Gambaran Perilaku Merokok Siswa Laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2011

(1)

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA

LAKI-LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN

2011

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

KESHVINDER SINGH

080100411

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI

SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN 2011.

Oleh :

KESHVINDER SINGH

080100411

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Perilaku Merokok Siswa Laki-laki SMA Dharma

Pancasila Medan Tahun 2011 Nama : Keshvinder Singh

NIM : 080100411

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

………. ( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD – KGEH )

NIP: 19540220 198011 1 001

Pembimbing

……….. (dr. Lita Feriyawati, M.Kes) NIP: 197002082001122001

Penguji I

……… ( dr. Muhammad Ali, SpA) NIP: 197407302001122003

Penguji II

……….. ( dr. Almaycano Ginting, M.Kes)


(4)

ABSTRAK

Konsumsi tembakau merupakan suatu epidemi global, dengan penjualan sebanyak 5,5 triliun batang rokok per tahun. Di Indonesia, prevalensi perokok amat tinggi, yaitu sebesar 31.4% dari seluruh orang dewasa. Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen yang dapat menbahayakan kesehatan, contohnya tar, nikotin dan karbon monoksida. Diketahui bahwa kebanyakkan perokok mulai merokok pada masa remaja. Anak Sekolah Menengah Atas merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu, misalnya merokok.

Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran perilaku siswa laki-laki terhadap rokok di kelas XI SMA Dharma Pancasila, Medan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Jumlah sampel yang diwawancarai adalah sebanyak 91 orang. Data yang terkumpul dipresentasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah perokok di kalangan siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI tahun 2011 adalah sebanyak 15.4%. Kebanyakkan siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI tahun 2011 yang tidak merokok mempunyai pengetahuan yang baik terhadap rokok, yaitu sebesar 65.9% dan semua perokok di kalangan siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan tahun 2011 mempunyai sikap yang kurang baik terhadap rokok, yaitu sebanyak 15.4% dari seluruh siswa laki-laki di kelas XI SMA Dharma Pancasila.

Diharapkan SMA Dharma Pancasila Medan memberikan penyuluhan tentang rokok kepada para siswa secara berkala. Untuk siswa SMA Dharma Pancasila Medan diharapkan agar tidak mencoba untuk merokok dan untuk yang merokok agar berusaha menghentikan kebiasaanya.


(5)

ABSTRACT

Tobacco consumption is a global epidemic, with sales of up to 5.5 trillion sticks of cigarettes annually. In Indonesia, the prevalence of smokers among the adult population is high, with up to 31.4% of the entire adult population. Cigarette smoke contains about 4,000 different types of chemical compounds that are hazardous for health, including tar, nicotine and carbon monoxide. It is known that most of the smokers start smoking in their teens. High school students forms a part of the teenage group, which are in the process of development, and in this time they may decide to experiment with something new, including smoking.

The purpose of this research is to find out the behaviour of all the male students in the XI class of Dharma Pancasila High School, Medan towards smoking. This research is a descriptive one. The total number of interviewed respondents is 91 people. The data obtained are presented in frequency distribution and percentage tables.

The results of this research show that the total number of male smokers in the 11th class of Dharma Pancasila High School is 15.4%. Most of the respondents whom are not smokers have good knowledge of cigarettes and smoking, forming 65.9% of the entire population. All the respondents who smoke do not have good attitudes towards cigarette smoking, forming 15.4% of the entire group of respondents.

The administrative board of Dharma Pancasila High School are advised to remind their students about the dangers of smoking. As for the students, they are advised never to start smoking, and for those who are smoking, they should try just as hard to quit the habit.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Gambaran Perilaku Merokok Siswa Laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan tahun 2011. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.

2. dr.Lita Feriyawati selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan. 4. Kedua orang tua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta

memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan. 5. Teman-teman sejawat atas masukan dan bantuan dalam pengambilan data

untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.


(7)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis tidak mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang tidak membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 14 Disember 2011 Penulis,

Keshvinder Singh (NIM: 080100411)


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Rokok ... 4

2.1.1. Kandungan Rokok... 4

2.1.2. Dampak Tembakau Terhadap Kesehatan ... 5

2.2. Remaja ... 7

2.2.1. Perkembangan Fisik Remaja ... 7


(9)

2.2.3 Perkembangan Psikososial Remaja ... 7

2.3. Pengetahuan ... 8

2.4 Sikap ... 9

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 11

3.1. Kerangka Konsep ... 11

3.2. Definisi Operasional ... 12

3.2.1. Aspek Pengukuran ... 13

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 14

4.1. Jenis Penelitian ... 14

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.3.1 Populasi ... 14

4.3.2 Sampel Penelitian... 14

4.3.3 Kriteria Inklusi ... 14

4.3.4 Kriteria Eksklusi ... 14

4.4. Teknik Pengambilan Data ... 15

4.4.1 Data Primer ... 15

4.4.2 Data Sekunder ... 15

4.4.3 Hasil Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 15

4.5. Metode Analisis Data ... 17

4.5.1 Pengolahan Data ... 17

4.5.2 Analisis Data ... 18

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 19

5.1. Hasil Penelitian ... 19


(10)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 19

5.1.3 Deskripsi Tingkat Pengetahuan ... 20

5.1.4 Deskripsi Sikap ... 22

5.1.5 Deskripsi Kebiasaan Merokok ... 24

5.1.6 Deskripsi Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Status Merokok ... 25

5.2 Pembahasan ... 26

5.2.1 Pengetahuan ... 26

5.2.2 Sikap ... 28

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

6.1 Kesimpulan ... 30

6.2 Saran... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 32


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.2. Definisi Operasional………... 11 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Kuesioner

(Pengetahuan)...16 4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Kuesioner (Sikap)…………... 17 5.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Tentang

Pengetahuan... 21 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat

Pengetahuan... 22 5.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Tentang Sikap...23 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap...24 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden

Menurut Status Merokok...25 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Menurut


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Survei Awal Penelitian Lampiran 3 Lembar Ethical Clearence

Lampiran 4 Lembar Informed Consent Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Surat Keterangan Hasil Penelitian Lampiran 8 Master Data


(14)

ABSTRAK

Konsumsi tembakau merupakan suatu epidemi global, dengan penjualan sebanyak 5,5 triliun batang rokok per tahun. Di Indonesia, prevalensi perokok amat tinggi, yaitu sebesar 31.4% dari seluruh orang dewasa. Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen yang dapat menbahayakan kesehatan, contohnya tar, nikotin dan karbon monoksida. Diketahui bahwa kebanyakkan perokok mulai merokok pada masa remaja. Anak Sekolah Menengah Atas merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu, misalnya merokok.

Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran perilaku siswa laki-laki terhadap rokok di kelas XI SMA Dharma Pancasila, Medan. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Jumlah sampel yang diwawancarai adalah sebanyak 91 orang. Data yang terkumpul dipresentasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah perokok di kalangan siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI tahun 2011 adalah sebanyak 15.4%. Kebanyakkan siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI tahun 2011 yang tidak merokok mempunyai pengetahuan yang baik terhadap rokok, yaitu sebesar 65.9% dan semua perokok di kalangan siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan tahun 2011 mempunyai sikap yang kurang baik terhadap rokok, yaitu sebanyak 15.4% dari seluruh siswa laki-laki di kelas XI SMA Dharma Pancasila.

Diharapkan SMA Dharma Pancasila Medan memberikan penyuluhan tentang rokok kepada para siswa secara berkala. Untuk siswa SMA Dharma Pancasila Medan diharapkan agar tidak mencoba untuk merokok dan untuk yang merokok agar berusaha menghentikan kebiasaanya.


(15)

ABSTRACT

Tobacco consumption is a global epidemic, with sales of up to 5.5 trillion sticks of cigarettes annually. In Indonesia, the prevalence of smokers among the adult population is high, with up to 31.4% of the entire adult population. Cigarette smoke contains about 4,000 different types of chemical compounds that are hazardous for health, including tar, nicotine and carbon monoxide. It is known that most of the smokers start smoking in their teens. High school students forms a part of the teenage group, which are in the process of development, and in this time they may decide to experiment with something new, including smoking.

The purpose of this research is to find out the behaviour of all the male students in the XI class of Dharma Pancasila High School, Medan towards smoking. This research is a descriptive one. The total number of interviewed respondents is 91 people. The data obtained are presented in frequency distribution and percentage tables.

The results of this research show that the total number of male smokers in the 11th class of Dharma Pancasila High School is 15.4%. Most of the respondents whom are not smokers have good knowledge of cigarettes and smoking, forming 65.9% of the entire population. All the respondents who smoke do not have good attitudes towards cigarette smoking, forming 15.4% of the entire group of respondents.

