Strategi pengelolaan dana produk giro wadi'ah pada perbankan syariah : studi perbandingan pada PT Bank Muamalat tbk. dan PT Bank Bukopin Syariah tbk.

(1)

STRATEGI PENGELOLAAN DANA PRODUK GIRO

WADI’AH PADA PERBANKAN SYARIAH

(STUDI PERBANDINGAN PADA PT.BANK MUAMALAT

INDONESIA TBK DAN PT. BANK BUKOPIN SYARIAH)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

RICO ELHANDO BADRI

NIM: 106046101565

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

INDONESIA TBK DAN PT. BANK BUKOPIN SYARIAH)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

RICO ELHANDO BADRI

NIM : 106046101565

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. A. Mukri Aji, MA. Dra. Nuriyah Tahier, MM.

NIP. 195703121985031003 NIP. 150321873

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Strategi Pengelolaan Dana Produk Giro Wadi’ah pada Perbankan Syariah (Studi Perbandingan pada PT.Bank Muamalat Indonesia Tbk.

dan PT. Bank Bukopin Syariah), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 24 September 2010 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum

Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH,MA, MM.

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH,MA, MM.(...) NIP. 195505051982031012

Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH. (...) NIP. 197407252001121001

Pembimbing I : DR. H. A. Mukri Aji, MA. (...) NIP. 195703121985031003

Pembimbing II: Dra. Nuriyah Tahier, MM. (...) NIP. 150321873

Penguji I : Dr. H. Supriyadi ahmad, MA. (...) NIP. 195811281994031001


(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini nukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.

Ciputat, 21 Ramadhan 1431H 31 Agustus 2010

Rico Elhando Badri


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, Dzat Yang menggenggam langit dan bumi, Yang merajai hati menusia dan mampu meluluhkan dan menguasai hati yang lirih dan yang memberikan kepada penulis kekuatan dan kesabaran sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada kekasih Allah SWT yaitu Nabi Muhammad SAW, semoga di hari akhirat nanti seluruh umat Islam mendapatkan Syafa’atul Uzma dari beliau. Amiiin.

Setelah selesainya skripsi ini atas bantuan dan dukungan serta doa dari berbagai pihak maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA. MM.

2. Ketua Jurusan Perbankan Syariah, Dr. Euis Amalia, M.Ag. dan Sekertaris Jurusan, H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH. Beserta para dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membekali ilmu yang amat bermanfaat bagi penulis. Dan terima kasih kepada pimpinan serta segenap Staf Perpustakaan Jurusan Syari’ah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. H. Faturrahman Djamil., selaku Pembimbing Akademik, yang telah memberikan saran serta kritik untuk Penulis.


(6)

menyelesaikan skripsi ini.

5. Pimpinan serta segenap staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan bantuan dan pelayanan dalam upaya memenuhi kebutuhan yang berkenaan dengan literatur untuk menyusun skripsi ini.

6. Sembah sujud penulis kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Badri Burhan dan ibunda Rina Elvira yang telah memberikan dorongan dan semangat serta do’a semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungi keduanya. Serta adikku Riri Anggraini Badri yang tercinta yang selalu memberikan senyuman, canda dan tawa sehingga memberikan semangat untuk abangnya.

7. Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Noor Cholis selaku

narasumber Bank Syariah Bukopin dan Bapak Hardiansyah selaku narasumber Bank Muamalat wa bil khusus Institute Muamalat dan Bagian SDI Bank Syariah Bukopin, yang telah bersedia memberikan keterangan dalam wawancara penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk Eva Fauziah teman hatiku beserta keluarga yang sangat setia mendampingi, membantu serta meluangkan waktunya untuk mencari data-data dan informasi.dan juga tak henti-hentinya memberikan semangat hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.


(7)

vii

9. Seluruh Teman-teman PS A Angkatan 2006, yang telah memberikan info-infonya terkait dengan studi ataupun diluar studi. Dan khusus buat sahabatku dan teman-teman seperjuangan, Mail, Hafid, Ihsan, Zakky, Dede, Faiz, Ucon, Bashir, B’doel, Zul, Rikza, Zuhri, Devri, Mumu, Vivi, Nisa, dan Rina.

10.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jazakumullah khairul jaza’.

Skripsi ini disusun menurut tuntutan zaman saat ini, sebagai sumber acuan yang dibaca, dipelajari dan dipahami penulis dengan segala keterbatasannya. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan ada kekeliruan dalam penulisannya. Oleh karena itu, sumbangan pikiran dari pihak pembaca akan merupakan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

Hanya kepada Allah SWT penulis memohon bimbingan dan menggantungkan semua harapan.

Ciputat, 11 Ramadhan 1431 H 21 Agustus 2010 M


(8)

Halaman Persetujuan Pembimbing... ii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian... iii

Lembar Pernyataan... iv

Kata Pengantar... v

Daftar Isi... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu)... 7

E. Kerangka Teori... 10

F. Metode Penelitian... 13

G. Pedoman Penulisan... 16

H. Sistematika Penulisan... 16

BAB II TEORI GIRO WADI’AH DAN PENGELOLAAN DANA PERBANKAN SYARIAH A. Teori Giro Wadi’ah... 18

1.Pengertian Giro Wadi’ah... 18

2.Landasan Hukum Wadi’ah ... 21


(9)

3.Ciri-Ciri Giro Wadi’ah... 25

4.Keuntungan dan Manfaat Giro Wadi’ah... 26

B. Pengelolaan Dana Perbankan Syariah... 27

1.Manajemen Dana... 28

2.Strategi Likuiditas Dana ... 37

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK DAN PT. BANK SYARIAH BUKOPIN. A. PT. Bank Muamalat IndonesiaTbk... 44

1.Sejarah Singkat... 44

2.Visi dan Misi... 47

3.Struktur Organisasi... 48

4.Produk dan Jasa... 49

B. PT. Bank Syariah Bukopin ... 57

1.Sejarah Singkat ... 57

2.Visi dan Misi ... 59

3.Struktur Oganisasi ... 59

4.Produk daan Jasa... 60

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengelolaan Dana Giro Wadi’ah yang Dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT. Bank Syariah Bukopin... 65 B. Kendala yang Dihadapi dari Strategi Pengelolaan Dana GiroWadi’ah

yang Diterapkan Oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dan


(10)

x

B. Saran... 86

DAFTAR PUSTAKA... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 89


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tiga puluh tahun silam, bank Islam (bank syariah) sama sekali belum dikenal. Tapi kini perbankan syariah semakin memikat. Ia telah menjadi bagian penting dari perbankan global. 1Gagasan dasar sistem Keuangan Islam sebenarnya dapat dikemukakan secara sederhana. Sistem ini terutama didasarkan atas skema PLS (profit-and-loss-sharing - bagi hasil). Bank Islam tidak menawarkan bunga, tetapi mengajak deposan ikut serta dalam suatu usaha.

Dan ini bertentangan dengan sistem perbankan konvensional yang menggunakan bunga atau riba dalam kegiatan produksinya. Namun sistem yang digunakan oleh bank-bank Islam telah banyak mengadopsi dari sistem dan prosedur perbankan konvensional, sepanjang praktek perbankan konvensional tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Bila terjadi pertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah, maka bank-bank Islam merencanakan dan menerapkan prosedur mereka sendiri guna menyesuaikan aktivitas perbankan mereka dengan prinsip-prinsip Syariah Islam.2

1

Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoaud, Perbankan Syariah – Prinsip,Praktik dan Prospek ( diterjemahkan dari Islamic Banking), Penerjemah Burhan Subrata, ( Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007) hal. 9.

2

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, ( Cet. 4, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006) hal. 2-3.


(12)

Pada saat ini keuangan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sendiri, melainkan dengan dana orang lain / DPK (Dana pihak Ketiga), baik dengan menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan (equity financing) maupun dengan prinsip pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan (debt financing).3

Dalam penghimpunan dana masyarakat bank syariah mempunyai teknik sendiri yang diantaranya dapat dimasukkan produk-produk bank konvensional yang salah satunya adalah Giro. 4Karena giro bank pada dasarnya adalah penitipan dana masyarakat di bank untuk tujuan pembayaran dan penarikan yang dapat dilakukan setiap saat, hal ini sesuai dengan UU No.7 tahun 1992. Artinya giro hanyalah merupakan dana titipan nasabah, bukan dana yang diinvestasikan. Selanjutnya bank Syariah memberlakukan giro sebagai titipan

Wadi’ah yad ad-dhamanah. dana titipan ini digunakan bank syariah sebagai dana pihak ketiga, sesuai dengan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 01/DSN-MUI/Iv/2000 tentang Giro.

