Critical Review Faktor Pemilihan Lokasi

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari dan menerapkan ilmu perencanaan wilayah, dibutuhkan banyak
ilmu dasar yang harus dikuasai, salah satunya adalah mengenal teori lokasi. Teori lokasi
pada umumnya merupakan suatu gagasan yang mendasari penentuan lokasi suatu objek.
Hal ini perlu dipelajari untuk menempatkan objek tersebut pada lokasi yang tepat dengan
mempertimbangkan aspek efisiensi tenaga manusia dan ekonomi. Analisis lokasi studi
ruang adalah analisis mengenai dampak/keterkaitan antara satu kegiatan disuatu lokasi
dengan berbagai kegiatan lain pada lokasi lain. Studi tentang lokasi adalah melihat
kedekatan satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masingmasing karena lokasi yang berdekatan/berjauhan
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi,
atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta
hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau
kegiatan lain baik ekonomi maupun social.
Untuk dapat memehami mengenai teori lokasi tersebut tersebut ada beberapa cara
yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan mengkritisi sebuah tulisan ilmiah seperti
jurnal. Dengan mengkritisi jurnal yang berkaitan dengan pokok bahasan teori lokasi maka
kita akan mendapatkan banyak ilmu dan dapat mempelajari teori lokasi tersebut dengan
lebih mudah karena dalam jurnal-jurnal tersebut langsung membahas tentang study kasus
yang berkaitan dengan teori lokasi. Oleh karena itu dengan mengkritisi sebuah jurnal selain
dapat mempelajari teori mengenai lokasi tersebut kita juga dapat mengetahui bagimana

teori tersebut diimplementasikan dalam menetukan lokasi suatu penggunaan lahan. Salah
satunya adalah mengenai faktor penentuan lokasi depot air minum di kelurahan air tawar
barat dan air tawar timur di kota pada yang akan dibahas pada critical review ini .
1.2 Tujuan
Tujuan dan manfaat dari review jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan teori-teori lokasi kota dalam kehidupan nyata, selain itu juga dengan menulis
critical review, dapat menambah pemahaman yang lebih terhadap suatu kajian tertentu
karena dituntut untuk membaca berbagai literatur, dan untuk

menguji pikiran penulis

berdasarkan sudut pandang penulis dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki terkait
dengan jurnal yang dikritisi.
2. Dasar Teori
2.1 Teori Lokasi industri menurut Isard

Teori ini menekankan bahwa keputusan memilih lokasi industri ditentukan oleh factor
jarak, aksesibilitas (keterkaitan), dan keuntungan aglomerasi. Untuk menentukan lokasi
industri merupakan suatu penyeimbang biaya-biaya yang dihadapi dan pendapatan pada
keadaan ketidakpastian yang berbeda-beda.

Ada tiga factor yang mempengaruhi keuntungan relative dari lokasi industri, yaitu:
a. Biaya masukan, mencakup biaya tenaga kerja, bahan bakar, pajak, dan asuransi.
b. Biaya-biaya transport, mencakup biaya untuk memindahkan masukan produk dan
peralatan tenaga kerja.
c. Keuntungan apabila aglomerasi.
Tujuan dari penentuan lokasi industri adalah memperbesar keuntungan dan
menekan biaya produksi serendah-rendahnya. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
untuk menentukan lokasi industri, yaitu bahan mentah, modal, tenaga kerja, sumber energi,
transportasi, pemasaran, peraturan/ perundang-undangan, iklim, system perpajakan, dan
lingkungan yang kondusif.
Penempatan lokasi industri juga berorientasi atau memiliki kecenderungan pada
factor-faktor yang mendukungnya. Faktor-faktor yang dimaksud adalah orientasinya
terhadap bahan baku, sumber energi, tenaga kerja, transportasi, dan pasar.
2.2 Teori Persebaran
Menurut Michael (1994), pola penyebaran bergantung pada sifat fisikokimia
lingkungan maupun keistimewaan biologis organisme itu sendiri. Keragaman tak terbatas
dari pola penyebaran demikian yang terjadi dalam alam secara kasar dapat dibedakan
menjadi tiga kategori yaitu :
1. Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempat
tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang keras

sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.
2. Penyebaran secara acak (random), dimana individu-individu menyebar dalam
beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya. Penyebaran ini jarang
terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan homogen.
3. Penyebaran berkelompok/berumpun (clumped), dimana individu-individu selalu ada
dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Pola ini
umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang
sama.
2.3 Jenis Pola Penyebaran
Analisis tetangga terdekat dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut
(Bintaro, 1982 : 75-76):
a. Menentukan batas wilayah yang akan diselidiki
b. Mengubah pola penyebaran permukiman menjadi titik

c. Memberikan nomor urut bagi tiap-tiap titik untuk mempermudah analisis
d. Mengukur jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik
lain yang merupakan tetangga terdekat
e. Menghitung besar parameter teteangga terdekat (nearest-neighbour statistic)
dengan formula:
�=


Dengan :

��
�ℎ

T

= Indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju

= Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya
yang terdekat

Jh

= Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola
random


Apabila nilai T = 0, maka pola penyebarannya bersifat mengelompok
T = 1, maka pola penyebarannya bersifat random
T = 2,15 , maka pola persebarannya bersifat seragam
3. Review Jurnal
Tulisan ini berbentuk critical review dari jurnal dengan judul Faktor-Faktor Pemilihan
Lokasi Depot Air Minum dan Pemetaan Persebarannya di Kurahan Air Tawar Barat dan Air
Tawar Timut Kota Padang. Jurnal Pendidikan Geografi Volume 1 Nomor 1 Tahun 2013.
Jurnal ini ditulis oleh Nova Vestaria dari Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang.
Secara garis besar jurnal ini menjelaskan mengenai faktor-faktor pemilihan lokasi
dan pola persebaran depot air minum di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air
Tawar Timur. Secara garis besar jurnal ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, metode penelitian, pembahasan, dan kesimpualn.
Pada bab pendahuluan penulis menyebutkan bahwa air merupakan suatu kebutuhan
yang tidak dapat ditinggalkan, karena air bemanfaat untuk semua kegiatan. Berdasarkan
Bickle (1987) air minum adalah air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan
ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak mengandung bahan kekeruhan.
Kebutuhan air semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.
Saat ini air minum telah dijadikan suatu usaha sehingga lebih mudah bagi masyarakat untuk

memperolehnya.

Usaha depot air minum merupakan salah satu usaha yang tengah

berkembang dengan tujuan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum
dengan harga yang murah, sehat dan praktis.

Menurut pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum, Dirjen P2PL Depkes RI Tahun 2008, depot air minum adalah badan usaha yang
mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas.
Bisnis air minum isi ulang merupakan peluang bisnis yang menjanjikan dan bisa
bertahan di masa yang akan datang. Pengelolaan bisnis ini tidaklah terlalu sulit dan juga
tidak membutuhkan tempat yang luas, namun harus berada pada tempat yang benar-benar
strategis. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan
oleh seorang pengusaha sebelum membuka usahanya
Usaha depot air minum isi ulang telah menyebar ke banyak daerah. Salah satunya
adalah di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur, Kota Padang. Di
kelurahan ini terdapat banyak depot air minum isi ulang. Jarak antara satu depot dengan
depot yang lainnya tidak sampai 1 km. Kedekatan lokasi kedua depot air minum
menyebabkan salah satu dari usaha depot air minum itu kurang banyak pelanggannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor pemilihan lokasi usaha
depot air minum di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur, memetakan
persebaran lokasi usaha depot air minum, serta mengetahui pola persebaran lokasi usaha
depot air minum di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur.
Metode yang digunakan dalam pembahasan jurnal ini adalah deskriptif kuantitatif,
karena penelitian ini tertuju kepada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa
sekarang dan sebagaimana adanya (mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau
keadaan sebagaimana adanya) dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada serta
menganalisis dan mengolah data yang diperoleh.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari pengamatan, observasi, dan wawancara di
lapangan. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari instansi-instansi
terkait sebagai sumber acuan dan analisis yang dilakukan berdasarkan tinjauan pustaka.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha depot air minum di
Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur. Teknik pengambilan sampel
adalah Total Sampling dimana semua populasi dijadikan sampel, sehingga yang menjadi
sampel adalah seluruh pengusaha depot air minum di Kelurahan Air Tawar Barat dan
Kelurahan Air Tawar Timur, Kota Padang yang berjumlah 14.
Pada bagian pembahasan dibagi menjadi tiga sub bahasan yaitu, faktor-faktor
pemilihan lokasi depot air minum isi ulang di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air