The administrative board of Dharma Pancasila High School are advised to remind their students about the dangers of smoking. As for the students, they are advised never to start smoking, and for those who are smoking, they should try just as hard to quit the habit.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsumsi tembakau telah menjadi suatu epidemi global. Perusahaan tembakau memproduksi sebanyak 5,5 triliun rokok per tahun, hampir 1.000 rokok untuk setiap orang di dunia. Penjualan produk tembakau yang paling laris adalah rokok (96%). Asia dan Australia adalah konsumen terbesar, yaitu sebanyak 2715 milyar rokok pertahun, diikuti oleh Amerika, yaitu sebanyak 745 milyar batang rokok pertahun dan Eropah, sebanyak 606 milyar batang rokok pertahun.(McKay, 2002)

Daun tembakau pertama kali digunakan oleh penduduk asli Amerika, dan disebarluaskan ke Eropah oleh Cristopher Columbus. Tabiat merokok tembakau yang telah diolah ke bentuk rokok meningkat pada abad ke-20, sehingga munculnya suatu fenomena moden sehingga menjadi epidemi penyakit karena kandungannya. (Fauci, et al., 2008)

Indonesia, dengan jumlah populasi sebanyak 212 juta orang, merupakan salah satu konsumen rokok yang terbesar di dunia. Sebanyak 31,4% orang dewasa di Indonesia adalah perokok, dimana perokok laki-laki adalah sebanyak 59% dan wanita sebanyak 3,7%. Rata-rata, 1742 batang rokok dikonsumsi oleh seseorang individu di Indonesia per tahun. (McKay, 2002)

Rokok dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit bukan saja terhadap perokok aktif, malah bagi perokok pasif. Penyakit kardiovaskuler adalah antara penyakit yang sering muncul akibat merokok, diantaranya adalah Gagal Jantung Kongestif, Coronary Heart Disease dan strok. (Whincup, et al, 2004) Selain itu, telah dibuktikan bahwa eksaserbasi asma pada anak-anak timbul dengan lebih mendadak bila terpapar oleh asap rokok (Kumar, P, 2009). Menurut laporan kepada WHO, diperkirakan 63% anak-anak terpapar terhadap asap rokok di Indonesia. (McKay, 2002)


(17)

Satu hal yang lebih menyulitkan fenomena ini adalah kebiasaan merokok dikalangan remaja. Kebanyakan perokok dilaporkan pertama kali merokok pada masa remaja. (Kessler, 1995) Juga dilaporkan bahwa probabilitas untuk menjadi perokok amat tinggi bila seseorang mulai merokok pada masa remaja. (Conrad, 1992) Prevalensi perokok dikalangan remaja di Indonesia diperkirakan sebanyak 22%, dengan jumlah laki-laki yang merokok sebanyak 32% dan jumlah perempuan yang merokok sebanyak 5,3%. (McKay, 2002)

Menurut Ajzen (1991) dalam penelitian Rohani pada tahun 2011, semasa melakukan penelitian tentang merokok pada remaja, harus diketahui pengetahuan dan sikap juga. Untuk menangani kebiasaan merokok dikalangan remaja, kedua-dua faktor tersebut memainkan peranan yang penting karena pengetahuan dapat mempengaruhi sikap, dan pengetahuan yang baik tentang efek rokok mampu mengurangi kebiasaan merokok.

Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk mengetahui gambaran perilaku merokok di kalangan siswa SMA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku, yang meliputi pengetahuan, sikap dan kebiasaan merokok di kalangan siswa SMA Dharma Pancasila.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum:

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan kebiasaan merokok di kalangan siswa SMA Dharma Pancasila.


(18)

1.3.2 Tujuan Khusus:

Antara yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:

a. Menggambarkan tingkat pengetahuan siswa tentang efek rokok di SMA Dharma Pancasila.

b. Menggambarkan sikap siswa terhadap rokok di SMA Dharma Pancasila

c. Menggambarkan kebiasaan merokok dikalangan siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Informasi hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi petugas kesehatan dalam memahami tingkat pengetahuan siswa tentang rokok.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa mengenai bahaya rokok, agar siswa semakin mantap untuk menghindari rokok, karena bahaya rokok sangat banyak.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lanjut.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesis lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. (Wigand, 2006)

Bentuk-bentuk olahan lainya termasuk sirih yang sering dikonsumsi bersama tembakau, merokok dengan menggunakan pipa, cerutu, bidi (banyak dikonsumsi di India, dimana tembakau dilipat dengan daun temburni atau daun tendu), kretek (mengandung eugenol dan cengkeh) dan pipa air (Sheesha/Hookah). (Fauci et al., 2008)

2.1.1. Kandungan rokok

Bahan utama rokok adalah tembakau, dan setelah dibakar, asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat-zat yang membahayakan kesehatan. Kandungan utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandungi bahan-bahan kimia lain yang juga sangat beracun. Zat-zat beracun yang terdapat di dalam rokok antara lain: (Fauci et al., 2008)

1. Karbon monoksida(CO) adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon.

2. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecerdasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Keterikatan berlaku karena meningkatnya sekresi dopamin. (Salokangas, et al., 2000) Nikotin bukan senyawa karsinogenik. Dosis yang tinggi dapat menyebabkan paralisis sistem pernafasan. Lebih dari 90% kandungan nikotin dalam asap rokok diabsorpsi ke dalam tubuh. (Harvey, 2009)


(20)

3. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan juga dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal. (Fauci et al., 2008)

4. Polonium-210, suatu senyawa karsinogenik.(Alsagaff, 1995)

5. 3,4-benzypyrene, karsinogen yang terkandung dalam asap rokok. Juga terkandung dalam bahan bakar diesel. (Alsagaff, 1995)

6. Salah satu kandungan dalam rokok kretek adalah eugenol, suatu cairan kuning pucat yang diekstraksi dari cengkeh. Eugenol digunakan dalam produksi haruman (perfume), antiseptic, dan sebagai bahan perasa.

7. Salah satu kandungan asap rokok adalah Reactive Oxygen Species. Ini dapat menyebabkan kerusakan DNA sel tubuh hingga berlakunya kanker. (Waris, 2006)

2.1.2. Dampak tembakau pada kesehatan.

Telah banyak terbukti bahwa tembakau banyak berdampak terhadap status kesehatan. Diketahui pula bahwa konsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya kanker paru, kanker laring, kanker mukosa mulut, kanker lambung, kanker serviks, Acute Myeloid Leukemia, Penyakit Paru Obstruktif Kronis(PPOK), aneurisma aorta, Coronary Heart Disease, antara lain. (Fauci et al., 2008)

Hampir 90% PPOK disebabkan oleh konsumsi tembakau. Penelitian yang telah dilakukan di India menyatakan bahwa resiko terjadinya Infark Miokard melipat 4 kali pada orang yang merokok sepuluh stau lebih batang rokok perhari. (Pais, 2001) Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, kematian bayi setelah lahir (sudden infant death syndrome), dan penyakit-penyakit lainnya pada anak-anak. Namun demikian tidak hanya perokok saja yang beresiko mendapatkan penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap


(21)

rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokers berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asma, dan penyakit paru lainnya (Fauci et al., 2008).

Terdapat juga penelitian yang menyatakan salah satu kendungan rokok adalah sejenis zat dioksin yang merupakan agonis aryl hydrocarbon receptor(AhR). Apabila AhR diaktivasi oleh zat dioksin agonis yang terkandung dalam asap rokok, maka akan menyebabkan disfungsi system imun tubuh, kelainan pada system reproduksi, dan juga kanker. (Kitamura, 2007)

Tabiat merokok juga merupakan factor resiko bagi infeksi tubuh, terutamanya infeksi pada paru-paru. Suatu penelitian yang dilakukan di Cina menyatakan bahwa 54% dari penderita tuberkulosa adalah perokok. (Wang, 2009) Merokok juga dapat menyebabkan infeksi pada lambung. Infeksi H. pylori dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung, apalagi ditambah dengan efek karsinogenesis kandungan rokok sendiri. Kandungan dalam rokok dapat mengurangi sekresi mukosa pada lambung sehingga seseorang itu lebih mudah dijangkiti oleh kuman pathogen. (Bornschein, 2011)

Kandungan dalam rokok juga dapat mempengaruhi intelegensia. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang merokok semasa hamil mempunyai kecerdasan yang rendah. Tingkat kecerdasan ditentukan dengan Neuropsychological Test Battery yang mengukur pentuturan, intelengensia, kecerdasan visuo-spasial, dan sikap anak secara subjektif oleh ibu. Didapati grup anak-anak yang ibunya tidak merokok mendapat nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang merokok semasa kehamilan. (Makin, 1989)

Merokok juga dapat menyebabkan penyakit-penyakit ginjal seperti Polycystic Kidney Disease, Lupus Nephritis dan juga gagal ginjal. Kerusakan pembuluh darah juga dapat berlaku, dengan meningkatnya resiko disfungsi endotel dan atherosclerosis. Hal-hal ini berlaku karena dalam rokok terkandung reactive aldehydes (misalnya acrolein) yang merupakan mediator disfungsi endotel yang kemudiannya menyebabkan atherosclerosis. Nikotina yang terkandung dalam rokok mempunyai kapasitas tinggi untuk membentuk radikal bebas di sel mesangial, sehingga berlakunya kegagalan ginjal. (Mercado, 2007)


(22)

2.2. Remaja

Masa remaja merupakan periode peralihan dari alam anak-anak ke dewasa. Pada waktu ini, orang muda akan menyelesaikan pertumbuhan, mengambil bentuk tubuh seksual dimorfik, mengembangkan keterampilan kognitif yang baru (termasuk kapasitas berpikir abstrak), mengembangkan rasa yang lebih jelas tentang identitas pribadi dan seksual, dan mengembangkan tingkat emosional, pribadi dan kemandirian dari orang tua mereka (Christie, 2005).

