Sistem Pelayanan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan merupakaan suatu lembaga yang mempunyai kegiatan
dibidang informasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian dan pelestarian
khasanah budaya bangsa yang menciptakaan masyarakat yang cerdas lahir batin.
Menurut Surtarno dalam bukunya perpustakaan dan masyarakat (2003:35):
”Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh
lembaga dalam melaksanakan tujuannya dan memiliki peran yang sangat penting
dalam mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi Perpustakaan tersebut berada di
lingkungan kampus.”
Proses pendidikan di perguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan
penelitian dan pegembagan inovasi serta rekayasa ilmu pengetahuan. Oleh karna
itu perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan sebagai jantungnya
universitas. Perpustakaan perguruan tinggi merupakaan unsur penunjang
perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan
serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi.

2.2 Tujuan dan Fungsi pelayanan Pengguna Perpustakaan UMN
Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung pelaksanaan Tri

Darma Perguruan Tinggi yang diantaranya menyediakan informasi ilmiah untuk
para mahasiswa, dosen, dan karyawan maupun pemakai dari luar perpustakaan.
Baik koleksi buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya. Keberhasilan
perpustakaan menjalankan peran dan fungsinya, diukur dari banyaknya pengguna
yang memanfaatkan layanan yang diberikannya. Sebagai unsur penunjang
perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, Menurut Buku Pedoman
Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3) perpustakaan memiliki berbagai fungsi
sebagai berikut:
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika. Oleh karena
itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian
tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran disetiap program
9

Universitas Sumatera Utara

2.

3.


4.

5.

6.

7.

studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi yang mendukung
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari
dan pengguna informasi.
Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling
mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di
perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi
adalah menghasilkan untuk kepentingan pembagunan masyarakat dalam
berbagai bidang.

Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk
membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan inovasi pengguna
perpustakaan.
Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang
dihasilkan oleh seluruh perguruan tinggi yakni sivitas akademik dan staf non
akademik.
Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan
yang dihasilkan oleh perguruan tinggi.
Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai
tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu
pengguna dalam melakukan dharmanya.
Dari fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan

perguruan tinggi adalah memenuhi informasi sivitas akademika dan menyediakan
sarana belajar bagi pengguna perpustakaan perguruan tinggi tersebut serta
menyediakan bahan rujukan dan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi pada lingkungan perguruan tinggi tetapi
sampai pada lingkungan industri.

2.3 Pengertian pelayanan pengguna
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama disetiap
perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan
dengan

masyarakat

dan

sekaligus

penyelenggaraan perpustakaan.

merupakan

Layanan


barometer

yang baik

adalah

keberasilan
yang dapat

memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai.
10

Universitas Sumatera Utara

Pada perpustakaan perguruan tinggi hendaknya harus memberikan pelayanan
kepada penggunannya secara baik, benar dan tepat agar para pengguna merasakan
kepuasan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha
memberikan layanan yang memuaskan bagi pengguna perpustakaan.
Menurut direktorat jendral perguruan tinggi (2004:53) menyatakan bahwa :
“Pelayanan pengguna adalah merupakan layanan yang diberikan oleh suatu

perpustakaan sehubungan dengan pemanfaatan koleksi tersebut. Pelayanan
pengguna ini bertujuan agar pengguna perpustakaan dapat menggunakan
bahan pustaka dengan mudah, cepat dan tepat serta jelas dimengerti oleh
pengguna.”
Melalui layanan perpustakaan, pengguna dapat memproleh hal berikut :
a. Informasi yang dibutuhkan secara optimal dari berbagai media.
b. Manfaat dari berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia.
Dalam pelayanan perpustakaan ada empat kegiatan yang mencakup ;
1) kegiatan proses peminjaman,
2) kegiatan membantu pengunjung mencari informasi (pelayanan referensi),
3) kegiatan mendidik pengunjung menggunakan alat perpustakaan dan bahan
pustaka,
4) kegiatan menyebarluaskan informasi.
Perkembangan dari layanan perpustakaan dipengaruhi oleh kemampuan
perpustakaan tersebut dalam memberikan pelayanan sesuai dengan koleksi yang
dimiliki, semakin lengkap koleksi yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan
untuk dapat meningkatkan penggunaan koleksi.
Pada pelayanan perpustakaan yang paling utama ialah pelayanan sirkulasi,
yang bergantung kepada besar dan kecilnya perpustakaan tersebut, jenis
pelayanan yang berupa: pelayanan referensi, pelayanan audio-visual, pendidikan

pengguna, layanan digital dan jasa kesiagaan informasi pada perpustakaan.
Pelayanan perpustakaan ini bertujuan mempertemukan pembaca dengan
bahan pustaka yang mereka minati. Kegiatan ini dilaksanakan disetiap
perpustakaan yang memiliki tujuan tertentu, sama halnya dengan perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk membantu perguruan tinggi agar dapat mencapai
tujuan melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada setiap mahasiswa, dosen,
11

Universitas Sumatera Utara

peneliti dan sivitas akademika perguruan tinggi,

yang bertujuan untuk

mendukung dan memperkaya program Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diperguruan tinggi tersebut.

