Praktikum Riset Pemasaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pemasaran merupakan suatu proses sosial dimana individu dan kelompok
dapat memperoleh kebutuhan mereka dengan saling menciptakan penawaran satu
sama lain. Terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak.
Di dalam pemasaran produk tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar
sesuai keinginan perusahaan. Banyak permasalahan yang timbul dalam bentuk
keluhan, komentar, kritik, saran atau masukan dari konsumen. Permasalahan produk
meliputi banyak aspek seperti kualitas produk, harga, ukuran produk dan kemasan,
dan sebagainya, dimana berbagai permasalahan tersebut tidak akan dapat diselesaikan
secara sendiri tanpa bantuan konsumen. Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan
dan keinginan konsumen terhadap suatu produk diperlukan suatu penelitian yang
dinamakan riset pemasaran.

Cokelat merupakan hasil olahan dari biji tanaman kakao (Theobroma cacao)
yang dapat dijadikan makanan ataupun minuman. Produk olahan cokelat masih
populer di kalangan masyarakat hingga saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya penjualan produk cokelat di gerai-gerai cokelat. Salah satu faktor
penentu keberhasilan dagang produk olahan cokelat adalah dengan mengenali
keinginan dan kebutuhan konsumen.

2

1.2.

Rumusan Masalah

1.

Faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap minat beli produk
olahan cokelat di kecamatan Semarang Selatan?

2. Bagaimana tingkat konsumsi produk olahan cokelat di kecamatan
Semarang Selatan?

1.3.

Hipotesis

Ho

: Faktor produk, harga, tempat, dan promosi tidak berpengaruh
....terhadap minat beli produk olahan cokelat di kecamatan Semarang
…Selatan.

H1

: Faktor produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh terhadap
minat beli produk olahan cokelat di kecamatan Semarang Selatan.

1.4.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, dapat diketahui bahwa tujuan praktikum

riset pemasaran adalah :
1. Untuk mengetahui faktor bauran pemasaran yang paling berpengaruh
terhadap minat beli produk olahan cokelat di kecamatan Semarang
Selatan
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat konsumsi produk olahan cokelat
di kecamatan Semarang Selatan

3

1.5.

Manfaat

Manfaat praktikum ini adalah untuk menganalisis pengaruh bauran
pemasaran terhadap karakteristik dan perilaku konsumen yang diperlukan untuk
mendalami dan mempelajari pola pembelian konsumen untuk kemudian merancang
strategi pemasaran yang tepat.

4


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Produk Olahan Cokelat

Cokelat merupakan produk pangan hasil olahan derivat biji kakao yang
berasal dari tanaman kakao atau Theobroma cacao L. Biji kakao mengandung 3550% minyak/lemak, 15% pati, 15% protein, 1-4% theobromin dan 0,07-0,36% kafein
(Rizza et al., 2000). Cokelat merupakan produk pangan olahan yang bahan
ingrediennya terdiri dari campuran kombinasi dari pasta cokelat (chocolate liquor),
gula, lemak kakao dan beberapa jenis bahan tambahan citarasa (Kelishadi, 2005).
Saat ini, cokelat banyak dikonsumsi hampir di seluruh dunia dan banyak dipelajari
atau diteliti karena secara in vivo memiliki sifat-sifat sebagai antioksidan dan
antiradikal dari kostituen kandungan senyawa fenoliknya, yang terdiri dari asam
fenolik, procianidin dan flavonoid yang merupakan senyawa komponen bioaktif yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia (Sudibyo, 2012).

2.2.


Tingkat Konsumsi Olahan Cokelat

Konsumen dengan citra positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan
untuk melakukan pembelian (Sutisna, 2001). Minat beli konsumen terhadap sebuah
produk sangat penting karena dengan melakukan pembelian, maka evaluasi paska
pembelian terjadi (Kotler, 2004). Pilihan konsumen terhadap apa yang diinginkannya

5

sangat dipengaruhi oleh aktivitas, teman-teman dan pengetahuan konsumen
(Hermanianto, 2002).
Citra merek memiliki pengaruh positif dalam menciptakan suatu komitmen
terhadap pembelian suatu produk atau merek yang pada akhirnya akan menciptakan
loyalitas konsumen terhadap produk atau merek tersebut (Zhenzhen Tan, 2009).
Konsumen memiliki pengaruh terhadap keinginan konsumen untuk membeli dan
pada akhirnya menghasilkan minat beli (Anoraga, 2004.). Tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap pola konsumsi seseorang yang disebabkan oleh pola pikir dan
pengalamannya (Nurmansyah, 2006).


