Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Ketahanan Otot Pada Pemain Bola Basket di Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kesegaran Jasmani
2.1.1
Definisi
Kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa menimbulkan
kelelahan berlebih dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggang maupun pekerjaan yang mendadak serta bebas dari penyakit.6
Menurut Parmo (2014), kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
menjalankan pekerjaan sehari-hari dengan ringan dan mudah, tanpa merasakan
kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan
kegiatan yang lain.5
2.1.2
Komponen Kesegaran Jasmani
Menurut Sumintarsi, komponen-komponen kesegaran jasmani terbagi
dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.
a) Daya tahan kardiovaskuler
Komponen ini menggambarkan kemampuan dan kesanggupan
melakukan kerja dalam keadaan aerobik, artinya kemampuan dan
kesanggupan sistem peredaran darah pernapasan, mengambil dan
mengadakan penyediaan oksigen yang dibutuhkan.
b) Kekuatan otot
Kekuatan otot banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama untuk tungkai yang harus menahan berat badan.
c) Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kemampuan dan kesanggupan otot untuk kerja
berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan.
d) Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan gerak maksimal suatu persendian.
4
Universitas Sumatera Utara
5
e) Komposisi tubuh
Komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian otot dan lemak
di seluruh tubuh dan pengukuran komposisi tubuh ini memegang
peranan penting, baik untuk kesehatan tubuh maupun untuk
berolahraga. Kelebihan lemak tubuh dapat menyebabkan kegemukan
atau obesitas dan meningkatkan resiko untuk menderita berbagai
macam penyakit.
2. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan.
a) Keseimbangan
Keseimbangan berhubungan dengan sikap mempertahankan keadaan
keseimbangan ketika sedang diam atau sedang bergerak.
b) Daya ledak
Daya ledak berhubungan dengan laju ketika seseorang melakukan
kegiatan atau daya ledak merupakan hasil dari daya X kecepatan.
c) Kecepatan
Kecepatan berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerakan
dalam waktu yang singkat.
d) Kelincahan
Kelincahan yang berhubungan dengan kemampuan dengan cara
merubah arah posisi tubuh dengan kecepatan dan ketepatan tinggi.
e) Koordinasi
Koordinasi
yang
berhubungan
dengan
kemampuan
untuk
menggunakan panca indra seperti penglihatan dan pendengaran,
bersama-sama dengan tubuh tertentu di dalam melakukan kegiatan
motorik dengan harmonis dan ketepatan tinggi.
3. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan Wellness
Wellness diartikan sebagai suatu tingkat dinamis dan terintegrasi dari
fungsi-fungsi
organ
tubuh
yang
berorientasi
terhadap
upaya
memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada tanggung
jawab diri sendiri.4
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.3
Ketahanan Otot
Ketahanan otot adalah kemampuan otot untuk berkontraksi berulang-ulang
sampai waktu tertentu dan menunjukkan seberapa lama seseorang dapat
mempertahankan penggunaan ototnya. Salah satu cara profesional untuk
mengukur ketahanan otot adalah dengan menentukan berat maksimal yang
mampu diangkat seseorang selama 20 kali secara terus menerus.7
Daya tahan otot mencerminkan kemampuan dalam hal bertahan
melaksanakan suatu aktivitas. Seseorang telah memiliki tenaga untuk melakukan
aktivitas yang berulang-ulang, peningkatan performa akan bergantung pada daya
tahan otot.9
Cara yang efektif untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
dilakukan dengan cara menggunakan beban, karena dengan latihan beban dapat
menambah massa otot sehingga dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot.
Meningkatnya kekuatan otot dapat mempengaruhi dan meningkatkan beberapa
komponen biomotor yang lain seperti: meningkatnya daya tahan otot yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, agar dapat mengatasi kelelahan
selama aktifitas berlangsung.10
2.1.4
Pengukuran Ketahanan Otot
Tes Ketahanan otot menilai kemampuan otot untuk berkontraksi selama
periode waktu tertentu. Beberapa tes ini harus dilakukan di ruangan dengan alat
berat, sedangkan yang lain hanya membutuhkan berat badan untuk ketahanan dan
dapat dilakukan dimana saja. Tes ketahanan otot secara umum terbagi menjadi 2
yaitu: tes 20 RM (repetition maximum) dan tes gerak badan (calisthemic test).7
Tes 20 RM dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa latihan
angkat beban. Tes ini menentukan jumlah beban maksimal yang dapat diangkat
secara tepat sebanyak 20 kali berturut-turut sebelum otot menjadi lelah untuk
mengangkat lagi. Tes ini juga terutama bermanfaat untuk mencapai ketahanan otot
yang diinginkan dan mengikuti perkembangannya.7
Tes calisthenic adalah latihan yang menggunakan berat badan untuk
ketahanan. Tes ini meliputi sit-ups, curl-ups, pull-ups, push-ups, dan flexed arm
Universitas Sumatera Utara
7
support atau hang exercises untuk meningkatkan ketahanan otot. Masing-masing
prosedur untuk latihan di atas berbeda-beda.7
Pengukuran dilakukan dengan menghitung jumlah push-up dan curl-up
yang dapat dilakukan dengan cara yang benar.