2.4 Peraturan pelayanan perpustakaan
Peraturan perpustakaan merupakan pedoman bagi pengguna dalam

memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan. Peraturan perpustakaan
dimaksudkan untuk memeliharaan ketertiban diperpustakaan dan dituangkan
secara tertulis dalam bentuk surat keputusan pimpinan perguruan tinggi. Peraturan
yang tertulis biasanya dikomunikasikan dalam bentuk rambu-rambu,brosur, dan
poster. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 7)
Peraturan perpustakaan sekurang-kurangnya berisi informasi sebagai berikut :
1. Peraturan mengenai keanggotaan, yang meliputi persyaratan, hak, dan
kewajiban anggota perpustakaan.
2. Waktu pelayanan, yang meliputi hari dan jam buka perpustakaan.
3. Peraturan peminjaman, yang meliputi :
a. Syarat peminjaman
b. Macam bahan pustaka yang dipinjamkan
c. Batas waktu peminjaman dan jumlah eksemplas bahan pustaka yang
boleh dipinjam
4. Peraturan pengembalian bahan pustaka, yang berisi syarat pengembalian.
5. Perpanjangan waktu peminjaman, yang meliputi persaratan dan jangka
waktunya.
6. Macam kesalahan pengguna dan sanksinya.
7. Tata, tertib, yang meliputi ketentuan mengenai :
a. Penitipan barang

b. Sopan santun di perpustakaan
c. Ketenagan
d. Keamanan
e. Kebersihan

12

Universitas Sumatera Utara

2.5 Sistem Pelayanan
Pada dasarnya perpustakaan memiliki sistem pelayanan agar pengguna
perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik, serta dapat mengetahui
peraturan tata tertib perpustakaan. Sistem layanan yang lazim digunakan ada dua
jenis yaitu :
1. sistem layanan terbuka (open access)
2. sistem layanan tertutup (close access).

2.5.1 Sistem Pelayanan Terbuka (Opac Access)
Menurut sumardji (1992:70) yang dimaksud dengan sistem pelayanan
terbuka adalah, ”Setiap anggota perpustakaan yang akan meminjam buku yang

dikehendakinya langsung dapat memilih atau mencari buku pada rak buku”.
Pada penjelasan diatas maka sistem pelayanan terbuka, para pengguna
secara langsung mencari dan mengambil sendiri bahan pustaka yang
dibutuhkannya dari rak/lemari buku atau koleksi yang tersedia dapat dibaca
ditempat atau dipinjam untuk dibawa pulang.
Keuntungan menggunakan sistem layanan terbuka adalah :
1. Kartu-kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang
menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak buku untuk
memilih sendiri.
2. Menghemat tenaga pustakawan. Sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu
mencari ke rak karena pengguna perpustakaan itu sendiri dapat mencari
koleksi buku yang diinginkan oleh pengguna.
3. Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak.
4. Akan segera diketahui judul buku yang dipinjam, nama dan alamat peminjam.
5. Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari, maka
saat itu pula dia dapat memilih judul lain yang relevan.
6. Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dan peminjam
(Hs, Lasa 1994:5).
Selain keuntungan yang diperoleh dari sistem ini, ada juga kerugiannya.
Kerugian menggunakan sistem layanan terbuka adalah :

1. Frekuensi kerusakan lebih besar.
2. Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan rak yang
lainnya memerlukan jarak yang longgar.
3. Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus sering
megadakan reshelving.
4. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk mencari buku sering bingung
(Hs.,Lasa 1994:5-6)
13

Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Sistem Pelayanan Tertutup (Close Access)
Menurut sumarji (1992:70) berpendapat bahwa yang dimaksud sistem
pelayanan tertutup adalah, ”Setiap anggota perpustakaan akan meminjam buku
yang dikehendaki dapat memilih atau mencari lewat kartu katalog dan kemudian
bukunya dicarikan atau diambil oleh petugas pada rak buku”. Pada sistem
pelayanan tertutup, pengguna tidak dapat secara langsung masuk kelokasi ruang
koleksi perpustakaan. Pengguna perpustakaan memiliki bahan pustaka yang ingin
dipinjamnya melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya
dapat meminta kepada petugas untuk mencarinya ke rak koleksi.
Keuntugan menggunakan sistem pelayanan tertutup ini adalah :
1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak yang satu dengan yang
lain lebih dekat.
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak muda rusak.
3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit dibandingkan dengan sistem
pelayanan terbuka.
4. Tidak memerlukan meja baca diruang koleksi (Hs.,Lasa 1994:5).
Menurut Saleh (2001: 4) Kelemahan menggunakan sistem pelayanan
tertutup ini adalah






Kebebasan melihat buku tidak ada, harus dicari melalui katalog. Artinya
pemakai perpustakana tidak dapat melakukan browsing atau pemilihan
sendiri koleksi yang dibutuhkannya di rak. Karena untuk mencari koleksi
pemakai tergantung kepada katalog perpustakaan, maka katalog perpustakaan
harus betul-betul baik dan dapat diandalkan (reliable). Karena itu pula
perpustakaan harus secara teratur melakukan stock opname, sehingga katalog
betul-betul mencerminkan keadaan koleksi yang sebenarnya.
Melihat dari katalog kadang kadang mengesalkan, karena dalam katalog
ada, tetapi bukunya sering tidak ada, dan harus memilih lagi sampai berulang
ulang. Mungkin penggunaan katalog komputer (OPAC atau Online Public
Access Catalogue) akan menghindari hal ini, karena melalui OPAC dapat
diketahui apakah buku yang ada di katalog sedang tersedia di rak atau atau
sedang dipinjam oleh pemakai lain (availability).
Petugas harus mengambilkan dan mengembalikan buku. Inilah resiko
penerapan sistem pelayanan tertutup. Karena itu diperlukan petugas yang
cukup banyak di bagian pelayanan. Kadang-kadang faktor manusia yaitu
kelelahan perlu diperhitungkan dalam melayani pemakai. Kadang-kadang,
jika petugas lelah dalam melayani, petugas cenderung kurang teliti dalam
mencari koleksi yang dibutuhkan pengguna sehingga buku yang seharusnya
ditemukan di rak dikatakan tidak ada kepada pengguna. Untuk menghindari
hal ini pada perpustakaan yang jumlah pemakainya besar, perlu dilakukan
pergiliran petugas (shift). Dengan demikian petugas bisa secara bergiliran
beristirahat.
14

Universitas Sumatera Utara



Katalog harus lengkap. Seperti sudah dijelaskan, karena pemakai
perpustakaan sepenuhnya tergantung kepada katalog perpustakaan untuk
mencari kebutuhan informasinya, maka katalog tersebut harus lengkap dan
dapat diandalkan. Buku yang sudah dikeluarkan dari koleksi misalnya, harus
diikuti dengan pencabutan katalog (pada katalog kartu) atau penghapusan
data (pada katalog OPAC). Jadi katalog perpustakaan harus betul-betul
mencerminkan kondisi koleksi perpustakaan.

