktor, struktur,

dieksploitasi atau sedang dalam bahaya.10

dan proses yang biasanya berkaitan dengan

mereka

memperbandingkan

pengertian tentang bangsa, negara, negarabangsa, dan sistem negara bangsa.12

Kerangka Pemikiran
Piper

dan

mengartikan

Ada juga beberapa literatur aktivis-

aktivisme sebagai sebuah kegiatan politik

me transnasional menguji jejaring atau

yang memiliki beberapa ciri: 1) berda-

organisasi yang memfasilitasi mobilisasi

sarkan sebuah konflik kepentingan dan

politik. Sebut saja Keck dan Sikkink13

dengan demikian bersifat mendebat; 2)

yang berpendapat bahwa jejaring advokasi

menantang

struktur

transnasional ialah aktor-aktor relevan

power tertentu; 3) melibatkan aktor-aktor

yang bekerja secara internasional terhadap

non-negara; dan 4) berada (setidaknya

suatu isu, yang diikat bersama oleh nilai-

sebagian) di luar arena politik formal.11

nilai, wacana umum, dan pertukaran

atau

Uhlin

mendukung

12
10

Ludovica Laccino, “Hong Kong: Hundreds of
Domestic Workers Abused by Employers”. IB
Times,
January
20,
2014,
dalam
http://www.ibtimes.co.uk/hong-kong-hundredsdomestic-workers-abused-by-employers-1433081
(diakses pada 22 November 20140.
11
Nicola Piper & Anders Uhlin, Transnational
Activism in Asia, (New York: Routledge, 2003), 4.

Sanjeev Khagram and Sarah Alvord, “The rise of
civic transnationalism”, dalam Srilatha Batliwala
and L. David Brown (Eds). Transnational Civil
Society : An Introduction, (Bloomfield, CT:
Kumarian Press, 2006) , 66.
13
Margaret E. Keck & Kathryn Sikkink, Activists
Beyond Borders: Advocacy Networks in
International Politics, (New York: Cornell
University Press, 1998), 8.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 53

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

informasi dan jasa yang padat. Sementara

rezim kesejahteraan. Tujuan “globalisasi

itu Tarrow memaknai aktivisme trans-

dari bawah” menurut Falk ialah:15

nasional sebagai kelompok yang termobi-

The historic role of globalization-from-

lisasi secara sosial dengan konstituen

below is to transform the negative features

setidaknya di dua negara, terlibat dalam

of

interaksi perdebatan berkelanjutan dengan

providing

pemegang power di setidaknya satu negara

political space to that currently occupied

di luar tempat berpihak, atau melawan

by market-oriented and statist outlooks and

institusi internasional, atau sebuah aktor

by offering resistances to the excesses and

ekonomi multinasional.14

distortions that can be properly attributed

Isu buruh migran tidak dapat

globalization-from-above,
alternative

both

ideological

by
and

to globalization in its current phase.

dilepaskan dari globalisasi. Oleh karena itu
Dalam ekonomi

Falk mendefinisikan gerakan anti-globali-

global seperti

sasi sebagai “globalisasi dari bawah”

sekarang ini, perempuan yang bekerja

untuk melawan “globalisasi dari atas”

sebagai pembantu rumah tangga di negara-

yang berlebihan. Istilah yang terakhir me-

negara maju telah melampaui laki-laki

rujuk meningkatnya kekuatan modal kor-

yang bekerja di bangunan dan pertanian.

porat melawan kekuatan setara, yang

Pekerjaan di sektor ini identik dengan

dicerminkan oleh dominasi perusahaan

rendahnya gaji, tiada keuntungan, pan-

transnasional, keuangan global, dan menu-

jangnya jam kerja, nihilnya keamanan dan

runnya “negara yang penuh kasih” atau

kurangnya

hak-hak

di

tempat

kerja.

Permasalahan migrasi seperti itu mendorong kelompok masyarakat sipil untuk
14

Sidney Tarrow, “Transnational Political
Contention and Institutions in International
Politics”, American Review of Political Science 4
(2001): 1-20.

