Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Pada SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah

(1)

PENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 2 TAKENGON

ACEH TENGAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh MAULIDAINI

110723024

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Pada SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah

Oleh : Maulidaini NIM : 110723024

Pembimbing I : Dra. Eva Rabita, M.Hum

Tanda Tangan : Tanggal :

Pembimbing II : Dr. Irawati A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan : Tanggal :


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Pada SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah

Oleh : Maulidaini NIM : 110723024

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawati A. Kahar. M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan : Tanggal :


(4)

ABSTRAK

Maulidaini, 2013. Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Pada SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat baca siswa dan upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca siswa SMP Negeri 2 Takengon. Metode yang digunakan metode deskriptif dengan alasan untuk menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Populasi adalah seluruh siswa yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon, tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 801. Sampel penelitian sebanyak 89 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67% tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan hanya 1-2 kali dalam seminggu. 54% responden menyatakan waktu yang digunakaan di perpustakaan hanya ≤ 5 menit . 24% menyatakan tujuan pengguna datang ke perpustakaan untuk menyelesaikan tugas. 52% responden menyatakan bahwa dengan pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca siswa. Kemudian Layanan perpustakaan yang mencakup jam buka perpustakaan 43% responden menyatakan kurang sesuai dengan waktu luang pengguna dan sebanyak 38% responden menyatakan bahwa pustakawan memberikan bantuan kepada pengguna ketika mendapat kesulitan dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan. 69% responden menyatakan upaya yang dilakukan pustakawan dalam meningkatkan minat baca dengan cara memberikan hadiah. dan 63% responden menyatakan pustakawan ramah dalam memberikan pelayanan kepada pengguna. selanjutnya 19% responden menyatakan bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan memadai. Kemudian 22% responden menyatakan koleksi relavan. Sebagian kecil responden 18% menyatakan koleksi yang tersedia up to date. 21% responden menyatakaan bahwa kelengkapan fasilitas gedung dan peralatan perpustakaan memadai.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa minat baca siswa SMP Negeri 2 Takengon masih rendah dan pemanfaatan penggunaan perpustakaan belum maksimal.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Pada Smp Negeri 2 Takengon Aceh Tengah”. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyampaian isi masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini pertama sekali penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang selalu menolong hamba-Nya, kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, H.M.Salim dan Hj.Huriah, yang tak pernah lelah memberikna doa, semangat dan dukungan kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar. M.Pd selaku Ketua jurusan departemen studi ilmu perpustakaan dan informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu, nasehat serta sabar dalam membimbing penulis.

3. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan waktu, dukungan, petunjuk dan nasihatnya kepada penulis serta sabar dalam membimbing penulis.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M. Hum selaku sekretaris jurusan departemen studi ilmu perpustakaan dan informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan selaku penguji II yang telah memberikan saran dan masukan kedapa penulis.


(6)

5. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku penguji I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya dan pegawai administrasi bang Yudi, bang Surya yang telah banyak membantu penulis.

7. Kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Takengon bapak Drs. Irwandi dan pihak perpustakaan yang telah bersedia membantu penulis dalam memberikan data dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan kepada penulis: kakak, abang dan adik-adikku tersayang, Mawaddah, M.Rizal, Hasanah, Salma Huraini, Saida Rahmah, dan keponakanku tersayang Fahkri Rizky. 9. Terimakasih buat Kanda Ihdinata Alfaiz yang telah memberikan motivasi

dan inspirasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat terbaikku Bella, Yuni, Mifta, Aini, Debora, Imelda dan sahabat-sahabat stambuk ‘11. Banyak momen-momen indah bersama kalian yang nantinya menjadi kenangan.

Semoga bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT sesuai dengan niatnya. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang memanfaatkannya.

Medan, Juli 2013 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Sekolah ... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 5

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 6

2.2. Penggunaan Perpustakaan ... 8

2.2.1 Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 8

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 9

2.2.3 Cara Pemanfaatan Koleksi Buku ... 9

2.2.4 Relevansi Koleksi Buku dengan Kebutuhan Siswa ... 10

2.2.5 Pelayanan Pembaca ... 11

2.3 Manfaat Membaca dan Tujuan Membaca ... 13

2.4 Minat Baca ... 15

2.4.1 Pengertian Minat Baca ... 15

2.4.2 Tujuan Pembinaan Minat Baca ... 16

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca ... 16

2.4.3.1 Faktor Internal & Eksternal yang Mempengaruhi Minat Baca ... 16

2.4.3.2 Faktor Pendukung Minat Baca ... 17

2.4.3.3 Faktor Penghambat Minat Baca ... 18

2.5 Upaya Peningkatan Minat Baca ... 20

2.6 Metode Untuk Menumbuhkan Minat Baca ... 21

2.7 Dimensi dan Perkembangan Minat Baca ... 22

2.8 Motivasi Membaca ... 22


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ... 25

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.3.1 Populasi ... 25

3.3.2 Sampel ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.6 Metode Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan ... 29

4.2 Waktu yang Digunakan Siswa di Perpustakaan ... 30

4.3 Tujuan Membaca ... 31

4.4 Tujuan Membaca Untuk membantu Keperluan Studi ... 32

4.5 Pembuatan Kliping ... 32

4.6 Motivasi ... 33

4.7 Layanan Perpustakaan ... 34

4.8 Sistem Layanan Perpustakaan ... 35

4.9 Peranan Pustakawan ... 36

4.10 Upaya Pustakawan Dalam Hal meningkatkan Minat Baca... 37

4.11 Sikap Pustakawan ... 38

4.12 Jenis Bacaan yang Sering Digunakan ... 39

4.13 Koleksi Perpustakaan ... 39

4.14 Jumlah Koleksi Yang Memadai ... 41

4.15 Relevansi Koleksi Buku dengan Kebutuhan Siswa ... 42

4.16 Kemutakhiran Koleksi ... 43

4.17 Jumlah Koleksi Yang Digunakan ... 44

4.18 Kelengkapan Fasilitas Gedung dan Peralatan Perpustakaan ... 45

4.19 Penerangan Ruangan ... 46

4.20 Tata Letak Ruangan Perpustakaan ... 47

4.21 Suasana Perpustakaan SMPN 2 Takengon ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ... 27

Tabel 4.1 Frekuensi Kunjungan Siswa ... 29

Tabel 4.2 Waktu Yang Digunakan Siswa di Perpustakaan ... 30

Tabel 4.3 Tujuan Membaca ... 31

Tabel 4.4 Tujuan Membaca Untuk Keperluan Studi ... 32

Tabel 4.5 Pembuatan Kliping ... 32

Tabel 4.6 Peranan Guru Memotivasi Siswa ... 33

Tabel 4.7 Jam Buka Perpustakaan ... 34

Tabel 4.8 Sistem Layanan Perpustakaan ... 35

Tabel 4.9 Bantuan Pustakawan ... 36

Tabel 4.10 Upaya Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa ... 37

Tabel 4.11 Sikap Pustakawan ... 38

Tabel 4.12 Jenis Bacaan yang Sering Digunakan ... 39

Tabel 4.13 Cara Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 40

Tabel 4.14 Jumlah Koleksi yang Memadai ... 41

Tabel 4.15 Relevansi Koleksi Buku Dengan Kebutuhan Siswa ... 42

Tabel 4.16 Kemutakhiran Koleksi ... 43

Tabel 4.17 Jumlah Koleksi yang digunakan Siswa Dalam Seminggu ... 45

Tabel 4.18 Kelengkapan Fasilitas Gedung dan Peralatan Perpustakaan ... 45

Tabel 4.19 Penerangan Ruangan ... 46

Tabel 4.20 Tata Letak Ruangan Perpustakaan ... 47


(10)

