Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

  2.1.1. New Media

  New media adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital,

  komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Secara sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum dan lain-lain yang menggunakan komputer sebagai medianya.

  Roger Fidler (2002) mengenalkan istilah “mediamorphosis” yang membahas evolusi teknologi dalam media komunikasi. Mediamorphosis didefinisikan sebagai transformasi media komunikasi, terlebih khusus tentang pengaruh yang menginpermentasikan kebutuhan, persaingan dan tekanan politik, serta sosial dan inovasi teknologi (dalam Erick P bucy, 6). Dari sini, media baru dipahami bukan sebagai media yang benar-benar baru munsul dalam media komunikasi. New media muncul dari inovasi-inovasi media lama yang kurang relevan lagi dengan tehnologi dimassa sekarang. Menurut Everett M. Rogers (dalam Abrar, 2003:17- 18) merangkumkan perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan, Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif. Menurut Ron Rice mendefinisikan media baru adalah media teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di dalamnya (baik mainframe, PC maupun Notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang diinginkan. Sementara menurut McQuail, media baru adalah tempat dimana seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi; distribusi pesan lewat satelite meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat. positifnya info dari media sangat mudah dan sangat cepat,dapat di akses dimanapun serta mendapatkannya sangatlah murah. Pengaruh negatif new media terhadat manusia adalah info dari media tersebut tanpa batas dan dapat masuknya budaya luar melalui media baru ini,jika tidak di dasarkan kepada ilmu pengetahuan maka akan menimbulkan hal-hal yang negative terhadap masyarakat.

  2.1.2. Psikologi Komunikasi, Psikologi Humanisme Komunikasi dan Psikologi adalah bidang yang saling berkaitan satu sama lain, terlebih sama-sama melibatkan manusia. Komunikasi adalah kegiatan bertukar informasi yang dilakukan oleh manusia untuk mengubah pendapat atau perilaku manusia lainnya. Sementara, perilaku manusia merupakan objek bagi ilmu psikologi. Sehingga, terbentuklah teori psikologi komunikasi. Komunikasi merupakan sebuah peristiwa sosial yang terjadi ketika seorang manusia berinteraksi dengan manusia yang lain. Secara psikologis, peristiwa sosial akan membawa kita kepada psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi. Banyak teori dalam berbagai konteks komunikasi yang dilatarbelakangi oleh konsepsi psikologi tentang manusia dalam hal ini manusia berlaku sebagai komunikan. Rakhmat (2001:18) mengatakan bahwa konsepsi psikoanalisis melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan terpendam (homo

  1

  ). Sementara konsepsi behaviorisme memandang manusia sebagai makhluk yang

  volens

  digerakan semaunya oleh lingkungan (homo mechanicus). Selanjutnya, komsepso psikologi kognitif melihat manusia sebangai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimulus yang diterimanya (homo sapiens). Teori-teori komunikasi antarpersonal banyak dipengaruhi oleh konsepsi humanistis yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homo ludens).

  Psikologi humanistik, adalah pendekatan psikologi yang di pelopori oleh tokoh utama yaitu, Abraham Maslow. Humanisme pada zaman renaissance berlaku sebagai usaha untuk membebaskan pikiran rakyak dari beban gereja, dengan pembebasan ini timbul usaha-usaha yang tidak disiplin untuk memperoleh pengetahuan diri sendiri dengan eksentrik dan tidak konversional. Konsep-konsep peimer disumbangkan oleh humanisme renaussance adalah yang berhubungan dengan harga diri dan kebebasan serta kemampuan untuk mengetahui dan

1) Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan

  

dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat

dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan (Arya, 2010).

  (dalam Halonen, 2001) psikologi humanistik menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengontrol hidupnya dan tidak dimanipulasi oleh lingkungan. Manusia memiliki potensi yang sangat besar untuk memahami diri sendiri secara sadar dan juga dapat membantu orang lain untuk pemahaman dirinya melalui keramahan, perhatian, dan sportivitas. Menurut Royce dan Moss (dalam Atkinson, 2001), psikologi humanistik berpendapat bahwa kekuatan motivasi yang utama dari seseorang ialah kecenderungan terhadap pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin, meskipun mungkin menemui halangan dan rintangan dari llingkungan dan masyarakat, secara alamiah manusia cenderung untuk tetap membuktikan atau mewujudkan potensi miliknya.