15

Richard Falk, “the changing roe of global civil
society” dalam Gideon Baker dan David Chandler
(eds), Global Civil Society: Contested Futures,
(London and New York: Routledge, 2005), 125.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 54

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

ambil bagian dalam aktivisme trans-

menentukan variasi dalam pengaruh kebi-

nasional guna mengatasi rentannya buruh

jakan aktor-aktor transnasional. Struktur

migran yang berketerampilan rendah. 16

domestik

Menganalisis gerakan sosial dapat

menengahi,

membias-kan

menyaring,

upaya-upaya

aktor

dan
dan

memahami lebih dalam bagaimana peran

aliansi transnasional dalam mempengaruhi

organisasi NGO dalam advokasi perlin-

kebijakan di beragam isu maupun area.

dungan hak-hak buruh migran di Hong

Aktor-aktor transnasional harus mengha-

Kong. NGO tidak lain adalah bagian dari

dapi dua rintangan utama sebelum dapat

sebuah gerakan sosial yang lebih besar

mempengaruhi kebijakan. Pertama, me-

dalam mengadvokasi kesejahteraan buruh

reka harus memperoleh akses terhadap

migran. Goodwin dan Jasper mengartikan

sistem politik negara yang disasar. Kedua,

gerakan sosial sebagai “upaya sadar, ter-

mereka harus menghasilkan dan atau ber-

padu dan berkelanjutan oleh orang-orang

kontribusi untuk ‘memenangkan” koalisi

biasa untuk mengubah aspek masyarakat

kebijakan guna mengubah keputusan se-

dengan menggunakan cara-cara ekstra-

suai dengan arah yang diinginkan. Ke-

institusional. Mereka lebih sadar dan

mampuan mereka mempengaruhi peru-

terorganisir dari mode ke mode. Mereka

bahan kebijakan dipengaruhi oleh proses

lebih bertahan dari protes tunggal atau

pembangunan koalisi domestik dalam

kerusuhan.”17

jejaring kebijakan dan sejauh mana koalisi

Sementara

itu

Thomas

Risse

percaya bahwa dalam kondisi internasional

yang stabil berbagi faktor dalam aktoraktor transnasional.18

yang serupa, perbedaan struktur domestik
16

Nicola Piper, "Rights of Foreign Domestic
Workers - Emergence of Transnational and
Transregional Solidarity?", Asian and Pacific
Migration Journal 14 (1-2) (2001): 97-119.
17
Jeff and James M. Jasper Goodwin, The Social
Movement Reader: Cases and Concept, (Oxford:
Blackwell Publishers, 2003), 3.

Hak manusia atau yang lebih
dikenal dengan HAM merupakan hak-hak
18

Thomas Risse,
“Bringing Transnational
Relations Back In: Introduction,” dalam S.
Khagram and P. Levitt (eds.), The Transnational
Studies Reader, (New York: Routledge, 2008),
459-473.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 55

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

dasar yang dimiliki oleh manusia sejak

yang

lahir. Deklarasi Universal Hak Asasi

DUHAM; Konvensi Internasional tentang

Manusia (DUHAM) merupakan pijakan

Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan budaya;

internasional untuk menentukan batasan-

Konvensi Internasional tentang Hak-Hak

batasan HAM guna mewujudkan adanya

Sipil dan Politik; Konvensi Internasional

kebebasan, keadilan, dan perdamaian di

tentang

dunia. Dalam deklarasi tersebut disebutkan

Diskriminasi

bahwa seluruh umat manusia terlahir

rnasional tentang Segala Bentuk Diskri-

bebas, setara dan memiliki harga diri dan

minasi terhadap Wanita dan Konvensi

hak-hak individu yang berlaku bagi siapa

tentang Hak-Hak Anak.

saja tanpa memandang latar belakang.19

Convention on the Protection of the Rights

Dalam

konteks

oleh

Penghapusan
Sosial;