2.2.1. Perkembangan fisik remaja.

Pada waktu remaja, akan berlaku pertumbuhan fisik yang mendadak. Antara

perkembangan yang didapati adalah peningkatan berat badan dan tinggi badan, perkembangan ciri-ciri seks sekunder, dan perkembangan otak. (Ruffin, 2009)

2.2.2. Perkembangan kognitif remaja.

Pada masa remaja juga berlakunya perkembangan kognitif pesat. Kebolehan

berpikir secara kritis dan kreatif inilah yang mengubah remaja menjadi dewasa. Kebolehan berfikir secara abstrak juga muncul pada masa remaja. Pemikiran abstrak adalah kebolehan untuk memikir tentang sesuatu yang tidak dapat dilihat, diraba atau dirasa.(Ruffin, 2009)

2.2.3. Perkembangan psikososial remaja.

Masa remaja diketahui sebagai masa perkembangan identitas diri. Pada

periode ini, pergaulan terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Pada masa ini juga munculnya sikap mandiri, dimana remaja merasa lebih suka untuk memecahkan masalah mereka tanpa bantuan orang tua mereka. (Ruffin, 2009). Kebanyakan perokok mulai merokok pada masa remaja karena perubahan psikososial. (Kumar, 2009)


(23)

2.3. Pengetahuan.

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha untuk mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan dapat diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain. Semenjak adanya sejarah kehidupan manusia di muka bumi ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta. Dari fakta-fakta ini, bila disusun dan disimpulkan menjadi beberapa teori, yang kemudiannya digunakan untuk memahami gajala-gejala alam dna kemasyarakatan lainnya. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, teori-teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya, seperti apa yang telah kita rasakan dewasa ini. (Notoatmodjo, 2005)

Pegetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk contohnya adalah koran, majalah, email, artikel, iklan, dan manusia. (Hendrik, 2003)

Pengetahuan ahalah hasil daripada tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dimana penginderaan dapat melalui pancaindera manusia. Pengetahuan hanya sekadar menjawab pertanyaan ‘’apa’’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan sekadar menjawab ‘‘apa’’, melainkan akan menjawab pertanyaan ‘’kenapa’’ dan ‘’bagaimana’’. ( Notoatmodjo, 2005)

Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi ilmu apabila terdapat objek kajian, metode pendekatan dan bersifat universal. (Notoatmodjo, 2005)


(24)

2.4. Sikap (attitude)

Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal

abad ke-20. Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran dan perilaku. Dapat juga dikatakan bahwa sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. (Ramdhani, 2008)

Sikap adalah pengorganisasian yang relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif menetap pada diri individu dalam berhubungan dengan aspek kehidupannya. Sikap individu ini dapat diketahui dari beberapa proses motivasi, emosi, persepsi dan proses kognitif yang terjadi pada diri individu secara konsisten dalam berhubungan dengan obyek sikap. (Ramdhani, 2008)

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi sikap yang wujud pada seseorang, antaranya: (Ramdhani, 2008)

a. Faktor-faktor genetik dan fisiologik: Sebagaimana dikemukakan bahwa sikap dipelajari, namun demikian individu membawa ciri sifat tertentu yang menentukan arah perkembangan sikap ini. Di lain pihak, faktor fisiologik ini memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi-kondisi fisiologik, misalnya usia, atau sakit sehingga harus mengkonsumsi obat tertentu. Misalnya waktu masih muda, individu mempunyai sikap negatif terhadap obat-obatan, tetapi setelah menderita sakit sehingga secara rutin harus mengkonsulsi obat-obatan tertentu. Contoh lain semasa muda, individu suka music rock & roll yang suaranya keras, namun setelah tua lebih suka music klasik.

b. Pengalaman Personal: Faktor lain yang sangat menentukan pembentukan sikap adalah pengalaman personal atau orang yang berkaitan dengan sikap tertentu. Pengalaman personal yang langsung dialami memberikan pengaruh yang lebih kuat daripada pengalaman yang tidak langsung.


(25)

Terdapat dua aspek yang secara khusus memberi sumbangan dalam membentuk sikap. Pertama adalah peristiwa yang memberikan kesan kuat pada individu (salient incident), yaitu peristiwa traumatik yang merubah secara drastis kehidupan individu, misalnya kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan. Kedua yaitu munculnya objek secara berulang-ulang (repeated exposure). Contoh yang sangat bagus untuk aspek ini adalah iklan kaset musik. Semakin sering sebuah musik diputar di berbagai media akan semakin besar kemungkinan orang akan memilih untuk membelinya. c. Pengaruh orang tua: Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

kehidupan anak-anaknya. Sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya. Contoh peristiwa yang dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini adalah orang tua pemusik, akan cenderung melahirkan anak-anak yang juga senang musik.

d. Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat memberi pengaruh kepada individu. Ada kecenderungan bahwa seorang individu berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya. Seorang anak nakal yang bersekolah dan berteman dengan anak-anak santri kemungkinan akan berubah menjadi tidak nakal lagi.

e. Media massa adalah media yang hadir di tengah tengah masyarakat. Berbagai riset menunjukkan bahwa foto model yang tampil di media masa membangun sikap masyarakat bahwa tubuh langsing tinggi adalah yang terbaik bagi seorang wanita. Demikian pula halnya dengan iklan makanan yang dihadirkan di media sangat mempengaruhi perilaku makan masyarakat. Oleh karena itu, media massa banyak digunakan oleh partai politik untuk mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan umum.


(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.

3.1 Kerangka konsep penelitian.

PERILAKU MEROKOK

KEBIASAAN SIKAP PENGETAHUAN


(27)

3.2. Definisi operasional

VARIABEL DEFINISI CARA

UKUR

ALAT UKUR

HASIL UKUR

SKALA UKUR

Pengetahuan Segala sesuatu informasi yang diketahui responden tentang rokok

Wawancara Kuesioner;

Pertanyaan yang diajukan sebanyak 20

Jawaban benar dan jawaban salah

Ordinal

Sikap Suatu bentuk respon dari responden tentang segala sesuatu tentang rokok

Wawancara Kuesioner;

Pertanyaan yang diajukan sebanyak 13

Sikap positif terhadap rokok dan sikap negatif terhadap rokok

Ordinal

Kebiasaan merokok

Ada atau tidak responden merokok

Wawancara Kuesioner Perokok, tidak merokok


(28)

3.2.1 Aspek pengukuran.

Lembaran kuesioner dibagikan kepada 3 bagian, yaitu bagian pertama, bagian kedua dan bagian ketiga.( Lim, 2009)

a. Bagian Pertama

Bagian ini bersangkutan dengan latar belakang responden. Antara hal yang diisi responden adalah Nomor Induk Siswa, nama dan umur.

b. Bagian Kedua

Bagian ini dibagikan kepada dua, yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap. Untuk pengetahuan, sejumlah 20 soal ditanya kepada responden dan opsinya adalah jawaban benar (nilai 1) atau salah (nilai 0). Dikatakan pengetahuan baik jika total skor 11-20 dan kurang bila <11. Untuk sikap, diajukan sebanyak 13 soalan yang diberi bobot nilai 1 atau 2. Jawaban yang lebih menyukai rokok (sikap positif) diberi nilai 1 dan jawaban yang lebih menghindari rokok (sikap negatif) diberi nilai 2. Dikatakan sikap baik jika total nilai diantara 20-26 dan sikap kurang baik jika <20.

c. Bagian Ketiga

Pada bagian ketiga, akan ditanyakan tentang latar belakang responden yang berkaitan dengan rokok. Antara hal yang ditanyakan adalah apakah responden seorang perokok,yang jawabannya ‘Ya’ atau ‘Tidak, umur pertama kali merokok dan apakah responden seorang perokok ringan (<25 batang rokok per hari) atau perokok berat (≥25 batang rokok per hari). (Fauci, et al., 2008)


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.