ABSTRAK

Maulidaini, 2013. Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Pada SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat baca siswa dan upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca siswa SMP Negeri 2 Takengon. Metode yang digunakan metode deskriptif dengan alasan untuk menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Populasi adalah seluruh siswa yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon, tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 801. Sampel penelitian sebanyak 89 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67% tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan hanya 1-2 kali dalam seminggu. 54% responden menyatakan waktu yang digunakaan di perpustakaan hanya ≤ 5 menit . 24% menyatakan tujuan pengguna datang ke perpustakaan untuk menyelesaikan tugas. 52% responden menyatakan bahwa dengan pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca siswa. Kemudian Layanan perpustakaan yang mencakup jam buka perpustakaan 43% responden menyatakan kurang sesuai dengan waktu luang pengguna dan sebanyak 38% responden menyatakan bahwa pustakawan memberikan bantuan kepada pengguna ketika mendapat kesulitan dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan. 69% responden menyatakan upaya yang dilakukan pustakawan dalam meningkatkan minat baca dengan cara memberikan hadiah. dan 63% responden menyatakan pustakawan ramah dalam memberikan pelayanan kepada pengguna. selanjutnya 19% responden menyatakan bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan memadai. Kemudian 22% responden menyatakan koleksi relavan. Sebagian kecil responden 18% menyatakan koleksi yang tersedia up to date. 21% responden menyatakaan bahwa kelengkapan fasilitas gedung dan peralatan perpustakaan memadai.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa minat baca siswa SMP Negeri 2 Takengon masih rendah dan pemanfaatan penggunaan perpustakaan belum maksimal.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin maju membuat banyak perubahan yang terjadi di segala bidang, terutama dalam bidang pendidikan. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan khususnya dalam hal mengembangkan bakat dan minat dituangkan dalam penjelasan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1b pemerintah dalam hal menaruh perhatian pada pengembangan minat termasuk minat baca, melalui peranan guru atau pendidik, bunyi penjelasan pasal 12 ayat 1b adalah “pendidik atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik, fasilitas disedikan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidik, hal tersebut menyiratkan makna bahwa pemerintah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan salah satunya adalah perpustakaan.

Perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan seperti yang telah kita rasakan saat ini dan sejalan dengan berkembangnya teknologi kita mudah mendapatkan berbagai bentuk informasi dari berbagai media, seperti Internet, Majalah, Koran, Buku-buku dan lain sebagainya yang dapat kita manfaatkan sebagai informasi terbaru.

Seperti dikalangan siswa/siswi saat ini, banyak di berbagai sekolah atau sarana pendidikan lainya kita lihat adanya sarana pendukung dalam proses belajar mengajar seperti Perpustakaan Sekolah. Dalam UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 23 yang menyebutkan: “Setiap sekolah / madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.”

Perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon terus berupaya untuk meningkatkan kualitas penggunaan perpustakaan secara sistematis seiring dengan pertambahan koleksi dan pertambahan jumlah penggunanya, namun dalam pengelolaan Perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon masih sangat bergantung pada dana BOS dan dana NAD. Beberapa sistem pengelolaan yang ada diperpustakaan SMP Negeri 2 Takengon antara lain: pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pelayanan pembaca, koleksi dan lain sebagainya.


(12)

Dari Laporan Tahunan Perpustakaan SMP Negeri 2 takengon T.A 2011/2012 dapat diketahui bahwa perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon memiliki koleksi 2.864 judul dan terdiri 18.410 eksemplar. Jumlah anggota perpustakaan yang terdaftar hingga T.A 2011/2012 sebanyak 801 siswa/siswi SMP Negeri 2 Takengon. Sedangkan jumlah pengguna yang berkunjung ke perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon pada T.A 2011/2012 sebanyak 1. 488 orang pertahunnya atau rata-rata sebanyak 124 orang per bulan, atau rata-rata sebanyak 47 orang pengunjung per hari. Apabila diperbandingkan antara jumlah kunjungan dengan jumlah anggota perpustakaan sebanyak 801 orang, maka persentase kunjungan anggota ke perpustakaan hanya sebesar 5,8 % per hari, jumlah kunjungan tersebut secara umum dapat dikatakan relatif rendah.

Adapun upaya yang sudah dilakukan oleh pustakawan atau pun pihak sekolah SMP Negeri 2 Takengon dalam meningkatkan minat baca siswa dengan cara memberikan hadiah secara cuma- cuma seperti alat tulis untuk siswa/siswi yang paling banyak meminjam buku per tahunnya, mengadakan perlombaan pidato, puisi, cerdas cermat pada saat pendidikan nasional setiap tahunnya dan pembuatan kliping untuk bidang studi tertentu setiap akhir semester bagi siswa/siswi SMP Negeri 2 Takengon selain itu juga, guru dari beberapa bidang studi bekerjasama dengan pustakawan dalam meningkatkan minat baca dengan cara memberikan tugas kelompok kepada siswa/siswi untuk mencari literatur diperpustakaan.

Berdasarkan observasi awal di Perpustakaan SMPN 2 Takengon, penulis mendapatkan masalah yaitu siswa/siswi belum menggunakan perpustakaan secara maksimal. Hal ini terlihat pada jumlah pengunjung per harinya rata-rata 47 orang dibandingkan jumlah siswa secara keseluruhan 801 orang. Data jumlah peminjaman buku hanya 25 judul perhari masih dapat dikatakan tingkat peminjaman koleksi di perpustakaan masih rendah, jika dibandingkan dengan jumlah koleksi di perpustakaan sebanyak 2.864 judul. Perpustakaan belum di jadikan sebagai tempat menambah ilmu pengetahuan atau untuk mencari informasi, akan tetapi perpustakaan hanya sebagai tempat untuk mencari dan menyelesaikan tugas yang diberikan dari guru atau pendidiknya. Fenomena yang sering terjadi tidak seharusnya perpustakaan hanya digunakan disaat ada


(13)

kebutuhan saja tetapi seharusnya siswa/siswi SMPN 2 Takengon memanfaatkan waktu luangnya ketika ada jam kosong seperti waktu istirahat atau tenaga pendidik yang tidak hadir, cuti, ijin sakit dan lainnya untuk mencari informasi atau buku-buku lain untuk dapat manambah pengetahuan dan wawasan.

Berdasarkan masalah diatas, penulis berkeinginan meneliti lebih mendalam mengenai minat baca siswa dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Peningkatan Minat Baca Siswa Melalui Pengguna Perpustakaan Pada SMP Negeri 2 Takengon.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana minat baca siswa melalui penggunaan Perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah?

2. Upaya apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca siswa SMP negeri 2 Takengon Aceh Tengah?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui minat baca siswa melalui penggunaan perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah.

2. Untuk mengetahui upaya apa saya yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca siswa SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah.


(14)

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon, sebagai masukan untuk lebih meningkatkan minat baca siswa disekolah.

2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan dalam melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang sama atau berhubungan.

3. Bagi Peniliti, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta pemahaman tentang peningkatan minat baca siswa.

1.5 Ruang Lingkup

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian karena untuk memudahkan proses pelaksanaan penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian meliputi:

1. Usaha untuk menarik perhatian pembaca, yaitu menyangkut kunjungan perpustakaan

2. Bimbingan belajar antara lain membuat kliping, jam buka perpustakaan 3. Peranan pustakawan

4. Fasilitas perpustakaan, yaitu menyangkut ketersedian koleksi, kenyamanan perpustakaan.


(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Sekolah

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sebagai institusi informasi dan ilmu pengetahuan memiliki tugas dan peluang besar untuk berperan serta aktif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan sekolah akan membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar karena menunjang dalam pencarian bahan-bahan pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Yusuf (2007: 2) “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Maka secara umum perpustakaan sekolah adalah suatu unit kegiatan yang berada di lingkungan sekolah yang dikelola secara profesional untuk memberikan informasi kepada penggunanya”.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang melakukan kegiatan menghimpun, mengolah, dan menyebarluaskan informasi baik tercetak maupun tidak tercetak dalam mendukung kurikulum sekolah.

Sedangkan menurut Reiz (2004) yang dikutip oleh Hasugian (2007: 78) mendefinisikan perpustakaan sekolah (school Library ) adalah:

“A library in a public or private elementery or secondary school that serves usually managed by a school librarian or media specialist. A school library collection usually contais books, periodical, and educational media suitable for the grade levels served.” Definisi diatas menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah sutu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah atau negeri maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf yang biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media.

Ada juga pendapat lain yang menjelaskan tentang pengertian perpustakaan sekolah yang dikemukakan oleh Sutarno (2006: 39) yang menyatakan bahwa perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sarna dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah memiliki perpustakaan yang memadai.


(16)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk menyajikan infomasi demi kepuasan dan kebutuhan pengguna serta layanan yang ditujukan untuk menunjang kurikulum siswa sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar disekolah.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Setiap hal yang dilakukan pasti memiliki alasan dan tujuan mengapa hal itu dilakukan. Begitu juga dengan perpustakaan, perpustakaan didirikan pasti memiliki tujuan. Tujuan itu tentu tidak akan terlepas dari tujuan institusi induknya. Perpustakaan sekolah memiliki tujuan yang mendukung tujuan dari sekolah yang bersangkutan.

Menurut Yusuf ( 2007: 3) menjelaskan tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2) Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3) Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum.

5) Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat belajar bagi para siswa.

6) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

7) Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang besifat kreatif dan ringan seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Sedangkan menurut Rachmat (2007: 5) tujuan khusus dari perpustakaan sekolah tertuang dalam pendapatnya yang mengatakan bahwa :

Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Dari kedua pendapat di atas dapat kita lihat bahwa perpustakaan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam mencari informasi serta memanfaatkan informasi dan mempertinggi daya serap dalam proses belajar.


(17)

Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Hasugian (2009: 82-85) fungsi perpustakaan secara umum adalah: a) Penyimpanan. Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah menyimpan bahan

perpustakaan yang diterimanya. Tugas inilah yang menyebabkan perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storage. Sebab semua jenis perpustakaan melakukan fungsi ini.

b) Pendidikan. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar dan kegiatan belajar adalah merupakan bahagian dari dunia pendidikan.

c) Penelitian. Kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan. Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk keperluan penelitian.

d) Informasi. Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai.

e) Kultural. Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip dan/atau dokumen lainnya.

f) Fungsi Rekreasi. Pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca.

Kurniati (2007: 9) menyatakan secara garis besar tugas dan fungsi perpustakaan sekolah sebagai berikut:

1) Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru memperkaya pengetahuan. 2) Membantu anak didik menjelaskan dan memperluas pengetahuannya tentang

suatu pelajaran dikelas dan mengadkan penelitian di perpustakaan.

3) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri.

4) Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya. 5) Membiasakan anak untuk mencari informasi diperpustakaan, kemudian anak

mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.

6) Perpustakaan sekolah merupakaan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat, melalui buku-buku bacaaan fiksi.

7) Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid. Sedangkan menurut Yusuf (2007: 4) fungsi perpustakaan sekolah sebagai berikut:

1) Fungsi edukatif. Fungsi edukatif adalah segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan,


(18)

sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2) Fungsi informatif. Fungsi informatif adalah mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

3) Fungsi rekreatif. Fungsi ini memang bukan fungsi utama sebuah perpustakaan, melainkan hanya fungsi pendukung perpustakaan.

4) Fungsi riset dan penelitian. Yaitu koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana”.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai sumber pendidikan, informasi, kebudayaan, rekreasi serta menanamkan kebiasaan belajar sendiri dan meningkatkan prestasi belajar melalui bahan bacaan.

2.2. Penggunaan Perpustakaan Sekolah 2.2.1 Koleksi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan dapat disebut sebagai perpustakaan bila perpustakaan tersebut memiliki koleksi perpustakaan. Perpustakaan dapat menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi bila ada koleksi sebagai informasi yang akan disebar untuk pengguna. Pengertian koleksi perpustakaan sekolah menurut Yusuf (2005: 9) adalah “Sejumlah bahan atau sumber–sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Darmono (2001: 60) Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta).

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan sekolah merupakan seluruh koleksi yang tersedia di perpustakaan baik dalam bentuk buku mau pun non buku untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan kreatifitas siswa.


(19)

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi perpustakaan sekolah yang beranekaragam harus dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah juga harus menambah koleksi yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jenis-jenis koleksi yang tersedia sebaiknya sesuai dengan kurikulum dan dapat mendukung kegiatan belajar-mengajar dan bahkan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Menurut yusuf (2005: 10), yang termasuk koleksi perpustakaan sekolah adalah :

1. Koleksi buku

Buku disini bisa bermacam-macam jenisnya. Buku bermateri fiksi maupun yang yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis yang beragam.

2. Koleksi bahan bukan buku

Koleksi bahan bukan buku di sini adalah bahan atau koleksi yang masih berbentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah terbitan berkala, pamflet, brosur, surat kabar, gambar atau lukisan, globe. 4. Koleksi bahan pandang dengar (audiovisual)

Koleksi bahan pandang dengar disini adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik bukan hasil dari cetakan dari kertas, namun berasal dari bahan-bahan nonkonvensional. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, dan sebagainya.

Penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan sekolah adalah koleksi buku, koleksi bahan bukan buku, dan koleksi penunjang lainnya yang membantu dan menunjang proses belajar-mengajar di sekolah.

2.2.3 Cara Pemanfaatan Koleksi Buku

Untuk memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan sekolah, siswa sebagai pengguna menggunakan cara-cara yang umum. Cara pemanfaatan koleksi buku tersebut bagi setiap siswa kadang-kadang berbeda dikarenakan faktor-faktor tertentu.

Menurut Zulkarnaen (2007), cara memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan secara umum dikategorikan seperti berikut:

a. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan


(20)

melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi. b. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya pada perpustakaan. Cara seperti ini dibatasi oleh jam layanan perpustakaan.

c. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari beberapa buku berbeda. d. Memperbanyak (menggunakan jasa foto copy)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat ada beberapa cara pemanfaatan koleksi buku yang biasa dilakukan oleh pengguna seperti meminjam, membaca di tempat, mencatat informasi dari buku dan menggunakan jasa foto copy. Cara-cara yang ditempuh oleh pengguna tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang di antaranya adalah waktu, dan materi.

2.2.4 Relevansi Koleksi Buku dengan Kebutuhan Siswa

Perpustakaan sekolah dapat dikatakan berhasil apabila dimanfaatkan oleh pengguna serta tersedianya koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna. Semakin banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan.

Koleksi yang relevan dengan kurikulum sekolah dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kurikulum yang berlaku di sekolah mengharuskan siswa dan guru memakai beberapa buku pelajaran sebagai panduan tidak hanya buku teks pelajaran tapi juga buku penunjang buku teks. Berarti siswa dan guru memerlukan banyak koleksi buku yang menunjang proses belajar mengajar. Maka perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan siswa dan guru tersebut dengan menyediakan koleksi yang beragam dan bervariasi. Koleksi-koleksi tersebut harus sesuai atau relevan dengan kebutuhan penggunanya yakni siswa dan para guru. Sehingga proses belajar mengajar berjalan baik dan pembelajaran dapat dituntaskan dengan hasil yang maksimal. Adanya kesesuaian


(21)

antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan informasi apa yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah relevansi. Hal ini berarti koleksi yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Menurut Siregar (2002: 8) “Salah satu prinsip pemilihan buku adalah relevansi atau kesesuaian. Yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tejuan lembaga induknya”. Sedangkan menurut Purnomo (2006: 9) “Dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dijelaskan bahwa relevansi merupakan kesesuaian ketersedian koleksi di perpustakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2.2.5 Pelayanan Pembaca

Setiap perpustakaan perlu menentukan sistem layanan yang akan digunakan, agar pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik. Dengan adanya penentuan sistem layanan ini pengguna juga dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.

Menurut Darmono (2001: 137-139) sistem layanan perpustakaan ada 2 (dua) yaitu:

1) Sistem layanan Terbuka (Opened Access)

Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini pemakai perpustakaaan dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi.

2) Sistem layanan Tertutup ( Closed Access)

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka diperpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya.


(22)

Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007: 93-94) ada dua sistem layanan pengguna, yaitu:

1) Sistem terbuka

Sistem terbuka dalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan.

2) Sistem tertutup

Sistem tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan. Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa sistem pelayanan perpustakaan terdiri dari dua bagian yaitu sistem pelayanan terbuka (Opened Access), sistem pelayanan tertutup (Closed Access).

Perpustakaan merupakan sebuah orgnisasi yang menawarkan jasa bukan produk. Jadi sudah semestinya perpustakaan harus melayani penggunanya dalam menyalurkan jasanya. Dalam perpustakaan layanan merupakan hal yang utama, karena kualitas sebuah perpustakaan dilihat dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan.

Menurut Darmono (2007: 171) jenis layanan perpustakaan sekolah adalah:

1) Pelayanan peminjaman bahan pustaka (pelayanan sirkulasi) yaitu, pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam pelayanan ini biasanya digunkan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.

2) Pelayanan refrensi yaitu, pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

3) Pelayanan ruang baca yaitu, pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Pelayanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan.gan kondisi perpustakaan.


(23)

2.3 Manfaat dan Tujuan Membaca

Dalam memasuki era globalisasi saat ini, peran membaca sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan di bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Oleh karena itu, sejak dini masyarakat perlu dimotivasi agar senang dan biasa membaca.

