Gambaran Umum Minat Baca Pada Siswa SMA Dharma Pancasila Medan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perpustakaan Sekolah
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dinilai dari peradaban dan
kebudayaan membaca untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karenanya pemerintah berkewajiban untuk membebaskan warga negaranya dari
kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus juga berkewajiban untuk menyadiakan
sarana dan prasarana untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.
Maka dari itu, sekolah salah satu faktor utama untuk mencerdaskan anakanak bangsa sejak dini. Untuk mengoptimalkan peranan sekolah diperlukannya
wadah untuk mendapatkan informasi dengan mudah yaitu dengan mendirikan
perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah sebagai perpustakaan
pendidikan yang efektif untuk menambah pegetahuan melalui beraneka ragam
bahan bacaan yang disediakan oleh pihak sekolah.
Menurut Darmono (2001, 1) “Perpustakaan sekolah merupakaan bagian
penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah juga
sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa
dalam memacu tercapainya tujuan pedidikan di sekolah.
Badan Standardisasi Nasional Mengeluarkan SNI 7329 : 2009 untuk
Perpustakaan Sekolah, “Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan
formal di lingkungan pendikan dasar dan menengah yang merupakan
bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan dan merupakan
pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
sekolah yang bersangkutan”.
Sedangkan menurut Purnomo (2006, 123) pengertian perpustakaan
sekolah merupakaan “Tempat dimana para peserta didik dapat
mengeksplor (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas) terhadap
berbagai subjek secara mandiri dan demokratis terhadap apa yang dikaji
agar memperoleh pengetahuan lebih dalam dari sekedar apa yang
diperoleh pada ruang kelas”.
4
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa
perpustakaan sekolah adalah salah satu tempat pelayanan dan sumber belajar yang
efektif pada pengguna khususnya siswa SMA Dharma Pancasila dalam memenuhi
kebutuhan informasi untuk menambah pengetahuan.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan
utama
keberadaan
perpustakaan
sekolah
adalah
untuk
mencerdaskan serta menunjang program belajar siswa di sekolah agar sesuai
dengan target dan kurikulum perpustakaan sekolah. Tujuan utama perpustakaan
ialah untuk mengembangkan minat baca, kemampuan dan kebiasaan membaca.
Maka dari itu diharapkan siswa untuk berperan aktif dan ambil peranan dalam
proses pendidikan.
Menurut Sutarno (2007, 25) tujuan perpustakaan sekolah adalah agar
tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya
tinggi.
Sedangkan menurut Yusuf (2007, 3) tujuan perpustakaan sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para
siswa.
2. Membantu menulis kreatif, mendorong dan mempercepat proses
penguasaan teknik membaca para siswa.
3. Menumbuhkan kembangkan minat dan kebiasaan membaca para
siswa.
4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat
membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajr para
siswa dengan membaca buku dan koleksilain yang mengadung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
5
Universitas Sumatera Utara
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaanlain yang
bersifat kreatif dan ringaan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.
Dari beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui tujuan
perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan kurikulum sekolah yang dapat mengembangkan minat baca
siswa, dan memperluas pengalaman belajar siswa.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Menurut Yusuf (2005,4) menyatakan fungsi perpustakaan sekolah adalah:
1. Fungsi edukatif. Maksud secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana
yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang
dikelolanya banyak mambantu para siswa sekolah untuk belajar dan
memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep
pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki
kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.
2. Fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan
koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru
3. Fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi
yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku
fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat
yang memungkinkan.
Sedangkan menurut Kurniati (2007, 9) secara garis besar tugas dan fungsi
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi
membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan
tujan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak
menggunkan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah
6
Universitas Sumatera Utara
merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi
guru untuk memperkaya pengetahuan .
2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya.
3. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang
menuju kebiasaan mandiri.
4. Membantu
anak
untuk
mengembangkan
bakat,
minat
dan
kegemarannya.
5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan akan
menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.
6. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi
sehat, melalui buku bacaan fisik.
7. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk menyediakan informasi yang
dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah, meningkatkan minat baca,
menambah wawasan dan memperluaskan ilmu pengetahuan siswa.
2.2 Koleksi Perpustakaan
2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan
Koleksi adalah kebutuhan utama pengguna dalam berkunjung ke dalam
perpustakaan. Maka dari itu, keinginan pengguna dalam berbagai macam koleksi
sebaiknya dipenuhi oleh perpustakaan sekolah. Siswa yang menjadi aktor penting
dalam peranan perpustakaan menginginkan koleksi bahan pustaka yang berbagai
macam jenis dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca.
Menurut Yusuf (2007, 9) “koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan
atau sumber-sumber atau informasi, baik berupa buku atau pun bahan bukan buku
yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah”.
Sedangkan menurut Darmono (2001, 48) “koleksi perpustakaan adalah
sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk, tercetak (buku, majalah,
surat kabar) dan tidak tercetak (betuk mikro, bahan audio visual, peta)”.
7
Universitas Sumatera Utara
Badan standardisasi nasional Mengeluarkan SNI 7329:2009 untuk
perpustakaan sekolah, “Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi
perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan
didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi
untuk pembelajaran”.
