Pengaruh Pengetahuan Terhadap Persepsi Istri Dalam Penggunaan Kb Non Hormonal Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Keluarga Berencana
Keluarga berencana bukanlah sesuatu yang baru, karena menurut catatan dan
tulisan yang berasal dari Mesir kuno, Yunani kuno, Tiongkok kuno dan India, hal ini
telah dipraktekkan berabad-abad yang lalu, namun caranya masih kuno dan primitif.
Cara keluarga berencana yang pertama dilakukan adalah dengan jalan berdoa dan
memakai jimat anti hamil, sambil meminta dan berharap supaya wanita jangan hamil.
Pada zaman Yunani kuno, Soranus dan Ephenus membuat tulisan ilmiah tentang cara
menjarangkan kelahiran yaitu mengeluarkan semen (air mani) dengan membersihkan
vagina dengan kain dan minyak. Selain itu, ada juga yang memasukkan rumput,
daun-daunan, ke dalam vagina untuk menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim.
Gerakan keluarga berencana bermula dari kepeloporan beberapa tokoh baik di dalam
maupun diluar negeri. Awal abad 19 di Inggris, upaya keluarga berencana muncul
atas prakarsa Maria Stopes (1880-1950) yang menaruh perhatian terhadap kesehatan
ibu. Maria Stopes menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan kaum buruh di
Inggris. Dia menyarankan pemakaian cap dari karet, dikombinasikan dengan
supositoria yang mengandung bubuk kinine; dapat juga spons yang dibubuhi sabun
bubuk.
Di Amerika Serikat, Margareth Sanger (1883-1966) merupakan pelopor

Keluarga Berencana modern yang dikenal dengan program birth control-nya. Dia

Universitas Sumatera Utara

menganjurkan untuk menggunakan kondom atau cap yang dikombinasikan dengan
penyemprotan setelah senggama. Pada tahun 1917 didirikan National Birth Control
League dengan Margareth Sanger sebagai ketuanya. Sejak saat itulah berdiri
perkumpulan-perkumpulan keluarga berencana di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Di Indonesia keluarga berancana modern mulai dikenal pada tahun 1953.
Pada tanggal 23 Desember 1957 berdirilah sebuah wadah dengan nama Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan merupakan pelopor pergerakan keluarga
berencana nasional. PKBI memperjuangkan terwujudnya keluarga sejahtera melalui
cara mengatur atau menjarangkan kehamilan, mengobati kemandulan dan membri
nasehat perkawinan. Kegiatan penerangan dan pelayanan sangat terbatas, karena
banyaknya kesulitan dan hambatan yang melarang penyebarluasan gagasan Keluarga
Berencana. Berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB tahun
1967, maka dibentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) sebagai
lembaga semi pemerintah. Dan pada tahun 1970, ditetapkan sebagai Badan
Pemerintah melalui Keppres no.8 tahun 1970 dan diberi nama badan koordinasi
keluarga berencana nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab kepada presiden,

dan

bertugas

mengkoordinasikan

perencanaan,

pengawasan

dan

penilaian

pelaksanaan program keluarga berencana.
2.1.1 Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas
melalui promosi perlindungan dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi
serta menyelenggarakan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk


Universitas Sumatera Utara

membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal. Untuk wanita berusia minimal 20
tahun dan laki-laki berusia minimal 24 tahun. Mengatur jumlah, jarak dan usia ideal
melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan dan kesejahteraan
keluarga (BkkbN, 2012).
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependuudkan dan Pembangunan Keluarga, maka dalam upaya
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, pemerintah
menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan Program
Kependudukan,Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Kebijakan keluarga berencana tersebut dilaksanakan untuk membantu calon atau
pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi
secara bertanggung jawab tentang usia ideal perkawinan, usia ideal untuk melahirkan,
jumlah ideal anak, jarak ideal kelahiran anak, dan penyuluhan kesehatan reproduksi
(BkkbN, 2014a).
Sejalan dengan itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
tahun 2005-2025, yang dituangkan dalam UU no.17 tahun 2007 tentang RPJPN,
menetapkan misi pembangunan jangka panjang di antaranya mewujudkan bangsa
yang berdaya saing. Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, dilakukan upaya

membangun sumber daya manusia yang berkualitas, yang keberhasilannya diukur
dengan mengingkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), melalui upaya
mencapai penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan angka reproduksi neto
(NRR) sama dengan 1 dan angka kelahiran total (TFR) sama dengan 2,1. Untuk itu

