Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di Perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara


 
PERTUMBUHAN IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis Bleeker) DI PERAIRAN SUNGAI AEK ALIAN KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA
SKRIPSI
ANTRI POSTER SIANTURI 100302081
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
   
Universitas Sumatera Utara


 
PERTUMBUHAN IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis Bleeker) DI PERAIRAN SUNGAI AEK ALIAN KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA
SKRIPSI OLEH:
ANTRI POSTER SIANTURI 100302081
Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
   
Universitas Sumatera Utara



 
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian
Nama Mahasiswa NIM Program Studi

: Pertumbuhan Ikan Bilih(Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba SamosirSumatera Utara
: Antri Poster Sianturi : 100302081 : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M.Sc Ketua

Ir. Maragunung Dalimunthe, MAP Anggota

Mengetahui
Dr. Ir. Yunasfi, M.Si Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
 
   

Universitas Sumatera Utara


 
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Antri Poster Sianturi Nim : 100302081 Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Medan, September 2014
Antri Poster Sianturi NIM. 100302081
   
Universitas Sumatera Utara


 
ABSTRAK
ANTRI POSTER SIANTURI. Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. Di bawah bimbingan PINDI PATANA dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.
Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) merupakan komoditi perikanan yang banyak terdapat di perairan Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir. Perairan Sungai Aek Alian selama ini menjadi salah satu sumber produksi ikan bilih di Kabupaten Toba Samosir. Keberadaan ikan ini cukup membantu perekonomian masyarakat sekitar tetapi kegiatan penangkapan menjadi tidak terkendali sehingga menyebabkan turunnya populasi ikan tersebut. Kondisi yang bersifat kontradiktif ini menyebabkan perlunya dievaluasi kembali jumlah potensi serta pola Ikan Bilih di kawasan Perairan Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan faktor kondisi ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di perairan Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah Purposive Random Sampling. Stasiun yang digunakan terdiri atas stasiun I (Hulu sungai), stasiun II (Tengah Sungai), dan stasiun III (Muara Sungai). Data yang digunakan adalah data primer . Data primer terdiri dari panjang total dan berat individu Ikan Bilih yang diperoleh dari lapangan.
Sampel Ikan Bilih yang diperoleh adalah 281 ekor yang terdiri dari 82 ekor Ikan Bilih jantan dan 199 ekor Ikan Bilih betina. Pola pertumbuhan Ikan Bilih adalah allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2.870 untuk Ikan Bilih jantan dan 2.868 untuk Ikan Bilih betina. Perbandingan Ikan Bilih Jantan dan Ikan Bilih Betina adalah 1:2,427. Nilai Faktor kondisi (FK) Ikan Bilih yang diperoleh sebesar 0,930 untuk Ikan Bilih jantan dan 0,942 untuk Ikan Bilih betina yang berarti bahwa badan ikan kurus atau kurang montok.
Kata kunci : Pertumbuhan, Sumberdaya Ikan Bilih, Mystacoleucus padangensis Bleeker, Sungai Aek Alian
   
Universitas Sumatera Utara



 
ABSTRACT
ANTRI POSTER SIANTURI. The Growth of Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker) in the Aek Alian River District of Toba Samosir. under the guidance of PINDI PATANA dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.
Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker) is fishing commodities which are avalable in the Aek Alian River District Toba Samosir. Aek Alian River in the District Toba Samosir recently be a source of fish production Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker) The existence of this fish is enough help the economy around but the activities of the catch of being unmanageable so as to cause a drop in the populations of fish. The condition of having the character of contradictory this will cause the need to be evaluated the amount returned the potential dan management pattern fish of Bilih in the area District Toba Samosir. This Study has the objective on accessing the growth and condition factor in the Aek Alian River District Toba Samosir. Research conducted in may to juni 2014. The research method used was Purposive Random Sampling. Stations that used consists of the station I (upstream), station II (midstream), and III (estuaries). Data used was primary data. Primary data consisted of a total length and weight in individual fish of Bilih obtained from the field.
The samples of Bilih fish are 281 which consist of 82 male Bilih fish and 199 Female Bilih fish. The growth pattern of Bilih fish is negative allometrict with value of b was 2.870 male Bilih fish and 2.868 Female Bilih fish. The comparison of male and female Bilih fish is 1:2.427. The value of the Factor condition which shows of Bilih fish was 0.930 male Bilih fish and 0.942 Female Bilih fish which means that body bony fish or less fat. Keyword : Growth, Bilih fish resourch, Mystacoleucus padangensis Bleeker, Aek
Alian River
   
Universitas Sumatera Utara


 
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lobutolong , sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Hotman Sianturi dan Ibu Tiarma Siahaan. Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri No. 173328 Pangasean Kecamatan Lintongnihuta tahun 1998 − 2004, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Tanah Jawa Kabupaten Simalungun tahun 2004 − 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2007 − 2010. Penulis diterima di program studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (MSP FP USU) pada tahun 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli sampai Agustus 2013 di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Benih Ikan Dinas Pertanian dan Kelautan Pemerintah Kota Medan. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi diantaranya sebagai anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan Fakultas Pertanian (UKM KMK USU UP FP) dari tahun 2010 sampai sekarang dan anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA).
   