Menurut Nasikin (2008: 3) dalam artikel manfaat membaca menjelaskan:

1) Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan daya ingat serta pemahaman

2) Membaca dapat mengembangkan akal, mencerahkan pikiran dan membersihkan hati nurani

3) Membaca dapat menjauhkan kemungkinan seseorang untuk berhubungan dengan seseorang yang menganggur dan tidak memiliki aktifitas

4) Membaca dapat menghindari seseorang agar tidak tenggelam dalam hal-hal yang batil

5) Membaca dapat mengusir perasaan was-was, kecamasan dan kesedihan 6) Dengan membaca, kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman

orang lain, kebijaksanaan dan pemahaman dari para ulama atau ahli ilmu lainnya

7) Mematangkan kemampuan seseorang untuk memcari dan memproses pengetahuan, untuk mempelajari bidang-bidang pengetahuan yang berbeda penerapannya dalam kehidupan nyata

8) Membaca dapat membantu pikiran agar lebih tenang, membuat hati agar lebih terarah dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma 9) Membaca dapat menambah keimanan khususnya ketika kita membaca,

merenungi dan mengamalkan isi kandungan kitab suci Al-Qur’an danAl-Hadist, kerena keduanya memang pemberi nasehat yang agung bagi kita kaum muslim. Serta buku karangan kaum muslim, sebab buku-buku tersebut juga merupakan pemberi nasehat yang baik.

Secara khusus, Ayan dalam Handayani (2008: 4) menyatakan dalam bukunya yang berjudul “Menumbuhkan Budaya Gemar Membaca” bahwa membaca mempunyai dampak positif bagi perkembangan kecerdasan, yaitu:

1) Mempertinggi kecerdasan verbal atau linguistik, karena dengan banyak membaca akan memperkaya kosakata

2) Meningkatkan kecerdaskan matematis-logis dengan memaksa kita menalar, mengurutkan kita dengan teratur dan berpikir logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri.

3) Mengembangkan kecerdasan interpersonal dengan mendesak kita merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup.


(24)

4) Membaca dapat memicu imajinasi dengan mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya.

Yulia (2005: 7) juga menyatakan manfaat membaca buku adalah sebagai berikut:

1. Sebagai media untuk mengajarkan keterampilan membaca

2. Sebagai media untuk mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak 3. Sebagai media untuk pembinaan moral dan karakter

4. Sebagai media untuk mengajarkan bahasa asing 5. Sebagai media untuk pemacu kecerdasan

6. Sebagai media untuk relaksasi dan memperkaya kehidupan mental

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa manfaat membaca dapat membangun kepercayaan diri, meningkatkan kedisiplinan dan kretivitas terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan proses berpikir, karena itu minat baca dapat berpengaruh pada prilaku seseorang dalam bertindak dan berpikir.

Sedangkan tujuan membaca menurut darmono (2001 : 183) adalah: a. Untuk kesenangan (reading for pleasure)

b. Untuk meningkatkan pengetahuan (reading for intellectual profit) c. Untuk melakukan suatu pekerjaan (reading for work)

Pendapat di atas menyatakan bahwa fungsi dari membaca adalah sebagai upaya untuk memperoleh keterampilan atau kualifikasi tertentu, sebagai kegiatan yang berhubungan dengan ibadah, sebagai suatu yang berhubungan dengan kebudayaan, dan sebagai kepuasan pribadi. Sedangkan tujuan seseorang membaca adalah untuk kesenangan, menambah pengetahuan, dan sebagai petunjuk untuk mengerjakan suatu pekerjaan.


(25)

2.4 Minat Baca

2.4.1 Pengertian Minat Baca

Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Dalam membaca kedudukan minat menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.

Menurut Rahim (2008: 28) minat baca merupakan keinginan yang kuat yang disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Minat baca yang kuat diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri.

Sedangkan menurut Hartanto dalam Wijayanti (2007: 6) “minat baca adalah perhatian dan kesadaran siswa-siswi membaca buku-buku pelajaran sebagai media belajar”. Siswa aktif menggunakan sarana perpustakaan sekolah dan meminjamkan buku-buku pelajaran untuk dibaca, karena mereka ingin membuktikan informasi dan pengetahuan yang telah dipelajarinya”.

Minat baca merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan budaya baca masyarakat akan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendapat lain Menurut Darmono (2001: 182) Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan. Minat membaca sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca.

Selanjutnya menurut Kamal dalam Kurniawati (2007) “minat baca (reading interest) adalah menaruh atau mencurahkan perhatian terhadap keinginan membaca. Minat baca seseorang perlu memperoleh rangsangan agar tumbuh dan berkembang sebaik mungkin”.

Tumbuhnya minat baca merupakan wujud dari masyarakat yang gemar membaca (reading society) yang merupakan prasyarat menuju masyarakat belajar. Pembinaan minat baca seharusnya menjadi agenda utama untuk memcerdaskan kehidupan bangsa.

Dari beberapa pengertian minat baca yang dikemukaan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat baca dapat terjadi jika seseorang memiliki keinginan yang kuat dan mendalam, keinginan yang kemudian mendorong kita


(26)

untuk melakukan tanpa keterpaksaan disertai dengan perasaan senang terhadap bahan bacaan tertentu rasa suka terhadap bacaan akan menjadi faktor meningkatkan minat baca. Rasa suka dapat diartikan menjadi tidak bosan dengan kegiatan yang tengah dilakukan.

2.4.2 Tujuan Pembinaan minat baca

Tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua. Menurut Kamah (2002: 12) tujuan pembinaan minat baca yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai subjek pembangunan nasional menuju masyarakat madani.

2. Tujuan Khusus

a) Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

b) Menyelenggarakan program untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan c) Menggerakkan dan menumbuh kembangkan minat baca untuk semua

lapisan masyarakat

d) Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dengan demikian hakekat pembinaan minat baca merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, sehingga akan mengubah pola pikir dan menambah wawasan.

Menurut Siregar (2004: 139) secara umum pembinaan minat baca mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Megembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga.

2) Mewujudkan suatu sistem penumbuhkembangan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.


(27)

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

2.4.3.1 Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Minat Baca

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca di perpustakaan. Menurut Mudjito (1994: 84) Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pembinaan minat baca didalam perpustakaan, antara lain:

1) Kurangnya tenaga pengelola diperpustakaan 2) Kurangnya dana pembinaan minat baca 3) Terbatasnya bahan pustaka

4) Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan 5) Terbatasnya ruang perpustakaan

6) Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan 7) Kurangnya sentralnya lokasi perpustakaan

8) Kurangnya promosi atau permasyarakatan perpustakaan

Faktor eksternal merupakan faktor yang terjadi di luar perpustakaan, namun mempengaruhi pembinaan minat bacca yang menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan. Faktor-faktor eksternal tersebut, antara lain:

1) Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca

2) Kurangnya terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan

3) Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca 4) Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca 5) Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca 2.4.3.2 Faktor Pendukung Minat Baca

Faktor pendukung minat baca yang mampu mendorong bangkitnya minat baca siswa artinya memberikan dampak positif dalam perkembangan pembelajaran.

Menurut pendapat S.Sutarno (2006: 29) menyatakan faktor pendukung minat baca adalah:

1) Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi

2) Keadaan lingkungan fiksi yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam

3) Keadaan lingkungan yang lebih kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca

4) Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual 5) Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani


(28)

Sedangkan menurut Mudjito (1994: 99) Faktor pendukung minat baca adalah sebagai berikut:

1) Adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil guna

2) Adanya berbagai jenis perpustakaan disetiap kota dan wilayah di Indonesia yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam hal jumlah dan mutu perpustakaan, koleksi dan sistem pelayanannya.

3) Adanya lembaga-lembaga media masa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah

4) Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menerbitkan buku-buku yang bermutu baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penyajiannya

5) Adanya penulis atau pengarang yang memiliki daya cipta, idealisme dan kemapuan menyampaikan pengalaman atau gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

6) Adanya kebijakan pemerintah yang secara langsung atau tidak langsung atau tidak langsung mendorong atau pertumbuhan dan pengembangan minat baca masyarakat

7) Adanya usaha-usaha perseorangan, organisasi dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki prakarsa untuk berperan serta melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minat baca masyarakat.

Sedangkan Siregar (2004 : 93) menyatakan tentang faktor yang mempengaruhi minat baca adalah:

Pengembangan budaya baca dalam masyarakat tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan-bahan bacaan. Ketersediaan bahan-bahan bacaan berarti tersedianya bahan-bahan bacaan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan akses adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat dapat dengan mudah memperoleh bahan bacaan dan informasi tentang bahan bacaan.

Dari pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor pendukung minat baca ini sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang, tetapi juga ditentukan oleh keadaan lingkungan dan ketersediaan bahan bacaan.

