Hubungan Gaya Kepemimpinan Manajer Keperawatan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2016 Chapter III VI
50
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian kuantitatif dalam bentuk survei dengan pendekatan explanatory research,
untuk menganalisis hubungan gaya kepemimpinan manajer keperawatan terhadap
motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Padangsidimpuan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2016.
Selama jangka waktu tersebut dilakukan survei awal, pengumpulan data, pengolahan
data dan analisis data serta penulisan laporan hasil penelitian.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang berstatus
PNS di ruang rawat inap yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
50
Universitas Sumatera Utara
51
Padangsidimpuan yaitu berjumlah 97 orang, dengan rincian sesuai dengan tabel
berikut :
Tabel 3.1. Jumlah Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota
Padangsidimpuan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Unit Rawat Inap
Ruang Rawat Umum, THT, Saraf
Ruang Rawat Anak, Perinatologi
Ruang Rawat Penyakit Dalam
Ruang Rawat Bedah
Ruang Rawat Penyakit Paru
Ruang Rawat Intensive Care Unit
Ruang Rawat VIP
Ruang Rawat VIP Khusus
Ruang Rawat Nipas / Kebidanan
Ruang Rawat Penyakit Mata
Jumlah
Jumlah Perawat
9 Orang
11 Orang
10 Orang
12 Orang
8 Orang
6 Orang
8 Orang
10 Orang
17 Orang
6 Orang
97 Orang
Sumber : Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Kota Padangsidimpuan (2015)
3.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan total populasi
dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel pada penelitian
ini adalah 97 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara
langsung dengan berpedoman kepada kuesioner terstruktur dengan jawaban tertutup
yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk mendukung hasil wawancara peneliti
Universitas Sumatera Utara
52
mengunakan data – data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data laporan yang
ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan.
3.4.1 Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di RSUD Tapanuli Selatan dengan
alasan mempunyai karakteristik yang sama dengan tempat penelitian.
Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan
atau pernyataan dengan skor total. Uji validitas dapat dilakukan dengan uji Pearson,
dengan ketentuan nilai koefisien korelasi rhitung > rtabel dinyatakan valid (Sugiono,
2011).
Reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
menghasilkan yang sama bila dilakukan secara berulang-ulang. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh konsisten maka pengukur tersebut reliable. Instrumen penelitian yang
reliabelnya diuji dengan cara mencobakan instrumen pada responden yang
instrumennya sama ditempat yang berbeda. Uji reliabilitas kuesioner yang digunakan
adalah koefisien alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberi nilai cronbach
alpha > 0,60, maka alat ukur tersebut reliable (Gozhali, 2005).
Universitas Sumatera Utara
53
Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas kuesioner gaya kepemimpinan
manajer keperawatan dan motivasi kerja perawat dilakukan terhadap 30 responden
dengan standar nilai tabel sebesar 0,361 (r-tabel), dengan hasil sebagai berikut:
1.
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner gaya kepemimpinan manajer
keperawatan menunjukkan seluruh item pertanyaan (20 item) dinyatakan valid,
dengan nilai rh>rt. Dimana nilai r berada pada rentang 0,372- 0,648 dan nilai
reliabilitas adalah 0,799 (cronbach alpha > 0,60).
2.
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner motivasi kerja perawat pelaksana
menunjukkan seluruh item pertanyaan (21 item) dinyatakan valid. Dimana nilai r
berada pada rentang 0,379- 0,700 dan nilai reliabilitas adalah 0,854.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat atau dependen yaitu :
motivasi kerja perawat pelaksana di Ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan
dan variabel bebas atau independen yaitu : gaya kepemimpinan dari manajer
keperawatan yaitu kepala bidang keperawatan.
3.5.2.
Definisi Operasional
Variabel independen:
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu gaya kepemimpinan di
rumah sakit yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana yang terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
54
1. Gaya kepemimpinan adalah cara manajer keperawatan dalam mengarahkan
dan mempengaruhi pikiran perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD
Kota Padangsidimpuan.
2. Soft skill merupakan cara manajer keperawatan untuk mempengaruhi
bawahannya dalam berhubungan dengan perawat pelaksana dan dengan
dirinya sendiri.
3. Hard skill merupakan kemampuan teknis manajer keperawatan berhubungan
dengan kemampuan teknis dalam bidang keperawatan.
4. Berperilaku asertif adalah cara manajer keperawatan berinteraksi dengan
bawahan yang berhubungan dengan kejujuran, emosi dan mengekspresikan
pikiran secara terus terang.
5. Bertanggung jawab adalah cara manajer keperawatan menyelesaikan tugas
sesuai dengan kewajiban yang dimiliki.
6. Memotivasi adalah cara manajer keperawatan untuk menggerakkan pegawai
agar bertindak sesuai dengan tujuan rumah sakit.
7. Berempati adalah cara manajer keperawatan merasakan dan mengidentifikasi
dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan perawat
pelaksana.
8. Disiplin adalah cara manajer keperawatan dalam mentaati peraturan dalam
melakukan pekerjaan menjadi lebih baik.