2.6 Jenis-jenis pelayanan perpustakaan
Pelayanan pengguna yang diberikan oleh perpustakaan ditentukan oleh
keadaan ataupun kondisi dari perpustakaan perguruan tinggi itu berada. Serta
keadaan masyarakat yang dilayani. Dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat pengguna, berbeda pada besar kecilnya perpustakaan itu sendiri serta
koleksi bahan pustaka yang dimilikinya.
Menurut

syahrial-pamuntjak,

Rusina

dalam

Buku

pedoman

penyelengaraan perpustakaan (2000:97) dinyatakan bahwa: Pekerjaan pelayanan
dapat mencakup empat kegiatan yaitu :
1. Kegiatan pekerjaan peminjaman (pelayanan sirkulasi)
2. Kegiatan membantu pengunjung mencari informasi (pelayanan referensi)
3. Kegiatan mendidik pengunjung menggunakan alat perpustakaan dan bahan
pustaka
4. Kegiatan menyebar luaskan informasi.
2.6.1 Pelayanan Sirkulasi
Menurut Hs.,Lasa (1994:1) menyatakan bahwa,“ pelayanan sirkulasi
adalah pelayanan yang mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat
waktu untuk kepentinggan penggunaan jasa perpustakaan “.
Kegiatan pelayanan sirkulasi merupakan suatu kegiatan peminjaman/
pengembalian

koleksi

perpustakaan

kepada

pengguna.

Pelayanan

ini

berhubungan secara langsung dengan pengguna perpustakaan. Kegiatan sirkulasi
ini merupakan kegiatan dalam usaha memberikan jasa layanan perpustakaan
dalam kegiatan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Jenis bahan yang
dapat dipinjamkan dapat berupa buku, jurnal, kaset, CD, atau bahan pustaka
lainnya.

15

Universitas Sumatera Utara

Kelancaran proses layanan ini tergantung kepada hal-hal berikut :
1. Sistem peminjaman yang dipilih
2. Petugas yang terampil
3. Peraturan peminjaman yang jelas
Layanan peminjaman mengikuti asas sebagai berikut :
1. Layanan dilakukan dengan cepat dan tepat
2. Prosedur yang ditempuh mudah dan sederhana
3. Kepuasan pengguna atas pelayanan harus diperhatikan
4. Pencatatan peminjaman dengan tertip dan teratur
Bahan pustaka yang boleh dipinjam dikelompokkan menurut fungsi dan
pemanfaatannya. Menurut fungsinya, bahan pustaka dapat dibedakan atas
beberapa bagian yaitu :
1. Buku ajar, berupa buku yang digunakan secara langsung dalam perkuliahan.
2. Buku pengayaan, yaitu buku pelengkap yang digunakan untuk menambah dan
meningkatkan pengetahuan pengguna.
Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. keanggotaan
2. Peminjaman
3. Pengembalian
4. Perpanjagan masa pinjam
5. Penagihan
6. Pemberian sanksi
7. Memberikan keteragan bebas/bersih pinjaman bahan pustaka.
Semua kegiatan tersebut harus tercakup dalam peraturan perpustakaan
untuk diketahui dan dipatuhi oleh pengguna dan staf perpustakaan.

2.6.1.1 Keanggotaan

Setiap perpustakaan memiliki persyaratan untuk menjadi anggota
perpustakaan dan perpustakaan boleh menentukan siapa saja yang boleh menjadi
pihak atau pengguna perpustakaan, serta persyaratan apa saja yang perlu dipenuhi,
perpustakaan perlu melakukan percatatan dalam keanggotaan untuk memudahkan
peminjaman.
16

Universitas Sumatera Utara

Untuk menjalankan peminjaman dengan lancar dan teratur, perlu diadakan
administrasi pendaftaran anggota perpustakaan. Setiap pengunjung/pengguna
perpustakaan dapat meminjam bahan pustaka untuk dibaca diruang baca atau juga
dapat membawa pulang bahan pustaka tersebut, maka mereka harus mendaftar
untuk menjadi anggota terlebih dahulu. Calon anggota harus terlebih dahulu
mengisi blanko pendaftaran menjadi anggota dan sebelum mengisi calon anggota
harus membaca tata tertip yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang diminta
oleh petugas. Kemudian mengisi kartu permintaan menjadi anggota dengan nama,
alamat, fakultas atau jurusan dan nomor mahasiswa, serta tanggal pemintaan
diajukan.
Setelah mengisi data dengan lengkap dan telah memenuhi syarat maka
petugas perpustakaan mencetak kartu perpustakaan dan mengaktifkan pemintaan
anggota diperpustakaan tersebut.

2.6.1.2 Peminjaman

Peminjaman bahan pustaka adalah proses yang dilaksanakan pada
pelayanan

sirkulasi.

