Pelestarian Naskah Kuno Minangkabau dalam Bentuk Katalogisasi pada Badan Perpusakaan dan Kearsipan Daerah (BPAD) Provinsi Sumatera Barat
Lampiran 1
Pedoman Observasi
1. Melakukan pengamatan terhadap pengatalokan naskah kuno dilihat dari
pengatalogan naskah kuno yang berbentuk buku katalog naskah kuno
No.
Kegiatan
Perpustakaan
1
Umum
Ya
Tidak
Keterangan
BPAD
Perpustakaan Perpustakaan Umum
memiliki katalog naskah dalam
BPAD memiliki katalog naskah
bentuk buku katalog
dalam bentuk buku katalog terdiri
dari 73 judul dan dalam bentuk
katalog
judul,pengarang
dan
subjek.
2
Perpustakaan
memiliki
Umum
pedoman
BPAD
Perpustakaan
dalam
memiliki pedoman AACR 2 dalam
pembuatan katalog naskah
pembuatan
Umum
BPAD
katalog
naskah,
pedoman ini digunakan agar dapat
naskah kuno di BPAD dapat
diakses oleh Perpusnas.
Pustakawan
3
sebagai
yang
kataloger
berperan
Pustakawan BPAD tidak berperan
dalam
langsung
pembuatan katalog
dalam
pembuatan
katalog melainkan hanya sebagai
pengawas saat pembuatan katalog
yang disusun oleh mahasiswa
IAIN.
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Informan I Kasubbid, Pengamatan dan Pelestarian
Bahan Pustaka
1. Bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum?
2. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno yakni pengatalogan, pedoman
apa yang digunakan?
3. Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno?
4. Apakah ada tujuan jangka pangjang dari pengatalogan naskah kuno ini
pak? Misalnya pembuatan katalog naskah kuno secara online
5. Ada berapa jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani naskah
kuno pak terutama dalam kegitan katalogisasi naskah?
6. Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya
pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak?
7. Kendala apa yang dihadapi dalam pembuatan katalog naskah kuno?
Lampiran 3
Pedoman Wawancara Informan II Staf Pelestarian Bahan Pustaka
1. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno terutama dalam proses
pengatalogan, pedoman apa yang digunakan? Bisa ibu jelaskan
pedomannya seperti apa?
2. Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pengatalogan naskah ?
3. Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan kegiatan pembuatan
katalog naskah kuno?
4. Sudah berapa banyak naskah kuno yang telah dibuatkan katalognya?
5. Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah
naskah kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah
87
Universitas Sumatera Utara
keadaan naskah kuno yang tidak ada katalognya masih dalam bentuk utuh
atau lengkap dan masih dapat digunakan?
6. Apabila ada yang rusak, apakah naskah kuno tersebut diperbaiki atau
dibiarkan saja tanpa katalog naskah?
7. Jenis naskah apa sajakah yang tidak dapat dibuatkan katalognya? nama
naskahnya apa bu?
8. Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang
sudah dibuatkan katalognya apakah sama penyusunannya?
Lampiran 4
Pedoman Wawancara Informan IV Mahasiswa IAIN Imam Bonjol
1. Bagaimanakah alur kerja dalam melakukan pembuatan katalog naskah
kuno?
2. Apa ada pedoman digunakan dalam pembuatannya?
3. Berapa orang yang menangani proses katalogisasi naskah kuno?
4. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengalogan naskah
kuno?
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Transkrip Wawancara dengan Informan I
Nama Informan
: Benny Rozaldy, S.E., M.Si.
Jabatan
: Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka
Tempat
: Ruang Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka
Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015
Pukul
: 12.30 WIB.
1. Pertanyaan:
Saya ingin bertanya pak, bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah
ada atau belum?
Jawab:
Kalau kebijakan sudah ada, dengan adanya kebijakan bahwa naskah kuno
harus dilestarikan dan pemerintah daerah tentunya mendukung anggaran
untuk pelestarian naskah kuno. Hanya saja anggaran khusus untuk
katalogisasi berasal dari kebijakan kepala Kasubbid pelestarian naskah
kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.