9. Berkomunikasi adalah cara manajer keperawatan menyampaikan komunikasi
kepada perawat pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
55
10. Perencanaan adalah kemampuan manajer keperawatan menciptakan cara
untuk membuat atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
11. Pengendalian adalah kemampuan manajer keperawatan mengecek dan
mengarahkan tindakan ketika pekerjaan dimulai dan ketika pekerjaan sedang
berlangsung.
12. Pengorganisasian adalah kemampuan manajer keperawatan untuk membentuk
satuan yang erat untuk keseluruhan fungsional.
13. Pengevaluasian adalah kemampuan manajer keperawatan mengukur dan
menilai pekerjaan perawat pelaksana dalam upaya mencapai tujuan.
Variabel dependen:
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan. Motivasi adalah
dorongan yang ada dalam diri masing – masing perawat pelaksana dalam melakukan
suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar karena hal – hal yang ingin
diperoleh dari tindakan tersebut, yang meliputi :
1. Prestasi adalah hasil yang dicapai dari pekerjaan yang dilakukan perawat
pelaksana dalam bekerja.
2. Tanggung jawab adalah besar kecilnya tanggung jawab yang diemban oleh
perawat pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Pengembangan diri adalah peluang yang diberikan kepada perawat pelaksana
untuk memperkaya keterampilan dan wawasan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
Universitas Sumatera Utara
56
4. Penghasilan adalah besarnya upah atau imbalan yang diterima sebagai hasil
dari pekerjaan.
5. Rekan kerja adalah rekan sejawat yang bekerja di RSUD Kota
Padangsidimpuan.
6. Supervisi adalah bentuk pengawasan yang diterima dari atasan yaitu manajer
keperawatan dalam hal ini kepala bidang keperawatan terhadap asuhan
keperawatan yang dilaksanakan.
7. Lingkungan kerja adalah tempat dimana perawat pelaksana melaksanakan
aktivitas pekerjaannya, meliputi : ruangan kerja, fasilitas sarana penunjang
kegiatan lainnya.
3.6 Metode Pengukuran
Metode pengukuran terhadap variabel-variabel penting ditetapkan agar sesuai
dengan metode perhitungan statistik yang dipakai untuk menganalisis pembuktian
hipotesa dan pengukuran lain. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan statistik
dengan jenis regresi yang memperhitungkan nilai koefisien pengaruh dari variabelvariabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variabel).
Untuk dapat memperoleh nilai pada masing-masing variabel tersebut
ditetapkan beberapa item kuesioner yang sepadan dengan interval 1 s/d 5. Pihak
responden cukup menjawab setiap item dengan membubuhkan nilai pada skala
Likert. Dari jawaban atas 5 skala Likert yang diberikan pada masing-masing item.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
Pernyataan
Alternatif
jawaban
Bobot
Nilai
Total
nilai
kategori
Skala
ukur
Kepemimpinan
Soft skill
10
Tidak baik
Baik
Ordinal
10
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1-25
26-50
Hard skill
1-25
26-50
Tidak baik
Baik
Ordinal
Motivasi Kerja
20
Sangat Buruk
Buruk
Sedang
Baik
Sangat Baik
Sangat Buruk
Buruk
Sedang
Baik
Sangat Baik
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Kurang
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
1-50
51-100
Rendah
Tinggi
Ordinal
1
2
3
4
5
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan dengan
melakukan sistem komputerisasi. Data yang telah didapatkan dianalisis secara
univariat dan bivariat dengan perangkat lunak statistik.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karateristik masing-masing
variabel yang diteliti baik variabel independen, dan variabel dependen. Analisis
univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir,
lama bekerja di RSUD Kota Padangsidimpuan.
Universitas Sumatera Utara
58
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui hubungan gaya
kepemimpinan (kemampuan soft skill dan hard skill) dengan motivasi kerja perawat
pelaksana dilakukan dengan uji chi square.
Analisis bivariat, yaitu analisa untuk melihat hubungan variabel independen
dengan variable dependen dengan menggunakan uji chi square pada tingkat
kepercayaan 95% (p1 berarti faktor yang diteliti merupakan faktor resiko yang menyebabkan
terjadinya outcome.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RSUD Kota Padangsidimpuan pertama kali didirikan pada tahun 1937
berlokasi di FL Tobing No.10 Kota Padangsidimpuan yang secara geografis berada
dipusat Kota Padangsidimpuan persis diposisi silang jalur lintas Sumatera. Jarak
tempuh ke ibukota Provinsi Sumatera Utara sejauh 475 Km dengan lama perjalanan
10 jam. RSUD Kota Padangsidimpuan mempunyai visi “RSU yang diminati
masyarakat” dan Misi : memberikan pelayanan kesehatan secara profesional kepada
masyarakat sesuai standart, mengelola administrasi dan keuangan RSU secara
transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang – undangan sehingga
mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan tujuan menjadikan RS
Rujukan diwilayah Pantai Barat Sumatera dan terwujudnya peningkatan kwalitas,
disiplin aparatur dan pengelolaan administrasi, keuangan yang dapat mendukung
peningkatan pelayanan keesehatan.
