Analisis Pengendalian Persediaan Produk Synchrowood Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Eoq) Pada Toko Creative Interior Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah
suatu penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan variabel
yang lain atau variabel satu dengan standar.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Toko Creative Interior yang berlokasi di jalan
Pasar III Krakatau no 77 Medan, Sumatera Utara.
3.3 Definisi Konsep
Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Persediaan adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan
dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
material), produk jadi (finish product), komponen rakitan (component), bahan
pembantu (substance material), dan barang sedang dalam proses pengerjaan
(working in process inventory) (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:4).
2. Pengendalian persediaan adalah sekumpulan kebijakan dan pengendalian,
yang memonitor tingkat inventory, dan menentukan tingkat mana yang harus
dijaga, bila stok harus diisi kembali dan berapa banyak yang harus dipesan

(Assauri, 2016:225).
3. Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu bentuk usaha dari
pihak manajemen perusahaan khususnya bagian persediaan dan produksi

Universitas Sumatera Utara

untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang seimbang dan selalu stabil
dalam berbagai kondisi (Fahmi, 2014:121).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data yang dibagi berdasarkan jenis datanya, yaitu:
1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
melakukan wawancara kepada pemilik usaha sebagai informan kunci dan
beberapa karyawan sebagai informan tambahan.
2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
melakukan studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Total Biaya Persediaan
Analisis ini untuk mengetahui berapa total biaya persediaan yang terdiri
dari biaya pembelian, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Rumus untuk

mencari total biaya persediaan adalah sebagai berikut:
Biaya Total Pemesanan (TIC)

= biaya pemesanan + biaya penyimpanan
D
=
Q

S+

Q
2

H

Keterangan:
Q
= Jumlah unit yang dipesan
D
= Permintaan tahunan dalam satuan

S
= Biaya pemesanan per pesanan
H
= Biaya penyimpanan per unit
Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)
3.5.2 Analisis Economic Order Quantity (EOQ)
Untuk dapat menentukan jumlah pemesanan atau pembelian persediaan
yang optimal setiap pemesanan, maka perlu perhitungan kuantitas pembelian yang

Universitas Sumatera Utara

optimal dan ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ). Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut:
1. Menghitung biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
a. Biaya pemesanan setiap kali pesan (OC)
=

Total Biaya Pesan
Frekuensi Pemesanan

b. Biaya penyimpanan (CC)

= 10% × harga per unit
Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)
2. Menghitung EOQ

2(D)(OC)
EOQ = �
CC

Keterangan:
EOQ
= Economic Order Quantity
D
= permintaan tahunan (demand)
OC
= biaya pemesanan
(ordering cost)
CC
= biaya penyimpanan (carrying cost)

Sumber: Manajemen Produksi dan Operasi (2014)

3. Menghitung frekuensi pemesanan persediaan
D
Q∗
Keterangan:
N = frekuensi pemesanan
D = permintaan persediaan
Q* = jumlah unit yang dipesan (EOQ)

N=

Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)
3.5.3 Analisis Safety Stock

Universitas Sumatera Utara

Analisis ini untuk mengetahui berapa jumlah persediaan pengaman (safety
stock). Metode safety stock yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
service level tipe 1 (SL-1). Adapun rumus dari metode ini adalah sebagai berikut:
������ ����� = ������ ������ � �������� ��������� kebutuhan inventori


Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi 2015

Untuk menghitung standard deviation kebutuhan inventori, digunakan
rumus sebagai berikut:
∑(kebutuhan − rata − rata kebutuhan)2
�������� ��������� = �
jumlah periode − 1

Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi 2015
3.5.4 Analisis Reorder Point

Analisis ini untuk mengetahui kapan titik pemesanan kembali yang ideal
untuk menghindari kekosongan persediaan.

Reorder Point dapat diketahui

dengan penetapan lead time dan jumlah safety stock yang tersedia. Rumus untuk
mencari Reorder Point adalah:
ROP = (d × L) + ������ �����


d=
Keterangan:
ROP
d
L
D
buffer stock

D
Jumlah hari kerja per tahun

= reorder point
= permintaan persediaan per hari
= lead time
= total kebutuhan selama 1 periode
= persediaan pengaman

Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Usaha
Toko Creative Interior adalah salah satu UMKM yang bergerak di bidang
penjualan produk interior dan desain ruangan. Toko Creative Interior berlokasi
pada jalan Pasar III Krakatau no. 77 Medan, Sumatera Utara. Pelanggan utama
toko Creative Interior biasanya berasal dari sektor perhotelan, perumahan maupun
kantor arsitektur di kota Medan.
Toko Creative Interior berdiri pada tahun 2010 di lokasi yang sama. Toko
ini didirikan oleh bapak Ronny Chandra bersama dengan kakaknya ibu Widiana
Chandra. Inspirasi pendirian toko ini adalah karena pandangan bapak Ronny
Chandra dan ibu Widiana Chandra mengenai tren arsitektur yang baru serta desain
interior minimalis yang semakin mulai diminati masyarakat kota Medan. Tidak
hanya itu, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra juga melihat adanya
peluang usaha yang besar yang dikarenakan masih minimnya persaingan usaha di
bidang sejenis.
Produk yang dijual Toko Creative Interior adalah wallpaper, furniture,

parquet dll. Khusus untuk produk jenis parquet yang merupakan produk Toko
Creative Interior yang paling populer adalah potongan-potongan kayu yang
digunakan untuk melapisi lantai layaknya keramik namun lebih bermotif unik,
minimalis, mudah dipasang, efisien dan ekonomis. Pelanggan Toko Creative
Interior pada umumnya meminta pesanan untuk pemasangan parquet dalam

Universitas Sumatera Utara

jumlah besar pada perumahan-perumahan, kantor-kantor dan perhotelan yang
baru berdiri maupun renovasi ruangan.
Pada awal usahanya, Toko Creative Interior hanya memiliki 4 karyawan
yang terdiri dari 1 orang admin, 1 orang sales, 1 orang supir dan 1 orang kernet.
Proses pemasangan parquet dan wallpaper pada awalnya menggunakan jasa
tukang secara freelance.

Seiring dengan perjalanan Toko Creative Interior,

jumlah karyawan yang bekerja juga bertambah menjadi 13 orang dengan
penambahan pada sales menjadi 2 orang, supir menjadi 2 orang, kernet menjadi 4
orang dan juga merekrut tukang pemasangan parquet dan wallpaper sebanyak 3

orang. Sedangkan jumlah admin tetap 2 orang.
Strategi pemasaran yang digunakan pada awal usaha adalah dengan cara
door to door, menawarkan pada pihak kontraktor perumahan dan perhotelan,
kantor-kantor arsitektur dan juga mengandalkan relasi maupun kerabat bapak
Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra. Proses pengenalan usaha dan produk
ini berlangsung selama beberapa tahun hingga pada akhirnya saat ini bapak
Ronny Chandra dan ibu Widiana tidak perlu lagi bersusah payah untuk
mendapatkan pelanggan tetap karena pelanggan sebelumnya merasa puas dengan
kinerja dan produk yang dijual.
Seiring dengan berjalannya usaha ini pada beberapa tahun, permintaan
akan produk parquet pun semakin tinggi. Namun hal ini tidak membuat bapak
Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berpikir mengenai pengaturan
manajemen persediaan yang lebih baik dan hanya melakukan pemesanan apabila
stok persediaan dalam gudang mulai menipis atau habis. Selama ini bapak Ronny
Chandra dan ibu Widiana Chandra hanya berfokus pada pelayanan dan penjualan

Universitas Sumatera Utara

untuk tetap mempertahankan nilai kepuasan pelanggan terhadap Toko Creative
Interior.

Melihat banyaknya pesanan dari pelanggan-pelanggan baru maupun
pelanggan sebelumnya pada Toko Creative Interior baik produk populer seperti
parquet, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berencana untuk
melakukan ekspansi usaha.

Ekpansi usaha yang dimaksud adalah dengan

membuka toko baru yang lebih besar dan berdesain layaknya kantor arsitektur
khusus untuk produk parquet. Pembangunan toko baru tersebut sudah berada
pada tahap penyelesaian dan akan beroperasi pada pertengahan tahun 2017.
4.1.2 Visi dan Misi Usaha
Visi dan Misi yang dirumuskan, merupakan pedoman dalam mencapai
tujuan organisasi. Visi dan misi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut:
a. Visi
Menjadi toko yang mampu memperkenalkan kreativitas desain ruangan secara
efisien, ekonomis dan tahan lama.
b. Misi
Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik,
efisien, cepat dan ekonomis serta menjual produk yang memiliki kualitas
terbaik, tahan lama dan memiliki garansi sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan para pelanggan baik terhadap produk maupun pelayanan yang
diberikan.

Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Toko Creative Interior

Sumber: Toko Creative Interior (2016)
4.1.4 Deskripsi Tugas
Berikut ini adalah deskripsi tugas masing-masing jabatan yang berada
dalam struktur organisasi Toko Creative Interior, antara lain sebagai berikut:
1. Pemilik Usaha
a. Memimpin di Toko Creative Interior
b. Mengatur dan mengurus bagian keuangan toko
c. Membayar tagihan-tagihan toko
2. Manajer
a. Mengurus dan mengontrol proses operasional toko
b. Mengurus pemesanan persediaan produk

Universitas Sumatera Utara

c. Mengurus tagihan
d. Mengatur dan mengoordinasi kerja sales
e. Memantau dan Mengontrol pekerjaan para karyawan
3. Admin I
a. Mengatur pengiriman barang melalui supir dan kernet
b. Mengecek ketersediaan barang dalam gudang
c. Merangkap menjadi pengawas gudang persediaan
4. Admin II
a. Menginput dan membuka pemesanan barang dari sales
b. Membuat tagihan pemesanan
5. Sales
a. Mengunjungi toko-toko
b. Mengunjungi dan memantau pekerjaan proyek pemasangan parquet atau
wallpaper
c. Membuka order pemesanan
d. Memantau dan mengontrol pemasangan parquet atau wallpaper yang
dilakukan oleh tukang
6. Tukang
a. Melakukan pemasangan parquet atau wallpaper
b. Melapor kepada sales atau manajer apabila proses pemasangan telah
selesai
7. Supir
a. Membantu muat barang di gudang
b. Mengantar pesanan barang ke lokasi pemesanan atau pemasangan

Universitas Sumatera Utara

8. Kernet
a. Menemani supir mengantar barang
b. Membantu muat barang dalam gudang
c. Mengawasi barang selama proses pengiriman
4.1.5 Produk
Produk-produk yang ditawarkan Toko Creative Interior pada umumnya
adalah furniture, aksesoris ruangan, wallpaper dan parquet. Berikut adalah detail
produk-produk yang dijual pada Toko Creative Interior:
a. SYNCHROWOOD FLOORING AC 3
b. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4
c. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4+
d. SYNCHROWOOD FLOORING AC 5
e. MDF SKIRTING (T:9CM)
f. PVC SKIRTING (T:7,5CM)
g. PVC REDUCER
h. PVC END CAP
i.

PVC L CAP

j.

PVC T CAP

k. PVC F CAP
4.1.6 Segmentasi Pasar
Pasar sasaran atau segmentasi pasar dari Toko CreativeInterior adalah
sebagai berikut:
a. Kontraktor perumahan
b. Kontraktor perhotelan

Universitas Sumatera Utara

c. Kantor arsitektur dan desain ruangan
d. Toko-toko furniture
e. Pemilik rumah
f. Relasi
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Pembelian Persediaan
Toko Creative Interior melakukan pembelian persediaan dari supplier
produk synchrowood di Malaysia yang telah menjadi rekan bisnis Toko Creative
Interior selama ini. Data yang diperoleh dari Toko Creative Interior tentang
pembelian persediaan pada tahun 2016 dan telah diolah dapat dilihat pada tabel
dibawah:
Tabel 4.1
Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016
No

Bulan

1

Januari

2

Februari

3

Maret

4

April

5

Mei

6

Juni

7

Juli

8

Agustus

9

September

10

Oktober

11

November

12

Desember

Jumlah
Sumber: Data Diolah (2017)

Periode

Jumlah (m2)

1

1811,25

2

1811,25

3

1441,64

4

2081,5

5

2341,1

7675,49

Universitas Sumatera Utara

Terlihat pada tabel 4.1 bahwa tidak terjadi peningkatan volume pemesanan
bahan baku pada periode 1 dan 2 dikarenakan Toko Creative Interior masih
memiliki stok persediaan dari tahun sebelumnya.

Terjadi penurunan volume

pemesanan bahan baku pada periode 3 karena masih adanya stok persediaan
dalam jumlah yang besar.