Universitas Sumatera Utara

dilakukan upaya peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
terjangkau, bermutu, dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas
ditandai dengan menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) (BkkbN, 2014a).
Pelaksanaan program KB diharapkan lebih terarah dan dapat memperkuat
pencapaian tujuan pengendalian penduduk. Dalam rangka mendukung pencapaian
pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan dan keluarga kecil bahagia
sejahtera serta mencapai penurunan laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,1% dan
Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1,
diperlukan pelayanan KB yang berkualitas (BkkbN, 2012).
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan
(di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan,
dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Keluarga berencana (KB)

merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB
menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan
untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa
tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak (Kemenkes
RI, 2014).
Pelayanan tersebut mecakup pemberian pelayanan yang dapat melindungi
klien dari risiko efek samping, komplikasi dan kegagalan pemakaian kontrasepsi. Hal
ini penting karena klien yang menjadi peserta KB adalah orang yang ingin menunda

Universitas Sumatera Utara

memiliki anak, menjarangkan dan membatasi jumlah anak yang dimiliki, sehingga
saat mereka menjadi peserta KB tidak menjadi sakit karena komplikasi ataupun
kegagalan (hamil) (BkkbN, 2012).
Visi BkkbN yaitu “Lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan
Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas”. Melalui visi ini BkkbN
diharapkan dapat menjadi inspirator dan fasilitator dan penggerak program keluarga
berencana nasional segingga di masa depan seluruh keluarga Indonesia menerima ide
keluarga berencana. Sedangkan misi BkkbN Mengarusutamakan Pembangunan

Berwawasan Kependudukan, Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan kesehatan
Reproduksi, Memfasilitasi Pembangunan Keluarga, Membangun dan menerapkan
Budaya kerja Organisasi secara Konsisten serta mengembangkan jejaring kemitraan
dalam pengelolaan Kependudukan, keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga:,
(BkkbN, 2015).
Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas, Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui peraturanperaturan yaitu Peraturan Kepala BkkbN Nomor 1562/HK-010/B5/2006 tentang
penjabaran program kegiatan bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera
dalam pengelolaan keluarga daerah, Peraturan Kepala BkkbN Nomor 55/HK010/B5/2010 tentang standar pelayanan minimal bidang keluarga berencana dan
keluarga sejahtera di kabupaten dan kota, Peraturan Kepala BkkbN Nomor
72/PER/B5/2011 tentang organisasi dan tata kerja Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, Peraturan Kepala BkkbN Nomro 82/PER/B5/2011

Universitas Sumatera Utara

tentang organisasi dan tata kerja perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi (BkkbN, 2014a).
Strategi kegiatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi dalam
program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga adalah 1)
merumuskan kebijakan, strategi, dan materi informasi pembinaan akses dan kualitas

kesehatan reproduksi. 2) meningkatkan jejaring kerja sama dengan dinas/instansi
pemerintah, mitra kerja, dan lembaga swadaya organisasi masyarakat (LSOM) dalam
kegiatan kesehatan reproduksi. 3) menyediakan sarana promosi dan konseling
kegiatan kesehatan reproduksi. 4) meningkatkan kompetensi promosi, konseling, dan
pelayanan bagi tenaga pengelola dan pelaksana kesehatan reproduksi. 5)
melaksanakan kegiatan kesehatan reproduksi (penggerakan, sosialisasi, promosi dan
konseling). 6) dan, melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pembinaan kegiatan
kesehatan reproduksi (BkkbN, 2014b)
2.1.2 Manfaat Keluarga Berencana
Keluarga berencana sangat bermanfaat bagi ibu dan anak, adapaun
manfaatnya sebagai berikut: (BkkbN, 2014b)
1. Bagi ibu terdiri dari:
a) Mencegah anemia (kurang darah). Kandungan zat besi (Fe) yang ada pada
salah satu kontrasepsi (pil kombinasi), dapat mecegah risiko anemia berat,
sehingga ibu dapat menjaga kesehatan fisik dan kesehatan reproduksinya
dengan lebih optimal.