Fasilitas yang dimiliki terdiri dari 10 poliklinik rawat jalan, instalasi rawat
inap dengan jumlah tempat tidur 197 buah yang terbagi atas kelas I, kelas II, Kelas
III, VIP, VIP Khusus, IGD dengan dokter 24 jam. Pada tahun 2012 RSUD Kota
Padangsidimpuan terakreditasi pada 5 pelayanan yang meliputi bagian bedah,
penyakit dalam, anak, kebidanan dan IGD.
59
Universitas Sumatera Utara
60
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini menggambarkan gaya kepemimpinan
manajer keperawatan dan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
RSUD Kota Padangsidimpuan. Analisis univariat juga menggambarkan karakteristik
perawat yang mencakup jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir,
dan lama bekerja perawat pelaksana. Semua jenis data pada variabel yang diteliti
merupakan data kategorik sehingga penyajian data menggunakan tampilan frekuensi.
4.2.1. Karakteristik Responden
Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin, umur, status perwakinan,
pendidikan terakhir, dan lama bekerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD
Kota Padangsidimpuan disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
No
1
2
3
Variabel
Jenis Kelamin
Laki- laki
Perempuan
Total
Umur
≤ 30 Tahun
31- 40 Tahun
41- 49 Tahun
Total
Status Perkawinan
Belum Kawin
Kawin
Total
Frekuensi
Persentase (%)
18
79
97
18.6
81.4
100
11
74
12
97
11.3
76.3
12.4
100
5
92
97
5.2
94.8
100
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No
4
5
Variabel
Pendidikan Terakhir
SPK
D III
D IV
S1
Total
Lama Bekerja
4 - 9 Tahun
10 - 15 Tahun
16 - 21 Tahun
22 - 25 Tahun
Total
Frekuensi
Persentase (%)
6
69
3
19
97
6.2
71.1
3.1
19.6
100
38
47
6
6
97
39.2
48.4
6.2
6.2
100
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas didapat bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin menggambarkan bahwa pada umumnya responden berjenis
kelamin perempuan sebesar 81,4%, sedangkan jika melihat karakteristik responden
berdasarkan umur sebagian besar berusia antara 31-40 Tahun sebesar 76,3%.
Distribusi responden berdasarkan status perkawinan pada umumnya responden
berstatus kawin sebesar 94,8%.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan D-III sebesar 71,1%,
sedangkan jika melihat karakteristik responden menurut lama bekerja menunjukkan
sebesar 48,4 % sudah bekerja selama 10- 15 Tahun.
Universitas Sumatera Utara
62
4.2.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Soft skill merupakan cara manajer keperawatan untuk mempengaruhi
bawahannya dalam berhubungan dengan perawat pelaksana dan dengan dirinya
sendiri. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai kemampuan soft
skill manajer keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Soft skill Manajer Keperawatan
Tidak Baik
Baik
Total
Frekuensi
Persentase (%)
39
58
40.2
59.8
97
100.0
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat distribusi mengenai kemampuan soft
skill seorang manajer keperawatan dengan kategori baik lebih banyak sebesar 59,8%,
sedangkan dengan kategori tidak baik sebesar 40,2%. Artinya bahwa terdapat lebih
banyak responden menyatakan manajer keperawatan memiliki kemampuan soft skill
yang baik.
4.2.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Hard Skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Hard skill merupakan kemampuan teknis manajer keperawatan berhubungan
dengan kemampuan teknis dalam keperawatan. Distribusi jawaban responden
terhadap pertanyaan mengenai kemampuan hard skill manajer keperawatan di RSUD
Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Hard skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Hard skill Manajer Keperawatan
Tidak Baik
Baik
Total
Frekuensi
12
85
97
Persentase (%)
12.4
87.6
100.0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat distribusi mengenai kemampuan
hard skill seorang manajer keperawatan dengan kategori baik sebesar 87,6%,
sedangkan dengan kategori tidak baik sebesar 12,4%. Artinya bahwa terdapat lebih
banyak responden yang menyatakan manajer keperawatan memiliki kemampuan hard
skill yang baik.
