Bilingualisme pada masyarakat karo desa (1)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Peradaban manusia terus berjalan di muka bumi. Perjalanan itu bukan tanpa bukti khayal
melainkan dari pelbagai perenungan yang menghasilkan aspek-aspek untuk terwujudnya tatanan
baru yang berarti. Bahasa sebagai unsur antropologi budaya masyarakat mempunyai peranan
penting dalam manusia yang mewujudkan peradaban maju . Yaitu berinteraksi satu sama lain di
dalam lingkungan dalam membentuk dan mengembangkan ilmu-ilmu baru sebagai dampak
sosial .
Kebutuhan bahasa bagi masyarakat begitu penting. Hal ini disebabkan kehidupan
masyarakat yang berdampingan dengannya. Melalui kedekatannya masyarakat sering
menggunakannya secara arbitrer. Dari penggunaan yang tidak jelas maka disusunlah kecermatan
bahasa dengan pendekatan kajian. Maka dari itu bahasa sebagai objek penelitian untuk ditelaah
secara reliable untuk menghasilkan kepastian pemakaiannya secara baku.
Di era globalisasi persaingan antar negara cukup terbuka. Bentuk kompetisi tersebut
antara lain disebabkan adanya kebutuhan ekonomi. Sehingga perdagangan bebas cukup terbuka
antara negara maju dan negara berkembang. Keterbukaan tersebut menghasilkan efek
kebahasaan yang diperlukan apabila menjalani kerjasama antarnegara. Dari hubungan bilateral,
maka adanya penggunaan bahasa asing yang diperhatikan. Perhatian tersebut terlebih
penggunaan bahasa asing yang seperti bahasa sehari-hari yang digunakan.


Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

1

II. 1 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang muncul diatas, maka pemakalah mengambil beberapa
ranah kajian tentang :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bilingual
Bilingualism
Alih kode

Campur Kode
Interferensi
Masyarakat bahasa
Fungsi kemasyarakatan bahasa
Contoh kasus

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

2

BAB II
Kajian Teori
II.1 Bilingual (‫ي ُّاللغة‬
‫)ثنائ ي‬
Kajian bilingual sebenarnya sudah terjadi setelah adanya ekspansi Prancis ke Mesir.
Disaat itu bahasa Arab sebagai bahasa sumber terasimilasi penggunaannya bersamaan dengan
bahasa Prancis. Sebelum lebih jauh pemakalah menelaah kajian bilingual maka akan menelusuri
hakikat bilingual melalui tinjauan pengertiannya.
Bilingual is a person able to use two languages equally well, or (of a thing) using or
involving two languages.1 Dari pengertian tersebut maka bilingual dianggap berhasil apabila

seseorang menggunakan kedua bahasa secara baik dan benar. Baik dan benarnya ditentukan dari
unsur internal bahasa itu sendiri.
Adapun Ali Khuli memaknai bilingual adalah

‫معجم يستخدم لغتين‬.

2

‫ة لمجتمع أو كتاب أو‬
ِ‫ص ف‬
‫ف ة‬
‫ص‬

Agaknya Ali Khuli mencermati bilingual baik dari pengguna

dwibahasa itu sendiri atau teks yang menggunakannya. Mungkin menurutnya teks sangat penting
dalam menciptakan kebakuan dalam menggunakan dwibahasa itu sendiri.
Dwibahasa muncul karena fungsi bahasa itu sendiri yaitu sebagai alat komunikasi untuk
mempengaruhi orang lain. Pengaruh itu kian terasa apabila bahasa asing sudah menjadi popular
digunakan di lingkungan yang ditinggalinya. Dengan demikian peranan kedwibahasaan akan

mengenal yang namanya alih kode sebagai penggunaan bahasa yang bersamaan yaitu bahasa
ibunya dan bahasa target.

II.2Bilingualism
1 Colin MCintosh, (et al), Cambridge Advanced Learner’s, Cambridge University Press. 2013.
P 144
2 Muhammad Ali Khuli. A dictionary of Theoritical Linguistics. Libraire Du Liban. 1982. H. 32

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

3

Setelah kita membahas tentang bilingual sebagai konteks dua bahasa. Pada sub bab ini
akan dimunculkan istilah penggunaan dua bahasa yang disebut bilingualism. Untuk lebih
sistematis maka akan dibahas bilingual dan masalah-masalah yang ada dalam bilingualism.
Secara sosiolinguistik, bilingualism diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh
seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.