PBB

Segala
Konvensi

seperti

Bentuk
Inte-

International

migran,

of All Migrant Workers and Member of

acuan yang digunakan sebagai standar

Their Families yang dikeluarkan oleh

internasional untuk perlindungan hak-hak

Organisasi Buruh Internasional (ILO) ini

buruh

memiliki

migran

ialah

buruh

dikeluarkan

International

sejumlah

Convention on the Protection of the Rights

yaitu:

of All Migrant Workers and Member of

1. Konvensi

Their Families yang disahkan melalui

instrumen

turunan

mengenai Migrasi untuk

Bekerja (No.97),

Resolusi Majelis Umum PBB 45/158 pada

2. Konvensi mengenai Migrasi Dalam

18 Desember 1990.20 Konvensi ini saling

Keadaan Teraniaya dan Pemajuan

terkait dengan instrumen-instrumen lain

Kesempatan dan Perlakuan bagi Buruh

19

Migran (No.143),

“The Universal Declaration of Human Rights”,
dalam
http://www.un.org/en/documents/udhr/,
(diakses pada 18 Oktober 2014 pukul 15.45 WIB).
20
“International Convention on the Protection of
the Rights of All Migrant Workers and Members of
Their
Families”,
dalam
http://www2.ohchr.org/english/bodies/cmw/cmw.ht
m, (diakses pada 18 Oktober 2014 pukul 15.56
WIB).

3. Rekomendasi mengenai Migrasi untuk
Bekerja (No.86),

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 56

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

4. Rekomendasi mengenai Buruh Migran

buruh

migran

mengembangkan

kapabilitas untuk mengornisir dan

(No.151),
5. Konvensi mengenai Kerja Wajib atau

2. Dapat memobilisasi dukungan dari

Kerja Paksa (No.159), dan
6. Konvensi

mengenai

mengadvokasi.

Penghapusan

Kerja Paksa (No.105).

kelompok

masyarakat

sehingga

mampu

sipil

lokal,

memperkuat

legitimasi advokasi.
Mission for Migrant Workers (MFMW)

3. Dapat mengadvokasi pemerintah Hong

dan Advokasi Perlindungan Hak-Hak

Kong secara langsung pada peraturan-

Buruh Migran Filipina di Hong Kong

peraturan terkait buruh migran.
The Mission for Migrant Worker

Banyaknya pelanggaran hak-hak
buruh migran Filipina di Hong Kong
mendorong lahirnya organisasi-organisasi
non-pemerintah

(NGO)

yang

fokus

terhadap advokasi perlindungan hak-hak
buruh migran. Salah satunya ialah Mission
for Migrant Workers (MFMW). NGO
tersebut lahir dan berkembang dengan

1. Dapat mengontak langsung para buruh
memberikan

kesempatan

mereka untuk melakukan konseling,
bantuan

untuk menanggapi banyaknya laporan
penganiayaan
migran,

dan

eksploitasi

buruh

khususnya

pembantu

rumah

tangga Filipina di Hong Kong. Berdirinya
MFMW tidak dapat dilepaskan oleh upaya
Dewan

Gereja

Nasional

di

Filipina

(NCCP), Resource Center for Philippine

sejumlah faktor:21

migran

(MFMW) didirikan pada 3 Maret 1981

hukum,

tempat

tinggal

sementara, dan kemudian membantu

Concerns, Holy Carpenter Church, dan
komite adhoc keagamaan dan awam dari
gereja Katolik dan Protestan di Hong
Kong. Berdirinya MFMW mencerminkan
salah satu upaya rintisan kelompok agama
berbasis di Filipina untuk menangani

21

Ma. Glenda Lopez Wui. Loc.cit, hlm. 79.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 57

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

kebutuhan migran di luar negeri. Sebagai

Bank

indikasi diakuinya keahlian dan karyanya,

Internasional yang memperparah kemis-

MFMW diundang untuk konsultasi oleh

kinan di negara-negara pengirim buruh

pemerintah Hong Kong dan konsulat di

migran.

banyak negara tentang migrasi dan tema-

produk-produk

tema terkait.22

dalam skala lebih besar karena imbas tarif

Selama bertahun-tahun, MFMW

yang

Dunia

maupun

Menurut

lebih

Dana

MFMW,

pertanian

rendah

dari

Moneter

masuknya

dan

barang

Organisasi

mengembangkan pendekatan Crisis Inter-

Perdagangan Dunia yang pada akhirnya

vention and Prevention through Migrant

merugikan kehidupan petani dan pekerja

Empowerment (CIPME) guna memandu

skala kecil.

