Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spending Habit Berdasarkan Power Prestige, Etnis, dan Derajat Extrovert T2 912012019 BAB V

BAB V
KESIMPULAN & IMPLIKASI

5.1. Kesimpulan
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

menjawab

3

persoalan penelitian : (1) apakah etnis dan derajat
extrovert berpengaruh terhadap dimensi power prestige,
(2) apakah etnis dan derajat extrovert berpengaruh
secara langsung terhadap spending habit, (3) apakah
dimensi power prestige dapat menjadi variabel mediasi

bagi etnis dan derajat extrovert terhadap spending
habit. Variabel etnis membagi responden menjadi 2
etnis : keturunan Chinese dan non Chinese. Variabel
derajat

extrovert

menunjukkan

seberapa

aktif

dia

terhadap lingkungan pergaulannya. Variabel power
prestige
terhadap

menunjukkan

uang

bahwa

sikap/pandangan
uang

adalah

seseorang

alat

untuk

memperoleh status sosial dan kekuasaan, sedangkan
spending habit berarti perilaku boros seseorang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya etnis
yang berpengaruh terhadap power prestige. Derajat
extrovert


terbukti

tidak

berpengaruh

terhadap

pandangan power prestige yang dimiliki dimana faktor
yang diduga mempengaruhinya adalah tingkat derajat
extrovert yang dimiliki responden cenderung dalam

59

kategori sedang. Hal tersebut berdampak pada tidak
adanya kecendrungan kuat yang selalu menganggap
uang sebagai alat kekuasaan dan mempengaruhi orang
lain.
Dari hasil penelitian didapatkan hanya derajat

extrovert yang berpengaruh secara langsung terhadap
spending habit, dengan kata lain semakin tinggi derajat
extrovert

seseorang

makan

akan

semakin

tinggi

spending habitnya / semakin boros. Kebutuhan akan
kontak

sosial,

kekuasaan,


dan

status

yang

menyebabkan seseorang tidak segan menghamburkan
uangnya membantu menegaskan hasil tersebut. Etnis
terbukti tidak memiliki pengaruh secara langsung
terhadap

spending

pencampuran

habit

kebudayaan


dimana
dalam

diduga
keluarga

faktor
dan

lingkungan pergaulan, serta faktor kesamaan dalam
pengeluaran pokok yang menjadi penyebabnya.
Etnis yang hanya memiliki pengaruh terhadap
power prestige, dan derajat extrovert yang hanya
memiliki

pengaruh

terhadap

spending


habit,

menyebabkan dimensi power prestige tidak dapat
menjadi variabel mediasi baik bagi etnis maupun
derajat extrovert terhadap spending habit. Hal tersebut
berarti, perbedaan etnis bisa mengakibatkan perbedaan
pandangan/sikap seseorang terhadap uang, namun
dari sikap tersebut tidak berdampak pada perilaku
boros yang dimunculkan. Derajat extrovert seseorang
60

memang berpengaruh secara langsung pada perilaku
borosnya, namun itu bukan akibat dari sikap terhadap
uang

yang

dipengaruhi


dari

derajat

extrovertnya.

Dengan kata lain, seseorang dengan derajat extrovert
yang tinggi bisa begitu boros dalam membelanjakan
uangnya, walaupun orang tersebut tidak memandang
uang yang dimilikinya sebagai alat untuk meraih power
dan prestige.

5.2. Implikasi Teoritis
Penelitian-penelitian sebelumnya hanya melihat
bahwa

faktor yang mempengaruhi spending habit

seseorang adalah money attitude (Roberts & Sepulveda,
1998; Cummin et al., 2005), sebagaimana hal tersebut

juga telah terbukti dari hasil penelitian ini. Hasil
penelitian ini membuktikan terdapat faktor lain yang
mempengaruhi
power

prestige)

money

attitude

yaitu

etnis.

seseorang
Hasil

(dimensi


bahwa

etnis

berpengaruh positif terhadap power prestige sudah
sejalan dengan penelitian - penelitian sebelumnya
(Falahati et al., 2011; Masuo and Reddy, 1997).
Walaupun variabel etnis berpengaruh terhadap dimensi
power prestige

dari

money attitude, namun

tidak

berpengaruh secara langsung terhadap spending habit.
Berkebalikan dengan etnis, derajat extrovert hanya
berpengaruh terhadap spending habit, namun tidak
61


terhadap dimensi power prestige. Adanya pengaruh dari
derajat extrovert terhadap spending habit membuka
wawasan baru karena belum pernah ada sebelumnya,
sehingga diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
landasan penelitian selanjutnya tentang keterkaitan
kepribadian seseorang dan perilaku borosnya.