Dengan demikian akan menambah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem pengumpulan dana masyarakat yang dilakukan bank Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, akan tetapi setelah itu bank harus dapat

3

Zainul. Dasar-Dasar. hal.17-18.

4

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003) hal. 61


(13)

3

mempertahankan kehalalan dari penggunaan dana masyarkat tersebut, agar dapat disalurkan sesuai dengan prinsip syariah sehingga dapat terhindar dari dana riba, gharar, dan maysir.

Dalam laporan tahunan Bank Bukopin Syariah tahun 2009 Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BSB yang mencapai 553,31% di akhir 2009 dari Rp195 miliar pada 31 Desember 2008 menjadi Rp1,27 triliun pada 31 Desember 2009, tidak lepas dari kontribusi dari sejumlah terobosan yang ditempuh dibidang penghimpunan dana masyarakat. Peningkatan dana pihak ketiga yang signifikan terjadi pada saat dilaksanakan penggabungan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Bukopin ke dalam Bank Syariah Bukopin (BSB), dari Rp222,46 miliar menjadi Rp944,38 miliar atau meningkat sebesar 324,51% atau Rp722 miliar. Pasca penggabungan pada tanggal 11 Juli 2009, kepercayaan masyarakat dan nasabah semakin meningkat terhadap BSB. Hal ini terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga BSB, dari Rp944,38 miliar meningkat sebesar 34,68% atau Rp327 miliar menjadi Rp1,27 triliun pada akhir Desember 2009. Peningkatan yang signifikan tersebut merupakan wujud keberhasilan salah satu Bank Umum Syariah yang baru dengan melakukan langkah-langkah strategis dan terobosan bisnis yang dilakukan BSB di bidang penghimpunan dana masyarakat.

Sedangkan Bank Muamalat yang merupakan bank pertama murni syariah, dan pelopor di pasar perbankan syariah nasional sejak tahun 1991, Bank


(14)

Muamalat memiliki posisi yang strategis guna memanfaatkan peluang pertumbuhan tersebut. Maka Bank Muamalat harus dapat menggunakan berbagai inisiatif yang dilakukan untuk mewujudkan perbankan yang sehat dan kompetitif di tengah-tengah persaingan industri perbankan yang semakin

ketat. Sepanjang tahun 2009 tercatat pertumbuhan bisnis Bank Muamalat

sangat baik. Aset mencapai Rp 16.027,18 miliar atau tumbuh 27,09% dibanding posisi tahun 2008 sebesar Rp 12.610,85 miliar. Pencapaian ini terutama didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat 32,19 % menjadi Rp 13.316,90 miliar dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 10.073,96 miliar. Struktur DPK masih didominasi oleh deposito (57,34%), disusul tabungan (33,73%), dan giro (8,92%) atau sedikit berubah dibandingkan komposisi tahun 2008 yakni deposito (53,59%), tabungan (38,93%), dan giro (7,49%). Peningkatan yang cukup signifikan ditunjukkan oleh pertumbuhan giro yang mencapai 57,52%, meningkat dari Rp 754,48 miliar tahun 2008 menjadi Rp 1.188,44 miliar pada tahun 2009. Meski kontribusi terhadap total DPK relatif kecil, dengan pertumbuhan yang cukup baik pada tahun 2009, maka giro menjadi sumber pendanaan yang akan terus dioptimalkan.

Maka pola strategi untuk pengelolaan dana Giro Wadi’ah haruslah


(15)

5

tujuan akhirnya dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan seluruh masyarakat bukan hanya sekedar menaikkan pendapatan satu kelompok saja.

Agar dapat menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat maka perlu adanya strategi pengelolaan dana giro Wadi’ah yang lebih profesional dan dapat dipertanggung jawabkan dengan mengoptimalkan penyalurannya. Sehingga dalam sebuah karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi, penulis telah memberi judul yaitu tentang “Strategi Pengelolaan

Dana Produk Giro Wadi’ah Pada Perbankan Syariah (Studi

Perbandingan Pada PT.Bank Muamalat Indonesia Tbk. Dan PT. Bank Bukopin Syariah).

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih fokus dalam masalah pembahasan skripsi ini, maka penelitian ini dibatasi hanya pada strategi pengelolaan dana pada periode 2009 yang diterapkan di Bank Muamalat dan Bank Bukopin Syariah terhadap produk Giro Wadi’ah yang dimilikinya.

2. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam dalam skripsi ini terfokus pada permasalahan-permasalahan berikut:


(16)

a. Bagaimana konsep strategi pengelolaan dana produk Giro Wadi’ah yang dilakukan Bank Muamalat dan Bank Bukopin Syariah dalam menghimpun dana pihak ketiga?

b. Apa kendala yang dialami Bank Muamalat dan Bank Bukopin Syariah

dalam mengimplementasikan strategi pengelolaan dana pada pada produk Giro Wadi’ah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui dan menjelaskan penerapan dari strategi pengelolaan dana

produk Giro Wadi’ah yang digunakan oleh Bank Muamalat dan Bank

Bukopin Syariah.

b. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Bank Muamalat dan Bank

Bukopin Syariah dalam mengimplementasikan strategi pengeloalaan dananya pada produk Giro Wadi’ah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Bank Muamalat dan Bank Bukopin Syariah, pembaca maupun pribadi, selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat :


(17)

7

a. Secara akademis, dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk bahan

perkuliahan atau sebagai perbandingan dengan strategi pengelolaan dana Bank Syariah lainnya.

b. Secara praktis, merupakan saran, informasi dan referensi bagi bank dalam menentukan langkah selanjutnya ke arah yang lebih baik.

D. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu)

Tema strategi pemasaran telah banyak dikaji dalam penelitian. Penelitian tersebut antara lain:

1. Konsep giro Wadi’ah dan aplikasinya pada perbankan syariah (studi pada bank syari’ah mandiri cabang pondok indah jakarta selatan). Ditulis oleh: Dede Irawan- Skripsi Perbankan Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006.

Pembahasan:

Berdasarkan penelitian penulis, Bank Syariah Mandiri hanya

menggunakan prinsip Wadi’ah yad adh-dhamanah yang kemudian

dikembangkan dalam bentuk giro Wadi’ah. Dan dalam operasionalnya

dilandasi dengan prinsip kehati-hatian.

Sejauh ini konsep dan aplikasi Wadi’ah yang terdapat di Bank Syari’ah Mandiri tidak bertentangan dengan prinsip syariah, baik dari segi dasar


(18)

hukum yang digunakan sebagai landasan maupun praktek operasionalnya, selain itu juga dari segi tujuan dan manfaat yang ditimbulkan dari produk ini.

2. Analisis Perkembangan Giro Wadi’ah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Syariah Jakarta Harmoni Periode 2006-2008. Ditulis oleh: Fela Lestia- Skripsi Perbankan Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Pembahasan:

Pada penelitian ini, penulis menggunakan 2 metode pengumpulan data, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisa penulis dari statistik laporan keuangan BTN Syariah cabang Jakarta Harmoni, terdapat

peningkatan saldo rata-rata giro Wadi’ah pada tiap tahunnya dan ini

menunjukkan kinerja BTN Syariah cabang Jakarta Harmoni semakin baik, dikarenakan BTN Syariah cabang Jakarta Harmoni mempunyai strategi yaitu dengan melakukan selling (penjualan) kepada lembaga-lembaga seperti media

pembayaran sekolah, mempromosikan produk giro Wadi’ah melalui

penerbitan iklan, elektronik maupun media cetak.

Dan BTN Syariah cabang Jakarta Harmoni dalam mengupayakan peningkatan dana giro Wadi’ahnya, yaitu dengan mendukung aktivitas usaha nasabah setiap saat, transparansi akan kehalalan produknya yang sesuai


(19)

9

dengan prinsip syariah, dan memberikan fasilitas yang mudah dalam penarikan dananya.

3. Analisis Strategi Penghimpunan Dana Masyarakat (Giro, Tabungan, Deposito) Pada Bank BNI. Ditulis oleh: Rushadi – Tesis Program Pascasarjana Bidang Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia 1997.