  2.1.3. Eksistensialisme Kata Eksistensialisme berasal dari kata eks = keluar, dan sistensi atau sisto yang berarti, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh akunya. Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia. Akar atau dasar eksistensi sendiri bermula pada pandangan bahwa manusia selalu hidup dalam bahaya yang tidak pernah lepas dari kecemasan, ketakutan, dan fakta akan kematian (Rodgers & Thompson, 2015). Kondisi-kondisi inilah yang mendorong manusia untuk mewujudkan eksistensi dirinya dengan merealisasikan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam rangka mencapai kehidupan yang bermakna. Eksistensi manusia dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh, yakni sebagai kesatuan individu dan dunianya. Sebagaimana diungkapkan Heidegger (dalam Friedman & Schustack, 2008) bahwa eksistensi adalah makna dari keberadaan manusia yang mengedepankan masalah being-in-theworld, yaitu diri manusia tidak akan ada tanpa dunia dan dunia tidak akan ada tanpa makhluk yang mempersepsikannya. Dunia manusia bukan dunia fisik saja, melainkan dunia makna, yakni pemaknaan individu terhadap dunia. Oleh sebab itu, tidak mungkin bisa memahami manusia tanpa memahami dunia tempat eksistensi manusia (misalnya rumah tempat tinggal individu dan 13 tempat dimana ia merasa bermakna sebagai individu; orang lain terhadap siapa ia berbicara atau mengungkapkan perasaannya; tempat kerja dimana ia mengekspresikan kemampuannya dan merasa menjadi manusia; sekolah dimana ia belajar dan tampak bagi dirinya dan orang lain (Abidin, 2002).

  Loonstra, Brouwers, & Tomic (2007) mengartikan eksistensi diri sebagai kesadaran manusia terhadap tujuan hidup dan dengan sepenuhnya dapat menerima potensi-potensi serta batasan diri secara hakiki. Menurut Abidin (2002), kesadaran manusia pada dasarnya adalah intensionalitas (selalu memiliki maksud atau terarah kepada sesuatu) dan dunia manusia pada dasarnya merupakan hasil penciptaan (pemaknaan) manusia, serta ia hidup dalam dunia yang telah “diciptakan” atau dimaknakannya. Jadi dapat terlihat bahwa saat manusia menyadari potensi yang ia miliki maka manusia tersebut akan menunjukan potensi dirinya pada orang lain agar mendapatkan pengakuan tentang keberadaannya. Adapun pendapat menurut Franz Magnis Suseno (dalam Menalar Tuhan, 2006:

  168) “Apa yang membuat eksistensi kita menjadi sesuatu yang berarti, positif, membahagiakan? Penelusuran pertanyaan ini membawa kita pada kesadaran bahwa dalam pengalaman makna kita mangalami diri diiyakan dan dicintai secara mutlak, jadi bahwa eksistensi kita didukung oleh realitas mutlak personal yang ternyata memintai kita, daripadanya kita menerima diri sebagai anugerah.

  Eksistensialisme yang kemudian diadopsi oleh psikologi dan sedikit berbeda dengan pandangan filsafat eksistensialisme. Psikologi humansistik, eksistensialisme diadopsi sebagai pandangan manusia yang mendambakan interaksi dengan manusia lainnya atau kehadiran orang lain dengan berbagai interpertasi merupakan suatu syarat dengan makna dirinya (Prof. Dr.Nina W. Syam, 2011: 102). Pandangan psikologi humanisme tidak saja sangat dominan mengkaji maslah manusia, tetapi meninggikan derajat manusia yang dengan kata lain, “memanusiakan manusia”. Fenomologi dan eksistensialisme menjadi sandaran pandangan psikologi ini dalam kehidupan manusia bahwa manusia hidup dalam dunia yang dipresepsikan dan diinterperstasikan secara subjektif. Pengalaman subjektif tersebut dikomunikasikan oleh fakto-faktor sosial dalam proses intersubjektivitas. Proses inilah yang diungkapkan eksistensialisem dalam tema dialog, pertemuan, hubungan diri dengan orang lain, atau I-thou relationship yang diartikan Martin Buber sebagai subjek dengan subjek, manusia dengan manusia bukan benda (Rakhmat, 2003: 31). Golongan eksistensialis mengisi psikologi humanik dengan beberapa persoalan yang mendasar bagi kemanusiaan, termaksud fokus dasar mereka mengenai keberadaan dalam kehidupan (perkembangan kepribadian). Jadi, perhatian mereka tertuju pada segala sesuatu yang berhubungan dengan kepribadian dan peran perorangan dalam membuat keputusan.

  Komunikasi interpersonal menurut Devito (1989) adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, hal. 30). Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang paling sering kita lakukan dalm kehidupan sehari-hari, contohnya saja dosen saat mengajar dikelas dan direspon langsung oleh mahasiswanya.

  Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan,lam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, hal. 13). Dalam komunikasi interpersonal terdapat pula atraksi interpersonal yang mendukung terjadinya komunikasi interpersonal.

  Identitas Keterangan

  • Nama : Albboin • Permasalahan :

  Leonard Motif seseorang menggunakan media sosial dan menjadikannya sebagai media eksistensi.

  • Judul :

  “Penggunaan Media Sosial • Metode : Kualitatif sebagai Eksistensi Diri (Studi

  • Teori : Komunikasi, Media sosial, Eksistensi diri, Deskriptif Kualitatif Penggunaan

  Usses and Gratification

  Media Sosial Untuk Eksistensi

  • Hasil Akhir : Diri Pada Mahasiswa)”

  Media sosial telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa FISIP UNS.