Universitas Sumatera Utara


 

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara”. Skripsi ini diajukan sebagai satu dari beberapa syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yaitu kepada Bapak Pindi Patana, S.Hut, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Maragunung Dalimunthe, MAP selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, masukan, dan dorongan serta semangat dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dan kepada seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak Hotman Sianturi dan Ibu Tiarma Siahaan yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis sampai saat ini bahkan juga yang telah memberikan dukungan materi dan moril kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada abang
   
Universitas Sumatera Utara


 
dan kakak kandung saya yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman mahasiswa program studi Manajemen Sumberdaya Perairan yang terdiri atas abang-kakak senior angkatan 2009, khususnya teman-teman angkatan 2010, dan adik-adik yunior angkatan 2011 sampai angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis membuat tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis mengharapkan semoga Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Manajemen Sumberdaya Perairan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan melipatgandakan berkatNya atas semua kebaikan yang telah kita lakukan dan biarlah Ia senantiasa menyertai kita dengan kasih setiaNya untuk setiap apapun yang kita kerjakan. Amin.
Medan, September 2014
Antri Poster Sianturi
   
Universitas Sumatera Utara

10 
 

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................
ABSTRACT ................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................. Rumusan Permasalahan ............................................................................... Kerangka Pemikiran..................................................................................... Tujuan Penelitian ......................................................................................... Manfaat Penelitian .......................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Bilih...................................................................................................... Introduksi Ikan Bilih .................................................................................... Ekosistem Sungai ......................................................................................... Pola Pertumbuhan….. .................................................................................. Hubungan Panjang Berat.............................................................................. Nisbah kelamin…………………………………… .................................... Faktor Kondisi.............................................................................................. Parameter Fisika Kimia peraira....................................................................
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ....................................................................................... Alat dan Bahan............................................................................................. Metode Pengambilan Sampel.......................................................................
Deskripsi Area......................................................................................

i
ii
iii

iv
vi
viii
ix
x
1 3 4 5 5
6 8 10 13 14 15 16 16
19 20 20 21

   
Universitas Sumatera Utara

11 
 

Pengukuran Ikan Sampel ..................................................................... Pengukuran Faktor Fisika Kimia Perairan ........................................... Analisis Data ................................................................................................ Hubungan Panjang Berat ..................................................................... Nisbah Kelamin ……………………………………………............... Faktor Kondisi .....................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ............................................................................................................. Hubungan Panjang Berat Ikan Bilih ...........................................................
Nisbah Kelamin Ikan Bilih ................................................................... Faktor Kondisi Ikan Bilih .................................................................... Kualitas Air ........................................................................................... Pembahasan.................................................................................................. Hubungan Panjang Berat Ikan Bilih ........................................................... Nisbah Kelamin Ikan Bilih ................................................................... Faktor Kondisi Ikan Bilih .................................................................... Kualitas Air ........................................................................................... Pengelolaan Suberdaya Ikan Bilih ........................................................
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................................. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

22 23 24 24 25 26
27 27 30 31 32 33 33 35 36 37 39
41 41

   
Universitas Sumatera Utara

12 
 
DAFTAR GAMBAR

No.

Teks

Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian.....................................................


4

2. Peta lokasi Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir………..

19

3. Lokasi Stasiun I bagian hulu perairan Sungai Aek Alian .............

21

4. Lokasi Stasiun II bagian tengah perairan Sungai Aek Alian ........

21

5. Lokasi Stasiun III bagian muara prairan Sungai aek Alian...........

22

6. Hubungan panjang dan berat ikan bilih jantan..............................


29

7. Hubungan panjang dan berat ikan bilih betina..............................

29

8. Hubungan panjang dan berat ikan bilih secara total .....................

29

9. Nilai Proporsional Ikan Bilih ........................................................

31

10. Faktor Kondisi Ikan Bilih .............................................................

32

   

Universitas Sumatera Utara

13 
 
DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian .....................

23

2. Kisaran Ukuran Ikan Bilih .............................................................

27

3. Hubungan Panjang Berat Ikan Bilih ..............................................

28


4. Nilai Koefisien Korelasi (r) Ikan Bilih...........................................

30

5. Nisbah Kelamin Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis

Bleeker) berdasarkan jenis kelamin di perairan Sungai Aek

Alian…… .......................................................................................

30

6. Faktor Kondisi Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis

Bleeker) berdasarkan jenis kelamin di perairan Sungai Aek

Alian ...............................................................................................

31

7. Hasil pengukuran kualitas air di lokasi penelitian Perairan

Sungai Aek Alian ...........................................................................

32

8. Hubungan Panjang Berat Ikan Bilih pada tiga wilayah Perairan... .. 34

   
Universitas Sumatera Utara

14 
 
DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Dokumentasi Kegiatan di Lokasi Penelitian ..................................

46

2. Dokumentasi Alat Penelitian .........................................................

47

3. Data Hubungan Panjang Berat .......................................................

48

4. Data Parameter Kualitas air Perairan Sungai Aek

Alian....................................................................................... ........

