BAB V VIRTUAL MOVEMENT SERUAN PERDAMAIAN DI KOTA YOGYAKARTA FORUM JOGJA DAMAI (FJD) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

BAB V VIRTUAL MOVEMENT SERUAN PERDAMAIAN DI KOTA YOGYAKARTA FORUM JOGJA DAMAI (FJD) Pada bab ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian yang

  dilakukan yaitu BagaimanaVirtual Movement Forum Jogja Damai (FJD) dalam menyuarakan perdamaian di Yogyakarta.Berdasarkan rumusan masalah pada bab ini akan menggambarkan secara mendalam mengenai virtual movement dari FJD di instagram FJD.

  

5.1 Virtual Movement Forum Jogja Damai (FJD) Dalam Seruan Perdamaian

di Yogyakarta

  Pada penjelasan yang terdapat pada bab 2 terdapat empat tipe interaksi yang terjadi pada jaringan dan hal tersebut memperlihatkan bahwa sebuah gerakan sosial berjalanseperti alur yang terjadi pada jaringan sosial dari Christakis dan Fowler. Tipe interaksi ini juga akan menggambarkan penggunaan media sosial yang digunakan oleh sebuah gerakan dalam menyampaikan informasi atau pesan, untuk membantu gerakan tersebut memperluas jaringan sosialmereka, dan bagaimana alur

  

virtual movement yang dilakukan oleh FJD. Dalam memperluas jaringan gerakan

  akan menggunakan media sosial tersebut untuk memainkan pesan mereka agar tersampaikan ke pengguna media sosial lainnya. Sama halnya dengan FJD mereka dengan menggunakan Instagram sebagai media penyampai pesannya, diinstagram FJD memainkan pesan melalui video, caption dan kegiatan yang mereka lakukan agar orang tertarik dan mengerti pentingnya toleransi. Gerakan dengan memanfaatkan media sosial juga dapat disebutkan sebagai sebuah gerakan sosial baru yang berbasis virtual atau tepatnya virtual movement. Tipe interaksi tersebut diantaranya Enormitas (enormity), Komunalitas (communality), Spesifisitas (specificity), dan Virtualitas (virtuality). pola interaksi dari jejaring sosial Christakis dan Fowler terlihat pada gambar dibawah.

Gambar 5.1 Alur Jejaring Sosial Christakis dan Fowler Sumber: Bogdan Patrut & Monica Patrutdalam Saputro, 2015: 11

  Penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dibahas menggunakan tipe interaksi dari jejaring sosial Christakis dan Fowler:

5.1.1Enormitas (enormity)

  Dalam wawancara dengan koordinator dari beberapa komunitas yang ada di FJD, motivasi mereka melakukan gerakan sosial baru yaitu karena masalah intoleransi yang ada di Yogyakarta dan kenapa mereka menggunakan media sosial agar lebih mudah menjaring orang-orang yang ada di luar Yogyakarta. Seperti yang di jelaskan oleh Sambas (2015: 148) bahwa media berperan dalam perubahan dan perkembangan pola tingkah laku dari masyarakat, dengan media juga mempunyai jaringan yang luas dan bersifat masal sehingga orang yang mendapatkan informasi atau membaca informasi tidak hanya orang perorang tetapi bisa mencakup puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan orang.

  Sumber: Instagram Forum Jogja Damai (FJD) Gambar 5.2 Kegiatan awal FJD hari toleransi internasional

  Pengguna media instagram di Indonesia mencapai kurang lebih 45 juta pengguna aktif setiap bulannya pada tahun 2017, dibandingkan tahun lalu mencapai 22 juta pengguna setiap bulan dan pada tahun 2017 meningkat dua kali lipat pada tahun lalu. FJD menyadari bahwa kekuatan dari media baru sangat berpengaruh besar untuk menyebarkan gagasan dan serta menghimpun gerakan yang akan sangat berpengaruh. Oleh sebab itu pertamakali FJD menggunakan media instagram Untuk mengajak orang di Yogyakartapenyampai pesan perdamaiaan, seperti pada gambar di atas bertepatan dengan hari toleransi internasional mereka mengajak orang- orang untuk ikut melakukan kampanye perdamaiaan dan mengajak betapa pentingnya toleransi. Sama seperti yang dijelakan oleh Liliweri bahwa teknologi berbasis internet memang memberikan ke untungan yang banyak (Liliweri, 2014: 441).