2.4.3.3 Faktor Penghambat Minat Baca

Masalah minat baca perlu dilihat menyeluruh. Masalah minat baca ini tidak dapat terdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya. Pendapat tersebut dinyatakan oleh Bunata dalam Saleh (2006: 45) yaitu sebagai berikut:


(29)

1) Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini, misalnya kebiasaan keluarga membaca di lingkungan rumah

2) Faktor pendidikan dan kurikulum sekolah yang kurang kondusif

3) Faktor infranstruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat

4) Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan

Untuk menciptakan masyarakat yang gemar membaca, perlu diterapkan budaya membaca sejak kanak-kanak. Karena jika tidak terbiasa menerapkan budaya membaca sejak kanak-kanak akan menjadi penghambat dalam peningkatan minat baca.

Menurut Leonhardt dalam Saleh (2006: 46) menguraikan faktor-faktor yang menghambat peningkatan minat baca yaitu:

1) Langkanya keberadaan buku-buku yang menarik terbitan dalam negeri 2) Semakin jarangnya bimbingan orang tua yang suka mendongeng sebelum

tidur bagi anak-anak

3) Pengaruh televisi yang bukannya mendorong anak-anak untuk membaca, tetapi lebih betah menonton acara-acara televisi

4) Harga buku yang semakin tidak terjangkau oleh kebanyakan anggota masyarakat

5) Kurang tersedianya taman-taman bacaan yang gratis dengan koleksi buku yang lengkap dan menarik

Sedangkan menurut Wahyanto (2008: 13) penyebab budaya membaca kita rendah adalah sebagai berikut:

1) Akses masyarakat terhadap buku dan bahan bacaan masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh mahalnya buku dan bahan bacaan yang beredar dinegara kita. Mahalnya harga buku ini salah satunya disebabkan oleh regulasi perbukuan di Indonesia yang kurang berpihak kepada masyarakat. Penerbit masih dibebani pajak kertas, pajak pertambahan nilai dan lain-lain yang menyebabkan harga jualnya semakin tinggi. 2) Minimnya sarana dan prasarana seperti perpustakaan yang layak dan

memadai. Pada tingkat kabupaten sebenarnya terdapat perpustakaan daerah, tetapi pada umumnya keterpihakkan pemerintah daerah di Indonesia terhadap pemberdayaan perpustakaan masih sangat rendah yang salah satunya disebabkan oleh minimnya dan atau anggaran. Sebagai akibatnya, koleksi perpustakaan sangat terbatas dan tidak menarik lagi. Untuk memmbudayakan budaya membaca sampai pelosok desapun kita terkendala kurangnya perpustakaan sampai tingkat desar. Kalaupun ada juga kurang layak dan tidak memadai

3) Kurangnya motivasi membaca dikalangan keluarga maupun sekolah. Membaca menjadi alergi dan merupakan alergi dan merupakan kegiatan yang membosankan dibandingkan dengan kegiatan menonton televisi. Kita terkadang eneg duluan melihat buku atau koran yang sedemikian


(30)

tebal, kita merasa tidak maupun memembaca buku tersebut secara keseluruhan.

Terlalu berlebihan memvonis bahwa masyarakat Indonesia berbudaya baca rendah tanpa melihat realitas kehidupan masyarakat serta implementasi kebijakan pemerintah yang telah digariskan. Membaca merupakan keharusan untuk membentuk masyarakat belajar (learning society). Namun, seberapa besarkah niat dan kesungguhan pemerintah sebagai pemegang kebijakan untuk mewujudkan masyarakat pembaca? Kebijakan yang semu akan menyebabkan semakin merosotnya kualitas bangsa. Apalagi sikap apatis dari sebagian masyarakat terhadap budaya kearah masyarakat pembaca ini, perlu dirombak secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk itu, harus ada rencana dan strategi jelas, tegas dan matang yang harus dipersiapkan pemerintah dengan melibatkan segenap komponen.

Dari pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa bahwa faktor penghambat rendahnya budaya membaca adalah fasilitas buku bacaan yang minim, sarana dan prasana yang belum memadai , dan banyak hal yang harus dibenahi demini meningkatkan minat baca siswa baik dari pihak keluarga, lingkungan maupun sekolah, perpustakaan.

2.6 Upaya Peningkatan Minat Baca

Rendah minat baca di kalangan siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor yang telah dijelaskan di atas, maka S. Sutarno (2006: 292) memberikan masukan dalam hal upaya meningkatkan minat baca siswa antara lain :

1) Memperbaiki sistem belajar mengajar disekolah

2) Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah

3) Mengadakan lomba karya ilmiah bagi para siswa 4) Membentuk Klub pecinta buku

5) Membuat program buku murah

6) Melaksanakan budaya membaca dikelas 7) Menghidupkan pers sekolah


(31)

Sedangkan menurut Wahyudi (2007: 1) agar dapat berperan bagi pengguna jasa, perpustakaan perlu melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan, antara lain:

1) Mencerminkan eksistensi dan keberadaan perpustakaan adalah koleksi dan layanan. Ketersediaan koleksi dan layanan yang baik akan memberkan kesan kepuasan terhadap pengguna perpustakaan. Sehingga akan terbangun citra baik pula. Keberadaan perpustakaan akan terkait dengan pemakaian, untuk itu dalam pengelolaannya harus berorientasi pada kepuasan pemakain.

2) Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pemakaiannya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung keberhasilan pendidikan.

Dari pendapatan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa sangat dibutuhkan kesadaran semua pihak termasuk keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah serta sektor lain untuk menjadikan perpustakaan sebagai sarana pengembangan diri merupakan kunci sukses perpustakaan sebagai media untuk mencerdaskan bangsa dan untuk mengurangi krisis minat baca bangsa ini.

2.7 Metode Untuk Menumbuhkan Minat Baca

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan minat baca melalui pelayanan perpustakaan sekolah. Menurut Paul dalam E Novita (2007: 4-6) yaitu :

1. Usaha untuk menarik pembaca

Untuk menarik pembaca agar datang ke Perpustakaan dan memiliki kegemaran membaca hendaknya dilakukan oleh pustakawan dengan cara: a) Kunjungan perpustakaan, b) publikasi, c) pameran, d) rangsangan

kegiatan membaca 2. Bimbingan membaca

Ada beberapa kegiatan yang perlu diberikan dalam rangka menggiaatkan minat baca antara lain :

a) Pemakaian perpustakaan, b) cara membaca yang baik dan membuat laporan, c) perlunya digiatkan pelajaran mengarang dan bercerita, d) membuat kliping, e) pembuatan majalah dinding f) Jam buka Perpustakaan, g) adanya layanan referral, h) pembuatan karya tulis untuk siswa

3. Petugas Perpustakaan (Pustakawan)

Pustakawan hendaknya bersikap ramah, mempunyai disiplin kerja yang tinggi,terbuka, saka menolong dan menyenangkan pembaca.

4. Fasilitas Perpustakaan

Perpustakaan yang mempunyai pasilitas yang cukup memadai akan membawa pengaruh yang baik terhadap pemakaian. Adapun


(32)

fasilitas-fasilitas tersebut antara lain : koleksi buku yang cukup memadai, perabot, penerangan yang cukup baik, adanya ruang diskusi/ceramah, ruang pandang dengar, toilet, dan sebagainya.

2.8 Dimensi dan Pengembangan Minat Baca

Terdapat tiga dimensi pengembangan minat membaca yang dijelaskan oleh Yuliana (2012: 7) antara lain :

1. Dimensi Edukatif Pedagogik

Dimensi ini menekankan tindak- tindak motivasional apa yang dilakukan oleh para guru di kelas, untuk semua bidang studi yang pada akhirnya para siswa tertarik dan memilaki minat yang terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja. Karena pengajaran saat ini adalah berpusat pada anak didik pada pengembangan minat baca hendaknya dimulai dari aktivitas belajar sehari-hari di kelas.

2. Dimensi Sosio Cultura

Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca siswa dapat digalakkanberdasarkan hubungan social dan kebiasaan anak didik sebagai anggota masyarakat, misalnya dalam masyarakat paternalistic, orang tua atau pemimpin slalu menjadi panutan. Jika yang dijadikan panutan memiliki minat baca yang tinggi, maka dapat diprediksi bahwa anak juga dengan sendirinya terbawa situasi tersebut, artinya anak akan memiliki kegemaran membaca juga.

3. Dimensi Perkembangan Psikologis

Anak usia sekolah pada jenjang SLTP (usia 13-15 tahun) merupakan usia anak menjelang remaja, tahap masa ini didominasi oleh fungsi penalaran secara intelektual. Pada masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi kegemaran membaca siswa.