2. Pertanyaan:
Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan pak
terutama dalam pengatalogan?
Jawab:
Oo, itu ada pedomannya dek dari perpustakaan nasional ada. Ada acuan
dari perpustakaan nasional, kita kan di provinsi masih mengacu ke
perpustakaan nasional selaku yang membawahi perpustakaan provinsi
secara teknis masih perpustakaan nasional tapi secara organisasi tidak,
masing-masing kan sudah di bawah pemerintah daerahnya. Di tambah
referensi lain, misalnya seperti ada tenaga staf yang di tugaskan ke Jepang
bulan Februari kemarin itu kita jadikan referensi. Kalau masalah
89
Universitas Sumatera Utara
pengatalogan kemarin yang disusun oleh mahasiswa IAIN menggunakan
AACR 2, karena belum ada standar yang harus ditetapkan juga dalam
pengatalogan tergantung BPAD masing-masing saja.
3. Pertanyaan:
Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak ?
Jawab: Katalogisasi bisa dikatakan salah satu bentuk pelestarian naskah kuno
dalam bidang preservasinya, tujuannya untuk memudahkan pemustaka
baik mahasiswa atau siapapun yang membutuhkan naskah kuno contohnya
dalam segi pencariannya, dalam segi nilai-nilai informasi naskah kuno dari
informasi awal yang terdapat pada katalog tersebut.
4. Pertanyaan:
Apakah ada tujuan jangka panjang dari kegiatan pengatalogan naskah kuno
pak ?
Misalnya pembuatan katalog online naskah kuno
Jawab: Untuk hal itu kami sedang merencanakan, tetapi karena ada beberapa
kendala seperti masalah dana dan hal lainnya dan belumbisa dilakukan
secepatnya.
5. Pertanyaan:
Ada berapa jumlah sumber daya manusia yang menangani naskah kuno pak
terutama yang melakukan pengatalogan?
Jawab:
Ada 5 orang staf termasuk kepala bidangnya, bapak sendiri juga termasuk
untuk menanganani, berarti ada 6 orang. Kalau pengatalogan itu 2 staff
BPAD hanya mengawasi saja yang menyusun nya mahasiswa IAIN sekitar
4 orang lah.
6. Pertanyaan:
90
Universitas Sumatera Utara
Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak.
Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak?
Jawab:
Oo, dari yang disusun mahasiswa IAIN kemarin sih ada 150 naskah kuno
dan itu hanya 73 naskah kuno yang dapat dibuat katalognya.
7. Pertanyaan:
Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan katalogisasi pak?
Jawab:
Kalau kita dari BPAD sumber daya manusia masih kurang, tapi masih bisa
berjalan pekerjaan tersebut karena penyusunannya dibantu oleh mahasiswa
IAIN.
Lampiran 5
Transkrip Wawancara dengan Informan II
Nama Informan
: Linda Evia A.Md
Jabatan
: Staf Pelestarian Bahan Pustaka
Tempat
: Ruang Kasubid Pelestarian Bahan Pustaka
Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015
Pukul
: 14.00 WIB
1. Pertanyaan:
Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan?
Jawab:
Kalau pedomannya kita merujuk kepada Perpusnas, kita menggunakan
kertas
tisu
Jepang
yang
kadar
asamnya
lebih
rendah.
Kita
mempergunakan kadar asam yang lebih rendah supaya lebih tahan sebab
naskah kuno itu sudah beratus tahun umurnya ada yang 150 tahun ada
yang 300 tahun. Yang biasa kertas sebelumnya dipergunakan dari kertas
91
Universitas Sumatera Utara
concorde. Jadi dari kertas concorde lebih tahan daripada kertas-kertas
yang sekarang. Jadi untuk melestarikannya, untuk menjaganya supaya
tidak rusak lagi kita harus mempergunakan kertas tisu Jepang tadi.