3.1 Kerangka konsep penelitian.

PERILAKU MEROKOK

KEBIASAAN SIKAP PENGETAHUAN


(30)

3.2. Definisi operasional

VARIABEL DEFINISI CARA

UKUR

ALAT UKUR

HASIL UKUR

SKALA UKUR

Pengetahuan Segala sesuatu informasi yang diketahui responden tentang rokok

Wawancara Kuesioner;

Pertanyaan yang diajukan sebanyak 20

Jawaban benar dan jawaban salah

Ordinal

Sikap Suatu bentuk respon dari responden tentang segala sesuatu tentang rokok

Wawancara Kuesioner;

Pertanyaan yang diajukan sebanyak 13

Sikap positif terhadap rokok dan sikap negatif terhadap rokok

Ordinal

Kebiasaan merokok

Ada atau tidak responden merokok

Wawancara Kuesioner Perokok, tidak merokok


(31)

3.2.1 Aspek pengukuran.

Lembaran kuesioner dibagikan kepada 3 bagian, yaitu bagian pertama, bagian kedua dan bagian ketiga.( Lim, 2009)

a. Bagian Pertama

Bagian ini bersangkutan dengan latar belakang responden. Antara hal yang diisi responden adalah Nomor Induk Siswa, nama dan umur.

b. Bagian Kedua

Bagian ini dibagikan kepada dua, yaitu kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap. Untuk pengetahuan, sejumlah 20 soal ditanya kepada responden dan opsinya adalah jawaban benar (nilai 1) atau salah (nilai 0). Dikatakan pengetahuan baik jika total skor 11-20 dan kurang bila <11. Untuk sikap, diajukan sebanyak 13 soalan yang diberi bobot nilai 1 atau 2. Jawaban yang lebih menyukai rokok (sikap positif) diberi nilai 1 dan jawaban yang lebih menghindari rokok (sikap negatif) diberi nilai 2. Dikatakan sikap baik jika total nilai diantara 20-26 dan sikap kurang baik jika <20.

c. Bagian Ketiga

Pada bagian ketiga, akan ditanyakan tentang latar belakang responden yang berkaitan dengan rokok. Antara hal yang ditanyakan adalah apakah responden seorang perokok,yang jawabannya ‘Ya’ atau ‘Tidak, umur pertama kali merokok dan apakah responden seorang perokok ringan (<25 batang rokok per hari) atau perokok berat (≥25 batang rokok per hari). (Fauci, et al., 2008)


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional.

4.2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan diantara bulan Maret-Desember tahun 2011. Tempat penelitian dilakukan di SMA Dharma Pancasila.

4.3. Populasi dan sampel penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas XI SMA Dharma Pancasila Medan yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 91 orang.

4.3.2. Sampel penelitian

Sample penelitian diambil dengan cara total sampling.

4.3.3. Kriteria inklusi

− Semua siswa berkelamin laki-laki di kelas XI SMA Dharma Pancasila. − Semua siswa laki-laki yang memiliki kesediaan mengisi kuesioner.

4.3.4. Kriteria eksklusi

− Semua siswa laki-laki kelas XI yang tidak tersedia mengisi kuesioner − Semua siswa laki-laki yang tidak menjawab kuesioner dengan lengkap.


(33)

4.4. Teknik pengumpulan data

4.4.1. Data primer

Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.

4.4.2. Data sekunder

Data diambil dari catatan kantor tata usaha SMA Dharma Pancasila Medan, yaitu jumlah seluruh murid laki-laki setiap kelas XI.

4.4.3. Hasil Uji Validitas dan Uji Realibilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan

reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Hasil uji validitas dan reliabiltas dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2.


(34)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Kuesioner (Pengetahuan)

Variabel No. Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0.781 Valid 0.749 Reliable

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0.711 0.801 0.638 0.684 0.501 0.563 0.451 0.559 0.661 0.700 0.612 0.557 0.626 0.644 0.520 0.539 0.556 0.610 0.563 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable


(35)

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliablitas Kuesioner (Sikap)

Variabel No. Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Sikap 1 0.629 Valid 0.749 Reliable

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

0.553 0.562 0.591 0.660 0.554 0.657 0.562 0.553 0.529 0.599 0.538 0.449

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable

4.5. Metode analisis data

4.5.1. Pengolahan

Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut (Arlinda, 2008):

1. Editing yaitu memeriksa, mengamati apakah semua pertanyaan telah terjawab, jawaban yang ada atau tertulis dapat dibaca atau tidak, konstitensi jawaban ada/tidaknya kekeliruan lain yang mungkin dapat menganggu proses pengolahan data.

2. Coding, data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan computer.


(36)

3. Entry, kemasukkan data ke dalam computer.

4. Cleaning, peneriksaan data yang telah dimasukkan ke dalam computer. 5. Saving, atau penyimpanan data.

6. Analisis data.

4.5.2. Analisa data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran perilaku siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila tentang merokok, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Oktober-Nopember 2011. Penelitian ini diikuti 91 siswa-siswa yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang tertuang dalam kuesioner yang dibagikan.

Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan kebiasaan merokok, dalam bab ini juga dijabarkan deskripsi lokasi penelitian dan deskripsi karakteristik responden yang berada di SMA Dharma Pancasila Medan.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Pancasila Medan. SMA ini berada di dekat kampus Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jalan Dr. Mansyur No. 71C, Medan. SMA ini memiliki 6 ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, aula serba guna, halaman/lapangan olah raga, kantin, ruang tata usaha, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Jumlah siswa-siswa SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI pada tahun ajaran 2011/2012 adalah sebanyak 91, yang terdiri atas lima kelas.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 91 siswa laki-laki kelas XI SMA Dharma Pancasila Medan, masih berstatus pelajar dan aktif bersekolah. Gambaran perilaku responden yang diamati meliputi pengetahuan, sikap, status dan kebiasaan merokok. Data lengkap mengenai perilaku responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.


(38)

5.1.3 Deskripsi Tingkat Pengetahuan

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 20 pertanyaan mengenai pengetahuan siswa terhadap rokok. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden dapat dilihat pada Tabel 5.1.


(39)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Tentang Pengetahuan

No Pertanyaan

Jawaban Responden Benar Salah

N % N %

1 Pengertian rokok 72 79.1 19 20.9

2 Apa jenis-jenis olahan rokok 73 80.2 18 19.8 3 Apa kandungan dalam rokok 66 72.5 25 27.5 4 Apakah kandungannya menyebabkan impotensi 78 85.7 13 14.3 5 Apakah rokok menyebabkan BBLR 62 68.1 29 31.9 6 Apakah rokok menyebabkan ketergantungan 69 75.8 22 24.2 7 Apakah rokok membahaya orang di sekitar 80 87.9 11 12.1 8 Apakah rokok menghilangkan stress 32 35.2 59 64.8 9 Apakah rokok terdiri lebih dari 4.000 zat kimia 64 70.3 27 29.7 10 Apakah rokok ganggu fungsi otak 71 78.0 20 22.0 11 Apakah rokok menyebabkan kanker lambung 48 52.7 43 47.3 12 Apakah rokok menyebabkan kelahiran prematur 55 60.4 36 39.6 13 Apakah benar >50% laki-laki Indonesia perokok 66 72.5 25 27.5 14 Apakah kandungan solar dalam rokok 43 47.3 48 52.7 15 Apakah asapnya menyebabkan kanker pada

orang disekitar

72 79.1 19 20.9

16 Apakah tar dapat meracuni ginjal 69 75.8 22 24.2 17 Benarkah nikotin menyebabkan kanker 67 73.6 24 26.4 18 Benarkah overdose nikotina menyebab paralisis

pernafasan

74 81.3 17 18.7

19 Apakah CO terbentuk dalam asap rokok 66 72.5 25 27.5 20 Apakah benar kebanyakkan mulai merokok pada

usia remaja

70 76.9 21 23.1

Berdasarkan tabel 5.1. diatas, dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab responden dengan benar adalah pertanyaan tujuh dengan persentase sebesar 87.9%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab


(40)

dengan salah oleh responden adalah pertanyaan nomor lapan dengan persentase sebanyak 64.8%.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu baik dan kurang. Pengetahuan seorang responden akan dikatakan baik apabila jumlah skor untuk dua puluh pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh responden sebanyak 11-20. Pengetahuan dikatakan kurang apabila jumlah skor responden adalah <11. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka tingkat pengetahuan siswa laki-laki kelas XI SMA Dharma Pncasila Medan pada tahun 2011 dapat dikategorikan pada Tabel 5.2. di bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 70 76.9

Kurang 21 23.1

Total 91 100

Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan kebanyakkan siswa laki-laki kelas XI SMA Dharma Pancasila adalah dalam kategori baik, yaitu sebanyak 70 siswa laki-laki (76.9%). Jumlah siswa laki-laki yang berpengetahuan kurang adalah sebanyak 21 (23.1%).

5.1.4. Deskripsi Sikap

Dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 13 pertanyaan mengenai sikap siswa terhadap rokok. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden dapat dilihat pada Tabel 5.3.