Menurut

syahrial-pamuntjak

dalam

buku

pedoman

penyelenggaraan perpustakaan (2000:97) dinyatakan bahwa: “peminjaman buku
atau sirkulasi adalah kegiatan pengedara koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca
didalam perpustakaan maupun dibawa keluar perpustakaan.”
Menurut jangka waktu, cara meminjamkan bahan pustaka dibedakan
menjadi tiga macam :
1. Peminjaman biasa, misalnya 1 minggu sampai dengan 2 minggu
2. Peminjaman jangka pendek, misalnya 1 hari sampai 3 hari
3. Peminjaman jangka panjang, misalnya 1 bulan sampai 1 semester
Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2004:74) prosedur
meminjamkan bahan pustaka adalah sebagai berikut :
1. Pengguna menunjukan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan
2. Petugas memeriksa tanda pegenal pengguna
a. Pada perpustakaan yang menganut sistem tertutup, langka ketiga
berlangsung sebagai berikut:
- Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi
- Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir
b. Pada perpustakaan yang meganut sistem terbuka, langkah ketiga
berlangsungsebagai berikut :
17

Universitas Sumatera Utara

-

3.
4.
5.

6.

pengguna menyerahkan bahan pustaka yang telah dipilihnya
Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu buku
yang tersimpan pada kantong buku.
- Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan pustaka itu harus
dikembalikan pada lenbar tanggal kembali.
- Petugas mencatat kode bahan pustaka dan tanggal kembali.
Pengguna membutuhkan tanda tangan pada kartu bahan pustaka
Petugas menyerahkan bahan pustaka tersebut pada pengguna
Petugas menyusun kartu buku dalam kotak sebagai berikut:
- Menurut tanggal kembali bahan pustaka
- Setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun
menurut urutan kode bahan perpustakaan
Petugas menyusun kartu pinjam dalam kotak pinjam menurut nama pengguna,
kemudian menurut urutan nomor tanda pengenal.
Selain formulir dan kartu, diperlukan juga peralatan sebagai berikut:

1. Katalog perpustakaan minimal memuat kode bahan pustaka, nama pengarang,
judul buku, dan deskripsi fisik; bagi perpustakaan yang menganut sistem
tertutup ; katalog ini mutlak diperlukan oleh pengguna untuk memilih bahan
yang dipinjamnya
2. Stempel tanggal kembali menurut tanggal, bulan dan tahun
3. Kotak kartu buku tempat menyimpan kartu buku
4. Kotak kartu pinjam tempat menyimpan kartu pinjam
Untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin, petugas perpustakaan harus
didukung oleh administrasi peminjaman yang telah diatur secara efisien agar
mudah dijalankan.
Dalam buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan oleh syahrial
pemuntjak, rusina (2000:97) dinyatakan bahwa : Administrasi dari peminjam
harus diatur sedemikian rupa sehingga:
1. Dapat memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memperoleh buku yang
diperlukan dengan cepat dan tepat.
2. Dapat diketahui bahan pustaka mana yang sedang dipinjam.
3. Dapat megetahui siapa saja yang meminjam bahan pustaka tertentu.
4. Dapat menjamin bahan pustaka yang dipinjam akan dikembalikan.
5. Dapat mengetahui volume kegiatan peminjaman.
Setiap bahan pustaka yang masuk dan keluar harus dicatat agar dapat
terorganisir dan terawasi dengan sebaik-baiknya.

18

Universitas Sumatera Utara

2.6.1.3 Pengembalian

Pengembalian bahan pustaka merupakan kelanjutan dari kegiatan
peminjaman. Apa bila batas waktu dari peminjam bahan perpustakaan telah habis
maka pengguna wajib mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Petuga
pengembalian

perlu

mencatat

sebagai

bukti

bahwa

pengguna

telah

mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya.
Pada perpustakaan kecil, bagian ini sering dijadikan salah satu bagian dari
sistem peminjaman. Akan tetapi bagi perpustakaan yang besar bagian ini akan
dapat berdiri sendiri apabila adanya dukungan dari beberapa kegiatan lainnya.
Ada dua cara pengembalian yang biasa dilakukan diperpustakaan. Cara
pertama pengguna membawa langsung bahan pustaka yang akan dikembalikan ke
meja layanan, cara yang kedua bila memungkinkan diluar jam buka perpustakaan,
pengguna dapat mengembalikan buku dengan memasukkan buku tersebut ke
dalam kotak pengembalian.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:81), langkah
kerja yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dalam prosedur pengembalian
bahan pustaka adalah:
1. Memeriksa keutuhan koleksi atau buku dan tanggal kembali, setelah pengguna
menyerahkan bahan pustaka yang akan dikembalikan.
2. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali.
3. Mengambil kartu pinjam dari kotak kartu pinjam berdasarkan nomor anggota
yang tertera pada kartu buku.
4. Membubuhkan cap/stempel tanda kembali pada kartu buku, lembar tanggal
kembali dan kartu pinjam.
5. Mengembalikan kartu buku pada kantong buku.
6. Mengembalikan kartu pinjam ke dalam kotak kartu pinjam.
7. Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke dalam
rak.
8. Memilah beberapa buku yang mengalami:
a. Koleksi buku yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada satu
tempat untuk dikirim ke unit perawatan.
b. Koleksi buku yang rusak dan tidak dapat diperbaiki diletakan pada tempat
lain untuk disiangi.
2.6.1.4 Perpanjangan

Perpanjangan bahan pustaka dilakukan dengan membawa bahan
perpustakaan yang akan dilakukan perpanjangan ke meja sirkulasi. Dan
memberikan izin untuk memperpanjang waktu peminjaman bahan pustaka setelah
19