2.3.

Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat
keberhasilan pemasaran bagi perusahaan. Bauran pemasaran juga dapat diartikan
sebagai pemasaran yang terpadu dan menunjang satu sama lain sehingga
menghasilkan bauran pemasaran yang baik (Fuad et al., 2000). Bauran pemasaran
merupakan seperangkat alat yang digunakan perusahaan untuk menerus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran disebut juga dengan
variabel-variabel pemasaran atau mix marketing atau 4P, yang meliputi product,
price, promotion, dan place (Sari, 2010).

6

2.3.1.

Produk

Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk

mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan (Fuad et al., 2000). Produk atau barang dapat
dibedakan menjadi barang konsumsi yaitu barang yang dibeli oleh konsumen akhir
untuk dikonsumsi dan barang industri yaitu barang yang dibeli dan diolah kembali
(Umar, 2000). Kemasan produk bukan sekedar wadah atau pembungkus produk,
namun memiliki beberapa tujuan lain yakni melindungi produk, meningkatkan
penampilan, sebagai sarana promosi, mengamankan distribusi dan mempermudah
perhitungan (Suprapti, 2005). Pemberian merek lebih baik dibuat semenarik mungkin
agar mudah diingat. Pemberian merek adalah proses menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan ciri produk tertentu yang dibuat oleh produsen tertentu supaya
mudah diingat oleh konsumen (Griffin and Ebert, 2006).

2.3.2.

Harga

Bagi produsen, harga adalah nilai produk yang akan menjadi penerimaan
apabila produk terjual. Tetapi bagi konsumen, harga adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan produk (Simamora, 2003). Keputusan-keputusan
mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal perusahaan dan

faktor lingkungan eksternal (Umar, 2000). Banyak perusahaan mengadakan
pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya

7

(Engel dan Blackwell, 2004). Harga berdampak pada kinerja keuangan dan
berpengaruh penting pada nilai penempatan posisi merk di benak pelanggan
(Suyanto, 2007). Produk akan mudah mendapatkan respons yang bagus dari
masyarakat apabila didukung harga yang terjangkau (Kartajaya, 2006).

2.3.3.

Tempat

Tempat yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau
dan juga keamanan yang terjamin. Lokasi memegang peranan yang penting dalam
melakukan usaha, karena berkaitan dengan dekatnya lokasi usaha dengan pusat
keramaian, mudah dijangkau (aksesbilitas), aman, bersih dan tersedianya tempat
parkir yang luas, pada umumnya lebih disukai konsumen (Lupiyoadi, 2001). Tempat
meliputi masalah pemasaran seperti jenis penyaluran, paparan, transportasi, distribusi

dan lokasi. Sebuah produk harus tersedia untuk konsumen kapan dan dimana
konsumen inginkan. Pemasar menggambarkan ini sebagai “penyaluran”. Penyaluran
menjelaskan setiap perusahaan (individu) yang berpartisipasi dalam aliran produk
dari produsen ke konsumen (Nitisemito, 2002).

2.3.4.

Promosi

Promosi adalah suatu program yang memberi informasi kepada konsumen
mengenai keunggulan produk, terdapat berbagai macam alat-alat promosi yang
digunakan untuk meraih tujuan pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan,

8

hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung (Kotler dan
Amstrong, 2003). Beberapa bentuk promosi seperti promosi personal selling, mass
selling, promosi penjualan, public relation, direct marketing. Cara promosi yang
dapat dilakukan antara lain dengan promosi mouth by mouth, mengikuti even-even
tertentu, mengadakan diskon khusus pada saat tertentu, memberi member card pada

pelanggan (Rina, 2011). Tujuan promosi adalah menginformasikan (information),
membujuk pelanggan sasaran (persuading), dan mengingatkan (reminding)
(Sofjan, 2011).

2.4.

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
dimana konsumen benar-benar membeli, merupakan suatu kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa
yang ditawarkan (Kotler dan Keller, 2009). Proses keputusan pembelian menurut
Philip Kotler terdiri dari lima tahap yaitu .pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku paska pembelian
(Simamora, 2008). Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen karena bauran pemasaran digunakan dalam mencapai tujuan perusahaan
yaitu untuk memperoleh laba dan meningkatkan volume penjualan produknya,
sehingga penjualan perusahaan tersebut akan meningkat apabila konsumen
memutuskan untuk membeli produk tersebut (Suardika et al., 2014).