a. Push-up
Tubuh ditopang dengan posisi push-up dari kedua telapak tangan dan
ujung jari kaki. Kedua tangan berada disamping bahu, punggung dan kaki dalam
posisi lurus. Mulai dari posisi bawah dengan siku 90 derajat, dada diatas lantai
dan dagu hampir menyentuh lantai. Angkat badan sampai lengan lurus dan
turunkan tubuh sampai ke posisi awal (dihitung 1 kali). Selesaikan push-up
perlahan dan jaga tetap dalam posisi yang benar. Kemudian hitung jumlah pushup yang dilakukan dengan benar semaksimal mungkin tanpa berhenti.7
Hasil pengukuran interpretasi untuk laki-laki kelompok umur 20-29 tahun
sebagai berikut:7
1. Luar biasa bila dapat melakukan >36 kali
2. Sangat baik bila dapat melakukan antara 31-36 kali
3. Baik bila dapat melakukan antara 24-30 kali
4. Cukup bila dapat melakukan antara 21-23 kali
5. Kurang bila dapat melakukan 16-20 kali
6. Sangat Kurang bila dapat melakukan 25 kali
2. Sangat baik bila dapat melakukan antara 22-25 kali
3. Baik bila dapat melakukan antara 16-21 kali
4. Cukup bila dapat melakukan antara 13-15 kali
5. Kurang bila dapat melakukan antara 10-12 kali
6. Sangat kurang bila dapat melakukan 30
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Ed. V Jilid III.
2.3.4
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Ketahanan Otot
Beberapa penelitian tentang kesegaran jasmani berkaitan dengan
komposisi tubuh telah dilakukan. Penelitian pada laki-laki dewasa di Jepang
menunjukkan bahwa kesegaran jasmani laki-laki obesitas lebih rendah
dibandingkan subyek normal atau borderline. Hal ini hampir serupa dengan
penelitian di Jakarta yang mengukur tingkat kesegaran jasmani secara umum,
Universitas Sumatera Utara
19
yakni didapatkan bahwa makin tinggi persen lemak tubuh makin rendah tingkat
kesegaran jasmaninya.6
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Penggalin & Huriyati (2007),
memperlihatkan hasil uji regresi linier dari beberapa variabel terhadap stamina
atlet yaitu variabel umur, IMT, dan massa lemak tubuh secara independen tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stamina atlet (P>0,05). Namun
demikian, status gizi yang mencakup indikator IMT dan massa lemak tubuh
secara bersama-sama memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
stamina atlet (P
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kesegaran Jasmani
2.1.1
Definisi
Kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa menimbulkan
kelelahan berlebih dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggang maupun pekerjaan yang mendadak serta bebas dari penyakit.6
Menurut Parmo (2014), kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
menjalankan pekerjaan sehari-hari dengan ringan dan mudah, tanpa merasakan
kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan
kegiatan yang lain.5
2.1.2
Komponen Kesegaran Jasmani
Menurut Sumintarsi, komponen-komponen kesegaran jasmani terbagi
dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.
a) Daya tahan kardiovaskuler
Komponen ini menggambarkan kemampuan dan kesanggupan
melakukan kerja dalam keadaan aerobik, artinya kemampuan dan
kesanggupan sistem peredaran darah pernapasan, mengambil dan
mengadakan penyediaan oksigen yang dibutuhkan.
b) Kekuatan otot
Kekuatan otot banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama untuk tungkai yang harus menahan berat badan.
c) Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kemampuan dan kesanggupan otot untuk kerja
berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan.
d) Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan gerak maksimal suatu persendian.
4
Universitas Sumatera Utara
5
e) Komposisi tubuh
Komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian otot dan lemak
di seluruh tubuh dan pengukuran komposisi tubuh ini memegang
peranan penting, baik untuk kesehatan tubuh maupun untuk
berolahraga. Kelebihan lemak tubuh dapat menyebabkan kegemukan
atau obesitas dan meningkatkan resiko untuk menderita berbagai
macam penyakit.
2. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan.
a) Keseimbangan
Keseimbangan berhubungan dengan sikap mempertahankan keadaan
keseimbangan ketika sedang diam atau sedang bergerak.
b) Daya ledak
Daya ledak berhubungan dengan laju ketika seseorang melakukan
kegiatan atau daya ledak merupakan hasil dari daya X kecepatan.
c) Kecepatan
Kecepatan berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerakan
dalam waktu yang singkat.
d) Kelincahan
Kelincahan yang berhubungan dengan kemampuan dengan cara
merubah arah posisi tubuh dengan kecepatan dan ketepatan tinggi.
e) Koordinasi
Koordinasi
yang
berhubungan
dengan
kemampuan
untuk
menggunakan panca indra seperti penglihatan dan pendengaran,
bersama-sama dengan tubuh tertentu di dalam melakukan kegiatan
motorik dengan harmonis dan ketepatan tinggi.
3. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan Wellness
Wellness diartikan sebagai suatu tingkat dinamis dan terintegrasi dari
fungsi-fungsi
organ
tubuh
yang
berorientasi
terhadap
upaya
memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada tanggung
jawab diri sendiri.4
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.3
Ketahanan Otot
Ketahanan otot adalah kemampuan otot untuk berkontraksi berulang-ulang
sampai waktu tertentu dan menunjukkan seberapa lama seseorang dapat
mempertahankan penggunaan ototnya. Salah satu cara profesional untuk
mengukur ketahanan otot adalah dengan menentukan berat maksimal yang
mampu diangkat seseorang selama 20 kali secara terus menerus.7
Daya tahan otot mencerminkan kemampuan dalam hal bertahan
melaksanakan suatu aktivitas. Seseorang telah memiliki tenaga untuk melakukan
aktivitas yang berulang-ulang, peningkatan performa akan bergantung pada daya
tahan otot.9
Cara yang efektif untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot
dilakukan dengan cara menggunakan beban, karena dengan latihan beban dapat
menambah massa otot sehingga dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot.
Meningkatnya kekuatan otot dapat mempengaruhi dan meningkatkan beberapa
komponen biomotor yang lain seperti: meningkatnya daya tahan otot yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, agar dapat mengatasi kelelahan
selama aktifitas berlangsung.10
2.1.4
Pengukuran Ketahanan Otot
Tes Ketahanan otot menilai kemampuan otot untuk berkontraksi selama
periode waktu tertentu. Beberapa tes ini harus dilakukan di ruangan dengan alat
berat, sedangkan yang lain hanya membutuhkan berat badan untuk ketahanan dan
dapat dilakukan dimana saja. Tes ketahanan otot secara umum terbagi menjadi 2
yaitu: tes 20 RM (repetition maximum) dan tes gerak badan (calisthemic test).7
Tes 20 RM dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa latihan
angkat beban. Tes ini menentukan jumlah beban maksimal yang dapat diangkat
secara tepat sebanyak 20 kali berturut-turut sebelum otot menjadi lelah untuk
mengangkat lagi. Tes ini juga terutama bermanfaat untuk mencapai ketahanan otot
yang diinginkan dan mengikuti perkembangannya.7
Tes calisthenic adalah latihan yang menggunakan berat badan untuk
ketahanan. Tes ini meliputi sit-ups, curl-ups, pull-ups, push-ups, dan flexed arm
Universitas Sumatera Utara
7
support atau hang exercises untuk meningkatkan ketahanan otot. Masing-masing
prosedur untuk latihan di atas berbeda-beda.7
Pengukuran dilakukan dengan menghitung jumlah push-up dan curl-up
yang dapat dilakukan dengan cara yang benar.
a. Push-up
Tubuh ditopang dengan posisi push-up dari kedua telapak tangan dan
ujung jari kaki. Kedua tangan berada disamping bahu, punggung dan kaki dalam
posisi lurus. Mulai dari posisi bawah dengan siku 90 derajat, dada diatas lantai
dan dagu hampir menyentuh lantai. Angkat badan sampai lengan lurus dan
turunkan tubuh sampai ke posisi awal (dihitung 1 kali). Selesaikan push-up
perlahan dan jaga tetap dalam posisi yang benar. Kemudian hitung jumlah pushup yang dilakukan dengan benar semaksimal mungkin tanpa berhenti.7
Hasil pengukuran interpretasi untuk laki-laki kelompok umur 20-29 tahun
sebagai berikut:7
1. Luar biasa bila dapat melakukan >36 kali
2. Sangat baik bila dapat melakukan antara 31-36 kali
3. Baik bila dapat melakukan antara 24-30 kali
4. Cukup bila dapat melakukan antara 21-23 kali
5. Kurang bila dapat melakukan 16-20 kali
6. Sangat Kurang bila dapat melakukan 25 kali
2. Sangat baik bila dapat melakukan antara 22-25 kali
3. Baik bila dapat melakukan antara 16-21 kali
4. Cukup bila dapat melakukan antara 13-15 kali
5. Kurang bila dapat melakukan antara 10-12 kali
6. Sangat kurang bila dapat melakukan 30
Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Ed. V Jilid III.
2.3.4
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Ketahanan Otot
Beberapa penelitian tentang kesegaran jasmani berkaitan dengan
komposisi tubuh telah dilakukan. Penelitian pada laki-laki dewasa di Jepang
menunjukkan bahwa kesegaran jasmani laki-laki obesitas lebih rendah
dibandingkan subyek normal atau borderline. Hal ini hampir serupa dengan
penelitian di Jakarta yang mengukur tingkat kesegaran jasmani secara umum,
Universitas Sumatera Utara
19
yakni didapatkan bahwa makin tinggi persen lemak tubuh makin rendah tingkat
kesegaran jasmaninya.6
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Penggalin & Huriyati (2007),
memperlihatkan hasil uji regresi linier dari beberapa variabel terhadap stamina
atlet yaitu variabel umur, IMT, dan massa lemak tubuh secara independen tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stamina atlet (P>0,05). Namun
demikian, status gizi yang mencakup indikator IMT dan massa lemak tubuh
secara bersama-sama memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
stamina atlet (P