Universitas Sumatera Utara

habis masa pinjamnya dengan ketentuan dan tidak ada pengguna lain yang ingin
melakukan peminjaman bahan pustaka tersebut. Biasanya perpanjanggan dapat
dilakukan hanya satu kali saja, pada umumnya setiap perpustakaan dalam
memperpanjang bahan pustaka dapat dilakukan dengan mencatat pada kartu buku
dan slip pengembalian yaitu dengan memberikan cap/stempel tanggal kembali
kemudian menyerahkan buku tersebut kepada peminjam.
Prosedur perpanjanggan bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Pengguna membawa bahan pustaka yang dipinjam ke meja layanan sirkulasi.
2. Petugas perpustakaan wajib memeriksa formulir pemesanan.
3. Jika tidak ada yang memesan, petugas membuat tanggal kembali yang baru
pada lembar tanggal kembali (Untuk melakukan perpanjangan koleksi dengan
sistem manual, tanggal kembali baru perlu juga dibutuhkan pada kartu
peminjaman dan kartu buku).
4. Jika ada pengguna melakukan pemesanan koleksi dengan jangka waktu yang
belum habis, maka petugas perpustakaan tidak wajib memberikan
perpanjangan buku yang telah sesuai dengan prosedur perpustakaan (Buku
Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004: 59 ).
2.6.1.5 Penagihan

Apabila pengguna tidak mengembalikan bahan pustaka dengan tepat
waktu yang telah ditentukan, pihak perpustakaan akan melakukan penagihan
bahan pustaka tersebut agar dikembalikan. Penagihan dapat dilakukan dengan
surat maupun lisan ataupun dengan denda sebab sering terjadi, beberapa pengguna
melakukan kecenderungan untuk memonopoli pemanfaatan koleksi. Penagihan
dengan surat diperlukan nama lengkap dan alamat peminjam. Dalam surat
penagihan dicantumkan identitas bahan pustaka yang akan ditagih sesuai dengan
tanggal batas pengembalian dan jumlah denda yang harus dibayar.
Penagihan dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Penagihan pertama
2. Penagihan kedua, jika penagihan pertama tidak diindahkan
3. Penagihan ketiga, jika penagihan ke dua tidak diindahkan
Jika sudah beberapa kali dikirim surat peneguran dan tidak juga berhasil
maka bahan pustaka yang dipinjam wajib diperoleh kembali, dan pihak
perpustakaan masih dapat menjalankan tindakan-tindakan lain sebagai berikut :

20

Universitas Sumatera Utara

1. Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang tertentu
2. Diberikan sanksi berupa tindakan akademis, misalnya tidak diberitahu nilai
kuliah, tidak diserahkan ijazah mahasiswa yang belum mengembalikan semua
bahan pustaka yg dipinjam. Cara ini hanya dapat dilakukan dengan izin Dekan
atau Rektor dan dalam kerjasama dengan administrasi pendidikan.
Prosedur penagihan berlangsung sebagai berikut :
1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali
bahan pustaka ; pekerjaan ini harus dilakukan setiap hari
2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua ; lembar pertama dikirimkan
kepada peminjam, sedang lembar kedua disimpan sebagai petinggal
3. Bila bahan dikembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan
proses pengembalian. (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi,
2004:21)

2.6.1.6 Pemberian sanksi

Pemberian sanksi dilakukan kepada anggota perpustakaan yang telah
melanggar peraturan perpustakaan. Oleh karena itu sanksi dapat berupa denda,
peringatan penggantian dan sanksi administrasi. Sanksi yang diberikan kepada
pelanggar peminjaman hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari
bahwa bahan pustaka tersebut juga diperlukan oleh orang lain. Dalam Buku
Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000:83) dinyatakan bahwa:
Sanksi diberikan kepada pengguna yang melakukan pelanggaran sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Terlambat mengembalikan bahan pustaka
Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak
Membawa bahan pustaka tanpa melalui prosedur yang benar
Menghilangkan bahan pustaka
Melanggar tata tertib pustaka

2.6.1.7 Surat Keteragan Bebas Pinjam

Surat keterangan bebas pinjam diberikan kepada pengguna sebagai bukti
bahwa ia tidak mempunyai pinjaman atau kewajiban lain kepada perpustakaan,
pemberian surat keteragan bebas pinjam dimaksutkan agar koleksi terpelihara dan

21

Universitas Sumatera Utara

pengguna mematuhi peraturan perpustakaan. Keterangan bebas pinjam diperlukan
untuk:
1. Ujian akhir
2. Yudisium
3. Penerimaan ijazah
4. Pindah studi ke perguruan tinggi lain.
Sebelum para mahasiswa meninggalkan perguruan tingginya, mahasiswa
diharuskan untuk mengambil surat keteranggan bebas pinjam dari tagihan
perpustakaan. Surat keterangan tersebut merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya.
Pemberian surat keteragan bebas pinjam perpustakaan dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut:
1. Pengguna yang membutuhkan keteragan “bebas pinjam“ menyerahkan tanda
pengenal.
2. Petugas mengambil kartu pinjam berdasarkan nomor anggota yang tertera
pada tanda pengenal.
3. Petugas memeriksa ada tidaknya pinjaman yang belum dikembalikan pada
kartu pinjam.
4. Kartu pinjam yang menunjukan bahwa pengguna tidak mempunyai pinjaman
distempel “bebas pinjam“.
5. Petugas mengisi tanda bukti “bebas pinjam“ dengan identitas pengguna (Buku
Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:27).
Setelah persyaratan bebas pinjam perpustakaan terpenuhi, maka petugas
merubah status data anggota dari anggota aktif menjadi non aktif.