Tawar Timur, persebaran depot air minum isi ulang di Kelurahan Air Tawar Barat dan
Kelurahan Air Tawar Timur, dan yang terakhir adalah pola persebaran depot air minum isi
ulang di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur.

Faktor-faktor pemilihan lokasi depot air minum isi ulang di Kelurahan Air Tawar Barat
dan Kelurahan Air Tawar Timur , menjelaskan alasan dalam memlilih lokasi menurut
Michaels (1995) adalah dengan memperhatikan jumlah oang yang lewat, jam-jam dimana
lalu lintas jalan sedan padat, tipe bisnis yang sudah ada di sekitarnya, eksistensi sarana
transportasi umum yang lewat di depan toko.
Beberapa

faktor

yang

dipertimbangkan

dalam

menentukan


lokasi

adalah,

ketersediaan bahan baku, upah buruh, jaminan keamanan, fasilita penunjang, daya serap
pasar lokal, dan aksesabilitas dari tempat produksi ketempat pemasaran yang dituju,
stabilitas politik suatu negara dan kebijakn daerah. Faktor pemilihan lokasi depot air minum
isi ulang di Kelurahan Air Tawar Barat dan kelurahan air tawar timur adalah bahan baku,
lokasi, karyawan, pasar dan transportasi.
Bahan baku untuk usaha depot air minum berasal dari sumber yang sama yaitu
berasal dari air pegunungan Gunung Talang. Pada umumnya pengisian air baku dilakukan 1
kali dalam 2 harii dan biaya pertangkinya adalah Rp. 270.000-Rp.320.000. Faktor lokasi
usaha depot air minum umumnya terletak pada lokasi yang ramai dan di tepi jalan raya.
Lahan yang digunakan untuk usaha ini sebagian merupakan lahan milik pribadi dan
sebagian merupakan lahan yang sewaan.
Jumlah karyawan (tanaga kerja) pada masing-masing depaot air minum berjumlah 14 orang dan sebagian besar berasal dari kawasan depot tersebut. Karyawan ini bekerja
lebih dari 11 jam jalan dalam sehari dengan upah sebesar Rp. 1,5 juta. Konsumen depot air
minum ini adalah masyarakat sekitar lokasi usaha, dan ada beberapa konsumen dengan
jangkauan yang lumayan jauh dengan alasan konsumen tersebut merupakan konsumen

