Pengaruh Konsumsi Telur terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Siswi yang Mengalami Anemia di SMP Negeri 15 Medan

6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Remaja
2.1.1. Pengertian remaja
Pendapat tentang usia remaja bervariasi antara beberapa ahli, organisasi, atau
lembaga kesehatan. Usia remaja merupakan usia periode transisi perkembangan
dari masa anak ke dewasa, usi antara 10-24 tahun.
Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Defenisi remaja
menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10-19
tahun, sedangkan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyebut kaum muda
dengan usia antara 15-24 tahun. Sementara itu menurut The Health Resource and
Services Administration Guidelines Amerika Serikat tentang usia remaja adalah
11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun),
remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Defenisi ini
kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda yang mencakup usi 10-24
tahun.
Defenisi remaja sendiri dapat di tinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
sampai 20-21 tahun.

2. Secara fisik, ramaja ditandai oleh cirri perubahan pada penampilan fisik dan
fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.

Universitas Sumatera Utara

7

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami
perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara
masa kanak-kanak menuju dewasa.
Gunarsa (1978) mengungkapkan masa remaja merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang di
alami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Masa remaja adalam masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia .
golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak
yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab.
2.1.2. Perkembangan remaja dan ciri- cirinya
Menurut Fitramaya (2009) berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita
sangat perlu mengenal perkembangan remaja dan cirri- cirinya. Berdasarkan sifat
dan ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada 3 tahap yaitu :

a. Masa remaja awal (10-12 tahun)
1. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2. Tampak dan merasa ingin bebas
3. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
1. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2. Ada keinginan untuk berkencan atau kertertarikan dengan lawan
jenisnya
3. Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang

Universitas Sumatera Utara

8

4. Timbul perasaan cinta yang mendalam
5. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
1. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

3. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
4. Dapat mewujudkan perasaan cinta
2.1.3. Menstruasi pada remaja perempuan
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi
merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ
kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja yang mengalami menarche
adalah pada usia 12-16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa
aspek, misalnya psikologi dan lainnya. Pada wanita biasanya pertama kali
mengalami menstruasi atau menarche pada umur 12-16 tahun. Siklus mestruasi
normal terjadi pada setiap 22-35 hari, dengan lamanya mestruasi selama 2 sampai
7 hari.
2.1.4. Fisiologi menstruasi
1. Stadium menstruasi
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada
pada kadar paling rendah.
2. Stadium proliferasi

Universitas Sumatera Utara


9

Stadium ini berlangsung selama 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah
menstruasi sampai hari ke 14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis yang
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh
kembali. Antara hari ke 12 sampai ke 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari
indung telur disebut ovulasi.
3. Stadium sekresi
Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa sesudah
terjadinya ovulasi. Hormone progesterone dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim).
4. Stadium premenstruasi
Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih,
bisa sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan dan secret
sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi
vasokontriksi, kemudian pembuluh darah itu berelaksasi dan akhirnya pecah.
2.1.5. Faktor yang mempengaruhi menstruasi
1. Faktor hormon

Hormon- hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita
yaitu follicle stimulating hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen
yang dihasilkan oleh ovarium, Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh
hipofisis, serta progesterone yang dihasilkan oleh ovarium.

Universitas Sumatera Utara

10

2. Faktor enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan
dalam sintesis protein, yang menggangu metabolism sehingga mengakibatkan
regresi endometrium dan perdarahan.
3. Faktor vascular
Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan system vaskularisasi dalam lapisan
fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula
arteri-arteri,

vena-vena,dan


hubungan

antara

keduanya.

