Upaya Peningkatan Ekspor Nasional dengan

Upaya Peningkatan Ekspor Nasional dengan Negara Maju Dunia
melalui Diplomasi Ekonomi Untuk Memperbaiki Posisi Neraca
Perdagangan Indonesia
Tugas Perekonomian Indonesia

Disusun Oleh
Veronika Lipat Ola

NIM 041311133100

Maulana Arief W

NIM 041311133108

Rahmaniah Halim

NIM 041311133111

Titah Rahayu Pangestuti

NIM 041411131001


Ilham Maulana

NIM 041411131002

Anita Lucky Kurniasari

NIM 041411131003

Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
Surabaya
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.


Latar Belakang
Peningkatan ekspor produk Indonesia di pasar internasional menjadi program kerja
utama kementerian perdagangan Indonesia pada pemerintahan saat ini. Nilai ekspor
Indonesia periode Januari hingga September 2016 mencapai US$ 104.360.5 juta dollar
atau menurun 9% dari nilai ekspor periode yang sama pada tahun 2015 sebesar US$
115.205.3 juta dollar. Jika dilihat dari sektornya, industri nonmigas Indonesia pada tahun
2016 lebih mengusai pasar internasional dibandingkan sektor dari migas.
Nilai impor Indonesia periode Januari hingga September 2016 mencapai angka US$
986.934 juta dollar. Sedangkan pada tahun 2015 dengan periode yang sama mencapai
angka US$ 1079891 juta dollar, angka ini menurun 8% dari periode sebelumnya.
Meskipun pada neraca perdagangan Indonesia tetap pada posisi surplus tetapi net
ekspor Indonesia mengalami penurunan US$ 15491 juta dollar. Perlu adanya upaya untuk
mendorong ekspor dan meningkatkan net ekspor Indonesia.
Era globalisasi telah terbentuk dan dirasakan penting untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi di suatu negara. Terbukanya pasar dunia telah menyebabkan berubahnya peta
persaingan di kawasan. Keunggulan kompetitif suatu negara tercermin dari penguasaan
pasar yang makin meningkat di mancanegera.
Daya saing produk nasional menjadi perhatian ketika pemerintah menginginkan
adanya peningkatan angka ekspor. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki
daya saing khususnya terhadap barang ekspor. Perbaikan telah dilakukan oleh pemerintah

untuk membenahi daya saing seperti penciptaan iklim usaha yang kondusif, melengkapi
sarana dan prasarana serta perbaikan jalur perizinan merupakan hal pendukung dalam
perbaikan daya saing tersebut.
Perbaikan daya saing telah diperoleh dengan adanya peringkat daya saing yang lebih
baik dari tahun sebelumnya. Angka peringkat daya saing nasional merupakan hal yang
sangat menggembirakan, karena menunjukkan telah terjadinya reformasi baik dari
kalangan investor dan juga dari pihak pemerintah sebagai penyedia jasa layanan
publik.Peringkat daya saing merupakan cerminan kemampuan bersaing secara umum bagi
semua industri di negeri ini.
Selain masalah daya saing produk domestic di mancanegara, salah satu masalah utama
lainnya bagi industri dalam negeri dalam menjajaki pasar internasional adalah lemahnya
pemasaran atas produk yang dihasilkan. Dengan adanya krisis keuangan di negara-negara
tujuan ekspor Indonesia seperti Eropa, Amerika, Jepang, Tiongkok dan lainnya, beberapa
negara menetapkan kebijakan impor yang bersifat lebih ketat untuk melindungi industri

domestiknya. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia. Untuk
itu perlu dilakukan suatu analisa tentang kebijakan impor di beberapa negara tujuan
ekspor Indonesia untuk lebih mengamankan akses pasar ekspor Indonesia.
Selain Analisa kebijakan impor dibeberapa negara tujuan ekspor Indonesia kita
memerlukan deplomasi ekonomi untuk memperkenalkan produk-produk nasional

Indonesia di dunia. Diplomasi ekonomi ini sangat membantu perkenalan produk domestic
dan dapat menilai kualitas produk ekspor Indonesia di mancanegara.
Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana posisi neraca perdagangan Indonesia?
1.2.2. Bagaimana kondisi umum negara-negara importir utama produk yang dihasilkan

1.2.

Indonesia?
1.2.3. Bagaimana hambatan dan kendala bagi industri dalam memenuhi standard
kualitas dan persyaratan teknis atau lingkungan yang ditetapkan oleh negaranegara importir utama?
1.2.4. Bagaimana cara meningkatkan angka ekspor nasional untuk memperbaiki neraca
1.3.

perdagangan Indonesia?
Tujuan Penulisan
1.3.1. Mengetahui posisi neraca perdagangan Indonesia
1.3.2. Memahami kondisi umum negara importi utama produk yang dihasilkan
Indonesia
1.3.3. Mengetahui hambatan dan kendala bagi Industri dalam memenuhi standard

kualitas dan persyaratan teknis atau lingkungan yang ditetapkan oleh negaranegara imporir utama
1.3.4. Menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan angka ekspor nasional untuk

1.4.

memperbaiki neraca perdagangan Indonesia
Manfaat
1.4.1. Bagi Penulis
 Sebagai bahan pembelajaran dan penelitian terkait topic yang diambil,
sehingga dapat meningkatkan wawasan dan pegetahuan penulis.
 Dapat mengetahui bagaimana keadaan neraca perdagangan Indonesia
 Dapat menganalisa cara peningkatan ekspor Indonesia.
1.4.2. Bagi Pembaca
 Dapat menambah wawasan dan ilmu terkait pentingnya diplomasi ekonomi
untuk meningkatkan ekspor Indonesia dan memperbaiki neraca perdagangan