tetap. Transportasi yang digunakan oleh depot air minum dalam melayani konsumen adalah
berupa sepeda motor. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen berupa jasa antar ke
konsumen dan konsumen yang langsung membelinya di lokasi.
Pembahasan kedua adalah menyangkut persebaran depot air minum di Kelurahan
air tawar barat dan kelurahan air tawar timur. Dimana persebaran tersebut dijelaskan dalam
bentuk peta titik-tiktik persebaran depot air minum di kedua kelurahan tersebut. Berdasarkan
peta tersebut dapat diketahui bahwa dari 14 depot air minum yang terdapat di kedua
kelurahan, 11 diantaranya terletak di kelurahan air tawar barat dan 3 sisanya berapa d
kelurahan air tawar timur. Pada kelurahan air tawar timur lokasi depot hanya terletak di
lokasi yang menjadi pusat aglomerasi. Hal ini sesuai dengan teori lokasi yang diungkapkan
oleh Isard yang menekannkan pemilihan lokasi pada faktorjarak, aksesibilitas, dan
keuntungan agromerasi sebagai hal utama dalam pengambilan keputusan lokasi.
Pembahsan ketiga adalah mengenai pola persebaran depot air minum di kedua
kelurahan. Berdasarkan teori dan formula dari Petter Hagget mengenai pola persebaran,
didapatkan hasil bahwa pada Kelurahan Air Tawar Barat cenderung berpola acak, yang

disebabkan oleh faktor demografi dan faktor aksesibilitas. Sedangkan pada Kelurahan Air
Tawar Timur pola persebarannya adalah cenderung berpola mengelompok pada lokasi yang
mempunyai aksesbilitas yang lancar. Jadi berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
disimpulakan bahwa pola persebaran depot air minum di Kelurahan Air Tawar Barat dan

Kelurahan Air Tawar Timur dipengaruhi oleh faktor aksesibilitas dan faktor demografi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa faktor pemilihan lokasi depot air
minum di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur adalah bahan baku,
lokasi, karyawan, pasar, dan transportasi. Pola persebaran depot air minum di Kelurahan Air
Tawar Barat cenderung acak dan pada Kelurahan Air Tawar Timur cenderung
mengelompok.
4. Tinjauan Kritis
4.1 Kelebihan dan Kelemahan
Pada jurnal ini penulis telah memberikan informasi yang jelas dan lengkap terkait
identitas penulis. sehingga pembaca dapat mengetahui siapa penulis jurnal ini dan informasi
mengenai jurusan atau program studi dari penulis yang jelas dapat membantu pembaca
terutama saat pertama kali membaca jurnal ini. Penulis setidaknya dapat mengira-ngira
jurnal ini akan dibahas menurut sudut pandang yang bagimana.
Secara garis besar penulis telah dapat menuliskan jurnal ini dengan baik, singakat
dan jelas. Dengan membagi pembahasan menjadi sub-sub yang lebih kecil dapat membatu
pembaca lebih mudah memahami bahsan pada jurnal tersebut. Dalam kata lain
pembahasan perpoin tersebut dapat mengurangi kemungkinan kekeliruan dan kesalahan
pembaca dalam memahami isi dari pembahasan tersebut.
Namun ada beberapa hal yang kurang dalam penulisan jurnal ini. Salah satunya
adalah tidak adanya rumusan masalah yang tercantum pada jurnal tersebut. Oleh karena itu
pembaca saat pertama kali membaca akan merasa kebingungan dengan topik apa yang
akan dibahas selanjutnya pada jurnal ini.
Selain itu pada penulisan sumber data penelitian, penulis hanya menyebutkan bahwa
data yang didapat merupakan data primer dan sekunder tanpa melangkapinya dengan datadata primer dan data sekunder tersebut berupa apa.
Pada bagian pembahasan, penulis kurang menjelaskan secara mendetail mengenai
penerapan teori lokasi yang digunakan pada pemilihan lokasi depot air minum tersebut.
Sebaiknya penulis dapat lebih menjelaskan lebih detail dan jelas mengenai bagimana teori
lokasi tersebut diimplementasikan dalam penentuan lokasi depot air minum tersebut.
Apabila pada hasil penelitian tersebut berupa foto, gambar, grafik, atau peta
sebaiknya penulis menampilkannya sejelas mungkin. Karena dari peta persebaran depot air
minum terdapat beberapa kekurang, salah satunya adalah tidak terdapatnya judul peta,