Pada penelitian ini, penulis mengemukakan bahwasannya strategi pada BNI mutlak diperlukan, karena strategi dapat memberikan arah bagi tujuan perusahaan dan kesempatan dimasa depan pada kondisi lingkungan yang cepat berubah. Dan BNI sebelum menentukan strateginya, harus terlebih dahulu menganalisis faktor eksternal untuk mengungkapkan kesempatan serta

ancaman perusahaan untuk masa datang dan faktor internal untuk

mengungkapkan kekuatan dan kelemahan.

Dengan strategi tersebut, BNI telah menjadi market leader dan

menempatkan posisi Bank BNI sebagai bank ranking pertama di Indonesia, dengan total aset pada tahun 1995 sebesar Rp 32,7 triliun dan jumlah kredit yang disalurkan Rp.19,1 triliun dan dana masyarakat yang berhasil dihimpun sebesar Rp. 17,5 triliun.

Dan penulis telah merumuskan pula strategi fungsional untuk memberikan arah yang jelas dalam implementasi strategi dasar yang dapat


(20)

dijadikan sebagai acuan bagi unit-unit kerja dalam menyusun kegiatan kerja sesuai dengan fungsi masing-masing:

a. Memperbaiki daya saing melalui marketing mix.

b. Memperbaiki sarana penunjang kegiatan usaha yang meliputi:

1) Sumber Daya Manusia

2) Organisasi

3) Management Information System dan teknologi

c. Mengubah sistem pemasaran dari product oriented ke market oriented.

E. Kerangka Teori

Konsep ummah atau solidaritas sosial umat Islam berkaitan erat dengan

konsep amanah (kepercayaan): harta harus diperoleh, dipergunakan, dan

didistribusikan dalam kerangka syariah. Tak seorang pun punya hak absolut

untuk mempergunakan hartanya sesuka hati. Konsep amanah juga mengandung

arti bahwa bank Islam bertindak sebagai wakil (wali) para investor yang dananya mereka kelola, dan harus memenuhi segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab.5

Oleh karena itu, bank syariah harus mempersiapkan strategi pengelolaan dana yang dihimpunnya, agar rencana dari alokasi dana tersebut mempunyai

5


(21)

11

tujuan untuk;

a.Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah.

b. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

likuiditas tetap aman.6

Untuk mencapai tujuan tersebut maka pengelolaan dana bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi.

Dalam pengelolaan dana perbankan syariah dapat dikategorikan dalam 2 bentuk:

a.Equity Financing7

Yaitu pendanaan yang berbentuk permodalan, dan ini terbagi dalam 2 pilihan skim, yaitu:

1)Mudharabah yaitu penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan presentase keuntungan.8

2)Musyarakah yaitu akad antara dua orang atau lebih dengan menyetorkan modal dan dengan keuntungan dibagi sesama mereka menurut porsi yang disepakati.9

b. Debt Financing

6

Zainul. Dasar-Dasar. hal. 53.

7

Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Perasuransian Syariah Di Indonesia,(edisi revisi, Jakarta: Kencana, 2006) hal.85-86.

8

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008) hal. 60.

9


(22)

Yaitu pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan. Debt financing dalam teori meliputi objek-objek berupa pertukaran antara barang dengan barang (barter), barang dengan uang, uang dengan barang dan uang dengan uang. Mengenai objek yang pertama dan yang terakhir terdapat permasalahan pertukaran antara barang dengan barang dipertimbangkan dapat menimbulkan riba fadhal. Sedangkan pertukaran antara uang dengan

uang pun demikian, dikhawatirkan dapat menimbulkan riba nasiah.

Pertukaran antara uang dengan uang (sharf) dalam perbankan syariah

dimasukkan dalam bidang jasa pertukaran uang, yang mensyaratkan pertukaran langsung tanpa penundaan pembayaran. Oleh karena itu dalam operasional perbankan syariah hanya digunakan dua objek, yaitu:

1) Barang dengan uang, yaitu transaksi barang dengan uang dapat

dilakukan dengan skim jual beli (Ba’i) ataupun sewa menyewa

(Ujrah).

2) Uang dengan barang, pertukaran ini dapat dilakukan dengan skim, Bai’ as-Salamdan Bai’ al-Istisna.10

Giro Wadi’ah adalah akad yang berdasarkan prinsip yadh-dhamanah ‘tangan penanggung’ yang berarti bahwa pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/aset titipan. Hal ini berarti bahwa penyimpan atau custodian adalah trustee yang sekaligus guarantor

‘penjamin’ keamanan barang/aset yang dititipkan. Sesuai dengan firman Allah

10


(23)

13

QS. al-Baqarah: 283:

...

...

ﻪﱠﺑرﷲاﻖﱠﻴْو،ﻪ ﺎ أ ْؤاىﺬﱠاﱢدﺆﻴْﻓﺎًﻀْﻌﺑْ ﻜﻀْﻌﺑ أْنﺈﻓ

“…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…”.

Ini juga berarti bahwa pihak penyimpan telah mendapatkan izin dari pihak penitip untuk mempergunakan barang/aset yang dititipkan tersebut untuk aktivitas perekonomian tertentu, dengan catatan bahwa pihak penyimpan akan mengembalikan barang/aset yang dititipkan secara utuh pada saat penyimpan menghendaki. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam Islam agar aset selalu diusahakan untuk tujuan produktif (tidak idle atau didiamkan saja).11

F. Metode Penelitian

Secara keseluruhan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian bersifat deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang menggambarkan sebuah fakta yang kemudian dianalisa untuk dapat menghasilkan sebuah kesimpulan dari data dan fakta dengan menggunakan analisa perbandingan antara konsep pemasaran yang ada dan strategi pengelolaan dana yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan PT. Bank Bukopin Syariah pada periode tahun 2009, dimana pengumpulan data dan analisa data berjalan pada waktu yang bersamaan metode pengumpulan data.

11


(24)

Bilamana terdapat ilustrasi yang mengarah pada perhitungan yang berbentuk angka-angka (kuantitatif), maka hal itu dimaksudkan hanya untuk mempertajam analisa dan menguatkan argumentasi penelitian.

Menurut lexy Moleong, fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif ialah untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif, digunakan oleh peneliti yang bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam, dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi. Dan dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meniliti sesuatu dari segi prosesnya.12

1. Sumber Data

Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data primer, merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung

dari sumbernya.13Sumber data ini penulis peroleh langsung dari bank melalui wawancara dan laporan tahunan bank.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan, buku-buku antara lain Dasar-Dasar Manajemen Bank

12

Maloeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. hal.7.

13

Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 69.


(25)

15

Syariah, Perbankan Syariah (Prinsip,Praktik dan Prospek, Konsep), Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Metodologi Penelitian, Pengantar Metodologi Penelitian dan sumber lainnya yang relevan dengan skripsi ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi kepustakaan, yaitu dengan membaca, mempelajari dan menelaah

buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapatkan teori-teori dalam mendukung pembuktian kebenaran permasalahan yang dihadapi.

b. Interview, adalah metode pengumpulan data dengan atau melalui wawancara, dimana dua orang atau lebih secara fisik langsung berhadap-hadapan yang satu dapat melihat muka yang lain dan masing-masing dapat menggunakan saluran komunikasi secara wajar dan lancar.14

3. Analisis Data

Penulis menganalisa data dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Dimana penelitian ini akan memaparkan strategi pengelolaan dana yang terdapat pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan PT. Bank Bukopin Syariah, yang kemudian penulis menganalisisnya, dengan melihat

14

Metode Penelitian Sosial (Terapan dan Kebijaksanaan), (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. 2000), hal. 29.


(26)

implementasi strategi pengelolaan dana pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan PT. Bank Bukopin Syariah dari perspektif teori yang ada.

G. Pedoman Penulisan

Adapun pedoman penulisan laporan penelitian ini didasarkan pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.

H. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang masalah perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, kerangka teori dan pedoman penulisan, serta sistemetika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teori

Bab ini berisi penjelasan mengenai teori yang digunakan sebagai landasan untuk pembahasan dan pemecahan masalah antara lain akan

diterangkan mengenai: pengertian Giro Wadi’ah, landasan hukum


(27)

17

Pengelolaan Dana Perbankan Syariah yang meliputi Manajemen Dana serta Strategi Likuiditas Dana.