5.3. Implikasi Terapan
Dari kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh,
terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan :
1. Dari hasil penelitian didapatkan derajat extrovert
seseorang

berdampak

pada

spending

habit,

semakin tinggi derajat extrovertnya maka semakin
tinggi

kecendrungan

kegemaran

belanja

berperilaku

boros.

orang
atau

tersebut
dengan

Mahasiswa

memiliki
kata

dengan

lain

derajat

extrovert yang tinggi perlu berhati-hati dalam
mengeluarkan

uangnya,

mengendalikan

dirinya

harus
lagi,

mampu

karena

lebih

biasanya

adanya kebutuhan akan relasi sosial yang tinggi
berakibat
berbelanja

mengeluarkan
demi

banyak

uang

mengaktulisasikan

untuk

dirinya

di

hadapan teman-temannya.
2. Sikap terhadap uang terbukti memiliki pengaruh
terhadap perilaku boros yang dimunculkan. Uang

62

yang dipandang sebagai alat kekuasaan, alat
untuk mendapatkan hormat dari orang lain, hanya
akan memicu kecendrungan mahasiswa untuk
lebih gemar mengeluarkan uang (lebih boros). Bagi
para mahasiswa, sebaiknya uang saku tidak hanya
dipandang sekedar untuk memenuhi keinginan.

5.4. Keterbatasan & Agenda Penelitian Mendatang
Sebagaimana penelitian lainnya, penelitian ini juga
memiliki

keterbatasan.

Responden

yang

terlibat

dibedakan menjadi 2, yaitu keturunan Chinese dan
non-Chinese. Keturunan non-Chinese yang terlibat
dalam penelitian ini memang berasal dari keturunan
Jawa namun tidak dibatasi dari kota asal manapun,
berasal dari berbagai kota di Indonesia, tidak hanya
dari

kota-kota

Dampaknya
influence

yang

adalah

yang

terdapat
bisa

saja

disebabkan

di

Jawa

perbedaan

perbedaan

Tengah.
cultural

kota

asal

memungkinkan mempengaruhi pandangan responden
keturunan Chinese dan non-Chinese terhadap uang,
bahkan dapat menyebabkan pandangan terhadap uang
dari

responden

keturunan

Chinese

maupun

non-

Chinese menjadi sama. Untuk penelitian mendatang,
bisa dilakukan spesifikasi kota asal responden, misal
responden keturunan non-Chinese yang dilibatkan
hanya keturunan etnis Jawa yang berasal dari kota63

kota di Jawa Tengah. Kedua, adanya perbedaan jumlah
responden laki-laki dan responden perempuan. Hanya
terdapat 34,24% responden laki-laki dalam penelitian
ini. Perbedaan perbandingan gender responden perlu
diperhatikan
penelitian

untuk

penelitian

sebelumnya

(Kim

selanjutnya,
&

karena

Jeoung,

1996)

menyatakan bahwa perbedaan gender mempengaruhi
keefektifan seseorang dalam membelanjakan uangnya.
Semakin

efektif

seseorang

dalam

membelanjakan

uangnya, maka perilaku borosnya dapat ditekan.
Dalam penelitian ini, variabel etnis merupakan
variabel bebas, namun dalam penelitian mendatang
bisa saja variabel etnis yang menjadi variabel moderasi.
Selain itu, terdapat dua variabel menarik yang bisa
digunakan dalam penelitian selanjutnya, baik sebagai
variabel independen maupun variabel kontrol, yaitu self
control dan pengaruh lingkungan sosial. Variabel etnis
yang digunakan dalam penelitian ini hanya berfungsi
sebagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
dan kebiasaan seseorang dari lingkup lingkungan
asalnya

(keluarga,

saudara/keluarga

besar,

dan

lingkungan tempat dia berasal), sedangkan menurut
Vigotsky

(1978)

situasi

lingkungan

sosial

tempat

seseorang berada pada saat itu juga merupakan faktor
penting yang mempengaruhi pembentukan sikap dan
kebiasaan

seseorang.

Variabel

self

control

yang

dimaksud adalah adanya pemahaman seseorang akan
64

dirinya, seberapa jauh melakukan segala sesuatu
dengan penuh pertimbangan dan dapat mengontrol
perilaku menjadi habit.

65