  Manfaat dari media sosial terutama instagram, juga di manfaatkan oleh FJD untuk menyampaikan aspirasi mereka dalam menyebarkan pesan perdamaian dan betapa pentingnya toleransi untuk kehidupan sehari-hari, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Ghulam Tufail sebagai admin instagram FJD.

  “Kalau lewat instagram lebih mudah menjaring orang-orangnya, aku juga coba promo tentang kampanye-kampanye perdamaian gitu dari instagram hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan media sosial yang lainnya dan menggunakan media sosial instagram cukup mudah diinstagram juga fiturnya mudah”

  Selain bermanfaat untuk meningkatkan jumlah orang pada jejaring sosial untuk ikut bergabung dengan kemudahan akses dari instagram, tim dari FJD mengguna beberapa setrategi untuk menjangkau orang-orang untuk ikut bergabung dan sadar akan toleransi serta ikut menyuarakan pesan perdamaian.

  “terkadang kalau campaign kita melakukan teknik marketing jadi hastag itu hastag visi katakanlah supaya meluas kita menggunakan hastag yang lain yang lagi trending dengan itu lebih mudah mengak sesnya”(wawancara dengan Ibnu Ghulam Tufail selaku admin instagram FJD pada tanggal senin 19 februari 2018).

  “Lebih ke packaging di instagram kita lebih ke muda aja sejauh ini belakangan ini di FJD packaging nya lebih dengan musik, karenakan ada satu teman kita yang menyuarakan pesan damai melalui musik, visual dari instagram, dua-duanya masuk untuk packaging yang visual dan video jadi sekarang ini orang senang melihat video atau yang visual, kita menghindari tulisan yang banyak palingan tulisan 3 paragraf paling banyak, maka dari itu banyak mainnya pada visual sama video”(wawancara dengan Ibnu Ghulam Tufail selaku admin instagram FJD pada tanggal senin 19 februari 2018).

  Forum Jogja Damai (FJD) menggunakan beberapa strategi untuk orang-orang tertarik dengan pentingnya toleransi dan agar orang juga ikut dalam menyebarkan pesan perdamaian, yaitu dengan tampilan dari instagram dan hastag yang digunakan oleh FJD selalu mengikuti trend dan juga tidak lepas dari pesan perdamaian yang menjadi tujuan mereka agar orang-orang semakin peduli akan toleransi. Dengan menggunakan hastag juga orang-orang akan mudah mengakses informasi dan semakin banyak juga orang yang melihat dan ikut mengakses informasi dari gerakan yang dilakukan FJD. FJD menjangkau terlebih dahulu orang-orang yang ada di Yogyakarta.

  “banyak mahasiswa karena kebanyakan aktivis itu dari mahasiswa dan anak muda, mereka itu semangatnya luar biasa untuk membawa perubahan, mereka juga keritis menanggapi kasus terutama tentang intoleransi” (wawancara dengan Andy F Korinto selaku koordinator FJD pada tanggal Kamis, 22 maret 2018).

  “Terakhir saya lihat kalau followers memang bertambah, setau saya ada beberapa komunitas di luar Yogyakarta ikut membantu menyebarkan dan merepost postingan dari Instagram FJD” (wawancara dengan Andy F Korinto selaku koordinator FJD pada tanggal Kamis, 22 maret 2018).

  “sekarang sudah mencapai 2000 lebih followers kalau dilihat di instagram FJD. Karena media sosial itu memang cepat sekali pertukaran informasinya, itu juga dirasakan oleh FJD” (wawancara dengan Ibnu Ghulam Tufail selaku admin instagram FJD pada tanggal senin 19 februari 2018).

  Pengaruh media sosial tidak bisa diragukan lagi, Peningkatan yang cukup besar dari media sosial FJD membuktikan bahwa media sosial membawa dampak yang baik bagi FJD sebagai sebuah forum, melalui media sosial juga FJD menjangkau mahasiswa di Yogyakarta untuk ikut dan peduli dengan masalah intoleransi di Yogyakarta. Seperti yang di jelaskan oleh Maryani (2011: 197) bahwa media membangun ruang publik atau memberi ruang kepada orang-orang sehingga di anggap dapat mengembangkan dan berekspresi di dalamnya.