BAB III : Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan PT.

Bank Bukopin Syariah

Berisi hal yang berkaitan dengan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan PT. Bank Bukopin Syariah mulai dari sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-produk yang dihasilkan.

BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan menguraikan, mendeskripsikan, dan menganalasis data dari strategi pengelolaan dana Giro Wadi’ah yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan PT. Bank Bukopin Syariah, serta kendala yang dihadapinya.


(28)

Merupakan bab bagian terakhir yang terdiri dari kesimpulan bahasan pada bab-bab sebelumnya yang disertai dengan saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang.


(29)

BAB II

TEORI GIRO WADI’AH DAN PENGELOLAAN DANA PERBANKAN

SYARIAH

A. Teori Giro Wadi’ah

1. Pengertian Giro Wadi’ah

Dalam Undang-undang No.10 tahun 1998, pasal 1 ayat 6 disebutkan yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya sesuai dengan cara pemindahbukuan.1

Dalam Undang-undang nomor 21 tahun 2008, pasal 1 menjelaskan:

20. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/ atau UUS berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

23. Giro adalah Simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat dilakukan

1

Republik Indonesia,” Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.


(30)

setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.2

Jadi, Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.

Sedangkan Wadi’ah dalam tradisi Fiqh Islam, dikenal dengan prinsip

titipan atau simpanan. Wadi’ah juga dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain. Baik sebagai individu maupun sebagai badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Dan dapat dikatakan bahwa sifat-sifat dari wadi’ah, menjadi produk perbankan

syariah berbentuk giro yang merupakan titipan murni (yad dhamanah). Di

mana, atas izin penitip dapat digunakan oleh bank. Di samping itu, sebagai konsekuensi dari titipan murni tersebut, apabila dari pihak pengelola uang tersebut (bank) memperoleh keuntungan, maka laba tersebut sepenuhnya adalah milik bank. Kemudian bank atas kehendaknya sendiri tanpa perjanjian dan

understanding di muka, dapat memberikan bonus kepada nasabahnya.3

2

Wiroso, Produk Perbankan Syariah ( Dilengkapi UU Perbankan Syariah & Kodefikasi Produk Bank Indonesia), ( Jakarta: LPFE Usakti, 2009), hal. 477- 481.

3


(31)

20

Ketentuan umum bagi giro yang berdasarkan akad wadia’ah :4

a. Bersifat titipan. Dalam hal titipan, maka orang yang dititip berkewajiban untuk memelihara dan menjaga barang titipan tersebut. Ia tidak dibenarkan menggunakan dana yang dititipkan kecuali dengan izin dari pemiliknya b. Titipan bisa diambil kapan saja (on call).

c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian

(‘athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank

d. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin

penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Khusus bagi pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku cek, bilyet giro, dan debit card.5

e. Terhadap pembukuan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti biaya

administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang benar-benar terjadi.

f. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan

tabungan berlaku selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

4

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Giro.

5

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah,( Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hal. 32-33


(32)

2. Landasan Hukum Wadi’ah

lmam Malik berpendapat bahwa menerima titipan itu tidak diwajibkan sama sekali. Karena menerima titipan itu sunat apabila ia yakin dengan kemampuan dan kejujuran dirinya. Tetapi jika ditempat tersebut tidak ada orang lain yang akan dititipi kecuali dirinya sendiri dan dikhawatirkan rusaknya titipan itu jika dia tidak menerimanya, maka para ulama telah menetapkan bahwa orang tersebut wajib menerima Wadi’ah yang akan dititipkan kepadanya itu. Namun kewajiban menerima barang titipan tersebut dengan syarat tidak membahayakan atau tidak merugikan kepentingan dirinya sendiri dan penerima titipan tidak sampai mengeluarkan biaya untuk menjaga barang titipan tersebut. Tetapi jika orang tersebut tidak mampu menjaga barang titipan itu atau tidak mampu melaksanakan sebagaimana mestinya, maka haram bagi orang itu untuk menerima barang titipan tersebut.6

Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad al-amanah, yang pada

prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi.7Sesuai sabda Rasulullah SAW dalam suatu hadits:

6

Fela Lestia, Analisis Perkembangan Giro Wadi’ah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Syariah Jakarta Harmoni Periode 2006-2008,( Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), hal. 19

7


(33)

22

“Jaminan pertanggungjawaban tidak diminta dari peminjam yang tidak menyalahgunakan (pinjaman) dan penerima titipan yang tidak lalai terhadap titipan tersebut.”8

Sebagaimana yang termasuk dalam AI-Qur’anul Karim yang tertuang dalam surat An-Nisa ayat 58:

⌧ ☺

☺ ⌧

☺ ⌧

) ءﺎ ا : ٥ (

Artinya :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”

Akan tetapi, dalam aktivitas perekonomian modern, si penerima simpanan tidak mungkin akan meng-idle-kan aset tersebut, tetapi mempergunakannya dalam aktivitas perekonomian tertentu. Karenanya, ia harus meminta izin dari si pemberi titipan untuk kemudian mempergunakan hartanya tersebut dengan catatan ia menjamin akan mengembalikan aset tersebut secara utuh. Dengan

demikian, ia bukan lagi yad al-amanah, tetapi yad adh-dhamanah yang

8

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal. 86


(34)

⌧ ⌧ ⌦ ⌧ ☺ ☺ ☺ ⌦ ☺ ☺ ) ةﺮ ا : ( Artinya :

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dan dalam hadist disebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

ْ ﻋ ﺑأ

لﺎ ةﺮ ﺮه

:

ْ ْ ﻻوﻚ ْﺋا إﺔ ﺎ ﻷاﱢدأ ﱠ وﻪﻴ ﻋ ﻬﱠ ا ﺻ ﱠ الﺎ

ﻚ ﺎ

)

آﺎﺤ اويﺬى ﺮ اودوادﻮﺑأ اور

(


(35)

24

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu.” (HR Abu Dawud dan menurut Tirmidzi hadits ini hasan, sedang Imam Hakim mengkategorikannya sahih).

Rukun dan syarat wadi’ah menurut jumhur ulama menyatakan bahwa rukun wadi’ah itu ada tiga, yaitu:9

a. Pihak yang Berakad:

- Orang yang menitipkan (muwaddi’)

- Orang yang dititipi barang (waddi’)

b. Obyek yang diakadkan:

- Barang yang dititipkan (Wadi’ah)

c. Sighot

- Serah (ijab)

- Terima (qabul)

Adapun syarat dan masing-masing rukun tersebut yaitu:

9

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), hal. 59-60.


(36)

a. Pihak yang berakad:

- Cakap hukum

- Suka rela (ridho), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa di bawah

tekanan

b. Obyek yang dititipkan merupakan milik mutlak si penitip (muwaddi’)

c. Sighot

- Jelas apa yang dititipkan

- Tidak mengandung persyaratan-persyaratan lain.

3. Ciri-ciri Giro Wadi’ah

Ciri-ciri Giro Wadi’ah adalah sebagai berikut :10

a.Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan rekeningnya;

b.Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah lain atau pejabat bank, dan menyetor sejumlah dana minimum (yang ditentukan kebijakan masing-masing bank) sebagi setoran awal;

c.Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam Bank Indonesia;

10


(37)

26

d.Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara menyerahkan cek atau instruksi tertulis lainnya;

e.Tipe rekening:

- Rekening Perorangan,

- Rekening pemilik tunggal,

- Rekening bersama (dua orang individu atau lebih),

- Rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak berbadan hukum,

- Rekening perusahaan yang berbadan hukum,

- Rekening kemitraan,

- Rekening titipan;

f. Servis lainnya:

- Cek istimewa,

- Instruksi siaga (Standing Instruction),

- Transfer dana otomatis;

- Kepada pemegang rekening akan diberikan salinan rekening (statement of


(38)

- Konfirmasi saldo dapat dikirimkan oleh bank kepada pemegang rekening setiap enam bulan atau periode yang dikehendaki oleh pemegang rekening.

