Analisis Pengelolaan dan Tingkat Kepatuhan Petuga Memahami SOP (standar Operasional Prosedur) Terhadap Kualitas Linen Laundry di Rumah Sakit Umum Royal Prima Kota Medan Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Rumah

sakit

sebagai

sarana

upaya

perbaikan

kesehatan

yang


melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian, ternyata memiliki dampak positif dan negatif terhadap
lingkungan sekitarnya. Rumah sakit dalam penyelenggaraan upaya pelayanan
rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan nonmedik
menggunakan teknologi yang dapat memengaruhi lingkungan di sekitarnya
(Adisasmito, 2007).
Rumah sakit sebagai sistem terpadu terdiri dari subsistem yang saling
terkait. Subsistem yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kain linen adalah
laundry, mulai dari perencanaan, pencucian linen kotor menjadi linen bersih, yang
dapat membuat pasien nyaman dan mencegah penyebaran infeksi. Karena pada
dasarnya linen kotor merupakan sumber timbulnya suatu penyakit.
Linen merupakan istilah yang dikhususkan untuk menyebut seluruh
peralatan, barang, atau produk tekstil yang digunakan dalam kegiatan rumah sakit.
Diantara produk-produk tersebut yaitu, meliputi semua produk tekstil yang
digunakan dalam ruang rawat inap, rawat jalan, ruang bedah, ruang operasi, dan
ruang-ruang dirumah sakit lainya. Peran dan fungsi dari manajemen linen yang
baik dirumah sakit, memberi kesan bersih, dan sehat serta menciptakan suasana
nyaman dalam ruangan.

1


1
Universitas Sumatera Utara

2

Linen kotor merupakan sumber kontaminasi penting di rumah sakit.
Meskipun linen tidak digunakan secara langsung dalam proses pengobatan namun
dapat dilihat pengaruhnya bila penanganan linen tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan terjadinya penularan penyakit yaitu melalui infeksi nosokomial
(Bhaktianti, 2008).
Berdasarkan hasil riset fasilitas kesehatan tahun 2011, terdapat 594 RSU
pemerintah yang memiliki binatu sendiri (86,7%). Sebanyak 93,8% RSU
Pemerintah kelas A, 93,1% RSU Pemerintah kelas B, 90,7% RSU Pemerintah
kelas C, dan 75,1% RSU Pemerintah kelas D memiliki binatu sendiri. Selebihnya
menggunakan jasa outsourcing atau tidak memiliki pelayanan binatu sama
sekali.Sekitar 56,8% Pelayanan binatu RSU pemerintah memiliki ruang linen
kotor, 62,6% memiliki ruang linen bersih, 45,4% memiliki ruang kereta linen
53,3% memiliki ruang kelengkapan cuci, dan 64,9% memiliki ruang setrika
(Rifakes, 2011).

Suatu hal yang cukup memperihatinkan adalah sedikitnya Binatu RSU
Pemerintah yang memiliki ruang linen yang terpisah antara ruang linen yang
infeksius dan non infeksius. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi
nosokomial (hospital acquired infections/HAI’s) (Rifakes, 2011).
Berdasarkan hasil riset fasilitas kesehatan, terdapat 594 RSU pemerintah
yang memiliki binatu sendiri (86,7%). Sebanyak 93,8% RSU Pemerintah kelas A,
93,1% RSU Pemerintah kelas B, 90,7% RSU Pemerintah kelas C, dan 75,1%
RSU Pemerintah kelas D memiliki binatu sendiri. Selebihnya menggunakan jasa
outsourcing atau tidak memiliki pelayanan binatu sama sekali.Sekitar 56,8%

Universitas Sumatera Utara

3

Pelayanan binatu RSU pemerintah memiliki ruang linen kotor, 62,6% memiliki
ruang linen bersih, 45,4% memiliki ruang kereta linen 53,3% memiliki ruang
kelengkapan cuci, dan 64,9% memiliki ruang setrika (Rifakes, 2011).
Agar pelaksanaan operasional linen dan laundry dapat berjalan dengan
baik dibutuhkan pedoman pengorganisasian yang membahas struktur organisasi
serta uraian tugas dari masing – masing jabatan unit linen dan laundry untuk

