Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Keputusan Investasi Saham Berdasarkan Informasi Keuangan, Citra Perusahaan dan Rekomendasi Penasihat Keuangan T2 912013015 BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
2.1. Perilaku Investasi Individu dan Reaksi Afektif
Menurut Park dan Sohn (2013), terdapat dua
topik utama dalam perilaku keuangan yaitu secara
makro yang dikenal sebagai anomali dalam Efficient
Market Hypothesis dan secara mikro yang dikenal
sebagai perilaku investasi individu atau bias yang tidak
dapat dijelaskan oleh model tradisional mengenai
perilaku investor yang rasional. Mereka melanjutkan,
perilaku keuangan terkait dengan menguji dampak
psikologi terhadap perilaku seseorang dan berfokus
pada bagaimana investor individu membuat keputusan,
khususnya bagaimana mereka menginterpretasikan
dan bereaksi atas informasi tertentu.
Park dan Sohn (2013) menambahkan bahwa
proses
pengambilan
keputusan
seorang
investor
melibatkan bias kognitif dan aspek afektif (emosional).
Mineka dan Sutton
(1992), mendeskripsikan
bias
kognitif sebagai kecenderungan menjadi emosional,
dimana fungsi kognitif berkurang ketika melibatkan
emosi seperti kegelisahan dan depresi. Leek (2012)
menguraikan macam bias kognitif dalam pengambilan
keputusan meliputi hindsight bias, confirmation bias,
8
anchoring and adjustment heuristic, availability heuristic
dan representativeness heuristic. Selain bias kognitif,
pengambilan keputusan juga melibatkan aspek afektif.
Ackert et al. (2003), mendeskripsikan aspek afektif
sebagai kesan dan penilaian, rasa suka/tidak suka,
senang/tidak senang, perasaan yang positif/negatif,
serta mood seseorang. Dengan kata lain, afektif akan
memunculkan reaksi emosional terhadap informasi
yang
akan
mempengaruhi
cara
individu
dalam
membuat keputusan investasi. Dalam penelitian ini,
perilaku investasi individu diamati melalui besaran
dana investasi yang dialokasikan serta reaksi afektif
individu terhadap berbagai pilihan investasi.
Beberapa penelitian yang mengamati bagaimana
reaksi afektif mempengaruhi perilaku investor dalam
berinvestasi antara lain MacGregor et al. (2000), Ackert
dan Church (2006), Wei Li dan McDowell (2009) serta
Rubaltelli et al. (2010). Menurut Winkielman et al.
(2007), pengaruh afektif dalam pengambilan keputusan
merupakan serangkaian peristiwa yang dimulai dengan
persepsi
dari
stimulus
pernyataan-pernyataan
yang
(positif
diberikan
maupun
berupa
negatif),
kemudian diakhiri dengan perilaku (behavior). Dengan
kata lain, sebelum melakukan investasi, maka terlebih
dahulu investor akan mengevaluasi setiap informasi
yang terkait dengan pilihan investasi tersebut. Hal ini
9
diperkuat dengan hasil penelitian dari Ho dan Michaely
(1988) yang menemukan bahwa informasi publik yang
tercatat di koran mampu mempengaruhi harga saham.
Menurut Rubaltelli et al. (2010), terdapat banyak
informasi yang beredar di pasar modal, dan investor
memerlukan strategi untuk memilih informasi yang
relevan
untuk
membuat
keputusan
yang
benar.
Lanjutnya, pemilihan informasi tersebut kemungkinan
tergantung pada penilaian subjektif yang dikendalikan
oleh perasaan (misalnya, informasi tersebut merupakan
informasi yang pernah digunakan sebelumnya untuk
membuat pilihan yang benar). Dalam penelitian ini
informasi yang akan digunakan untuk melihat peran
afektif dalam pengambilan keputusan investasi adalah
informasi keuangan, citra perusahaan dan rekomendasi
penasihat keuangan.
2.2. Informasi Keuangan
Informasi
keuangan
merupakan
cerminan
mengenai kinerja dan prospek perusahaan yang perlu
diketahui
bagi
para
investor
dan
calon
investor.