Indonesia
Menambah daya kritis pembaca sehingga bisa dilanjutkan dan diperbaiki oleh


penelitian selanjutnya.
1.4.3. Bagi pemerintah
Informasi pasar ini diyakini akan sangat berguna bagi asosiasi dan instansi
pemerintah sebagai dasar untuk memfasilitasi peluang dagang dan investasi
dengan negara-negara yang menjadi tujuan ekspor produk-produk Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan

adalah

sebuah

istilah

yang


digunakan

untuk

menggambarkan perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan bisa
disebut dengan ekspor netto. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut
mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor yg bisa disebut surplus
perdagangan. Perdagangan internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi
antara satu negara dengan negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudain dicatat
dalam bentuk neraca. Neraca perdagangan internasional merupakan salah satu
komponen penting dalam neraca pembayaran internasional.
Dalam perdagangan internasional, suatu negara akan berupaya untuk mencapai
neraca perdagangan surplus dengan mengekspor produk sebesar-besarnya dan
membatasi impor dengan maksud untuk memperoleh devisa sebesar-besarnya yang
merupakan salah satu tolak ukur kesejahteraan suatu negara (Basri & Munandar,
2010).
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan, diantara
Biaya produksi (tanah, tenaga kerja, modal, pajak, insentif, dll) ekspor dalam








perekonomian mereka dalam perekonomian impor.
Biaya dan ketersediaan bahan baku, barang setengah jadi dan input lainnya.
Bursa pergerakan nilai.
Multilateral, bilateral dan unilateral pajak atau pembatasan perdagangan.
Hambatan non-tarif seperti linghkungan, kesehatan atau standar keselamatan.
Ketersediaan devisa yang memadai yang dapat digunakan untuk membayar



impor.
Harga pokok produksi di rumah (dipengaruhi oleh respon dari pasokan).

2.2.


lain:


Diplomasi Ekonomi
Diplomasi ekonomi adalah diplomasi yang dikaitkan dengan faktor-faktor
ekonomi, yang dapat juga dimaknai sebagai formulation and advancing policies
relating to production, movement or exchange of goods, services, labor and
investment in other countries (Bayu, 2011). Pengertian lain menyebut diplomasi
ekonomi sebagai segala upaya untuk menjalin, meningkatkan, dan memanfaatkan
hubungan atau kerjasama untuk mencapai tujuan – tujuan ekonomi. Cara kerja
diplomasi ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Membuat analisis ,memahami dinamika ekonomi dari negara tujuan ,
kegiatannya membuat analisis produk ekspor dan impor negara penerima dan

kawasan yang terdekat , provil investasi asing , dan sebagainya . Beberapa
diplomat dituntut melakukan tur orientasi di negaranya sendiri sebelum
menempati posisi baru di negara lain.
2. Menyusun catatan perdagangan negara yang meliputi kepentingan memahami
profil ekonomi mendasar negaranya , indikator utamanya , organisasi
ekonomi , pajak , tarif , kebijakan bea cukai , perbankan dan struktur , nama –

nama perusahaan ekspor impor . Panduan ini berguna untuk menjawab
permintaan komersial umum dari negara asal . Catatan yang ada bisa
dibandingkan dengan informasi dari kedubes negara lain
3. Membuat jaringan keluar ; melibatkan kerjasama dengan mitra ekonomi , sperti
usahawan lokal yang terkait aktivitas perdagngan bilateral dan investasi .
4. Membangun kerjasama termasuk pekerjaan intenal
5. Mengirimkan utusan dagang

Djelantik (2008) menyatakan bahwa ada empat hal yang menjadi pilar dalam
kegiatan diplomasi ekonomi: promosi perdagangan, promosi peluang investasi,
menarik masuknya tekonologi yang memadai, dan pengelolaan bantuan ekonomi.
Promosi negara menjadi sebuah usaha untuk membangun citra negara. Pada saaat
ekonomi nasional menjadi penting maka peranan diplomasi ekonomi jelas meningkat.
Menurut Aleksius (2015), asumsi utama bagi para pendukung promosi
diplomasi ekonomi adalah bahwa negara berkembang seperti Indonesia sepatutnya
memprioritaskan kepentingan ekonomi daripada kepentingan politik karena dengan
ekonomi yang kuat pada gilirannya mampu membiayai pertahanan dan keamanan
yang kuat dan meningkatkan bargaining power serta relative power.
2.3 Hukum Perdagangan Internasional
1. Definisi Schmitthoff

Hukum perdagangan internasional adalah sekumpulan aturan yang mengatur
hubungan-hubungan komersial yang sifatnya perdata. Aturan-aturan hukum
tersebut mengatur transaksi-transaksi yang berbeda negara.
Definisi diatas menunjukkan dengan jelas bahwa aturan-aturan tersebut bersifat
komersial. Dalam definisinya ia menegaskan bahwa ruang lingkup bidang
hukum ini tidak termasuk hubungan-hubungan komersial internasional dengan
ciri hukum publik. Termasuk dalam bidang hukum publik ini yakni aturan-aturan

yang mengatur tingkah laku atau perilaku negara-negara dalam mengatur
perilaku perdagangan yang mempengaruhi wilayahnya.
2. Definisi M. Rafiqul Islam
Dalam upayanya memberi batasan atau definisi hukum perdagangan
internasional,

beliau

menekankan

keterkaitan

erat

antara

perdagangan

internasional dan hubungan keuangan.
Adanya keterkaitan erat antara perdagangan internasional dan hubungan
keuangan , beliau mendefinisikan hukum perdagangan dan keuangan sebagai
suatu kumpulan aturan, prinsip, norma, dan praktik yang menciptakan suatu
pengaturan untuk transaksi-transaksi perdagangan internasional dan sistem
pembayarannya, yang memiliki dampak terhadap perilaku komersial lembagalembaga perdagangan.
3. Definisi Michelle Sanson
Sanson memberi batasan bidang ini sesuai dengan pengertian kata-kata dari
bidang hukum ini, yaitu hukum, dagang dan internasional. Sanson membagi
hukum perdagangan internasional ini ke dalam dua bagian utama, yaitu hukum
perdagangan internasional publik dan hukum perdagangan internasional privat.
Hukum internasional publik adalah hukum yang mengatur perilaku dagang
antarnegara. Sementara itu hukum internasional privat adalah hukum yang
mengatur perilaku dagang secara orang perorangan di negara-negara yang
berbeda

BAB III
PEMBAHASAN

Axis Title

3.1.