70

   
Universitas Sumatera Utara


 
ABSTRAK
ANTRI POSTER SIANTURI. Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. Di bawah bimbingan PINDI PATANA dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.
Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) merupakan komoditi perikanan yang banyak terdapat di perairan Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir. Perairan Sungai Aek Alian selama ini menjadi salah satu sumber produksi ikan bilih di Kabupaten Toba Samosir. Keberadaan ikan ini cukup membantu perekonomian masyarakat sekitar tetapi kegiatan penangkapan menjadi tidak terkendali sehingga menyebabkan turunnya populasi ikan tersebut. Kondisi yang bersifat kontradiktif ini menyebabkan perlunya dievaluasi kembali jumlah potensi serta pola Ikan Bilih di kawasan Perairan Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan faktor kondisi ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di perairan Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah Purposive Random Sampling. Stasiun yang digunakan terdiri atas stasiun I (Hulu sungai), stasiun II (Tengah Sungai), dan stasiun III (Muara Sungai). Data yang digunakan adalah data primer . Data primer terdiri dari panjang total dan berat individu Ikan Bilih yang diperoleh dari lapangan.
Sampel Ikan Bilih yang diperoleh adalah 281 ekor yang terdiri dari 82 ekor Ikan Bilih jantan dan 199 ekor Ikan Bilih betina. Pola pertumbuhan Ikan Bilih adalah allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2.870 untuk Ikan Bilih jantan dan 2.868 untuk Ikan Bilih betina. Perbandingan Ikan Bilih Jantan dan Ikan Bilih Betina adalah 1:2,427. Nilai Faktor kondisi (FK) Ikan Bilih yang diperoleh sebesar 0,930 untuk Ikan Bilih jantan dan 0,942 untuk Ikan Bilih betina yang berarti bahwa badan ikan kurus atau kurang montok.
Kata kunci : Pertumbuhan, Sumberdaya Ikan Bilih, Mystacoleucus padangensis Bleeker, Sungai Aek Alian
   
Universitas Sumatera Utara


 
ABSTRACT
ANTRI POSTER SIANTURI. The Growth of Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker) in the Aek Alian River District of Toba Samosir. under the guidance of PINDI PATANA dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.
Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker) is fishing commodities which are avalable in the Aek Alian River District Toba Samosir. Aek Alian River in the District Toba Samosir recently be a source of fish production Bilih Fish (Mystacoleucus padangensis Bleeker) The existence of this fish is enough help the economy around but the activities of the catch of being unmanageable so as to cause a drop in the populations of fish. The condition of having the character of contradictory this will cause the need to be evaluated the amount returned the potential dan management pattern fish of Bilih in the area District Toba Samosir. This Study has the objective on accessing the growth and condition factor in the Aek Alian River District Toba Samosir. Research conducted in may to juni 2014. The research method used was Purposive Random Sampling. Stations that used consists of the station I (upstream), station II (midstream), and III (estuaries). Data used was primary data. Primary data consisted of a total length and weight in individual fish of Bilih obtained from the field.
The samples of Bilih fish are 281 which consist of 82 male Bilih fish and 199 Female Bilih fish. The growth pattern of Bilih fish is negative allometrict with value of b was 2.870 male Bilih fish and 2.868 Female Bilih fish. The comparison of male and female Bilih fish is 1:2.427. The value of the Factor condition which shows of Bilih fish was 0.930 male Bilih fish and 0.942 Female Bilih fish which means that body bony fish or less fat. Keyword : Growth, Bilih fish resourch, Mystacoleucus padangensis Bleeker, Aek
Alian River
   
Universitas Sumatera Utara

15 
 
PENDAHULUAN
Latar Belakang Ekosistem perairan tawar diakui Bank Dunia kaya akan biodiversitas
tetapi selama ini kurang mendapat perhatian dalam proses pembangunan. Akibatnya berbagai aktivitas pembangunan mengancam kelestarian kekayaan biota perairan tawar. Salah satunya ikan air tawar yang mudah terkena dampak berbagai kegiatan manusia di daratan sekitarnya, seperti konversi hutan menjadi pemukiman transmigran dan limbah industri. Penurunan kekayaan jenis ikan air tawar dipercepat karena terjadinya kerusakan ataulenyapnya habitat (Wargasasmita, 2002).
Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan disekitarnya. Sebagai suatu ekosistem, perairan sungai mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosistem tersebut (Veronica, 2013).
Sungai Aek Alian merupakan sungai yang bermuara ke Perairan Danau Toba yang terletak di kelurahan Siahaan Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Di sungai Aek Alian banyak terdapat ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) yang beruaya atau bermigrasi dari perairan Danau Toba.
   