5.1.2 Komunalitas (communality)

  Penggunaan media sosial tempat individu untuk memperluas dunia sosial, menyediakan wadah bagi individu untuk berinteraksi dengan banyak orang, dan mendapatkan pengetahuan baru. Di media sosial juga wadah bagi individu untuk mengekspresikan diri, sehingga media sosial sendiri memiliki empat fungsi diantaranya sebagai alat interaksi, sebagai alat informasi, yaitu mencari atau berbagi informasi dengan mudah, sebagai alat partisipasi yaitu dapat mendukung sebuah gerakan, dan yang teraksir yaitu sebagai desentralisasi isu, desentralisasi isu yaitu membuat isu tidak sentral (Hamid, 2014: 201-203). Fungsi yang dimiliki oleh media sosial tersebut dilihat dari FJD banyak komunitas baik itu yang ada di Yogyakarta maupun yang ada di luar Yogyakarta yang ikut berpartisipasi untuk menyebarkan pesan perdamaian di akun instagram mereka.

  FJD banyak memainkan pesan mereka dengan caption yang membuat orang tersentuh dan lagu yang liriknya yang mudah di ingat. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah pada Instagram FJD, mereka melakukan dialog di seminari menengah petrus canisius, mertoyudan, magelang. Disana ternyata banyak yang tertarik dan ikut dalam acara tersebut, bahkan mereka juga menyanyikan lagu Pancasila adalah kita. Selain itu komentar yang diberikan oleh orang-orang sangat bagus dan bahkan mereka mengetag nama-nama teman mereka agar mereka tau bahwa ada gerakan yang menyuarakan perdamaiaan seperti FJD.

  

Sumber: Instagram Forum Jogja Damai (FJD) Gambar 5.3 Lagu Pancasila adalah kita dan komentar pada Instagram FJD Selain komentar yang ada pada gambar diatas seperti yang di jelaskan dalam wawancara oleh admin dari Instagram FJD yaitu Ibnu Ghulam Tufail:

  “Beberapa komunitas diluar jogja yang sering banget ikut membantu, ada juga beberapa akun media sosial yang punya banyak followes ikut membantu mengeshare campaign kita dan komunitas-komunitas yang tergabung di FJD juga ikut mengupload” “Lewat media sosial juga mudah karena kita bisa melibatkan orang umum yang meraka gak punya komunitas, mereka yang gak punya komunitas katakanlah sendiri dan mereka mau terlibat dan itu juga bukti bahwa dari beberapa kali kita campaign, salah satunya pancasila adalah kita itu salahsatu campaign kita, itu banyak antusisas dari masyarakat. Pancasila adalah kita gerakannya melalui lagu banyak antusias orang untuk mengcover lagu pancasila adalah kita yang terakhir mars santi dan akhirnya banyak yang terlibat banyak anak-anak santri. Dengan adanya instagram lebih mudah menghimpun orang diluar jogja, khususnya dengan media sosial kita menjarin g orang diluar jogja juga”

  

Sumber: Instagram Forum Jogja Damai (FJD)

Gambar 5.4

Salah satu komunitas ikut menyebarkan pesan perdamaiaan dengan cara

repost

  Salah satu akun Instagram dengan id gmni_upgris membantu untuk merepost postingan dari FJD. Ketertarikan terhadap lagu pancasila adalah kita karena pesan yang ada pada lagu tersebut Banyaknya komunitas yang tergabung di FJD membuat akses di media sosial instagram mudah saat komunitas yang tergabung mulai mengeshare dan mengupload kegiatan yang dilakukan FJD, masyarakat di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta mudah mengaksesnya. Mulai dari situ diskusi perdamaiaan terus berlanjut untuk membahas kampanye perdamaian, perdamaian seperti apa lagi yang akan dibuat.

  “FJD berusaha untuk masuk ke satu ruang bahwa komunitas yang ada di Yogyakarta kalau berjalan sendiri-sendiri terus ini bakalan abstrak maka FJD menjadi wadah disitu, FJD merupakan portalnya bahwa komunitas A lagi melakukan ini dan komunitas B lagi menggarap ini sehingga masyarakat lebih mudah terjaring dan pesan-pesan dari komunitas ini tersampaikan ke masyarakat.” (wawancara dengan Yulius Radian Galih Hastantoselaku koordinator FJD pada tanggalJumat, 23 maret 2018).