20000
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0

i
i
et
ar
ar
u
u
ar
r
n
M
b
Ja
Fe

r
Ap

il

ei
M

Ju

ni

Ju

li

r
er ber ber
u s be
st
ob
m
m
m
t
u
k
te
ve ese
O
Ag
p
o
D
N
Se

2011
2012
2013
2014
2015
2016

Total Ekspor Indonesia Tahun 2011-2016
Dalam (Juta US$)

Ner
aca Perdagangan Indonesia
Sumber data: Kementrian Perdagangan RI, dengan pengolahan

Grafik 1.1
Data Total Ekspor Indonesia
Tahun 2011-2016 (Dalam Juta US$)

Tabel 1.1 Data Ekspor Indonesia Tahun 2016 Periode Januari-Agustus (Dalam Juta US$)
Ekspor
Tahun

Total

Oil and
Gas

Non Oil
and Gas

Agustu
s

12.748,3
5

1.138,62

11.609,7
2

560,39

Juli

9.530,76

998,64

8.532,12

302,7

Juni
Mei

12.974,4
5
11.514,3

1.187,37
957,93

11.787,0
8
10.556,3

Agricult
ure

486,74
405,5

Sektor
Indus Minin
try
g
9.339, 1.705,
99
99
6.974, 1.251,
98
97
9.754, 1.543,
00
01
8.916, 1.230,

Othe
rs
3,34
2,48
3,34
3,09

April
Maret
Februa
ri
Januari

2
11.475,8
5
11.810,0
3
11.312,0
4
10.480,5
8

891,74
1.239,31
1.113,29
1.108,03

9
10.584,1
1
10.570,7
2
10.198,7
5

98
9.020,
14
8.792,
40
8.537,
74
7.666,
02

394,36
403,63
379,95

9.372,56

391,97

82
1.165,
94
1.370,
77
1.277,
63
1.306,
62

3,67
3,93
3,43
7,95

Sumber data: Badan Pusat Statistik, dengan pengolahan

Dari data perkembangan total ekspor Indonesia bulanan, yaitu mulai tahun 2011Agustus 2016 dapat kita lihat bahwa total ekspor Indonesia terus mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, meskipun pada data tahun 2012 pada awal bulan mengalami
peningkatan total ekspor, tetapi secara rata-rata atau keseluruhan total ekspor Indonesia
terus mengalami penurunan mulai dari tahun 2011 sampai 2016.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada awal tahun 2016 angka ekspor
dimulai dari angka 10.4 juta US$ dan terus mengalami peningkatan sampai bulan maret
ekspor dan tren ekspor ini kembali turun pada bulan mei dan terus bertahan pada posisi
yang sama yaitu 11.5 juta US$ sebelum mengalami peningkatan kembali pada bulan Juni
dan kembali turun pada bulan Juli sebelum naik 3 juta US$ atau pada posisis 12.7 juta US$
pada bulan Agustus.
18000
16000
14000
12000
Axis Title

10000
8000
6000
4000
2000
0
nu
Ja

i
ar

ri
et
ar
ua
r
M
b
Fe

ril
Ap

ei
M

Ju

ni

Ju

li
Ag

tu
us

s

pt
Se

em

r
be

r
r
r
be
be
be
o
kt
em
em
O
ov Des
N

2011
2012
2013
2014
2015
2016

Total Impor Indonesia Tahun 2011-20016
Dalam (Juta US$)

Sumbangan terbesar untuk ekspor Indonesia masih di dominasi oleh non-migas yang
menyumbang hampir 85% angka total ekspor. Jika dilihat dari sektornya, ada empat sektor
utama untuk ekspor produk domestik menurut data dari Badan Pusat Statistik, yaitu
pertanian, industri, pertambangan dan lainnya. Penyumbang angka ekspor terbesar di

Indonesia adalah sektor industry yang menyumbang , yaitu sekitar 9.3 juta US$ pada
periode agustus 2016. Selanjutnya penyumbang ekspor kedua adalah dari pertambangan
yang memberikan konstribusi sekitar 1,7 juta US$.
Sumber data: Kementrian Perdagangan Ri, dengan pengolahan

Grafik 1.2
Data Total Impor Indonesia
Tahun 2011-2016 (Dalam Juta US$)

Tabel 1.2 Data Impor Indonesia Tahun 2016 Periode Januari-Agustus (Dalam Juta US$)
Import
Year
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari

Total

Consumption
Goods

Raw Material
Support

Capital
Goods

12.385,15
9.017,17
12.095,22
11.140,69
10.813,63
11.301,70
10.175,63
10.467,01

1.174,83
729,27
1.141,63
999,26
865,48
986,78
1.005,19
1.160,81

9.145,03
6.825,25
8.957,12
8.496,80
8.177,60
8.614,93
7.376,48
7.496,77

2.065,30
1.462,65
1.996,47
1.644,63
1.770,54
1.699,99
1.793,96
1.809,42

Sumber data: Badan Pusat Statistik, dengan pengolahan

Daripada pada data ekspor, grafik data impor Indoneia lebih berfluktuatif dari tahun ke
tahunnya. Pada data impor tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari
tahun sebelumnya, 2011. Untuk data impor tahun 2013 lebih bervariasi, rata-rata impor
Indonesia tahun 2013 ini mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan 2% setiap
bulannya, walupun pada bulan januari, maret dan juli impor tahun 2013 mengalami
peningkatan. Pada tahun-tahun selanjutnya impor Indonesia mengalami penurunan pada
tren total impor. Di tahun 2016 periode januari sampai bulan agustus impor Indonesia
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, 2015.
Dari data impor yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik angka impor pada awal
tahun adalah 10,4 juta US$, angka ini terus mengalami tren yang berfluktuatif hingga
bulan agustus 2016. Pada bulan agustus impor Indonesia mengalami kenaikan yang cukup

signifikan selama periode januari-agustus ini, yaitu sebesar 12,7 juta US$ atau naik 3,7
millar US$ dari yang sebelumnya hanya 9 juta US$.
Ada 3 katagori impor yang dilakukan Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik ini, yaitu barang konsumsi, barang mentah dan barang modal. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa selama 5 tahun ini impor terbesar adalah barang mentah untuk
industri, selanjutnya adalah barang modal dan diposisi terakhir adalah barang konsumsi.
Ada gap yang cukup besar antara barang mentah dan barang modal serta konsumsi,
sedangkan untuk barang konsumsi dan modal perbedaannya tidak terlalu jauh.
Pada bulan Agustus impor barang mentah mencapai angka 9,1 juta US$ atau naik 2,3
juta US$ dari data bulan juli yang hanya 6,8 juta US$. Selain barang mentah kenaikan
impor juga terjadi pada barang konsumsi dan barang modal yang naik masing-masing 445
dan 603 juta US$, dari yang sebelumnya hanya 729 juta US$ menjadi 1.174 juta US$ dan
1.462 menjadi 2.065 juta US$