Kemudian untuk lemnya menggunakan lem CMC. Kalau pengatalogan
sebenarnya kita punya rujukan ke Perpusnas yaitu Manansa tapi pedoman
tersebut belum di SNI, boleh dipake boleh tidak. Jadi pas penyusunan
katalog naskah kuno kemarin itu menggunakan AACR 2 tidak
menggunakan Manansa sebenarnya itu tergantung dari BPAD masingmasing mau menggunakan yang mana karena belum ada ketetapannya
sampai sekarang.
2. Pertanyaan:
Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pelestarian naskah kuno dalam
bentuk digital?
Jawab:
Supaya naskah kuno yang ada di BPAD dapat di distribusikan
informasinya
kepada
masyarakat,
membantu
pemustaka
dalam
menemukan naskah serta sebagai rujukan awal dalam melihat dan menila
naskah kuno.
3. Pertanyaan:
Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan katalogisasi naskah kuno
bu?
Jawab:
Ada 2 orang dari bidang pelestarian dan dua orang dari mahasiswa IAIN
sebgai penyusun katalog.
4. Pertanyaan:
Sudah berapa banyak naskah kuno yang dialihmediakan dalam bentuk digital
bu?
92
Universitas Sumatera Utara
Jawab:
Naskah kuno yang sudah dikatalogisasi sekitar 73 judul.
5. Pertanyaan:
Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah naskah
kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah kondisi
naskah kuno yang tidak dibuat katalognya masih utuh atau masih dapat
digunakan?
Jawab:
Kalau kondisi naskah yang tidak dibuatkan katalognya sebagian sudah
tidak utuh lagi ya sudah rusak, terus ada beberapa bentuk fotokopi tapi
tidak jelas fotokopi nya sehingga informasi yang terdapat didalamnya pun
tidak jela. Ada beberapa yang masih bisa digunkan dan ada beberapa
yang memang tidak dapat digunkan lagi karena benar-benar sudah rusak.
6. Pertanyaan:
Apabila naskah ada dalam keadaan rusak, apakah naskah tersebut diperbaiki
atau dibiarkan saja buk tanpa perawatan.
Jawab:
Naskah yang rusak biasanya terpotong, berlubang itukan mengakibatkan
informasinya ikut terpotong juga, kalau informasinya telah terpotong dan
tidak utuh lagi naskah itu dibiarkan saja ditarok dilemari penyimpanan
dengan koleksi keterangan sudah rusak. Tetap kami rawat kok naskah
nya meskipun sudah rusak seperti pembersihan debu dll.
7. Pertanyaan:
Jenis naskah apa saja bu yang tidak dapat dibuatkan katalognya ? nama naskah
nya apa saja?
Jawab:
Kalau itu kita belum mekukan pendataan jenis naskahnya apa saja ya
karena naskah yang rusak itu udah campuran ada yang dari tafsir, fiqih,
93
Universitas Sumatera Utara
tasauf, pengobatan tradisional, tambo, azimat bahkan ada yang tidak
memiliki judul.
8. Pertanyaan:
Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah di buat
katalognya apakah sama penyusunannya?
Jawab:
Kita belum punya standar untuk menyusun tapi kita kan berpedoman ada
standar secara internasional atau secara nasional. Nasional pun belum
punya standar jadi kita kategorikan seperti kita menyusun misalnya ini
tauhid, ini ilmu tubuh, ini ilmu perbintangan atau ini tentang silat seperti
kategori itu saja penyusunannya. Belum ada standarnya. Kalau untuk
yang katalogisasi naskah penyusunannya menurut judul naskah juga,
pengarang naskah dan subjek naskah nya.
Lampiran 6
Transkrip Wawancara dengan Informan III
Nama Informan
: Ariska Oktafia
Jabatan
: Mahasiwa IAIN
Tempat
: Rumah Ariska Oktafia
Tanggal Wawancara : 2015
Pukul
: 10.00 WIB
1. Pertanyaan:
Bagaimana alur kerja untuk melakukan katalogisasi naskah kuno?
