Semantik Verba ‘Bawa’ Dalam Bahasa Bataktoba: Analisis Metabahasa Semantik Alami

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.Bahasa mempunyai fungsi yang
penting bagi manusia terutama fungsi komunikatif.Di samping sebagai alat
komunikasi bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita,
fakta, pendapat, dan lain-lain dari seorang penutur.Bahasa adalah sistem bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (KBBI 2008:116).
Bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan.Melalui bahasa masyarakat
dapat mengetahui budayanya.Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang
dituturkan di suatu wilayah dan merupakan salah satu bentuk kebudayaan.Bahasa
daerah merupakan suatu aset kekayaan budaya Indonesia yang pantas untuk dijaga
dan dilestarikan termasuk bahasa Batak Toba.Bahasa daerah merupakan salah satu
sumber bahan untuk menambah kosakata dalam bahasa Indonesia.
Bahasa Batak Toba merupakan salah satu bahasa daerah yang kaya akan
kosakata. Kekayaan kosakata tersebut tidak jarang mengakibatkan penutur
mengalami pemakaian butir leksikal yang salah di dalam kalimat.Salah satu
contohnya dalam bahasa Batak Toba adalah verba berupa tindakan yaitu verba

BAWA. Dalam bahasa Batak Toba memiliki banyak butir leksikal yang bermakna
BAWA,

seperti

mangalanja

‘memikul

1

dengan

kayu

pikulan

(satu

orang)’,manghallung ‘memikul dengan kayu pikulan (dua orang)’’,manuhuk

‘memikul’, mangabarai ‘memikul’, mangusung ‘memikul (jenazah), manghadang
‘menyandang’, manarat ‘menyeret’, mangahut ‘menyeret (garpu tanah),
manghandit

‘mengangkat’,

mangompa

‘menggendong

(kain

gendongan’,

mangabing ‘menggendong (tanpa kain gendongan)’, manghunti ‘menjunjung’,
dan manaruhon ‘mengantarkan’.
Verba BAWA dalam bahasa Batak Toba memiliki fitur semantis untuk
membedakan satu butir leksikal dengan butir leksikal lain. Perbedaaan butir-butir
leksikal


tersebut

dapat

ditunjukkan

dengan

menggunakan

komponen

semantis.Dalam teori MSA komponen itu disebut perangkat makna asali
(Wierzbicka, 1996 dalam Giovanni 2014:1).
Verba BAWA dalam bahasa Batak Toba cukup banyak jumlah variasinya
sehingga tergolong unik karena ada kata-kata yang dianggap bersinonim terletak
pada

ranah


yang

berbeda.Misalnya,

dalam

bahasa

Batak

Toba

kata

manuhukdengan kata mangabaraiyang dipahami sebagai dua kata yang
bersinonim tetapi terletak pada ranah yang berbeda. Verba manuhuk dan verba
mangabarai memiliki pengertianyang sama yaitu sama-sama membawa beban di
atas bahu. Perbedaan kedua verba terletak pada objek yang dimilikinya.Verba
manuhuk ‘memikul’ memiliki objek benda-benda mati sedangkan verba
mangabarai ‘memikul’memiliki objek manusia khususnya anak-anak.Hal tersebut

dapat kita lihat dalam contoh di bawah ini.

2

Contoh :
(1)Tuhuk jo eme on!
AKT-pikul padi DEM
‘Pikul dulu padi ini!’
(2) Abarahon anggimi molo mulak
AKT-pikul 3Tg

ho tu jabu!

kalau pulang 1Tg Adv

‘Pikulkan adikmu itu kalau kamu pulang ke rumah!’.

Pada contoh (1) terlihat bahwa verba mamuhuk ‘memikul’ objeknya
adalah padi, sedangkan pada contoh (2) tampak bahwa verba mangabarai
‘memikul’ objeknya adalah anak-anak.

Penelitian tentang verba dengan menerapkan teori Metabahasa Semantik
Alami (MSA) sudah pernah dilakukan. Misalnya, Beratha (2000) struktur
semantis verba ujaran bahasa Bali, Mulyadi (2003) yaitu struktur semantis verba
tindakan bahasa Indonesia, Mulyadi dan Rumnasari K. Siregar (2006) aplikasi
teori metabahasa makna alami dalam kajian, Mulyadi (2009) kategori dan peran
semantis verba bahasaIndonesia,Agus Subiyanto (2011) struktur semantik verba
proses tipe kejadian bahasa Jawa, Gande (2012) dalam tesis yang berjudul verba
POTONG dalam bahasa Manggarai,Mulyadi (2014) verba mirip TAKUT dalam
bahasa Melayu Asahan, dan Raynold (2014) struktur semantis verba “Memotong”
bahasa Kei.

3

Penelitian tentang verba BAWA dalam bahasa Batak Toba belum pernah
dilakukan. Pada penelitian ini peneliti akan mengkaji verba BAWA bahasa Batak
Toba dengan cara mendeskripsikan struktur semantis verba BAWA dalam bahasa
Batak Toba.
1.2 Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, masalah penelitian ini
dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah struktur semantis verba BAWA dalam bahasa Batak Toba?
2. Bagaimanakah kategorisasi verba BAWA dalam bahasa Batak Toba?
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis akan mengkaji semantik verba BAWA dalam
bahasa Batak Toba yaitu mendeskripsikan struktur semantis dan kategorisasi
verba BAWA bahasa Batak Toba. Penulis membatasi penelitiannya di Desa
Paranginan Utara, Kec.Paranginan, Kab. Humbang Hasundutan.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan struktur semantis verba BAWA dalam bahasa Batak Toba
2. Mendeskripsikan kategorisasi verba BAWA dalam bahasa Batak Toba
1.4.2

Manfaat Penelitian

1.4.2.1 Secara Teoritis
a.


Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang makna asali dari verba BAWA dalam bahasa Batak Toba.

4

b.

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti dalam
kajian linguistik terutama kajian semantik tentang makna verba
BAWA dengan menggunakan teori Metabahasa Semantik Alami
(MSA).

1.4.2.2 Secara Praktis
a.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat umum atau penelitipeneliti lain yang ingin membahas verba BAWA dalam bahasa daerah
lain.


b.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan ajar
oleh guru maupun dosen.

5