Tabel 1.3 Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2011- 2016 (Dalam Juta US$)
N
O

Uraian
EXPORT
- OIL & GAS

I

- NON OIL &
GAS
IMPORT
- OIL & GAS

II

- NON OIL &
GAS
TOTAL
III

- OIL & GAS
- NON OIL &
GAS
BALANCE

IV

2011

2012

2013

2014

2015

20349
6.6
41477

19002
0.3
36977.
3
15304
3
19168
9.5
42564.
2
14912
5.3
38170
9.7
79541.
4
30216
8.3
1669.
2
5586.9

18255
1.8
32633

17598
0.0
30018.
8
14596
1.2
17817
8.8
43459.
9
13471
8.9
35415
8.8
73478.
7
28068
0.1
2198.
8
13441.
1
11242.
3

15036
6.3
18574.
4
13179
1.9
14269
5.6
24613.
2
11808
2.4
29306
1.9
43187.
5
24987
4.3
7670.
7

Jan-Sep*
2015
2016
11520 10436
53
05
14398 96964
3
10080 94664
7
1
10798 98693
91
4
19411 13744
6
4
88577 84949
5
22319 20305
44
39
33809 23440
9
8
18938 17961
45
31
72162 56671
.0

6038.8

50133

-4048

13709.
5

12229
5

97151

16201
9.6
17743
5.6
40701.
5
13673
4
38093
2.2
82178.
6
29875
3.6
26061
.1

- OIL & GAS

775.5

- NON OIL &
GAS

25285.
5

3917.7

14991
8.8
18662
8.7
45266.
4
14136
2.3
36918
0.5
77899.
4
29128
1.1
4076.
9
12633.
3
8556.4

Sumber data: Kementerian Perdagangan RI, dengan pengolahan

Dari data neraca perdagangan Indonesia tahun 2011 sampai 2016 kita tahu bahwa
kondisi dari neraca perdagangan Indonesia sangat fluktuatif dimana pada tahun 2011
Indonesia mengalami surplus hingga 26 juta US$ dan selanjutnya terjadi penurunan yang
sangat besar hingga menyebabkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia, penurunan
ini terjadi karna adanya peninkatan nilai impor sedangan ekspor Indonesia mengalami
penurunan, hingga dua tahun berikutnya Indonesia masih mengaalami defisit walaupun
pada tahun 2014 ada kenaikan net ekspor dan pada tahun 2015 Indonesia kembali
mengalami surplus sebesar 7.2 juta US$. Untuk data tahun 2016 periode januari hingga
september, net ekspor mengalami penurunan sebesar 15 juta US$ dari 72 juta dollar pada
tahun 2015 di periode yang sama.
Penurunan pada ekspor dan impor secara bersama-sama sejak beberapa tahun ini
memerlukan perhatian yang cukup. Dari data-data pada tabel 1.3 dan tabel sebelumnya
impor Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ketahun, ini adalah hal yang baik
mengingat penurun pada angka impor akan meningkatkan angka net ekspor. Tapi hal ini
bukanlah pertanda baik untuk perekonomian Indonesia, karna kontribusi terbesar impor
Indonesia adalah barang mentah yang digunakan sebagai bahan dasar dalam industri. Disisi
lain pada tabel ekspor Indonesia dapat lihat bahwa angka ekspor terbesar untuk ekpor di
Indonesia adalah industri. Disini dapat disimpulkan bahwa penurunan pada angka impor di
Indonesia akan menurunkan permintaan akan barah mentah dalam proses produksi dan hal
ini menyebabkan output yang dihasilkan oleh produsen berkurang dan akan mengurangi
supply produk domestik di pasar internasional.
Tapi hal ini dibantah oleh pemerintah Indonesia bahwa penurunan dari ekspor produk
domestik disebabkan oleh adanya krisis ekonomi global, yang menyebabkan penurunan
permintaan global dan menurunnya konsumsi domestik.
3.2.

Negara Maju Tujuan Ekspor Indonesia

Total Ekspor Indonesia ke 5 Neraga Maju
40000000
35000000
30000000
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
0
2011

2012
Amerika Serikat
Korea Selatan

2013
Jepang
Jerman

2014

2015

RRC

Ada 5 negara

maju yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini, kelima negara ini adalah negaranegara pengimpor utama produk Indonesia.
Sumber data: Kementrian Perdagangan Ri, dengan pengolahan

Grafik 1.3
Data Total Ekspor Indonesia ke 5 Negara Maju
Tahun 2011-2015 (Dalam Juta US$)

Dari grafik 1.3 dapat kita lihat bahwa Jepang adalah negara tujuan ekpor Indonesia
tertinggi dari kelima negara maju yang mengimpor produk dari Indonesia. Dapat kita lihat
bahwa sejak tahun 2011 hingga tahun 2015 terjadi tren yang menurunan pada seluruh total
ekspor dikelima negara maju tersebut, selain Amerika serikat karna mulai tahun 2013 tren
pertumbuan ekspor Indoensia dan Amerika Serikat menunjukan tren yang positif, tren
pertumbuhan ekspor Amerika pada tahun 2015 berada pada titik terendah penurunan
ekspor

negara Jepang, atau dengan kata lain peningkatan tren ekspor Indonesia ke

Amerika masih lebih rendah dari tingkat ekspor Indonesia dan Jepang.
Negara tujuan ekspor terendah adalah jerman, dengan tren ekspor yang terus menurun
tetapi dengan garis penurunan ekspor yang cukup landai dibandingkan garis ekspor negara
maju lainnya.

Total Impor Indonesia dari 5 Negara Maju
Amerika Serikat
Korea Selatan
35000000
30000000
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
0
2011

2012

Jepang
Jerman

2013

RRC

2014

2015

Sumber data: Kementrian Perdagangan Ri, dengan pengolahan

Grafik 1.4
Data Total Impor Indonesia ke 5 Negara Maju
Tahun 2011-2015 (Dalam Juta US$)
Dari data impor Indonesia dengan 5 negara maju , mayoritas transaksi impor Indonesia
terjadi dengan Republik Rakyat China dengan tren grafik yang terus meningkat dari
tahun 2011 hingga tahun 2014, lalu menurun pada tahun 2015. Dari keseluruhan tren
grafik impor dari ke lima negara tersebut semuanya mengalami tren yang negatif atau
semakin menurun, grafik impor Indonesia dan Jepang menunjukkan penurunan sejak
tahun 2012 dan terus menurun hingga tahun 2015.
Sedangkan tren impor Indonesia dan korea selatan mengalami tren grafik yang terus
menurun semenjak tahun 2011, lalu mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2014
tetapi mengalami penurunan kembali pada tahun 2015. Dari semua penurunan impor
Indonesia dengan kelima negara tersebut, impor Indoensia dan RRC masih tetap tinggi
pada tahun 2015, bahkan gap antara jumlah impor antara RRC dan keempat negara
lainnya cukup besar.