4.2.4. Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Inap RSUD Kota Padangsidimpuan
Motivasi kerja perawat adalah segala sesuatu yang mendorong perawat untuk
menunjukkan kesediannya yang tinggi untuk berupaya mencapai tujuan pelayanan
Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
Faktor- faktor yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku dibagi menjadi 2
kelompok yaitu: faktor motivasional (faktor intrinsik) dan faktor Higienik (faktor
eksrinsik). Deskripsi
distribusi frekuensi faktor- faktor motivasi kerja perawat
pelaksana dapat dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Motivasi Kerja Perawat
Pelaksana di RSUD Kota Padangsidimpuan
No
1
2
3
4
5
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
45
52
97
46.4
53.6
44
53
45.4
54.6
97
100
55
42
56.7
43.3
97
100
62
35
63.9
36.1
97
100
43
54
44,3
55.7
97
100
42
55
43.3
56.7
Total
Lingkungan Kerja
Tinggi
Rendah
97
100
31
66
32.0
68.0
Total
97
100
Prestasi
Tinggi
Rendah
Total
Tanggung Jawab
Tinggi
Rendah
Total
Pengembangan Diri
Tinggi
Rendah
Total
Penghasilan
Tinggi
Rendah
Total
Supervisi
Tinggi
Rendah
Total
6
7
Rekan Kerja
Tinggi
Rendah
100
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa motivasi kerja perawat pelaksana
dengan kategori tinggi sebagian besar berada pada faktor penghasilan sebesar 63.9%
dan pengembangan diri sebesar 56.7%. Motivasi perawat dengan kategori rendah
Universitas Sumatera Utara
65
sebagian besar berada pada faktor lingkungan kerja sebesar 68.0%, rekan kerja
sebesar 56.7%, supervisi sebesar 55.7%, tanggung jawab sebesar 54,6% dan prestasi
sebesar 53,6%. Deskripsi distribusi frekuensi motivasi kerja perawat pelaksana dilihat
dari ruang dinas perawat dijelaskan pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dilihat
dari Ruang Dinas Perawat di RSUD Kota Padangsidimpuan
No
1
2
3
4
5
6
Variabel
UMUM,THT & SARAF
Tinggi
Rendah
Jumlah
PENYAKIT DALAM
Tinggi
Rendah
Jumlah
PENYAKIT PARU
Tinggi
Rendah
Jumlah
VIP KHUSUS
Tinggi
Rendah
Jumlah
VIP
Tinggi
Rendah
Jumlah
ICU
Tinggi
Rendah
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5
4
55.6
44.4
9
100
6
4
60.0
40.0
10
100
6
2
75.0
25.5
8
100
10
0
10
100.0
.0
100
8
0
8
100.0
.0
100
5
1
6
83.3
16.7
100
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No.
7
8
9
10
Variabel
RRB
Tinggi
Rendah
Jumlah
ANAK & PERINATOLOGI
Tinggi
Rendah
Jumlah
PENYAKIT MATA
Tinggi
Rendah
Jumlah
RAWAT NIFAS/ KEBIDANAN
Tinggi
Rendah
Jumlah
Total
Frekuensi
Persentase (%)
1
11
12
8.3
91.7
100
4
7
11
36.4
63.6
100
5
1
6
83.3
16.7
100
8
9
17
97
47.1
52.9
100
100
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa mayoritas responden dengan motivasi
kerja perawat pelaksana kategori tinggi berada pada ruang VIP Khusus sebesar 100%,
ruang VIP sebesar 100%, ruang penyakit mata sebesar 83,3%, ruang ICU sebesar
83,3%, ruang penyakit paru sebesar 75,0%, ruang penyakit dalam sebesar 60% dan
ruang umum/THT/Syaraf sebesar 55,6%. Sementara untuk motivasi kerja perawat
pelaksana kategori rendah berada pada ruang RRB sebesar 91,7%, ruang Anak &
Perinatologi sebesar 63,6% dan ruang Rawat nifas/ Kebidanan sebesar 52,9%.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja perawat pelaksana
sebagian besar dengan kategori sedang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6
dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.6 Distribusi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
RSUD Kota Padangsidimpuan
Motivasi kerja
Rendah
Tinggi
Total
Frekuensi
39
58
97
Persentase (%)
40.2
59.8
100.0
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa motivasi kerja perawat pelaksana dalam
kategori tinggi dengan presentase 59,8% dan motivasi kerja perawat dengan kategori
rendah dengan presentase 40,2%.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
bermakna antara dua variabel utamanya adalah variabel independen dengan
dependen. Variabel independen meliputi gaya kepemimpinan yang terdiri dari
kempuan soft skill dan kemampuan hard skill, sedangkan variabel dependennya
adalah motivasi kerja perawat pelaksana. Semua variabel yang dianalisis baik
variabel independen dan dependen merupakan variabel kategorik sehingga uji
statistik yang digunakan adalah uji chi square. Tujuan digunakan uji chi square
adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Berikut adalah analisis
bivariat masing- masing variabel:
Universitas Sumatera Utara
68
4.3.1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Soft Skill Manajer
Keperawatan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Hubungan gaya kepemimpinan kemampuan soft skill manajer keperawatan
terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota
Padangsidimpuan disajikan dalam Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Soft Skill Manajer
Keperawatan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Motivasi Kerja
Perawat Pelaksana
Gaya
Kepemimpinan
Kategori
Kemampuan Soft
skill manajer
keperawatan
Total
Tidak baik
Baik
Jumlah
pOR
value (95%
CI)
Rendah
Tinggi
n %
n %
n %
27 27.8 21 21.6 48 49.5 0.001 3.964
12 12.4 37 38.1 49 50.5
39 40.2 58 59.8 97
100
Hasil penelitian terhadap soft skill pimpinan terhadap motivasi kerja perawat
pelaksana menunjukkan bahwa pada kemampuan soft skill manajer keperawatan yang
tidak baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana yang rendah sebesar 27,8%,
pada kemampuan soft skill manajer keperawatan yang tidak baik dengan motivasi
kerja perawat pelaksana tinggi sebesar 21,6%, pada kemampuan soft skill manajer
keperawatan yang baik dengan motivasi kerja rendah sebesar 12,4%, pada
kemampuan soft skill manajer keperawatan baik dengan motivasi kerja perawat
pelaksana tinggi sebesar 38,1%.
Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p-value = 0,001
(p
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian kuantitatif dalam bentuk survei dengan pendekatan explanatory research,
untuk menganalisis hubungan gaya kepemimpinan manajer keperawatan terhadap
motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Padangsidimpuan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2016.
Selama jangka waktu tersebut dilakukan survei awal, pengumpulan data, pengolahan
data dan analisis data serta penulisan laporan hasil penelitian.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang berstatus
PNS di ruang rawat inap yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
50
Universitas Sumatera Utara
51
Padangsidimpuan yaitu berjumlah 97 orang, dengan rincian sesuai dengan tabel
berikut :
Tabel 3.1. Jumlah Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota
Padangsidimpuan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Unit Rawat Inap
Ruang Rawat Umum, THT, Saraf
Ruang Rawat Anak, Perinatologi
Ruang Rawat Penyakit Dalam
Ruang Rawat Bedah
Ruang Rawat Penyakit Paru
Ruang Rawat Intensive Care Unit
Ruang Rawat VIP
Ruang Rawat VIP Khusus
Ruang Rawat Nipas / Kebidanan
Ruang Rawat Penyakit Mata
Jumlah
Jumlah Perawat
9 Orang
11 Orang
10 Orang
12 Orang
8 Orang
6 Orang
8 Orang
10 Orang
17 Orang
6 Orang
97 Orang
Sumber : Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Kota Padangsidimpuan (2015)
3.3.2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan total populasi
dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel pada penelitian
ini adalah 97 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara
langsung dengan berpedoman kepada kuesioner terstruktur dengan jawaban tertutup
yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk mendukung hasil wawancara peneliti
Universitas Sumatera Utara
52
mengunakan data – data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data laporan yang
ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan.
3.4.1 Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di RSUD Tapanuli Selatan dengan
alasan mempunyai karakteristik yang sama dengan tempat penelitian.
Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan
atau pernyataan dengan skor total. Uji validitas dapat dilakukan dengan uji Pearson,
dengan ketentuan nilai koefisien korelasi rhitung > rtabel dinyatakan valid (Sugiono,
2011).
Reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
menghasilkan yang sama bila dilakukan secara berulang-ulang. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh konsisten maka pengukur tersebut reliable. Instrumen penelitian yang
reliabelnya diuji dengan cara mencobakan instrumen pada responden yang
instrumennya sama ditempat yang berbeda. Uji reliabilitas kuesioner yang digunakan
adalah koefisien alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberi nilai cronbach
alpha > 0,60, maka alat ukur tersebut reliable (Gozhali, 2005).
Universitas Sumatera Utara
53
Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas kuesioner gaya kepemimpinan
manajer keperawatan dan motivasi kerja perawat dilakukan terhadap 30 responden
dengan standar nilai tabel sebesar 0,361 (r-tabel), dengan hasil sebagai berikut:
1.
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner gaya kepemimpinan manajer
keperawatan menunjukkan seluruh item pertanyaan (20 item) dinyatakan valid,
dengan nilai rh>rt. Dimana nilai r berada pada rentang 0,372- 0,648 dan nilai
reliabilitas adalah 0,799 (cronbach alpha > 0,60).
2.
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner motivasi kerja perawat pelaksana
menunjukkan seluruh item pertanyaan (21 item) dinyatakan valid. Dimana nilai r
berada pada rentang 0,379- 0,700 dan nilai reliabilitas adalah 0,854.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat atau dependen yaitu :
motivasi kerja perawat pelaksana di Ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan
dan variabel bebas atau independen yaitu : gaya kepemimpinan dari manajer
keperawatan yaitu kepala bidang keperawatan.
3.5.2.
Definisi Operasional
Variabel independen:
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu gaya kepemimpinan di
rumah sakit yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana yang terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
54
1. Gaya kepemimpinan adalah cara manajer keperawatan dalam mengarahkan
dan mempengaruhi pikiran perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD
Kota Padangsidimpuan.
2. Soft skill merupakan cara manajer keperawatan untuk mempengaruhi
bawahannya dalam berhubungan dengan perawat pelaksana dan dengan
dirinya sendiri.
3. Hard skill merupakan kemampuan teknis manajer keperawatan berhubungan
dengan kemampuan teknis dalam bidang keperawatan.
4. Berperilaku asertif adalah cara manajer keperawatan berinteraksi dengan
bawahan yang berhubungan dengan kejujuran, emosi dan mengekspresikan
pikiran secara terus terang.
5. Bertanggung jawab adalah cara manajer keperawatan menyelesaikan tugas
sesuai dengan kewajiban yang dimiliki.
6. Memotivasi adalah cara manajer keperawatan untuk menggerakkan pegawai
agar bertindak sesuai dengan tujuan rumah sakit.
7. Berempati adalah cara manajer keperawatan merasakan dan mengidentifikasi
dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan perawat
pelaksana.
8. Disiplin adalah cara manajer keperawatan dalam mentaati peraturan dalam
melakukan pekerjaan menjadi lebih baik.