  “Mahasiswa dan SMA kalau di dalam media sosia sendiri itu adalah kelompok yang gampang memviralkan sesuatu, tentang terror dan kontrivesi itu gampang viralkan, mari bagaimana tentang perdamaiaan ini menjadi viral nah tidak mungkin kita mengajak bapak dan ibu untuk live story di Instagram, ini kan agak susah yang paling gampang itumahasiswa dan anak SMA yang masih narsis-narsis dan memviralkan sesuatu.”(wawancara dengan Yulius Radian Galih Hastantoselaku koordinator FJD pada tanggalJumat, 23 maret 2018).

  Usaha bersama yang dilakukan oleh komunitas yang ada di FJD, mahasiswa serta anak SMA dan orang-orang yang belum tergabung di FJD agar lebih banyak orang yang sadar akan toleransi dan mengetahui bahwa ada sebuah gerakan yang peduli akan masalah intoleransi. Jadi komunalitas dari media FJD tidak dilakukan sendiri namun dengan bantuan komunitas dan mahasiswa yang tergabung dengan mereka, komunitas yang ada di luar Yogyakarta dan orang-orang yang tidak tergabung dengan komunitas ikut berpartisipasi karena merasa bahwa toleransi itu penting.

5.1.3 Spesifisitas (specificity)

  Ketertarikan karena kesamaan yang sama maka ikatan tersebut akan terbentuk dan semakin erat. Ikatan tersebut akan terus dipertahankan dan untuk menambah ikatan dengan orang lain yang memiliki kesamaan dan ketertarikan yang sama. Dengan akses informasi yang saat ini sudah luas dan ikatan jaringan yang dimiliki cukup banyak, maka orang dengan mudah mengakses informasi tentang FJD hanya dengan mengetik nama FJD pada fitur searchyang ada di Instagram atau mengetik hastag yang dimiliki FJD yaitu #jogjadamai #indonesiadamai pada profil FJD maka akan muncul informasi atau kegiatan yang dilakukan oleh FJD saat melakukan kampanye perdamaian.

  “supaya orang-orang yang membantu campaign kita bisa tau karena bisa kita telusuri terus yang kedua itu ada visi juga didalamnya kita pingin dari jogja terus keindonesia untuk menyebarkan perdamaian itu. terkadang kalau campaign kita lakukan menggunakan hastag, itu hastag visi katakanlah supaya meluas kita menggunakan hastag yang lain yang lagi tranding dan orang yang ikut dalam kampanye perdamaiaan kita menggunakan hastag itu dengan itu lebih mudah mengasesnya

  (wawancara dengan Ibnu Ghulam Tufail selaku admin instagram FJD pada tanggal senin 19 februari 2018). “terbaru ada dari komunitas merawat jogja mereka baru dan mereka sudah mau mulai ikut FJD seperti kerjasama-kerjasama kita belum bertemu secara langsung tapi hanya bertemu lewat instagram”(wawancara dengan Ibnu Ghulam Tufail selaku admin instagram FJD pada tanggal senin 19 februari 2018).

  Kemudahan akses, memiliki kesamaan terhadap masalah toleransi, FJD mendapatkan followers mencapai lebih dari 2000 followers, dan masalah penyerangan gereja dan lagu yang berisi pesan perdamaian menjadi topik yang di bahas sehingga memunculkan diskusi di FJD dan respon dari pengikut FJD di Instagram. Bagaimana agar penyerangan terhadap gereja tersebut tidak terjadi lagi dan lagu dari pesan perdamaiaan itu dapat menyentuh banyak orang.

  “kasus yang terakhir itu penyerangan Gereja Santa Lidwina, disitu ada korban juga salah satunya Romo dari gereja itu. Setelah kejadian itu FJD berinisiatif dengan komunitas yang tergabung untuk datang dan membantu menghilangkan trauma mereka. Banyak juga yang diluar dari jogja yang peduli terutama komunitas yang di luar Jogja yang sering membantu FJD.” (wawancara dengan Ibnu Ghulam Tufail selaku admin instagram FJD pada tanggal senin 19 februari 2018).

  “lagu dari mas helmi itu banyak yang repost, beberapa waktu lalu kita membuat projek lagu damai dalam cinta, disitu pemuka-pemuka agama berkumpul disitu nyanyi bersama lagunya tentang pesan damai, setelah di posting yang ngerepost banyak banget.”

