T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Guru TIK (Teknik Informatika dan Komputer) dalam Penerapan Kurikulum 2013: Studi pada SMP Negeri 2 Salatiga dan SMP Negeri 3 Salatiga T1 Full text

PERAN GURU TIK(Teknik Informatika Dan Komputer) DALAM PENERAPAN
KURIKULUM 2013
(Studi pada SMP NEGERI 2 SALATIGA
DAN SMP NEGERI 3
SALATIGA)
ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:
Andhika Rahmawati
NIM: 702012111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2017

1. Pendahuluan

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang dilakukan guna menumbuh kembangkan
potensi siswa dengan cara memfasilitasi kegiatan belajarnya, sehingga mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi. Pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter siswa menjadi lebih baik.
Pendidikan juga mempunyai nilai tanggung jawab untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai luhur dalam
diri siswa. Oleh karena itu, Pendidikan memiliki fungsi sebagai investasi (human invesment) yang melalui
pendidikan mampu melahirkan generasi penerus yang berkualitas baik secara diri pribadi maupun
pengetahuan sehingga mampu bersosialisasi baik dengan masyarakat sekitar.
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006 memberikan otonomi penuh kepada lembaga
sekolah itu sendiri untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai kemampuan dan kesanggupan masingmasing satuan pendidikan. Sedangkan kurikulum 2013 mencoba kembali pada masa pemerintah dahulu,
yaitu kurikulum dikendalikan oleh pemerintah atau bersentral pada pemerintah pusat[1].
Guna meningkatkan mutu pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan, pemerintah menerapkan
kurikulum 2013 diantaranya yaitu guru TIK yang memiliki perubahan peranannya dalam pendidikan
disekolah. Guru TIK sudah tidak lagi mengajar seperti dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya, akan
tetapi guru TIK berperan sebagai fasilitator dan penyedia layanan bimbingan berkaitan tentang TIK.
Penelitian yang dilakuan dengan sampel data yang diambil pada penelitian terhadap peran guru TIK di
SMP Negeri 2 Salatiga dan SMP Negeri 3 Salatiga sebagai perwakilan dari setiap pendidikan sederajat
sekolah menengah pertama di Salatiga yang melaksanakan Kurikulum 2013 sudah sesuai atau belum
dengan Permendikbud No.68 Tahun 2014. Masalah utama penelitian ini adalah bagaimanakah peranan

baru guru TIK dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 di sekolah menengah pertama. Studi kasus
penelitian ini adalah di SMP Negeri 2 Salatiga dan SMP Negeri 3 Salatiga.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengamati, mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas
pelaksanaan tugas dan peran guru TIK dalam kurikulum 2013 pada kedua sekolah ini. Peneliti hanya akan
fokus pada masalah Penerapan Kurikulum 2013 untuk mengetahui sejauh mana kesiapan guru dalam
penerapan Kurikulum 2013. Diharapkan dengan mengetahui keefetivan pelaksanaan peran guru TIK
dalam Permendikbud No.68 Tahun 2014 guru dapat mengoptimalkan perannya disekolah.
Batasan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan “Peran Guru
TIK (Teknik Informatika dan Komputer) dalam Penerapan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Salatiga dan
SMP Negeri 3 Salatiga”.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Karina Amalia Wulandari berjudul, “PERAN GURU
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KOLEGA SEJAWAT DALAM
PROSES BELAJAR MENGAJAR”. Hasil akhir dari penelitian ini adalah dalam pengembangan sumber
belajar dengan menggunakan teknologi komputer yang difasilitasi dapat dikatakan sangat tinggi yaitu
dengan pemenuhan indikator sebesar 88%. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi komputer, internet ataupun power point lebih efektif dibandingkan
dengan tidak difasilitasi pada kurikulum sebelumnya. Keterlaksanaan peran guru TIK dalam membantu

guru mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional secara keseluruhan sangat tinggi[2].