Permintaan akan produk synchrowood biasanya

meningkat pada awal tahun sampai pertengahan tahun. Karena lamanya lead time
produk sampai ke toko, maka Toko Creative Interior selalu melakukan
pemesanan dan penumpukan persediaan pada akhir tahun untuk mengantisipasi
waktu lead time dan kekurangan stok persediaan apabila dibutuhkan.
Gambar 4.1
Grafik Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016

Pembelian Produk Synchrowood Pada
Tahun 2016 (m2)
2500
2000
1500
Pembelian Produk
Synchrowood Pada Tahun
2016 (m2)

1000
500
0
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5

Sumber: Data Diolah (2017)
4.2.2 Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan yang ditampilkan pada tabel di bawah merupakan total
dari seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama melakukan proses pemesanan
persediaan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2
Rincian Biaya Pemesanan Toko Creative Interior
No

Jenis Biaya

Jumlah (Rp)

1

Biaya Ekspedisi

50.000.000

2

Biaya Bongkar Muat

1.000.000

3

Biaya Telepon

500.000

Jumlah

51.500.000

Sumber: Data Diolah (2017)
4.2.3 Biaya Penyimpanan
Biaya pemesanan merupakan total biaya-biaya yang dikeluarkan selama
pengoperasian toko dalam sebulan.
Tabel 4.3
Rincian Biaya Penyimpanan Toko Creative Interior
No

Jenis Biaya

Jumlah (Rp)

1

Biaya Listrik

1.500.000

2

Gaji Karyawan

36.000.000

3

Biaya Asuransi Persediaan

8.000.000

Jumlah

45.500.000

Sumber: Data Diolah (2017)
4.2.4 Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan
1. Biaya Pemesanan setiap kali pesan (OC)
=

Rp 257.500.000
5

= Rp 51.500.000
2. Biaya Penyimpanan Persediaan dalam satuan m2 (CC)
= 10% × Rp 320.000

Universitas Sumatera Utara

= Rp 32.000, −

4.3 Analisis Data

4.3.1 Perhitungan Total Biaya Persediaan (TIC)
4.3.1.1 Kebijakan Perusahaan
Toko Creative Interior melakukan pemesanan produk synchrowood
sebanyak 5 kali pada tahun 2016. Pemesanan produk synchrowood ini dilakukan
tidak secara terjadwal. Toko Creative Interior hanya akan melakukan pemesanan
produk apabila sisa persediaan digudang telah menipis atau habis. Khusus untuk
awal tahun yang dimana permintaan akan produk synchrowood lebih tinggi
dibanding waktu lainnya, maka Toko Creative Interior membuat kebijakan
khusus untuk mengantisipasi kekurangan persediaan dengan melakukan
pemesanan produk synchrowood dalam jumlah besar. Berikut adalah perhitungan
total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative Interior:
1. Pembelian Persediaan (Q) dapat dihitung berdasarkan kebijakan perusahaan
yang melakukan pemesanan sebanyak 5 kali pada periode 2016. Perhitungan
tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
Q =

=

Total Kebutuhan Bahan Baku
Frekuensi Pemesanan

7675,49 m2
5

= 1535,098 m2
Jadi, besarnya jumlah pemesanan persediaan Toko Creative Interior dalam
sekali pemesanan adalah 1535,098 m2.

Universitas Sumatera Utara

2. Total Biaya Persediaan (TIC)
Agar dapat melakukan perhitungan total biaya persediaan (TIC) yang
diperlukan Toko Creative Interior, maka diketahui:
-

Total kebutuhan persediaan (D)
Pembelian rata-rata persediaan (Q)
Biaya pemesanan per order (S)
Biaya simpan per m2 (H)

= 7675,49 m2
= 1535,098 m2
= Rp 51.500.000
= Rp 32.000

Total biaya persediaan (TIC) adalah sebagai berikut:
D
= � S�
Q

TIC

=�

Q

+ � H�

7675 ,49

1535 ,098

2

1535 ,098

Rp 51.500.000� + �

2

Rp 32.000�

= Rp 257.500.000 + Rp 24.561.568
= Rp 282.061.568
Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative
Interior adalah Rp 282.061.568.
4.3.1.2 Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity) adalah sebagai berikut:
1. Pembelian Persediaan Optimal (Q*)
Pembelian persediaan yang ekonomis ini didasarkan pada:
-

Permintaan Tahunan (D)
Biaya Pemesanan (OC)
Biaya Penyimpanan (CC)

= 7675,49 m2
= Rp 51.500.000
= Rp 32.000

Maka setelah diketahui hal-hal diatas, besarnya pembelian persediaan
ekonomis menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut:
Q* = �

2(D)(OC )
(CC )