Universitas Sumatera Utara

16 
 
Sungai Aek Alian Kabupaten Toba Samosir, menjadi sumber mata pencaharian warga masyarakat sekitar selama tujuh tahun lebih. Sungai Aek Alian yang bermuara ke Danau Toba itu memiliki kekayaan alam berupa ikan Bilih dari perairan Danau Toba.
Dalam istilah sederhana pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan panjang atau berat dalam suatu waktu. Pertumbuhan dalam individu ialah pertambahan jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis. Kondisi lingkungan yang kurang tepat, suatu jenis ikan akan mencapai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kondisi yang optimal, demikian pula di daerah beriklim panas, pertumbuhan ikan lebih cepat bila dibandingkan dengan di daerah dingin (Effendie,1997).
Ikan bilih yang ada di Sungai Aek Alian berasal dari Danau Toba yang di introduksikan dari habitat aslinya yaitu Danau Singkarak. Introduksi ikan bilih yang dilakukan dari Danau Singkarak ke Danau Toba mungkin akan mengalami perubahan aspek biologi salah satunya komposisi ukuran panjang dan berat .Permasalahan yang dirasakan pada saat ini tingginya intensitas penangkapan yang dilakukan oleh masyarakat. Otoritas pengelola belum memandang perlu melakukan pengelolaan perikanan bilih di perairan Sungai Aek Alian. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran pertumbuhan ikan bilih di perairan sungai Aek Alian.
Perumusan Masalah
Ikan bilih masih banyak ditemukan di Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Ikan ini merupakan bahan pangan untuk menambah gizi masyarakat sebagai sumber protein, begitu juga ikan bilih sebagai
   
Universitas Sumatera Utara

17 
 
sumber mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Kecamatan Balige. Untuk menjaga populasi ikan bilih agar tetap tersedia di Sungai Aek Alian perlu adanya keseimbangan antara penangkapan dengan potensi yang tersedia, sehingga terjadi pemanfaatan yang berkesinambungan.
Perairan Sungai Aek Alian selama ini menjadi sumber produksi ikan bilih.Keberadaan ikan bilih di perairan Sungai Aek Alian merupakan hasil penebaran (restocking) di era pemerintahanPresiden Megawati Soekarno Putri di perairan Danau Toba. Penebaran tersebut cukup membantu perekonomian penduduk sekitar danau.Introduksi ikan bilih yang berasal dari Danau Singkarak ke Danau Toba mungkin akan mengalami perubahan aspek biologi salah satunya komposisi ukuran panjang dan berat.Sehingga Perlu dilakukan kajian mengenai ikan bilih di Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan suatu masalah : 1. Bagaimana pertumbuhan ikan bilih di Sungai Aek Alian Kecamatan Balige
Kabupaten Toba Samosir agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan ? 2.Bagaimana nisbah kelamin dan faktor kondisi ikan bilih di Sungai Aek Alian
Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir ?
Kerangka Pemikiran Sungai Aek Alian merupakan salah satu tempat beruaya ikan bilih dari
perairan Danau Toba. Penangkapan yang dilakukan oleh nelayan di sungai tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan bilih. Pertumbuhan ikan bilih di Sungai Aek alian tersebut perlu diketahui untuk melakukan pengelolaan yang baik di masa yang akan datang .
   
Universitas Sumatera Utara

18 
 
Penangkapan yang dilakukan oleh nelayan secara berkelanjutan akan mempengaruhi jumlah populasi sekaligus pertumbuhan ikan bilih seperti panjangnya, kemontokan dan nisbah kelaminnya. Analisis panjang dan beratdilakukan untuk derivat dari pertumbuhan ialah faktor kondisi atau indeks ponderal. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari ikan dari segi kapasitas fisik untuk survival, reproduksi beserta pertumbuhannya sehingga rekomendasi pengelolaan dapat dilakukan dengan baik .
Kerangka Pemikiran yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1. Pengambilan Data

Pengolahan data

Analisis Panjang

Analisis Berat

Tingkat Pertumbuhan

Faktor Kondisi dan nisbah kelamin
Rekomendasi Pengelolaan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
   
Universitas Sumatera Utara

19 
 
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aspek biologi ikan bilih yang meliputi komposisi ukuran panjang dan berat,;
2. Untuk mengetahui nisbah kelamin danfaktor kondisi ikan bilih di Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba samosir Propinsi Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan
kepada pemerintah untuk bahan pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan ikan bilih di Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Propinsi Sumatera utara.
   