layanan dan aktivitasnya Intervensi krisis

NGO biasanya saling berkoalisi

menjawab kebutuhan mendesak buruh

atau berjejaring dengan sesama NGO atau

migran untuk konseling seputar keluhan

aktor lain sebagai upaya menyukseskan

kerja dan tempat tinggal. Selain itu, juga

advokasinya. Hal ini juga dilakukan oleh

diberikan jasa pengacara pro-bono untuk

MFMW

membantu penyelesaian masalah hukum

mendirikan Asia Pacific Mission for

yang lebih kompleks.23

Migrants (APMM) pada tahun 1984. Misi

MFMW

turut

membantu

memberikan

berdirinya organisasi ini ialah untuk

perhatian kepada isu-isu yang terkait de-

menjangkau buruh migran dan kelompok

ngan globalisasi ekonomi neoliberal. Salah

masyarakat sipil yang peduli dengan isu

satunya

untuk

buruh di luar Hong Kong. APMM

program-

merupakan sebuah pusat regional yang

program Organisasi Perdagangan Dunia,

membantu pengembangan gerakan migran

mengkritik

22

juga

dengan

dengan

kampanye

dampak

negatif

melalui beberapa strategi seperti advokasi

“What
is
the
Mission”,
dalam
http://www.migrants.net/what-is-the-mission/,
(diakses pada 23 November 2014).
23
Ma. Glenda Lopez Wui. Op.cit, hlm. 104-109.

dan

kampanye,

mengorganisir

dan

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 58

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

menghubungkan, membangun misi dan

2008 MFMW bersama dengan APMM

jejaring,

serta

juga membantu membentuk International

program perempuan.24 Organisasi ini juga

Migrant Alliance (IMA) yang merupakan

berupaya mewujudkan sebuah gerakan

aliansi 112 organisasi migran dari berbagai

migran di beragam negara di Asia Pasifik

belahan dunia.

riset

dan

pendidikan,

Keberhasilan

dan Timur Tengah dengan membangun

jejaring

advokasi

koalisi atau jejaring dengan gerakan

transnasional

masyarakat sipil baik di negara asal

pembingkaian isu yang digunakan (issue

migran maupun di negara migran bekerja.

framing). Salah satu pembingkaian isu

Sebagai

ditentukan

oleh

dalam

yang diterapkan MFMW ialah dengan

memberdayakan migran, MFMW terlibat

wacana gereja atau keagamaan karena

dalam mengorganisir buruh migran. Salah

pemeluk agama tersebut berkewajiban

satu caranya ialah dengan membangun

melindungi hak asasi manusia. Dalam

United Filipinos in Hong Kong yang

konteks ini, MFMW dan jejaringnya

merupakan aliansi buruh migran pertama

mengampanyekan bahwa melindungi hak-

di

hak buruh migran bermuara pada ajaran

Hong

berkomitmen
migran

upaya

apapun

Kong.
untuk

Filipina

ini

Organisasi

yang

merangkul

buruh

agama

Kristen

dan

semua

manusia

telah

memiliki

diberkati dengan persamaan derajat yang

organisasi,

termasuk

harus dihormati. Kewajiban umat Kristiani

setidaknya

22

berjejaring

dengan

organiasi-organisasi

migran dari negara lain.2526 Pada tahun

untuk

membantu

atau

melindungi

masyarakat yang kurang beruntung telah
menjadi wacana nyata dalam pelembagaan

24

“About
Us”,
dalam
http://www.apmigrants.org/about-us, (diakses pada
23 November 2014).
25
Ma. Glenda Lopez Wui. Op.cit,
hlm. 110.
26
Beberapa organisasi yang dirangkul ialah
Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) dan
Asian Migrants Coordinating Board (AMCB).

AMCB sendiri merupakan koalisi organisasi
migran akar rumput dari beragam negara seperti
Unifil, ATKI, Filipino Migrant Workers Union
(FMWU), Far East Overseas Nepalese Assosiation
(Feona), Association of Sri Lankans in Hong Kong
(ASL), dan Friends of Thai.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 59

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

transnasional di antara gereja-gereja di

Pemerintah

dengan

Asia. Wacana ini juga diejawantahkan

organisasi buruh migran Filipina di Hong

dengan dibentuknya Christian Conference

Kong

of Asia pada tahun 1959 untuk Protestan

Against Forced Remittance (UNFARE)

dan Ortodoks, dan Federation of Asian

yang kemudian diganti nama menjadi

Bishops Conference pada tahun 1972

United Filipinos in Hong Kong (Unifil-

untuk Katolik.27

HK).29

membentuk

bergabungnya

United

11

Filipinos

Upaya MFMW tidaklah sia-sia.