9

BAB III

METODOLOGI

3.1.

Materi

Praktikum Riset Pemasaran dilaksanakan pada tanggal 15 April 2016 di
kecamatan Semarang Selatan. Pengujian dilakukan kepada 30 responden dengan
menggunakan alat bantu kuisioner dalam melakukan wawancara.

3.2.

Metode

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei, wawancara, dan
studi pustaka. Tahap survei dilaksanakan untuk mengamati secara langsung keadaan
di kecamatan Semarang Selatan serta membagikan kuisioner kepada warga setempat
untuk mendapatkan keterangan. Wawancara dilakukan dengan memberikan
pertanyaan secara langsung kepada responden untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dengan menggunakan kuesioner. Studi pustaka dilakukan dengan
mengumpulkan informasi atau data dari kepustakaan dalam bentuk buku, jurnal,
skripsi, serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan riset pemasaran yang
dilakukan.

10

3.2.1.

Metode Penentuan Sampel

Sampel penelitian harus ditentukan berdasarkan tujuan penelitian dan
kondisi populasi, seperti luas, sebaran, dan sebagainya. Berikut ini akan diuraikan
mengenai pengertian sampel serta cara pengambilan sampel (sampling) yang
digunakan dalam penelitian ini.

3.2.1.1. Sampel

Penelitian dilakukan pada sampel karena masalah keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya yang tidak memungkinkan untuk meneliti keseluruhan populasi
warga di kecamatan Semarang Selatan. Sampel adalah bagian dari populasi. Menurut
Harianti et al. (2012), sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik
tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Sampel yang
digunakan dalam riset pemasaran ini sebanyak 30 sampel. Alasan pemilihan sampel
antara lain adalah obyek penelitian yang homogen, mudah rusak, penghematan biaya,
masalah ketelitian, ukuran populasi dan faktor ekonomis. Sampel yang baik harus
memenuhi dua syarat yaitu representatif dan memadai (Arifin, 2008).

3.2.1.2. Sampling

Pengambilan sampel responden menggunakan teknik purposive sampling
yaitu peneliti memilih subjek pada warga kecamatan Semarang Selatan yang
mengkonsumsi produk olahan cokelat. Menurut Nursalam (2008), purposive

11

sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di
antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam
penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi.

3.2.2.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode survei
dengan melakukan wawancara kepada warga di kecamatan Semarang Selatan
berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan sebelumnya. Survei
adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta
tanggapan dari responden tentang variabel yang diteliti. Pada dasarnya survei terdiri
atas wawancara dan kuesioner (Gulo, 2010).

3.2.2.1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam riset ini yaitu sumber data primer dan
sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara kuisioner kepada
warga di kecamatan Semarang Selatan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
studi pustaka dari buku, jurnal, serta berbagai sumber di internet. Menurut Wibisono
(2003), data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi
langsung antara pengumpul dan sumber data. Sedangkan data sekunder dikumpulkan
dari sumber-sumber tercetak dimana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak lain
sebelumnya.

12

3.2.2.2. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel 4p dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu
dengan cara memberikan opsi jawaban berdasarkan pilihan sangat tidak setuju, tidak
setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Skala likert merupakan skala yang mengukur
kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pertanyaan berkaitan
dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu (Oktavia, 2015).
Menurut Hermawan (2009), skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist
ataupun pilihan ganda yang umumnya menggunakan skor tertentu yaitu :
1. sangat tidak setuju diberi skor 1
2. tidak setuju diberi skor 2
3. netral diberi skor 3
4. setuju diberi skor 4
5. sangat setuju diberi skor 5

3.2.2.3. Variabel Penelitian

Penilitian riset pemasaran produk olahan cokelat menggunakan dua variabel
yaitu variabel depeden dan variabel independen. Variabel produk, variabel harga
cokelat, variabel tempat, variabel promosi merupakan variabel independen karena
bersifat bebas yang dapat mempengaruhi variabel dependen sedangkan tingkat
konsumsi dan minat beli merupakan variabel dependen karena terikat oleh variabel
independen.