Universitas Sumatera Utara

20 
 
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Bilih Ikan bilih adalah ikan endemik yang hidup di Danau Singkarak, Sumatera
Barat. Jenis ikan ini merupakan salah satu andalan komoditas ikan yang dapat dieksploitasi dari danau Singkarak oleh nelayan di kabupaten Tanah Datar dan Solok propinsi Sumatera Barat. Ikan ini dijual dalam bentuk segar dan olahan pengeringan ataupun digoreng yang dikemas dalam wadah plastik. Komoditas ini mampu menopang aktifitas perekonomian di sekitar danau Singkarak (Koeshendrajana, 2010).
Ikan bilih merupakan salah satu jenis ikan yang bukan asliDanau Toba, dan merupakan ikan introduksi dariDanau Singkarak, Sumatera Barat. Ikan ini bersifatendemik di Danau Singkarak dan daerahpengembangannya terbatas, dan di dunia hanyaditemukan di Danau Singkarak. Oleh karena itu,Danau Singkarak merupakan habitat asli dari ikanbilih (Umar, 2011).
Bentuk badan ikan bilih sangat mirip dengan kerabatnya, ikan genggehek (Jawa Barat) atau wader (Jawa Tengah dan Timur), yaitu Mystacoleucus marginatus yang banyak terdapat di perairan umum sumatera, jawa dan kalimantan. Ikan ini juga mirip dengan ikan wader cakul (Jawa Tengah dan Timur), beunteur (Jawa Barat) atau pora-pora (Sumatera Utara), yaitu puntius binotatus. Ikan Bilih yang disebut masyarakat sekitar Danau Toba adalah ikan pora-pora karena bentuk tubuh yang mirip, dimana sejak tahun 1990-an ikan porapora di Danau Toba tidak pernah tertangkap lagi. Nama pora-pora yang
   
Universitas Sumatera Utara

21 
 

sebenarnya adalah ikan bilih terus melekat dan populer sampai

sekarang(Kartamihardja dan Sarnita, 2008).

Mystacoleucus padangensis Bleeker nama ilmiah untuk ikan Bilih yang

merupakan ikan endemik yang hidup di Danau Singkarak, Sumatera Barat.

Sebagai ikan endemik, ikan Bilih hidup dalam geografis yang terbatas sehingga di

dunia hanya ditemukan di Danau Singkarak. Oleh karena itu Danau Singkarak

merupakan habitat asli dari ikan bilih. Secara sistematik, ikan Bilih termasuk ke

dalam klasifikasi sebagai berikut:

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Cypriniformes

Famili

: Cyprinidae

Sub Famili : Cyprinidae

Genus

: Mystacoleucus

Species

: Mystacoleucus padangensis Bleeker

Menurut Rivai dkk., (1983) dalam Koeshendrajana dkk., (2010) ciri-ciri

umum dari penggolongan ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan

bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal dan berpasangan, tubuh ditutupi oleh

sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan

dan ekor. Ukuran ikan bervariasi, mulai dari kecil sampai dengan yang berukuran

besar. Kebanyakan ikan berbentuk topedo, pipih dan ada yang berbentuk tidak

teratur.

Seperti karakteristik ikan endemik pada umumnya, ikan Bilih juga rentan

terhadap kepunahan akibat kerusakan dan eksploitasi yang intensif. lkan Bilih

melakukan pemijahan dengan cara menyongsong aliran sungai yang bermuara di

   
Universitas Sumatera Utara

22 
 
danau. Ikan jantan dan betina beruaya ke arah sungai dengan kecepatan arus air berkisar antara 0,3-0,6 m/s dan kedalaman 10-20 cm. Habitat pemijahan ikan Bilih adalah perairan sungai yang jernih dengan suhu yang relatif rendah serta dasar sungai yang berbatu kerikil dan atau berpasir. Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pemijahan ikan Bilih adalah arus air dan substrat dasar. Setelah sampai di habitat pemijahan, ikan betina melepaskan telur dan pada waktu yang bersamaan ikan jantan melepaskan sperma untuk membuahi telur-telur tersebut. Telur ikan Bilih yang telah dibuahi berwarna transparan dan tenggelam di dasar sungai untuk kemudian hanyut terbawa arus air masuk ke dalam danau. Ikan Bilih memijah setiap hari sepanjang tahun mulai dari sore hari sampai pagi esok harinya. Puncak pemijahan ikan Bilih terjadi pada pagi hari mulai jam 5 sampai dengan jam 9. Pemijahan ikan Bilih bersifat parsial, yakni telur yang telah matang kelamin tidak dikeluarkan sekaligus tetapi hanya sebagian saja dalam satu kali periode pemijahan (Koeshendrajana dkk., 2010).
Introduksi Ikan Bilih Introduksi ikan adalah upaya memindahkan atau menebarkan ikan dari
suatu perairan ke perairan lain dimana jenis ikan yang ditebarkan semula tidak terdapat di perairan tersebut. Introduksi ikan Bilih adalah memindahkan ikan Bilih dari habitat aslinya yaitu Danau Singkarak ke habitatnya yang baru di Danau Toba. Pada awalnya ikan tersebut tidak terdapat di Danau Toba, namun masyarakat setempat menyebutnya sebagai ikan pora-pora. Ikan pora-pora sebelumnya banyak terdapat di danau ini yang mempunyai bentuk badan yang mirip dengan ikan Bilih. (Kartamihardja dan Sarnita, 2008).
   