Jawab:
94
Universitas Sumatera Utara
Awalnya mereka memberikan data primer tentang naskah-naskah apa saja
yang terdapat disana. Setelah data itu saya terima saya langsung ke tempat
penyimpanan naskah untuk mencheck keadaan naskah, setelah mencheck
langsung naskah dan data primer yang diberikan tahap selanjutnya saya
dibantu rekan saya dari jurusan bahasa arab IAIN untuk menterjemahkan
(translitrasi) naskah tersebut, biasanya 1 hari sampai 20 lebih naskah yang
kami terjemahkan dan itu hanya mencatat data-data identifikasi naskah
yang kami butuhkan dalam katalogisasi. Setelah kami identifikasi naskah
tersebut mulai dari judul,pengarangnya, bahasa apa yang digunakan,
deskripisi fisik dan informasi lainnya itu kami masukkan kedalam table
deskripsi katalog koleksi yang terdiri dari judul koleksi, penanggung
jawab, data khusus kalau, deskripsi fisik, catatan yang memuat informasi
apakah naskah tersebut dalam bentuk asli atau fotokopi. Nah setelah
dideskripsikan barulah dibuatkan katalognya berdasarkan data-data
deskripsi tersebut. Pada pembuatan katalog saya menyusunkan dalam
bentuk 3 katalog yaitu: katalog judul, katalog pengarang dan katalog
subjek.
2. Pertanyaan:
Apa pedoman yang digunakan dalam pembuatan katalog naskah kuno?
Jawab:
Pedoman yang digunkan adalam pengatalogan naskh kuno AACR 2.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah telah menerapkan sistem automasi
perpustakaan, yaitu InLIS. Sistem automasi ini mengadopsi peraturan
pengatalogan baku yang digunakan oleh Perpustakaan Nasional R.I., yaitu
Anglo American Cataloguing Rules 2nd Edition (AACR2nd ed.). Dengan
demikian, berdasarkan hasil wawancara saya dengan pustakawan Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah, ternyata mereka ingin mengintegrasikan
sistem temu balik naskah kuno tersebut ke dalam InLIS. Alasan yang
mendasari perlunya naskah kuno tersebut tersedia dalam pangkalan data
InlIS adalah agar semua perpustakaan umum kabupaten/ kota bisa
95
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan
naskah
kuno
tersebut,
selain
terintegrasi
dengan
Perpustakaan Nasional R.I. Dengan demikian, Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah membutuhkan katalog naskah kuno yang terintegrasi dengan
InLIS yang menggunakan peraturan pengatalogan AACR2nd ed.
3. Pertanyaan:
Berapa orang yang menangani proses pengatalogan naskah kuno?
Jawab:
Kalau di badan perpustakaan tidak secara khusus, sebenarnya yang
mendapat amanah Gubernur sebagai instansi pemerintah provinsi adalah
bagian deposit dan pemeliharaan, stafnya sampai sekarang belum ada yang
khusus untuk menangani masalah katalogisasi. Katanya sih karena dalam
katalogisasi membutuhkan terjemahan naskah dan itu membutuhkan dana
besar juga. Jadi untuk pengerjaan saya membantu penyusunan katalog nya
yang pada terjemahan dibantu teman saya dari jurusan bahsa arab dan
diawasai oleh orang 2 staff BPAD. Naskah yang dibuatkan katalognya
untuk mudah diakses atau dapat dijadikan rujukan sebagai informasi awal
dalam melakukan penilaian naskah. Fisiknya juga perlu diselamatkan
badan perpustakaan punya staf yang menangani secara khusus, tapi untuk
katalogisasi tidak punya
4. Pertanyaan:
Apa-apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan pengatalogan naskah
kuno?