Definisi di atas dapat di simpulakan bahwa koleksi perpustakaan bahan
ataupun buku perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali
dan didayagunakan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan
Jenis koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari bahan buku dan bahan
nonbuku. Bahan buku umumnya terbuat dari kertas sebagai media rekam
informasi. Bahan ini lebih praktis, luwes, dan dapat dibawa ke mana-mana. Minat
baca siswa bergantung kepada koleksi yang memadai ynag dimiliki oleh
perpustakaan. Koleksi bukan hanya buku, tetapi bahan-bahan elektronik juga
termasuk ke dalam koleksi perpustakaan.
Menurut Yulia (2010, 3-10) menyatakan bahwa ada empat jenis koleksi
perpustakaan yaitu:
1. Karya cetak
Kerya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam
bentuk cetak, seperti:
a. Buku
b. Terbitan Berseri
2. Karya noncetak
karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang di tuangkan tidak
dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkkan dalam
bentuk lain seperti:
a. Rekaman suara
b. Gambar hidup dan rekaman video
c. Bahan Grafika
d. Bahan kartografi
8
Universitas Sumatera Utara
3. Karya dalam bentuk mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menujukan
semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak tepat
dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang
dinamakan mikroreader. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering
menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a. Mikrofilm
b. Mikrofis
c. Microopaque
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan
ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.
Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CDROM.player, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Yusuf (2007, 9-24) “jenis koleksi yang diperlukan
untuk suatu perpustakaan sekolah bisa dikelompokkan ke dalam kategori buku”.
Adapun koleksi yang diperlukan di perpustakaan sekolah adalah:
1. Koleksi Buku
Pada perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik disesuaikan
dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yaitu buku-buku
yang berdasarkan jenis materi buku yang bersangkutan, buku-buku
non fiksi dan buku-buku fiksi
a. Buku Non-Fiksi
Buku non-fiksi, buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan
alam dan kebudayaan sekitar kita. Buku-buku non-fiksi ini banyak
sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajian maupun
penyajian pola isinya. Berikut adalah contoh-contoh yang tergolong
kedalam buku-buku non-fiksi:
1. Buku teks dan pelajaran
2. Buku teks lengkap
9
Universitas Sumatera Utara
3. Buku penunjang
4. Buku referensi
1. Kamus
2. Buku tahunan
2. Koleksi Bahan Bukan Buku
Bahan atau koleksi yang masih termasuk ke dalam beberapa kategori
yaitu:
a. Terbitan berkala
b. Brosur
c. Gunting surat kabar
d. Gambar dan lukisan
e. Globe
f. Koleksi bahan bukan buku lainnya
3.
Koleksi Audiovisual
Koleksi perpustakaan yang dibutuhkan atas hasil teknologi elektronik
bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Berasal dari bahan-bahan
konvensional. Film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, dan
sebagainya.
Dari beberapa pendapat diatas, ketiga-tiga jenis koleksi perpustakaan
meliputi koleksi tercetak, sangat sesuai bagi pengguna untuk meningkatkan minat
baca siswa di sekolah.
2.3 Pemanfaatan Koleksi
Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna
menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003, 711) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan
mengandung arti yaitu proses, cara dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk
kepentingan sendiri.
Menurut Handoko yang dikutip Handayani (2007, 28) bahwa dari segi
pengguna pemanfaatan koleksi di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal yaitu antara lain:
10
Universitas Sumatera Utara
Faktor internal meliputi:
1. Kebutuhan
Yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi.
2. Motif
Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua pengerak, alasan
atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Faktor eksternal meliputi:
1. Kelengkapan koleksi
Banyaknya koleksi di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan
informasinya oleh pengguna.
2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna
Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat
melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan manfaat koleksi diperpustakaan
yang digunakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu faktor
internal dan faktor external sangat berpengaruh bagi pengguna buku.
2.4 Minat Baca
2.4.1 Pengertian Minat Baca
Minat membaca adalah kemauan dan keinginan seseorang untuk
mengenali huruf dan dapat menangkap makna dari tulisan tersebut. Pengertian
minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan
perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan
seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri.
Menurut Wiyono seperti yang dikutip wijayanti (2007, 6) bahwa “Minat
baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan kerana
adanya pengertian bahwa dengan membaca itu dapat ditegaskan bahwa
11
Universitas Sumatera Utara
minat baca terkadang unsur keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa
senang untuk membaca.
Minat baca menurut Rahmi (2008, 28) “Keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Minat baca yang besar diwujudkan dalam
kesediaan untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadarannya sediri”.
Sedangkan menurut Siregar (2008) menyatakan bahwa “minat baca adalah
keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bacaan. Minat
baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah
suatu keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan bukan
keterampilan bawaan”.
Dari definisi diatas minat baca merupakan perasaan senang seseorang
terhadap bacaan yang dapat dipupuk, di bina dan dikembangkan. Minat baca akan
terwujud bila ada kesedaran, keinginan, perhatian dan rasa senang untuk
membaca.