Informasi keuangan yang disediakan dalam penelitian
ini berupa histori harga saham perusahaan selama 5
tahun terakhir, pendapatan, laba bersih,
Price to
Earning Ratio (PER) dan Beta. Abdelkarim et al. (2009)
berpendapat bahwa dalam pasar modal, informasi
10
keuangan memudahkan investor untuk prediksi kinerja
perusahaan di masa yang akan datang serta menaksir
risk dan return yang akan diperolehnya. Dengan kata
lain, informasi keuangan menjadi salah satu dasar
pertimbangan bagi para investor dan calon investor
dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam
perusahaan
penelitian
tersebut.
Junaedi
Namun,
(2005),
berdasarkan
informasi
hasil
keuangan
perusahaan melalui laporan tahunan tidak menjadi
salah
satu
sumber
informasi
yang
penting
dan
menentukan dalam proses pengambilan keputusan
bagi para investor. Penelitian dari Victoravich (2010)
menemukan
bahwa
pengetahuan
dan
pengalaman
investasi seseorang mempunyai peran yang signifikan
dalam
bagaimana
individu
berperilaku
dan
mengandalkan informasi keuangan dalam berinvestasi.
2.3. Citra Perusahaan
Menurut Brown et al. (2003) dalam Varadarajan
et
al.
(2006),
bagaimana
citra
sebuah
perusahaan
perusahaan
mengacu
pada
dipandang
oleh
masyarakat dan stakeholder. Kitchen dan Laurence
(2003)
menambahkan
perusahaan
diinginkan
yang
oleh
bahwa
positif
menciptakan
merupakan
stakeholder
termasuk
hal
citra
yang
customer,
investor dan karyawan. Lanjutnya, citra perusahaan
11
pula
dapat
dipandang
melalui
profil
CEO
dari
perusahan tersebut.
MacGregor et al. (2000) melakukan penelitian
untuk
melihat
keputusan
dampak
citra
investasi.
perusahaan
Hasil
penelitiannya
mengkonfirmasi bahwa citra perusahaan
peran
yang
mengestimasi
signifikan
mengenai
dalam
mempunyai
bagi
partisipan
kinerja
investasi
dalam
mereka.
MacGregor et al. (2000) menambahkan bahwa citra
positif dirasakan sebagai kinerja yang baik sehingga
investor percaya akan baiknya kinerja perusahaan di
masa
mendatang.
Hasil
penelitian
tersebut
juga
diperkuat oleh Cooper et al. (2001) dalam Lucey dan
Dowling (2005) yang juga mengindikasikan bahwa citra
perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investasi
seseorang yang ditunjukkan oleh adanya abnormal
return saham sebesar 53% selama 5 hari sekitar
pengumuman mengenai perubahan nama perusahaan.
2.4. Rekomendasi Penasihat Keuangan
Salah
satu
informasi
lainnya
yang
dapat
mempengaruhi keputusan investasi individu adalah
rekomendasi
penasihat
keuangan.
Sultana
dan
Pardhasaradi (2012), mengidentifikasikan rekomendasi
penasihat keuangan terdiri dari rekomendasi dari
broker, keluarga maupun teman. Dalam penelitian ini,
12
rekomendasi dari para analis finansial juga digolongkan
dalam rekomendasi penasihat keuangan.
Terdapat
mengamati
beberapa
bagaimana
penelitian
yang
rekomendasi
telah
penasihat
keuangan mempengaruhi keputusan investor dalam
berinvestasi, antara lain Krishnan dan Booker (2002),
David (2007), Kerl dan Walter (2007) serta Kelly et al.
(2008). Dari beberapa penelitian tersebut, menemukan
bahwa perilaku investor juga dipengaruhi oleh berita
rekomendasi yang diaksesnya. Hasil penelitian Kerl dan
Walter
(2007)
menemukan
bahwa
publikasi
rekomendasi untuk membeli saham melalui majalah,
menghasilkan abnormal return sebesar 2,58% dalam 5
hari sekitar hari pengumuman. Berdasarkan hasil
peneltian dari Kelly et al. (2008), partisipan akan
terpengaruh pada rekomendasi analis dalam menilai
pilihan investasi yang potensial ketika saham tersebut
berada dalam rekomendasi beli dibandingkan jual,
dengan informasi lainnya dianggap konstan.
