Kebiasaan Makan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di Sungai Naborsahan, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa, Provinsi Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sungai adalah saluran air yang sempit dan panjang di permukaan bumi dan
merupakan ekosistem yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah
karena adanya gaya gravitasi. Sungai dapat dikelompokkan berdasarkan sumber
airnya, aliran alirannya dan arah alirannya. Berdasarkan sumber airnya, sungai
dibedakan menjadi sungai hujan, salju, dan campuran. Sedangkan berdasarkan
aliran airnya, sungai dibedakan menjadi sungai permanen, periodik, dan episodik
sedangkan berdasarkan arah alirannya, sungai dibedakan menjadi sungai
konsekuen, subsekuen, obsekuen, dan resekuen.
Sungai yang menjadi inlet Danau Toba sangat banyak namun outletnya
hanya 1 yaitu Sungai Asahan yang berada di wilayah selatan Danau Toba. Sungai
yang menjadi inlet ke Danau Toba didominasi oleh sungai-sungai kecil dengan
jumlah total 289 sungai namun hanya 71 sungai yang mengalir sepanjang tahun
dan sisanya bersifat musiman (intermitten). Dari Pulau Samosir mengalir 122
buah sungai dan dari daratan Sumatera 177 buah sungai. Inlet danau dengan debit
yang paling besar berasal dari Sungai Simangira (±10 m/s), dan inlet danau
dengan debit sedang berasal dari Sungai Naborsahan (±2 m/s) (Lukman &
Ridwansyah, 2010).
Sungai Naborsahan merupakan satu dari beberapa sungai yang menjadi

inlet ke perairan Danau Toba. Sungai ini memiliki debit yang sedang
dibandingkan dengan sungai-sungai yang lain. Di sekitar sungai Naborsahan
terdapat perumahan warga dengan berbagai aktivitas sehari-hari seperti

Universitas Sumatera Utara

penangkapan ikan dengan jaring, pengolahan ikan dengan sistem pengeringan dan
penggorengan. Warga juga memanfaatkan sungai untuk kegiatan domestik seperti
mencuci piring dan mandi sehingga dapat menurunkan kualitas perairan di sekitar
sungai tersebut (Lukman & Ridwansyah, 2010).
Sungai Naborsahan berperan penting dalam ekosistem perairan. Hal ini
terlihat dari tangkapan nelayan di sepanjang Sungai Naborsahan yang dapat
memperoleh berbagai jenis ikan seperti ikan nila, lele, gabus dan bilih. Hasil
tangkapan ikan yang dominan adalah ikan bilih (Mystacoleucus padangensis
Bleeker). Hasil tangkapan dominan tersebut dimanfaatkan sebagai salah satu
sumber mata pecaharian nelayan di sekitar Sungai Naborsahan melalui adanya
penjualan ikan segar dan ikan ikan olahan berupa ikan goreng maupun ikan kering
yang dilakukan masyarakat.
Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) adalah sejenis ikan air
tawar yang pada awalnya bersifat endemik di Danau Singkarak Sumatera Barat,

Namun karena adanya penangkapan yang berlebihan dan tidak ramah lingkungan
menyebabkan penurunan populasi ikan bilih di Danau Singkarak. Sehingga pada
tahun 2003 ikan tersebut di introduksikan di Danau Toba. Introduksi ikan adalah
upaya memindahkan atau menebar ikan dari suatu perairan ke perairan lain
dimana jenis ikan yang ditebarkan semula tidak terdapat di perairan tersebut.
Dengan demikian, introduksi ikan bilih berarti memindahkan ikan bilih dari
habitat asli di danau Singkarak ke habitat baru di Danau Toba (Kartamihardja dan
Sarnita, 2008).
Introduksi tersebut dinilai berhasil dengan melihat hasil tangkapan ikan
bilih di sekitar Danau Toba termasuk di Sungai Naborsahan. Salah satu faktor

Universitas Sumatera Utara

yang paling penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan bilih adalah
makanannya. Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan dapat digolongkan dalam
jenis herbivora, karnivora, ataupun omnivora. Ikan herbivora adalah ikan
pemakan tumbuh-tumbuhan, ikan karnivora adalah ikan pemakan hewan dan ikan
omnivora adalah ikan pemakan segala. Sampai saat ini masih kurang penelitian
tentang kebiasaan makanan ikan bilih di Sungai Naborsahan. Berdasarkan hal
tersebut, perlu kiranya diadakan suatu penelitian yang berkenaan dengan kajian

kebiasaan makanan ikan bilih tersebut agar dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan untuk kedepannya.
Perumusan Masalah
Ikan bilih merupakan sumber daya perikanan tawar yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber protein hewani dan sumber
penghasilan ekonomi bagi masyarakat sekitar Danau Toba terutama masyarakat
yang tinggal di sekitar Sungai Naborsahan. Populasi ikan bilih di alam terutama
sungai cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh banyak faktor;
salah satunya adalah ketersediaan pakan alami ikan tersebut di sungai dan faktor
penangkapan jika tidak dikendalikan akan membahayakan kelestarian jenis ikan
tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan data makanan alami ikan bilih di Sungai
Naborsahan sehingga dapat dilakukan pengelolaan ikan bilih di sungai tersebut.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
1. Untuk mengetahui organisme yang menjadi makanan ikan bilih
2. Untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan bilih di Sungai Naborsahan

Universitas Sumatera Utara

Manfaat

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dasar bagi masyarakat di
daerah Sungai Naborsahan mengenai jenis-jenis makanan ikan bilih dan dapat
mengetahui pakan-pakan alami yang terdapat di sungai naborsahan tersebut.
Kerangka Pemikiran
Ikan Bilih
Pengelolaan

-

Faktor fisik

Faktorbiologi
biologi
Faktor

Faktor kimia

Suhu
Kedalaman
Kecerahan


Kelimpahan
Plankton
Keli
mpah
an

-

pH
DO
Salinitas
BOD5

Organisme yang menjadi makan
ikan bilih

Omnivor

Herbivor


Karnivor

Kebiasaan

TINJAUAN
PUSTAKA
Gambar
1. Kerangka
Pemikiran Penelitian

Universitas Sumatera Utara