2.4.2 Tujuan Pembinaan Minat Baca
Pembinaan minat baca akan lebih baik bila dipupuk dari kecil saat anak
baru mulai membaca, karena melalui membaca, seseorang akan memperoleh
informasi dan pengetahuan yang berguna untuk dirinya sendiri.
Menurut kama (2002, 12) tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan
masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar
(learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai
subjek pembangunan nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkan kembangkan minat
baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkan kembangkan
minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
12
Universitas Sumatera Utara
menyediakan berbagai jenis koleksi yang terjangkau sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
c. Menurut Cahyono pembangunan.
d. Menggerakkan dan menumbuhkan kebangkitan minat baca untuk
semua lapisan masyarakat.
Mengusahakan (2014,9) Pembinaan minat baca adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kebiasaan membaca pada seseorang, sehingga
menimbulkan rasa ingin membaca setiap saat.
2. Mewujudkkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai
ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Mengembangkan
masyarakat
baca
(reading
society)
lewat
pelayanan masyarakat.
4. Meningkatkan pembinaan minat merupakan salah satu tujuan
perpustakaan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.
Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa tujuan
pembinaan minat baca adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dan
mewujudkan sistem menumbuh kembangkan minat baca dengan menyediakan
koleksi yang bervariasi.
2.4.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang dapat dalakukan
dengan beberapa cara, diantaranya:
a. Dimulai sejak usia anak – anak atau dini.
b. Dilakukan secara terus menerus.
c. Tersedia bahan bacaan yang mencukupi.
d. Ditanamkan suatu kebiasaan.
e. Lingkungan yang mendukung.
f. Adanya suatu kebutuhan.
g. Menghadapi tantangan atau target dan penyelesaian masalah.
h. Tersedia fasilitas dan kemudahan seperti teknologi informasi dan
peralatan yang memadai.
13
Universitas Sumatera Utara
Ada empat faktor yang mempengaruhi minat baca menurut laboratorium
dan Arnold seperti yang dikutip Rahim (2005) adalah:
a. Faktor fisiologis
Faktor
fisiologis
mencangkup
kesehatan
fisik,
pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi
yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar.
b. Faktor intelektual
Intelegensi itu sendiri menurut Henmon ( dalam Azwar. 1996) terdiri
atas dua macam faktor, yaitu : kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan itu mencangkup menjadi dua bagian:
1. Faktor latar belakang dan pengalaman individu ramah lingkungan
dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa
individu.
2. Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga
merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah individu.
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup beberapa faktor, diantaranya sebagai
berikut:
a. Motivasi
Motivasi adalah kunci dalam membaca. Kunci motivasi itu
sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya
adalah guru harus mendemontrasikan kepada siswa / individu
praktik pengajaran dengan minat dan pengalaman individu.
b. Kematangan sosial, ekonomi emosi, dan penyesuaian diri individu
yang lebih mudah perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripada
individu yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara
berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu atau menarik
diri akan mendapat kesulitan dalam membaca.
14
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui
gambaran umum minat baca adalah faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor
lingkungan seperti latar belakang dan pengalaman individu.
Kebiasaan membaca yang dimulai sejak usia anak-anak, dilakukan secara
terus menerus sehingga bisa menjadi sebuah kebiasaan dengan didukung oleh
koleksi yang memadai, lingkungan yang baik, dan tersedianya fasilitas teknologi
informasi.
2.4.4 Faktor Pendukung Minat Baca
Minat baca seseorang tidak akan tumbuh tanpa dukungan oleh berbagai
faktor. Seperti yang dikemukakan Sutarno (2006,29) faktor pendudukng minat
baca seseorang adalah :
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan
informasi.
2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai dalam arti tersedianya bahan
bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam.
3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya
iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual.
5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Menurut Mudjito (2001, 99 – 100) faktor pendukung minat baca yaitu:
1.
Adanya lembaga–lembaga pendidikan dari dasar sampai dengan
tinggkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak
didik secara berhasil.
2.
Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah.
3.
Adanya lembaga–lembaga media massa yang senantiasa ikut
mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui
penerbitan surat kabar dan majalah.
15
Universitas Sumatera Utara
4.
Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menerbitkan buku-buku yang
bermutu.
2.4.5 Faktor Penghambat Minat Baca
Masalah minat baca perlu dilihat menyeluruh. Masalah minat baca ini
tidak dapat terdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya. Pendapat
tersebut dinyatakan oleh Bunata yang dikutip oleh Saleh (2006,45) yaitu sebagai
berikut:
a. Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini, misalnya kebiasaan
keluarga membaca di lingkungan rumah.
b. Faktor pendidikan dan kurikulum sekolah yang kurang kondusif.
c. Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung
peningkatan minat baca masyarakat.
d. Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan
Sedangkan menurut Mudjito (2001, 104) faktor – faktor penghambat minat
baca yaitu:
a. Derasnya arus liburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya
Televisi dan radio, karena masyarakat lebih senang mendengar dan
melihat dari pada membaca.
b. Orang lebih senang membajak karya orang lain dari pada membaca
banyak buku dalam mengungkapkan pandangannya melalui tulisan.
c. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan.
d. Kurang meningkatkan mutu perpustakaan, baik dalam hak koleksi
maupun dalam sistem pelayanan.
e. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah
f. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua
dalam pemanfaatan waktu.
