Evaluasi Pemulihan Koleksi Pasca Gempa di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bencana, baik bencana alam maupun yang disebabkan oleh manusia dapat
terjadi kapan saja dan di mana saja. Perpustakaan, kantor arsip, museum, pusat
dokumentasi, dan pusat-pusat informasi lainnya merupakan tempat yang perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal perlindungan terhadap bencana karena
menyimpan arsip atau dokumen penting yang menjadi aset bangsa dan negara.
Bencana alam tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalkan dampaknya
dengan mengetahui jenis, sifat, dan dampak yang ditimbulkannya. Dampak
bencana berupa kerusakan koleksi serta sarana di perpustakaan dan pusat-pusat
arsip dapat mengakibatkan akses terhadap informasi terhambat. Dengan
mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh bencana, dapat ditentukan langkahlangkah antisipasinya.
Salah satu bencana yang disebabkan oleh faktor alam adalah gempa.
Secara sederhana, gempa didefinisikan sebagai peristiwa bergetarnya bumi yang
bisa datang kapan saja tanpa diduga. Gempa juga dapat memicu bencana lain
seperti: tsunami, kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi, serta banjir
akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya. Oleh sebab itu,
bencana gempa menjadi salah satu bencana alam yang patut diwaspadai.
Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah rawan bencana
gempa. Hal ini dikarenakan posisi Provinsi Sumatera Barat berdekatan dengan

dua patahan bumi yaitu lempeng Australia dan Asia (Peraturan Daerah Provinsi
Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2007). Di samping itu, Peraturan Gempa

1
Universitas Sumatera Utara

Indonesia SNI-1726-2002 menempatkan Provinsi Sumatera Barat sebagai salah
satu provinsi yang memiliki percepatan gempa maksimum atau PGA tertinggi di
Indonesia (Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 115 Tahun 2008). Data
tersebut semakin mempertegas posisi Provinsi Sumatera Barat sebagai wilayah
rawan bencana gempa.
Gempa bumi yang terjadi pada tahun 2009 telah menghancurkan gedung
Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat. Gempa terjadi dua kali, pertama tanggal
30 Agustus 2009 dengan kekuatan 6,9 SR pada kedalaman 32 km dengan pusat
gempa di Pulau Siberut bagian selatan dan menyebabkan setidaknya 7 orang lukaluka. Kedua, gempa pada tanggal 30 September 2009 dengan kekuatan 7,9 SR
dengan kedalaman 71 km dan pusat gempa pada 0.84 LS – 99.65 BT dengan pusat
gempa di Padang Pariaman yang menyebabkan sedikitnya 1100 orang meninggal,
2180 orang luka-luka, dan 2650 bangunan rumah rusak berat dan ringan (BMKG,
2009).
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat merupakan

instansi pembina perpustakaan dan kearsipan di Provinsi Sumatera Barat. Instansi
ini mempunyai dua tempat pelaksanaan kegiatan adminitrasi perkantoran, yaitu di
Jalan Diponegoro Nomor 4 Padang untuk perpustakaan, dan Jalan Pramuka V
Nomor 2 Khatib Sulaiman Padang untuk kearsipan. Pada saat gempa 30
September 2009, gedung tempat kegiatan administrasi perpustakaan termasuk
salah satu yang terkena dampak bencana gempa. Gedung berlantai 4 tersebut
ambruk rata dengan tanah. Dari 565.000 koleksi, kurang dari 10 persen yang dapat
diselamatkan dengan kondisi fisik yang rusak (basah dan terkena lumpur), sisanya

2
Universitas Sumatera Utara

hancur bersama runtuhnya gedung perpustakaan tersebut. Sangat disayangkan dari
ratusan ribu koleksi yang musnah, ratusan di antaranya adalah naskah kuno adat
budaya Minangkabau. Naskah-naskah tersebut merupakan terbitan asli dan tidak
ada duplikatnya saat ini. Diantara naskah-naskah kuno yang hilang tersebut adalah
naskah tentang tuntunan upacara dan norma adat Minangkabau, buku deposit
Minangkabau, serta Al-quran tulisan tangan yang dibuat sekitar 300 tahun silam.
Dampak lain dari bencana gempa 30 September 2009 pada Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah dipindahkannya

lokasi perpustakaan sebanyak dua kali selama proses pembangunan gedung yang
ambruk. Perpustakaan yang semula berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 4 di
pindahkan ke kawasan Tabing Padang Utara sembari menunggu pembangunan
gedung baru di lokasi lama. Lokasi di Tabing dirasa kurang strategis, maka
layanan perpustakaan dipindahkan ke Jalan Asahan Nomor 3 Padang pada
Oktober 2014, gedung perpustakaan yang berada di lokasi yang lama Jalan
Diponegoro Nomor 4 Padang selesai dibangun dan difungsikan kembali.
Berdasarkan hasil pengamatan awal di Badan Perpustakaan dan Kearsipan
Provinsi Sumatera Barat, terdapat permasalahan dalam pemulihan kembali koleksi
pasca gempa yang sudah banyak menghancurkan koleksi-koleksi, khususnya
koleksi Minangkabau. Pemulihan koleksi merupakan kegiatan yang penting.
Setelah terjadi bencana, lembaga akan memberikan perlindungan berupa
penyelamatan dan pemulihan terhadap koleksi-koleksi yang ditimpa bencana.
Dengan adanya kegiatan tersebut, perpustakaan dan kearsipan mampu
melanjutkan fungsinya dengan segera setelah serangan bencana. Di samping

3
Universitas Sumatera Utara

mengurangi kerusakan koleksi, waktu penanggulangan bencana juga bisa lebih

cepat karena semua pihak menerapkan prosedur penanggulangan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Evaluasi Pemulihan Koleksi Pasca Gempa di Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemulihan
koleksi pasca gempa di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera
Barat?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemulihan
koleksi pasca gempa di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera
Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak,
antara lain:
1. Bagi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat,
sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan kegiatan pemulihan
koleksi pasca gempa.
2. Bagi peneliti lanjutan, dapat dijadikan sebagai referensi untuk

membahas penelitian dengan aspek dan metode yang sama.

4
Universitas Sumatera Utara

3. Bagi peneliti sendiri, dapat menambah pengetahuan tentang pemulihan
koleksi pasca gempa.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini, maka ruang
lingkupnya mencakup kegiatan pelestarian bahan pustaka dan kegiatan pemulihan
koleksi pasca gempa di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera
Barat.

5
Universitas Sumatera Utara