Universitas Sumatera Utara

23 
 
Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan terletak pada
2
ketinggian 995 m di atas permukaan laut. Luas danau ini sekitar 1.129,7 km dengan ukuran keliling 194 km dan panjang 87 km dan lebar 31 km serta kedalaman maksimum 455 m. Danau Toba berbentuk elips dengan jumlah teluk yang sedikit dan daerah litoral yang sempit. Keadaan ini didukung oleh pantainya yang sangat curam, dasar perairan litoral umumnya pasir berbatu dan daerah sekelilingnya merupakan daerah perbukitan yang gundul. Bagian yang landai terletak sebelah tenggara dan selatan Pulau Sumatera serta bagian barat dengan daratan Pulau Samosir. Danau Toba meliputi 7 wilayah kabupaten yaitu kabupaten Simalungun, Karo, Dairi, Tapanuli Utara, Tobasa, Samosir dan Humbang Hasundutan. Sumber air Danau Toba berasal dari puluhan sungai yang mengalir dan berasal dari tepi luar Danau Toba dan Pulau Samosir yang bermuara ke Danau Toba sebagai sumber air permukaan. Air Danau Toba mengalir ke arah Pantai Timur Pulau Sumatera melalui Sungai Asahan sepanjang 150 km (Koeshendrajana dkk., 2010).
Keputusan introduksi ikan bilih dari DanauSingkarak ke Danau Toba dilakukan setelah melaluikajian ilmiah cukup panjang yang dilakukan oleh PusatRiset Perikanan Tangkap. Penelitian tentang ikan bilihmeliputi kesesuaian habitat, makanan dan kebiasaanmakan, pertumbuhan dan reproduksi ikan bilih sertapeluang kompetisi dengan ikan lain yang terdapat diDanau Toba. Berdasarkan hasil kajian tersebutmenunjukkan bahwa introduksi ikan bilih mempunyaipeluang keberhasilan yang tinggi. Ikan bilih dariDanau Singkarak diintroduksikan ke Danau Tobasebanyak 2.840 ekor dengan ukuran panjang total
   
Universitas Sumatera Utara

24 
 
4,1-5,7 cm dan berat 0,9-1,5 g per ekor. Habitatpemijahan ikan bilih cukup tersedia dan lebihbanyak/luas dari pada di Danau Singkarak(Kartamihardja dan Sarnita, 2008).
Ekosistem Sungai
Sungai merupakan suatu sistem yang dinamis dengan segala aktivitas yang berlangsung antara kompnen-komponen lingkungan yang terdapat di dalamnya. Adanya dinamika tersebut akan menyebabkan suatu sungai berada dalam keseimbangan ekologis sejauh sungai itu tidak menerima bahan-bahan asing dari luar. Pada batas-batas kisaran tertentu pengaruh bahan asing masih dapat ditolerir dan kondisi keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan (Barus, 2004).
Ekosistem sungai merupakan habitat bagi biota air yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh lingkungansekitarnya. Organisme air diantaranya tumbuhan air, plankton, perifiton, benthos dan ikan. Sungai dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kegiatan, seperti kebutuhan rumah tanggam, pertanian, industri, sumber mineral dan pemanfaatan lainnya. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya, bagi mahluk hidup yang bergantung bagi sumberdaya air (Effendie, 2003 diacu oleh Sukarsih, 2013).
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 35 Tahun 1991 tentang sungai disebutkan bahwa sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau,
   
Universitas Sumatera Utara

25 
 
rawa atau ke sungai yang lain. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai.
Sungai merupakan salah satu sumber mata air yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia selain danau, waduk, bendungan dan sumur. Sungai berdasarkan tempatnya di bagi menjadi tiga bagian yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Bagian hulu sungai memiliki ciri-ciri yaitu arusnya deras, daya erosi besar dan arah erosi nya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs) , kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan. Bagian tengah sungai mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosin ya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan sampi ng (vertikal dan horizontal), palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi penge ndapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 1800 atau lebih dan bagian hilir sungai memiliki ciri-ciri yaitu arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan dan di bagian muara kadangkadang terjadi delta (Saputra, 2010).
Secara alami bentuk atau morfologi sungai akan berubah dengan kurun waktu yang berbeda antara sungai satu dengan lainnya. Menghindari kompleksitas dinamika morfologi sungai secara prinsip dapat dilakukan dengan cara tanpa mengusik sistem alur ataupun sistem lahan di daerah tangkapan sungai, dan dalam hal ini sangat tidak mungkin dilakukan (Jansen, 1979 diacu oleh Legono, 2000). 
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
   
Universitas Sumatera Utara

26 
 
danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (Asdak, 1995).
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, wilayah sungai merupakan gabungan dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) (Maryono, 2005). Daerah aliran sungai merupakan suatu megasistem kompleks yang dibangun atas sistem fisik (physical systems), sistem biologis (biological systems) dan sistem manusia (human systems). Setiap sistem dan Sub-Sub sistem di dalamnya saling berinteraksi. Tiap komponen tersebut memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan komponen lainnya membentuk kesatuan sistem ekologis (ekosistem). Gangguan terhadap salah satu komponen ekosistem akan dirasakan oleh komponen lainnya dengan sifat dampak yang berantai. Keseimbangan ekosistem akan terjamin apabila kondisi hubungan timbal balik antar komponen berjalan dengan baik dan optimal (Kartodihardjo, 2008 diacu oleh Jauhari, 2012).
Daerah hulu merupakan daerah konservasiyang mempunyai kerapatan drainase labih tinggi dan memiliki kemiringan lahan yang besar. Sementara daerah hilir merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil dan memiliki kemiringan lahan yang kecil sampai dengan sangat kecil. DAS bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua bagian DAS yang berbeda tersebut. Ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang penting, karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Perlindungan ini antara lain dari segi fungsi tata air. (Asdak, 2002 diacu oleh Jauhari, 2012).
   