16
Universitas Sumatera Utara
2.4.6 Upaya peningkatan Minat Baca
Rendah minat baca dikalangan siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor
yang dijelaskan diatas. Menurut Sutarno (2006, 292) memberikan masukan dalam
hal upaya meningkatkan minat baca siswa antara lain:
a.
Memperbaiki sistem belajar mengajar disekolah.
b.
Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan di
sekolah.
c.
Mengadakan lomba karya ilmiah bagi siswa
d.
Membentuk klub bagi pecinta buku.
e.
Membuat program buku murah.
f.
Melaksanakan budaya baca buku di kelas.
g.
Menghidupkan pers sekolah.
Sedangkan menurut Wahyudi (2007, 1) agar dapat berperan bagi pengguna
jasa
perpustakaan
perlu
melakukan
berbagai
upaya
peningkatan
dan
pengembangan minat baca, antara lain:
1. Mencerminkan eksistensi dan keberadaan perpustakaan adalah koleksi
dan layanan.
2. Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
pemakaiannya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung
keberhasilan pendidikan.
Bedasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa upaya peningkatan minat baca pihak sekolah berperan penting dalam
memperbaiki sistem belajar mengajar di sekolah serta memperbaiki sarana dan
prasarana perpustakaan sekolah dengan menyediakan koleksi dan layanan yang
baik yang berorientasi pada kepuasan pemakai untuk mendukung keberhasilan
pendidikan.
2.4.7 Proses Minat dan Kebiasaan Membaca
Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca seseorang memerlukan
suatu proses karena minat baca tidak datang secara tiba-tiba. Menumbuhkan minat
17
Universitas Sumatera Utara
baca anak merupakan kewajiban orang tua yang harus dipenuhi. Kebiasaan
membaca dapat meningkat kualitas sumber daya manusia karena membaca sangat
penting dalam proses belajar sehingga membaca menjadi sesuatu yang sangat
dibutuhkan.
Dalam buku Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2002, 18) dan
kebiasaan membaca terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Koleksi
2. Selera
3. Minat baca
4. Kebiasaan membaca
Keempat komponen tersebut menunjukan bahwa ada komponen yang
saling berkaitan. Hal itu terlihat dari timbulnya selera membaca karena adanya
faktor koleksi yang beragam dan bervariasi. Keragaman dan variasi koleksi akan
menimbulkan hasrat atau minat untuk membaca, selanjutnya minat baca akan
menghasilkan kebiasaan membaca.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 261) proses terjadinya minat dan
kebiasaan membaca adalah:
1. Adanya dasar pengertian bahwa membaca itu perlu.
2. Terpupuknya suatu kegemaran dan kesenangan.
3. Terbentuknya suatu kebiasaan membaca.
4. Terbentuknya suatu kondisi dimana membaca merupakan suatu
kebutuhan.
5. Tersedianya sumber bacaaan yang memadai.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa
proses terjadinya minat dan kebiasaan membaca yaitu adanya kesadaran bahwa
membaca itu perlu. Sehingga terpupuknya kegemaran dan kesenangan untuk
membaca. Kebiasaan membaca tidak bisa berkembang tanpa adanya koleksi yang
menimbulkan selera untuk membaca serta minat dan kebiasaan membaca.
18
Universitas Sumatera Utara
2.4.8 Motivasi Membaca
Motivasi membaca merupakan dorongan seseorang untuk meningkatkan
minat untuk membaca. Dengan adanya motivasi maka akan tinggi pula minat baca
seseorang sehingga dapat menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan
yang telah dibacanya.
Menurut Santrock (2008, 510) “Motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama”.
Sedangkan menurut Mudjito (2001, 86) hal-hal yang dapat menimbulkan
motivasi internal diantaranya adalah:
a. Adanya kebutuhan
Karena adanya kebutuhan maka seseorang didorong untuk membaca.
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
Apabila seseorang mengetahui hasil-hasil atau prestasi sendiri dari
membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi.
c. Adanya aspirasi atau cita-cita
Cita-cita itu akan menjadi lebih banyak, ia dapat mencapai cita-citanya
dengan kemauan. Dengan kemauan belajar yang keras, ia akan
terdorong untuk membaca lebih banyak pula.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal adalah:
a. Hadiah
Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah telah
menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu lebih giat
lagi.
b. Hukum
Hukum dapat juga menjadi alat motivasi menggiatkan seseorang untuk
membaca.
c. Persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau
penghargaan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa motivasi membaca dapat memberikan semangat untuk membaca pada diri
19
Universitas Sumatera Utara
seseorang. Motivasi internal yang berasal dari dalam diri seseorang dan motivasi
eksternal yang berasal dari luar seseorang sangat mempengaruhi pembinaan minat
baca yang harus terus diperhatikan dan dikembangkan.