Penelitian lainnya dilakukan oleh Septyawan Sukma Yudhanegara berjudul “PERAN GURU TIK
DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 4 TEGAL”. Hasil akhir dari
penelitian ini adalah kondisi guru TIK di SMA Negeri 4 Tegal telah memiliki kualifikasi sebagai guru TIK
dan telah melakukan pelatihan guna mendukung implementasi kurikulum 2013. Pemahaman guru TIK
tentang Kurikulum 2013 belum sepenuhnya memahami tentang peranannya dalam implementasi
Kurikulum 2013. Peran guru TIK di SMA Negeri 4 Tegal belum terlaksana sesuai dengan Permendikbud
No.68 Tahun 2014 tentang Peran Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013 yang mana dari 11
kegiatan yang ada baru 6 yang terlaksana[3].
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini sama-sama berkaitan tentang kesiapan guru TIK dalam melaksanakan perannya pada
kurikulum 2013. Dua penelitian diatas memiliki fokus pada peran guru TIK pada masing-masing sekolah
yang memiliki hasil yang berbeda pada tiap penelitian yang dilakukukan. Penelitian sekarang lebih
menekankan pada peran Guru TIK di SMP Negeri 2 Salatiga dan SMP Negeri 3 Salatiga dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Konsep dasar kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum
2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yang ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 UndangUndang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu[10].
Kemdikbud juga mengatakan bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran dalam kurikulum
2013, yang ada hanya pengintegrasian mata pelajaran. Mata pelajaran TIK menurut Kurikulum 2013 akan
diintegrasikan ke dalam sebuah mata pelajaran. Menurut pemerintah pengintegrasian ini dilakukan karena
penting, serta menyesuaikan zaman yang terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Maksud
bahwa mata pelajaran TIK tidak dihilangkan melainkan diintegrasikan dengan semua mata pelajaran
adalah bahwa pembelajaran semua mata pelajaran selain dengan tatap muka guru dan murid juga (lebih
banyak) dilakukan dengan interaksi melalui media internet. Dimana guru TIK lah yang akan mengabil
peran sangat besar. Dengan kata lain jika sebelumnya TIK hanya sebatas membuka, mengetik, dan
pembelajaran browsing maka yang diinginkkan oleh kurikulum 2013 adalah kemampuan tersebut
langsung diaplikasikan untuk kegiatan belajar mengajar.

Struktur kurikulum sebelum kurikulum 2013 yaitu kurikulum 2004 (KBK) dan kurikulum 2006
(KTSP), mata pelajaran TIK ada di jenjang SMP dan SMA sebagai mata pelajaran wajib dan SD sebagai
muatan lokal (mulok), dan dalam kurikulum 2013 mata pelajaran tersebut tidak ada, yang disahkan dalam
PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, yang menunjukan bahwa mata pelajaran TIK dihapus (tidak ada) dalam
struktur kurikulum sebagai sebuah mata pelajaran.

Peran Guru TIK disekolah

Permendikbud No.68 Tahun 2014 tentang peranan guru TIK dalam implementasi kurikulum 2013
menjadikan posisi guru TIK sebagai konselor IT yang mana peran dan tugasnya sebagai berikut:
Tugas dan Tanggung jawab Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013, sebagai berikut : (1)
Guru TIK memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pembimbingan dan pelayanan TIK
terhadap peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan. (2) Guru TIK melaksanakan layanan bimbingan
TIK kepada peserta didik pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam rangka :
mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk
mendukung kelancaran proses pembelajaran. Pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan
memanfaatkan TIK sebagai sarana sebagai sumber belajar. (3) Guru TIK melaksanakan layanan
bimbingan TIK kepada sesama guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam
rangka: pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran, persiapan pembelajaran, proses
pembelajaran, penilaian pembelajaran, pelaporan hasil belajar. (4) Guru TIK melaksanakan fasilitasi
kepada tenaga kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem manajemen sekolah[5].
Perubahan yang terjadi dalam peran tersebut posisi guru TIK menjadi sangat penting bagi sekolah.
Guru TIK menjadi kunci berhasil atau tidaknya pengembangan guru, peserta didik, serta tenaga
kependidikan dalam penggunaan dan pemanfaatan TIK guna mensukseskan implementasi Kurikulum
2013 di sekolah.
Program Penyedia Layanan Bimbingan