Jawab:
Kendalanya ya karena naskah sebagian ada yang tidak utuh dan rusak jadi
informasi yang terdapat didalam nya terpotong apalagi yang fotokopian itu
kadang fotokopinya jelek mengakibatkan tulisan yang tidak jelas dan
kabur menyulitkan dalam translitrasi sehingga sulit juga untuk di
identifikasi nask
96
Universitas Sumatera Utara
Pedoman Observasi
1. Melakukan pengamatan terhadap pengatalokan naskah kuno dilihat dari
pengatalogan naskah kuno yang berbentuk buku katalog naskah kuno
No.
Kegiatan
Perpustakaan
1
Umum
Ya
Tidak
Keterangan
BPAD
Perpustakaan Perpustakaan Umum
memiliki katalog naskah dalam
BPAD memiliki katalog naskah
bentuk buku katalog
dalam bentuk buku katalog terdiri
dari 73 judul dan dalam bentuk
katalog
judul,pengarang
dan
subjek.
2
Perpustakaan
memiliki
Umum
pedoman
BPAD
Perpustakaan
dalam
memiliki pedoman AACR 2 dalam
pembuatan katalog naskah
pembuatan
Umum
BPAD
katalog
naskah,
pedoman ini digunakan agar dapat
naskah kuno di BPAD dapat
diakses oleh Perpusnas.
Pustakawan
3
sebagai
yang
kataloger
berperan
Pustakawan BPAD tidak berperan
dalam
langsung
pembuatan katalog
dalam
pembuatan
katalog melainkan hanya sebagai
pengawas saat pembuatan katalog
yang disusun oleh mahasiswa
IAIN.
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Informan I Kasubbid, Pengamatan dan Pelestarian
Bahan Pustaka
1. Bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum?
2. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno yakni pengatalogan, pedoman
apa yang digunakan?
3. Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno?
4. Apakah ada tujuan jangka pangjang dari pengatalogan naskah kuno ini
pak? Misalnya pembuatan katalog naskah kuno secara online
5. Ada berapa jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani naskah
kuno pak terutama dalam kegitan katalogisasi naskah?
6. Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya
pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak?
7. Kendala apa yang dihadapi dalam pembuatan katalog naskah kuno?
Lampiran 3
Pedoman Wawancara Informan II Staf Pelestarian Bahan Pustaka
1. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno terutama dalam proses
pengatalogan, pedoman apa yang digunakan? Bisa ibu jelaskan
pedomannya seperti apa?
2. Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pengatalogan naskah ?
3. Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan kegiatan pembuatan
katalog naskah kuno?
4. Sudah berapa banyak naskah kuno yang telah dibuatkan katalognya?
5. Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah
naskah kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah
87
Universitas Sumatera Utara
keadaan naskah kuno yang tidak ada katalognya masih dalam bentuk utuh
atau lengkap dan masih dapat digunakan?
6. Apabila ada yang rusak, apakah naskah kuno tersebut diperbaiki atau
dibiarkan saja tanpa katalog naskah?
7. Jenis naskah apa sajakah yang tidak dapat dibuatkan katalognya? nama
naskahnya apa bu?
8. Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang
sudah dibuatkan katalognya apakah sama penyusunannya?
Lampiran 4
Pedoman Wawancara Informan IV Mahasiswa IAIN Imam Bonjol
1. Bagaimanakah alur kerja dalam melakukan pembuatan katalog naskah
kuno?
2. Apa ada pedoman digunakan dalam pembuatannya?
3. Berapa orang yang menangani proses katalogisasi naskah kuno?
4. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengalogan naskah
kuno?
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Transkrip Wawancara dengan Informan I
Nama Informan
: Benny Rozaldy, S.E., M.Si.
Jabatan
: Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka
Tempat
: Ruang Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka
Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015
Pukul
: 12.30 WIB.
1. Pertanyaan:
Saya ingin bertanya pak, bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah
ada atau belum?
Jawab:
Kalau kebijakan sudah ada, dengan adanya kebijakan bahwa naskah kuno
harus dilestarikan dan pemerintah daerah tentunya mendukung anggaran
untuk pelestarian naskah kuno. Hanya saja anggaran khusus untuk
katalogisasi berasal dari kebijakan kepala Kasubbid pelestarian naskah
kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.