2.5. Keterkaitan
Perusahaan
Keuangan
Informasi
Keuangan,
Citra
dan
Rekomendasi
Penasihat
Solt dan Statman (1989) dalam Rubaltelli (2010),
menemukan bahwa investor menjadi lebih percaya diri
pada return masa mendatang yang positif dan lebih
sering memilih saham dari perusahaan yang mereka
13
anggap
sebagai
perusahaan
bagus
dibandingkan
perusahaan yang buruk. Mereka menambahkan bahwa
faktanya saham dari perusahaan yang buruk juga
sering outperformed dibandingkan perusahaan yang
bagus. Dapat dikatakan bahwa perusahaan dengan
citra yang baik belum tentu memiliki kinerja yang baik.
Sebaliknya,
tidak
menutup
kemungkinan
citra
perusahaan yang buruk, memiliki kinerja yang baik.
Tentu
saja,
seorang
analis
finansial
membutuhkan dasar pertimbangan dalam membuat
rekomendasi. Berdasarkan hasil penelitian Breton dan
Taffler (2001), informasi keuangan bukan menjadi satusatunya bahkan bukan sumber yang terpenting bagi
analis
finansial
Lanjutnya,
analis
untuk
membuat
finansial
lebih
rekomendasi.
memperhatikan
strategi dan manajemen serta perdagangan saham
perusahaan untuk membuat rekomendasi investasi.
Dengan kata lain, para penasihat keuangan tidak
memberikan
rekomendasi
hanya
didasarkan
oleh
informasi keuangan, tetapi juga citra perusahaan yang
diperhatikan melalui strategi dan manajemennya.
14
2.6. Pengembangan Hipotesis
2.6.1. Perilaku Investasi Individu
Informasi Keuangan
Seperti
bahwa
yang
telah
informasi
diuraikan
keuangan
berdasarkan
sebelumnya,
dianggap
sebagai
cerminan kinerja serta prospek perusahaan di masa
mendatang.
mendasari
Oleh
karena
keputusan
itu,
investor
akan
investasi
mereka
pada
informasi keuangan untuk menaksir risk dan return
yang diperolehnya. Tentu saja, perusahaan dengan
informasi
keuangan
yang
baik
menjadi
pilihan
investasi bagi investor karena dianggap menjanjikan
return yang lebih tinggi. Berdasarkan penalaran
tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H1:
Terdapat
individu
perbedaan perilaku
yang
signifikan
investasi
berdasarkan
informasi keuangan
2.6.2. Perilaku Investasi Individu berdasarkan
Informasi Keuangan dan Citra Perusahaan
Menurut Harrington dan Fine (2006) dalam
Vohra dan Davies (2011), reputasi perusahaan dalam
penelitian ini berkaitan dengan citra perusahaan dan
kinerja harga saham merupakan faktor yang penting
untuk
memahami
sikap
dan
perilaku
investor.
Mereka melanjutkan bahwa citra perusahaan lebih
15
dipentingkan oleh investor dibandingkan dengan
kinerja harga saham perusahaan dalam mengambil
keputusan investasi. Tentu saja, citra perusahaan
yang baik akan lebih dipercaya dan dipilih oleh
investor. Dengan kata lain, informasi keuangan
bukan satu-satunya yang dijadikan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi, tetapi citra
perusahaan juga ikut berperan di dalamnya. Oleh
karena
itu,
maka
diturunkan
hipotesis
sebagai
berikut.
H2:
Terdapat
perbedaan
individu
yang
perilaku
signifikan
investasi
berdasarkan
informasi keuangan dan citra perusahaan
2.6.3. Perbedaan Perilaku Investasi Individu
berdasarkan Informasi Keuangan, Citra
Perusahaan dan Rekomendasi Penasihat
Keuangan
Shafi (2014) berpendapat bahwa tidak hanya
informasi keuangan dan citra perusahaan saja yang
dapat mempengaruhi perilaku investor individu.
Rekomendasi
penasihat
keuangan
juga
turut
berperan dalam mempengaruhi perilaku investasi
seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Kelly et al.