Program layanan bimbingan dan fasilitasi TIK untuk setiap periode disusun dengan
memperhatikan unsur-unsur tertentu sesuai dengan program yang ingin dicapai setiap satuan pendidikan,
yaitu sebagai (1) Fasilitator adalah seseorang yang membantu memberikan kemudahan kepada orang yang
dilatih agar dapat terlibat penuh dalam proses belajar. (2) Layanan Bimbingan, bimbingan adalah seluruh
program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan membantu individu
agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua
aspek kehidupan sehari-hari[6]. Tindakan perancangan dilakukan guna merumuskan apa, bagaimana,
siapa dan bagaimana suatu kegiatan akan dilakukan, dengan begitu adanya perencanaan yang baik, tujuan
dari kegiatan tersebut dapat tercapai.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup : penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis
portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah[7]. Dengan
adanya evaluasi maka dapat digunakan dalam menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan
yang telah direncanakan untuk mendukung tercapainya kegiatan-kegiatan tersebut.
Tabel 2.1 Program layanan bimbingan dan fasilitasi TIK

No.
1.


Peran Guru TIK
Fasilitator

2.

Layanan
Bimbingan

Keterangan
- Sumber belajar
- Pengajar
- Motivator
- Moderator
- Membimbing peserta didik,sesama guru, dan tenaga
kependidikan di sekolah
- Jumlah peserta didik yang wajib dibimbing oleh guru
pembimbing paling sedikit 150
- Jenis Layanan : layanan klasikal, kelompok, dan
individu
- kegiatan pendukung : video TIK atau KKPI

- Frekuensi layanan : setiap peserta didik mendapatkan
berbagai layanan minimal 5 kali dalam setia
semester, baik layanan dalam format perorangan,
kelompok, maupun klasikal
- Waktu kegiatan : kegiatan dan pendukung
dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan atau
diluar jam pelajaran sekolah

Rancangan Program Layanan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan atau
sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif mungkin[8]. Perencanaan merupakan tindakan
merumuskan apa, bagaimana, siapa dan bagaimana suatu kegiatan akan dilakukan, dengan begitu adanya
perencanaan yang baik, tujuan dari kegiatan tersebut dapat tercapai. Program layanan bimbingan dan
fasilitasi pun membutuhkan perencanaan yang matang agar program tersebut dapat berjalan dengan lancar,
seperti dalam penyusunan rancangan kegiatan, penyusunan tolak ukur penilaian, evaluasi dan tindak
lanjut.
Tolak Ukur Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,

penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah[9].

Evaluasi Layanan Bimbingan dan Fasilitasi

Evaluasi adalah proses untuk menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang
telah direncanakan untuk mendukung tercapainya kegiatan-kegiatan tersebut. Terdapat 2 teknik yang dapat
digunakan dalam evaluasi pembelajaran. Kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut : (1) Teknik
Evaluasi pembelajaran Tes, pada umumnya guru di sekolah menggunakan tes tertulis, tes lisan dan tes
perbuatan saat melakukan evaluasi pembelajaran. (2) Teknik Evaluasi Pembelajaran Nontes, evaluasi
pembelajaran ini digunakan untuk mengevaluasi domain afektif (sikap) peserta didik. Evaluasi ini terbagai
dalam 4 cara dalam pelaksanaannya : observasi yaitu mengamati kegiatan siswa secara secara langsung
maupun tidak langsung, wawancara yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan peserta
didik baik secara langsung maupun tidak langsung, sekala sikap berhubungan dengan perilaku manusia,
daftar
cek
yang
berisi
subjek

dan
aspek-aspek
yang
akan
diamati[10].