Universitas Sumatera Utara

b) Mencegah


perdarahan

yang

terlalu

banyak

setelah

persalinan

dan

mempercepat pulihnya kondisi kesehatan rahim.
c) Mencegah kehamilan tidak diinginkan (KTD). Dengan berKB, keluarga dapat
merencanakan dan mengatur kelahiran anak-anaknya, dengan menghindar
kehamilan “4 Terlalu.”
d) Meningkatkan keharmonisan keluarga. Dengan berKB, ibu mempunyai

kesempatan dan waktu yang cukup luang dalam memperhatikan kebutuhan
suami, melayani suami dengan penuh kemesraan tanpa rasa takut menjadi
hamil. Ibu juga mempunyai waktu cukup untuk merawat dan mendidik anakanaknya dengan baik.
2. Bagi anak, terdiri dari:
a) Mencegah kurang gizi. KB memberikan peluang pada ibu dalam
mempersiapkan kehamilannya, agar janin yang dikandungnya mendapatkan
kecukupan gizi yang sempurna dan dapat lahir aman dan selamat.
b) Tumbuh kembang anak terjamin. Selain hak anak, maka pengaturan jarak
kehamilan memberikan peluang kepada setiap anak untuk mendapatkan
perhatian dan kasih sayang orangtua.
c) Kebutuhan ASI eksklusif 6 bulan terpenuhi tanpa makanan pendamping selain
ASI. Salah satu cara berKB yang mengandalkan pemberian ASI secara
eksklusif selama 6 bulan pertama dikenal dengan nama Metode Amenore
Laktasi (MAL). MAL memberikan kesempatan kepada bayi untuk

Universitas Sumatera Utara

mendapatkan gizi yang paling sempurna dalam ASI untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.


2.2 KB Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi yang efektif dan
reversibel untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jenis yang terkandung didalam
kontrasepsi adalah jenis hormon alamiah misalnya depo medroxy progesteron acetat
(depo MPA), tetapi kebanyakan berisi hormon sintetik. Kontrasepsi yang
mengandung sediaan progesteron saja berupa pil (minipil), depo injeksi, alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan implant. Sedangkan kontrasepsi hormonal
yang berisi hormone estrogen dan progesteron adalah dalam bentuk injeksi dan oral
(Meilani dkk, 2010).
Semua organ tubuh wanita yang berada di bawah pengaruh hormon seks tentu
dengan sendirinya akan dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal. Pada organ-organ
tersebut akan terjadi perubahan-perubahan tertentu. Hal tersebut akan dipengaruhi
oleh dosis, jenis hormon dan lama penggunaannya. Organ yang paling terpengaruh
oleh kontrasepsi hormonal adalah endometrium, miometrium, serviks dan payudara
(Meilani dkk, 2010).
2.2.1 Mekanisme Kerja Estrogen
Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan mempengaruhi ovulasi,
perjalanan ovum, atau implantasi. Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen
terhadap hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak selalu


Universitas Sumatera Utara

dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50 mikrogram atau kurang.
Kalaupun daya guna preparat ini tinggi (95-98% menghambat ovulasi), hal itu adalah
pengaruh progesteron di samping estrogen. Implantasi telur yang sudah dibuahi
dihambat oleh estrogen dosis tinggi (dietil stilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan
pada pertengahan siklus haid. Jarak waktu diantara konsepsi dan implantasi rata-rata
6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan sesudah pemberian estrogen dosis tinnggi
pasca-konsepsi menunjukkan efek antiprogesteron yang dapat menghambat
implantasi. Perjalanan ovum dipercepat dengan pemberian estrogen pascaa konsepsi
(Setya dkk, 2009).
2.2.2 Mekanisme Kerja Progesteron
Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan
mempertahankan kehamilan. Disamping itu, progesteron mempunyai khasiat
kontrasepsi, sebagai berikut: (Setya dkk, 2009)
a) Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi dan
transportasi sperma lebih baik.
b) Kapasitasi sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitas diperlukan oleh sperma
untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan di sekeliling ovum.
c) Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam tuba
akan terhambat.
d) Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi. Walaupun
ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dari korpus iuteum akan berkurang,
sehingga implantasi dihambat.

Universitas Sumatera Utara

e) Penghambatan ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.
2.2.3 Jenis-jenis Kontrasepsi Hormonal
Ada beberapa macam-macam kontrasepsi hormonal, yaitu :
1. Oral, yang terdiri dari kombinasi dan progestin.
2. Suntik/injeksi, yang terdiri dari suntikan kombinasi dan suntikan progestin.
3. Alat kontrasepsi bawah kulit/implant.
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dengan progestin.
2.2.3.1 Pil Oral
1) Kombinasi
Pil Oral Kombinasi (POK) adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling
banyak digunakan dan mengandung dosis kombinasi yang berisi dosis rendah
estrogen dan progesterone. POK mengandung dosis yang lazim 20-35 mg.
Jenis Pil Oral Kombinasi ada tiga jenis yaitu :
a.