4. Keuntungan dan Manfaat Giro Wadi’ah11

Dalam dunia perbankan modern yang penuh dengan kompetisi, insentif semacam ini dapat dijadikan sebagai banking policy dalam upaya merangsang semangat masyarakat dalam menabung. Tentunya akan terdapat keuntungan dan manfaat giro wadi’ah bagi masyarakat (nasabah), yaitu:

1) Keuntungan

1) Rasa aman dan tentram, terhindar dari rasa takut dan ancaman, baik

terhadap harta maupun jiwa akibat pencurian dan sebagainya, karena hartanya terpelihara di tempat yang aman dan kenyamanan perasaan karena operasionalnya dilaksanakan secara syari’ah Islam.

2) Terhindar dan penyusutan. 3) Mendapatkan jasa titipan

4) Tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar.

5) Dapat diambil setiap saat.12

2) Manfaat

11

Fela. Analisis Perkembangan Giro Wadi’ah .hal. 25-26.

12

Thomas Suyatno, et. al., Kelernbagaan Perbankan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991), cet. Ke-5, h. 34.


(39)

28

1) Dapat membayar transaksi jual/beli dengan mempergunakan cek/bilyet

giro karena merupkan alat pembayaran yang efisien

2) Dapat mengirim transfer (kirim uang/delegasi kredit dengan jaminan

rekening giro)

3) Dengan dana tersebut, dapat membantu pengembangan ekonomi bangsa

melalui antara lain pengembangan kemampuan ekonomi umat.13

4) Dapat memperoleh bonus atau bagi hasil.14

B. Pengelolaan Dana Perbankan Syariah.

Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sendiri melainkan dengan dana orang lain/Dana Pihak Ketiga (DPK), dan ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini15, baik dengan menggunakan prinsip pernyataan dalam rangka pemenuhan permodalan (equity financing) maupun dengan prinsip pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan (debt financing). Namun bank sendiri harus

13

Suyatno. Kelernbagaan Perbankan. h.14

14

Kodefikasi Produk Perbankan Syariah. Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia, 2008.

15

Soetanto Hadinoto, Bank Strategy of Funding and Liability Management,(Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2008),h. 57.


(40)

mempunyai strategi untuk mengelola dana pihak ketiga tersebut, khususnya untuk dana yang bersifat jangka pendek, Karena dana tersebut sewaktu-waktu dapat ditarik oleh pemiliknya, sehingga bank harus mempunyai manajemen dana dan strategi likuiditas dana. Dan berikut penjelasannya:

1. Manajemen dana:

Strategi Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivifitas financing, Dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas. 16

a. Sumber-sumber dana bank syariah:

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali,

16

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, cet. Ke-2, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hal.43


(41)

30

baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari akumulasi keuntungan yang ditanama kembali pada bank, hanya sebesar 7 sampai 8% dari total aktiva bank. Bahkan di Indonesia rata-rata jumlah modal dan cadangan yang dimiliki oleh bank-bank belum pernah melebihi 4% dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar kerja bank berasal dari masyarkat. 17

Dalam pandangan syariah, uang bukanlah merupakan suatu komoditi melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana “uang mengembang-biakkan uang’, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang

dikaitkan dengan ekonomi dasar (primary economic activities), baik secara

langsung melalui transaksi seperti perdagangan, industri manufaktur, sewa-menyewa dan lain-lain, atau secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut.18

Diagram 2.1

17

Muhammad. Manajemen Dana. hal. 49.

Modal

BANK SYARIAH

Investai/ Mudharbah

18


(42)

Investasi Khusus/ Mudharbah Muqayyadah

Titipan/Wadi’ah

Dari diagram bagan di atas, sumber dana yang terhimpun dari masyarakat terdiri dari 4 (empat) jenis dana. Dana yang pertama adalah dana modal yaitu dana dari pendiri lembaga keuangan tersebut. Yang kedua adalah dana titipan masyarakat yang dikelola oleh bank dalam Islam dikenal dengan istilah Wadi’ah, yang ketiga ini adalah dana masyarakat yang diinvestasikan melalui bank, dana ini juga sering disebut dengan dana investasi tak terbatas dan yang keempat adalah dana investasi khusus atau terbatas.19

Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari:20 1)Modal Inti

Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya inti itu terdiri dari:

a) Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.21 Menurut Zainul Arifin (2009), sumber utama dari modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham, dan

19

Tim Pengembangan. Konsep.hal. 57-58.

20

Zainul. Dasar-Dasar. hal. 58-62.

21

Rimsky K Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 131


(43)

32

untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru.

b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.

c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui Rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Laba ditahan ini juga merupakan cara untuk menambah dana modal lebih lanjut.

2)Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

Bank menghimpun dana bagi-hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad

kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha

(mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi

antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati

sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana, sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan.


(44)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu.

b. Pengalokasian Dana

Salah satu ciri khas industri perbankan adalah modal relatif kecil dibandingkan dengan porsi dana masyarakat yang dikelola. Ini artinya dana masyarakat terutama dalam bentuk giro menjadi sangat penting bagi bank untuk membiayai investasinya. Penurunan jumlah simpanan yang dapat menghilangkan kesempatan bank untuk memperoleh pendapatan.22

Oleh karena itu, bank harus mempersiapkan strategi pengelolaan dana-dananya yang mempunyai beberapa tujuan, yaitu:23

1) Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah.

2) Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

likuiditas tetap aman.

22

Soetanto. Bank Strategy . hal. 277.

23


(45)

34

Menurut Zainul Arifin (2009) untuk mencapai kedua keinginan tersebut maka alokasi dana-dana bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu:24

a. Earning Assets (aktiva yang menghasilkan), secara garis besar penyaluran bank syariah dilakukan sebagai berikut:25

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai’) yang meliputi

murabahah, salam paralel, istishna dan istishna paralel.

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

3) Pembiayaan berdasarkan prinsip ujroh yaitu ijarah dan ijarah

muntahiayah bitamlik.

4) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah).26

5) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.

Fungsi penggunaan dana yang terpenting bagi bank komersial adalah fungsi pembiayaan. Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati posisi

24

Zainul. Dasar-Dasar. hal. 63-66.

25

Wiroso. Produk. hal. 98.

26


(46)

terbesar, pada umumnya sekitar 55% sampai 60% dari total aktiva. Tingkat penghasilan dari pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank. Sesuai dengan karakteristik dari sumber dananya, pada umumnya bank komersial memberikan pembiayaan berjangka pendek dan menengah, meskipun beberapa jenis pembiayaan dapat diberikan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Tingkat penghasilan dari setiap jenis pembiayaan juga bervariasi,tergantung pada prinsip pembiayaan yang digunakan dan sektor usaha yang dibiayai.

Porsi terbesar berikutnya dari fungsi penggunaan dana bank adalah berupa investasi pada surat-surat berharga. Selain untuk tujuan memperoleh penghasilan, investasi pada surat berharga ini dilakukan sebagai salah satu media pengelola likuiditas, di mana bank harus menginvestasikan dana yang ada seoptimal mungkin, tetapi dapat dicairkan sewaktu-waktu bila bank membutuhkan tanpa, atau sedikit sekali, mengurangi nilainya.27

b. Non Earning Assets (aktiva yang tidak menghasilkan), terdiri dari:

1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash assets)

Cash assets terdiri dari uang tunai dalam vault, cadangan likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral, giro pada bank dan item-item tunai lain yang masih dalam proses penagihan

27


(47)

36

(collections). Dari cash assets ini bank tidak memperoleh penghasilan, kalaupun ada sangat kecil dan tidak berarti. Namun demikian investasi

pada cash assets ini penting guna mendukung fungsi simpanan pada

bank, dan dalam beberapa hal juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan layanan dari bank koresponden yang berkaitan dengan pembiayaan dan investasi.

2) Pinjaman (qard)

Pinjaman qard al-hasan adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.

3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and

equipment)

Penanaman dana dalam bentuk ini juga tidak menghasilkan pendapatan bagi bank, tetapi merupakan kebutuhan bank untuk memfasilitasi pelaksanaan fungsi kegiatannya.

c.Fungsi Sumber Dana Bagi Bank

Fungsi sumber dana bagi bank, terdiri dari :


(48)

Dana yang dihimpun memiliki karakteristik yang berbeda baik dari

maturity, pricing maupun cara penarikannya. Oleh karena itu sumber dana akan digunakan untuk membiayai usahanya dengan melihat karakteristiknya

dan sesuai prinsip-prinsip capital budgeting. Alokasi dana tersebut

diperuntukkan sebagai berikut:

a) Demand deposit

b) Saving deposit

c) Time deposit

d) Capital deposit.