2.8 Motivasi Membaca

Minat baca dapat menjadi daya pendorong atau motivasi oleh seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian minat baca berarti dorongan atau motivasi untuk membaca.

Menurut Santrock (2008: 510), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Sedangkan menurut Sadirman (2009: 102) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


(33)

Motivasi menurut Makmun (2007: 37) adalah suatu kekuatan, tenaga, daya atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kea rah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak. Motivasi timbul dan berkembang dari dalam diri individu sendiri dan dari lingkungan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa motivasi berasal dari dalam diri seseorang maupun dari luar serta rasa ingin tahu yang tinggi dalam melibatkan tujuan yang berkaitan untuk mencapai tujuan belajar.

2.9 Peranan Pustakawan

Pustakawan atau petugas pelayanan memegang peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Pustakawan harus memilki kemampuan dan ilmu yang cukup dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan, sehingga peran pustakawan juga menjadi faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu pelayanan tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002: 1132) disebutkan bahwa istilah peranan memiliki arti “bagian dari tugas utama yang harus dilakukan”.

Pustakawan mempunyai peranan penting dalam menyelenggarakan kegiatan perpustakaan. Pustakawan juga merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu pelayanan tersebut. Apabila petugas kurang memilki kemampuan dan ilmu pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada pengguna, maka pelayanan tersebut dinilai kurang berhasil karena pustakawan juga bertanggung jawab untuk memberikan layanan berupa informasi kepada masyarakat pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan.

Menurut Sudarsono (2006: 148) menyatakan bahwa beberapa peran Pustakawan antara lain:

Pustakawan sebagai gerbang menuju masa depan maupun masa lalu; pustakawan sebagai guru atau yang memberdayakan sebagai guru; pustakawan sebagai pengelola pengetahuan; pustakawan sebagai pengorganisasian jaringan sumberdaya informasi; pustakawan sebagai pengadvokasi pengembangan kebijakan informasi; pustakawan sebagai mitra masyarakat; pustakawan sebagai kolaborator dengan penyedia jasa teknologi informasi; pustakawan sebagai teknisi kepustakawanan; pustakawan sebagai konsultasi informasi.


(34)

Sedangkan menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dalam Hermawan (2006: 45) menjelaskan bahwa:

pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi, dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah profesi bagi orang yang bekerja di perpustakaan dan pusat informasi. Pustakawan mempunyai peran yang sangat penting dan dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat, sehingga pemanfaatan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan lebih optimal penggunaanya serta pustakawan sebagai penentu yang dapat mengantisipasi berbagai imajinasi untuk perkembangan perpustakaan dimasa yang akan datang . Hal ini berarti pustakawan juga turut ikut serta dalam mendorong masyarakat pengguna perpustakaan untuk menggunakan informasi yang tersedia di perpustakaan, oleh karena itu pustakawan harus lebih aktif dan selalu membantu dalam memenuhi kebutuhan pengunjung, selalu menambah pengetahuan agar lebih mudah dalam memberikan layanan, kreatif dan dinamis, serta mampu bekerjasama sesama petugas layanan sehingga bagian layanan semakin menarik bagi pengunjung perpustakaan.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deksriptif dengan alasan penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih jauh detail mengenai suatu gejala atau fenomena.

Menurut Arikunto, (2010: 3) penelitian deskriptif adalah penelitian untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon, yang beralamat di jalan Lut Tawar Takengon Aceh Tengah.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian merupakan objek atau sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2006: 90) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon, tahun ajaran 2011/2012 yaitu berjumlah 801 siswa terdiri dari siswa kelas I, kelas II dan kelas III.


(36)

3.3.2 Sampel

Mengingat jumlah penelitian yang besar, maka penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel. Menurut Sugiyono (2007: 91) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin, yaitu :

n=

1+��2

dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10%

sesuai dengan rumus diatas, maka sampel penelitian ini adalah: n = 801

1 + 801(0,1)² = 801

9,01 = 89

Maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah 89 orang.

Berdasarkan rumus Slovin dapat diketahui jumlah sampel penelitian sebanyak 89 orang. Karena populasi penelitian berstrata, maka teknik penentuan sampel adalah dengan menggunakan teknik proportionete stratified random sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstratas secara proporsional.

Populasi yang diambil adalah siswa/siswi yang menjadi anggota pepustakaan di SMP Negeri 2 Takengon yaitu siswa/siswi kelas I, kelas II, kelas III. Untuk mengetahui penentuan ukuran sampel berdasarkan strata dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah :


(37)

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

Sub kelompok Sub Populasi Sampel Jumlah

Siswa Kelas I 264 264

801 x 89= 29

29

Siswa Kelas II 257 257

801 x 89= 28

29

Siswa Keles III 280 280

801 x 89= 31

31

Jumlah Populasi 801 Jumlah Sampel 89

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon.

2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk diisi oleh responden.

3. Studi Kepustakaan dan berkas yaitu buku, jurnal, majalah, serta kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner.

2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari buku, jurnal,majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sesuai dengan item pertanyaan pada kuesioner, kemudian data dihitung persentasenya untuk kemudian diinterpretasikan. selanjutnya dianalisis dalam


(38)

interpretasikan. Untuk menghitung persentasi jawaban yang diberikan responden digunakan rumus sebagai berikut :

P =�

�x 100%

Keterangan: P : Persentasi

f : Jumlah jawaban yang diperoleh n : Jumlah responden (Hadi, 2001: 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentasi yang didapatkan dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukakan oleh Supardi (1979 : 20) sebagai berikut :

1-25% : Sebagian kecil 26-49% : Hampir setengah 50% : Setengah

51-75% : Sebagian besar 76-99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya


(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan penelitian, hasil dan pembahasan tersebut merupakan penjelasan penulis secara nyata berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden penelitian di Perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon Aceh Tengah.

4.1 Frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan dalam satu minggu

Untuk mengetahui pernyataan responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dan berikut ini:

Tabel 4.1 Frekuensi kunjungan siswa No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

1 Barapa kali dalam seminggu Saudara

mengunjungi perpustakaan

a.1-2 kali 60 67

b. 3-4 kali 22 25

c. 5-6 kali 5 6

d. ≥ 6 2 2

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas merupakan jawaban responden terhadap petanyaan kunjungan siswa SMPN 2 Takengon ke perpustakaan, data di atas dapat diketahui bahwa 60 responden atau (67%) melakukan kunjungan sebanyak 1-2 kali dalam satu minggu datang ke perpustakaan, kemudian 22 responden atau (25%) berkunjung ke perpustakaan sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu, selanjutnya hanya 5 responden atau (6%) yang berkunjung ke perpustakaan sebanyak 5-6 kali dalam satu minggu, dan hanya (2%) responden yang kunjungan ke perpustakaan sebanyak ≥ 6 kali dalam satu minggu.

Dari persentase jawaban yang diperoleh, maka dapat diinterpretasikan bahwa 67% atau pada umumnya siswa-siswi SMPN 2 Takengon melakukan kunjungan ke perpustakaan 1-2 kali dalam satu minggu. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat kunjungan siswa-siswi ke perpustakaan, rata-rata siswa menghabisakan waktunya di kelas dan di kantin dari pada ke perpustakaan.


(40)

4.2Waktu yang Digunakan Siswa di Perpustakaan

Untuk mengetahui waktu yang digunakan siswa di perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Waktu yang digunakan siswa di perpustakaan No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

2. 1. Berapa lama waktu yang Saudara gunakan saat di perpustakaan?

a. ≤ 5 menit 48 54

b. 15 menit 23 26

c. ≥ 30 menit 18 20

d. lain-lain 0 0

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa 48 responden atau (54%) menyatakan waktu yang digunakan di perpustakaan adalah ≤ 5 menit, Kemudian sebanyak 23 responden atau (26%) yang menyatakan bahwa waktu yang digunakan selama di perpustakaan adalah 15 menit, Selanjutnya untuk waktu yang digunakan selama ≥ 30 menit hanya dilakukan oleh 18 responden atau (20%), dan lain-lain adalah 0% waktu yang digunakan responden selama di perpustakaan.

Dari persentase jawaban yang di peroleh, maka dapat diinterprestasikan bahwa sebagian besar responden yaitu 54% menyatakan waktu yang digunakan di perpustakaan adalah ≤ 5 menit. Sedangkan 20% atau sebagian kecil menyatakan waktu yang digunakan saat di perpustakaan selama ≥ 30 menit. Hal ini dikarenakan waktu berkunjung siswa di gunakan saat istirahat yang hanya berkisar 20 menit.