13

3.2.2.4. Definisi Operasional Variabel

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Definisi
operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat
diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan. Operasionalisasi variabel bermanfaat
untuk mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan dan
menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu
definisi operasional (Zulfikar dan Budiantara, 2014).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel 4p dan variabel minat beli.
Terkait dengan variabel ada yang dinamakan atribut dan indikator. Atribut adalah
nilai spesifik dari variabel. Indikator adalah ukuran, yakni hal-hal yang menunjukkan
keterwakilan dari nilai sebuah variabel.
1. Variabel Independen
a. Produk
Indikator yang menunjukkan kualitas produk antara lain :
-

Merek (Brand)

-

Tampilan produk (bentuk, ukuran, dan kemasan)

-

Kualitas produk (rasa dan kandungan gizi)

b. Harga
Indikator yang menentukan harga antara lain:
-

Tingkat harga

14

-

Potongan harga

-

Harga berdasarkan variasi produk

-

Harga jual produk pesaing

c. Tempat
Indikator yang menentukan tempat :
-

Kemudahan mendapatkan produk

-

Lokasi pembelian

-

Lokasi mudah dijangkau

d. Promosi
Indikator yang menentukan promosi :
-

Media promosi

-

Frekuensi dan penyebarluasan iklan

-

Adanya promosi penjualan, misalnya diskon dan bonus pembelian.

2. Variabel Dependen
a. Minat beli
Indikator dari minat beli antara lain :
-

Pencarian informasi

-

Evaluasi alternatif

-

Perilaku pasca pembelian

15

3.3.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam praktikum ini adalah uji korelasi
Spearman. Korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya
hubungan di antara kedua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat yang
berskala non parametrik (Tifani, 2011). Perhitungan koefisien korelasi Spearman
dilakukan dengan merangking setiap data pada setiap variabel kemudian menghitung
selisih rangking dari setiap pasangan data pada dua variabel yang ada dan kemudian
dikuadratkan. Hasil-hasil kuadrat selisih rangking itulah yang kemudian digunakan
untuk menghitung (Suharjo, 2008; Hidayatulloh, 2012).
Secara sistematis korelasi Spearman dinotasikan sebagai berikut:
rs

∑n
i

i

n n

Keterangan :
rs = Koefisien Korelasi
d1 = Selisih rangking pada setiap pasangan data
n = Banyaknya pasangan data
Tabel 1. Interpretasi terhadap Nilai rs Hasil Analisis Korelasi (Budi, 2006)
Interval Nilai rs
Interpretasi
0,001 – 0,200
Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400
Korelasi lemah
0,401 – 0,600
Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800
Korelasi kuat
0,801 – 1,000
Korelasi sangat kuat

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum Obyek Riset

Objek riset penelitian ini adalah warga masyarakat di kecamatan Semarang
Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan memilih 30 responden di kecamatan
Semarang Selatan dengan sistem purposive random sampling, yang terdiri dari
responden laki-laki sebanyak 12 responden atau 40%, sedangkan jumlah responden
perempuan sebanyak 18 responden atau 60%. Pendidikan masing–masing responden
adalah SMP, SMA, dan Mahasiswa. Gambaran perolehan data mengenai sebaran
pendidikan dan jenis kelamin dijelaskan pada ilustrasi 1. dan ilustrasi 2.

Tabel 2. Distribusi Responden
Pendidikan

Jenis Kelamin

SMP
SMA
Mahasiswa
Laki-Laki
10
9
11
12
Sumber : Data Primer Praktikum Riset Pemasaran, 2016.

Perempuan
18

17

Pendidikan Responden
12

Jumlah

10
8
6
4
2
0
SMP

SMA

Mahasiswa

Pendidikan
Ilustrasi 1. Sebaran Pendidikan Warga Masyarakat Kecamatan Semarang Selatan

Jenis Kelamin Responden
20

Jumlah

15
10
5
0
Laki-laki

Perempuan
Jenis Kelamin

Ilustrasi 2. Sebaran Jenis Kelamin Warga Masyarakat kecamatan Semarang Selatan

18

4.2.

Gambaran Umum Data

Berdasarkan data yang diperoleh, merk cokelat yang paling digemari
responden (Ilustrasi 3.) adalah merk Silver Queen dengan persentase sebanyak 45%,
sedangkan posisi kedua diduduki oleh Cadburry 26%, disusul oleh Beng-beng 15%,
Choki-choki 11% dan Chacha 3%.