2. Pertanyaan:
Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan pak
terutama dalam pengatalogan?
Jawab:
Oo, itu ada pedomannya dek dari perpustakaan nasional ada. Ada acuan
dari perpustakaan nasional, kita kan di provinsi masih mengacu ke
perpustakaan nasional selaku yang membawahi perpustakaan provinsi
secara teknis masih perpustakaan nasional tapi secara organisasi tidak,
masing-masing kan sudah di bawah pemerintah daerahnya. Di tambah
referensi lain, misalnya seperti ada tenaga staf yang di tugaskan ke Jepang
bulan Februari kemarin itu kita jadikan referensi. Kalau masalah
89
Universitas Sumatera Utara
pengatalogan kemarin yang disusun oleh mahasiswa IAIN menggunakan
AACR 2, karena belum ada standar yang harus ditetapkan juga dalam
pengatalogan tergantung BPAD masing-masing saja.
3. Pertanyaan:
Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak ?
Jawab: Katalogisasi bisa dikatakan salah satu bentuk pelestarian naskah kuno
dalam bidang preservasinya, tujuannya untuk memudahkan pemustaka
baik mahasiswa atau siapapun yang membutuhkan naskah kuno contohnya
dalam segi pencariannya, dalam segi nilai-nilai informasi naskah kuno dari
informasi awal yang terdapat pada katalog tersebut.
4. Pertanyaan:
Apakah ada tujuan jangka panjang dari kegiatan pengatalogan naskah kuno
pak ?
Misalnya pembuatan katalog online naskah kuno
Jawab: Untuk hal itu kami sedang merencanakan, tetapi karena ada beberapa
kendala seperti masalah dana dan hal lainnya dan belumbisa dilakukan
secepatnya.
5. Pertanyaan:
Ada berapa jumlah sumber daya manusia yang menangani naskah kuno pak
terutama yang melakukan pengatalogan?
Jawab:
Ada 5 orang staf termasuk kepala bidangnya, bapak sendiri juga termasuk
untuk menanganani, berarti ada 6 orang. Kalau pengatalogan itu 2 staff
BPAD hanya mengawasi saja yang menyusun nya mahasiswa IAIN sekitar
4 orang lah.
6. Pertanyaan:
90
Universitas Sumatera Utara
Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak.
Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak?
Jawab:
Oo, dari yang disusun mahasiswa IAIN kemarin sih ada 150 naskah kuno
dan itu hanya 73 naskah kuno yang dapat dibuat katalognya.
7. Pertanyaan:
Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan katalogisasi pak?
Jawab:
Kalau kita dari BPAD sumber daya manusia masih kurang, tapi masih bisa
berjalan pekerjaan tersebut karena penyusunannya dibantu oleh mahasiswa
IAIN.
Lampiran 5
Transkrip Wawancara dengan Informan II
Nama Informan
: Linda Evia A.Md
Jabatan
: Staf Pelestarian Bahan Pustaka
Tempat
: Ruang Kasubid Pelestarian Bahan Pustaka
Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015
Pukul
: 14.00 WIB
1. Pertanyaan:
Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan?
Jawab:
Kalau pedomannya kita merujuk kepada Perpusnas, kita menggunakan
kertas
tisu
Jepang
yang
kadar
asamnya
lebih
rendah.
Kita
mempergunakan kadar asam yang lebih rendah supaya lebih tahan sebab
naskah kuno itu sudah beratus tahun umurnya ada yang 150 tahun ada
yang 300 tahun. Yang biasa kertas sebelumnya dipergunakan dari kertas
91
Universitas Sumatera Utara
concorde. Jadi dari kertas concorde lebih tahan daripada kertas-kertas
yang sekarang. Jadi untuk melestarikannya, untuk menjaganya supaya
tidak rusak lagi kita harus mempergunakan kertas tisu Jepang tadi.