9. Berkomunikasi adalah cara manajer keperawatan menyampaikan komunikasi
kepada perawat pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
55
10. Perencanaan adalah kemampuan manajer keperawatan menciptakan cara
untuk membuat atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
11. Pengendalian adalah kemampuan manajer keperawatan mengecek dan
mengarahkan tindakan ketika pekerjaan dimulai dan ketika pekerjaan sedang
berlangsung.
12. Pengorganisasian adalah kemampuan manajer keperawatan untuk membentuk
satuan yang erat untuk keseluruhan fungsional.
13. Pengevaluasian adalah kemampuan manajer keperawatan mengukur dan
menilai pekerjaan perawat pelaksana dalam upaya mencapai tujuan.
Variabel dependen:
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan. Motivasi adalah
dorongan yang ada dalam diri masing – masing perawat pelaksana dalam melakukan
suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar karena hal – hal yang ingin
diperoleh dari tindakan tersebut, yang meliputi :
1. Prestasi adalah hasil yang dicapai dari pekerjaan yang dilakukan perawat
pelaksana dalam bekerja.
2. Tanggung jawab adalah besar kecilnya tanggung jawab yang diemban oleh
perawat pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Pengembangan diri adalah peluang yang diberikan kepada perawat pelaksana
untuk memperkaya keterampilan dan wawasan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
Universitas Sumatera Utara
56
4. Penghasilan adalah besarnya upah atau imbalan yang diterima sebagai hasil
dari pekerjaan.
5. Rekan kerja adalah rekan sejawat yang bekerja di RSUD Kota
Padangsidimpuan.
6. Supervisi adalah bentuk pengawasan yang diterima dari atasan yaitu manajer
keperawatan dalam hal ini kepala bidang keperawatan terhadap asuhan
keperawatan yang dilaksanakan.
7. Lingkungan kerja adalah tempat dimana perawat pelaksana melaksanakan
aktivitas pekerjaannya, meliputi : ruangan kerja, fasilitas sarana penunjang
kegiatan lainnya.
3.6 Metode Pengukuran
Metode pengukuran terhadap variabel-variabel penting ditetapkan agar sesuai
dengan metode perhitungan statistik yang dipakai untuk menganalisis pembuktian
hipotesa dan pengukuran lain. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan statistik
dengan jenis regresi yang memperhitungkan nilai koefisien pengaruh dari variabelvariabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variabel).
Untuk dapat memperoleh nilai pada masing-masing variabel tersebut
ditetapkan beberapa item kuesioner yang sepadan dengan interval 1 s/d 5. Pihak
responden cukup menjawab setiap item dengan membubuhkan nilai pada skala
Likert. Dari jawaban atas 5 skala Likert yang diberikan pada masing-masing item.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
Pernyataan
Alternatif
jawaban
Bobot
Nilai
Total
nilai
kategori
Skala
ukur
Kepemimpinan
Soft skill
10
Tidak baik
Baik
Ordinal
10
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1-25
26-50
Hard skill
1-25
26-50
Tidak baik
Baik
Ordinal
Motivasi Kerja
20
Sangat Buruk
Buruk
Sedang
Baik
Sangat Baik
Sangat Buruk
Buruk
Sedang
Baik
Sangat Baik
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Kurang
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
1-50
51-100
Rendah
Tinggi
Ordinal
1
2
3
4
5
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan dengan
melakukan sistem komputerisasi. Data yang telah didapatkan dianalisis secara
univariat dan bivariat dengan perangkat lunak statistik.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karateristik masing-masing
variabel yang diteliti baik variabel independen, dan variabel dependen. Analisis
univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir,
lama bekerja di RSUD Kota Padangsidimpuan.
Universitas Sumatera Utara
58
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui hubungan gaya
kepemimpinan (kemampuan soft skill dan hard skill) dengan motivasi kerja perawat
pelaksana dilakukan dengan uji chi square.
Analisis bivariat, yaitu analisa untuk melihat hubungan variabel independen
dengan variable dependen dengan menggunakan uji chi square pada tingkat
kepercayaan 95% (p1 berarti faktor yang diteliti merupakan faktor resiko yang menyebabkan
terjadinya outcome.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RSUD Kota Padangsidimpuan pertama kali didirikan pada tahun 1937
berlokasi di FL Tobing No.10 Kota Padangsidimpuan yang secara geografis berada
dipusat Kota Padangsidimpuan persis diposisi silang jalur lintas Sumatera. Jarak
tempuh ke ibukota Provinsi Sumatera Utara sejauh 475 Km dengan lama perjalanan
10 jam. RSUD Kota Padangsidimpuan mempunyai visi “RSU yang diminati
masyarakat” dan Misi : memberikan pelayanan kesehatan secara profesional kepada
masyarakat sesuai standart, mengelola administrasi dan keuangan RSU secara
transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang – undangan sehingga
mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan tujuan menjadikan RS
Rujukan diwilayah Pantai Barat Sumatera dan terwujudnya peningkatan kwalitas,
disiplin aparatur dan pengelolaan administrasi, keuangan yang dapat mendukung
peningkatan pelayanan keesehatan.