  Sumber: Instagram Forum Jogja Damai (FJD)

Gambar 5.5 Pesan Damai melalui lagu Damai Dalam Cinta

  Lirik lagu damai dalam cinta “kawan kita semua saudara, dalam cinta tuhan yang esa, perbedaan itu kehendaknya asal keberagaman, kekayaan indonesia. Jangan ada benci di hati, penuhi hati dengan cinta, bukankah tuhan sang maha cinta yang menciptakan kita lalu mengapa membenci. Mari bersatu untuk bangsa bersama indahnya perbedaan, karena kita satu percaya, cinta tak memilih. Damai dalam cinta, daun yang jatuh kehendaknya, terlebih kita yang sama kita memang seharusnya utuh, namun salahkah jika yang lain beda i mannya”. Lagu damai dalam cinta yang dinyanyikan oleh tokoh-tokoh agama dan pesan dari caption yang memprofokasi tersebut mengajak kita jangan sampai perbedaan membuat kita bersiteru tapi kita Indonesia kaya karena perbedaan yang kita miliki.

  “video sangat penting pada cover depan dari sebuah video itu sangat penting, caption yang cukup memprovokatif untuk perkomentar itu berpengaruh pada explore pada orang lain, pada saat video itu muncul di explore orang lain yang menonton bisa jadi yang menonton lebih banyak dari pada followers kita. Followers kita 1000 orang yang menonton video kita 2000 orang dan followers kita 2000 orang, video kita bias di tonton 3000 orang” (Wawancara dengan Yunan Helmi selaku coordinator FJD pada tanggal kamis, 22 maret 2018) “namun ketika kita mengemasnya menarik dan packaging yang menarik, kita berafiliasi dan terkoneksi dengan pengguna media sosial yang lain terutama pengguna media sosial yang besar itu akan sangat-sangat cepat menyebarnya dengan adanya media sosial itu suara yang ada di Yogyakarta terdengar luas sampai keseluruh Indonesia.”(Wawancara dengan Yunan Helmi selaku coordinator FJD pada tanggal kamis, 22 maret 2018)

  Sumber: Instagram Forum Jogja Damai (FJD)

Gambar 5.6 Acara dialog puncak rangkaiaan kegiatan Sewindu Haul Gusdur

  Salah satu komunitas yang ada di FJD mengadakan acara bertemakan Ziarah Budaya, disana mereka bekerjasama dengan berbagaimacam organisasi dan komunitas selain itu FJD juga terlibat di dalamnya. Setelah poster dari kegiatan tersebut di upload banyak orang yang telah mendaftar dan bahkan beberapa orang langsung berkomentar pada Instagram FJD bahwa mereka tidak kebagian tiket, namun agar tidak mengecewakan orang yang semangat untuk mengikuti acara tersebut maka FJD dan komunitas gusdurian menyiapkan layar di aula agar mereka dapat menyaksikan acara yang ada didalam dan ikut kedalam diskusi yang dilakukan.

  Sumber: Instagram Forum Jogja Damai (FJD)

Gambar 5.7 Pesan damai lagu mars pelajar damai Indonesia dinyanyikan oleh pelajar

  

DIY

  Seperti yang di jelaskan di atas dan jawaban narasumber saat wawancara Akses informasi yang luas memudahkan orang mengakses informasi, seperti yang dijelaskan dalam wawancara bahwa fitur dari istagram mudah digunakan seperti explore yang memungkinkan kita dapat melihat gambar atau video yang sedang viral atau yang sering di akses oleh orang-orang. Hal itu juga di rasakan oleh FJD, FJD menggunakan Instagram sebagai media penyampai pesan perdamaiaan mereka, salah satunya yaitu lagu mars pelajar damai. Lagu tersebut bahkan ditonton sebanyak 13.955 melebihi dari followers FJD yang berjumlah 2002 followers. Jaringan yang terbentuk semakin banyak dengan adanya akses yang mudah dan kepedulian yang sama tentang pentingnya toleransi. Selain itu pesan yang banyak menarik masyarakat itu terdapat pada lagu yang FJD upload di Instagram dan kasus penyerangan dari gereja juga membuat keprihatinan dari masyarakat.