Kemudian untuk lemnya menggunakan lem CMC. Kalau pengatalogan
sebenarnya kita punya rujukan ke Perpusnas yaitu Manansa tapi pedoman
tersebut belum di SNI, boleh dipake boleh tidak. Jadi pas penyusunan
katalog naskah kuno kemarin itu menggunakan AACR 2 tidak
menggunakan Manansa sebenarnya itu tergantung dari BPAD masingmasing mau menggunakan yang mana karena belum ada ketetapannya
sampai sekarang.
2. Pertanyaan:
Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pelestarian naskah kuno dalam
bentuk digital?
Jawab:
Supaya naskah kuno yang ada di BPAD dapat di distribusikan
informasinya
kepada
masyarakat,
membantu
pemustaka
dalam
menemukan naskah serta sebagai rujukan awal dalam melihat dan menila
naskah kuno.
3. Pertanyaan:
Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan katalogisasi naskah kuno
bu?
Jawab:
Ada 2 orang dari bidang pelestarian dan dua orang dari mahasiswa IAIN
sebgai penyusun katalog.
4. Pertanyaan:
Sudah berapa banyak naskah kuno yang dialihmediakan dalam bentuk digital
bu?
92
Universitas Sumatera Utara
Jawab:
Naskah kuno yang sudah dikatalogisasi sekitar 73 judul.
5. Pertanyaan:
Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah naskah
kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah kondisi
naskah kuno yang tidak dibuat katalognya masih utuh atau masih dapat
digunakan?
Jawab:
Kalau kondisi naskah yang tidak dibuatkan katalognya sebagian sudah
tidak utuh lagi ya sudah rusak, terus ada beberapa bentuk fotokopi tapi
tidak jelas fotokopi nya sehingga informasi yang terdapat didalamnya pun
tidak jela. Ada beberapa yang masih bisa digunkan dan ada beberapa
yang memang tidak dapat digunkan lagi karena benar-benar sudah rusak.
6. Pertanyaan:
Apabila naskah ada dalam keadaan rusak, apakah naskah tersebut diperbaiki
atau dibiarkan saja buk tanpa perawatan.
Jawab:
Naskah yang rusak biasanya terpotong, berlubang itukan mengakibatkan
informasinya ikut terpotong juga, kalau informasinya telah terpotong dan
tidak utuh lagi naskah itu dibiarkan saja ditarok dilemari penyimpanan
dengan koleksi keterangan sudah rusak. Tetap kami rawat kok naskah
nya meskipun sudah rusak seperti pembersihan debu dll.
7. Pertanyaan:
Jenis naskah apa saja bu yang tidak dapat dibuatkan katalognya ? nama naskah
nya apa saja?
Jawab:
Kalau itu kita belum mekukan pendataan jenis naskahnya apa saja ya
karena naskah yang rusak itu udah campuran ada yang dari tafsir, fiqih,
93
Universitas Sumatera Utara
tasauf, pengobatan tradisional, tambo, azimat bahkan ada yang tidak
memiliki judul.
8. Pertanyaan:
Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah di buat
katalognya apakah sama penyusunannya?
Jawab:
Kita belum punya standar untuk menyusun tapi kita kan berpedoman ada
standar secara internasional atau secara nasional. Nasional pun belum
punya standar jadi kita kategorikan seperti kita menyusun misalnya ini
tauhid, ini ilmu tubuh, ini ilmu perbintangan atau ini tentang silat seperti
kategori itu saja penyusunannya. Belum ada standarnya. Kalau untuk
yang katalogisasi naskah penyusunannya menurut judul naskah juga,
pengarang naskah dan subjek naskah nya.
Lampiran 6
Transkrip Wawancara dengan Informan III
Nama Informan
: Ariska Oktafia
Jabatan
: Mahasiwa IAIN
Tempat
: Rumah Ariska Oktafia
Tanggal Wawancara : 2015
Pukul
: 10.00 WIB
1. Pertanyaan:
Bagaimana alur kerja untuk melakukan katalogisasi naskah kuno?