Net Ekspor Indonesia dan 5 Negara Maju
Amerika Serikat
Korea Selatan

Jepang
Jerman

RRC

20000000
15000000
10000000
5000000
0
2011
-5000000

2012

2013

2014

2015

-10000000
-15000000
-20000000

Sumber

data:

Kementrian Perdagangan Ri, dengan pengolahan

Grafik 1.5
Data Net Ekspor Indonesia dan 5 Negara Maju
Tahun 2011-2015 (Dalam Juta US$)
Dari grafik 1.5 kita dapat mengetahui posisi neraca perdagngan secara kasar antara
Indonesia dan kelima negara maju yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. Dari net
ekspor yang ditunjukkan oleh grafik 1.5 dapat dilihat bahwa Indonesiaa dalam defisit
perdagangan dengan Republik Rakyat Cina
1. Amerika Serikat
Tabel 1.4 Data Ekspor-Impor Indonesia-Amerika Serikat (Dalam Juta US$)

EKSPOR
IMPOR

2011

2012

2013

2014

2015

16.459.
13
10.813.
20

14.874.
3
11.602.
6

15.691
.7
9.065.
6

16.530
.1
8.170.
1

16.240.
7
7.593.2

Jan-Agu
2015
2016
10.985. 10.527.
1
3
5.022.8 4.705.8

Sumber data: Kementerian Perdagangan RI, dengan pengolahan

Produk unggulan Indonesia yang di ekpor ke Amerika serikat antara lain adalah
tekstil dan produk tekstil, elektronik, karet dan produk karet, sawit, alas kaki,
otomotif, kakao, kopi
Adapun peraturan perdagangan yang diterapkan Amerika terhadap barang-barang
yang akan diimpornya dari Negara-negara lain adalah menetapkan Overall trade
Restrictive Index (OTRI) yang lebih tinggi pada produk pertanian, yaitu sebedar
21%, sementara produk manufaktur sebesar 7%. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Amerika Serikat memberlakukan hammbatan yang besar pada komoditas pertanian
2. Jepang
Tabel 1.5 Data Ekspor-Impor Indonesia-Jepang (Dalam Juta US$)

EKSPOR
IMPOR

2011

2012

2013

2014

2015

33.714.
6
19.436.
6

30.135.
1
22.767.
8

27.086
.2
19.284
.5

23.117
.4
17.007
.5

18.020.
8
13.263.
5

Jan-Agu
2015
2016
12.132 10.389.1
.0
9.174.
8.466.8
1

Sumber data: Kementerian Perdagangan RI, dengan pengolahan

Produk Unggulan Indonesia yang diekspor ke Jepang antara lain tekstil

dan

produk tekstil, elektronik, alas kaki, otomotif, udang, kakao, kopi
Adapun peraturan yang diberlakukan Jepang terhadap produk yang akan
diimpor dari Negara-negara lain adalah melakukan hambatan non tariff berupa:
1. Sistem standar kualitas produk yang tinggi.
2. Karantina produk sayur dan buah-buahan dengan waktu yang lama.
3. Pemberian izin yang sangat selektif terhadap investasi komoditi dan usaha jual
3. Republik Rakyat Cina
Tabel 1.6 Data Ekspor-Impor Indonesia-Republik Rakyat Cina (Dalam Juta US$)

EKSPOR
IMPOR

2011

2012

2013

2014

2015

22.941.
0
26.212.
1

21.659.
5
29.385.
7

22.601
.4
29.849
.4

17.605
.9
30.624
.3

15.046.
4
29.410.
8

Jan-Agu
2015
2016
10.002
9.546.1
.5
19.163 19.521.2
.1

Sumber data: Kementerian Perdagangan RI, dengan pengolahan

Produk Unggulan Indonesia yang di ekspor ke Republik Rakyat Cina antara lain
elektronik, karet dan produk karet, sawit, produk hasil hutan, alas kaki,
otomotif, udang, kakao.
Ada beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh Republik Rakyat Cina untuk
barang-barang yang diimpor-nya, kebijakan itu antara lain:


Perusahaan yang akan melakukan kegiatan impor perlu mendaftarkan
perusahaannya

ke

Kementerian

Perdagangan

RRC atau

kantor

setempat sesuai Foreign Trade Law and the Measures on Filing and


Registration of Foreign Trade Operators in 2004
Komoditas impor yang masuk ke RRC harus memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh General Administration of Quality Supervision,
Inspection, and Quarantine (AQSIQ). AQSIQ akan mengeluarkan ijin
masuknya produk tertentu ke RRT, sementara CNCA mengeluarkan ijin

bagi perusahaan eksportir.
4. Korea Selatan
Tabel 1.7 Data Ekspor-Impor Indonesia-Korea Selatan (Dalam Juta US$)
2011

2012

2013

2014

2015

Jan-Agu

EKSPOR
IMPOR

16.388.
8
12.999.
7

15.049.
8
11.970.
3

11.422
.4
11.592
.6

10.601
.0
11.847
.3

7.664.4
8.427.2

2015
5.427.
1
5.831.
0

2016
4.559.1
4.481.4

Sumber data: Kementerian Perdagangan RI, dengan pengolahan

Produk Unggulan Indonesia yang di ekspor ke Korea Selatan antara lain adalah
tekstil dan produk tekstil, elektronik, karet dan produk karet, otomotif, kakao.
Ada beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh Korea Selatan untuk barang-barang
yang diimpor-nya, kebijakan itu antara lain:


Buah-buahan
Menteri Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Korea melalui
Plant Protection Act No.10018, Feb. 4,2010 menetapkan dan menerapkan
rencana

komprehensif

untuk

pengembangan

teknologi

untuk

phytosanitary, termasuk metode pencegahan, diagnosis dan disinfeksi


hama.
Agriculutural products, Processing foods, food additives, utensils,
containers and packages and health fungtional foods
Pemerintah Korea Selatan telah menerbitkan beberapa peraturan terkait
agricultural

products,

Processing

foods,

food

additives, utensils,

containers and packages and health fungtional foods antara lain:
- Provision on standards, etc for authorization of foreign official
-

laboratory
Major Policy KFDA
Foods import report guides
Standard and specification for each product..