Universitas Sumatera Utara

=�

2×7675,49×Rp 51.500.000
Rp 32.000

= �24705483,4375
= 4970,46 m2

Jadi, jumlah pembelian persediaan yang ekonomis dengan menggunakan
metode EOQ adalah sebesar 4970,46 m2.
2. Frekuensi Pemesanan Persediaan
Dengan menggunakan metode EOQ, dapat dihitung jumlah frekuensi
pemesanan dalam satu tahun atau sering disebut frekuensi pembelian dapat
dihitung sebagai berikut:
F =

=

D
Q∗
7675,49 m2
4970,46 m2

= 1,54
= 2 kali
Jadi, frekuensi pemesanan persediaan menurut metode EOQ adalah 2 kali
dalam setahun.
3. Total Biaya Persediaan (TIC)
Agar dapat menghitung total biaya persediaan (TIC), maka ada beberapa
hal yang perlu diketahui sebagai berikut:
-

Total kebutuhan persediaan (D)
Pembelian rata-rata persediaan (Q)
Biaya pemesanan per order (S)
Biaya simpan per m2 (H)

= 7675,49 m2
= 1535,098 m2
= Rp 51.500.000
= Rp 32.000

Total biaya persediaan (TIC) adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

TIC

D
Q∗
= � S� + � H�
Q∗
2

=�

7675,49
4970,46

Rp 51.500.000� + �

4970,46
2

Rp 32.000�

= Rp 79.527.394,84 + Rp 79.527.360
= Rp 159.054.754,84

Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut metode EOQ (Economic Order
Quantity) adalah Rp 159.054.754,84.
4.3.2 Perhitungan safety stock dan reorder point
4.3.2.1 Safety Stock
Safety stock juga sering disebut sebagai persediaan pengaman. Di dalam
suatu perusahaan produksi atau distribusi, persediaan pengaman ini sangat
diperlukan untung mengantisipasi kekurangan persediaan saat proses produksi
atau distribusi.

Antisipasi dengan persediaan pengaman ini bertujuan untuk

mempelancar proses operasional suatu perusahaan sehingga dapat mencegah
terjadinya beberapa kendala dalam produksi seperti kekurangan bahan baku atau
persediaan yang dibutuhkan selama proses produksi atau operasional suatu
perusahaan. Jika hal tersebut terjadi, tentu saja proses produksi akan terhenti
sementara dan para karyawan tidak dapat melanjutkan aktivitas operasional
perusahaan.

Hal ini sangat merugikan perusahaan terutama dalam biaya dan

waktu operasional perusahaan. Dalam melakukan perhitungan akan persediaan
pengaman atau safety stock dapat menggunakan metode statistik dengan
membandingkan rata-rata pemakaian bahan baku atau persediaan dengan
pemakaian sebenarnya dan kemudian dicari simpangannya. Perhitungan standar
deviasi pemakaian bahan baku tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4
Standar Deviasi Pemakaian Persediaan Pada Tahun 2016

No

Bulan

Kebutuhan
Bahan Baku
(m2) (X)

Pemakaian
Rata-rata
(X̅)

1

Januari

535,23

571,01

2

Februari

413,01

571,01

3

Maret

580,98

571,01

4

April

640,3

5

Mei

6

�−�

−35,78

(� − � )�
1280,20

−158

24964

9,97

99,40

571,01

69,29

4801,10

1149

571,01

577,99

334072,44

Juni

441,1

571,01

16876,60

7

Juli

55,84

571,01

−129,91

8

Agustus

423,62

571,01

9

September

755,81

571,01

10

Oktober

606,07

11

November

12

Desember

−515,17

265400,12

184,8

34151,04

571,01

35,06

1229,20

278,22

571,01

85725,98

972,98

571,01

−292,79

−147,39

401,97

Jumlah

21723,81

161579,88
951903,77

Sumber: Data Diolah (2017)
Standar Deviasi

=�

∑(kebutuhan −rata −rata kebutuhan )2
jumlah periode −1

951903,77
=�
12−1

=�

951903,77
11

= �86536,70
= 294,17

Dengan menggunakan asumsi atau perkiraan bahwa Toko Creative
Interior memenuhi permintaan sebanyak 95% dan persediaan pengaman sebesar

Universitas Sumatera Utara

5%, maka safety factor berdasarkan tabel safety level dan safety factor adalah
sebesar 1,65. Maka perhitungan safety stock adalah sebagai berikut:
Safety stock