(2008) di atas, partisipan akan terpengaruh pada
rekomendasi analis dalam menilai pilihan investasi
16
yang potensial ketika saham tersebut berada dalam
rekomendasi
demikian,
beli
maka
dibandingkan
dirumuskan
jual.
hipotesis
Dengan
sebagai
berikut:
H3:
Terdapat
individu
perbedaan perilaku investasi
yang
signifikan
berdasarkan
informasi keuangan, citra perusahaan dan
rekomendasi penasihat keuangan
17
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
2.1. Perilaku Investasi Individu dan Reaksi Afektif
Menurut Park dan Sohn (2013), terdapat dua
topik utama dalam perilaku keuangan yaitu secara
makro yang dikenal sebagai anomali dalam Efficient
Market Hypothesis dan secara mikro yang dikenal
sebagai perilaku investasi individu atau bias yang tidak
dapat dijelaskan oleh model tradisional mengenai
perilaku investor yang rasional. Mereka melanjutkan,
perilaku keuangan terkait dengan menguji dampak
psikologi terhadap perilaku seseorang dan berfokus
pada bagaimana investor individu membuat keputusan,
khususnya bagaimana mereka menginterpretasikan
dan bereaksi atas informasi tertentu.
Park dan Sohn (2013) menambahkan bahwa
proses
pengambilan
keputusan
seorang
investor
melibatkan bias kognitif dan aspek afektif (emosional).
Mineka dan Sutton
(1992), mendeskripsikan
bias
kognitif sebagai kecenderungan menjadi emosional,
dimana fungsi kognitif berkurang ketika melibatkan
emosi seperti kegelisahan dan depresi. Leek (2012)
menguraikan macam bias kognitif dalam pengambilan
keputusan meliputi hindsight bias, confirmation bias,
8
anchoring and adjustment heuristic, availability heuristic
dan representativeness heuristic. Selain bias kognitif,
pengambilan keputusan juga melibatkan aspek afektif.
Ackert et al. (2003), mendeskripsikan aspek afektif
sebagai kesan dan penilaian, rasa suka/tidak suka,
senang/tidak senang, perasaan yang positif/negatif,
serta mood seseorang. Dengan kata lain, afektif akan
memunculkan reaksi emosional terhadap informasi
yang
akan
mempengaruhi
cara
individu
dalam
membuat keputusan investasi. Dalam penelitian ini,
perilaku investasi individu diamati melalui besaran
dana investasi yang dialokasikan serta reaksi afektif
individu terhadap berbagai pilihan investasi.
Beberapa penelitian yang mengamati bagaimana
reaksi afektif mempengaruhi perilaku investor dalam
berinvestasi antara lain MacGregor et al. (2000), Ackert
dan Church (2006), Wei Li dan McDowell (2009) serta
Rubaltelli et al. (2010). Menurut Winkielman et al.
(2007), pengaruh afektif dalam pengambilan keputusan
merupakan serangkaian peristiwa yang dimulai dengan
persepsi
dari
stimulus
pernyataan-pernyataan
yang
(positif
diberikan
maupun
berupa
negatif),
kemudian diakhiri dengan perilaku (behavior). Dengan
kata lain, sebelum melakukan investasi, maka terlebih
dahulu investor akan mengevaluasi setiap informasi
yang terkait dengan pilihan investasi tersebut. Hal ini
9
diperkuat dengan hasil penelitian dari Ho dan Michaely
(1988) yang menemukan bahwa informasi publik yang
tercatat di koran mampu mempengaruhi harga saham.
Menurut Rubaltelli et al. (2010), terdapat banyak
informasi yang beredar di pasar modal, dan investor
memerlukan strategi untuk memilih informasi yang
relevan
untuk
membuat
keputusan
yang
benar.
Lanjutnya, pemilihan informasi tersebut kemungkinan
tergantung pada penilaian subjektif yang dikendalikan
oleh perasaan (misalnya, informasi tersebut merupakan
informasi yang pernah digunakan sebelumnya untuk
membuat pilihan yang benar). Dalam penelitian ini
informasi yang akan digunakan untuk melihat peran
afektif dalam pengambilan keputusan investasi adalah
informasi keuangan, citra perusahaan dan rekomendasi
penasihat keuangan.
2.2. Informasi Keuangan
Informasi
keuangan
merupakan
cerminan
mengenai kinerja dan prospek perusahaan yang perlu
diketahui
bagi
para
investor
dan
calon
investor.