20
Universitas Sumatera Utara
LANDASAN TEORI
2.1 Perpustakaan Sekolah
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dinilai dari peradaban dan
kebudayaan membaca untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karenanya pemerintah berkewajiban untuk membebaskan warga negaranya dari
kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus juga berkewajiban untuk menyadiakan
sarana dan prasarana untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.
Maka dari itu, sekolah salah satu faktor utama untuk mencerdaskan anakanak bangsa sejak dini. Untuk mengoptimalkan peranan sekolah diperlukannya
wadah untuk mendapatkan informasi dengan mudah yaitu dengan mendirikan
perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah sebagai perpustakaan
pendidikan yang efektif untuk menambah pegetahuan melalui beraneka ragam
bahan bacaan yang disediakan oleh pihak sekolah.
Menurut Darmono (2001, 1) “Perpustakaan sekolah merupakaan bagian
penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah juga
sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa
dalam memacu tercapainya tujuan pedidikan di sekolah.
Badan Standardisasi Nasional Mengeluarkan SNI 7329 : 2009 untuk
Perpustakaan Sekolah, “Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan
formal di lingkungan pendikan dasar dan menengah yang merupakan
bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan dan merupakan
pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
sekolah yang bersangkutan”.
Sedangkan menurut Purnomo (2006, 123) pengertian perpustakaan
sekolah merupakaan “Tempat dimana para peserta didik dapat
mengeksplor (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas) terhadap
berbagai subjek secara mandiri dan demokratis terhadap apa yang dikaji
agar memperoleh pengetahuan lebih dalam dari sekedar apa yang
diperoleh pada ruang kelas”.
4
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa
perpustakaan sekolah adalah salah satu tempat pelayanan dan sumber belajar yang
efektif pada pengguna khususnya siswa SMA Dharma Pancasila dalam memenuhi
kebutuhan informasi untuk menambah pengetahuan.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah
Tujuan
utama
keberadaan
perpustakaan
sekolah
adalah
untuk
mencerdaskan serta menunjang program belajar siswa di sekolah agar sesuai
dengan target dan kurikulum perpustakaan sekolah. Tujuan utama perpustakaan
ialah untuk mengembangkan minat baca, kemampuan dan kebiasaan membaca.
Maka dari itu diharapkan siswa untuk berperan aktif dan ambil peranan dalam
proses pendidikan.
Menurut Sutarno (2007, 25) tujuan perpustakaan sekolah adalah agar
tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya
tinggi.
Sedangkan menurut Yusuf (2007, 3) tujuan perpustakaan sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para
siswa.
2. Membantu menulis kreatif, mendorong dan mempercepat proses
penguasaan teknik membaca para siswa.
3. Menumbuhkan kembangkan minat dan kebiasaan membaca para
siswa.
4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat
membaca dan semangat belajar bagi para siswa.
6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajr para
siswa dengan membaca buku dan koleksilain yang mengadung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
5
Universitas Sumatera Utara
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaanlain yang
bersifat kreatif dan ringaan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.
Dari beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui tujuan
perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan kurikulum sekolah yang dapat mengembangkan minat baca
siswa, dan memperluas pengalaman belajar siswa.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Menurut Yusuf (2005,4) menyatakan fungsi perpustakaan sekolah adalah:
1. Fungsi edukatif. Maksud secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana
yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang
dikelolanya banyak mambantu para siswa sekolah untuk belajar dan
memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep
pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki
kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.
2. Fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan
koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru
3. Fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi
yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku
fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat
yang memungkinkan.
Sedangkan menurut Kurniati (2007, 9) secara garis besar tugas dan fungsi
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi
membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan
tujan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak
menggunkan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah
6
Universitas Sumatera Utara
merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi
guru untuk memperkaya pengetahuan .
2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya.
3. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang
menuju kebiasaan mandiri.
4. Membantu
anak
untuk
mengembangkan
bakat,
minat
dan
kegemarannya.
5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan akan
menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.
6. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi
sehat, melalui buku bacaan fisik.
7. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk menyediakan informasi yang
dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah, meningkatkan minat baca,
menambah wawasan dan memperluaskan ilmu pengetahuan siswa.
2.2 Koleksi Perpustakaan
2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan
Koleksi adalah kebutuhan utama pengguna dalam berkunjung ke dalam
perpustakaan. Maka dari itu, keinginan pengguna dalam berbagai macam koleksi
sebaiknya dipenuhi oleh perpustakaan sekolah. Siswa yang menjadi aktor penting
dalam peranan perpustakaan menginginkan koleksi bahan pustaka yang berbagai
macam jenis dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca.
Menurut Yusuf (2007, 9) “koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan
atau sumber-sumber atau informasi, baik berupa buku atau pun bahan bukan buku
yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah”.
Sedangkan menurut Darmono (2001, 48) “koleksi perpustakaan adalah
sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk, tercetak (buku, majalah,
surat kabar) dan tidak tercetak (betuk mikro, bahan audio visual, peta)”.
7
Universitas Sumatera Utara
Badan standardisasi nasional Mengeluarkan SNI 7329:2009 untuk
perpustakaan sekolah, “Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi
perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan
didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi
untuk pembelajaran”.