Universitas Sumatera Utara

27 
 
Walaupun pemahaman terhadap komponen lingkungan hidup di sekitar sungai (tepian sungai) sama pengertiannya dalam DAS, akan tetapi jangkauan wilayahnya lebih sempit, yaitu antara 100-500 meter pada kanan dan kiri badan sungai. Pengertian komponen lingkungan hidup pada tepian sungai meliputi (a) badan sungai, (b) bantaran sungai, dan (c) hamparan lahan sejauh minimal 100 meter dari kanan dan kiri sungai(Waryono, 2004 diacu oleh Jauhari, 2012).
Pola Pertumbuhan Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, berupa panjang atau berat dalam
waktu tertentu, lebih lanjut dijelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor dalam yang sukar dikontrol seperti keturunan seks, umur, parasit, dan penyakit serta faktor luar yang mencakup makanan dan suhu perairan. Kondisi lingkungan yang kurang tepat, suatu jenis ikan akan mencapai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kondisi yang optimal, demikian pula di daerahberiklim panas, pertumbuhan ikan lebih cepat bila dibandingkan dengan di daerah dingin (Effendie, 1979).
Pertumbuhan adalah manifestasi dari kelebihan energi yang diperoleh melalui makanan, setelah dikurangi dengan pemakaian dalam aktivitas-aktivitas kehidupan sehari-hariyang meliputi biotik dan abiotik (Huet, 1971 diacu oleh Desrita, 2007).
Setiap hewan mengalami pertumbuhan dalam panjang dan berat, hubungan diantara keduanya sangatlah penting. Perbandingan hubungan panjangdan berat dapat menunjukkan perubahan bentuk atau kondisi dari hewan tersebut (Royce, 1973 diacu oleh Desrita, 2007)
   
Universitas Sumatera Utara

28 
 
Hubungan Panjang Berat
Analisis hubungan bobot panjang bertujuan untuk menyatakan hubungan matematis antara panjang dan bobot ikan, sehingga dapat dikonversi dari panjang ke bobot dan sebaliknya. Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk mengukur variasi bobot harapan ikan untuk suatu ukuran panjang tertentu, baik secara individu maupun secara berkelompok, sebagai suatu petunjuk tentang kemontokan ikan, kesehatan ikan, perkembangan gonad, dan sebaginya (Ayoade dan Ikulala, 2007 diacu oleh Biring, 2011 ).
Menurut Effendi (1997) bahwa hubungan dan bobot ikan tidak mengikuti hukum kubik (berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya), karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Perbedaan tersebut karena adanya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu: (1) temperatur dan kualitas air; (2) ukuran; (3) umur dan jenis ikan itu sendiri; (4) jumlah ikan-ikan lain yang memanfaatkan sumber yang sama. Selain faktor-faktor yang di atas pertumbuhan juga dipengaruhi kematangan gonad ikan itu sendiri. Ikan selalu tumbuh sehingga panjang dan berat selalu berubah sehingga digunakan rumus adalah
W = aLb
Keterangan: W = bobot ikan (g), L = panjang ikan (mm), a dan b = konstanta. Logaritma persamaan tersebut yaitu: Log W=log a + b Log L, keterangan
b menunjukkan bentuk pertumbuhan ikan. (Hile, 1963 dalam Effendie, 1997) menyatakan bahwa salah satu nilai yang dapat dilihat dari adanya hubungan panjang bobot ikan adalah bentuk atau tipe pertumbuhannya. Apabila b = 3 maka dinamakan isometrik yang menunjukkan ikan tidak berubah bentuknya dan pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan bobotnya. Apabila b 3 dinamakan alometrik positif yang menunjukkan bahwa pertambahan bobotnya lebih cepat dibanding dengan pertambahan panjangnya.
Nisbah kelamin Nisbah kelamin merupakan perbandingan antara jumlah ikan jantan dan
jumlah ikan betina yang dinyatakan dalam persen dari jumlah total individu. Nisbah kelamin menunjukkan banyaknya individu yang menyusun suatu populasi (Fonteneau dan Marcilla, 1993 diacu oleh Jayadi, 2011).
Seksualitas ikan perlu diketahui karena dapat digunakan untuk membedakan antara ikan jantan dengan ikan betina. Ikan jantan adalah ikan yang dapat menghasilkan spermatozoa, sedangkan ikan betina adalah ikan yang dapat menghasilkan sel telur atau ovum (Effendie, 1997).
Ikan jantan dapat dibedakan dari ikan betina dengan melihat ciri-ciri seksual primer dan sekunder. Ciri seksual primer adalah organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seksual sekunder adalah dengan melihat warna tubuh (sexual dichromastism), morfologi dan bentuk tubuh (sexual dimorphism) yang digunakan untuk membedakan jenis kelamin pada ikan. Testis beserta salurannya merupakan ciri seksual primer ikan jantan, sedangkan ovari beserta salurannya merupakan ciri seksual primer ikan betina (Effendie, 1997).
Nisbah ikan jantan dan ikan betina diperkirakan mendekati 1 : 1, berarti jumlah ikan jantan yang tertangkap relatif sama banyaknya dengan jumlah ikan betina yang tertangkap (Andi Omar, 2004 diacu oleh Jayadi, 2011).
   