Prinsip-Prinsip dalam Pengembangan Kurikulum 2013
Ada lima prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013, yaitu : (1) Prinsip
relevansi, kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan
peserta didik. (2) Prinsip efektifitas,berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum. (3)
Prinsip efisiensi, berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai
dengan hasil yang diperoleh. (4) Prinsip kontinuitas, kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang
pendidikan disusun secara berkesinambungan. (5) Prinsip fleksibilitas, disamping program yang berlaku
untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan. Prinsip
integritas, kurikulum hendaknya memperhatikan hubungan antara berbagai program pendidikan dalam
rangka pembentukan kepribadian yang terpadu[11].
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, misalnya persepsi pemahaman dari subjek terhadap objek penelitian[12].

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga, lokasi penelitian ini terletak di Jl. RA Kartini
No.26 Sidorejo Salatiga 50711 dan SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat di Jl. Stadion Mangunsari
Sidomukti Salatiga 50721 Tahun Ajaran 2016/2017. Subyek dari penelitian ini adalah Guru TIK dari 2
sekolah yang berbeda. Subyek dalam penelitian ini bertindak sebagai sumber data. Dan teknik pengambilan
subjek dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
sumber data diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi.Observasi dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui
pengamatan terhadap peran guru TIK di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. Kemudian
dilanjutkan dengan wawancara terstruktur, artinya peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah
disusun secara sistematis dan lengkap. Responden yang diwawancara yaitu Kepala Sekolah, Guru TIK, dan
siswa untuk mendapatkan informasi secara lebih mendalam mengenai peran guru TIK dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Dan didukung dengan dokumentasi pada saat observasi maupun pelaksanaan penelitian,
digunakan untuk membantu proses analisis data dan meningkatkan keabsahan penelitian.

SMP NEGERI 2 SALATIGA
No.

Pertanyaan
Guru 1
Sudah Belum

1.
2.
3.

4.

5.
6.
7.

8.

9.

10.

11.
12.
13.

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Apakah Bapak/Ibu sudah membuat program
layanan bimbingan dan fasilitasi?
Apakah Bapak/Ibu sudah membuat rancangan
program layanan bimbingan dan fasilitasi?
Apakah program layanan bimbingan dan fasilitasi
tersebut sudah sesuai dengan rancangan pelayanan
yang Bapak/Ibu buat?
Apakah sudah ada pedoman yang digunakan dalam
melakukan program layanan bimbingan dan
fasilitasi?
Apakah sudah ada alat ukurnya dalam program
layanan bimbingan dan fasilitasi?
Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan bimbingan
terhadap guru, staff kependidikan dan siswa?
Apakah Bapak/Ibu sudah mencari, mengolah,dan
menyimpan data dan informasi untuk mendukung
kelancaran proses pembelajaran?
Apakah Bapak/Ibu sudah memanfaatkan TIK
sebagai sumber belajar untuk pengembangan diri
siswa sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat dan
minat siswa?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan program
layanan bimbingan TIK kepada guru dalam rangka
persiapan, proses dan penilaian pembelajaran?
Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan program
layanan bimbingan TIK kepada guru dalam rangka
pelaporan hasil belajar siswa?
Apakah Bapak/Ibu sudah mengevaluasi proses dan
hasil layanan bimbingan dan fasilitasi?
Apakah Bapak/Ibu sudah menganalisis hasil
layanan dan bimbingan di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan tindak
lanjut hasil evalusai dengan memperbaiki layanan
bimbingan TIK di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah membimbing siswa dalam
kegiatan extrakurikuler di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah membimbing siswa dalam
kegiatan extrakurikuler di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah membimbing Staff
kependidikan dalam penggunaan TIK?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan program
layanan dan bimbingan TIK pertahun di sekolah ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan bimbingan
minimal 150 siswa pertahun?
Apakah
Bapak/Ibu
sudah
melaksanakan
pengembangan diri?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanaan publikasi
ilmiah dan/atau membuat karya inofatif?

Guru 2
Sudah Belum
















































































21.

Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki kualifikasi
bidang lain? Bidang apa?
22. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah mempelajari
bidang tersebut?
23. Apakah Bapak/Ibu sudah benar-benar menguasai
bidang tersebut? Jika belum bagaimana?
Analisis data deskriptif dilakukan dengan cara mengubah wawancara dari bentuk suara kedalam
bentuk tertulis, merangkum kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Penyajian hasil
analisis data kualitatif dibuat dalam bentuk uraian singkat, atau tabel yang sesuai dengan hakikat data yang
dianalisis.
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi teori untuk melakukan
pemeriksaan data yang telah didapat dari narasumber serta dari teori-teori yang ada. Pemeriksaan atau
pengecekan data juga dilakukan melalui sumber lain yaitu dengan membandingkan data hasil observasi dan
hasil wawancara dengan jawaban narasumber, termasuk juga dengan metodologi yang telah digunakan[13].
4. Hasil dan Pembahasan
Wawancara dilakukan kepada dua orang guru TIK di SMP Negeri 2 Salatiga. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui pemahaman mereka terhadap kebijakan baru yang berlaku pada
Permendikbud Nomor 68 tahun 2014. Adapun hasil penelitian disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 SMP Negeri 2 Salatiga

Tabel 4.1 menunjukan SMP Negeri 2 Salatiga sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak 2015,
Penerapan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Salatiga sudah dilaksanakan, dimana pencapaian indikator
pelaksanaan program layanan bimbingan dari 23 indikator yang seharusnya dilaksanakan oleh guru TIK
hanya 4 indikator saja yang tidak dilaksanakan oleh guru TIK. Guru TIK sudah mengintegrasikan
kurikulum 2013 dan telah beradaptasi dengan baik. Dengan adanya observasi yang dilakukan kepada
narasumber, pengambilan data berupa angket yang disebarkan ke narasumber, wawancara dengan
narasumber dan analisis yang dilakukan peneliti yang mengacu pada PERMENDIKBUD No.68 Tahun
2014, penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Salatiga sudah dilaksanakan.
Peranan dan kewajiban guru TIK di SMP Negeri 2 Salatiga sudah sesuai dengan Kurikulum 2013
yaitu membimbing siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dan mencari, mengolah,
menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung
kelancaran proses pembelajaran, memfasilitasi sesama guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran serta memfasilitasi tenaga kependidikan dalam mengembangkan
sistem manajemen sekolah berbasis TIK.
Adanya layanan bimbingan dan fasilitasi ini siswa lebih bersemangat dalam belajar karena siswa
dapat berkonsultasi kapan saja sehingga siswa merasa terfasilitasi, kemudian analisis hasil layanan dan
bimbingan disekolah ini digunakan untuk melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki
layanan bimbingan TIK guna meningkatkan kualitas sekolah. Di sekolah ini guru TIK sudah membimbing

lebih dari 150 siswa pertahunnya, tidak hanya siswa Guru TIK juga membimbing guru serta staff
kependidikan dalam penggunaan TIK seperti pengenalan Aplikasi Komputer guna meningkatkan efisiensi
dan efektifitas sistem management sekolah. Untuk kegiatan ekstrakulikuler karena adanya kebijakan
sekolah maka hanya satu guru saja yang secara intensif melakukan pelayanan sedangkan guru yang satunya
hanya membantu seperlunya.
Kedua guru TIK di SMP Negeri 2 Salatiga sudah melaksanakan pengembangan diri dengan
mengikuti kegiatan pelatihan baik oleh pemerintah tingkat I maupun tingkat 2. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya : workshop guru TIK se-indonesia dengan tema “penyusunan Program dan Pengembangan
Modul Bagi Guru TIK” Pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Kemudian untuk pelaksanakan
publikasi ilmiah atau membuat karya inovatif belum dilaksanakan karena kedua guru ini baru membuat
makalah dengan judul sebagai berikut : makalah tentang tata cara penggunaan internet dan makalah tentang
dampak positif dan dampak negatif TIK dalam bidang pendidikan.
SMP NEGERI 3 SALATIGA
Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis, dapat dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.2 SMP Negeri 3 Salatiga

No.