(41)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Tentang Sikap

No Pertanyaan

Jawaban Responden Setuju Tidak Setuju

N % N %

1 Rokok hilangkan stress untuk sementara saja 54 59.3 37 40.7 2 Rokok dapat menurunkan prestasi di sekolah 75 82.4 16 17.6 3 Setuju dengan kalimat peringatan kotak rokok 89 97.8 2 2.2 4 Bukan hal yang menunjukkan anak yang gaul 65 71.4 26 28.6 5 Tidak merasa nyaman bila orang merokok 83 91.2 8 8.8 6 Asap rokok menyebabkan penyakit pada orang

disekitar

89 97.8 2 2.2

7 Setuju dengan peraturan kawasan larangan merokok

85 93.4 6 6.6

8 Setuju rokok adalah kebiasaan buruk 77 84.6 14 15.4 9 Setuju rokok dapat menimbulkan penyakit 90 98.9 1 1.1 10 Setuju bahwa rokok bukan cara hidup sehat 90 98.9 1 1.1 11 Setuju dengan peningkatan harga rokok 72 79.1 19 20.9 12 Setuhu dengan penghentian pengiklanan rokok 64 70.3 27 29.7 13 Setuju bahwa ibu bapa yang merokok memberi

contoh salah

68 74.7 23 25.3

Berdasarkan tabel 5.3. diatas, dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak disetujui responden adalah pertanyaan Sembilan dan sepuluh dengan persentase sebesar 98.9%. Sedangkan pertanyaan yang paling tidak disetujui oleh responden adalah pertanyaan pertama dengan persentase sebanyak 40.7%.

Sikap responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu baik dan kurang. Sikap seorang responden akan dikatakan baik apabila jumlah skor untuk tiga belas pertanyaan yang berhasil disetuju oleh responden sebanyak 20-26. Sikap dikatakan kurang baik apabila jumlah skor responden adalah <20. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka sikap siswa laki-laki kelas XI SMA Dharma


(42)

Pancasila Medan pada tahun 2011 dapat dikategorikan pada Tabel 5.4. di bawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 72 79.1

Kurang 19 20.9

Total 91 100

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa sikap kebanyakkan siswa laki-laki kelas XI SMA Dharma Pancasila adalah dalam kategori baik, yaitu sebanyak 72 siswa laki-laki (79.1%). Jumlah siswa laki-laki yang bersikap kurang baik adalah sebanyak 19 (20.9%).

5.1.5 Deskripsi Kebiasaan Merokok

Pada bagian ketiga lembar kuesioner terdapat sejumlah 3 soal yang berkaitan

dengan kebiasaan merokok responden. Soal pertama menanyakan apakah responden seorang perokok atau tidak. Didapati sejumlah 14 siswa laki-laki kelas XI di SMA Dharma Pancasila adalah perokok (15.4%). Jumlah siswa laki-laki kelas XI yang tidak merokok adalah sebanyak 77 (84.6%).

Responden-responden perokok kemudiannya menjawab soalan yang menanyakan tentang jumlah rokok yang dikonsumsi. Ini dibedakan kepada perokok ringan dan berat. Responden dikatakan seorang perokok ringan apabila jumlah rokok yang dikonsumsi adalah kurang dari 25 batang per hari. Responden digolongkan sebagai perokok berat apabila jumlah rokok yang dikonsumsi adalah 25 batang rokok per hari atau lebih. Didapati bahwa jumlah perokok berat adalah sebanyak 3 siswa laki (3.3%). Jumlah perokok ringan dikalangan siswa laki-laki kelas XI adalah sebanyak 11 responden (12.1%).


(43)

5.1.6. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Status Merokok

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden menurut status merokok responden dapat dilihat pada Tabel 5.5. dibawah.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Status Merokok

Status Merokok

Tingkat Pengetahuan

Baik Kurang Total

N % n % N %

Merokok 10 11.0 4 4.4 14 15.4

Tidak Merokok 60 65.9 17 18.7 77 84.6

Total 70 76.9 21 23.1 91 100

Berdasarkan tabel 5.5. didapati jumlah responden yang berpengetahuan baik dan tidak merokok adalah sebanyak 60 orang (65%). Jumlah responden dengan pengetahuan kurang dan juga merokok adalah sebanyak 4 orang (4.4%).

Data lengkap distribusi frekuensi sikap responden menurut status merokok responden dapat dilihat pada Tabel 5.6. dibawah.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Menurut Status Merokok

Status Merokok

Sikap

Baik Kurang Total

N % n % N %

Merokok 0 0 14 15.4 14 14

Tidak Merokok 72 79.1 5 5.5 77 86

Total 72 79.1 19 20.9 91 100

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa tidak ada perokok yang


(44)

kelas XI di SMA Dharma Pancasila yang merokok mempunyai sikap yang kurang, ini bersamaan dengan 15.4%.

5.2. PEMBAHASAN 5.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penelitian ini memperlihatkan perilaku merokok siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI, antaranya pengetahuan, sikap dan kebiasaan merokok seperti yang terlihat pada data statistik. Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswa laki-laki kelas XI SMA Dharma Pancasila terhadap rokok berada rata-rata dalam kategori baik.

Dalam penelitian ini, pengetahuan mengenai rokok meliputi pengertian, pengetahuan umum, kandungan dan dampak merokok. Untuk mengukur tingkat pengetahuan responden, terdapat sebanyak 20 pertanyaan yang akan ditanyakan melalui kuesioner sebagai alat ukur yang dipakai oleh peneliti. Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap rokok paling banyak berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 70 siswa (76.9%), dan diikuti dengan kategori kurang sebanyak 21 siswa (23.1%). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan di SLTP Dharma Pancasila oleh Irfan (2010), yang telah memberi gambaran pengetahuan tentang rokok dan sikap terhadap iklan rokok dikalangan siswa. Dalam penelitiannya, pembagian kategori tingkat pengetahuan adalah baik, sedang dan kurang, dan pengetahuan mayoritas responden berada pada kategori sedang, sebanyak 59.2%. Jumlah responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik dalam penelitiannya adalah sebesar 40.4%. Perbedaan hasil yang dijumpai mungkin disebabkan oleh pembagian tingkat pengetahuan responden. Dalam penelitian ini, pengetahuan hanya digolongkan kepada 2, yaitu baik dan kurang.


(45)

Penelitian ini turut memperlihatkan kebiasaan merokok dikalangan siswa laki-laki kelas XI di SMA Dharma Pancasila. Sebanyak tiga soal ditanyakan kepada responden, antaranya apakah responden seorang perokok, jika ‘Ya’, responden kemudiannya ditanya kapan mulai merokok dan juga apakah responden seorang perokok ringan atau berat. Pembahagian perokok kepada golongan ringan atau berat adalah menurut Community Intervention Trial for Smoking Cessation (COMMIT) yang memberi batasan merokok 25 batang rokok per hari atau lebih sebagai perokok berat, dan jika merokok kurang dari 25 batang rokok per hari digolongkan sebagai perokok ringan. (Fauci, et al., 2008)

Dari tabel 5.5. didapati sebanyak 77 siswa laki-laki kelas XI di SMA Dharma Pancasila bukan perokok (84.6%) dan sebanyak 14 responden adalah perokok (15.4%). Dari tabel 5.6. didapati dari sejumlah 14 perokok hanya 3 responden yang berada dalam kategori perokok berat (3.3%). Kebanyakkan responden yang merokok berada dalam kategori perokok ringan, yaitu sebanyak 11 responden (12.1%).

Dari tabel 5.7. dapat dilihat distribusi frekuensi bagi status merokok dengan tingkat pengetahuan. Jumlah responden yang berpengetahuan baik dan tidak merokok adalah sebanyak 60 (65.9%). Jumlah responden yang berpengetahuan baik dan merokok sebanyak 10 orang (11%). Jumlah responden yang berpengetahuan kurang dan tidak merokok adalah sebanyak 17 orang (18.7%). Jumlah responden yang berpengetahuan kurang dan merokok sebanyak 4 orang(4.4%). Ini menunjukkan bahwa kebanyakkan siswa laki-laki kelas XI di SMA Dharma Pancasila yang berpengetahuan baik tentang rokok tidak merokok. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lim (2009) yang menggambarkan jumlah perokok, pengetahuan dan sikap dikalangan dewasa muda di Malaysia dimana jumlah responden yang berpengetahuan baik dan tidak merokok sebanyak 7.290, dibandingkan dengan jumlah responden yang berpengetahuan baik dan merokok sebanyak 2.580 orang. Hasil yang sebanding juga dilaporkan oleh Nobile (2000) dalam penelitian Lim (2009) yang melakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku orang dewasa di Italia tentang


(46)

rokok. Dalam penelitiannya didapati kebanyakkan responden laki-laki yang merokok adalah yang berpengetahuan kurang.

5.2.2. Sikap

Sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. Penelitian ini turut memperlihatkan sikap siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI terhadap rokok. Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa sikap siswa laki-laki kelas XI SMA Dharma Pancasila terhadap rokok berada rata-rata dalam kategori baik.

Dalam penelitian ini, sikap siswa laki-laki terhadap rokok meliputi pengetahuan umum, bahaya kandungan, pengiklanan rokok serta dilihat dari segi sosial. Untuk mengukur sikap responden, terdapat sebanyak 13 pertanyaan yang akan ditanyakan melalui kuesioner sebagai alat ukur yang dipakai oleh peneliti. Pada tabel 5.4. dapat dilihat bahwa sikap responden terhadap rokok paling banyak berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 72 siswa (79.1%), dan diikuti dengan kategori kurang baik sebanyak 19 siswa (20.9%). Hasil ini sebanding dengan penelitian Loren (2010), yang memberi gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap rokok. Dalam penelitiannya, didapati sebesar 89.9% dari responden dikategorikan memiliki sikap yang baik.