Definisi di atas dapat di simpulakan bahwa koleksi perpustakaan bahan
ataupun buku perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali
dan didayagunakan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan
Jenis koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari bahan buku dan bahan
nonbuku. Bahan buku umumnya terbuat dari kertas sebagai media rekam
informasi. Bahan ini lebih praktis, luwes, dan dapat dibawa ke mana-mana. Minat
baca siswa bergantung kepada koleksi yang memadai ynag dimiliki oleh
perpustakaan. Koleksi bukan hanya buku, tetapi bahan-bahan elektronik juga
termasuk ke dalam koleksi perpustakaan.
Menurut Yulia (2010, 3-10) menyatakan bahwa ada empat jenis koleksi
perpustakaan yaitu:
1. Karya cetak
Kerya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam
bentuk cetak, seperti:
a. Buku
b. Terbitan Berseri
2. Karya noncetak
karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang di tuangkan tidak
dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkkan dalam
bentuk lain seperti:
a. Rekaman suara
b. Gambar hidup dan rekaman video
c. Bahan Grafika
d. Bahan kartografi
8
Universitas Sumatera Utara
3. Karya dalam bentuk mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menujukan
semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak tepat
dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang
dinamakan mikroreader. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering
menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a. Mikrofilm
b. Mikrofis
c. Microopaque
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan
ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.
Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CDROM.player, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Yusuf (2007, 9-24) “jenis koleksi yang diperlukan
untuk suatu perpustakaan sekolah bisa dikelompokkan ke dalam kategori buku”.
Adapun koleksi yang diperlukan di perpustakaan sekolah adalah:
1. Koleksi Buku
Pada perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik disesuaikan
dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yaitu buku-buku
yang berdasarkan jenis materi buku yang bersangkutan, buku-buku
non fiksi dan buku-buku fiksi
a. Buku Non-Fiksi
Buku non-fiksi, buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan
alam dan kebudayaan sekitar kita. Buku-buku non-fiksi ini banyak
sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajian maupun
penyajian pola isinya. Berikut adalah contoh-contoh yang tergolong
kedalam buku-buku non-fiksi:
1. Buku teks dan pelajaran
2. Buku teks lengkap
9
Universitas Sumatera Utara
3. Buku penunjang
4. Buku referensi
1. Kamus
2. Buku tahunan
2. Koleksi Bahan Bukan Buku
Bahan atau koleksi yang masih termasuk ke dalam beberapa kategori
yaitu:
a. Terbitan berkala
b. Brosur
c. Gunting surat kabar
d. Gambar dan lukisan
e. Globe
f. Koleksi bahan bukan buku lainnya
3.
Koleksi Audiovisual
Koleksi perpustakaan yang dibutuhkan atas hasil teknologi elektronik
bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Berasal dari bahan-bahan
konvensional. Film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, dan
sebagainya.
Dari beberapa pendapat diatas, ketiga-tiga jenis koleksi perpustakaan
meliputi koleksi tercetak, sangat sesuai bagi pengguna untuk meningkatkan minat
baca siswa di sekolah.
2.3 Pemanfaatan Koleksi
Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna
menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2003, 711) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan
mengandung arti yaitu proses, cara dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk
kepentingan sendiri.
Menurut Handoko yang dikutip Handayani (2007, 28) bahwa dari segi
pengguna pemanfaatan koleksi di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal yaitu antara lain:
10
Universitas Sumatera Utara
Faktor internal meliputi:
1. Kebutuhan
Yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi.
2. Motif
Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua pengerak, alasan
atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Faktor eksternal meliputi:
1. Kelengkapan koleksi
Banyaknya koleksi di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan
informasinya oleh pengguna.
2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna
Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat
melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.
3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan manfaat koleksi diperpustakaan
yang digunakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu faktor
internal dan faktor external sangat berpengaruh bagi pengguna buku.
2.4 Minat Baca
2.4.1 Pengertian Minat Baca
Minat membaca adalah kemauan dan keinginan seseorang untuk
mengenali huruf dan dapat menangkap makna dari tulisan tersebut. Pengertian
minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan
perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan
seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri.
Menurut Wiyono seperti yang dikutip wijayanti (2007, 6) bahwa “Minat
baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan kerana
adanya pengertian bahwa dengan membaca itu dapat ditegaskan bahwa
11
Universitas Sumatera Utara
minat baca terkadang unsur keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa
senang untuk membaca.
Minat baca menurut Rahmi (2008, 28) “Keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Minat baca yang besar diwujudkan dalam
kesediaan untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas
kesadarannya sediri”.
Sedangkan menurut Siregar (2008) menyatakan bahwa “minat baca adalah
keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bacaan. Minat
baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah
suatu keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan bukan
keterampilan bawaan”.
Dari definisi diatas minat baca merupakan perasaan senang seseorang
terhadap bacaan yang dapat dipupuk, di bina dan dikembangkan. Minat baca akan
terwujud bila ada kesedaran, keinginan, perhatian dan rasa senang untuk
membaca.