Informasi keuangan yang disediakan dalam penelitian
ini berupa histori harga saham perusahaan selama 5
tahun terakhir, pendapatan, laba bersih,
Price to
Earning Ratio (PER) dan Beta. Abdelkarim et al. (2009)
berpendapat bahwa dalam pasar modal, informasi
10
keuangan memudahkan investor untuk prediksi kinerja
perusahaan di masa yang akan datang serta menaksir
risk dan return yang akan diperolehnya. Dengan kata
lain, informasi keuangan menjadi salah satu dasar
pertimbangan bagi para investor dan calon investor
dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam
perusahaan
penelitian
tersebut.
Junaedi
Namun,
(2005),
berdasarkan
informasi
hasil
keuangan
perusahaan melalui laporan tahunan tidak menjadi
salah
satu
sumber
informasi
yang
penting
dan
menentukan dalam proses pengambilan keputusan
bagi para investor. Penelitian dari Victoravich (2010)
menemukan
bahwa
pengetahuan
dan
pengalaman
investasi seseorang mempunyai peran yang signifikan
dalam
bagaimana
individu
berperilaku
dan
mengandalkan informasi keuangan dalam berinvestasi.
2.3. Citra Perusahaan
Menurut Brown et al. (2003) dalam Varadarajan
et
al.
(2006),
bagaimana
citra
sebuah
perusahaan
perusahaan
mengacu
pada
dipandang
oleh
masyarakat dan stakeholder. Kitchen dan Laurence
(2003)
menambahkan
perusahaan
diinginkan
yang
oleh
bahwa
positif
menciptakan
merupakan
stakeholder
termasuk
hal
citra
yang
customer,
investor dan karyawan. Lanjutnya, citra perusahaan
11
pula
dapat
dipandang
melalui
profil
CEO
dari
perusahan tersebut.
MacGregor et al. (2000) melakukan penelitian
untuk
melihat
keputusan
dampak
citra
investasi.
perusahaan
Hasil
penelitiannya
mengkonfirmasi bahwa citra perusahaan
peran
yang
mengestimasi
signifikan
mengenai
dalam
mempunyai
bagi
partisipan
kinerja
investasi
dalam
mereka.
MacGregor et al. (2000) menambahkan bahwa citra
positif dirasakan sebagai kinerja yang baik sehingga
investor percaya akan baiknya kinerja perusahaan di
masa
mendatang.
Hasil
penelitian
tersebut
juga
diperkuat oleh Cooper et al. (2001) dalam Lucey dan
Dowling (2005) yang juga mengindikasikan bahwa citra
perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investasi
seseorang yang ditunjukkan oleh adanya abnormal
return saham sebesar 53% selama 5 hari sekitar
pengumuman mengenai perubahan nama perusahaan.
2.4. Rekomendasi Penasihat Keuangan
Salah
satu
informasi
lainnya
yang
dapat
mempengaruhi keputusan investasi individu adalah
rekomendasi
penasihat
keuangan.
Sultana
dan
Pardhasaradi (2012), mengidentifikasikan rekomendasi
penasihat keuangan terdiri dari rekomendasi dari
broker, keluarga maupun teman. Dalam penelitian ini,
12
rekomendasi dari para analis finansial juga digolongkan
dalam rekomendasi penasihat keuangan.
Terdapat
mengamati
beberapa
bagaimana
penelitian
yang
rekomendasi
telah
penasihat
keuangan mempengaruhi keputusan investor dalam
berinvestasi, antara lain Krishnan dan Booker (2002),
David (2007), Kerl dan Walter (2007) serta Kelly et al.
(2008). Dari beberapa penelitian tersebut, menemukan
bahwa perilaku investor juga dipengaruhi oleh berita
rekomendasi yang diaksesnya. Hasil penelitian Kerl dan
Walter
(2007)
menemukan
bahwa
publikasi
rekomendasi untuk membeli saham melalui majalah,
menghasilkan abnormal return sebesar 2,58% dalam 5
hari sekitar hari pengumuman. Berdasarkan hasil
peneltian dari Kelly et al. (2008), partisipan akan
terpengaruh pada rekomendasi analis dalam menilai
pilihan investasi yang potensial ketika saham tersebut
berada dalam rekomendasi beli dibandingkan jual,
dengan informasi lainnya dianggap konstan.