Jawab:
94
Universitas Sumatera Utara
Awalnya mereka memberikan data primer tentang naskah-naskah apa saja
yang terdapat disana. Setelah data itu saya terima saya langsung ke tempat
penyimpanan naskah untuk mencheck keadaan naskah, setelah mencheck
langsung naskah dan data primer yang diberikan tahap selanjutnya saya
dibantu rekan saya dari jurusan bahasa arab IAIN untuk menterjemahkan
(translitrasi) naskah tersebut, biasanya 1 hari sampai 20 lebih naskah yang
kami terjemahkan dan itu hanya mencatat data-data identifikasi naskah
yang kami butuhkan dalam katalogisasi. Setelah kami identifikasi naskah
tersebut mulai dari judul,pengarangnya, bahasa apa yang digunakan,
deskripisi fisik dan informasi lainnya itu kami masukkan kedalam table
deskripsi katalog koleksi yang terdiri dari judul koleksi, penanggung
jawab, data khusus kalau, deskripsi fisik, catatan yang memuat informasi
apakah naskah tersebut dalam bentuk asli atau fotokopi. Nah setelah
dideskripsikan barulah dibuatkan katalognya berdasarkan data-data
deskripsi tersebut. Pada pembuatan katalog saya menyusunkan dalam
bentuk 3 katalog yaitu: katalog judul, katalog pengarang dan katalog
subjek.
2. Pertanyaan:
Apa pedoman yang digunakan dalam pembuatan katalog naskah kuno?
Jawab:
Pedoman yang digunkan adalam pengatalogan naskh kuno AACR 2.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah telah menerapkan sistem automasi
perpustakaan, yaitu InLIS. Sistem automasi ini mengadopsi peraturan
pengatalogan baku yang digunakan oleh Perpustakaan Nasional R.I., yaitu
Anglo American Cataloguing Rules 2nd Edition (AACR2nd ed.). Dengan
demikian, berdasarkan hasil wawancara saya dengan pustakawan Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah, ternyata mereka ingin mengintegrasikan
sistem temu balik naskah kuno tersebut ke dalam InLIS. Alasan yang
mendasari perlunya naskah kuno tersebut tersedia dalam pangkalan data
InlIS adalah agar semua perpustakaan umum kabupaten/ kota bisa
95
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan
naskah
kuno
tersebut,
selain
terintegrasi
dengan
Perpustakaan Nasional R.I. Dengan demikian, Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah membutuhkan katalog naskah kuno yang terintegrasi dengan
InLIS yang menggunakan peraturan pengatalogan AACR2nd ed.
3. Pertanyaan:
Berapa orang yang menangani proses pengatalogan naskah kuno?
Jawab:
Kalau di badan perpustakaan tidak secara khusus, sebenarnya yang
mendapat amanah Gubernur sebagai instansi pemerintah provinsi adalah
bagian deposit dan pemeliharaan, stafnya sampai sekarang belum ada yang
khusus untuk menangani masalah katalogisasi. Katanya sih karena dalam
katalogisasi membutuhkan terjemahan naskah dan itu membutuhkan dana
besar juga. Jadi untuk pengerjaan saya membantu penyusunan katalog nya
yang pada terjemahan dibantu teman saya dari jurusan bahsa arab dan
diawasai oleh orang 2 staff BPAD. Naskah yang dibuatkan katalognya
untuk mudah diakses atau dapat dijadikan rujukan sebagai informasi awal
dalam melakukan penilaian naskah. Fisiknya juga perlu diselamatkan
badan perpustakaan punya staf yang menangani secara khusus, tapi untuk
katalogisasi tidak punya
4. Pertanyaan:
Apa-apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan pengatalogan naskah
kuno?
Jawab:
Kendalanya ya karena naskah sebagian ada yang tidak utuh dan rusak jadi
informasi yang terdapat didalam nya terpotong apalagi yang fotokopian itu
kadang fotokopinya jelek mengakibatkan tulisan yang tidak jelas dan
kabur menyulitkan dalam translitrasi sehingga sulit juga untuk di
identifikasi nask
96
Universitas Sumatera Utara