2)Dana Berfungsi sebagai Sumber Likuiditas Bank

Dana yang dihimpun selain untuk membiayai kegiatan usahanya yang sifatnya produktif, juga untuk memelihara likuiditas bank. Pemeliharaan likuiditas bisa dicermati dan dana yang ditempatkan pada kas ataupun Giro

Wajib (Giro BI) atau bahkan pada secondary reserve berupa marketable

security berjangka pendek.

3)Sebagai Tolak-Ukur Kepercayaan Masyarakat Terhadap Bank yang


(49)

38

Volume dana pihak ketiga dapat dijadikan indikasi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan. Semakin tinggi dana pihak ketiga mengindikasikan bahwa masyarakat relatif percaya kepada bank yang bersangkutan.

Berikut gambaran tentang pola penghimpunan dana dan pengalokasiaannya:

Diagram 2.2

Sumber Dana Penggunaan Dana

Wadi’ah

Special Project Mudharabah

Mutlaqah

Primary Reserve

Istishna’ Salam Murabahah Mudharabah Musyarakah Secondary reserve

Musyarakah

DANA POOL

Mudha ra b a h Muq a yya da h

Qardh

Sumber dan Penggunaan Dana (Pool of funds Approach)

Ija ra h


(50)

2. Strategi Likuiditas Dana

Secara umum likuiditas dapat didefinisikan sebagai kemampuan bank untuk

memenuhi segera kebutuhan dana (cash flow) dengan biaya dana yang wajar.

Likuiditas diperlukan bank antara lain untuk menunjang kelancaran operasinya, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memenuhi penyaluran pinjaman, serta mempertinggi tingkat fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menguntungkan.28

a. Faktor-Faktor Risiko Likuiditas Dana Pada Bank Syariah

Manajemen likuiditas dapat muncul apabila bank tidak mampu memenuhi dana yang cukup pada saat dibutuhkan baik untuk meng-cover kebutuhan sehari-hari maupun untuk memenuhi keperluan mendesak. Besar kecilnya risiko ini, sedikit banyaknya ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:29

a) Kecermatan dalam perencanaan arus kas (cash flow) dan arus dan (fund flow) berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi pertumbuhan dana termasuk kejelian melihat tingkat fluktuasi dana (volatility of fund).

b) Ketepatan dalam mengatur struktur dana, termasuk kecukupan dana-dana

non PLS (Profit and Loss Sharing).

28

Huasaini Mansur dan Dhani Gunawan, Dimensi Perbankan Dalam Al-Qur’an,( Jakarta: PT. Visi Cita Kreasi, 2007), hal. 429.

29


(51)

40

c) Ketersediaan aset yang dikonversikan menjadi kas.

d) Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau sumber dana

lainnya, termasuk fasilitas lender of the last resort dari Bank Sentral.

b. Penentuan Kebutuhan Likuiditas Instrumen Likuiditas Bank Syariah

Dalam rangka memenuhi kebutuhan bank syariah akan instrumen likuiditas maka Bank Indonesia, yang didukung oleh Dewan Syariah Nasional, telah menciptakan dua buah instrumen beserta peraturan pelaksanaannya sebagai berikut:30

1)Serifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

Serifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip Wadi’ah. SWBI merupakan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter.31

Dan Bank Indonesia selaku bank sentral berkewajiban melakukan pengawasan dan pengembangan terhadap bank syariah sesuai dengan

30

Zainul. Dasar-Dasar. hal. 197-200.

31

PBI Nomor: 2/9/PBI/2000 tanggal 23 februai 2000 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.


(52)

perundang-undangan yang berlaku, bahwa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang berdasarkan sistem bunga tidak boleh dimanfaatkan oleh bank syariah.32

Dan upaya untuk mendorong kepatuhan terhadap prinsip syariah, maka Bank Indonesia akan mendorong diterapkannya konsep pengaturan yang terintegrasi antara aspek keuangan dan kesyariahan.33

Firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 29:

⌧ ☺

) ءﺎ ا : (

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

SWBI merupakan instrumen kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. SWBI mempunyai karakteristik sebagai berikut:34

32

Fatwa DSN No. 36/DSN-MUI/X/2002 tanggal 23 Oktober 2002 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

33

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, cet. Ke-1,(Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 138-139.

34


(53)

42

• Merupakan tanda bukti penitipan dana berjangka pendek. • Diterbitkan oleh Bank Indonesia

• Merupakan instrumen kebijakan moneter dan sarana penitipan dana

sementara.

• Bank dapat memberikan bonus atas transaksi penitipan dana. 2)Fasilitas pembiayaan jangka pendek bagi bank syariah (FPJPS)

Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya menghadapi risiko likuiditas yaitu beupa kesulitan pendanaan jangka pendek, dan ini disebabkan ketidaksesuaian antara arus masuk dibandingkan dengan arus dan keluar (missmatch).

Kesulitan pendanaan jangka pendek tersebut dapat mengakibatkan terjadinya saldo giro bank syariah pada Bank Indonesia menjadi negatif. Untuk menutup kesulitan pendanaan yang bersifat jangka pendek, pada dasarnya bank syariah pertama-tama harus mengupayakan dana di pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah, dengan menggunkan berbagai instrumen pasar uang yang tersedia di pasar uang tersebut.35

FPJPS mempunyai tujuan yaitu sebagai penyediaan plafon pendanaan yang hanya dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka

35


(54)

pendek36. Fasilitas pembiayaan tersebut di atas, yang diberikan dalam bentuk FPJPS wajib dijamin dengan agunan berupa Setifikat Wadiah Bank Indonesia, dan/atau surat berharga, dan/atau tagihan lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Fasilitas FPJPS hanya diberikan kepada bank syariah yang mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek namun memenuhi persyaratan tingkat kesehatan dan permodalan (illiquid but solvent).37

c. Pedoman Syariah38

Para bankir Islam harus memperhatikan beberapa ketentuan syariah yang harus menjadi pedoman, antara lain sebagai berikut:

1)Uang tidak boleh menghasilkan apa-apa; uang hanya akan berkembang

apabila diinvestasikan pada kegiatan ekonomi riil (tangible economic

activity) dan sesuai dengan ketentuan syariah.

2)Keberhasilan kegiatan ekonomi diukur dengan return on investment (ROI);

return ini hanya boleh diestimasikan tapi tidak boleh ditentukan terlebih dahulu di depan.

36

Gemala. Aspek-Aspek. hal. 114.

37

Zainul. Dasar-Dasar. hal. 199.

38


(55)

44

d. Masalah Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah39

Salah satu kendala operasional yang dihadapi oleh perbankan Islam adalah kesulitan dalam mengendalikan likuiditasnya secara efisien. Hal itu terlihat pada beberapa gejala, antara lain:

1)Tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana-dana yang

diterimanya. Dana-dana tersebut terakumulasi dan menganggur untuk beberapa hari sehingga mengurangi rata-rata pendapatan mereka.

2)Kesulitan mencairkan dana investasi yang sedang berjalan, pada saat ada

penarikan dana dalam situasi kritis. Akibatnya bank-bank Islam menahan alat likuidnya dalam jumlah yang lebih besar daripada rata-rata perbankan konvensional.

Pada umumnya bank Islam mengalami dua macam kendala bila dibandingkan dengan bank konvensional, yaitu:

1)Kurangnya akses untuk memperoleh dana likuiditas dari Bank Sentral

(kecuali hanya di beberapa negara Islam saja); dan

2)Kurangnya akses ke Pasar Uang (Money Market) sehingga bank Islam hanya dapat memelihara likuiditas dalam bentuk kas.

39


(56)

Untuk mengatasi masalah tersebut kebanyakan pengelola bank syariah masih harus memilih salah satu atau beberapa pilihan yang bersifat darurat, yaitu:

1)Menolak mengambil bunga

2)Mengambil bunga dan menggunakannya untuk tujuan sosial berdasarkan

fatwa

3)Menginvestasikannya pada emas dan/atau logam mulia lainnya secara tunai dan melakukan kontrak berjangka (forward contract)

4)Membiarkan diri kehilangan kesempatan di Pasar Uang dan menyimpan

dananya di bank konvensional tanpa menerima bunga sebagai imbangan dari servis yang diperolehnya.


