Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Debitur Dalam Perjanjian Kredit Bank Dikaitkan Dengan Keadaan Memaksa Akibat Bencana Alam Dan Kepastian Hukum Hak Kreditur

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DEBITUR DALAM
PERJANJIAN KREDIT BANK DIKAITKAN DENGAN KEADAAN
MEMAKSA AKIBAT BENCANA ALAM DAN KEPASTIAN HUKUM HAK
KREDITUR

ABSTRAK
Rudy Haposan Siahaan 1
Tan Kamello 2
Djuhaendah Hasan 3
Budiman Ginting 4

Indonesia dilihat dari letak geografis merupakan suatu negara yang rawan akan
bencana alam. Akibat dari bencana alam ini juga akan membawa dampak terhadap
dunia perbankan, khususnya bidang perkreditan. Permasalahan hukum yang terjadi
adalah debitur belum dapat dikatakan wanprestasi karena debitur pada saat terjadinya
peristiwa bencana dalam keadaan belum jatuh tempo waktu kreditnya tetapi debitur
tidak mampu lagi membayar kreditnya kepada bank karena telah terjadi peristiwa
keadaan memaksa (force majeure).
Penelitian ini memfokuskan bagaimana peranan perjanjian kredit bank dengan
klausul force majeure yang tidak dapat diberdayakan pasca terjadinya bencana alam,
bagaimana perlindungan hukum bagi debitur akibat bencana alam dapat memberikan

kepastian hukum serta model penyelesaian kredit bermasalah akibat bencana dapat
memberikan perlindungan hukum bagi debitur dan kepastian hukum hak kreditur.
Oleh karena itu, penelitian ini dapat menemukan dan memberikan jawaban
permasalahan yang ada sehingga dapat menjadi sumbangan pemikiran yang
konsepsual bagi pemerintah dalam rangka pembentukan Undang-Undang Perkreditan
Perbankan, dan juga dapat dijadikan pedoman bagi perbankan dalam menyelesaikan
kredit bermasalah pasca bencana alam.
Metode penelitian yang dipakai adalah yuridis normatif, artinya data penelitian
dianalisis menurut norma-norma hukum yang tertentu dalam peraturan perundangundangan. Sebagai penelitian yuridis normatif, penelitian ini mencakup penelitian
terhadap asas hukum dan sinkronisasi dalam hukum perjanjian dan peraturan
perundangan-undangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor hukum belum
cukup berperan dan dapat mengakomodir permasalahan-permasalahan yang ada
pasca bencana alam, karena pengaturani perkreditan masih tersebar diberbagai
1

Notaris dan PPAT Kota Medan.
Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
3
Guru Besar Emeritus pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung.
4

Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
2

peraturan, sehingga kasus-kasus gugatan dari pihak debitur, advokasi dengan
melibatkan pihak ketiga (Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM) dan pengajuan
rekomendasi ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk meminta pemutihan/penghapusan
atas kredit kepada pemerintah.
Model penghapustagihan dengan persyaratan tertentu bagi debitur yang terkena
dampak langsung dari bencana merupakan bentuk perlindungan hukum pemerintah
bagi debitur dan sebagai wujud perlindungan negara pada rakyatnya sebagaimana
tertuang dalam tujuan negara pada Pembukaan UUD 1945 melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum. Penghapustagihan dengan persyaratan tertentu juga memberikan kepastian
hukum bagi kreditur/bank, dan merupakan sikap baik bank yang dapat meningkatkan
kepercayaan debitur, sehingga bank dapat lebih leluasa dalam memperluas ekspansi
dalam menjalankan bisnisnya sekaligus bertujuan mensejahterakan masyarakat dalam
rangka ketahanan ekonomi nasional.

Kata kunci: kredit, force majeure, bencana alam, perlindungan hukum, penghapusanutang.


LEGAL PROTECTION FOR DEBTORS IN BANK CONTRACT RELATED
TO FORCE MAJEURE DUE TO NATURAL DISASTERS AND LEGAL
CERTAINTY OF CREDITORS RIGHTS

ABSTRACT
Rudy Haposan Siahaan 5
Tan Kamello 6
Djuhaendah Hasan 7
Budiman Ginting 8
Indonesia, geographically,is a country precariously close to natural disasters. These
natural disasters will also affect banking world, particularly in the sector of credit.
The legal problem occurring is debtors cannot be categorized as out of performance
because their credits, when the disasters occur, are not due, however,the debtors are
unable to repay the credits to banks because occurrence out of human capability or
forcing circumstances arise (force majeure).
This study focuses on how the invalid role of bank credit contract with force
majeureclause works in post-disaster time, how the legal protection for disasteraffected debtors is to be able to give legal certainty,and how the model of settlement
of non-performing loan due to disasterscan provide debtors’ legal protectionandlegal
certainty of creditors rights.Therefore, this studymay find and give answersto existing
problems so that it can be conceptual beneficial ideas for the government in the

attempt of the creation of Law of Banking Credit, and this also can be a banking
guidanceto settling post-disaster non-performing loans.
The research methodology isnormative judicial, means that the data was analyzed
according to legal norms specified in the legislation. As a normative study, this
research includes a study of the principles of law and the legal synchronization in
agreement and in the related legislation.The result of the study shows thatlegal
factorshave not given enough rolesand not been able toaccommodatepost-disaster
problemsbecause credit regulations are still varied. As a result, there appears to be
lawsuits from affected debtors, settlement through the help of third party (Public
Interest Group)and recommendation submissionto The House of Representativesto
ask for credit termination to the government.
The model of conditional write-off for affected debtorsis a form of government’s legal
protectionfor the debtors and as a form of state protectionto its peopleas stated in the
purpose of nation inthe Preamble of 1945 Constitution which is to protect the whole
country of Indonesia and the whole homeland of Indonesia, and to promote public
welfare. Conditional write-off also gives legal certainty to creditors/banksand is

5

Notary Public and PPAT Medan City

Profesor, Faculty of Law Sumatera Utara University Medan.
7
Profesor Emeritus, Faculty of Law, Padjadjaran University Bandung.
8
Profesor, Faculty of Law Sumatera Utara University Medan.

6

widely expand their business and also aim the people’s prosperity in the frame of
national economic sustainability.

Key words: credit, force majeure, natural disaster, legal protection, debt write-off.