Pada tabel 5.8. dapat dilihat distribusi frekuensi status merokok menurut sikap responden. Didapati sebanyak 72 responden bersikap baik dan tidak merokok (79.1%). Sebanyak 5 responden (5.5%) yang bersikap kurang baik dan tidak merokok. Tidak ada responden yang bersikap baik dan merokok. Sebanyak 14 responden (15.4%) bersikap kurang baik dan merokok. Dapat dilihat bahwa semua siswa laki-laki kelas XI di SMA Dharma Pancasila yang merokok mempunyai sikap yang kurang baik terhadap merokok. Hal ini dapat dijelaskan menurut Festinger’s cognitive dissonance theory yang menyatakan bahwa masalah psikologis (dissonance) akan timbul pada seseorang individu yang mempunyai sikap dan perilaku yang bercanggah pada masa yang sama. Seorang


(47)

perokok yang tahu bahwa merokok membahayakan kesehetan akan mengalami dissonance. Individu tersebut dapat menghilangkan masalah psikologisnya dengan mengubah perilakunya (berhenti merokok), atau dengan mengubah sikapnya terhadap merokok (sikap positif terhadap rokok). Umumnya, sikap adalah sesuatu yang lebih mudah untuk diobah dibanding dengan perilaku, oleh karena itu kebanyakkan perokok tidak akan berhenti merokok, tetapi kebanyakkan dari mereka akan mengubah sikap mereka terhadap rokok. (Lim et al, 2009) Hasil penelitian ini juga sebanding dengan penelitian McMaster (1991) dalam penelitian Lim (2009), yang telah melakukan penelitian tentang pengaruh Cognitive Dissonance terhadap pengetahuan dan perilaku perokok, bukan perokok dan yang telah berhenti merokok terhadap 186 orang di Australia. Dalam penelitian tersebut, didapati kebanyakkan responden yang merokok memiliki sikap yang lebih menyukai rokok.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Teori Cognitive Dissonance dapat diaplikasikan pada penelitian ini, dimana perokok-perokok mengalami perubahan sikap terhadap perilaku merokok.

2. Pengetahuan yang baik tentang rokok mungkin dapat menjadi suatu faktor yang menghindari perilaku merokok, sesuai dengan hasil dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa kebanyakkan siswa laki-laki di SMA Dharma Pancasila kelas XI yang tidak merokok memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang rokok.

6.2. Saran

1. Bagi siswa

Siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI tahun 2011 diharapkan agar tetap mencari informasi untuk memperluas pengetahuannya terhadap rokok sehingga dapat melakukan upaya pencegahan terhadap perilaku merokok.

2. Bagi sekolah

Sekolah diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan mengenai efek rokok yang membahayakan kesehatan pada siswa-siswi di sekolah tersebut untuk meningkatkan pengetahuan mereka terhadap dampak merokok terhadap kesehatan.

3. Bagi Peneliti

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam menggambarkan tingkat pengetahuan siswa SMA Dharma Pancasila Medan kelas XI tahun 2011 terhadap rokok. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, untuk


(49)

meneliti tidak hanya tingkat pengetahuan dan sikap saja, tetapi juga faktor sosio-ekonomi siswa terhadap perilaku merokok.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen. I., 1991. The Theory of Planned Behaviour. In: Organizational Behaviour and Human Decision Process. Amherst, MA: Elsevier, 50: 179-211

Alsagaff, H., & Mukty, H.A., 1995. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, Surabaya; 182-184, 246-247

Bornschein, J., & Malfertheiner, P., 2011. Gastric Carcinogenesis. Langerhans Arch Surg.

Christie, D. & Viner, R., 2005. Adolescent Development. BMJ 330 : 301

Conrad, K.M., Flay, B.R., Hill, D., 1992. Why Children Start Smoking Cigarette: Predictor of Onset. Br. J. Addict 87:1711-1724.

Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Loscalzo, J., Braunwald, E., Hauser, S.L., et al., 2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th Edition, USA: McGraw-Hill

Harvey, R.A., & Champe, P.C., 2009. Lippincott’s Illustrated Reviews: Pharmacology, 4th Edition, USA: Lippincott-Wiliams and Wilkins

Hendrik, 2003. Sekilas Tentang Knowledge Management, Diperoleh dari: bos.fkip.uns.ac.id/pub/bebas/v15/popular/hendrik/hendrik-km.pdf

Irfan, M., 2010. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa SLTP Dharma Pancasila Medan Tentang Rokok dan Iklan Rokok, Universitas Sumatera Utara. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23417 [Accessed 3 December 2011]


(51)

Kessler, D.A., 1995. Nicotine Addiction in Young People. N. Engl. J. Med. 33:186-189.

Kitamura, M., Kasai, K., 2007. Cigarette Smoke As A Trigger For The Dioxin Receptor-mediated Signaling Pathway, PII: S0304-3835(06)00641-0.

Kumar, P., & Clark, M., 2009. Kumar & Clark’s Clinical Medicine, 7th Edition, USA: Saunders Elsevier

Lim, K.H., Hanjeet, K., Amal, N.M., Wan Rozita, W.M., Sumarni, M.G., Normaimah, A., 2009. Tobacco Use, Knowledge and Attitude Among Malaysians Age 18 and Above. Tropical Biomedicine 26(1): 92–99 (2009)

Loren, J., 2010. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok. Universitas

Sumatera Utara. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14273 [Accessed 3

December 2011]

Makin, J., Fried, P.A., & Watkinson, B., 1989. A Comparison of Active and Passive Smoking During Pregnancy: Long Term Effects. Neurotoxicology and Teratology, Vol. 13, Issue 1; 5-12

McKay, J., & Eriksen, M.P., 2002. The Tobacco Atlas, Published for WHO, Brighton, UK: Myraid Editions Ltd.

McMaster, C., & Lee, C., 1991. Cognitive dissonance in tobacco smokers. Addict Behav; 16(5):349-53

Mercado, C., & Jaimes, E.A., 2007. Cigarette Smoking as a Risk Factor for Atherosclerosis and Renal Disease: Novel Pathogeneis Insights. Current Hypertension Reports, Vol. 9, No. 1; 66-72


(52)

Nobile, C.G., Anfosso, R., Pavia, M., Angelillo, I.F., 2000. Cigarette Smoking: knowledge, attitides and behaviour in an adult population in Italy. Public Health, 114(5):348-52

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta: PT Rineka Cipta

Pais, P., Fay, M.P., Yusuf, S., 2001. Increased Risk of Acute Myocardial Infarction Associated with Beedi and Cigarette Smoking In Indians: Final Report on Tobacco Risks from a Case-control Study. Indian Heart J. 53: 731–735

Ramdhani, N., 2008. Sikap dan Perilaku: Dinamika Psikologi Mengenai Perubahan Sikap dan Perilaku, Universitas Gajah Mada. Available from: http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wpcontent/uploads/2008/03/definisi. pdf

Rohani, I., & Syed, A., 2011. Counseling Intervention Programme to Improve Knowledge and Attitude towards Smoking among Adolescents in Two Districts in Selangor, Malaysia, Health and the Environment Journal, Vol. 2, No. 1

Ruffin, N., 2009. Adolescent Growth and Development, Virginia State University. Available from: pubs.ext.vt.edu/350/350-850/350-850_pdf.pdf

Salokangas, R.K., Vilkman, H., Ilonem, T., Taiminem, T., Bergman, J., Haaparanta, M., et al., 2000. High Levels of Dopamine Activity in the Basal Ganglia of Cigarette Smokers. Am J Psychiatry 157:632-634

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS), Indonesia: Bamboedoea Publications

Wang, J., Shen, H., 2009. Review of Cigarette Smoking and Tuberculosis in China: Intervention is Needed for Smoking Cessation Among Tuberculosis Patients. BMC Public Health, Volume 9, Number 1, 292


(53)

Waris, G., & Ahsan, H., 2006. Reactive Oxygen Species: Role in the Development of Cancer and Various Chronic Conditions. Journal of Carcinogenesis, 5:14

Whincup, P.H., Glig, J.A., Emberson, J.R., Jarvis, M.J., Feyerabend, C., Bryant, A., et al., 2004. Passive Smoking and Risk of Coronary Heart Disease and Stroke: Prospective study with cotinine measurement. BMJ, bmj.38146.427188.55

Wigand, J.S., 2006. Additives, Cigarette Design and Tobacco Product Regulation, A Report To:WHO, Tobacco Free Initiative. Tobacco Product Regulation Group, World Health Organization.