Peraturan import makanan di Korea Selatan sangat ketat terutama pada
agriculutural products , Processing foods, food additives, utensils,
containers and packages dan health. Regulasi ini terbit dikarenakan
seringnya terjadi masalah di kepabeanan. Sehingga dilakukan kebijakan
untuk inspeksi selama tahap manufaktur dan pengolahan.


Tekstil dan Produk Tekstil
Korea Selatan memberlakukan standar nasional yang disebut Korean
Standards (KS). Namun, ada beberapa standar internasional yang dapat
menjadi acuan untuk produk impor di Korea Selatan. Adapun standar
internasional yang dapat menjadi acuan adalah:

- ISO (International Standardization Organization)
- IEC (International Electrotechnical Commission)
- ASTM (American Society of Testing Materials)
- EN (European Norm)
- DIN (Deusche Industrie Norm)
- NF (Normes Francaises)
5. Jerman
Tabel 1.8 Data Ekspor-Impor Indonesia-Jerman (Dalam Juta US$)
2011

2012

2013

2014

2015

EKSPOR

3.304.6

3.074.9

3.393.8

4.188.5

2.821.
5
4.091.
1

2.664.1

IMPOR

2.883.
4
4.426.
3

3.471.6

Jan-Agu
2015
2016
1.800.
1.697.4
2
2.339.
2.005.1
9

Sumber data: Kementerian Perdagangan RI, dengan pengolahan

Produk Unggulan Indonesia yang di ekspor ke Jerman antara lain adalah tekstil
dan produk tekstil, karet dan produk karet, sawit, alas kaki, otomotif, udang,
kakao, kopi.
Ada beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh Jerman untuk barang-barang yang
diimpor-nya, kebijakan itu antara lain:


Food and feed safety , Animal health, Plant health, Public health
Otoritas European union (EU) telah menerbitkan beberapa peraturan
yang mengatur bahwa produk yang diimpor oleh Uni Eropa harus
memenuhi persayaratan Sanitary dan Phytosanitary untuk melindungi



kesehatan manusia dan hewan.
Chemicals; Ozone depleting substance (ODS); Fluorinated greenhouse
gases; Endangered species; Waste
Otoritas European union (EU) telah menerbitkan beberapa peraturan
terkait

Produk

Chemicals;

Ozone

depleting

substance (ODS),

Fluorinated greenhouse gases, Endangered species, dan Waste yang
diimpor oleh Uni Eropa harus memenuhi persyaratan lingkungan untuk


melindungi konsumen dan lingkungan.
Product safety; Technical standardisation; Packaging; Labelling
Produk yang diimpor oleh Uni Eropa harus memenuhi persyaratan
technical requirement sebagai upaya perlindungan konsumen



Marketing standards for agricultural and fishery products; Products
from organic production
Otoritas European union(EU) melalui Commision Regulation (EC) No
376/2008 mengatur bahwa produk pertanian, perikanan dan produk
organik yang diimpor oleh Uni Eropa harus memenuhi persyaratan



standar yang spesifik khusus untuk kualitas tertentu.
Agricultural Products; Textiles; Iron and Steel Products
Impor untuk beberapa produk-produk pertanian, tekstil dan steel
products harus disertakan import license dan memiliki tujuan agar
otoritas di EU dapat memonitor trade flows dan manajemen tariff

kuota dan tindakan safeguard.
Hambatan Ekspor di Negara Tujuan
3.3.1. Hambatan Internal
1. Permasalahan Standarisasi
Standar produk yang diterapkan suatu Negara terhadap

3.3.

barang impor bertujuan untuk memastikan kualitas, dan
mencapai keinginam public. Permasalahan standar dan mutu
akan

terkait

dengan

banyak

faktor

antara

lain

masih

lemahnya kinerja lembaga pengujian mutu barang produk
ekspor, kapasitas dan kelembagaan laboratorium uji produk
ekspor dan impor yang masih rendah (infrastruktur dan
laboratorium yang terbatas).
Oleh karena itu, diperlukan
stakeholders

untuk

suatu

menciptakan

kerjasama

berbagai

produk-produk

industri

nasional yang memiliki mutu dan daya saing tinggi sesuai
ketentuan

standar

internasional

maupun

nasional.

Tercapainya standar mutu produk tersebut dapat direfleksikan
dengan tersedianya sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga
penilaian

kesesuaian

memenuhi
Sertifikat

persyaratan
yang

(conformity

assessment)

internasional

dimaksud

meliputi

maupun
sertifikat

yang

nasional.
pengujian,

sertifikat inspeksi, sertifikat sistem manajemen dan sertifikat
produk
2. Kurangnya Daya Saing Manufaktur untuk Melakukan Kegiatan
Ekspor
Indonesia terlalu berfokus mengekspor komoditas pertanian,
padahal

seperti

yang

diketahui,

Negara-negara

seperti

Amerika Serikat memberlakukan hambatan yang tinggi pada

produk pertanian. Sehingga pemerintah perlu menggenjot
sektor ekspor di bidang manufaktur. Adapun faktor rendahnya
daya saing industri manufaktur di Indonesa, adalah sebagai
berikut:
1. Kandungan impor sangat tinggi. Tingginya kandungan
impor

ini

mengakibatkan

rentannya

biaya

produksi

terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan kecilnya nilai
tambah yang mengalir pada perekonomian domestik. Hal
ini mengakibatkan daya saing produk rendah terhadap
pasar Internasional.
2. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi, hal ini
menyebabkan industri kurang efisen dan kompetitif dalam
memproduksi

barang

sehingga

nilai

tambah

industri

nasional relatif rendah
3. Sistem Birokrasi Ekspor Indonesia yang berbelit
Salah satu permasalahan internal yang menghambat ekspor
Indonesia adalah birokrasi ekspor yang berbelit. Kemenperin
menklaim bahwa proses birokrasi yang lama dan berbelit ini
membuat pengusaha eksportir mengalami kerugian, hingga
membuat ekspor Indonesia menurun Birokrasi ekspor ini
meliputi;
1. Status badan hukum perusahaan
2. Adanya izin usaha (SIUP) serta izin ekspor maupun impor
(APE,APES, API, APIS, APIT)
3. Kemapuan menyiapkan persyaratan-persyaratan lain seperti
dokumen pengapalan, realisasi pengapalan serta kejujuran dan
kesungguhan berusaha termasuk itikad baik