selain itu ukuran peta yang ditampilakn kecil. Hal tersebut akan menyulitkan pembaca dalam
membaca dan mendapatkan informasi yang terdapat pada peta tersebut. Sebaiknya apabila
penulis mencantumkan gambar, tabel, atau peta mengkapi identitas dari peta atau gambar
tersebut, seperti judul, nomor peta atau gambar, dan sumber. Selian itu penulis juga harus
memperhatikan ukuran dari gambar atau peta tersebut agar informasi yang terdapat pada
gambar tersebut dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca, karena percuma apabila penulis
mencantumkan gambar atau peta tetapi pembaca tidak dapat membaca dan memahami
informasi apa yang disampaikan pada gambar atau peta tersebut.
4.2 Implementasi Teori Terhadap Lokasi
Penentuan lokasi depot air minum pada Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan
Air Tawar Timur di Kota Padang adalah dengan menggunakn teori lokasi Isard. Teori ini
menekankan bahwa keputusan memilih lokasi industri ditentukan oleh faktor jarak,
aksesibilitas (keterkaitan), dan keuntungan aglomerasi. Untuk menentukan lokasi
industri merupakan suatu penyeimbang biaya-biaya yang dihadapi dan pendapatan pada
keadaan ketidakpastian yang berbeda-beda.
Ada tiga factor yang mempengaruhi keuntungan relative dari lokasi industri, yaitu:
a. Biaya masukan, mencakup biaya tenaga kerja, bahan bakar, pajak, dan asuransi.
b. Biaya-biaya transport, mencakup biaya untuk memindahkan masukan produk dan
peralatan tenaga kerja.
c. Keuntungan apabila aglomerasi.
Penempatan lokasi industri juga berorientasi atau memiliki kecenderungan pada
factor-faktor yang mendukungnya. Faktor-faktor yang dimaksud adalah orientasinya
terhadap bahan baku, sumber energi, tenaga kerja, transportasi, dan pasar. Tujuan dari
penentuan lokasi industri adalah memperbesar keuntungan dan menekan biaya produksi
serendah-rendahnya. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi
industri, yaitu bahan mentah, modal, tenaga kerja, sumber energi, transportasi, pemasaran,
peraturan/ perundang-undangan, iklim, system perpajakan, dan lingkungan yang kondusif.
Bila dikaitkan dengan faktor pemilihan lokasi depot air minum di Kelurahan Air Tawar
Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur, sesuai dengan teori Isard. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan lokasi depot air minum tersebut adalah

bahan baku, lokasi,

karyawan, pasar, dan transportasi. Dimana faktor-faktor tersebut termasuk kedalam faktorfaktor penentuan lokasi industri oleh Isard.
Berikut merupakan penjelasan faktor-faktor penentuan lokasi depot air minum di
Kelurahan air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur berdasarkan faktor penentu
lokasi teori Isard :

a. Bahan baku ; bahan baku yang berasal dari air pegunungan Gunung Talang,
pengisian dilakukan 1 kali dalam 2 hari dengan biaya Rp. 270.000- Rp. 320.000
untuk sekali pengisian
b. Lokasi ; Lokasi depot pada 2 kelurahan ini umumnya terletak di tepi jalan raya,
dengan status lahan milik pribadi dan lahan sewa
c. Tenaga kerja; tanaga kerja pada depot air minum ini bekisar antara 1-4 orang,
dengan upah 1,5 juta rupiah untuk lebih dari 11 jam kerja per hari.
d. Konsumen ; sasaran penjualan depot air minum ini adalah masyarakat yang tinggal
disekitar kawasan tersebut, dan ada beberapa konsumen jaraknya jau dari depot air
minum tersebut
e. Transportasi ; depot air minum melayani antar jemput ke tempat konsumen, atau
konsumen sendiri yang datang ke depot air minum tersebut
Implementasi teori Isard pada study kasus ini diperkuat dengan pola persebaran
pada depot air minum pada kedua kelurahan. Setelah melakukan pemetaan terhadap lokasilokasi depot air minum pada kedua kelurahan, pola persebaran depot air minum tersebut
berada di tepi jalan raya yang dilalui oleh angkutan umum, sehingga mudah diketahui oleh
masyarakat. Dan pada Kelurahan Air Tawar Timur persebaran depot air minum hanya
terdapat pada jalan yang menjadi pusat aglomerasi. Hal ini sesuai dengan teori lokasi yang
dikemukakan oleh Isard yang menekankan pemilihan lokasi pada faktor-faktor jarak,
aksesibilitas, dan keuntungan aglomerasi sebagai hal utama dalam pengambilan keputusan
lokasi.
Setelah itu dengan menganalisis pola penyebaran depot air minum tersebut dengan
menggunakan formula tetangga terdekat menurut Peter Hagget, dapat diketahui bahwa
persebaran depot air minum di Kelurahan Air Tawar Barat cenderung random dan pada
Kelurahan Air Tawar Timur cenderung mengelompok