3


Bila dilihat dari

pengertian bilingualism dari sisi sosiolingustik maka bersifat terbuka. Artinya mau menerima
dan menggunakan bahasa keduanya yang bisa digunakan kapan waktu selagi dia bersosialisasi
dengan penutur bahasa asing.
Kedwibahasaan juga dituturkan sebagai kemampuan atau kebiasaan yang dimiliki oleh
penutur dalam menggunakan bahasa. Banyak aspek sosial, individu, pendagogis, psikologis. 4
Kedwibahasaan tersebut mengandung keahlian penggunaan bahasa dilihat faktor internal diri dan
faktor eksternal. Karena pembicaraan bahasa asing itu kondisional dengan proporsi lawan bicara
dan ruang lingkup bicara.
Penggunaan dua bahasa itu tidak mudah. Kadang kita mempersamakan antara bahasa
sumber dengan dengan bahasa target sebagai bahasa asing. Sehingga pembicaraan yang
seharusnya konektitif maka berubah menjadi noisy dari skala proritas yang memaksakan. Untuk
itu menggunakan bahasa kedua sebagai bahasa asing harus mengenal sisi internal bahasa asing
itu sendiri.
II.3 Alih kode (‫ولُّ ُّاللغة‬
‫)تح ي‬
Di dalam kdwibahasaann mengenal istilah bahasa sumber (B1) dan bahasa target (B2).
Dikatakan oleh Robert Lado “Fenomena Linguistik yang identik dengan bahasa pertama, akan
mempercepat proses belajar, sedangkan fenomena yang berbeda akan menjadi penghalang atau

penghambat.5
Ali al-Khuli mengatakan bahwa

‫انتقال الشخص من لغة إلى أخخخرى‬

‫بشكل ساريع أثناء الكلم أو الساتماع أو القرآءة أو الكتابة‬.

6

3
4
5
6

Pendapat

Abdul Chaer. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. PT Rineka Cipta : Jakarta. 2004. h 84
Aslinda. (et.al). Pengantar Sosiolingusitik. Refika Aditama : Jakarta. H. 8
Abdul Muin. Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Pustaka Al-Husna Baru. Jakarta (2004). P.5
Op.cit. h. 275-276


Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

4

ini bisa dicermati bahwa perubahan antara bahasa ibu ke bahasa target butuh saling pengetian
antara penerima bahasa atau penyampai bahasa untuk saling pengertian satu sama lain entah itu
dalam keadaan denotatif atau konotatif. Selain itu penutur harus bisa memahami pembicaraan
teks dari segi bahasa target.
Adapun Hymes mengatakan alih kode bukan hanya terjadi antarbahasa, melainkan juga
terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang terdapat dalam satu bahasa. 7 Melihat
pandangan Hymes maka dalam satu bahasa ada perbedaan di dalam menyampaikan bahasa
dilihat dari konteks ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa. Sehingga penutur memperhatikan
bahasa pertamanya dalam memilah bahasa yang digunakannya.
Untuk itu alih kode dapat terjadi secara reliable antara penutur dan penerima pesan untuk
mengkontrol pesan melalui bahasa sehingga maksud dan tujuannya tercapai. Dan tidak
mengandung noisy.
II.4. Campur Kode
Istilah campur kode terjadi pada kdwibahasaan. Karena seseorang yang memiliki
pngetahuan kosakata atau intonasi bahasa target. Nababan menuturkan bahwa dalam situasi

berbahasa formal, jarang terjadi campur kode, kalau terdapat campur kode dalam keadaan itu
karena tidak ada kata atau ungkapan yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai
sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing8
Fasold menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode dari alih kode.
Kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa dia telah melakukan campur
kode.9Dari pengertian tersebut dapat terdapat satu prespektif bahwa telah terjadi campur kode
dimana penut menggunakan dua bahasa secara bersamaan dalam lingkup sepengetahuannya saja.