Dalam protes tersebut para buruh

MFMW berhasil menyukseskan protes

migran diharuskan membuat petisi atau

atas Peraturan Pemerintah Filipina No.857

tanda tangan sebagai bentuk perlawanan

Tahun 1982 tentang buruh migran yang

terhadap pemerintah.30 Dalam waktu dua

harus

persen

bulan saja tidak kurang dari 6.000 tanda

bank-bank

tangan telah terkumpul, padahal waktu itu

mengirimkan

pendapatannya

melalui

Filipina.28

buruh

50

gagal

buruh migran Filipina di Hong Kong

menunjukkan bukti remitansinya akan

berkisar antara 15.000 sampai 20.000

diberi

ada

orang. Tanda tangan petisi kemudian

perpanjangan paspor selama dua tahun.

diserahkan kepada perwakilan pemerintah

Akibatnya buruh migran tidak dapat

Filipina di Hong Kong dan di pemerintah

memperbarui kontrak kerja tanpa validitas

Filipina.

paspor.

mengadakan

Jika

sanksi

dengan

Menyikapi

hal

migran

tidak

ini

MFMW

mengorganisir protes melawan Peraturan
27

Lihat
“Proceedings”,
dalam
http://www.daga.org.hk/press/urm/serving/proceedi
ngs.htm, (diakses pada 26 November 2014).
28
Ronalyn V. Olea, ”Heroes of Filipino migrant
workers honored,” Bulatbulat.com, December 22,
2011,
dalam
http://bulatlat.com/main/2011/12/22/heroes-offilipino-migrant-workers-honored/, (diakses pada
26 November 2014).

Para

buruh

wawancara

migran

juga

media

atau

29

Lihat “A Primer for the United Filipinos in Hong
Kong
(UNIFIL-HK)”,
dalam
http://www.unifil.org.hk/ uniprimer.html, (diakses
pada 26 November 2014).
30
“Bishop Fortich, On Migrants´ Day, Suggests
Hong Kong Domestics Unionize,” dalam
http://www.ucanews.com/
storyarchive/?post_name=/1989/11/14/bishop-fortichon-migrants-day-suggests-hong-kong-domesticsunionize&post_id=38893, (diakses pada 26
November 2014).

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 60

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

konferensi pers dengan harapan protes

London and New York: Routledge,
2005.

mereka dikenal lebih luas.

Jeff and James M. Jasper Goodwin. The
Social Movement Reader: Cases
and Concept. Oxford: Blackwell

Kesimpulan

Publishers, 2003.
Keberhasilan Mission for Migrant
Workers

(TF-AMW)

dalam

Keck, Margaret E. & Kathryn Sikkink.
Activists

advokasi

Beyond

Advocacy

perlindungan hak-hak buruh migran Fili-

Borders:

Networks

in

International Politics. New York:
pina di Hong Kong tidak dapat dilepaskan
dari kuatnya koalisi di tingkat domestik

Cornell University Press, 1998.
Khagram, Sanjeev and Sarah Alvord. “The
rise of civic transnationalism”,

dan transnasionalnya. Pembingkaian isu

dalam Srilatha Batliwala and L.

hak-hak buruh migran dengan diskursus

David Brown (Eds). Transnational

keagamaan yaitu dapat dikatakan tepat

Civil Society: An Introduction.
Bloomfield, CT: Kumarian Press,

karena banyak organisasi keagamaan di
Hong

Kong

maupun

Filipina

yang

2006.
Piper,

&

Anders

Uhlin.

Transnational Activism in Asia.

memperjuangkan isu ini, khususnya dalam
konteks hak asasi manusia. Selain itu,

Nicola

New York: Routledge, 2003.
Piper,

Nicola.

"Rights

of

Foreign

pemanfaatkan media juga dinilai ampuh

Domestic Workers - Emergence of

untuk mengenalkan isu maupun advokasi

Transnational and Transregional

di tingkat yang lebih luas.

Solidarity?". Asian and Pacific
Migration Journal 14 (1-2) (2001):
97-119.