(57)

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK DAN PT. BANK SYARIAH BUKOPIN

A. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.

1. Sejarah Singkat1

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabiu’ Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

1

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile, diakses pada tanggal 28 Juni 2010.


(58)

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.


(59)

46

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk


(60)

meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News

(Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

2. Visi dan Misi2

a. Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

b. Misi

2

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2008, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2008), h. 1.


(61)

48

Menjadi Role Mode di Lembaga Keuangan Syariah di dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai pada

stakeholder.

3. Struktur Organisasi

a. Dewan Pengawas Syari’ah:3 1) K.H. Ma'ruf Amin (Ketua)

2) Prof. Dr. Muardi Chatib (Anggota) 3) Prof. Dr. Umar Shihab (Anggota) b. Dewan Komisaris:4

1) Widigdo Sukarman (Presiden Komisaris) 2) Irfan Ahmed Akhtar (Komisaris)

3) Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi (Komisaris) 4) Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf (Komisaris) 5) Emirsyah Satar (Komisaris)

6) Andre Mirza Hartawan (Komisaris) c. Dewan Direksi:5

1) Ir. H. Arviyan Arifin (Direktur Utama)

3

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/supervisor, diakses pada tanggal 28 Juni 2010.

4

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/boc , diakses pada tanggal 28 Juni 2010.

5

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/bod , diakses pada tanggal 28 Juni 2010.


(62)

2) Ir. H. Andi Buchari, MM (Direktur) 3) Ir. Luluk Mahfudah (Direktur)

4) Farouk Abdullah Alwyni, MA, MBA (Direktur)

5) Adrian A. Gunadi, SE, MBA (Direktur)

4. Produk dan Jasa6

a. Produk Penghimpunan Dana

1) Shar-e adalah tabungan instan Investasi syariah yang memadukan

kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor layanan Bank Muamalat juga di Kantor Pos Online di seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp. 125.000, langsung dapat diperoleh satu paket kartu Shar-e dengan saldo awal tabungan Rp. 100.000. Shar-e adalah sarana menabung dan berinvestasi di Bank Muamalat dan diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif.

2) Tabungan Ummat, Merupakan investasi tabungan dengan akad

Mudharabah di kantor layanan Bank Muamalat di seluruh Indonesia yang penarikannya dapat dilakukan secara bebas biaya di seluruh counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan

6


(63)

50

Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Selain itu, nasabah tabungan Ummat akan memperoleh bagi hasil yang kompetitif perbulannya.

3) TabunganKu, Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan

yang dapat diakses dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana Rp 20.000 untuk dapat memiliki rekening TabunganKu. Nasabah TabunganKu dapat menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang Bank Muamalat secara bebas biaya.

4) Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus,Merupakan tabungan yang

ditujukan bagi nasabah yang berencana untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa secara cuma-cuma nasabah akan mendapat penggantian sebesar selisih nilai biaya Ibadah Haji (BPIH) dengan saldo tabungan melalui ahli waris manakala meninggal dunia. Tabungan haji Arafah juga menjamin Nasabah untuk memperoleh porsi keberangkatan karena Bank Muamalat telah terhubung on-line dengan Siskohat Departemen Agama.

5) Deposito Mudharabah, Merupakan jenis investasi syariah bagi


(64)

yang optimal. Dana nasabah yang disimpan pada Deposito Mudharabah akan dikelola melalui pembiayaan kepada berbagai jenis usaha sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan dengan pilihan mata uang dalam rupiah dan USD. Deposito Mudharabah dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan juga dapat dijadikan jaminan pembiayaan di Bank Muamalat.

6) Deposito Fulinves,Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan. Deposito Fulinves memiliki keunggulan perlindungan asuransi jiwa secara cuma-cuma dan dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan di Bank Muamalat. Deposito Fulinves memberikan bagi hasil setiap bulan yang optimal.

7) Giro Wadi’ah, Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan

giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan aplikasi pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Fasilitas khusus giro perorangan, nasabah akan mendapat kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di


(65)

52

seluruh jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama serta akses di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA.

8) Kas Kilat,adalah layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke keluarga di tanah air melalui rekening tabungan Shar-e. Layanan kas kilat bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad membantu nasabah mengirimkan uang secepat kilat dari Malaysia ke Indonesia.

9) Dana Pensiun Muamalat, dapat diikuti oleh mereka yang berusia 18

tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45- 65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp. 50.000 perbulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain.

b. Produk Pembiayaan

1) Murabahah Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian. Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja, Investasi dan Konsumtif.

2) Salam Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari

dimana pembayaran dilakukan dimuka secara tunai. Konsep Salam cocok untuk pembiayaan di bidang pertanian.


(66)

3) Istishna’ Adalah jual beli dimana produsen (shaani’) ditugaskan untuk membuat suatu barang pesanan dari pemesan (mustashni’). Istishna’ mirip dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya, pembayaran Istishna’ dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. Konsep Istishna’ cocok untuk pembiayaan pembangunan property dan penyediaan barang atau aset yang memiliki kriteria spesifik.

4) Musyarakah Adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, pekerjaan atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja dan Investasi.

5) Musyarakah Mutanaqisah Adalah Musyarakah atau Syirkah yang

kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat digunakan untuk pembelian rumah, melalui pengajuan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah (KPR) Syariah Baiti Jannati.

6) Mudharabah Adalah kerja sama antara dua pihak dimana salah satu


(67)

54

pihak lain (nasabah) bertindak sebagai pengelola usaha (mudharib). Dalam hal ini, Bank menyerahkan modalnya kepada nasabah untuk dikelola. Pembiayaan Mudharabah banyak digunakan untuk pembiayaan proyek atau usahausaha yang memiliki proyeksi dan pencatatan pendapatan dan biaya usaha yang definitif. Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja dan Investasi.

7) Ijarah Adalah perjanjian antara Bank sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan nasabah selaku penyewa (musta’jir) atas suatu barang atau aset milik Bank. Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang atau aset yang disewakannya.

8) Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) Adalah perjanjian antara Bank

sebagai pemberi sewa (Mu’ajjir) dengan nasabah selaku penyewa (Musta’jir). Dengan konsep IMBT, nasabah (penyewa) setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut dari pemberi sewa. Pembiayaan Ijarah dan IMBT umumnya digunakan untuk pembiayaan investasi alat-alat berat.

9) Qardh Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

atau diminta kembali. Menurut teknis perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria


(68)

tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukandalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus. Konsep ini dapat digunakan untuk Pembiayaan Dana Talangan Haji.

c. Produk Jasa

1) Perwakilan (Wakalah) Berarti penyerahan, pendelegasian atau

pemberian mandat. Secara teknis perbankan, wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa. Prinsip wakalah biasa digunakan untuk layanan

L/C collection, agency, dan arranger sindikasi pembiayaan.

2) Penjaminan (Kafalah) Merupakan jaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Konsep kafalah biasa digunakan untuk layanan Bank Garansi.


(69)

56

3) Penanggungan (Hawalah) Adalah pengalihan hutang dari orang yang

berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan beban hutang dari pihak yang berutang (muhil) menjadi tanggungan pihak yang berkewajiban membayar hutang (muhal’alaih).

4) Gadai (Rahn) Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana, rahn adalah perikatan jaminan hutang atau gadai.

d. Jasa Layanan

1) ATM Layanan ATM 24 jam yang memudahan Nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan, transfer antar Bank, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu ATM Muamalat dapat diakses di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, secara bebas biaya di seluruh Indonesia. Kartu ATM Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA.

2) SalaMuamalat Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call


(70)

0807 1 MUAMALAT. SalaMuamalat memberikan kemudahan kepada nasabah, setiap saat dan dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, pemindahbukuan antar rekening pembayaran, serta mengubah PIN.

3) Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Jasa yang

memudahan Nasabah dalam membayar Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), melalui kantor dan ATM Bank Muamalat, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat. Nasabah juga dapat membayar (ZIS), melalui layanan SalaMuamalat.

4) Jasa-jasa lain Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan

lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank draft, referensi bank.

B. PT. Bank Syariah Bukopin

1. Sejarah Singkat7

PT Bank Syariah Bukopin dahulu bernama PT. Bank Persyarikatan Indonesia (BPI), didirikan berdasarkan Akta No. 102 tertanggal 29 Juli 1990 dengan nama PT. Bank Swansarindo Internasional yang dibuat dihadapan Dr. Widjojo Wilami, SH., Notaris di Samarinda. Dalam perkembangannya, PT Bank Persyarikatan Indonesia (BPI) yang merupakan bank umum tersebut

7

Bank Syariah Bukopin, Laporan Tahunan 2009, (Jakarta: Bank Syariah Bukopin, 2009), hal. 6-7.


(71)

58

kemudian diakuisisi oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi sebuah bank syariah yang kini menjadi PT Bank Syariah Bukopin (BSB).

Dalam praktiknya, PT Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia (BI) pada 27 Oktober 2008. Selanjutnya, pada 11 Desember 2008, PT Bank Syariah Bukopin diresmikan oleh M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia (periode 2004-2009). Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan terbaik.

Pada semester kedua 2009, tepatnya, 10 Juli 2009, melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia (BI), PT Bank Bukopin Tbk telah mengalih kan Hak dan Kewajiban Unit Usaha Syariah-nya ke dalam badan usaha PT Bank Syariah Bukopin. Dalam bisnisnya, PT Bank Syariah Bukopin memposisikan sebagai bank yang fokus pada pembiayaan usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan segmentasi usaha pendidikan, kesehatan, konstruksi, dan perdagangan. Selain hal tersebut, PT Bank Syariah Bukopin juga melakukan penghimpunan dana dari masyarakat (individu-individu) dan perusahaan-perusahaan yang ada di Tanah Air.

PT Bank Syariah Bukopin telah memiliki Kantor Pusat, 7 Kantor Cabang (KC), 4 Kantor Cabang Pembantu (KCP), dan 29 Kantor Layanan Syariah


(72)

(KLS) yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Dengan dukungan infrastruktur dan sumber daya insani (SDI) yang profesional dan dapat diandalkan, PT Bank Syariah Bukopin selalu siap melayani kebutuhan Anda di mana pun berada.

2. Visi dan Misi8

a. Visi

Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik. b. Misi

- Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah

- Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah - Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha

Mikro Kecil & Menengah)

- Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder

3. Struktur Organisasi

a. Dewan Pengawas Syariah

1) Prof. DR. H.M. Din Syamsudin, MA (ketua)

2) DR H. Anwar Abbas, MA., M.Ag (anggota)

8


(73)

60

3) H. Ikhwan Abidin Basri, MA., M.Sc (anggota)

b. Dewan Komisaris

1) Ir. Harry Harmono Busiri (Komisaris Utama)

2) DR. Hajriyanto Y. Thohari, MA (Komisaris Independen)

3) Prof. DR. Bambang Setiaji, M.Sc (Komisaris Independen)

c. Dewan Direksi

1) Riyanto (Direktur Utama)

2) Tantri Indrawati (Direktur Pelayanan dan Consumer)

3) Djoni Edward (Direktur Kepatuhan)

4) Eriandi (Direktur Bisnis)

4. Produk dan Jasa9

a. Pendanaan

1) Tabungan iB Siaga, yaitu simpanan dalam mata uang rupiah yang

penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu.

9

http://www.syariahbukopin.co.id/index.php?app=list_produk&a=4&b=0 , diakses pada tanggal 26 Juli 2010


(74)

2) Tabungan iB Rencana, yaitu jenis tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, sekaligus memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa gratis.

3) Tabungan iB SiAga Bisnis, yaitu tabungan yang menggunakan

prinsip mudharabah mutlaqah, sehingga nasabah memperoleh kepastian bagi hasil.

4) Tabungan iB Haji, yaitu simpanan untuk perorangan dalam bentuk

mata uang rupiah yang mempunyai rencana menunaikan ibadah Haji atau Umroh.

5) Giro iB, yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat

pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau sarana perintah pembayaran lainnya atau melalui pemindahbukuan lainnya.

6) Deposito iB, yaitu jenis simpanan dalam mata uang rupiah yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan pihak bank.

7) TabunganKu iB, yaitu tabungan untuk perorangan dengan

persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(75)

62

1) Murabahah, yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keutungan yang disepakati.

2) iB Pemilikan Mobil, yaitu fasilitas pembiayaan yang digunakan untuk pembelian kendaraan roda empat sebagai kendaraan pribadi.

3) iB Pemilikan Rumah, yaitu pembiayaan untuk pemilikan rumah

tinggal, ruko, rukan, apartemen atau rumah peristirahatan (vila) baik kondisi baru maupun lama dan prioritas pembiayaan untuk kepemilikan pertama dan ditempati sendiri.

4) Musyarakah, yaitu kerjasama 2 pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu, masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dan atau karya/keahlian dengan kesepakatan keuntungan dan resiko menjadi tanggungan bersama sesuai kesepakatan.

5) Mudharabah, yaitu kerjasama antara pemilik modal dan pengelola

untuk suatu usaha tertentu dengan kesepakatan bagi hasil.

6) Mudharabah Muqoyyadah, pembiayaan yang diinvestasikan

nasabah/pemilik dana khusus untuk bisnis tertentu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh nasabah.

7) K3A Pola Syariah, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh Bank

Bukopin Syariah (bank) kepada Koperasi Karyawan (kopkar), Koperasi Pegawai, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) atau koperasi sejenis lainnya yang diteruskan kepada anggotanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan.


(76)

8) KKPA-Relending Syariah, pembiayaan dengan prinsip syariah dalam bentuk investasi dan modal kerja kepada koperasi primer untuk diteruskan kepada anggotanya dengan sumber dana berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) yang dikelola oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM).

9) Qordh, yaitu fasilitas pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan

kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

10)Talangan Haji, yaitu fasilitas pinjaman yang diberikan kepada

penabung SiAga Haji yang sudah mencapai nilai tabungan dalam jumlah tertentu dan memenuhi persyaratan lainnya untuk mendapatkan kepastian pemberangkatan haji.

11)iB Jaminan Tunai, yaitu pemberian pembiayaan dengan jaminan cash collateral yang ada di Bank Syariah Bukopin dan diblokir sampai dengan pembiayaan lunas.

12)iB Istishna Pararel, yaitu pembiayan yang digunakan untuk jual beli dimana bank (penjual) memesan barang kepada pihak lain (produsen) untuk menyediakan barang sesuai dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang telah disepakati nasabah (pembeli) dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.


(1)

89

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim, 2008.

Rushadi. Analisis Strategi Penghimpunan Dana Masyarakat (Giro, Tabungan, Deposito) Pada Bank BNI. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana Bidang Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1997. Suyatno, Thomas, dkk. Kelernbagaan Perbankan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 1991. cet. Ke-5.

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia. Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta: Djambatan, 2003. Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Ciputat: FSH

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Wiroso. Produk Perbankan Syariah ( Dilengkapi UU Perbankan Syariah & Kodefikasi Produk Bank Indonesia). Jakarta: LPFE Usakti, 2009.

www.bi.go.id

www.muamalatbank.com www.syariahbukopin.co.id


(2)

1. BANK MUAMALAT


(3)

(4)

(5)

2. BANK SYARIAH BUKOPIN


(6)

Komposisi Dana Pihak Ketiga


Dokumen yang terkait

Perbandingan Giro Wadi’ah dengan Giro Mudharabah dalam Perbankan Syariah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai)

6 49 110

ANALISIS MANAJEMEN LABA PADA LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2005 – 2015 (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Mega Syariah)

0 10 90

PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DITINJAU DARI KINERJA KEUANGAN (Studi pada PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk )

0 21 1

Analisa aplikasi produk jasa Bank Garansi dalam suatu perbandingan : Studi kasus pada PT.Bank Muamalat Tbk.Dan Bank Syariah Mega Indonesia

0 7 89

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri COVER

0 0 11

Perbandingan Giro Wadi’ah dengan Giro Mudharabah dalam Perbankan Syariah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai)

0 0 2

Perbandingan Giro Wadi’ah dengan Giro Mudharabah dalam Perbankan Syariah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai)

0 0 10

Perbandingan Giro Wadi’ah dengan Giro Mudharabah dalam Perbankan Syariah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai)

0 0 1

Perbandingan Giro Wadi’ah dengan Giro Mudharabah dalam Perbankan Syariah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai)

0 0 15

Perbandingan Giro Wadi’ah dengan Giro Mudharabah dalam Perbankan Syariah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Tanjungbalai)

0 0 34