(54)

LAMPIRAN 1

CURRICULUM VITAE

Nama : Keshvinder Singh

Tempat / tanggal lahir : Penang / 20 Juni 1988

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Sikh

Alamat : Jalan Kantil No.21, Kecamatan Tanjung Rejo, Medan

Nomor Telepon : 087869644533

Orang Tua : Dalbir Singh

Riwayat Pendidikan : Sijil Pelajaran Menengah (SPM 2005)

Foundation In Science (2007)

Fakultas Kedokteran USU 2008 - sekarang

Riwayat Organisasi : Bendahari English Language Society

: Pengawas Sekolah Menengah Kebangsaan Hamid Khan


(55)

LAMPIRAN 5

Persetujuan Partisipasi dalam Penelitian

Judul Penelitian : Gambaran perilaku merokok siswa laki-laki SMA Dharma Pancasila Medan Tahun 2011.

Kami ingin meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Silakan membaca lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan, tidak perlu merasa sungkan atau ragu untuk menanyakannya.

Dalam partisipasi Anda selama penelitian ini, kami membutuhkan kesediaan Anda untuk meluangkan waktu. Peneliti akan menemui Anda dengan maksud:

1. meminta Anda membaca dan menandatangani surat persetujuan partisipasi dalam penelitian,

2. mengisi angket,

Jika ada sesuatu yang membuat Anda terganggu selama penelitian, anda bisa mengundurkan diri.

Penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat agar sekolah yang dikunjungi menjadi termotivasi untuk lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai rokok.

Saya memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan, 4 Mei 2011

Tanda tangan,


(56)

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU MEROKOK DIKALANGAN SISWA LAKI-LAKI SMA DHARMA PANCASILA

Bagian 1- Karakteristik sosio-demografik

1. Nomor Responden : 2. Nama :

3. Umur :

Bagian 2- Pengetahuan dan Sikap

A. Pengetahuan

1. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya. Apakah ia benar?

a. Benar b. Salah

2. Jenis-jenis olahan rokok termasuk rokok kretek, cerutu, bidi dan sheesha. Menurut saudara apakah ia benar?

a. Benar b. Salah

3. Kandungan dalam rokok termasuklah amoniak, asam sianida dan tar. Apakah ia benar?

a. Benar b. Salah.

4. Apakah menurut saudara kandungan yang ada dalam rokok dapat menyebabkan impotensi?

a. Benar b. Salah


(57)

a. Benar. b. Salah.

6. Apakah menurut saudara rokok dapat memberikan efek ketergantungan? a. Benar

b. Salah

7. Apakah menurut saudara merokok dapat membahayakan orang-orang disekitar?

a. Benar b. Salah

8. Apakah menurut saudara merokok dapat menghilangkan stress? a. Benar

b. Salah

9. Apakah ia benar bahwa terdapat lebih dari 4,000 bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok?

a. Benar. b. Salah

10. Apakah menurut saudara merokok dapat menganggu fungsi otak? a. Benar

b. Salah

11. Apakah menurut saudara merokok dapat menyebabkan kanker lambung? a. Benar

b. Salah

12. Apakah menurut saudara merokok dapat menyebabkan kelahiran bayi kurang cukup bulan?

a. Benar b. Salah

13. Apakah ia benar bahwa lebih dari setengah warganegara berkelamin laki-laki di Indonesia adalah perokok?

a. Benar b. Salah


(58)

14. Salah satu kandungan rokok adalah 3,4-benzypyrene yang juga terkandung dalam bahan bakar diesel(solar). Apakah ia benar?

a. Benar b. Salah

15. Apakah asap rokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker pada orang disekitar?

a. Benar b. Salah

16. Apakah ia benar bahwa tar yang terkandung dalam rokok dapat meracuni ginjal?

a. Benar b. Salah

17. Apakah ia benar bahwa nikotin adalah zat yang dapat menyebabkan kanker?

a. Benar b. Salah

18. Apakah ia benar bahwa nikotin dalam jumlah yang besar dapat menghentikan pernafasan?

a. Benar b. Salah

19. Apakah ia benar bahwa Karbon Monoksida terbentuk oleh pembakaran rokok?

a. Benar b. Salah

20. Apakah ia benar bahwa kebanyakan perokok mulai merokok pada masa remaja?

a. Benar b. Salah


(59)

B. SIKAP

NO .

PERTANYAAN Setuju Tidak Setuju

1. Apakah saudara setuju merokok hanya dapat menghilangkan stress untuk sementara saja?

2. Apakah saudara setuju merokok dapat membuat prestasi disekolah turun?

3. Apakah saudara setuju dengan kalimat yang ada pada tabel peringatan yang terdapat pada rokok?

4. Apakah saudara setuju merokok bukan hal yang dapat menunjukkan anak yang gaul?

5. Apakah saudara merasa tidak nyaman berada disamping orang yang merokok?

6. Adakah saudara setuju bahwa asap rokok dapat menimbulkan penyakit buat orang disekitar saudara?

7. Apakah saudara setuju adanya peraturan tidak bisa merokok disebarang tempat?

8. Apakah saudara setuju bahwa merokok adalah kebiasaan yang buruk?

9. Apakah saudara setuju merokok dapat menimbulkan penyakit?


(60)

10. Apakah saudara setuju bahwa merokok bukanlah cara hidup sehat?

11. Adakah saudara setuju bahwa peningkatan harga rokok adalah cara yang baik untuk menurunkan jumlah perokok?

12. Adakah saudara setuju bahwa pengiklanan rokok di majalah, televisi, radio, dll harus dihentikan?

13. Adakah saudara setuju bahwa ibu bapa yang merokok memberi contoh yang salah kepada anak-anak mereka?

Bagian 3- Kebiasaan

Bagian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan merokok saudara:- 1. Apakah saudara seorang perokok?:

[ ] Ya [ ] Tidak

2. Jika Ya, umur berapa pertama kali mulai anda merokok? ………...

3. Apakah saudara perokok,

[ ] ringan (kurang dari 25 batang rokok per hari) [ ] berat (25 batang rokok per hari atau lebih)


(61)

Master Data

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 s1 s2

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1

1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1


(62)

1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1

1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1

0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0

0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1

1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0

1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1

1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1

1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1

0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1

0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1

0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0

0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0

0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0

1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0


(63)

1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1

0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1

0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1

0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1

0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1


(64)

Uji Validitas Soal-soal Pengetahuan

Pada uji validitas diambil 20 responden dengan kriteria yang mirip dengan kriteria responden penelitian. Pada ke-20 responden tersebut diminta untuk

mengisi kuesioner. Kuesioner berisi 20 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang rokok. Correlations so al1 so al2 so al3 so al4 so al5 so al6 so al7 so al8 so al9 soal 10 soal 11 soal 12 soal 13 soal 14 soal 15 soal 16 soal 17 soal 18 soal 19 soal 20 totals core soal1 Pears

on Correl ation

1 .50 3* .73 9** .52 2* .60 1** .45 2* .37 3 .12 3 .29 0 .53 3* .41 4 .60 1** .39 4 .50 3* .53 3* .52 2* .29 0 .32 8 .45 3* .41 4 .781** Sig. (2-tailed) .02 4 .00 0 .01 8 .00 5 .04 5 .10 5 .60 5 .21 5 .01 5 .06 9 .00 5 .08 6 .02 4 .01 5 .01 8 .21 5 .15 8 .04 5 .06 9 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal2 Pears

on Correl ation

.50 3*

1 .40 8 .34 6 .73 4** .25 0 .43 6 .40 8 .57 7** .40 8 .30 2 .31 4 .30 2 .40 0 .40 8 .11 5 .34 6 .40 8 .52 4* .50 3* .711** Sig. (2-tailed) .02 4 .07 4 .13 5 .00 0 .28 8 .05 4 .07 4 .00 8 .07 4 .19 6 .17 7 .19 6 .08 1 .07 4 .62 8 .13 5 .07 4 .01 8 .02 4 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal3 Pears

on Correl ation .73 9** .40 8

1 .70 7** .38 5 .35 7 .35 6 .37 5 .47 1* .79 2** .69 8** .59 9** .32 8 .40 8 .37 5 .47 1* .47 1* .37 5 .25 7 .28 7 .801** Sig. (2-tailed) .00 0 .07 4 .00 0 .09 4 .12 2 .12 3 .10 3 .03 6 .00 0 .00 1 .00 5 .15 8 .07 4 .10 3 .03 6 .03 6 .10 3 .27 4 .22 0 .000