2.6.1.8 Statistik Pengunjung

Untuk memperoleh

gambaran mengenai

aktivitas-aktivitas bagian

pelayanan perpustakaan kepada pengunjung perpustakaan, perlu dikumpulkan
data tentang berapa jumlah pengunjung yang datang diperpustakaan, yang
melakukan kegiatan membaca dan juga melakukan peminjaman koleksi, setiap
perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan beberapa fasilitas yang dapat
mendukung daya tarik minat pengunjung juga jumlah pengunjung yang berada
diruang baca, dan jumlah bahan pustaka yang dipinjam serta jumlah anggota baru
dicatat pada tabel statistik harian. Sebaiknya pencatatan dilakukan pada akhir hari.
Jika diperlukan dapat dilakukan dua kali sehari pada perpustakaan yang jam
22

Universitas Sumatera Utara

bukanya dilakukan pada pagi sampai sore hari atau sampai malam hari. Dari
catatan ini dapat ditentukan jam buka yang paling efektif dimulai pukul 08.00
sampai 17.00 WIB. Setiap akhir bulan data statistik harian dikumpulkan dan diisi
pada tabel statistik bulanan. Pada akhir tahun bagian peminjaman ini membuat
laporan aktivitas tahunan yang mencakup informasi:
-

Jumlah anggota baru yang terdaftar dalam setiap tahunnya

-

Jumlah anggota keseluruhannya

-

Jumlah buku yang dipinjam, terperinci menurut perihal

-

Jumlah pengunjung diruang baca.
Berdasarkan dengan statistik tahunan dari bagian lain, semua data

dikumpulkan untuk menjadi inti pembahasan dalam laporan kepala perpustakaan
mengenai aktivitas selama setahun.

2.6.2

Pelayanan Referensi
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi oleh Dirtjen

pendidikan tinggi (2004:86) dinyatakan bahwa: “Pelayanan referensi adalah
kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek.
Dengan pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan
cepat, melakukan penelusuran informasi dengan lebih spesifik dan dengan pilihan
subjek yang lebih luas serta memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia
secara optimal“.
Pelayanan referensi merupakan pelayanan langsung karena adanya
komunikasi antar petugas dengan penggunanya. Oleh karena itu petugas referensi
dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan menganalisis pertanyaanpertanyaan oleh pengguna perpustakaan. Petugas referensi diharapkan mampu
menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat, petugas perlu berhati-hati
memberikan jawaban informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna.
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 87) agar
berjalan dengan baik, pelayanan referensi perlu memperhatikan asas sebagai
berikut:
1. Adanya komunikasi yang baik antara petugas dengan pengguna
2. Pertanyaan ditanggapi secara cepat dan dipahami secara tepat
23

Universitas Sumatera Utara

3. Pengenalan secara menyeluruh mengenai koleksi dan fasilitas perpustakaan
4. Pemanfaatan sumber informasi, baik yang ada diperpustakaan maupun diluar
perpustakaan
5. Pengetahuan mengenai kapasitas dan keterbatasan setiap sumber informasi.
Pelayanan referensi menyediakan koleksi yang memberi informasi berupa
fakta dan data yang disajikan dalam bentuk uraian singkat, tetapi ada yang
disajikan dalam uraian yang panjang menyerupai essai. Susunan buku referensi
umumnya berdasarkan urutan abjad nama pengarang, nomor kelas dan urutan dari
subjek, meskipun ada buku referensi yang disusun menurut satu pembagian
sistematik, karena sifatnya ini yaitu memberi informasi singkat mengenai berbagai
perihal

yang

disusun

menurut

urutan-urutannya,

buku

referensi

tidak

dimaksudkan untuk dibaca dari halaman pertama sampai akhir, melainkan khusus
digunakan untuk mencari keterangan tertentu. Karena tiap halaman dalam satu
buku referensi tidak berkesinambungan halaman yang satu dengan halaman yang
lain.
Memiliki koleksi referensi sangat penting, akan tetapi bukan titik akhir.
Pustakawan harus siap untuk memperkenalkan buku referensi yang diperlukan.
Maka itu dapat dikatakan bahwa dalam pekerjaan referensi ada tiga unsur yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pertanyaan yang diajuhkan
2. Bantuan dalam penelusuran
3. Bahan pustaka sebagai sumber informasi penting.
Setiap pustakawan perlu melatih dirinya dalam mempergunakan koleksi
referensi, mempelajari bagaimana susunannya, bagaimana isinya dan bagaimana
ciri-ciri khasnya dalam setiap koleksi. Karena semakin dalam pengetahuan yang
dimiliki pustakawan tersebut maka semakin baik pula bantuan yang akan
diberikan kepada penggunanya.
Dalam pelayanan referensi ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu :
1. Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan
umum maupun khususnya mengenai unit pelayanan referensi.
2. Memberikan informasi yang bersifat spesifik/khusus atau konsultasi kepada
para pustakawan diperpustakaan tersebut mengenai suatu sujek.
3. Memberikan bantuan penelusuran informasi sampai ditemukan informasi yang
dibutuhkan para pemakai/pengunjung perpustakaan baik melalui bahan
perpustakaan koleksi referensi yang bersangkutan maupun perpustakaan yang
lain.
24

