Pertanggungjawaban pidana korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan di Indonesia

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI ATAS PRAKTIK
TRANSFER PRICING BIDANG PERPAJAKAN DI INDONESIA
Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H1
Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum2
Dr. Mahmud Mulyadi, S.H., M.Hum3
Antonius Leonard Tarigan4
ABSTRAK
Bagi kalangan korporasi, kewajiban membayar pajak mengurangi keuntungan
korporasi. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meminimalkan kewajiban membayar
pajak yang salah satunya dengan melakukan transfer pricing yang bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan. Praktik transfer pricing tersebut merugikan keuangan
negara karena berkurangnya pemasukan negara dari sektor pajak. Dalam perspektif
perpajakan, transfer pricing adalah suatu kebijakan harga dalam transaksi yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Secara universal
transaksi antarwajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa dikenal dengan istilah
transfer pricing. Hubungan istimewa dimaksud dapat mengakibatkan kekurangwajaran
harga, biaya atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaski usaha.
Transfer pricing dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan penghasilan atau dasar
pengenaan pajak dan/atau biaya dari satu wajib pajak ke wajib pajak lainnya, yang
dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumpah pajak terhutang atas wajib pajakwajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana

korporasi di Indonesia; dan untuk mengetahui pertanggungjawaban korporasi atas
praktik transfer pricing bidang perpajakan di Indonesia; serta untuk mengetahui model
pertanggungjawaban korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan di
Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan. Jenis atau tipe
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif
(yuridis normatif) atau disebut juga penelitian doktrinal yang dalam hal ini dengan
mengkaji penerapan peraturan perundang-undangan terhadap kasus transfer pricing.
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip
hukum maupun doktrin-doktrin guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian
hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah
bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas,
norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian
1

Ketua Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing Pertama
3
Dosen Pembimbing Kedua
4
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

2

Universitas Sumatera Utara

serta doktrin (ajaran). Penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum
doctrinal, dikonsepkan sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundangundangan (law in the books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang
merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. Sifat penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, sifat individu, suatu gejala, keadaan
atau kelompok tertentu. Deskriptif analitis berarti bahwa penelitian ini
menggambarkan suatu peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan
pelaksanaannya, serta menganalisis fakta secara cermat tentang penggunaan peraturan
perundang-undangan. Terkait dengan sifat penelitian tersebut, maka berdasarkan topik
tesis ini yaitu Pertanggungjawaban pidana korporasi atas praktek transfer pricing
bidang perpajakan di Indonesia, maka dianalisis secara deskriptif (memaparkan)
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pertanggungjawaban
pidana korporasi dengan kasus transfer pricing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanggungjawaban pidana korporasi di
Indonesia dapat dikenakan kepada para direksi (pengurus) suatu korporasi setelah
memenuhi unsur kealpaan dan kesengajaan. Dengan demikian, dapat terjadi

pemidanaan terhadap korporasi berdasarkan konsep pelaku fungsional (functioneel
daderschap). Dalam hal transfer pricing ketika dengan sengaja menghindari atau
meminimalkan nilai pembayaran pajak kepada negara yang mengakibatkan kerugian
negara. Bentuk tindak pidana korporasi atas praktik transfer pricing bidang perpajakan
di Indonesia yaitu adanya unsur kesengajaan yang dilakukan korporasi dengan maksud
dan tujuan untuk menghindari pajak yang mengakibatkan kerugian negara. Unsur
kesengajaan melekat di dalamnya motivasi dan niat menghindari pajak yang
berpotensi terhadap kerugian negara. Transfer pricing itu pada dasarnya merupakan
usaha sengaja korporasi untuk menghindari pajak. Jadi bentuk tindak pidana yang
dilakukan korporasi adalah dengan sengaja menghindari pajak, sehingga
mengakibatkan kerugian negara. Model pertanggungjawaban pidana korporasi atas
praktik transfer pricing bidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang relevan khususnya bidang perpajakan adalah penggantian kerugian negara yang
disebabkan penghindaran terhadap kewajiban membayar pajak. Selain itu pemidanaan
terhadap korporasi yang dalam hal ini adalah para direksi (pengurus) dengan dasar
adanya unsur kesengajaan yaitu menghindari pajak dengan melakukan manipulasi
transfer pricing.
Kata kunci: Pertanggungjawaban pidana, korporasi, perpajakan, transfer pricing.