2.5. Keterkaitan
Perusahaan
Keuangan
Informasi
Keuangan,
Citra
dan
Rekomendasi
Penasihat
Solt dan Statman (1989) dalam Rubaltelli (2010),
menemukan bahwa investor menjadi lebih percaya diri
pada return masa mendatang yang positif dan lebih
sering memilih saham dari perusahaan yang mereka
13
anggap
sebagai
perusahaan
bagus
dibandingkan
perusahaan yang buruk. Mereka menambahkan bahwa
faktanya saham dari perusahaan yang buruk juga
sering outperformed dibandingkan perusahaan yang
bagus. Dapat dikatakan bahwa perusahaan dengan
citra yang baik belum tentu memiliki kinerja yang baik.
Sebaliknya,
tidak
menutup
kemungkinan
citra
perusahaan yang buruk, memiliki kinerja yang baik.
Tentu
saja,
seorang
analis
finansial
membutuhkan dasar pertimbangan dalam membuat
rekomendasi. Berdasarkan hasil penelitian Breton dan
Taffler (2001), informasi keuangan bukan menjadi satusatunya bahkan bukan sumber yang terpenting bagi
analis
finansial
Lanjutnya,
analis
untuk
membuat
finansial
lebih
rekomendasi.
memperhatikan
strategi dan manajemen serta perdagangan saham
perusahaan untuk membuat rekomendasi investasi.
Dengan kata lain, para penasihat keuangan tidak
memberikan
rekomendasi
hanya
didasarkan
oleh
informasi keuangan, tetapi juga citra perusahaan yang
diperhatikan melalui strategi dan manajemennya.
14
2.6. Pengembangan Hipotesis
2.6.1. Perilaku Investasi Individu
Informasi Keuangan
Seperti
bahwa
yang
telah
informasi
diuraikan
keuangan
berdasarkan
sebelumnya,
dianggap
sebagai
cerminan kinerja serta prospek perusahaan di masa
mendatang.
mendasari
Oleh
karena
keputusan
itu,
investor
akan
investasi
mereka
pada
informasi keuangan untuk menaksir risk dan return
yang diperolehnya. Tentu saja, perusahaan dengan
informasi
keuangan
yang
baik
menjadi
pilihan
investasi bagi investor karena dianggap menjanjikan
return yang lebih tinggi. Berdasarkan penalaran
tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
H1:
Terdapat
individu
perbedaan perilaku
yang
signifikan
investasi
berdasarkan
informasi keuangan
2.6.2. Perilaku Investasi Individu berdasarkan
Informasi Keuangan dan Citra Perusahaan
Menurut Harrington dan Fine (2006) dalam
Vohra dan Davies (2011), reputasi perusahaan dalam
penelitian ini berkaitan dengan citra perusahaan dan
kinerja harga saham merupakan faktor yang penting
untuk
memahami
sikap
dan
perilaku
investor.
Mereka melanjutkan bahwa citra perusahaan lebih
15
dipentingkan oleh investor dibandingkan dengan
kinerja harga saham perusahaan dalam mengambil
keputusan investasi. Tentu saja, citra perusahaan
yang baik akan lebih dipercaya dan dipilih oleh
investor. Dengan kata lain, informasi keuangan
bukan satu-satunya yang dijadikan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi, tetapi citra
perusahaan juga ikut berperan di dalamnya. Oleh
karena
itu,
maka
diturunkan
hipotesis
sebagai
berikut.
H2:
Terdapat
perbedaan
individu
yang
perilaku
signifikan
investasi
berdasarkan
informasi keuangan dan citra perusahaan
2.6.3. Perbedaan Perilaku Investasi Individu
berdasarkan Informasi Keuangan, Citra
Perusahaan dan Rekomendasi Penasihat
Keuangan
Shafi (2014) berpendapat bahwa tidak hanya
informasi keuangan dan citra perusahaan saja yang
dapat mempengaruhi perilaku investor individu.
Rekomendasi
penasihat
keuangan
juga
turut
berperan dalam mempengaruhi perilaku investasi
seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Kelly et al.
(2008) di atas, partisipan akan terpengaruh pada
rekomendasi analis dalam menilai pilihan investasi
16
yang potensial ketika saham tersebut berada dalam
rekomendasi
demikian,
beli
maka
dibandingkan
dirumuskan
jual.
hipotesis
Dengan
sebagai
berikut:
H3:
Terdapat
individu
perbedaan perilaku investasi
yang
signifikan
berdasarkan
informasi keuangan, citra perusahaan dan
rekomendasi penasihat keuangan
17