mengetahui tingkat pengetahuan petugas laundry dalam memahami standar
operasional prosedur (SOP).
Peningkatan mutu pelayanan dapat dilaksanakan melalui pengembangan
sarana dan prasarana rumah sakit, pengadaan pralatan, dan prangkat lainya,
termasuk pengelolaan kebutuhan dan persediaan linen di ruang rawat inap rumah
sakit. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di rumah sakit Royal
Prima Medan di bagian laundry, ditemukan permasalahan yaitu ada beberapa
petugas yang mengabaikan SOP pencucian linen laundry. Seharusnya petugas
mematuhi SOP yang ada di rumah sakit Royal Prima Medan yang mengatur
tentang proses pencucian linen yang baik dan benar. Jika petugas tidak mematuhi
SOP maka akan dapat menyebabkan penyakit infeksi nosokomial.
Suatu hal yang cukup memperihatinkan adalah sedikitnya Binatu RSU
Pemerintah yang memiliki ruang linen yang terpisah antara ruang linen yang
infeksius dan non infeksius. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi
nosokomial (hospital acquired infections/HAI’s) (Rifaskes, 2011).

Universitas Sumatera Utara

4


Rumah Sakit Umum Royal Primamerupakan salah satu rumah sakit swasta
terbesar dan akan menjadi pusat rujukan bagi masyarakat khususnya kota medan
dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Royal Prima telah dibuka secara
resmi oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Bapak Ir.H.Tengku Ery Nuradi
M.Sipada tanggal 16 Februari 2014 dan berdasarkan Surat Izin Operasional
sementara

dari

dinas

Kesehatan

Propinsi

Sumatera

Utara,

No.


440.442/1641/II/Tahun 2014 yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Utara. Selanjutnya, RS Royal Prima telah melaksanakan
kegiatan pelayanan rumah sakit untuk masyarakat umum berupa kegiatan berupa
kegiatan konsultasi, rawat inap, rawat jalan, dan penunjang medik.
Studi pendahuluan di rumah sakit Royal Prima dilakukan peneliti pada
bulan oktober 2016 dengan melakukan observasi di ruang unit laundry, dimana
terdapat petugas yang tidak menggunakan masker dan sarung tangan pada saat
mengambil kain dan memasukkan kain ke mesin cuci. Peneliti juga
mewawancarai kepala bidang koordinator laundry tentang tata pelaksanaan
prosedur laundry di Rumah sakit Royal Prima yang mewajibkan memakai sarung
tangan dan masker,namun tidak dipatuhi oleh sebagian petugas.
Masker pada petugas linen laundry sangat diperlukan untuk mencegah
masuknya bakteri yang bisa menular ke petugas seperti infeksi nosokomial,
infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang
berada di lingkungan rumah sakit. Sedangkan sarung tangan berfungsi
mengantisipasi kontak langsung dengan kain linen infeksius, kotoran, tinja, dan
bahan lainya yang berpotensi menularkan penyakit.

Universitas Sumatera Utara


5

1.2

Permasalahan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana pengelolaan linen laundry di RS Royal Prima Kota Medan
apakah mengikuti SOP pencucian linen yang ditetapkan.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan linen
serta tingkat pengetahuan petugas memahami SOP (Standar Operasional
Prosedur) mengelola linen di instalasi laundry di RS Royal Prima Kota Medan
tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui proses yang dilakukan dalam pengelolaan linen laundry
mencakup dari Pengumpulan, Penerimaan, Pencucian, Pengeringan,
Penyetrikaan, Penyimpanan, Distribusi, Pengangkutan.
2. Mengetahui SOP (Standar Operasional Prosedur) RS Royal Prima.
3. Mengetahui tingkat pengetahuan petugas laundry terhadap SOP.

1.4

Manfaat Penelitian
1.

Untuk

tambahan

ilmu

bagi

peminatan


kesehatan

lingkungan

tentangpengelolaan linen di rumah sakit.
2.

Untuk bahan informasi bagi RS Royal Prima dalam upaya peningkatan
pelayanan penunjang non medik di rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

6

3.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis tentang
pengelolaan linen laundry rumah sakit.


4.

Untuk menambah informasi kepada pembaca tentang pengelolaan linen
laundry di Rumah Sakit.

5.

Untuk mengetahui pengelolaan linen pada laundry rumah sakit yang
baik dan benar.

Universitas Sumatera Utara