5.1.4 Virtualitas (virtuality)

  Virtualitas merupakan sebutan untuk orang yang berani menggunakan identitas diri di dunia maya dengan cara membuat akun di media sosial, disana orang dapat mengekspresikan diri mereka karena media sosial bersifat fleksibel dan juga bisa menjadi sarana penyampai informasi kepada banyak orang. Virtual sendiri pada berasal dari bahasa latin yaitu Virtus yang memiliki arti ketahanan dan kekuatan dan pada abad pertengahan virtual berubah menjadi Virtualis yang artinya “kebaikan”. Virtual yang merupakan kegiatan sosial kita, sehingga virtual merupakan salah satu istilah dari pemasaran yang penting bagi sektor teknologi dan di klaim sebagai pendorong dari perkembangan teknologi yang berorientasi pada ‘masyarakat virtual’. Tetapi tetap saja ‘virtual’ sering dimaksudkan untuk menanda sesuatu obrolan sehari- hari dimedia, ‘virtual’ memberiakan petunjuk lebih dari penggunaan kata digital sehingga ‘virtual’ merupakan ruang, tempat, hubungan, dan menyiratkan nilai-nilai kedalamnya (Shields, 2011: 20-21).

  “kalau tidak menggunakan media sosial yang sama mungkin FJD akan terkenal itu juga susah” “yang terakhir itu acara gusdurian kalok kegiatan itu menggunakan media instagram, mengapa media itu menjadi penting untuk orang-orang banyak karena kalau seumpamanya kita menggunakan media orang untuk tau ini kita memiliki suara yang tidak terdengar.” (wawancara dengan Cristovorus Octovio Kurniawan W selaku koordinator FJD pada tanggal Kamis, 22 maret 2018).

  “Adanya instagram, saat ini orang tidak perlu khawatir dengan mereka tidak memiliki ruang di media seperti televisidan media radio, hanya bagaimana kita bisa mengkreat dengan bagaimana berafiliasi dan bagaimana bisa berkoneksi dengan media-media sosial lain sehingga konten kita yang positif bisa viral bisa dibaca oleh banyak orang kurang lebih sama bagaimana bisa informasi tersampaikan hanya bagaimana memang kalau media sosial itu punya kendali karena kita sendiri yang pegang, nah itu kelebihannya sehingga apa yang kita posting bisa tersalurkan.”(Wawancara dengan Yunan Helmi selaku coordinator FJD pada tanggal kamis, 22 maret 2018)

  Orang yang menggunakan media sosial sebagai identitas mereka, ketika menemukan topik, kegiatan dan ketertarikan yang sama di sukai maka individu akan mulai penasaran dan ketika sudah tau mereka akan mulai bergabung dengan cara memfollow instagram dari FJD dan mulai bertanya dengan cara nge-DM instagram dari FJD dan bertanya bagaima cara untuk bergabung dengan FJD. Namun tidak hanya itu mereka juga merepost dan me-share atau menguplod kampanye perdamaian yang FJD lakukan agar orang-orang tau.

  

Sumber: Instagram Forum Jogja Damai (FJD)

Gambar 5.8

DM instagram untuk bergabung dengan FJD

  Gambar diatas menunjukkan orang yang ingin bergabung dengan FJD dan seperti yang dijelaskan diatas yaitu virtualitas yaitu seseorang yang menggunakan media sosial sebagai identitas mereka. Kedua orang yang menggunakan instagram tersebut menghubungi langsung FJD dengan menggunakan media sosial mereka. Peroses virtual movement dari ke empat proses jejaring sosial Christakis dan Fowler menggambarkan bagaimana FJD melakukan proses virtual movement. Salain itu melalui Instagram FJD membentuk jaringan mereka semakin luas, sehinga FJD dapat dikatakan sebagai gerakan sosial baru karena mereka termediasi melalui media sosial yang merupakan media baru dan mereka juga terikat kuat tanpa melihat batasan waktu dan ruang, namun ikatan yang terjalin terikat kuat dan dengan media baru yaitu media sosial dapat leluasa berorasi menggunakan media dan medapatkan dukungan di dunia maya.

  Gerakan sosial baru merupakan gerakan yang merespon isu-isu yang terjadi masyarakat umumfeminisme, rasisme, dan kebebasan yang dimiliki semua orang, gerakan ini berorientasi pada revolusi yang akan memembawa gerakan ini kearah yang baik atau bisa mencapai tujuan yang dituju, selain itu gerakan sosial bergerak secara cepat dengan menggunakan media sosial. Variabel pembentuk dari gerakan sosial baru juga ada, terdapat 16 variabel pembentuk namun FJD hanya terdapat 10 variabel pembentuk yaitu ketimpangan sosial, konsentrasi geografis, identitas kolektif, solidaritas antar kelompok, melemahnya kontrol terhadap kelompok- kelompok yang ada, sinergi atau keharmonisan antar warga, jaringan komunikasi, integrasi jaringan dari para pembentuk jaringan yang potensial, adanya situasi yang dapat memudahkan untuk pada pembentuk potensial, dan yang terakhir yaitu kemampuan mempersatukan.