11%

3%
Silver Queen
Cadburry

15%

45%

Beng-beng
Choki-choki
Chacha

26%

Ilustrasi 3. Grafik Merk Cokelat Paling Digemari

Alasan responden memilih merk Silverqueen karena dipengaruhi oleh faktor
produk. Hal tersebut dibuktikan oleh data yang diperoleh pada Ilustrasi 4. bahwa
sebanyak 43% responden memilih merk tersebut karena faktor rasa. Menyusul 29%
memilih produk tersebut karena harganya yang terjangkau, kemudian 15%
menjawab kandungan gizi produk, 9% memilih karena kemasan produk yang unik
dan menarik, dan 4% lainnya memilih bentuk dan ukuran produk. Tidak ada
responden yang menjawab kemudahan produk tersebut didapat. Ini berarti distribusi
produk bukan merupakan faktor penting dalam minat beli konsumen.

19

9%

4%
Rasa

15%

43%

Harga Terjangkau
Bergizi
Kemasan Unik
Bentuk dan Ukuran

29%

Ilustrasi 4. Grafik Alasan Pembelian Merk Cokelat

Responden mendapatkan informasi mengenai merk-merk cokelat tersebut
sebagian besar dari televisi sebanyak 71% yang tergambar pada Ilustrasi 5. Selain itu,
sebanyak 16% responden mendapat informasi mengenai cokelat dari teman atau
kenalan, 10% dari internet dan media sosial, dan 3% sisanya dari majalah dan media
cetak lainnya.

10%

3%
Televisi
Teman atau Kenalan

16%

Internet dan Media
Sosial

71%

Majalah dan Media
Cetak lainnya

Ilustrasi 5. Grafik Informasi Pembelian Merk Cokelat

20

4.3.

Analisis Data

Hasil uji korelasi Spearman mengenai hubungan antara variabel 4p terhadap
minat beli produk hasil olahan cokelat menunjukkan bahwa variabel yang paling
berpengaruh terhadap minat beli produk hasil olahan cokelat adalah variabel produk
dengan nilai rs sebesar 0,462. Hubungan antara variabel produk dengan minat beli
adalah cukup kuat. Variabel harga, tempat, dan promosi penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat beli.

4.4.

Hasil Penelitian

Hubungan antara variabel 4p (product, price, place, dan promotion) terhadap
minat beli produk hasil olahan cokelat diperoleh berdasarkan uji korelasi Spearman
yang dijelaskan pada sub bab berikut ini.

4.4.1. Hubungan Produk (X1) dengan Minat beli (Y)
Tabel 3. Korelasi Produk dengan Minat Beli
Variabel
Koefisien Korelasi
X1 (produk)
0.462
Sumber : Data Primer Praktikum Riset Pemasaran, 2016.

Signifikansi
0.010

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi produk
adalah 0,010. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan
antara variabel produk dengan minat beli. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sarwono (2006) yang menyatakan bahwa jika angka signifikansi hasil riset 0,05,
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Hubungan antara variabel produk
dengan minat beli cukup erat yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,462. Hal ini sesuai dengan pendapat Budi (2006) yang menyatakan bahwa
rs memiliki nilai interval antara lain 0,001-0,200 interpretasi korelasi sangat lemah,
0,201-0,400 menunjukkan interpretasi korelasi lemah, 0,401-0,600 menunjukkan
interpretasi korelasi cukup kuat, 0,601-0,800 menunjukkan intrepetasi korelasi kuat,
0,801-1,000 menunjukkan interpretasi korelasi sangat kuat. Hal ini didukung oleh
pendapat Rahayu et al. (2013) yang menyatakan bahwa koefisien korelasi semakin
mendekati nilai 1 maka korelasinya semakin kuat.

4.4.2. Hubungan Harga (X2) dengan Minat beli (Y)
Tabel 4. Korelasi Harga dengan Minat Beli
Variabel
Koefisien Korelasi
X2 (harga)
0.302
Sumber : Data Primer Praktikum Riset Pemasaran, 2016.

Signifikansi
0.105

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai signifikansi harga
terhadap minat beli adalah 0,105. Angka tersebut menunjukkan bahwa harga
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap minat beli produk hasil olahan cokelat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2006) yang menyatakan bahwa jika angka
signifikansi hasil riset 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.

