Perbandingan Giro Wadi’ah dengan Giro Mudharabah dalam Perbankan Syariah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai)
ABSTRAK
* Rahmansyah Putra S
**Ramlan Yusuf Rangkuti
***Utary Maharany Barus
Giro merupakan salah satu bentuk produk perbankan konvensional yang
dapat diaplikasikan dalam perbankan syariah. Dalam Pasal 1 poin 23 UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan bahwa giro
adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya,
atau dengan perintah pemindahbukuan. Dalam pelaksanaannya, produk ini dapat
diterapkan dalam dua prinsip yang berbeda yakni prinsip wadi’ah dan prinsip
mudharabah. Penerapan prinsip yang berbeda dalam giro mengakibatkan
perbedaan pelaksanaannya dalam perbankan syariah. Perbandingan antara Giro
wadi’ah dan giro mudharabah perlu diteliti untuk membedakan kedua produk giro
tersebut dalam hukum perbankan nasional dan hukum perbankan syariah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan
yuridis normatif dan bersifat deskriftif. Pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research) yakni hasil wawancara dengan
pihak PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai. Data yang
dikumpulkan dan dianalisis dengan metode deduktif secara kualitatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Giro wadi’ah dalam
penerapan pada perbankan syariah menggunakan akad wadi’ah, sehingga prinsip
yang digunakan adalah prinsip wadi’ah yad dhamanah dan giro mudharabah
dalam penerapannya pada perbankan syariah menggunakan akad mudharabah,
sehingga prinsip yang digunakan adalah prinsip mudharabah mutlaqah.
Kelebihan giro wadi’ah adalah dana nasabah dijamin oleh bank syariah
pengembaliannya namun kelemahannya adalah keuntungan dari pemanfaatan
dana tersebut yang diterima oleh nasabah sedikit dan lebih banyak dikuasai oleh
bank syariah. Kelebihan giro mudharabah adalah keuntungan yang lebih besar
dibandingkan dengan bonus yang didapat pada giro wadi’ah dan bank syariah
tidak menanggung seluruh kerugian yang terjadi atas pengelolaan dana nasabah
namun kelemahannya adalah resiko kerugian ditanggung oleh nasabah sebagai
shahibul maal dan rumitnya perhitungan hasil usaha yang dilakukan oleh bank
syariah untuk menentukan bagi hasil.
*
**
***
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
iv
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
* Rahmansyah Putra S
**Ramlan Yusuf Rangkuti
***Utary Maharany Barus
Giro merupakan salah satu bentuk produk perbankan konvensional yang
dapat diaplikasikan dalam perbankan syariah. Dalam Pasal 1 poin 23 UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan bahwa giro
adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya,
atau dengan perintah pemindahbukuan. Dalam pelaksanaannya, produk ini dapat
diterapkan dalam dua prinsip yang berbeda yakni prinsip wadi’ah dan prinsip
mudharabah. Penerapan prinsip yang berbeda dalam giro mengakibatkan
perbedaan pelaksanaannya dalam perbankan syariah. Perbandingan antara Giro
wadi’ah dan giro mudharabah perlu diteliti untuk membedakan kedua produk giro
tersebut dalam hukum perbankan nasional dan hukum perbankan syariah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan
yuridis normatif dan bersifat deskriftif. Pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research) yakni hasil wawancara dengan
pihak PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai. Data yang
dikumpulkan dan dianalisis dengan metode deduktif secara kualitatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Giro wadi’ah dalam
penerapan pada perbankan syariah menggunakan akad wadi’ah, sehingga prinsip
yang digunakan adalah prinsip wadi’ah yad dhamanah dan giro mudharabah
dalam penerapannya pada perbankan syariah menggunakan akad mudharabah,
sehingga prinsip yang digunakan adalah prinsip mudharabah mutlaqah.
Kelebihan giro wadi’ah adalah dana nasabah dijamin oleh bank syariah
pengembaliannya namun kelemahannya adalah keuntungan dari pemanfaatan
dana tersebut yang diterima oleh nasabah sedikit dan lebih banyak dikuasai oleh
bank syariah. Kelebihan giro mudharabah adalah keuntungan yang lebih besar
dibandingkan dengan bonus yang didapat pada giro wadi’ah dan bank syariah
tidak menanggung seluruh kerugian yang terjadi atas pengelolaan dana nasabah
namun kelemahannya adalah resiko kerugian ditanggung oleh nasabah sebagai
shahibul maal dan rumitnya perhitungan hasil usaha yang dilakukan oleh bank
syariah untuk menentukan bagi hasil.
*
**
***
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
iv
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara