Risiko tingkat bunga bank pada bank BUMN

RESIKO TINGKAT BUNGA PADA BANK BUMN DI INDONESIA TAHUN 2015-2016
FATIMAH, LULU
Universitas Trilogi
LATAR BELAKANG
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang melakukan kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan dana tersebut dalam bentuk memberikan kredit serta memberikan pelayanan jasajasa lainnya. Bank di indonesia mulai dari Bank Indonesia, Bank umum, Bank Perkreditan
Rakyat, Bank berprinsip syariah, hingga Bank BUMN disetiap kegiatannya tak terlepas dari
risiko yang akan dihadapi.
Pembahasan tentang suku bunga akan selalu merupakan pembahasan yang serius, karena akan
banyak aspek yang terpengaruh oleh perubahan suku bunga. Kita saat ini, dan entah sampai
kapan, seperti sangat susah untuk lepas dari ikatan suku bunga. Seolah suku bunga sudah
menjadi rantai yang mengikat kehidupan kita. Setiap orang yang memiliki simpanan, investasi,
dan utang, akan selalu terpengaruh oleh suku bunga.
Pada tahun 2016 pemerintah mendesak perbankan nasional untuk menurunkan suku bunga
pinjaman dari level double digit saat ini menjadi sekitar 7%-7,5% pada akhir 2016. Wakil
Presiden Jusuf Kalla menilai saat ini para pengusaha kecil masih sulit mendapatkan bunga
kredit komersil yang layak untuk menjalankan usahanya dan meningkatkan produktifitas.
Pemerintah mengerahkan berbagai cara melalui semua celah kebijakan untuk mendorong
penurunan bunga komersil perbankan lebih rendah dibanding negara lain. Level bunga kredit
yang ditargetkan pemerintah itu jauh lebih rendah dari realisasi bunga kredit perbankan pada
saat itu.

Berdasarkan data Bank Indonesia periode Desember 2015, suku bunga kredit ritel bank-bank
pelat merah berada pada kisaran 11,5%-12,25%, sedangkan bunga kredit konsumsi KPR dan
non-KPR tercatat pada kisaran 8,6%-12,5%. Adapun, bunga kredit korporasi tercatat pada
kisaran 10,25%-11,5%. Sementara itu, bunga kredit mikro mencapai level 18,75%-19,25%.
Kalla berharap suku bunga kredit perbankan di Indonesia tak lagi menjadi yang tertinggi di
Asia Tenggara atau paling tidak bisa menurun berada di peringkat kedua tertinggi setelah
Thailand atau Vietnam. Indonesia telah mengalami kerugian ekonomi akibat penerapan
kebijakan bunga tinggi. Lagipula, tidak ada negara yang maju dengan aturan bunga tinggi.

Kebijakan bunga tinggipun lebih banyak menguntungkan investor asing dibandingkan
masyarakat dalam negeri.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah agar penulis dan pembaca dapat mengetahui risiko yang dihadapi
oleh bank, khususnya risiko tingkat bunga pada bank BUMN tahun 2015-2016.
LITERATUR
Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu Risikodiukur hanya
dengan sensitivitas masing-masing efek kembali ke return indeks pasar.Manajemen Risiko
adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untukmengidentifikasi,
mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang timbul dariseluruh kegiatan usaha
Bank.

Pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi nilai bunga yang diterima perbankan di Indonesia
dari segi makro ekonomi. Variabel dependent yang digunakan adalah nilai tingkat bunga
deposito sedangkan variabel independent yang digunakan adalah likuiditas perekonomian,
pendapatan nasional dan pengeluaran pemerintah. Dengan menggunakan uji F dan uji t
menyimpulkan bahwa likuiditas perekonomian, pendapatan nasional dan pengeluaran
pemerintah secara bersama-sama mempengaruhi nilai tingkat bunga perbankan di Indonesia.
Secara parsial, likuiditas perekonomian berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bunga
di Indonesia. Sedangkan variabel pendapatan nasional dan pengeluaran pemerintah masingmasing kurang memiliki pengaruh secara nyata terhadap tingkat bunga.

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)

Data Posisi Akhir Desember 2015

Nama Bank

Suku Bunga Dasar Kredit (%)
Kredit

Kredit


Kredit

Kredit
Konsumsi

Korporasi Ritel

Mikro

KPR

Non
KPR

PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk

10,50

12,25


19,25

11,00

12,50

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO),

10,75

11,50

19,25

10,25

12,50

10,75


12,00

-

11,00

12,50

11,50

12,25

18,75

11,50

12,00

Tbk
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO),

Tbk
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO),
Tbk

1.

Pengaruh Suku Bunga terhadap Kapasitas Produksi dan Portofolio Kredit

Dari sisi industri dalam negeri, kenaikan pada suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral
seiring

dengan

berjalannya

waktu,

akan

ada


dampak

pada

jumlah

produksi.