2.4.2 Tujuan Pembinaan Minat Baca
Pembinaan minat baca akan lebih baik bila dipupuk dari kecil saat anak
baru mulai membaca, karena melalui membaca, seseorang akan memperoleh
informasi dan pengetahuan yang berguna untuk dirinya sendiri.
Menurut kama (2002, 12) tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan
masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar
(learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai
subjek pembangunan nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkan kembangkan minat
baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkan kembangkan
minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
12
Universitas Sumatera Utara
menyediakan berbagai jenis koleksi yang terjangkau sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
c. Menurut Cahyono pembangunan.
d. Menggerakkan dan menumbuhkan kebangkitan minat baca untuk
semua lapisan masyarakat.
Mengusahakan (2014,9) Pembinaan minat baca adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kebiasaan membaca pada seseorang, sehingga
menimbulkan rasa ingin membaca setiap saat.
2. Mewujudkkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai
ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Mengembangkan
masyarakat
baca
(reading
society)
lewat
pelayanan masyarakat.
4. Meningkatkan pembinaan minat merupakan salah satu tujuan
perpustakaan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.
Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa tujuan
pembinaan minat baca adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dan
mewujudkan sistem menumbuh kembangkan minat baca dengan menyediakan
koleksi yang bervariasi.
2.4.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang dapat dalakukan
dengan beberapa cara, diantaranya:
a. Dimulai sejak usia anak – anak atau dini.
b. Dilakukan secara terus menerus.
c. Tersedia bahan bacaan yang mencukupi.
d. Ditanamkan suatu kebiasaan.
e. Lingkungan yang mendukung.
f. Adanya suatu kebutuhan.
g. Menghadapi tantangan atau target dan penyelesaian masalah.
h. Tersedia fasilitas dan kemudahan seperti teknologi informasi dan
peralatan yang memadai.
13
Universitas Sumatera Utara
Ada empat faktor yang mempengaruhi minat baca menurut laboratorium
dan Arnold seperti yang dikutip Rahim (2005) adalah:
a. Faktor fisiologis
Faktor
fisiologis
mencangkup
kesehatan
fisik,
pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi
yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar.
b. Faktor intelektual
Intelegensi itu sendiri menurut Henmon ( dalam Azwar. 1996) terdiri
atas dua macam faktor, yaitu : kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan itu mencangkup menjadi dua bagian:
1. Faktor latar belakang dan pengalaman individu ramah lingkungan
dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa
individu.
2. Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga
merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah individu.
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup beberapa faktor, diantaranya sebagai
berikut:
a. Motivasi
Motivasi adalah kunci dalam membaca. Kunci motivasi itu
sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya
adalah guru harus mendemontrasikan kepada siswa / individu
praktik pengajaran dengan minat dan pengalaman individu.
b. Kematangan sosial, ekonomi emosi, dan penyesuaian diri individu
yang lebih mudah perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripada
individu yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara
berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu atau menarik
diri akan mendapat kesulitan dalam membaca.
14
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui
gambaran umum minat baca adalah faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor
lingkungan seperti latar belakang dan pengalaman individu.
Kebiasaan membaca yang dimulai sejak usia anak-anak, dilakukan secara
terus menerus sehingga bisa menjadi sebuah kebiasaan dengan didukung oleh
koleksi yang memadai, lingkungan yang baik, dan tersedianya fasilitas teknologi
informasi.
2.4.4 Faktor Pendukung Minat Baca
Minat baca seseorang tidak akan tumbuh tanpa dukungan oleh berbagai
faktor. Seperti yang dikemukakan Sutarno (2006,29) faktor pendudukng minat
baca seseorang adalah :
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan
informasi.
2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai dalam arti tersedianya bahan
bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam.
3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya
iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual.
5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Menurut Mudjito (2001, 99 – 100) faktor pendukung minat baca yaitu:
1.
Adanya lembaga–lembaga pendidikan dari dasar sampai dengan
tinggkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak
didik secara berhasil.
2.
Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah.
3.
Adanya lembaga–lembaga media massa yang senantiasa ikut
mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui
penerbitan surat kabar dan majalah.
15
Universitas Sumatera Utara
4.
Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menerbitkan buku-buku yang
bermutu.
2.4.5 Faktor Penghambat Minat Baca
Masalah minat baca perlu dilihat menyeluruh. Masalah minat baca ini
tidak dapat terdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya. Pendapat
tersebut dinyatakan oleh Bunata yang dikutip oleh Saleh (2006,45) yaitu sebagai
berikut:
a. Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini, misalnya kebiasaan
keluarga membaca di lingkungan rumah.
b. Faktor pendidikan dan kurikulum sekolah yang kurang kondusif.
c. Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung
peningkatan minat baca masyarakat.
d. Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan
Sedangkan menurut Mudjito (2001, 104) faktor – faktor penghambat minat
baca yaitu:
a. Derasnya arus liburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya
Televisi dan radio, karena masyarakat lebih senang mendengar dan
melihat dari pada membaca.
b. Orang lebih senang membajak karya orang lain dari pada membaca
banyak buku dalam mengungkapkan pandangannya melalui tulisan.
c. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan.
d. Kurang meningkatkan mutu perpustakaan, baik dalam hak koleksi
maupun dalam sistem pelayanan.
e. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah
f. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua
dalam pemanfaatan waktu.