Pil monofasik
Pil kombinasi ini paling banyak digunakan, karena pil monofasik

mengandung estrogen dan progesterone yang sama jumlah besarnya selama 21 hari
waktu pil digunakan, Misalnya :Brevinor, eugynon 30, Femodene, femodette,
Loestrin 20, Loestrin 30, Marvelin, Mercilon, Microgynon, Minult, Ovranette,
Ovysmen, Ovram, Ovran 30, Norinny-1 dan Yasmin. Saat ini yang sering digunakan
ada tiga macam pil yaitu Mercilon, fenodete dan Loestrin.

Universitas Sumatera Utara

b.

Pil bifasik
Pil ini adalah pil 21 hari yang berisi estrogen dalam jumlah sama selama

penggunaan paket tetapi ada pil yang memiliki dua kadar progresteron berbeda
didalamnya.Biasanya pil ini diberi kode dengan nama yang berbeda, Misalnya :
Binovum.
c.

Pil trifasik
Pil ini adalah pil 21 hari yang berisi estrogen,ang bervariasi (biasanya dua

kadar yang berbeda) selama paket penggunaan tetapi memiliki tiga kadar progesteron
yang berbedadidalamnya, yang diberi kode warna. Misalnya ;ogynon, synphase,
Trinovum, Trimordiol, Tro-Minulet,dan Triadence.
Mekanisme Kerja Pil Oral Kombinasi yaitu titik tangkap utama kontrasepsi
oral kombinasi adalah pada hipotalamus dengan menekan gonadotropin releasing
hormon. Pengaruhnya pada hipofisis terutama adalah penurunan sekresi luteinizing
hormon (LH), dan sedikit follice stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak
LH, maka ovulasi tidak terjadi. Di samping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti. Lendir serviks juga mengalami perubahan,menjadi lebih
kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun. Pil
progestin saja (POS) tidak menghambat hipotalamus dengan sempurna sehingga
banyak di antara wanita masih berovulasi.

Universitas Sumatera Utara

Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Kontrasepsi Pil Oral Kombinasi yaitu :
1.

Keuntungan pil oral kombinasi
Keuntungan utama pil adalah keefektifannya yang sangat tinggi apabila

digunakan dengan tepat dan benar. Pil memenuhi unsur sederhana, mudah
penggunaannya, tidak memerlukan intervensi medis, tidak memerlukan pemeriksaan
dalam pemakaiannya, tidak menggangu senggama. Penelitian tentang pil sudah cukup
banyak sehingga pil diyakini melindungi wanita terhadap penyakit radang panggul.
Hal ini disebabkan oleh beberapa mekanisme antara lain mengurangi jumlah darah
menstruasi sehingga mengurangi medium kultur untuk beberapa jenis kuman. Pil juga
menyebabkan angka kejadian kehamilan ektopik menjadi lebih kecil karena dengan
mencegah ovulasi secara otomatis kemungkinan kejadian keamilan ektopik juga
menurun. Tidak diragukan lagi bahwa pil menurunkan kejadian tumor ovarium dan
tumor jinak payudara dan kanker endometrium. Pil juga menjadikan siklus haid lebih
teratur, mengurangi rasa sakit (dismenorea), dan menurunkan jumlah darah yang
hilang sehingga mengurangi insidensi anemia (Setya dkk, 2009).
2.

Kerugian pil oral kombinasi
Di samping keuntungan yang ada, pil mempunyai beberapa kerugian antara

lain harus diminum setiaphari, sehingga ketidakdisiplinan pemakaian menyebabkan
kegagalan tinggi. Harga pil relatif lebih mahal dibanding cara kontrasepsi lainnya dan
pil tidak bisa dipakai pada wanita yang sedang menyusui. Efek samping pil masih
cukup banyak seperti perdarahan bercak (break-through bleeding), amenorea,
nausea,nyeri payudara,sakit kepala, kenaikan berat badan, perubahan emosi, retnsi