Universitas Sumatera Utara

30 
 
Faktor Kondisi
Faktor kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokan ikan dengan angka dan nilai yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, makanan, dan tingkat kematangan gonad (TKG). Dimana perhitungannya berdasarkan kepada panjang dan berat ikan (Effendie, 1997).
Faktor kondisi dari suatu jenis ikan tidak tetap sifatnya. Apabila dalam suatu perairan terjadi perubahan yang mendadak dari kondisi ikan dapat mempengaruhi ikan tersebut. Bila kondisinya kurang baik, mungkin disebabkan populasi ikan terlalu padat dan sebaliknya bila kondisinya baik,maka kemungkinan terjadi pengurangan populasi atau ketersediaan makanan di perairan cukup melimpah (Masriwaty, 2002 diacu oleh Biring, 2011).
Effendie (1997) menyatakan bahwa berat ikan di anggap ideal jika sama dengan pangkat tiga dari panjangnya dan itu berlaku untuk ikan kecil dan besar. Bila tidak terdapat perubahan berat tanpa diikuti oleh perubahan panjang atau sebaliknya, akan menyebabkan perubahan nilai perbandingan tersebut. Nilai faktor kondisi akan mengalami perubahan jika terjadi perubahan kondisi perairan dan biologi ikan. Bila faktor kondisi berkisar antara 3-4 menunjukkan tubuh ikan agak pipih dan bila berkisar 1-2 menunjukkan tubuh ikan kurang pipih.
Parameter Fisika Kimia Perairan 1. Suhu
Air mempunyai kapasitas panas yang lebih tinggi. Dalam setiap penelitian pada ekosistem air, pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem air sangat dipengaruhi
   
Universitas Sumatera Utara

31 
 
oleh temperatur. Menurut hokum Van’t Hoffs, kenaikan temperatur sebesar 10oC (hanya pada kisaran suhu yang masih ditolerir) akan meningkatkan metabolism dari organisma sebesar 2 – 3 kali lipat (Barus, 2004).
Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi (Brehm & Meijering, 1990).
Diperairan tropis variasi suhu optimalperairan berkisar antara 27oC dan 32oC. Kisaran suhu ini adalah normal untuk kehidupan biota di perairan. Suhu alami tertinggi diperairan tropis berada dekat ambang batas penyebab kematian biota. Oleh karena itu, peningkatan suhu yang kecil saja dari alam dapat menimbulkan kematian atau paling tidak mengakibatkan gangguan fisiologis biota (Haryono, 1984).
2. Arus Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik
pada perairan lotik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisma, gas-gas terlarut, dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan berdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain, itu dikenal arus laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus, karena kecepatan arus di suatu ekosistem air sangat berfluktuasi dari waktu ke
   
Universitas Sumatera Utara

32 
 
waktu tergantung dari fluktuasi debit, aliran air, dan kondisi substrat yang ada (Barus, 2004). 3. Kelarutan Oksigen (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem air., terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisma air. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara dan dari fotosintesis. Nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6 – 8 mg/L (Barus, 2004).
Kelarutan oksigen di dalam air sangat dipengaruhi terutama oleh faktor temperatur dan oleh jumlah garam terlarut dalam air. Pada ekosistem air tawar, pengaruh temperatur menjadi sangat dominan (Baur, 1987). 4. pH (Derajat Keasaman)
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Organisma air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisma air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8.5. Kondisi perairan dengan pH tetentu mempengaruhi metabolisma dan respirasi bagi kelangsungan hidup organisma (Barus, 2004)
   
Universitas Sumatera Utara

33 
 
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulanMei 2014 sampai dengan Juni 2014.
Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kelurahan Siahaan Balige, Kecamatan Balige,Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun yang berbeda yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian muara perairan sungai Aek Alian. Sampel ikan yang akan diidentifikasi akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Peta Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2. Peta lokasi Sungai Aek Alian Kelurahan Siahaan Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir
   
Universitas Sumatera Utara

34 
 
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tangkap jala
digunakan untuk mengambil sample ikan bilih. Kertas milimeter yang berketelitian 1 mm untuk mengukur panjang total yang diukur mulai dari ujung paling depan bagian kepala sampai ke ujung terakhir bagian ekor. Timbangan (kg) dengan ketelitian 0,01gram untuk menimbang bobot ikan. Papan preparat digunakan untuk meletakkan ikan yang ingin diukur. GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik koordinat. pH meter untuk mengukur pH perairan. DO meter untuk mengukur oksigen terlarut di perairan. Termometer air raksa untuk m