Pertanyaan

SMP NEGERI 3
SALATIGA
Guru 3
Sudah
Belum

1.
2.
3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.

Apakah Bapak/Ibu sudah membuat program layanan
bimbingan dan fasilitasi?
Apakah Bapak/Ibu sudah membuat rancangan
program layanan bimbingan dan fasilitasi?
Apakah program layanan bimbingan dan fasilitasi
tersebut sudah sesuai dengan rancangan pelayanan
yang Bapak/Ibu buat?
Apakah sudah ada pedoman yang digunakan dalam
melakukan program layanan bimbingan dan
fasilitasi?
Apakah sudah ada alat ukurnya dalam program
layanan bimbingan dan fasilitasi?
Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan bimbingan
terhadap guru, staff kependidikan dan siswa?
Apakah Bapak/Ibu sudah mencari, mengolah,dan
menyimpan data dan informasi untuk mendukung
kelancaran proses pembelajaran?
Apakah Bapak/Ibu sudah memanfaatkan TIK sebagai
sumber belajar untuk pengembangan diri siswa
sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat dan minat
siswa?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan program
layanan bimbingan TIK kepada guru dalam rangka





10.

11.
12.
13.

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

persiapan, proses dan penilaian pembelajaran?
Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan program
layanan bimbingan TIK kepada guru dalam rangka
pelaporan hasil belajar siswa?
Apakah Bapak/Ibu sudah mengevaluasi proses dan
hasil layanan bimbingan dan fasilitasi?
Apakah Bapak/Ibu sudah menganalisis hasil layanan
dan bimbingan di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan tindak lanjut
hasil evalusai dengan memperbaiki layanan
bimbingan TIK di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah membimbing siswa dalam
kegiatan extrakurikuler di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah membimbing siswa dalam
kegiatan extrakurikuler di sekolahan ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah membimbing Staff
kependidikan dalam penggunaan TIK?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanakan program
layanan dan bimbingan TIK pertahun di sekolah ini?
Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan bimbingan
minimal 150 siswa pertahun?
Apakah
Bapak/Ibu
sudah
melaksanakan
pengembangan diri?
Apakah Bapak/Ibu sudah melaksanaan publikasi
ilmiah dan/atau membuat karya inofatif?
Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki kualifikasi bidang
lain? Bidang apa?
Apakah Bapak/Ibu sudah pernah mempelajari bidang
tersebut?
Apakah Bapak/Ibu sudah benar-benar menguasai
bidang tersebut? Jika belum bagaimana?







Tabel 4.2 menunjukan SMP Negeri 3 Salatiga sudah menerapkan kurikulum 2013 namun belum
melaksanakan program layanan bimbingan dan fasilitasi. Penerapan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 3
Salatiga belum dilaksanakan dimana pencapaian indikator pelaksanaan program layanan bimbingan dari 23
indikator hanya 3 indikator saja yang sudah dilaksanakan oleh guru TIK. Walaupun sekolah sudah
menerapkan kurikulum 2013 namun guru TIK belum beradaptasi dengan baik dalam penerapan kurikulum
2013. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada narasumber, pengambilan data berupa angket yang
disebarkan ke narasumber, wawancara dengan narasumber dan analisis yang dilakukan peneliti yang
mengacu pada PERMENDIKBUD No.68 Tahun 2014 di SMP Negeri 3 Salatiga, penerapan kurikulum
2013 belum dilaksanakan.
Dikarenakan sekolah baru saja beralih ke kurikulum 2013 pada semester ini dan tenaga guru TIK
di sekolah hanya ada satu sehingga sulit untuk guru TIK sendirian mengoptimalkan layanan bimbingan
kepada siswa dan juga guru beserta staff kependidikan yang ada di sekolah. Adapun masalah yang
mempengaruhi belum terlaksananya peran Guru TIK di SMP N 3 Salatiga, yaitu: Karena terbatasnya tenaga

guru TIK sehingga pihak sekolah mengalih tugaskan guru TIK yang ada untuk mengajar mata pelajaran
prakarya.
Peranan dan kewajiban guru TIK di SMP Negeri 3 Salatiga belum sesuai dengan Kurikulum 2013
yang dimana seharusnya guru TIK membimbing siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan
pendidikan dan mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi dalam
berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran, memfasilitasi sesama guru dalam
menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran serta memfasilitasi tenaga
kependidikan dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.