II. 5. Transfer
Di dalam berbahasa tentunya pembiasaan akan menimbulkan dampak yang positif dalam
pemakaian bahasa. Karena dengan pembiasaan ada hal yang diketahui bahwa ada persamaan dan
perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa target. Pembiasaan itu sering kali disebut transfer.
7 Op.cit. h. 85
8 Op.cit. h. 87
9 Op.cit. h. 115

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

5


Menurut Daniel Parera transfer adalah pengalihan dari kebiasaan berbahasa sumber ke bahasa
target.10
Adapun transfer kebahasaan terbagi dua :
1. Tranfer Positif Kebahasaan (TPK)
Dimungkinkan apabila terdapat beberapa persamaan antara bahasa sumber dan bahasa
target. TPK ini menunjukkan saling silang kebahasaan yang sama antara bahasa sumber
dan bahasa target.
2. Transfer Negatif Kebahasan (TNK)
TNK dengan mudah diidentifikasikan berdasarkan perbedaan dan ketaksamaan yang ada.
II. 5. Interferensi
Kemampuan menggunakan bahasa target (asing) kadang ada sama baiknya, atau kadang
bahasa kedua tidak baik dalam pengungkapan. Hal tersebut kita bisa sebut interferensi. Adapun
menurut Osgood disebut berkemampuan bahasa yang sejajar, sedangkan yang kemampuan
terhadap (B2) jauh lebih rendah dari kemampuan terhadap (b1) disebut berkemampuan bahasa
yang majemuk.11
Kadang kala kita menemui kendala dalam berbahasa asing sehingga penuturan yang
disampaikan tidak sesuai dengan kemampuan penutur asli sehingga menimbulkan kesalahan
berbahasa. Interferensi itu sendiri merupakan akibat dari perbedaan antara dua bahasa B1 dan
B2.12
Maka dari itu penutur bahasa harus memperhatikan perbedaan dan persamaan antara B1

dan B2. Sehingga penyimpangan berbahasa bisa diluruskan dengan perhatian tersebut. Adapun
perhatian tersebut kepada ihwal internal bahasa. Perbedaan sistem internal dua bahasa
menimbulkan kesulitan penggunaan bahasa dan merupakan salah satu sumber kesalahan.
II.6. Masyarakat Bahasa
Penggunaan bahasa baik di keluarga dan masyarakat perlu diperhatikan pesan yang jelas.
Karena pesan itu mengandung makna imperatif dan informatif. Dari segi inilah masyarakat
10 Jos Daniel Parera. Linguistik Edukasional. Erlangga (1997). H. 121
11 Loc.cit. H. 121
12 Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Angkasa Bandung (2009).
h.9

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

6

bahasa hanya mengerti satu bahasa yang sama. Abdul Chaer mengatakan masyarakat bahasa
adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama.13
Dalam masyarakat bahasa ketentuan-ketentuan berlaku di dalam bersosialisasi dan
berintegrasi. Ketentuan masyarakat bahasa tersebut :
1. Mempunyai bahasa dan lingkungan yang sama

2. Keberhasilan bahasa dilihat dari keefektifan di dalam bergaul
3. Terikat dengan anggota atau suku bangsa yang sama
4. Mempunyai loyalitas untuk menggunakan bahasa yang sama
II.7 Fungsi Kemasyarakatan Bahasa
Sebenarnya fungsi kemasyarakatan bahasa hampir sama dengan fungsi bahasa itu sendri.
Perbedaan terlihat atau terletak dalam kesatuan ruang lingkup pemakaian bahasa yang sama.
Adapun fungsi bahasa bisa dikorelatifkan dengan kemasyarakatan bahasa sehingga bisa
dikodifikasikan sebagai berikut :
1. Fungsi instrumental : fungsi mengingatkan apa yang umum yang dikenal dengan
perintah. Contoh : perintah presiden kepada rakyatnya untuk mengurangi penggunaan
BBM
2. Fungsi regulasitoris : sebagai pengawas atau pengatur peristiwa. Contoh norma hukum
seperti mentaati peraturan lalu-lintas.
3. Fungsi representasional : menyatakan bahwa fungsi ini mengingatkan pada apa yang
umum dikenal dengan berita. Contoh : Kecelakaan yang menimpa anak Ahmad Dhani
sebagai berita yang representatif.
4. Fungsi interaksional : fungsi yang mengacu pada pembinaan mempertahankan hubungan
sosial untuk menjaga kelangsungan komunikasi. Contoh silaturahmi tatapan muka
maupun tidak tatap muka melalui telepon atau internet.
5. Fungsi personal : fungsi pengungkap perasaan, emosi, dan isi hati seseorang.
6. Fungsi heuritis : fungsi untuk memperoleh pengetahuan. Contoh melalui buku – buku
bagi penutur bahasa yang sama sehingga didapat keluasan ilmu pengetahuan
7. Fungsi imajinatif : sebagai pencipta sistem, gagasan, atau kisah imajinatif. Contoh
pembentukan organisasi.
II.8. Contoh Kasus
1. Alih kode
13 Loc. Cit. h. 59-60