22

Diketahui bahwa koefisien korelasi sebesar 0,302 (bernilai positif) menandakan
adanya hubungan yang searah antara kedua variabel. Artinya, apabila X2 (harga)
semakin baik (semakin murah) maka minat beli konsumen juga akan meningkat atau
semakin baik pula. Koefisien korelasi antara variabel harga dengan minat beli
menunjukkan hubungan yang lemah antara kedua variabel. Hal ini sesuai dengan
pendapat Budi (2006) yang menyatakan bahwa rs memiliki nilai interval antara lain
0,001-0,200 interpretasi korelasi sangat lemah, 0,201-0,400 menunjukkan interpretasi
korelasi lemah, 0,401-0,600 menunjukkan interpretasi korelasi cukup kuat, 0,6010,800 menunjukkan intrepetasi korelasi kuat, 0,801-1,000 menunjukkan interpretasi
korelasi sangat kuat.

4.4.3. Hubungan Tempat (X3) dengan Minat beli (Y)
Tabel 5. Korelasi Tempat dengan Minat Beli
Variabel
Koefisien Korelasi
X3 (tempat)
-0.244
Sumber : Data Primer Praktikum Riset Pemasaran, 2016.

Signifikansi
0.193

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai signifikansi tempat
adalah 0,193. Angka tersebut menunjukkan bahwa tempat berpengaruh tidak nyata
(P>0,05) terhadap minat beli produk hasil olahan cokelat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sarwono (2006) yang menyatakan bahwa jika angka signifikansi hasil riset
0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Diketahui koefisien korelasi

23

sebesar -0.244, maka nilai ini menandakan bahwa kedua variabel mempunyai
hubungan terbalik. Artinya, jika distribusi produk (place) tinggi, maka minat beli
konsumen akan menjadi rendah, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rahayu et al. (2013) yang menyatakan bahwa Jika koefesien korelasi
positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel
X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi
negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai
variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya).

4.4.4. Hubungan Promosi (X4) dengan Minat beli (Y)
Tabel 6. Korelasi Promosi dengan Minat Beli
Variabel
Koefisien Korelasi
X4 (promosi)
0.082
Sumber : Data Primer Praktikum Riset Pemasaran, 2016.

Signifikansi
0.666

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai signifikansi antara
promosi dengan minat beli adalah 0,666. Angka tersebut menunjukkan bahwa
promosi berpengaruh tidak nyata terhadap minat beli produk hasil olahan cokelat.
Diketahui koefisien korelasi sebesar 0,082. Angka koefisien korelasi yang positif ini
menandakan hubungan linear atau searah antara kedua variabel. Artinya, apabila X4
(promosi) semakin baik maka tingkat pembelian konsumen juga akan meningkat.
Koefisien korelasi antara variabel promosi dengan minat beli menunjukkan hubungan
yang sangat lemah. Peningkatan variabel promosi berpengaruh sangat lemah terhadap

24

peningkatan pembelian konsumen. Hal ini didukung oleh pendapat Budi (2006) yang
menyatakan bahwa rs memiliki nilai interval antara lain 0,001-0,200 interpretasi
korelasi sangat lemah, 0,201-0,400 menunjukkan interpretasi korelasi lemah, 0,4010,600 menunjukkan interpretasi korelasi cukup kuat, 0,601-0,800 menunjukkan
intrepetasi korelasi kuat, 0,801-1,000 menunjukkan interpretasi korelasi sangat kuat.
Hal ini didukung oleh pendapat Rahayu et al. (2013) yang menyatakan bahwa
koefisien korelasi semakin mendekati nilai 1 maka korelasinya semakin kuat.

25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil riset pemasaran produk olahan cokelat di kecamatan
Semarang Selatan dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran produk merupakan
yang paling signifikan mempengaruhi minat beli produk olahan cokelat pada
masyarakat di kecamatan Semarang Selatan, sedangkan bauran pemasaran yang lain
seperti harga, tempat, dan promosi berpengaruh tidak signifikan (tidak nyata)
terhadap minat beli masyarakat di sekitar Semarang Selatan. Sesuai dengan hipotesis
penelitian, maka H0 ditolak dan H1 diterima, namun yang mempengaruhi minat beli
secara signifikan hanya produk saja.
5.2.

Saran

Sebaiknya proses input data dilakukan dengan lebih teliti supaya tidak ada
data yang terlewat atau tertukar, serta pengaplikasian program SPSS agar dapat
dipahami betul supaya pengolahan dan penganalisisan data dapat berjalan dengan
lancar dan didapatkan hasil yang tepat.