Universitas Sumatera Utara

cairan sampai hipertensi,dan memperberat risiko penyakit kardiovaskuler terutama
bagi perokok berat. Ketidak praktisan pil ditambah dengan efek samping yang masih
relatif banyak menyebabkan kelangsungan pemakaian rendah. Angka kelangsungan
pemakaian sampai akhir tahun pertama kadang-kadang kurang dari 50 %. Pil
kombinasi juga berinteraksi dengan obat lain seperti rifampisin, fenitosin, barbiturat
dan griseovulvin. Pemakaian obat tersebut mengurangi keefektifan pil karena
menurunkan absorpsi dan/atau menggangu mekanisme kerjanya. Hubungan antara pil
kombinasi dengan kanker leher rahim (ca cervix) masih agak kontroversi. Banyak
studi mengatakan bahwa ada hubungan antara pemakaian pil dengan risiko
munculnya kanker serviks, bahkan setelah faktor seksual (misal banyaknya partner
dan kapan mulai sanggama) diperhitungkan. Penelitian lain ada yang menunjukkan
bahwa apabila faktor tersebut diperhitungkan risiko terjadinya kanker seviks tidak
meningkat. Dengan kontroversi ini, kita harus lebih berhati-hati memberikan pil
kombinasi bagi wanita yang berisiko terhadap kanker serviks, misal dengan
melakukan pemeriksaan sitologi seviks (Pap’s smear) terlebih dahulu. Setiap
kelainan pada pemeriksaan sitologi sebaiknya tidak diberikan pil kombinasi (Setya
dkk, 2009).
b) Progestin (minipil)
Minipil yang pertama kali dibuat adalah yang mengandung progesteron jenis
klormadinon asetat. Tetapi pada tahun 1970 pil tersebut ditarik dari peredaran karena
penelitian yang dilakukan terhadap hewan diduga memiliki efek karsinogenik.
Kemudian dibuatlah minipil yang mengandung gestagen turunan nortestosteron,

Universitas Sumatera Utara

seperti noristeron 0,35 mg, linestrenol 0,50 mg, dan levonorgestrel 0,03 mg.
Penggunaan minipil di berbagai negara masih cukup rendah, dimungkinkan karena
minipil memang bukanlah kontrasepsi yang cukup efektif untuk mencegah
kehamilan, hal ini karena rendahnya kadar gestagen sehingga pil ini akan efektif jika
penggunaan dibarengi dengan proses menyusui (Meilani dkk, 2010).
Keuntungan dan keruguan pemakaian pil oral progestin, yaitu : (Meilani dkk,
2010) :
1. Keuntungan pil oral progestin
Keuntungannya adalah : 1) cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan
yang sedang menyusui. 2) sangat efektif pada masa laktasi. 3) dosis gestagen rendah.
4) tidak menurunkan produksi ASI. 5) tidak mengganggu hubungan seksual. 6)
kesuburan cepat kembali. 7) tidak memberikan efek samping estrogen. 8) tidak ada
bukti peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, risiko tromoemboli vena dan risiko
hipertensi. 9) cocok untuk perempuan yang menderita diabetes melitus dan migrain
fokal. 10) cocok untuk perempuan yang tidak bisa mengkonsumsi estrogen. 11) dapat
mengurangi dismenorhe.
2. Kerugian pil oral progestin
Kerugiannya dalah : 1) agar efektif, perlu diminum secara cermat. 2) tidak
melindungi dari IMS. 3) hirsutisme. 4) kurang efektif jika dikonsumsi bersamaan
dengan obat tuberkulosis. 5) sejumlah kecil mengalami kista ovarium. 6) risiko
kehamilan ektopik jika terjadi kegagalan penggunaan.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3.2 Injeksi/ Suntikan
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99% dan 100% dalam mencegah
kehamilan. Kontrasepsi suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena
angka kegagalan penggunaannya lebih kecil. Hal ini karena wanita tidak perlu
mengingat untuk meminum pil dan tidak ada penurunan efektifitas yang disebabkan
oleh diare atau muntah.
Jenis kontrasepsi suntik ada dua yaitu suntikan kombinasi dan suntikan
progestin, antara lain: (Meilani dkk, 2010)
1. Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi yang saat ini berada di pasaran Indonesia adalah kombinasi
antara 25 mg mendroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat. Cara kerja
suntikan kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi.
Yang membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini
tidak

mengandung

etinilestradiol

maka

risiko

terhadap

hipertensi

dan

vaskularisasi yang disebabkan oleh hormon ini praktis tidak terjadi. Maka
kontrasepsi sunti ini lebih aman untuk perempuan hipertensi.
Suntikan kombinasi ini efektif bekerja selama 30 hari atau dapat juga dihitung
dalam 4 minggu. Waktu pemberian suntik untuk pertama kali hampir sama
dengan pil. Adapun yang membedakan adalah untuk kunjungan ulang. Suntikan
kombinasi diberikan setiap bulan dengan teknik intra muskuler dalam.