= ������ ������ × �������� ��������� kebutuhan inventori

= 1,65 × 294,17
= 485,38 m2

Jadi, persediaan pengaman atau safety stock yang perlu diantisipasi oleh
Toko Creative Interior adalah sebesar 482,38 m2.
4.3.2.2 Reorder Point
Toko Creative Interior memiliki waktu tunggu pemesanan sampai barang
tiba ke lokasi selama 3 minggu atau 21 hari. Dengan demikian lead time yang
dibutuhkan oleh Toko Creative Interior adalah selama 21 hari. Rata-rata jumlah
hari kerja karyawan di Toko Creative Interior adalah 300 hari dalam setahun.
Sebelum melakukan perhitungan untuk mencari reorder point, maka terlebih
dahulu dilakukan perhitungan permintaan persediaan per hari dengan cara sebagai
berikut:
d

=
=

D
Jumlah hari kerja per tahun

7675,49 m2
300

= 25,58 m2
Dapat diketahui bahwa jumlah permintaan persediaan per hari adalah
25,58 m2. Setelah itu maka perhitungan reorder point adalah sebagai berikut:
ROP

= (d × L) + ������ �����

= (25,58 m2 × 21) + 485,38 m2
= 1022,56 m2

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian, Toko Creative Interior harus melakukan pemesanan
kembali pada tingkat jumlah persediaan sebesar 8159,38 m2.
4.3.3 Perbandingan TIC antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka telah diketahui
perbandingan total biaya persediaan (TIC) antara kebijakan Toko Creative
Interior dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Rincian perbandingan
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 4.5
Perbandingan Kebijakan Toko Creative Interior Dengan Metode EOQ
No

Keterangan

Kebijakan Toko
Creative Interior

Metode EOQ

1535,098 m2

4970,46 m2

1

Pembelian rata-rata
persediaan

2

Total biaya persediaan
(TIC)

Rp 282.061.568

Rp 159.054.754,84

3

Frekuensi pemesanan

5

2

4

Persediaan pengaman
(safety stock)

-

482,38 m2

5

Pemesanan kembali
(reorder point)

-

1022,56 m2

Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa total biaya persediaan (TIC)
yang dikeluarkan oleh Toko Creative Interior adalah sebesar Rp 282.061.568,
sedangkan menggunakan metode EOQ adalah Rp 159.054.754,84. Penghematan
biaya persediaan yang dapat dilakukan adalah sebesar Rp 123.006.813,16.
Kendala yang dialami oleh Toko Creative Interior sehingga tidak dapat
mengaplikasikan metode EOQ adalah terbatasnya luas gudang yang dimiliki.

Universitas Sumatera Utara

Selama ini Toko Creative Interior tidak memiliki waktu pemesanan persediaan
yang terjadwal dan hanya melakukan pemesanan apabila stok persediaan di
gudang telah menipis atau habis.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan

hasil penelitian mengenai perbandingan total biaya

persediaan antara kebijakan Toko Creative Interior dengan metode EOQ, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Jumlah pembelian persediaan rata-rata apabila Toko Creative Interior
menggunakan metode EOQ adalah 4970,46 m2.
2. Jumlah frekuensi pembelian persediaan Toko Creative Interior dalam 1
periode apabila menggunakan metode EOQ adalah 2 kali.
3. Total biaya persediaan apabila Toko Creative Interior menggunakan metode
EOQ adalah Rp 159.054.754,84.
4. Jumlah safety stock yang harus diantisipasi Toko Creative Interior apabila
menggunakan metode EOQ adalah 482,38 m2.
5. Jumlah reorder point yang harus diperhatikan oleh Toko Creative Interior
apabila menggunakan metode EOQ adalah 1022,56 m2.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan
beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama
pihak Toko Creative Interior adalah sebagai berikut:
1. Toko Creative Interior sebaiknya menerapkan metode EOQ karena
berdasarkan perhitungan total biaya persediaan yang telah dilakukan, maka
penghematan yang dapat dilakukan Toko Creative Interior apabila
meneraptkan metode EOQ adalah sebesar Rp 123.006.813,16.

Universitas Sumatera Utara

2. Apabila Toko Creative Interior menerapkan metode EOQ, maka Toko
Creative Interior juga dapat mengatahui jumlah persediaan pengaman atau
safety stock dan juga titik pemesanan kembali (reorder point) yang dimana
sebelumnya tidak mendapat perhatian khusus.
3. Toko Creative Interior sebaiknya memperluas luas gudang yang dimiliki
sebagaimana kendala yang dimiliki Toko Creative Interior dalam
menerapkan metode EOQ karena luas gudang.

Universitas Sumatera Utara