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

7

Achmad dan Shalih keduanya mengerti bahasa Arab sedangkan keduanya menggunakan
bahasa Indonesia, dengan datangnya Irfan yang merupakan ketua komunitas bahasa Arab
maka ketiganya menggunakan bahasa Arab dalam komunikasi mereka.
2. Campur kode
Achmad menyisipkan bahasa Arab di dalam percakapannya kepada Ali.
Achmad: Anta mau kemana ?
Ali : Ana mau ke mesjid
3. Transfer positif kebahasaan
Adanya persamaan lafal kosakata antara bahasa Arab dan Indonesia.
Contoh :
Kosakata Bahasa Arab

Kosakata Bahasa
Indonesia
Kursi

‫ي‬
‫ك كرر ص‬
‫سا ي‬
‫جد فِة ة‬
ِ‫سا ف‬
ِ‫ف‬

Sajadah

4. Transfer Negatif Kebahasaan
Tidak ditemukannya kata kerja lampau di dalam bahasa Indonesia. Contoh :
Kosakata Bahasa Arab

‫فِقهَوى‬

Kosakata Bahasa
Indonesia
Kafe di dalam bahasa
Indonesia adalah tempat

‫جد فِة ة‬
ِ‫سا ف‬
ِ‫ف‬

santai, makan, dan minum
Sajadah

5. Interferensi
Kemampuan bahasa Ali dalam berbahasa Arab kadang dipengaruhi bahasa Indonesia
yang tidak mengenal sistem morfologi secara feminim dan maskulin sehingga
pengungkapan bahasa menjadi salah:
Contoh :

1.
2.

‫م ك‬
‫ساةص‬
‫ي فِذ رهفِ ك‬
ِ‫مد رفِر ف‬
ِ‫ى ال ف‬
ِ‫ب فِفاط ص ف‬
ِ‫ة صإل ف‬
ِ‫فلةصف‬
ِ‫ف‬
‫ح ر‬
‫ي حا ص‬
ِ‫ي ال ف‬
‫ضفِرة ة فص ر‬
‫ع فِل ص ي‬

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

8

Bab 3
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Kedwibahasan bukan hanya sekedar seseorang bisa dua bahasa. Akan tetapi penggunaan
bahasa yang baik dan benar diantara keduanya. Untuk itu seseorang tersebut memperhatikan
persamaan dan perbedaan kedua bahasa tersebut secara internal. Setelah itu perlu adanya
indentifikasi baik secara langsung oleh penutur aslinya sehingga kesalahan menggunakan
bahasa target sebagai kemampuan bahasa kedua.

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

9

Daftar Pustaka
Ali al Khuli,Muhammad. A dictionary of Theoritical Linguistics. Libraire Du Liban. Lebanon
1982.
Daniel Parera,Jos. Linguistik Edukasional. Erlangga: Jakarta1992
Aslinda. (et.al). Pengantar Sosiolingusitik. Refika Aditama : Jakarta.
Chaer,Abdul. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. PT Rineka Cipta : Jakarta. 2004.
Muin,Abdul. Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Pustaka Al-Husna Baru. Jakarta
(2004). P.5
Mcintosh,Colin,(et all), Cambridge Advanced Learner’s , Cambridge University Press.2013.

Tarigan,Henry Guntur. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Angkasa Bandung (2009).

Sosiolinguistik Arab Kdwibahasaan dan Fungsi Bahasa dalam Masyarakat

10

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22