Universitas Sumatera Utara

2. Suntikan Progestin
Saat ini suntikan progestin yang beredar di pasaran adalah yang mengandung
Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA dan
diberikan 3 bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus
gluteus masimus (dalam). Kontrasepsi suntikan progestin ini sangat efektif
dibandingkan dengan minipil, karena dosis gestagen yang cukup tinggi
dibandingkan dengan minipil.
Waktu pemberian suntikan pertama prinsipnya sama dengan kontrasepsi
hormonal lain. Adapun untuk kunjungan ulangnya adalah 12 setelah penyuntikan.
Suntikan ulang dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Suntik ulang juga bisa
diberikan 2 minggu setelah jadwal adalah perempuan tersubut diyakini tidak
hamil, akan tetapi perlu tambahan barier dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan
atau tidak melakukan hubungan seksual (Meilani dkk, 2010).
2.2.3.3 Implant atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) atau lebih dikenal dengan
istilah susuk KB adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul kecil yang ditanam
dibawah kulit. Efektif digunakan untuk mencegah kehamilan sampai dengan 3 hingga
5 tahun, tergantung jenisnya. Aman bagi hampir semua wanita yang menggunakan,
namun harus segera dilepas apabila sudah habis batas waktu penggunaan (BkkbN,
2012).
Impaln adalah alat kontrasepsi batang kecil sepanjang batang korek api
terbuat dari plastik dipasang di bawah lapisan kulit (subkutan) pada lengan atas

Universitas Sumatera Utara

bagian samping dalam. Mempunyai efektifitas sampai 99,8% dan dapat digunakan
dalam jangka waktu 3 tahun. Aman digunakan ibu pasca persalinan karena tidak
menggaanggu produksi ASI (BkkbN, 2014b).
Jenis-jenis kontrasepsi bawah kulit/implan, yaitu: (Meilani dkk, 2010)
1. Norplant, terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogestrel dengna lama kerja lima tahun.
2. Jadena dan indoplant, terdiri dua batang silastik lembut berongga dengan panjang
4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja tiga
tahun.
3. Implanon, terdiri satu batang silastik lembut berongga dengan panjang kira-kira
4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dengan lama kerja tiga
tahun.
Namun saat ini yang digunakan adalah indoplant. Keuntungan kontrasepsi
implat yaitu : 1) daya guna tinggi, 2) cepat bekerja 24 jam setelah pemasangan, 3)
perlindungan jangka panjang, 4) pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan, 5) tidak memerlukan periksa dalam, 6) bebas dari pengaruh estrogen, 7)
tidak mengganggu proses senggama, 8) tidak mempengaruhi ASI, 9) klien hanya
perlu kembali ke klinik bila ada keluhan, dan 10) dapat dicabut setiap saat sesuai
kebutuhan. Sementara, keuntungan non implant yaitu : 1) mengurangi nyeri haid, 2)
mengurangi jumlah darah haid, 3) mengurangi terjadinya anemia, 4) melidungi
terjadinya kanker endometrium, 5) menurunkan angka kejadian kelainan jinak

Universitas Sumatera Utara

payudara, 6) melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul, dan 7)
menurunkan angka kejadian endometriosis (Meilani dkk, 2010).
Kerugian implant yaitu : 1) dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak dan amenorea, 2) keluhan nyeri kepala, 3) peningkatan/penurunan
berat badan, 4) nyeri payudara, 5) perasaan mual, 6) pusing/sakit kepala, 7)
perubahan perasaan, 8) membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan, 9) tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS, 10) klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian implant ini
sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan, dan 11)
efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat TBC (Meilani dkk, 2010).
Wanita yang boleh menggunakan implan adalah 1) usia reproduksi, 2) telah
memiliki anak ataupun belum, 3) menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas
tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang, 4) menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi, 5) paska persalinan dan tidak menyusui, 6) paska
keguguran, 7) tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi, 8) riwayat
kehamilan ektopik, 9) tekanan darah

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 19

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 30

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 2 3

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Persepsi Istri Dalam Penggunaan Kb Non Hormonal Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

0 0 18

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Persepsi Istri Dalam Penggunaan Kb Non Hormonal Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Persepsi Istri Dalam Penggunaan Kb Non Hormonal Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Persepsi Istri Dalam Penggunaan Kb Non Hormonal Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

0 0 5

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Persepsi Istri Dalam Penggunaan Kb Non Hormonal Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

0 0 22