Fasilitas yang dimiliki terdiri dari 10 poliklinik rawat jalan, instalasi rawat
inap dengan jumlah tempat tidur 197 buah yang terbagi atas kelas I, kelas II, Kelas
III, VIP, VIP Khusus, IGD dengan dokter 24 jam. Pada tahun 2012 RSUD Kota
Padangsidimpuan terakreditasi pada 5 pelayanan yang meliputi bagian bedah,
penyakit dalam, anak, kebidanan dan IGD.
59
Universitas Sumatera Utara
60
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini menggambarkan gaya kepemimpinan
manajer keperawatan dan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
RSUD Kota Padangsidimpuan. Analisis univariat juga menggambarkan karakteristik
perawat yang mencakup jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir,
dan lama bekerja perawat pelaksana. Semua jenis data pada variabel yang diteliti
merupakan data kategorik sehingga penyajian data menggunakan tampilan frekuensi.
4.2.1. Karakteristik Responden
Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin, umur, status perwakinan,
pendidikan terakhir, dan lama bekerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD
Kota Padangsidimpuan disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden
No
1
2
3
Variabel
Jenis Kelamin
Laki- laki
Perempuan
Total
Umur
≤ 30 Tahun
31- 40 Tahun
41- 49 Tahun
Total
Status Perkawinan
Belum Kawin
Kawin
Total
Frekuensi
Persentase (%)
18
79
97
18.6
81.4
100
11
74
12
97
11.3
76.3
12.4
100
5
92
97
5.2
94.8
100
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No
4
5
Variabel
Pendidikan Terakhir
SPK
D III
D IV
S1
Total
Lama Bekerja
4 - 9 Tahun
10 - 15 Tahun
16 - 21 Tahun
22 - 25 Tahun
Total
Frekuensi
Persentase (%)
6
69
3
19
97
6.2
71.1
3.1
19.6
100
38
47
6
6
97
39.2
48.4
6.2
6.2
100
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas didapat bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin menggambarkan bahwa pada umumnya responden berjenis
kelamin perempuan sebesar 81,4%, sedangkan jika melihat karakteristik responden
berdasarkan umur sebagian besar berusia antara 31-40 Tahun sebesar 76,3%.
Distribusi responden berdasarkan status perkawinan pada umumnya responden
berstatus kawin sebesar 94,8%.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan D-III sebesar 71,1%,
sedangkan jika melihat karakteristik responden menurut lama bekerja menunjukkan
sebesar 48,4 % sudah bekerja selama 10- 15 Tahun.
Universitas Sumatera Utara
62
4.2.2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Soft skill merupakan cara manajer keperawatan untuk mempengaruhi
bawahannya dalam berhubungan dengan perawat pelaksana dan dengan dirinya
sendiri. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai kemampuan soft
skill manajer keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Soft skill Manajer Keperawatan
Tidak Baik
Baik
Total
Frekuensi
Persentase (%)
39
58
40.2
59.8
97
100.0
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat distribusi mengenai kemampuan soft
skill seorang manajer keperawatan dengan kategori baik lebih banyak sebesar 59,8%,
sedangkan dengan kategori tidak baik sebesar 40,2%. Artinya bahwa terdapat lebih
banyak responden menyatakan manajer keperawatan memiliki kemampuan soft skill
yang baik.
4.2.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Hard Skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Hard skill merupakan kemampuan teknis manajer keperawatan berhubungan
dengan kemampuan teknis dalam keperawatan. Distribusi jawaban responden
terhadap pertanyaan mengenai kemampuan hard skill manajer keperawatan di RSUD
Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Hard skill Manajer Keperawatan di
RSUD Kota Padangsidimpuan
Hard skill Manajer Keperawatan
Tidak Baik
Baik
Total
Frekuensi
12
85
97
Persentase (%)
12.4
87.6
100.0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat distribusi mengenai kemampuan
hard skill seorang manajer keperawatan dengan kategori baik sebesar 87,6%,
sedangkan dengan kategori tidak baik sebesar 12,4%. Artinya bahwa terdapat lebih
banyak responden yang menyatakan manajer keperawatan memiliki kemampuan hard
skill yang baik.
