Gambaran Luka Tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam menghadapi kekerasan yang menggunakan senjata api sebagai alat
yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai
orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban mempunyai
wewenang dalam melakukan pemeriksaan seperti yang tercantum pada pasal 133
ayat (1) KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) dan pasal 179
ayat (1) KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) yang
menjelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli
tersebut adalah visum et repertum, dimana didalamnya terdapat penjabaran
tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati yang diduga
karena tindak pidana. Oleh karena itu dokter yang memeriksa perlu secara cermat,
teliti, dan hati-hati dalam menyimpulkan hasil yang didapatnya (Idries, 2009).
Kekerasan dengan menggunakan senjata api meningkat dalam dekade
terakhir ini. Dalam konteks kesehatan masyarakat, diperkirakan terdapat lebih dari
500.000 luka pertahunnya yang merupakan luka akibat senjata api. Menurut
laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2001, jumlah tersebut
mewakili seperempat dari total perkiraan 2,3 juta kematian akibat kekerasan. Dari
jumlah 500.000 tersebut, 42% merupakan kasus bunuh diri, 38% merupakan

kasus pembunuhan, 26% merupakan perang dan konflik persenjataan (Maio,
1999).
Senjata api adalah senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu
untuk melontarkan anak peluru yang berkecepatan tinggi melalui larasnya (FKUI,
1997). Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru atau
persentuhan peluru dengan tubuh (Amir, 2011). Luka tembak dapat menyebabkan
kerusakan intraabdominal, tetapi tergantung dari lintasan peluru melalui tubuh,
energi kinetik, dan kemungkinan pantulan terhadap tulang, atau adanya
fragmentasi sehingga menyebabkan kerusakan sekunder. Luka tembak paling

Universitas Sumatera Utara

sering mengenai usus halus (50%), kolon (40%), liver (30%), dan struktur
vaskuler intraabdomen (25%) (ATLS, 2008).
Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling
umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab
kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah adalah akibat bunuh
diri. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan kasus kematian terdapat sekitar
32.300 jiwa antara tahun 1980 dan 2007. Ini adalah penyebab kedua kematian
terbesar setelah kendaraan bermotor. Laporan pada tahun 2007 angka kejadian

luka tembak adalah 10,2/100 ribu (67% kasus pembunuhan, 50% kasus bunuh
diri, 43% kasus perampokan, dan 21% kasus kecelakaan). Puncak angka kematian
akibat senjata api pada tahun 1993 sekitar 40.000 dan menurun sekitar 30.000
pada tahun 1999 (FICAP, 2011).
Pada anak umur dibawah 18 tahun, senjata api merupakan penyebab
peringkat ke-5 kematian karena trauma tidak disengaja di Amerika Serikat. Lebih
dari 700 anak dan remaja meninggal setiap tahun karena luka tembak yang tidak
disengaja. Bunuh diri sekarang penyebab kematian yang paling lazim ke-3 pada
anak laki-laki remaja dan ke-4 pada anak perempuan. Angka bunuh diri telah naik
dengan tambahan 27% pada tahun 1982 dan 1992. Sekarang di Amerika Serikat,
diperkirakan ada 210-220 juta senjata api. Selama dua dekade terakhir, lebih dari
6 juta senjata api dijual di Amerika Serikat setiap tahun. Pistol merupakan 20%
senjata api yang digunakan saat ini, dan senjata ini terlibat pada 90% kriminal dan
penyalahgunaan senjata api lainnya (Nelson, 2000).
Di Indonesia menurut laporan hak asasi manusia triwulan ke dua tahun 1998
yang di keluarkan oleh ELSAM (Lembaga Studi dan Avokasi Masyarakat) pada
triwulan ke dua tercatat 102 orang telah menjadi korban penembakan, dan 14
diantaranya meninggal dunia. ELSAM mencatat kasus penembakan paling banyak
terjadi di Sumatera Utara sebanyak 50 orang, DKI Jakarta sebanyak 29 orang, dan
Irian Jaya sebanyak 10 orang (ELSAM, 1998).

Berdasarkan data penelitian di rumah sakit dr.Pirngadi Medan pada tahun
1992-1996 kematian akibat luka tembak ada 12 orang (5,06%), dengan distribusi
dugaan kematian menurut permintaan Visum et Repertum dari penyidik (1992=4,

Universitas Sumatera Utara

1993=3, 1994=4, 1995=0, 1996=1), dan senjata yang digunakan untuk membunuh
adalah senjata api sebanyak 15, dengan distribusi senjata yang digunakan untuk
membunuh (1992=3, 1993=4, 1994=7, 1995=0,1996=1). Senjata api yang
digunakan misalnya revolver, pistol, senapang (Syarief, 1997).
Pada masa ini korban karena kekerasan luka tembak makin sering didapati
karena makin banyak anggota masyarakat yang non ABRI (Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia) memiliki senjata baik untuk pertahanan diri maupun untuk
tujuan lain. Apalagi korban didaerah konflik atau didaerah darurat militer.
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter
harus menjelaskan berbagai hal yang tercantum dalam Visum et Repertum,
diantaranya: apakah luka tersebut memang luka tembak, yang mana luka tembak
masuk dan mana luka tembak luar, jarak tembak, arah tembakan, jenis senjata
yang digunakan, diameter peluru, kaliber senjata api, berapa kali korban
ditembak, perkiraan posisi korban sewaktu ditembak, dan luka tembak mana yang

menyebabkan kematian (Idries, 2009).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui
gambaran luka tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU/ SMF
Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana gambaran luka tembak
di Departemen Kedokteran Forensik FK USU/ SMF Kedokteran Forensik RSUD
Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran luka tembak di Departemen
Kedokteran Forensik FK USU/ SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi
dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui angka kejadian kematian akibat luka tembak dan

hasil pemeriksaan yang sering ditemukan pada kasus luka tembak.
2. Untuk mendapatkan informasi secara efisien untuk menjawab masalah
forensik.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1. Menambah

pengetahuan

kepada

pihak

praktisi

medis

dalam


mendeskripsikan luka tembak secara benar sehingga mampu membuat
Visum et Repertum yang baik dan benar sebagai alat bukti.
2. Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat mengenai
gambaran luka tembak.
3. Menambah pengalaman kepada penulis dan mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat oleh penulis.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Profil Kejadian Kematian Mendadak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU/ SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 2009–2011

2 36 57

Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Gantung Diri Yang Diperiksa Di Departemen Forensik FK USU RSUP H. Adam Malik/ Rsud Pirngadi Medan Pada Bulan Januari 2007- Desember 2009

0 62 44

Tanda Intravital yang Ditemukan pada Kasus Tenggelam di Departemen Kedokteran Forensik FK USU RSUP H. Adam Malik/RSUD Pirngadi Medan pada Bulan Januari 2007 – Desember 2009

10 69 55

Kadar C-Reactive Protein Pada Penderita Ppok Eksaserbasi Penelitian Potong Lintang Di Departemen / Smf Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Usu/ Rsup H Adam Malik / RSUD Dr. Pirngadi Medan Maret 2008 – Juni 2008

0 39 81

Gambaran Luka Tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU/SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012

1 25 63

Gambaran Luka Tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012

0 0 13

Gambaran Luka Tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012

0 0 2

Gambaran Luka Tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012

0 1 19

Gambaran Luka Tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012

0 1 2

Gambaran Luka Tembak di Departemen Kedokteran Forensik FK USU SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan Periode 2008-2012

0 0 9