Sisi positifnya adalah tenaga kerja semakin bertambah, hasil produksi meningkat, akibatnya
kapasitas ekspor bertambah sehingga jumlah pengangguran juga menurun akibat banyaknya
tenaga kerja yang terserap di dalamnya. Efek jangka panjangnya adalah devisa yang masuk ke
negara tersebut juga akan semakin besar sehingga akan semakin menguatkan nilai tukar mata
uang

dalam

negeri.

Hal ini berlaku pula sebaliknya, jika saja suku bunga menurun, biasanya pelaku industri akan

meresponsnya dengan menurunkan produksi dalam negeri sebagai akibat dari kebijakan
manajemen

risiko

untuk

meminimalkan

potensi

kerugian.

Dilihat dari manajemen risiko kredit, kenaikan suku bunga seringkali dikhawatirkan oleh para
kreditur/bank umum. Misalnya saja untuk industri properti, bisa mengakibatkan tingkat
penjualan perumahan semakin menurun. Jika dipaksakan akan berimbas pada kredit macet.

2.

Pengaruh


Suku

Bunga

terhadap

Perekonomian

secara

Global

Ada beberapa hal yang harus diwaspadai terkait kebijakan menaikkan dan menurunkan suku
bunga. Tujuannya sebenarnya bagus yaitu demi kesejahteraan rakyat dalam negeri. Oleh karena
itu setiap pergerakan suku bunga perlu dipertimbangkan dampak ekonomi yang menyertainya.
3.

Pengaruh


Suku

Bunga

Terhadap

GDP

(Gross

Domestik

Product)

GDP (Gross Domestik Product) ini sebagai salah satu

indikator tingkat kesehatan atas

pertumbuhan


suatu

ekonomi

negara.

GDP juga merupakan salah satu dari indeks utama sistem akun nasional (Sistem of National
Accounts-SNA) terhadap pengukuran biaya barang dan jasa. GDP menunjukkan kondisi
ekonomi

nasional.

Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebuah indikator ekonomi
untuk mengukur total nilai produksi yang dihasilkan oleh semua Orang dan Perusahaan (baik
lokal

4.

maupun

Pengaruh

asing)

Suku

Bunga

di

dalam

Terhadap

Kredit

suatu

Negara.

Perumahan

Rakyat

Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang kesejahteraan hidup
manusia. Naiknya suku bunga berpengaruh terhadap penurunan daya beli masyarakat terhadap
produk

perumahan.

Turunnya daya beli terhadap jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian
dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru
mengindikasikan

tumbuhnya

perekonomian.

5. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)
Dampak lanjutan kenaikan suku bunga yang harus dipertimbangkan adalah lesunya
perekonomian yang berdampak terhadap menurunnya kesempatan kerja. Produksi yang
menurun

juga

berdampak

terhadap

pengurangan

Kita ketahui bersama pengangguran terjadi akibat

jumlah

karyawan.

ketidakseimbangan antara lapangan

pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan, sehingga hanya sedikit saja yang
mendapatkan

kesempatan

untuk

bekerja.

Seringkali kebijakan suku bunga ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan dari bank
agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Untuk menarik minat, dibuatlah
kebijakan menaikkan suku bunga simpanan, sehingga masyarakat akan semakin giat untuk
menanamkan dananya pada bank, dikarenakan harapan mereka untuk memperoleh
keuntungan.
Hal ini berlaku juga sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka minat masyarakat
(atau investor) dalam menabung akan berkurang sebab masyarakat berpandangan tingkat
keuntungan yang akan mereka peroleh di masa yang akan datang dari bunga adalah
sangat kecil. Dengan mengatur naik turunnya suku bunga, Bank Sentral sebagai pihak yang
memiliki otoritas harus berhati-hati dan jeli melihat setiap respon yang terjadi akibat kebijakan
tersebut.

KESIMPULAN
Risiko suku bunga pada bank BUMN dapat berpengaruh terhadap bank swasta lainnya, bank
BUMN dapat menjadi pionir untuk bank lain dalam menurunkan suku bunga ketika inflasi.
Risiko suku bunga pada bank BUMN dapat dilihat berdasar pada:
1. Signifikasi aset suku bunga tetap
2. Natural hedging terhadap perubahan suku bunga
3. Signifikasi kewajiban dengan suku bunga tetap
4. Komposisi aset dengan nature IRR yang tinggi

REFERENSI
Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset PricingModel
(CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return ofStock in Indonesia
Stock Exchage. American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1,No. 3, 2015,
pp. 184-189

www.ojk.go.id - Otoritas Jasa Keuangan.Laporan tahunan perbankan 2015. Otoritas Jasa
Keuangan. Jakarta
Kasmir (2010). Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
www.bisnis.liputan6.com – pengaruh suku bunga terhadap pertumbuhan ekonomi

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22