(41)

4.3 Tujuan Membaca

Dalam memanfatkan bahan pustaka di perpustakaan siswa memiliki tujuan tertentu. Untuk mengetahui pendapat responden mengenai tujuan membaca dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Tujuan Membaca No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

3. Apa yang menjadi tujuan Saudara membaca bahan pustaka di perpustakaan?

a. Untuk kesenangan 20 22 b. Menambah

pengetahuan

39 44

c.Untuk

menyelasaikan tugas

21 24

d.Anjuran guru 9 10

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas merupakan jawaban responden terhadap pertanyaan apa yang menjadi tujuan responden membaca bahan pustaka di perpustakaan. Data di atas menunjukan bahwa 20 responden atau (22%) menyatakan untuk kesenangan, 39 responden atau (44%) menyatakan menambah pengetahuan, 21 responden atau (24%) menyatakan untuk menyelesaikan tugas dan 9 responden atau (10%) menyatakan anjuran guru.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka, dapat diinterpretasikan sebagian besar responden yaitu 44% menyatakan tujuan pengguna datang ke perpustakaan untuk menambah pengetahuan. Sebagian kecil responden 24% menyatakan tujuan pengguna datang ke perpustakaan untuk menyelesaikan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa dengan membaca di perpustakaan dapat menambah pengetahuan.


(42)

4.4 Tujuan Membaca Untuk Membantu Keperluan Studi

Untuk mengetahui tujuan membaca dalam hal membantu keperluan setudi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Tujuan Membaca Untuk Membantu Keperluan Studi No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

4. Apakah dengan membaca di

perpustakaan dapat membantu

keperluan studi Saudara?

a.Sangat membantu 25 28

b. Membantu 54 61

c.Kurang membantu 10 11

d.Tidak membantu 0 0

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dengan membaca di perpustakaan dapat membantu keperluan studi pengguna, sebanyak 25 responden atau (28%) menyatakan dengan membaca di perpustakaan sangat membantu keperluan studi pengguna, 54 responden (61%) menyatakan dengan membaca di perpustakaan dapat membantu keperluan studi pengguna, 10 responden (11%) menyatakan dengan membaca di perpustakaan kurang membantu keperluan studi pengguna dan 0 responden (0%) menyatakan tidak membantu.

Dari persentase jawaban diperoleh maka, dapat diinterpretasikan bahwa 61% responden atau sebagian besar menyatakan bahwa dengan membaca di perpustakaan dapat membantu keperluan studi pengguna.


(43)

4.5 Pembuatan Kliping

Untuk mengetahui pembuatan kliping dalam meningkatkan minat baca dapat dilihat pada tabel 4.5:

Tabel 4.5 Pembuatan Kliping No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

5. Apakah dengan

pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca Saudara?

a. Sangat setuju 26 29

b. Setuju 46 52

c. Kurang setuju 14 16

d.Tidak setuju 3 3

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui 26 responden atau (29%) menyatakan sangat setuju bahwa dengan pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca siswa, yang menyatakan setuju sebanyak 46 responden atau (52%) bahwa dengan pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca siswa, kemudian 14 responden atau (16%) menyatakan kurang setuju bahwa dengan pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca siswa dan 3 responden atau (3%) menyatakan tidak setuju.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden yaitu 52% menyatakan bahwa dengan pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca siswa. Kemungkinan hal ini dikarenakan dengan membuat kliping mau tidak mau siswa harus membaca untuk membuat kliping sesuai dengan subyeknya.


(44)

4.6 Motivasi Membaca

Untuk mengetahui motivasi siswa datang ke perpustakaan baik melalui peranan guru dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6 Peranan Guru Memotivasi Siswa Untuk Membaca No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

6. Apakah tugas yang diberikan guru dapat memotivasi Saudara untuk berkunjung keperpustakaan?

a. Sangat memotivasi 25 28

b. Memotivasi 56 63

c.Kurang memotivasi 8 9 d. Tidak memotivasi 0 0

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa 25 responden atau (28%) menyatakan tugas yang diberikan guru sangat memotivasi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan, 56 responden atau (63%) menyatakan tugas yang diberikan guru memotivasi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan dan 8 responden atau (9%) menyatakan tugas yang diberikan guru kurang memotivasi siswa berkunjung ke perpustakaan.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa 63% responden atau sebagian besar menyatakan bahwa tugas yang diberikan guru dapat memotivasi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dan pustakawan sangat penting untuk memotivasi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan.

4.7 Layanan Perpustakaan Sekolah

Pelayanan perpustakaan adalah suatu kegiatan memberikan pelayanan dan bantuan informasi kepada pengguna agar memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkan. Untuk mengetahui pelayanan pengguna dalam melayani kebutuhan pengguna yang ada di perpustakaan apakah sudah sesuai atau tidak dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:


(45)

Tabel 4.7 Jam Buka Perpustakaan No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

7. Menurut saudara apakah jam buka perpustakaan SMPN 2 Takengon sesuai dengan waktu luang yang saudara miliki?

a. Sangat sesuai 11 12

b. Sesuai 32 36

c. Kurang sesuai 38 43 d. Tidak sesuai 8 9

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui 11 responden (12%) menyatakan jam buka perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon sangat sesuai dengan waktu luang pengguna, 32 responden (36%) menyatakan jam buka perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon sesuai dengan waktu luang pengguna kemudian 38 responden (43%) menyatakan jam buka perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon kurang sesuai dengan waktu luang pengguna dan 8 responden (9%) menyatakan jam buka perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon tidak sesuai dengan waktu luang pengguna.

Dari perentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah atau 43% responden menyatakan jam buka perpustakaan SMP Negeri 2 Takengon kurang sesuai dengan waktu luang pengguna, karena jam tutup perpustakaan sama dengan jam pulang sekolah waktunya mulai pukul hari senin-kamis 08.00-13.30, hari jumat 08-11.30 dan hari sabtu 08-13.00 hal ini menunjukkan siswa tidak dapat memanfaatkan layanan perpustakaan secara maksimal.


(46)

4.8 Sistem Layanan Perpustakaan

Untuk mengetahui sistem layanan perpustakaan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Sistem Layanan Perpustakaan No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

8. Menurut Saudara

penerapkan sistem layanan terbuka di perpustakaan, dimana Saudara dapat langsung menuju rak untuk mencari buku yang

Saudara butuhkan. Apakah Saudara setuju dengan layanan tersebut?

a. Sangat setuju 18 20

b. Setuju 53 60

c. Kurang setuju 14 16

d. Tidak setuju 4 4

Jumlah 89 100

Berdasarkan data pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui 18 responden atau (20%) menyatakan sangat setuju bahwa sistem layanan terbuka yang diterapkan perpustakaan, 53 responden atau (60%) menyatakan setuju bahwa sistem layanan terbuka yang diterapkan perpustakaan, selanjutnya 14 responden atau (16%) menyatakan kurang setuju bahwa sistem layanan terbuka yang diterapkan perpustakaan dan 4 responden atau (4%) menyatakan tidak setuju.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden atau 60% menyatakan setuju bahwa sistem layanan terbuka diterapkan di perpustakaan, karena pengguna beranggapan dengan sistem terbuka responden lebih leluasa untuk mencari buku yang mereka perlukan.

4.9 Peranan Pustakawan

Pustakawan mempunyai peran yang sangat penting dan dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat, sehingga pemanfaatan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan lebih optimal penggunaanya serta pustakawan sebagai penentu yang dapat mengantisipasi berbagai imajinasi untuk perkembangan perpustakaan dimasa yang akan datang. Untuk mengetahui sejauh mana pustakawan berperan memberikan bantuan


(47)

kepada responden dalam mencari informasi yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Bantuan Pustakawan No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

9. Jika Saudara mengalami kesulitan mencari bahan pustaka/informasi yang Saudara butuhkan, apakah pustakawan bersedia membantu Saudara?

a. Selalu 34 38

b. Kadang-kadang 29 33

c. Sering 17 19

d. Tidak pernah 9 10

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa 34 responden atau (38%) menyatakan selalu dibantu oleh pustakawan ketika mengalami kesulitan mencari bahan pustaka/informasi yang siswa butuhkan, 29 responden atau (33%) menyatakan selalu dibantu oleh pustakawan ketika mengalami kesulitan mencari bahan pustaka/informasi yang siswa butuhkan, selanjutnya 17 responden atau (19%) menyatakan kadang-kadang dibantu oleh pustakawan ketika mengalami kesulitan mencari bahan pustaka/informasi yang siswa butuhkan dan 9 responden atau (10%) menyatakan tidak pernah dibantu oleh pustakawan ketika mengalami kesulitan mencari bahan pustaka/informasi yang siswa butuhkan.