5. Diskusi
Pelaksanaan bimbingan dan fasilitasi TIK yang dilakukan oleh seorang guru TIK merupakan
bagian dari cermin keberhasilan rencana pengembangan sekolah. Pelaksanaan bimbingan dan fasilitasi TIK
akan mendukung tercapainya guru profesional yang mampu menghasilkan peserta didik yang cerdas dan
mandiri. Maka dari itulah peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Salatiga dan SMP Negeri 3
Salatiga yang terbukti dengan penjelasan di atas bahwa guru TIK di SMP Negeri 2 Salatiga sudah
melaksanakan peran sebagai Guru TIK sesuai dengan yang telah diterangkan dalam Permendikbud No.68
Tahun 2014 yaitu: membimbing siswa, sesama guru dan staff kependidikan, jumlah siswa yang wajib
dibimbing paling sedikit 150. Keterlaksanaan ini didukung oleh fasilitas sekolah yang memadai dan tenaga
guru TIK yang cukup untuk melaksanakan program layanan bimbingan dan fasilitasi di sekolah ini.
Bimbingan yang dilaksanakan mencakup semua aspek yang ada di sekolah meliputi: Guru mata pelajaran
lain, staff kependidikan dan lebih dari 150 siswa yang terbimbing tiap tahunnya, dengan adanya program
layanan bimbingan dan fasilitasi siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar karena menggunakan TIK
dalam pembelajaran, meskipun ada kendala dalam pelaksanaan publikasi karya ilmiah namun Guru TIK di
sekolah ini sudah membuat makalah.
Sedangkan penelitian di SMP Negeri 3 Salatiga peran Guru TIK belum terlaksana dikarenakan
terbatasnya tenaga guru TIK sehingga pihak sekolah mengalih tugaskan guru TIK yang ada untuk mengajar
mata pelajaran prakarya.

6. Daftar Pustaka
[1]
E. Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara. hlm. 6.
[2]
Karina, Amalia Wulandari. 2016. “Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap
Kolega Sejawat Dalam Proses Belajar Megajar”. Universitas Negeri Semarang. https://irpp.com/index.php/jpp/article/view/374 374-725-2-PB diakses pada tanggal 15 Januari 2017
[3]
Septyawan, Sukma Yudhanegara. 2015. “Peran Guru TIK dalam Implementasi Kurikulum 2013
di SMA Negeri 4 Tegal”. Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/20726/ 1102411099-s diakses
pada tanggal 7 November 2016

[4]
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Nasional). http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf diakses pada tanggal 25 Januari
2017
[5]
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014
Tentang Peran Guru TIK dan Guru KKPI dalam Implementasi Kurikulum 2013.
https://jdih.surabaya.go.id/pdfdoc/permen_3.pdf diakses pada tanggal 16 Januari 2017
[6]

Hikmawati, Fenti. 2014. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers

[7]
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan. http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/files/peraturan/permen/04a-salinan-permendikbud-no-66-th-2013-ttg-standar-penilaian.pdf diakses pada tanggal 16 Januari 2017
[8]

Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT UNNES PRES.

[9]
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
http://bsnpindonesia.org/wpcontent/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_Nomor023.pdf diakses
pada tanggal 16 Januari 2017
[10]
Wiyani, Novan A. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan Tata Rancang Pembelajaran Menuju
Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
[11]
Poerwati, Loloek E., dan Sofan Amri. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta:
Prestasi Pustakarya.
[12]

Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

[13]

Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24