Universitas Sumatera Utara

4. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka koleksi referensi yang
diperlukan oleh para pemakai/pengunjung perpustakaan dengan menggunakan
katalog, bibliografi dan alat penelusuran yang lainnya.
5. Memberikan bantuan pengarahan kepada para pengguna/pengunjung
perpustakaan untuk menemukan pokok-pokok bahasan pengetahuan tertentu
yang terdapat didalam bahan pustaka koleksi referensi.
6. Memberikan bimbingan kepada para pengguna/pengunjung perpustakaan
untuk mengenai berbagai jenis bahan pustaka koleksi referensi, mengetahui
bagaimana cara memilih yang tepat untuk menemukan/mencari informasi
yang diperlukan. (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:113).
Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan oleh Syahrial
Pamuntjak, Rusina (2000:109) menyatakan bahwa “buku referensi adalah karya
yang dimaksud sebagai alat konsultasi untuk mendapatkan informasi“.
Menurut Syahrial-Pamuntjak, Rusina, (2000:109-112) koleksi referensi
dapat dibedakan menurut cakupan dan jenis pertanyaan yang akan dijawab yaitu:
1. Ensiklopedi,
Cakupan isi: memberi informasi atau uraian tentang berbagai bidang ilmu
pengetahuan, dan ada ensiklopedia umum dan ensiklopedi yang terbatas pada
satu subjek saja dengan memberi informasi tentang segala aspek bidang
tersebut. Susunanya menurut abjad dan dilengkapi indeks yang biasanya diberi
ilustrasi. Beberapa ensiklopedi menerbitkan buku tahunan yang berisi
peristiwa penting yang terjadi dalam tahun yang berlalu.
2. Kamus
Cakupan isi: Arti dan asal kata, defenisi, cara pengejaan, cara pengucapan,
sinonim, antonim, dan contoh penggunaan. Ada kamus satu bahasa dan kamus
duabahasa. Kamus dua bahasa ini memberi terjemahan dari satukata ke kata
bahasa lainnya.Ada pula kamus yang khusus memuat istilah dengan uraian
arti dalam bidang-bidang ilmu tertentu.
3. Sumber biografi
Cakupan isi: Sumber-sumber yang mengandung bermacam isi memuat
riwayat hidup berbagai orang. Ada yang bersifat umum dan bersifat terbatas
pada satu negara dan ada yang khusus memuat riwayat hidup dari sekelompok
orang tertentu seperti pemimpin, pengarang, orang-orang tekenal, atau orangorang satu profesi. Susunannya biasa menurut nama orang yang dibahas.
4. Direktori
Cakupan isi: Direktori memuat nama, alamat dan kegiatan organisasi, lembaga
atau orang terkemuka dalam suatu profesi lembaga atau orang terkemuka
dalam satu profesi. Susunanya memuat sesuai dengan urutan abjad nama atau
menurut suatu bagan klasifikasi.
5. Buku tahunan dan almanak
Cakupan isi: Buku referensi jenis ini memuat informasi mengenai kejadian
yang penting, kegiatan pengembangan selama tahun yang baru berlalu, baik
yang bersifat umum maupun terbatas pada satu negara ataupun mengenai
suatu badan usaha. Umumnya dilengkapi dengan statistik dan data lain.
6. Sumber ilmu bumi
25

Universitas Sumatera Utara

Cakupan isi : Informasi dalam sumber ilmu bumi berupa keterangan mengenai
nama tempat, letak geografis, deskripsi, identifikasi dan jarak. Sumber
informasi jenis ini dapat berbentuk atlas yang memuat dipeta, kamus geografi
yang memuat uraian dan buku wisatawan yang memuat informasi mengenai
objek wisata, tempat rekreasi, hotel, restaurant dan hal-hal lain yang berguna
bagi wisatawan.
7. Buku Pedoman
Cakupan isi : Buku pedoman memuat informasi yang praktis untuk
mengerjakan sesuatu, untuk belajar mengenai sesuatu atau memberi informasi
umum dalam bidang tertentu.
8. Bibliografi
Cakupan isi : bibliogarfi memberikan informasi mengenai penerbitan, baik
yang berupa buku maupun majalah. Keterangan yang diberikan adalah nama
pengarang, judul, editor, nama penerbit dan tahun terbit. Bibliogari tersebut
ada yang bersifat umum atau nasional dan tidak terbatas pada satu bidang.
Ada juga bibliografi pilihan yang isinya terbatas pada satu bidang.
9. Indeks dan Abstrak
Cakupan isi : Buku referensi semacam ini memuat informasi tentang karangan
majalah, indeks hanya memberi keterangan lokasi yaitu nama pengarang,
judul karangan, dan judul majalah, tahun, nomor serta halaman dimana
karangan itu didapat. Abstrak disertai sari karangan. Kedua jenis ini biasanya
terbit secara berkala. Susunannya menurut subjek.
10. Penerbitan Resmi
Cakupan isi : Data fakta resmi, undang-undang, peraturan, pengumuman dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

2.6.3

Pelayanan Audio-Visual
Menurut

syahrial-pamuntjak,

Rusina

dalam

Buku

Pedoman

penyelengaraan perpustakaan (2004:17) dinyatakan bahwa. “ pelayanan
audio visual adalah kegiatan meminjamkan bahan pustaka kepada
pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapan didalam
perpustakaan ”.
Dalam menyelenggarakan pelayanan audio-visual, ada hal yang perlu
diperhatikan :
1.
2.
3.
4.
5.

Pelayanan dapat dilakukan didalam dan diluar perpustakaan.
Pelayanan dapat diberikan kepada perorangan dan kelompok.
Pengguna adalah anggota perpustakaan.
Katalog koleksi audio-visual diberi sandi khusus sesuai dengan jenisnya.
Setiap unit perlengkapan audio-visual disertai petunjuk mengenai cara
menggunakan untuk memudahkan pengguna.
Adapun tujuan pelayanan audio-visual adalah untuk :
a. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian
dan rekreasi.
26

Universitas Sumatera Utara

b. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas pendidikan.
c. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan.
d. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka dan pandang
dengar disamping lewat bacaan (Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi,
2004:17)

2.6.4

Pelayanan Pendidikan Pengguna
Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:75)

dinyatakan bahwa pendidikan pengguna adalah : “ Kegiatan membimbing atau
memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu
memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan
efesien. Peserta pendidikan pengguna adalah sivitas akademika.”
Adapun tujuan pendidikan pengguna adalah untuk :
1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan
kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.
2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuatu untuk
menemukan informasi dalam subjek tertentu.
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan pelayanan perpustakaan.
4. Mempromosikan pelayanan perpustakaan.
5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi pertimbangan ilmu dan
teknologi. (Buku Pedoaman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004:75)
Petugas perpustakaan yang terlibat dalam kegiatan pendidikan pengguna
adalah :
1. Pustakawan
2. Staf lain terlatih sebagai ahli subjek tertentu atau dosen bidang ilmu tertentu
untuk membantu pengguna dari berbagai disiplin ilmu .