  • Tahun : 2016

  Media sosial menjadi ajang eksistensi mahasiswa

  • Progdi/Fakultas :

  Ilmu Komunikasi/ Fakultas Ilmu untuk mengunggah foto selfie dan berkunjung ke Sosial Dan Politik tempat-tempat popoler yang ada di media sosial.

  • Universitas :Sebelas Maret Surakarta • Nama : Daru Purnomo • Permasalahan :

  Perkembangan teknologi informasi yang

  • Judul : semakin cepat memperbaiki kinerja media massa.

  ”Perilaku Remaja dalam Hadirnya media baru dapat menggubah pola hidup

  Menggunakan Media Baru” manusia terlebih khusu remaja.

  • Tahun : 2014
  • Metode : Kuantitatif • Universitas : Kristen Satya Wacana • Teori : New Media, Usses and Gratification • Hasil Akhir :

  Hampir semua jenis media baru dekat dengan kehidupan remaja. Hadirnya media baru telah memberikan kesempatan bagi para remaja untuk mengekspresikan. Media baru juga memberikan kesempatan bagi remaja untuk menemukan jati dirinya sekaligus membuka jalan serta memperluas kesempatan untuk eksis pada khalayak yang luas.

  • Nama : Ester Krisnawati • Permasalahan :
  • Judul : partisipasif dalam era media baru. Instagram kini

  “Mempertanyakan Privasi di Era menjadi forum sarana komunikasi yang terwujud

  Selebgram: Masih Adakah?”

  dalam fenomena selebgram. Fenomena yang

  • Tahun : 2016 diangkat adalah hal privasi anak-anak yang dibuat
  • Universitas : Kristen Satya oleh orang tua mereka melalui Instagram dengan

  Wacana melihat data yang dikumpulkan.

  • Metode : Deskirptif Kualitatif • Teori : Psikologi Komunikasi • Hasil akhir :

  Hasil analisa menunjukan bahwa ada motif dan tujuan orang tua memuat foto anaknya di akun Instagram. Sedangkan dampaknya anak akan kehilangan hak privasinya di dunia maya dan rentan disalahgunakan untuk kejahatan.

  Penulisan ini dapat penulis katakan memiliki kesamaan dengan penulisan-penulisan terdahulu yaitu menganalisis New Media sebagai media atau penyalur ekspresi diri sesorang di dunia maya. Namun penulisan ini juga dapat penulis katakan jauh berbeda karena media yang penulis angkat adalah Instagram live, fitur yang memang baru saja diterbitkan oleh Instagram. Penulis juga menganggap bahwa penulisan ini penting untuk dilakukan agar orang-orang khususnya pengguna media sosial dapat menggunakan akunnya dengan baik.

  New media Media Sosial Instagram Teori Komunikasi

  Instagram Live Teori Eksistensi Interpersonal Hasil

  New Media adalah akar dari penelitian ini, seperti yang kita ketahui New Media menyajikan banyak hal yang membantu kehidupan manusia saat ini. Salah satu bagian dari New Media adalah media sosial, media sosial terdiri dari berbagai macam aplikasi yang kita kenal, dan salah satu aplikasi dalam media sosial yang diambil oleh penulis adalah Instagram. Insatgram adalah sebuah aplikasi yang memiliki banyak fitur didalamnya, salah satu fitur yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah fitur Instagram live. Lewat fitur Instagram tersebut peneliti ingin melihat bagaimana fitur tersebut digunakan, dan penulis menggunakan teori eksistensi dan komunikasi interpersonal untuk menemukan hasil akhir dari penelitian ini.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram sebagai Media Promosi Kuliner di Kota Solo: Studi Kasus pada 5 Akun Instagram Kuliner di Solo

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram sebagai Media Promosi Kuliner di Kota Solo: Studi Kasus pada 5 Akun Instagram Kuliner di Solo

1 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram sebagai Media Promosi Kuliner di Kota Solo: Studi Kasus pada 5 Akun Instagram Kuliner di Solo

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram sebagai Media Promosi Kuliner di Kota Solo: Studi Kasus pada 5 Akun Instagram Kuliner di Solo

0 2 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram sebagai Media Promosi Kuliner di Kota Solo: Studi Kasus pada 5 Akun Instagram Kuliner di Solo

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Daya Tarik Program Acara Indonesia Lawyer Club (ILC) terhadap Minat Ulang Mahasiswa UKSW Salatiga untuk Menonton Siaran TVOne

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Daya Tarik Program Acara Indonesia Lawyer Club (ILC) terhadap Minat Ulang Mahasiswa UKSW Salatiga untuk Menonton Siaran TVOne

0 0 10

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Daya Tarik Program Acara Indonesia Lawyer Club (ILC) terhadap Minat Ulang Mahasiswa UKSW Salatiga untuk Menonton Siaran TVOne

0 0 10

1.1. Gambaran Umum Indonesia Lawyers Club - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Daya Tarik Program Acara Indonesia Lawyer Club (ILC) terhadap Minat Ulang Mahasiswa UKSW Salatiga untuk Menonton Siaran TVOne

0 0 31

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

0 1 8