3.3.2. Hambatan Eksternal
1. Kepercayaan antara Eksportir Importir
Kepercayaan antara eksportir dan importir ini mengacu
kepada dua Negara yang saling memberlakukan perdagangan
Internasional. Kepercayaan ini tidak hanya meliputi
kepercayaan terhadap pemenuhan perjanjian perdagangan
atau kontrak, tapi juga meliputi kepercayaan berupa kualitas
produk yang bagus dan sesuai dengan standar importir.
Beberapa contoh di bawah ini adalah isu kepercayaan importir
yang menghambat kegiatan ekspor Indonesia:



Tuduhan dumping dan subsidi atas produk Certain Uncoated Paper



yang diinisiasi oleh negara Amerika Serikat
Pemerintah RRC melarang masuknya buah manggis dan salak asal
Indonesia atas tudingan masih terdapatnya Organisme Pengganggu



Tanaman (OPT) pada buah yang diekspor tersebut
Ada beberapa pos HS produks tekstil yang diberikan kuota impor
oleh pemerintah RRC untuk melindungi pelaku dalam negeri, contoh
utamanya adalah bahan baku katun yang dapat diberikan tarif tambahan

impor hingga 40%
Kasus tuduhan dumping produk Monosodium Glutamate (MSG) oleh UE : Pada
tanggal 30 Januari 2015 Komisi Eropa telah mengeluarkan definitive measures dengan
besaran BMAD untuk perusahaan Indonesia sebesar 7,8% s/d 28,4%.
3.4. Diplomasi Ekonomi untuk meningkatkan Ekspor
Diplomasi memiliki implakasi yang sangat penting dalam hubungannya politik dengan
ekonomi dalam lingkup internasional. Diplomasi sendiri merupakan suatu aktivitas yang
pada dilakukan oleh pihak tertentu ( secara resmi oleh pejabat pemerintah; diplomat)
yang mewakili negaranya yang berkunjuing atau melakukan pertemuan dengan negara
lain dengan tujuan mencapai kepentingan nasional. Dalam bidang ekonomi sendiri,
diplomasi memiliki peran untuk mendorong laju perekonomian dengan strateginya
melalui menjaga hubungan pasar, proteksi, dan pengawasan.
Pemerintah sendiri melalui ditjen perdagangan dalam melakukan diplomasi ekonomi
dapat menerapkan beberapa program kerja untuk meningkatkan ekspor Indonesia.
Program kerja ditjen perdagangan sendiri antara lain pengembangan SDM ekspor,
pengembangan informasi ekspor, pengembangan produk ekspor, pengembangan pasar
ekspor, promosi ekspor, penguatan kelembagaan ekspor, perumusan kebijakan
pengembangan ekspor nasional, dan new initiatives.
Pengembangan SDM Ekspor dengan menerapkan Program Pengembangan Diklat
Ekspor, meliputi pembuatan kurikulum dan silabus pengembangan ekspor, konsultasi dan
pengembangan kurikulum dan silabus, penyusunan makalah standar untuk pelatihan yang
tersertifikasi ISO, perekrutan dan presentasi fasilitator baru, pembinaan fasilitator dan
narasumber, peningkatan kompetensi fasilitator, identifikasi dan analisa kebutuhan diklat
di daerah, pembuatan buku istilah, pembuatan database kurikulum dan pembuatan sistem
simulasi ekspor impor on line. Coaching Program adalah program pendampingan
pengembangan ekspor, meliputi pendampingan dalam preparing business, market
development, dan market entry.
Pengembangan Informasi Ekspor dapat dibagi menjadi beberapa tahapan. Antara lain
Customer Service Center (CSC) Merupakan fasilitas pelayanan satu atap yang disediakan
oleh DJPEN kepada para eksportir, pembeli luar negeri dan masyarakat luas pada

umumnya berupa penyediaan informasi yang terkait dengan ekspor, konsultasi bisnis, dan
memfasilitasi pertemuan antara eksportir dengan pembeli luar negeri. Permanent Trade
Display Merupakan salah satu fasilitas CSC yang diberikan kepada produsen/eksportir
untuk dapat menampilkan produk/contoh yang dihasilkan untuk mempermudah
visualisasi pada saat kunjungan buyer dalam rangka pembelian produk Indonesia.
Membership Services & Publikasi ekspor Dimaksudkan untuk membangun komunikasi
dua arah sekaligus memberi manfaat lebih kepada anggota yang adalah pelaku usaha
maupun stakeholder DJPEN secara elektronik (berbasis online).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembangakan ekspor produk
domestik, diantarannya:
 Designer Dispatch Service (DDS)
Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk melalui pengembangan desain
dengan mempertemukan desainer dengan pelaku usaha yang berorientasi ekspor Penciptaan prototype yang memiliki nilai tambah dan daya saing di pasar tujuan
ekspor melalui pengembangan potensi lokal - TA 2016 Program DDS fokus pada
Produk Homedecor, Furniture dan Handicraft yang melibatkan UKM dari NTT,
Palangkaraya, Bogor, Solo, Purwakarta, Jambi, Medan, Cilacap, Madura,