2.6.5 Silang Layan
Menurut

syahrial-pamuntjak,

Rusina

dalam

Buku

Pedoman

penyelengaraan perpustakaan (2004: 79) Silang layan adalah kerjasama antara
sejumlah perpustakaan dalam bentuk saling memanfaatkan sumber daya dan
layanan informasi semua perpustakaan yang terlibat. Silang layan didasarkan
kepada kenyataan bahwa tidak ada perpustakaan yang mampu memenuhi semua
kebutuhan penggunanya.
Dengan silang layan diharapkan agar :
1. Perpustakaan lebih mampu memenuhi kebutuhan penggunannya.
27

Universitas Sumatera Utara

2. Fasilitas yang dimiliki oleh perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal.
3. Sebuah perpustakaan dapat dimanfaatkan koleksinya yang lebih besar dan
lebih beragam dari pada yang dimilikinya.
Dengan demikian bagi perpustakaan yang lebih kecil koleksinya. Silang
layan ini merupakan syarat yang mutlak untuk dapat memenuhi kebutuhan
informasi penggunannya. Keperluan silang layan ini diperlukan katalog induk
artinya katalog dari dua perpustakaan atau lebih. Dan dari catalog ini
perpustakaan dapat mengetahui bahan pustaka yang lain, yang tidak dimiliki dan
dimana letaknya.
Agar silang layan dapat berjalan dengan baik maka harus dilakukan
beberapa hal yang penting yaitu:
1. Ada kebutuhan dan keinginan untuk bekerja sama.
2. Ada permintaan yang disampaikan dengan jelas dan cermat.
3. Pelayanan diberikan dengan cepat dan tepat.
4. Adanya jaminan keamanan dan kelestarian bahan pustaka.
5. Adanya kebijakan tertulis yang dipahami dan disetujui oleh semua peserta
kerjasama.
Cara silang layan yang dapat ditempuh menurut Buku Pedoman
Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:79) :
1. Perpustakaan menghubungi langsung perpustakaan lain.
2. Perpustakaan menghubungi pusat jaringan informasi.
2.6.6

Layanan Digital
Menurut sumardji dalam buku perpustakaan : Energi pembangunan

Bangsa (2004: 41) menyatakan bahwa perkembangan teknologi informasi yang
sangat gencar dan peningkatan jumlah informasi yang begitu cepat, serta
perkembangan dalam bidang sistem akses dan temu balik yang begitu maju, telah
mendorong pertumbuhan sumber daya informasi dalam bentuk layanan digital.
Berbagai informasi dalam bentuk paper-based, yang selama ini merupakan salah
satu koleksi utama pada perpustakaan moderen dan sekarang telah banyak dan
tersedia dalam bentuk digital.
Pada pertumbuhan yang pesat dan cepat dibidang produksi bahan-bahan
berbasis elektronik dan telah dilahirkan ungkapan”digital Library”. Oleh karena
28

Universitas Sumatera Utara

itu perpustakaan dituntut untuk dapat bersikap responsive terhadap perubahanperubahan yang terjadi dengan berupaya mencari cara-cara yang efektif dan
induktif dalam memenuhi suatu harapan pengguna terhadap informasi yang
berkembang secara pesat. Agar perpustakaan dapat terus berkembang sesuai
dengan kemajuan dan harus dapat mengembangkan dan menyediakan pelayanan
digital.
Bahan-bahan yang diterbitkan atau dihasilkan dala bentuk digital termasuk
penyebaran karya pre-print oleh pakar/ahli dan pengalihan bahan-bahan yang
berbasis cetak dan pernah diterbitkan kedalam bentuk digital. Makalah-makalah
symposium atau konferensi, jurnal dan produk multimedia lainnya. Juga banyak
dikembangkan dan ditawarkan dalam bentuk digital pula. Bahan-bahan yang
tergolong selama ini banyak disajikan untuk masyarakat umum melalui internet.
Menurut sumardji dalam buku perpustakaan : Energi pembangunan
Bangsa (2004:58) dinyatakan bahwa :
“Internet adalah suatu jaringan internasional dari jaringan-jaringan yang
menghubungkan jutaan computer diseluruh penjuru dunia. Perkembangan
teknologi dan informasi, pada perpaduan antara teknologi dan
telekomunikasi yang semakin maju menjadi pesat. Salah satu diantaranya
adalah tersedianya suatu jaringan computer di dunia yang disebut
internet“.
Saat sekarang ini jaringan internet bukanlah hal yang asing bagi
masyarakat. Melalui jaringan internet ini dapat tersedia kemudahan untuk
informasi apapun dengan cepat, yang tidak hanya dalam bentuk teks dan juga
gambar. Selain itu internet juga menawarkan alternatif yang baru dalam
memperoleh informasi juga sebagai bahan media dimana bahan digital tersedia
dalam standart dan teknologinya akan terus mengalami pertumbuhan dan
perkembangan kemajuan zaman.
Menurut sumardji dalam buku perpustakaan : Energi pembangunan
Bangsa (2004:59) fasilitas utama yang telah terdapat dalam internet adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

E-mail
Usenet Newsgroup
Telnet
Gophers
Wais
World Wide Web (WWW)
29

Universitas Sumatera Utara