Universitas Sumatera Utara


CORPORATE CRIME LIABILITY OF TRANSFER PRICING IN RELATION
TO TAXATION IN INDONESIA
Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H5
Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum6
Dr. Mahmud Mulyadi, S.H., M.Hum7
Antonius Leonard Tarigan8
ABSTRACT
The liability to pay tax reduces corporate income. Therefore, transfer pricing
practice is one of the effort for corporates to maximize the income. On the contrary,
this practice will decrease the tax contribution for the country. From tax perspective,
transfer pricing is the setting of the price for goods and service sold between controlled
(or related) legal entities within an enterprise.
In general, transactions between related parties is categorized as transfer
pricing. The related party relationships may result the price set not at arm‟s length
transaction. Setting transfer price enables multinational corporations to attribute net
profit (or loss) before tax among the countries where they do business, seeking to
reduce overall taxation of the group.
The objective of this research is to disclose the corporate crime liability in
Indonesia; and to identify the corporate liability of transfer pricing practice in

Indonesia‟s taxation in accordance with relevant laws. The method used in this
research is normative juridical research or doctrinal research, which review the legal
rules on transfer pricing issue.
Legal research is a process of finding primary source of law, law principles and
doctrins to solve any legal issues. Normative research is law research that outline law
as the normative sytem building. Normative system includes fundamental aspects,
rules and principles of law, court decision, agreement and doctrines. Normative legal
research is also known as doctrinal legal research. The doctrinal legal research is
concepted by the framework established through precedent in the common law as the
basis for a human being to behave in an appropriate way. The characteristic of this
research is by implementing analytical descriptive method. The descriptive method is a
research for the fact with correct interpretation, individual characteristic of a certain
group of people. Analytical descriptive method means that the research is described by
law including the law theory and its implementation, as well as thorough analysis of
the fact used in the rules. The topic of this thesis which is The Corporate Crime
Liability of Transfer Pricing in Indonesia‟s taxation is analysed descriptively regarding
the rules of corporate crime liability on transfer pricing issue.
The research shows that the corporate crime liability in Indonesia can be liable
to the member of board of directors in a corporate if they commit in deliberate and
5


Chairperson Of Advisory Commission
First Advisor
7
Second Advisor
8
Student of Magistrate in Juriprudence Study Programof the Faculty of Law, University of North
Sumatera
6

Universitas Sumatera Utara

negligent way. A corporate is also a crime subject other than human being. Therefore,
a corporate can be convicted crime based on functional liability (functioneel
daderschap). In transfer pricing case, if it was committed deliberately to avoid or
minimized tax payment to the country which impact to loss for the country. The
corporate crime libility of transfer pricing practice in Indonesia‟s taxation is a
deliberate action by a corporate as the effort of tax avoidance which reduce the tax
contribution to the country. The deliberate action includes motivation and intention to
avoid tax which impact to losses for the country. Transfer pricing is basically an

intentional effort in a corporation to avoid tax payment. In other words, a corporation
may be crimely liable if there is an intentional effort to avoid tax which impact to
losses for the country, violating its obligation as the tax payer.
The model of corporate crime liability of transfer pricing in taxation based on
tax regulation for corporate is being charged with tax evasion, while for directors of
officers may be crimely convicted of deliberate act to avoid paying tax by
manipulating transfer price.
Keyword: crime liability, corporation, taxation, transfer pricing.

Universitas Sumatera Utara