16
Universitas Sumatera Utara
2.4.6 Upaya peningkatan Minat Baca
Rendah minat baca dikalangan siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor
yang dijelaskan diatas. Menurut Sutarno (2006, 292) memberikan masukan dalam
hal upaya meningkatkan minat baca siswa antara lain:
a.
Memperbaiki sistem belajar mengajar disekolah.
b.
Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan di
sekolah.
c.
Mengadakan lomba karya ilmiah bagi siswa
d.
Membentuk klub bagi pecinta buku.
e.
Membuat program buku murah.
f.
Melaksanakan budaya baca buku di kelas.
g.
Menghidupkan pers sekolah.
Sedangkan menurut Wahyudi (2007, 1) agar dapat berperan bagi pengguna
jasa
perpustakaan
perlu
melakukan
berbagai
upaya
peningkatan
dan
pengembangan minat baca, antara lain:
1. Mencerminkan eksistensi dan keberadaan perpustakaan adalah koleksi
dan layanan.
2. Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
pemakaiannya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung
keberhasilan pendidikan.
Bedasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa upaya peningkatan minat baca pihak sekolah berperan penting dalam
memperbaiki sistem belajar mengajar di sekolah serta memperbaiki sarana dan
prasarana perpustakaan sekolah dengan menyediakan koleksi dan layanan yang
baik yang berorientasi pada kepuasan pemakai untuk mendukung keberhasilan
pendidikan.
2.4.7 Proses Minat dan Kebiasaan Membaca
Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca seseorang memerlukan
suatu proses karena minat baca tidak datang secara tiba-tiba. Menumbuhkan minat
17
Universitas Sumatera Utara
baca anak merupakan kewajiban orang tua yang harus dipenuhi. Kebiasaan
membaca dapat meningkat kualitas sumber daya manusia karena membaca sangat
penting dalam proses belajar sehingga membaca menjadi sesuatu yang sangat
dibutuhkan.
Dalam buku Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2002, 18) dan
kebiasaan membaca terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Koleksi
2. Selera
3. Minat baca
4. Kebiasaan membaca
Keempat komponen tersebut menunjukan bahwa ada komponen yang
saling berkaitan. Hal itu terlihat dari timbulnya selera membaca karena adanya
faktor koleksi yang beragam dan bervariasi. Keragaman dan variasi koleksi akan
menimbulkan hasrat atau minat untuk membaca, selanjutnya minat baca akan
menghasilkan kebiasaan membaca.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 261) proses terjadinya minat dan
kebiasaan membaca adalah:
1. Adanya dasar pengertian bahwa membaca itu perlu.
2. Terpupuknya suatu kegemaran dan kesenangan.
3. Terbentuknya suatu kebiasaan membaca.
4. Terbentuknya suatu kondisi dimana membaca merupakan suatu
kebutuhan.
5. Tersedianya sumber bacaaan yang memadai.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa
proses terjadinya minat dan kebiasaan membaca yaitu adanya kesadaran bahwa
membaca itu perlu. Sehingga terpupuknya kegemaran dan kesenangan untuk
membaca. Kebiasaan membaca tidak bisa berkembang tanpa adanya koleksi yang
menimbulkan selera untuk membaca serta minat dan kebiasaan membaca.
18
Universitas Sumatera Utara
2.4.8 Motivasi Membaca
Motivasi membaca merupakan dorongan seseorang untuk meningkatkan
minat untuk membaca. Dengan adanya motivasi maka akan tinggi pula minat baca
seseorang sehingga dapat menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan
yang telah dibacanya.
Menurut Santrock (2008, 510) “Motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama”.
Sedangkan menurut Mudjito (2001, 86) hal-hal yang dapat menimbulkan
motivasi internal diantaranya adalah:
a. Adanya kebutuhan
Karena adanya kebutuhan maka seseorang didorong untuk membaca.
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
Apabila seseorang mengetahui hasil-hasil atau prestasi sendiri dari
membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi.
c. Adanya aspirasi atau cita-cita
Cita-cita itu akan menjadi lebih banyak, ia dapat mencapai cita-citanya
dengan kemauan. Dengan kemauan belajar yang keras, ia akan
terdorong untuk membaca lebih banyak pula.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal adalah:
a. Hadiah
Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah telah
menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu lebih giat
lagi.
b. Hukum
Hukum dapat juga menjadi alat motivasi menggiatkan seseorang untuk
membaca.
c. Persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau
penghargaan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa motivasi membaca dapat memberikan semangat untuk membaca pada diri
19
Universitas Sumatera Utara
seseorang. Motivasi internal yang berasal dari dalam diri seseorang dan motivasi
eksternal yang berasal dari luar seseorang sangat mempengaruhi pembinaan minat
baca yang harus terus diperhatikan dan dikembangkan.
20
Universitas Sumatera Utara