  Dari pembahasan di atas yang telah peneliti jelaskan terdapat inti dari masing- masing proses interaksi yang terjadi diantaranya:

1. Information sharing

  Dalam information sharing ini terdapat

  Enormity, Communality, Specificitysetiap proses ini memiliki inti dari proses interaksi yang terjadi.

  a.

  Enormity Didalam enormity terdapat inti dari proses interaksi yaitu munculnya media sosial instagram dari FJD, kemudahan penggunaan media sosial instagram yang di gunakan oleh FJD, dan pendekatan dari FJD terhadap komunitas yang ada di sekitar mereka yang belum tergabung dengan FJD untuk bergabung dan mengajak komunitas tersebut peduli dengan masalah toleransi yang terjadi di Yogyakarta. b.

  Communality Menyebarkan aksi perdamaian yang dilakukan FJD, melalui share dan hastag yang ada di instagram komunitas dan orang-orang yang berada di luar Yogyakarta maupun yang berada di Yogyakarta ikut membantu menyebarkan kampanye perdamiaan yang di lakukan FJD, fitur yang mendukung lainnya yaitu fitur explore pada fiturexplore orang yang belum tau FJD bisa tau dari fitur explore ini karena mereka akan dapat melihat dari video atau foto yang sering di akses atau dilihat oleh orang- orang, inti dari proses yang terakhir yaitu bekerjasama dengan komunitas dan orang yang berada di luar Yogyakarta.

  c.

  Specificity Inti dari proses yang ada pada specificity yaitu penggunaan hastag #Jogjadamai #Indonesiadamai dan tag yang dilakukan oleh komunitas atau masyarakat yang ikut kegiatan dari FJD, yang ke dua yaitu pengunggahan dari kegiatan kampanye perdamaian untuk menyampaikan pesan perdamaian saat kegiatan yang dilakukan dan saat peringatan toleransi internasional dimana FJD membuat kegiatan saat itu, keterlibatan dari pengikut dan masyarakat saat kegiatan ikut membagkan melalui akun media sosial mereka, dan inti proses yang terakhir yaitu masyarakat atau pengikut FJD di instagram ikut melakukan cover dari video lagu yang di upload FJD dan mengomentari dari video ataupun poster dari FJD.

  2. Collective Action Virtualitymerupakan bagian dari Collective Action yang di dalam nya

  memiliki inti proses yang terjadi yaitu identitas virtual yang digunakan oleh orang di instagram dan inti yang terakhir itu orang telah mengikuti FJD di instagram mengirim langsung ke FJD untuk ikut bergabung di FJD karena mereka merasa memiliki tujuan yang sama dan ikut langsung kegiatan FJD untuk menyebarkan pesan perdamaian melalui kegiatan atau kampanye perdamiaan yang dilakukan.

  Berdasarkan penjelasan dari inti proses di atas ternyata keempat proses interaksi tersebut saling berhubungan, sehingga asumsi dari virtual movement yang telah diteliti sebelumnya oleh Christakis dan Fowler telah terbukti dan terbukti pada penelitian virtual movement yang dilakukan oleh FJD dalam menyebarkan pesan perdamiaan di kota Yogyakarta. Keempat interaksi tersebut juga memberi konstribusi pada Information sharing sehingga mencapai sebuah

  Collective Action.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

0 2 8

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Hasil Observasi 4.1.1. Instagram live - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

0 0 9

BAB V PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

0 3 19

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 1 7

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 0 19

2. Faktor Eksternal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Pengguna Instagram tentang Informasi Karakter Wanita Padaimage Captionakun Instagram Infia_Fact dalam Membentuk Citra Diri

0 3 47

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 New Media - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

0 0 15

BAB IV GAMBARAN FORUM JOGJA DAMAI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Virtual Movement Seruan Perdamaian di Kota Yogyakarta Forum Jogja Damai (FJD)

0 0 17