26

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2004. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta.
Arifin, J. 2008. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Budi, T.P. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Andi, Yogyakarta.
Engel, J dan R, Blackwell. 2004. Consumer Behavior. Andi, Yogyakarta.
Fuad, M. et al. 2000. Pengantar Bisnis. Gramedia, Jakarta.
Griffin, R.W. dan Ronald, J.E. 2006. Bisnis Edisi ke Delapan Jilid 1. Erlangga,
Jakarta.
Gulo, W. 2010. Metodologi Penelitian. Grasindo, Jakarta.
Harianti, A., et al. 2012. Statistika II. Andi, Yogyakarta.
Hermanianto, J. dan R.Y. Andayani. 2002. Studi perilaku konsumen dan identifikasi
parameter bakso sapi berdasarkan preferensi konsumen di wilayah DKI
Jakarta. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 13 (1) : 1-10.
Hermawan, A. 2009. Penelitian Bisnis. Grasindo, Jakarta.
Kartajaya, H. 2006. Seri 9 Elemen Marketing. Mizan, Bandung.
Kelishadi, R.M.D. 2005. Cacao to Cocoa to Chocolate : Healthy Food?. ARYA
Journal. 1 (1) : 28-34.
Kotler P. 2004. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. ANDI, Yogyakarta.
Kotler P. dan Kelvin L.K. 2009. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Rinerka Cipta, Jakarta.

Nitisemito, A.S. 2002. Marketing. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nurmasyah, A. 2006. Analisis Perilaku Konsumen dalam Minat beli Kartu IM3 di
Bandar Lampung. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Skripsi.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika, Jakarta.

27

Oktavia, N. 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Deepulish, Yogyakarta
Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Media Com, Jakarta.
Rahayu, A., S.A. Santosa, dan A. Susanto. 2013. Evaluasi mutu genetik sapi perah
menggunakan catatan produksi susu harian dan centering date method (cdm).
1 (1) : 236-243.
Rizza, R.A et al. 2000. Encyclopedia of Foods : A Guide to Helathy Nutrition.
Academic Press, London.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Simamora, B. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.
Gramedia, Jakarta.
Simamora, B. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia, Jakarta.
Suardika, P., Ambarwati, dan Sukaatmadja. 2014. Analisis perilaku konsumen
terhadap minat beli sayur organik cv golden leaf farm bali. Jurnal Manajemen
Agribisnis. 2 (1) : 1-10.
Sudibyo, A. 2012. Peran Cokelat sebagai Produk Pangan Derivat Kakao yang
Menyehatkan. Jurnal Riset Industri. 6 (1) : 23-40
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Suprapti, M.L. 2005. Aneka Olahan Beligu dan Labu. Kanisius, Yogyakarta.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Suyanto, M. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Andi, Yogyakarta.
Umar, H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia, Jakarta.
Wahab, S.A. 2012. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara, Jakarta.
Zhenzhen Tan. 2009. Exploring the impact of brand image on customer loyalty and
commitment in China. Journal of Technology Management in China. 4 (2) :
132-144.
Zulfikar dan I.N.Budiantara. 2014. Manajemen Riset dengan Pendekatan Komputasi
Statistika. Deepublish, Yogyakarta.

28

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuisioner

A. IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai pendapat Anda!
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama
Alamat
No. HP
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Penghasilan per bulan

:
:
:
:
:
:
:

1. Laki-laki

1.
2.
3.
4.
5.

2. Perempuan

Kurang dari Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 – Rp. 7.000.000
Rp. 7.000.001 – Rp. 11.000.000
Rp. 11.000.001 – Rp. 15.000.000
Lebih dari Rp. 15.000.000

8. Berapa pengeluaran yang digunakan untuk mengkonsumsi coklat per bulan?
1. Kurang dari Rp. 20.000
2. Rp. 20.000 – Rp. 30.000
3. Rp. 30.001 – Rp. 40.000
4. Rp. 40.001 – Rp. 50.000
5. Lebih dari Rp. 50.000
9. Merek produk coklat apa yang sering Anda konsumsi, dan berapa harganya?
Sebutkan!
1. Cadbury
Harga :
2. Chacha
Harga :
3. Choki-choki
Harga :
4. Silver Queen
Harga :
5. Beng-beng
Harga :
6. Lainnya, sebutkan
:

29

Lampiran 1. (lanjutan)