, hal tersebut dipengaruhi oleh

kepadatan penduduk pada kelurahan tersebut. Pada usaha depot air minum, kedekatan
lokasi depot dengan penduduk menjadi faktor yang sangat diperlukan karena sasaran
konsumen yang utama adalah masyarakat sekitar lokasi usaha. Pola persebaran juga
dipengaruhi oleh aksesibiliti karena depot air minum akan semakin terlihat apabila terletak
pada aksesibilitas yang lancar dan dilalui kendaraan yang cukup ramai. Jadi pola
persebaran depot air minum di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur di
pengaruhi oleh faktor aksesibilitas dan faktor demografi.

5. Penutup
a. Kesimpulan
Jurnal tersebut secara keseluruhan sudah baik, dan mudah dipahami, namun ada
beberapa hal yang harus ditambahkan atau sedikit diperbaiki terkait struktur penulisan,
dan terkait kelengkapan dan kejelasan dari informasi yang ingin disampaikan oleh
penulis.
b. Lesson Learned
Dengan melakukan critical review jurnal ini banyak hal yang kita dapatkan yaitu kita
dapat mengetahui bagimana teori lokasi yang dikemukan oleh ahli diimplementasikan
pada kehidupan yang sebenarnya. Sehingga wawasan yang baru ini akan sangat
bermanfaat untuk kami dalam merencanakan lokasi suatu penggunaan lahan.

Daftar Pustaka
Vestaria, Nova. 2013. Faktor-Faktor Pemilihan Depot Air Minum Mineral Isi Ulang dan
Pemetaan Persebaran di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Air Tawar Timur Kota
Padang. Jurnal Pendidikan Geografi Volume I Tahun 2013.

Dokumen yang terkait

Analisis Sirkulasi Udara Pada Tanaman Kopi Berdasarkan Faktor Tanaman Pelindung dan Pola Tanam Graf Tangga Menggunakan Metode Volume Hingga

0 18 26

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Retribusi Terminal Penumpang di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2014 (Factors That Influence Realization Acceptance Retribution of Passengger Terminal In Banyuwangi 2010-2014)

0 8 5

Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas terhadap Kinerja Reksadana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

0 54 101

Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Bulan Agustus 2010

2 21 84

Tekanan Darah Sistolik dan Denyut Jantung Sebagai Faktor Prediktor Major Adverse Cardiac Events pada Sindrom Koroner Akut

0 35 62

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Asas Motivasi kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Mensosialisasikan hasil Perhitungan Suara Pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008 Melalui Website

1 54 171

Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Basis data FUZZY Model Tahani Untuk Membantu Pemilihan Telepon Seluler

2 8 1

Pemilihan Sampling Audit Dan Implementasi Audit Berbasis Risiko Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

6 35 80

Hubungan Kejadian Pneumonia Neonatus dengan Beberapa Faktor Risiko di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2010-2012

0 0 6