(65)

soal4 Pears on Correl ation .52 2* .34 6 .70 7**

1 .42 4 .57 7** .37 8 .23 6 .46 7* .70 7** .40 6 .42 4 .29 0 .34 6 .00 0 .20 0 .20 0 .47 1* .06 1 .17 4 .638** Sig. (2-tailed) .01 8 .13 5 .00 0 .06 3 .00 8 .10 0 .31 7 .03 8 .00 0 .07 6 .06 3 .21 5 .13 5 1.0 00 .39 8 .39 8 .03 6 .80 0 .46 3 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal5 Pears

on Correl ation .60 1** .73 4** .38 5 .42 4

1 .36 7 .25 2 .59 9** .42 4 .38 5 .45 3* .34 1 .17 9 .31 4 .38 5 .18 2 .42 4 .38 5 .31 9 .24 2 .684** Sig. (2-tailed) .00 5 .00 0 .09 4 .06 3 .11 2 .28 5 .00 5 .06 3 .09 4 .04 5 .14 2 .45 0 .17 7 .09 4 .44 4 .06 3 .09 4 .17 1 .30 3 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal6 Pears

on Correl ation .45 2* .25 0 .35 7 .57 7** .36 7

1 .21 8 .35 7 .28 9 .35 7 .30 2 .36 7 .20 1 .25 0 .10 2 .28 9 .00 0 .35 7 .15 7 .05 0 .501* Sig. (2-tailed) .04 5 .28 8 .12 2 .00 8 .11 2 .35 5 .12 2 .21 7 .12 2 .19 6 .11 2 .39 5 .28 8 .66 9 .21 7 1.0 00 .12 2 .50 8 .83 3 .024

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal7 Pears

on Correl ation .37 3 .43 6 .35 6 .37 8 .25 2 .21 8

1 .13 4 .63 0** .35 6 .50 4* .25 2 .37 3 .43 6 .13 4 -.12 6 -.12 6 .13 4 .66 3** .50 4* .563** Sig. (2-tailed) .10 5 .05 4 .12 3 .10 0 .28 5 .35 5 .57 4 .00 3 .12 3 .02 3 .28 5 .10 5 .05 4 .57 4 .59 7 .59 7 .57 4 .00 1 .02 3 .010

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal8 Pears

on Correl ation .12 3 .40 8 .37 5 .23 6 .59 9** .35 7 .13 4

1 .47 1* .37 5 .69 8** .17 1 -.08 2 .00 0 .16 7 .00 0 .47 1* .16 7 .04 3 -.12 3 .451*


(66)

Sig. (2-tailed) .60 5 .07 4 .10 3 .31 7 .00 5 .12 2 .57 4 .03 6 .10 3 .00 1 .47 1 .73 1 1.0 00 .48 2 1.0 00 .03 6 .48 2 .85 8 .60 5 .046

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal9 Pears

on Correl ation .29 0 .57 7** .47 1* .46 7* .42 4 .28 9 .63 0** .47 1*

1 .23 6 .63 8** .18 2 .05 8 .34 6 .00 0 -.33 3 .20 0 .47 1* .30 3 .17 4 .559* Sig. (2-tailed) .21 5 .00 8 .03 6 .03 8 .06 3 .21 7 .00 3 .03 6 .31 7 .00 2 .44 4 .80 8 .13 5 1.0 00 .15 1 .39 8 .03 6 .19 5 .46 3 .010

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal10 Pears

on Correl ation .53 3* .40 8 .79 2** .70 7** .38 5 .35 7 .35 6 .37 5 .23 6

1 .49 2* .38 5 .32 8 .20 4 .16 7 .47 1* .23 6 .16 7 .25 7 .28 7 .661** Sig. (2-tailed) .01 5 .07 4 .00 0 .00 0 .09 4 .12 2 .12 3 .10 3 .31 7 .02 7 .09 4 .15 8 .38 8 .48 2 .03 6 .31 7 .48 2 .27 4 .22 0 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal11 Pears

on Correl ation .41 4 .30 2 .69 8** .40 6 .45 3* .30 2 .50 4* .69 8** .63 8** .49 2*

1 .45 3* .21 2 .30 2 .28 7 .17 4 .40 6 .28 7 .39 0 .19 2 .700** Sig. (2-tailed) .06 9 .19 6 .00 1 .07 6 .04 5 .19 6 .02 3 .00 1 .00 2 .02 7 .04 5 .36 9 .19 6 .22 0 .46 3 .07 6 .22 0 .08 9 .41 8 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal12 Pears

on Correl ation .60 1** .31 4 .59 9** .42 4 .34 1 .36 7 .25 2 .17 1 .18 2 .38 5 .45 3*

1 .39 0 .31 4 .38 5 .42 4 .18 2 .17 1 .31 9 .24 2 .612** Sig. (2-tailed) .00 5 .17 7 .00 5 .06 3 .14 2 .11 2 .28 5 .47 1 .44 4 .09 4 .04 5 .08 9 .17 7 .09 4 .06 3 .44 4 .47 1 .17 1 .30 3 .004


(67)

soal13 Pears on Correl ation .39 4 .30 2 .32 8 .29 0 .17 9 .20 1 .37 3 -.08 2 .05 8 .32 8 .21 2 .39 0

1 .50 3* .53 3* .52 2* .29 0 .12 3 .45 3* .41 4 .557* Sig. (2-tailed) .08 6 .19 6 .15 8 .21 5 .45 0 .39 5 .10 5 .73 1 .80 8 .15 8 .36 9 .08 9 .02 4 .01 5 .01 8 .21 5 .60 5 .04 5 .06 9 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal14 Pears

on Correl ation .50 3* .40 0 .40 8 .34 6 .31 4 .25 0 .43 6 .00 0 .34 6 .20 4 .30 2 .31 4 .50 3*

1 .61 2** .34 6 .34 6 .40 8 .31 4 .30 2 .626** Sig. (2-tailed) .02 4 .08 1 .07 4 .13 5 .17 7 .28 8 .05 4 1.0 00 .13 5 .38 8 .19 6 .17 7 .02 4 .00 4 .13 5 .13 5 .07 4 .17 7 .19 6 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal15 Pears

on Correl ation .53 3* .40 8 .37 5 .00 0 .38 5 .10 2 .13 4 .16 7 .00 0 .16 7 .28 7 .38 5 .53 3* .61 2**

1 .70 7** .70 7** .37 5 .47 1* .49 2* .644** Sig. (2-tailed) .01 5 .07 4 .10 3 1.0 00 .09 4 .66 9 .57 4 .48 2 1.0 00 .48 2 .22 0 .09 4 .01 5 .00 4 .00 0 .00 0 .10 3 .03 6 .02 7 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal16 Pears

on Correl ation .52 2* .11 5 .47 1* .20 0 .18 2 .28 9 -.12 6 .00 0 -.33 3 .47 1* .17 4 .42 4 .52 2* .34 6 .70 7**

1 .46 7* .23 6 .30 3 .40 6 .520* Sig. (2-tailed) .01 8 .62 8 .03 6 .39 8 .44 4 .21 7 .59 7 1.0 00 .15 1 .03 6 .46 3 .06 3 .01 8 .13 5 .00 0 .03 8 .31 7 .19 5 .07 6 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 soal17 Pears

on Correl ation .29 0 .34 6 .47 1* .20 0 .42 4 .00 0 -.12 6 .47 1* .20 0 .23 6 .40 6 .18 2 .29 0 .34 6 .70 7** .46 7*

1 .47 1* .06 1 .17 4 .539*


(1)

DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN (SIKAP)

hilang stress sementara saja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 37 40.7 40.7 40.7

1 54 59.3 59.3 100.0

Total 91 100.0 100.0

prestasi turun

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 16 17.6 17.6 17.6

1 75 82.4 82.4 100.0

Total 91 100.0 100.0

setuju dengan kalimat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 2.2 2.2 2.2

1 89 97.8 97.8 100.0

Total 91 100.0 100.0

bukan hal yang gaul


(2)

berasa tak nyaman bila orang merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 8 8.8 8.8 8.8

1 83 91.2 91.2 100.0

Total 91 100.0 100.0

asap memyebabkan penyakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 2.2 2.2 2.2

1 89 97.8 97.8 100.0

Total 91 100.0 100.0

peraturan tidak bisa merokok di sebarang tempat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 6.6 6.6 6.6

1 85 93.4 93.4 100.0

Total 91 100.0 100.0

kebiasaan yang buruk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 14 15.4 15.4 15.4

1 77 84.6 84.6 100.0


(3)

menimbulkan penyakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 1.1 1.1 1.1

1 90 98.9 98.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

bukan cara hidup sehat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 1.1 1.1 1.1

1 90 98.9 98.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

peningkatan harga rokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 19 20.9 20.9 20.9

1 72 79.1 79.1 100.0

Total 91 100.0 100.0

penghentian iklan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 27 29.7 29.7 29.7

1 64 70.3 70.3 100.0


(4)

ibu bapa contoh salah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 23 25.3 25.3 25.3

1 68 74.7 74.7 100.0


(5)

DISTRIBUSI FREKUENSI SIKAP

totalsikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 72 79.1 79.1 79.1

2 19 20.9 20.9 100.0

Total 91 100.0 100.0

tingkatpengetahuan * kebiasaanmerokok

Crosstabulation

Count

kebiasaanmerokok

Total

0 1

tingkatpengetahuan 1 60 10 70

2 17 4 21

Total 77 14 91

totalsikap * kebiasaanmerokok

Crosstabulation

Count

kebiasaanmerokok

Total

0 1

totalsikap 1 72 0 72


(6)

kebiasaanmerokok * derajatrokok

Crosstabulation

Count

derajatrokok

Total

0 1

kebiasaanmerokok 1 11 3 14