4.2.4. Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Inap RSUD Kota Padangsidimpuan
Motivasi kerja perawat adalah segala sesuatu yang mendorong perawat untuk
menunjukkan kesediannya yang tinggi untuk berupaya mencapai tujuan pelayanan
Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
Faktor- faktor yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku dibagi menjadi 2
kelompok yaitu: faktor motivasional (faktor intrinsik) dan faktor Higienik (faktor
eksrinsik). Deskripsi
distribusi frekuensi faktor- faktor motivasi kerja perawat
pelaksana dapat dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Motivasi Kerja Perawat
Pelaksana di RSUD Kota Padangsidimpuan
No
1
2
3
4
5
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
45
52
97
46.4
53.6
44
53
45.4
54.6
97
100
55
42
56.7
43.3
97
100
62
35
63.9
36.1
97
100
43
54
44,3
55.7
97
100
42
55
43.3
56.7
Total
Lingkungan Kerja
Tinggi
Rendah
97
100
31
66
32.0
68.0
Total
97
100
Prestasi
Tinggi
Rendah
Total
Tanggung Jawab
Tinggi
Rendah
Total
Pengembangan Diri
Tinggi
Rendah
Total
Penghasilan
Tinggi
Rendah
Total
Supervisi
Tinggi
Rendah
Total
6
7
Rekan Kerja
Tinggi
Rendah
100
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa motivasi kerja perawat pelaksana
dengan kategori tinggi sebagian besar berada pada faktor penghasilan sebesar 63.9%
dan pengembangan diri sebesar 56.7%. Motivasi perawat dengan kategori rendah
Universitas Sumatera Utara
65
sebagian besar berada pada faktor lingkungan kerja sebesar 68.0%, rekan kerja
sebesar 56.7%, supervisi sebesar 55.7%, tanggung jawab sebesar 54,6% dan prestasi
sebesar 53,6%. Deskripsi distribusi frekuensi motivasi kerja perawat pelaksana dilihat
dari ruang dinas perawat dijelaskan pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dilihat
dari Ruang Dinas Perawat di RSUD Kota Padangsidimpuan
No
1
2
3
4
5
6
Variabel
UMUM,THT & SARAF
Tinggi
Rendah
Jumlah
PENYAKIT DALAM
Tinggi
Rendah
Jumlah
PENYAKIT PARU
Tinggi
Rendah
Jumlah
VIP KHUSUS
Tinggi
Rendah
Jumlah
VIP
Tinggi
Rendah
Jumlah
ICU
Tinggi
Rendah
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
5
4
55.6
44.4
9
100
6
4
60.0
40.0
10
100
6
2
75.0
25.5
8
100
10
0
10
100.0
.0
100
8
0
8
100.0
.0
100
5
1
6
83.3
16.7
100
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No.
7
8
9
10
Variabel
RRB
Tinggi
Rendah
Jumlah
ANAK & PERINATOLOGI
Tinggi
Rendah
Jumlah
PENYAKIT MATA
Tinggi
Rendah
Jumlah
RAWAT NIFAS/ KEBIDANAN
Tinggi
Rendah
Jumlah
Total
Frekuensi
Persentase (%)
1
11
12
8.3
91.7
100
4
7
11
36.4
63.6
100
5
1
6
83.3
16.7
100
8
9
17
97
47.1
52.9
100
100
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa mayoritas responden dengan motivasi
kerja perawat pelaksana kategori tinggi berada pada ruang VIP Khusus sebesar 100%,
ruang VIP sebesar 100%, ruang penyakit mata sebesar 83,3%, ruang ICU sebesar
83,3%, ruang penyakit paru sebesar 75,0%, ruang penyakit dalam sebesar 60% dan
ruang umum/THT/Syaraf sebesar 55,6%. Sementara untuk motivasi kerja perawat
pelaksana kategori rendah berada pada ruang RRB sebesar 91,7%, ruang Anak &
Perinatologi sebesar 63,6% dan ruang Rawat nifas/ Kebidanan sebesar 52,9%.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja perawat pelaksana
sebagian besar dengan kategori sedang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6
dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.6 Distribusi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
RSUD Kota Padangsidimpuan
Motivasi kerja
Rendah
Tinggi
Total
Frekuensi
39
58
97
Persentase (%)
40.2
59.8
100.0
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa motivasi kerja perawat pelaksana dalam
kategori tinggi dengan presentase 59,8% dan motivasi kerja perawat dengan kategori
rendah dengan presentase 40,2%.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
bermakna antara dua variabel utamanya adalah variabel independen dengan
dependen. Variabel independen meliputi gaya kepemimpinan yang terdiri dari
kempuan soft skill dan kemampuan hard skill, sedangkan variabel dependennya
adalah motivasi kerja perawat pelaksana. Semua variabel yang dianalisis baik
variabel independen dan dependen merupakan variabel kategorik sehingga uji
statistik yang digunakan adalah uji chi square. Tujuan digunakan uji chi square
adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Berikut adalah analisis
bivariat masing- masing variabel:
Universitas Sumatera Utara
68
4.3.1. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Soft Skill Manajer
Keperawatan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Hubungan gaya kepemimpinan kemampuan soft skill manajer keperawatan
terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota
Padangsidimpuan disajikan dalam Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Soft Skill Manajer
Keperawatan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Motivasi Kerja
Perawat Pelaksana
Gaya
Kepemimpinan
Kategori
Kemampuan Soft
skill manajer
keperawatan
Total
Tidak baik
Baik
Jumlah
pOR
value (95%
CI)
Rendah
Tinggi
n %
n %
n %
27 27.8 21 21.6 48 49.5 0.001 3.964
12 12.4 37 38.1 49 50.5
39 40.2 58 59.8 97
100
Hasil penelitian terhadap soft skill pimpinan terhadap motivasi kerja perawat
pelaksana menunjukkan bahwa pada kemampuan soft skill manajer keperawatan yang
tidak baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana yang rendah sebesar 27,8%,
pada kemampuan soft skill manajer keperawatan yang tidak baik dengan motivasi
kerja perawat pelaksana tinggi sebesar 21,6%, pada kemampuan soft skill manajer
keperawatan yang baik dengan motivasi kerja rendah sebesar 12,4%, pada
kemampuan soft skill manajer keperawatan baik dengan motivasi kerja perawat
pelaksana tinggi sebesar 38,1%.
Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p-value = 0,001
(p