Surabaya dan Gorontalo 3 Pengembangan Produk Ekspor 10
Adaptasi Produk Seminar dan kunjungan perusahaan dalam rangka meng-update
informasi perkembangan produk di pasar ekspor, dari hasil Pengamatan Produk
Pasar Ekspor meliputi : 1. Selera dan Permintaan Konsumen; 2. Trend produk, life



style, isu lingkungan, standardisasi; 3. Persyaratan impor di negara tujuan ekspor;
Rebranding UKM Meningkatnya daya saing produk Indonesia melalui
pengembangan merek, dengan mengembangkan Brand positioning; Brand

personality; Brand Identity; dan Rekomendasi komunikasi Merek.
Fasilitasi HKI Pemberian fasilitasi HKI, dengan tujuan:
- Meningkatan kesadaran akan pentingnya HKI ;
- Perlindungan hukum terhadap produk ekspor/potensial ekspor Indonesia
Selain meningkatkan net ekspor dengan mengembangakan produk domestik yang akan


diekspor kita juga dapat meningkatkan net ekspor Indonesia dnegan mengembangkan
pasar ekpor Indonesia. Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengembangkan pasar ekspor Indonesia
 Analisa Pengembangan Pasar Tujuan Ekspor Penyusunan analisa pengembangan
pasar di 5 negara tujuan ekspor. Berdasarkan hasil desk study dan survey lapangan


untuk tiap wilayah pasar tujuan ekspor 4 Pengembangan Pasar Ekspor 11
Penyediaan Informasi Ringkas Pasar Tujuan Ekspor Penyediaan laporan informasi
ringkas pasar tujuan ekspor sebanyak 12 laporan. Berdasarkan desk study untuk

memberikan informasi terkini mengenai kondisi pasar negara tujuan ekspor untuk


produk tertentu
Diseminasi informasi ekspor Penyebarluasan informasi pasar tujuan ekspor
kepada pelaku usaha di daerah-daerah Indonesia.

BAB IV
PENUTUP

4.1.

Simpulan
Dari data perkembangan total ekspor Indonesia bulanan, yaitu mulai tahun
2011 - Agustus 2016 dapat kita lihat bahwa total ekspor Indonesia terus mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Ada 3 katagori impor yang dilakukan Indonesia yaitu
barang konsumsi, barang mentah dan barang modal. Diketahui bahwa selama 5 tahun
ini impor terbesar adalah barang mentah untuk industri. Sehingga neraca perdagangan
Indonesia tahun 2011 sampai 2016 sangat fluktuatif. Penurunan ini menjadi hal yang
tidak baik bagi perdagangan ekspor – impor di Indonesia karena kontribusi terbesar
impor Indonesia adalah barang mentah yang digunakan sebagai bahan dasar dalam
industri. Disini dapat disimpulkan bahwa penurunan pada angka impor di Indonesia
akan menurunkan permintaan akan barah mentah dalam proses produksi dan hal ini
menyebabkan output yang dihasilkan oleh produsen berkurang dan akan mengurangi
supply produk domestik di pasar internasional. Dan juga penurunan dari ekspor
produk domestik disebabkan oleh adanya krisis ekonomi global, yang menyebabkan
penurunan permintaan global dan menurunnya konsumsi domestik.
Terdapat 5 negara maju yang memiliki jumlah perdagangan internasiona
ekspor – impor terbesar dengan Indonesia, Negara tersebut adalah Amerika, RRC,
Jepang, Korea Selatan dan Jerman. Beberapa kebijakan yang diterapkan negara-negara
maju tersebut yaitu penetapan standart Internasional yang perlu dipatuhi seperti ISO,
IEC, ASTM, EN, DIN, serta NF. Maka dari itu produk – produk unggulan ekspor
Indonesia harus bisa memenuhi standart yang diterapkan oleh para Negara maju agar
aktivitas ekspor Indonesia bisa terjaga dan meningkat.
Sedangkan hambatan internal dari sisi Indonesia adalah permasalahan
standarisasi yang masih belum memenuhi standarisasi \internasional, kurangnya daya
saing pada sektor manufaktur dan sistem birokrasi yan berbelit sehingga menghambat
laju ekspor Indonesia.
Diplomasi memiliki implakasi yang sangat penting dalam hubungannya politik
dengan ekonomi dalam lingkup internasional. . Dalam bidang ekonomi sendiri,
diplomasi memiliki peran untuk mendorong laju perekonomian dengan strateginya
melalui menjaga hubungan pasar, proteksi, dan pengawasan.

4.2.

Saran

Adapun yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ekspor yang bertujuan
untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan, antara lain:
1. Pemerintah sendiri melalui ditjen perdagangan dalam melakukan diplomasi
ekonomi dapat menerapkan beberapa program kerja untuk meningkatkan ekspor
Indonesia
2. Pengembangan SDM Ekspor dengan menerapkan Program Pengembangan Diklat
Ekspor
3. Permanent Trade Display Merupakan salah satu fasilitas CSC yang diberikan
kepada produsen/eksportir untuk dapat menampilkan produk/contoh yang
dihasilkan untuk mempermudah visualisasi pada saat kunjungan buyer dalam
rangka pembelian produk Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

AA. Bayu, Perwita. Optimasi Diplomasi Ekonomi Untuk Meningkatkan Ekonomi Nasional,
dalam Tabloid Diplomasi Deplu No. 40 Tahun IV, 15 Februari – 14 Maret 2011
Adolf, Huala., Hukum Perdagangan Internasional (Prinsip-prinsip dan Konsepsi Dasar),
Bandung, 2004.
Amanda Jakobsson. Trade Openness and Income Inequality. School of Economic and
Management Lund University

Ana Cecilia Fieler. Quality Differentiation in Trade: Theory and Evidence. Pennsylvania:
Department of Economics, University of Pennsylvania
Basri, F., dan Munandar, H. 2010. Dasar-Dasar Ekonomi Internasional: Pengenalan dan
Aplikasi Metode Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Jemadu, A. 2015. Diplomasi Ekonomi Indonesia: Menuju Solusi yang lebih Komprehensif,
Jurnal Hubungan Luar Negeri, Edisi Januari-Juni, Vol. 30, No.2, Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia, Jakarta.
Michaela, Mc Pherson, dkk. International trade and developing countries: an empirical
investigation of the Linder hypothesis. Texas: Department of Economics, University
of North Texas
Rr. Eko Setyowati R. Diplomasi Ekonomi Kadin Jawa Tengah dalam Meningkatkan
Perdagngan Luar Negeri 2011 – 2012, Prosiding Seminar Nasional Indocompac,
Universitas Bakrie, Jakarta. 2-3 Mei 2016
Sukawarsini, Djelantik. 2008. Diplomasi Antara Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu
Syed Adnan, Mohsin Hassnain, dkk. An Empirical Analysis of the Linder Theory of
International Trade for South Asian Countries. Pakistan: The Pakistan Development
Review

Sumber Data
www.bps.go.id
www.ditjendaglu.kemendag.go.id/
www.kemendag.go.id/