Dari persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden atau 38% selalu meminta bantuan pustakawan ketika mengalami kesulitan mencari bahan pustaka/informasi yang siswa butuhkan. Hal ini merupakan peranan yang sangat penting sebagai pustakawan, dapat diketahui bahwa pustakawan SMP Negeri 2 Takengon memiliki rasa kepedulian dan membantu pengguna mencari informasi yang dibutuhkan.


(48)

4.10 Upaya Pustakawan Dalam Hal Meningkatkan Minat Baca

Untuk mengetahui upaya pustakawan dalam hal meningkatkan minat baca siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini:

Tabel 4.10 Upaya Pustakawan Dalam Hal Meningkatkan Minat Baca No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

10. Bagaimana upaya pustakawan dalam hal meningkatkan minat baca Saudara?

a.Memberikan hadiah 61 69 b.Memberikan pengarahan

buku-buku yang tepat dibaca

6 7

c.Mengadakan perlombaan 18 20

d. Dan lain-lain 4 4

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden atau (69%) menyatakan bahwa upaya pustakawan memberikan hadiah dalam hal meningkatkan minat baca siswa, kemudian 6 responden atau (7%) menyatakan bahwa pustakawan memberikan pengarahan buku-buku yang tepat dibaca, 18 responden atau (20%) menyatakan pustakawan mengadakan perlombaan untuk meningkatkan minat baca siswa dan 4 responden atau (4%) memilih lain-lain.

Dari uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden atau 69% menyatakan bahwa upaya pustakawan dalam hal meningkatkan minat baca siswa dengan memberikan hadiah kepada pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu upaya pustakawan SMP Negeri 2 takengon dalam meningkatkan minat baca siswa yaitu dengan cara memberikan hadiah secara cuma-cuma kepada pengguna yang sering meminjam buku ke perpustakaan dan hanya sebagian kecil saja yang menyatakan pustakawan mengadakan perlombaan untuk meningkatkan minat baca siswa.


(1)

Sutarno NS. 2006. Pepustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto

---. 2006. Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto

Wahyudi. 2007. Upaya Perpustakaan dalam Menghadapi Krisis Budaya Baca. <hhtp:www.hendromartojo.info/?pilih=news&aksi=lihat&id=>22/11/2012 Wijayanti, Tri. 2007. Upaya meningkatkan Minat Baca Teks Bahasa Inggris

Siswa Kelas XI SMU Negeri 9 Yogyakarta Melalui Story Telling.

Yulia, Anna. 2005. Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo

Yuliana, Lia. 2012. Materi Perpustakaan.

Yusuf, Pawit M. Dan Suhendar, Yaya. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana Prenada Media

Zulkarnaen, Sani. (2007). Pemanfaatan Koleksi Buku. ml


(2)

Lampiran 1

No. Kuesioner :…

Kuesioner Penelitian

PENINGKATAN MINAT BACA SISWA MELALUI PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 2 TAKENGON

Dengan hormat,

Dalam rangka untuk memperoleh data pada penelitian saya, maka dengan ini saya memohon kesedian saudara untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner berikut ini dengan sejujurnya. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi penelitian ini, atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian:

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dengan jawaban yang Anda anggap sesuai.

2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar

Identitas Responden

Kelas :

1. Barapa kali dalam seminggu Saudara mengunjungi perpustakaan?

a. 1-2 kali c. 5-6 kali

b. 3-4 kali d. > 6 kali

2. Berapa lama waktu yang Saudara gunakan saat di perpustakaan? a. ≤ 5 menit c. ≥ 30 menit

b. 15 menit d. Lain-lain

3. Apakah tujuan Saudara membaca di perpustakaan?

a. Untuk kesenangan c. Untuk menyelasaikan tugas b. Menambah pengetahuan d. Anjuran guru

4. Apakah dengan membaca di perpustakaan dapat membantu keperluan studi Saudara?

a. Sangat membantu c. Kurang membantu

b. Membantu d. Tidak membantu

5. Apakah dengan pembuatan kliping dapat meningkatkan minat baca Saudara? a. Sangat setuju c. Kurang setuju


(3)

6. Apakah tugas yang diberikan guru dapat memotivasi Saudara untuk berkunjung keperpustakaan?

a. Sangat memotivasi c. Kurang memotivasi b. Memotivasi d. Tidak memotivasi 7. Apakah jam buka perpustakaan SMPN 2 Takengon sudah sesuai?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

8. Menurut Saudara penerapkan sistem layanan terbuka di perpustakaan, dimana Saudara dapat langsung menuju rak untuk mencari buku yang Saudara butuhkan. Apakah Saudara setuju dengan layanan tersebut?

a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. Setuju d. Tidak setuju

9. Jika Saudara mengalami kesulitan mencari bahan pustaka/informasi yang Saudara butuhkan, apakah pustakawan bersedia membantu Saudara?

a. Selalu c. Sering

b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10. Bagaimana upaya pustakawan dalam hal meningkatkan minat baca Saudara? a. Memberikan hadiah

b. Memberikan pengarahan buku-buku yang tepat dibaca c. mengadakan perlombaan

d. Dan lain-lain

11. Sikap pustakawan yang ramah, mempengaruhi Saudara untuk berkunjung ke perpustakaan?

a. Sangat mempengaruhi c. Kurang mempengaruhi b. Mempengaruhi d. Tidak mempengaruhi 12. Koleksi buku apa yang sering saudara cari di perpustakaan?

a. Majalah c. Novel

b. Komik d. Buku pelajaran

13.Bagaimana Saudara memanfaatkan koleksi perpustakaan? a. Meminjam

b. Membaca ditempat

c. Mencatat informasi yang dibutuhkan dari buku d. Fotokopi sesuai kebutuhan

14.Apakah jumlah koleksi yang tersedia di perpustakaan sudah memadai? a. Sangat memadai c. Kurang memadai


(4)

15.Apakah koleksi yang ada di perpustakaan membantu Saudara dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah?

a. Sangat membantu c. Kurang membantu

b. Membantu d. Tidak membantu

16.Menurut saudara, apakah perpustakaan SMPN 2 takengon selalu menyediakan koleksi yang baru?

a. Sangat setuju c. Kurang setuju

b. setuju d. Tidak setuju

17.Berapa banyak jumlah koleksi perpustakaan yang Saudara gunakan dalam seminggu?

a.1-2 buku c. 5-6 buku

b.3-4 buku d. > 6 buku

18.Menurut Saudara, apakah fasilitas gedung dan peralatan di perpustakaan telah memadai?

a. Sangat memadai c. Kurang memadai

b. Memadai d. Tidak memadai

19.Apakah penerangan di ruangan Perpustakaan SMPN 2 Takengon sangat mendukung Saudara untuk membaca?

a. Sangat mendukung c. Kurang mendukung b. Mendukung d. Tidak mendukung

20.Apakah tata letak ruangan perpustakaan SMPN 2 Takengon membuat Saudara betah membaca?

a. Sangat betah c. Kurang betah

b. Betah d. Tidak betah

21.Apakah saudara merasa nyaman ketika berada di ruang baca perpustakaan? a. Sangat nyaman c. Kurang nyaman


(5)

Lampiran II TABULASI JAWABAN RESPONDEN

No.

Kuesioner

Pilihan Jawaban

A

B

C

D

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

1

60

67

22

25

5

6

2

2

2

48

54

23

26

18

20

0

0

3

20

22

39

44

21

24

9

10

4

25

28

54

61

10

11

0

0

5

26

29

46

52

14

16

3

3

6

25

28

56

63

8

9

0

0

7

11

12

32

36

38

43

8

9

8

18

20

53

60

14

16

4

4

9

34

38

29

33

17

19

9

10


(6)

No.

Kuesioner

Pilihan Jawaban

A

B

C

D

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

11

56

63

16

18

14

16

3

3

12

14

16

24

27

17

19

34

38

13

44

49

26

29

12

13

7

8

14

8

9

17

19

56

63

8

9

15

6

7

20

22

49

55

14

16

16

10

11

16

18

43

48

20

22

17

47

52

20

22

13

15

9

11

18

11

12

19

21

50

56

9

11

19

14

16

52

58

23

26

0

0

20

14

16

32

36

30

35

12

13