Daftar Pustaka

Risse, Thomas. “Bringing Transnational

Buku dan Jurnal

Relations Back In: Introduction,”

Falk, Richard. “the changing roe of global

dalam S. Khagram and P. Levitt

civil society” dalam Gideon Baker

(eds.). The Transnational Studies

dan David Chandler (eds). Global

Reader. New York: Routledge,

Civil Society: Contested Futures.

2008.

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 61

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

Tarrow, Sidney. “Transnational Political
Contention

and

Institutions

International Politics”.

in

American

Review of Political Science 4

ies/cmw/docs/ngos/Migrante_Int_P
hilippines_10.pdf (diakses pada 22
November 2014).
“Philippine Overseas Employment Agency
(POEA)

(2001): 1-20.
Wui, Ma. Glenda Lopez. Transnational

2007

tics.html

Examining

November 2014).

Struggles

for

Domestic Workers in Hong Kong.

dalam

http://www.poea.gov.ph/stats/statis

Activism for Migrant Workers:
the

data”,

(diakses

pada

22

Hayoun, Massoud, “Hong Kong

Singapore: National University of

protesters demand democracy, but

Singapore, 2012.

not for their domestic workers”. Al

Labour Migration from Indonesia: An

Jazeera, September 30, 2014,

Overview of Indonesian Migration

dalam

to Selected Destinations in Asia

http://america.aljazeera.com/article

and the Middle East. Jakarta:

s/2014/9/30/occupy-central-

International

domestic.html (diakses pada 22

Organization

for

Migration Mission in Indonesia,
2008.

November 2014).
Laccino,

Ludovica,

“Hong

Kong:

Internet

Hundreds of Domestic Workers

Alcid, Mary Lou L, “Migrant Labour in

Abused by Employers”. IB Times,

Southeast Asia: Country Study:

January

The Philippines” . Friedrich Ebert

http://www.ibtimes.co.uk/hong-

Stiftung (FES) Project on Migrant

kong-hundreds-domestic-workers-

Labor in Southeast Asia. Dalam

abused-by-employers-1433081

http://www.fes.de/aktuell/

focus

(diakses pada 22 November 20140.

/

“The Universal Declaration of Human

interkulturelles

20,

2014,

dalam

focus_1/documents/7.pdf (diakses

Rights”,

pada 22 November 2014).

http://www.un.org/en/documents/u

“Initial

Statement

of

Migrant

e

International to the United Nations
Committee on Migrant Workers”,

dalam

dhr/, (diakses pada 18 Oktober
2014 pukul 15.45 WIB).
“International

Convention

on

the

dalam

Protection of the Rights of All

http://www2.ohchr.org/english/bod

Migrant Workers and Members of

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 62

Agung Setiyo W| Peran Mission for Migrant Workers (MFMW) dalam Advokasi Perlindungan HakHak Buruh Migran Filipinan di Hongkong

Their

“What

Families”,

dalam

Bulatbulat.com,

December

22,

http://www2.ohchr.org/english/bod

2011,

ies/cmw/cmw.htm,

http://bulatlat.com/main/2011/12/2

(diakses pada

dalam

18 Oktober 2014 pukul 15.56

2/heroes-of-filipino-migrant-

WIB).

workers-honored/, (diakses pada 26

is

the

Mission”,

dalam

http://www.migrants.net/what-is-

November 2014).
“A Primer for the United Filipinos in Hong

the-mission/, (diakses pada 23

Kong

(UNIFIL-HK)”,

November 2014).

http://www.unifil.org.hk/

dalam

uniprimer.html, (diakses pada 26

“About Us”, dalam
http://www.apmigrants.org/aboutus, (diakses pada 23 November
2014).
“Proceedings”, dalam
http://www.daga.org.hk/press/urm/
serving/proceedings.htm, (diakses
pada 26 November 2014).

November 2014).
“Bishop Fortich, On Migrants´ Day,
Suggests
Hong
Kong
Domestics
Unionize,”
dalam
http://www.ucanews.com/
storyarchive/?post_name=/1989/11/14/bishopfortich-on-migrants-day-suggests-hongkong-domestics-unionize&post_id=38893,
(diakses pada 26 November 2014).

Olea, Ronalyn V, ”Heroes of Filipino
migrant

workers

honored,”

Andalas Journal of International Studies|Vol 4 No 1 Mei Tahun 2015 63