10. Apa alasan Anda tertarik mengkonsumsi coklat merek tersebut?
1. Bentuk dan ukuran produk
2. Harga terjangkau
3. Kandungan gizi
4. Faktor rasa
5. Mudah didapat
6. Kemasan yang menarik
7. Lainnya, sebutkan
:

11. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai coklat tersebut?
1. Televisi
2. Iklan media cetak
3. Internet
4. Teman/kenalan
5. Lainnya, sebutkan
12. Jenis rasa coklat apa saja yang sering anda konsumsi ?
1. Vanila
2. Strawbey
3. Coklat original
4. Lainnya, sebutkan
13. Seberapa sering anda mengkonsumsi coklat dalam seminggu ?
1. 1 kali
2. 2 kali
3. 3 kali
4. > 3 kali
5. Tidak pernah

30

Lampiran 1. (lanjutan)

B. BAURAN PEMASARAN

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai pendapat Anda pada
kolom jawaban yang telah disediakan.
Keterangan :
1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
2
= Tidak Setuju (TS)
3
= Netral (N)
4
= Setuju (S)
5
= Sangat Setuju (SS)
Faktor Produk(Product)
Tingkat Persetujuan
No

Pertanyaan

1

Alasan saya mengkonsumsi coklat karena
kandungan gizinya tinggi

2

Saya akan mengkonsumsi coklat karena
rasanya enak

3

Saya akan mengkonsumsi coklat karena
bentuk dan ukuran produknya ekonomis

4

Saya akan mengkonsumsi coklat karena
kemasannya yang menarik

STS

TS

N

S

SS

1

2

3

4

5

31

Lampiran 1. (lanjutan)

Faktor Harga (Price)
Tingkat Persetujuan
No

Pertanyaan

1

Saya mengkonsumsi coklatkarena harganya yang terjangkau

2

Saya mengkonsumsicoklat karena harga yang ditawarkan
sebanding dengan kualitas produk yang didapatkan

3

Saya mengkonsumsicoklat karena harganya yang bervariasi
sesuai dengan ukuran

STS

TS

N

S

SS

1

2

3

4

5

Faktor Tempat (Place)
Tingkat Persetujuan
No

Pertanyaan

1

Saya mengkonsumsi coklat karena produk mudah didapatkan
di sekitar tempat tinggal

2

Saya mengkonsumsi coklat karena produk yang mudah
didapatkan di berbagai tempat

STS

TS

N

S

SS

1

2

3

4

5

32

Lampiran 1. (lanjutan)

Faktor Promosi
Tingkat Persetujuan
No

Pertanyaan

1

Saya memilih produk coklat karena iklan di media elektronik
yang kreatif dan menarik

3

Saya memilih produk coklat karena tertarikdengan iklan yang
ditawarkan lewat media cetak

4

Saya memilih produk coklat karena iklan yang cukup sering
muncul di berbagai media

5

Saya mengkonsumsi coklat karena kemasannya yang menarik

6

Saya mengkonsumsi coklat karena mereknya sudah terkenal
(branded)

STS

TS

N

S

SS

1

2

3

4

5

Keputusan Pembelian (Y)
No

Pertanyaan

1
2

Saya akan mengkonsumsi coklat setiap hari
Saya sudah yakin dengan keputusan membeli coklat

3

Saya tidak akan beralih kepada produk coklat merek lain
kecuali jika coklat yang biasa saya konsumsi tidak tersedia di
tempat pembelian

4

Saya akan merekomendasikan ke orang lain untuk membeli
coklat

TingkatPersetujuan
STS TS
N
S
SS
E2
1
3
4
5

33

Lampiran 2. Analisis Data SPSS

Ilustrasi 6. Uji Korelasi One-Sample Kolmogorof-Smirnov

Ilustrasi 7. Hasil Uji Korelasi

34

Lampiran 2. (lanjutan)

Ilustrasi 8. Uji Korelasi Kendall’s tau dan Spearman’s rho

35

Lampiran 3. Input Data ke dalam Microsoft Excell

Ilustrasi 9. Input Data ke dalam Microsoft Excell

36

Lampiran 4. Dokumentasi

Ilustrasi 10. Foto Responden Siswi SMP

Ilustrasi 11. Foto Responden Siswi SMA

37

Lampiran 4. (lanjutan)

Ilustrasi 12. Foto Wawancara di SMP dan SMA Mardisiswa Banyumanik