Dengan

regresi

endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang
menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan
dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena.
4. Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi
miometrium sebagai satu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
Beberapa tanda-tanda adanya masalah dalam menstruasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter ahlinya,antara lain :
a) Apabila haid itu tidak pernah teratur sejak semula walau telah melewati

tahun-tahun belajar menarche, timbul nyeri hebat terutama jika baru muncul
kemudian diperkirakan ada gangguan dalam hormone reproduksi, terutama jika
rasa nyeri itu semakin lama semakin bertambah intensitasnya. b) Satu hal yang
perlu diwaspadai adalah jika darah mengalir sangat berlebihan sehingga

Universitas Sumatera Utara

11

membutuhkan pembalutlebih dari selusin dalam satu hari. c) Panjang hari haid
lebih Sembilan hari. d) Muncul noktah darah antara dua siklus haid (spotting). e)
Warna darah kelihatan tidak seperti biasa, menjadi lebih kecokelatan atau merah
darah segar.
2.2. Kebutuhan gizi remaja
Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena mereka masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi
dibandingkan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Tubuh
yang berubah cepat pada masa remaja membutuhkan energi, protein dan vitamin
dalam jumlah besar. Energi diperlukan sebagai sumber tenaga sel-sel tubuh yang
bekerja lebih keras untuk berkembang dan berubah cepat.

2.2.1. Energi
Banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu pada tabel RDA.
Secara garis besar, remaja putra memerlukan lebih banyak energi ketimbang
remaja putri. Pada usia 16 tahun, remaja putra memerlukan sekitar 3.470 kkal per
hari dan menurun pada usia 16-19 tahun. Adapun kebutuhan energi remaja putri
memuncak pada usia 12 tahun yaitu 2.550 kkal per hari, kemudian menurun
menjadi 2.200 kkal per hari pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada
stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis.
Waitt, dkk. Menganjurkan penggunaan kkal per sentimeter berat badan sebagai
penentu kebutuhan akan energi yang lebih baik. Perkiraan energi untuk remaja
putra berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal per cm, sementara untuk remaja putri

Universitas Sumatera Utara

12

berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal per cm, sementara untuk remaja putri dengan
usia yang sama, yaitu 10-19 kkal percentimeter.
Widyakarya nasional pangan dan gizi VI (WKNPG) tahun 1998, menganjurkan
angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan

2.000- 2.200 kkal. Sedangkan untuk laki-laki antara 2.400-2.800 kkal setiap hari.
Angka kecukupan gizi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari karbohidrat.
Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu, dan hasil olahannya (mie,
spagetie, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lainlain.
2.2.2. Protein
Istilah protein berasal dari bahasa Yunani proteos yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima tubuh adalah air, separuhnya ada
didalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di
dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan jaringan tubuh (Almatsier,
2009). Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Protein dalam makanan misalnya casein dalam susu, gluten pada gandum, dan
albumin dalam telur diuraikan dalam proses pencernaan menjadi asam amino.
Dari seluruh total asam amino yang dibutuhkan tubuh, sembilan tidak dapat dibuat
oleh tubuh dalam jumlah yang cukup untuk menjaga kesehatan. Ketika menyantap
makanan dengan kadar protein tinggi, sistem pencernaan memecah makanan

Universitas Sumatera Utara


13

berprotein menjadi asam amino, asam amino ini kemudian diserap kedalam aliran
darah dan didistribusikan ke sel-sel yang membutuhkan, asam amino kemudian
kembali menjadi protein yang menjalankan fungsi- fungsi yang dibutuhkan tubuh.
Protein terdiri dari asam- asam amino. Selain menyediakan asam amino
esensial, protein juga menyuplai energi dalam keadaan energi terbatas dalam
lemak. Terdapat berbagai fungsi protein di dalam tubuh antara lain kekebalan
tubuh, pengganti jaringan yang rusak dan untuk pertumbuhan. Dikenal dua jenis
protein, yaitu protein hewani dan proetin nabati. Makanan sumber hewani bernilai
biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam
amino esensial yang lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas.
Protein merupakan zat gizi yang mengandung nitrogen, sekitar 16% nitrogen
terkandung didalam protein. pada keseimbangan nitrogen positif, jumlah nitrogen
yang diserap melebihi yang dibuang keluar tubuh. Sejumlah nitrogen ditahan
dalam tubuh untuk pembentukan jaringan baru dikenal sebagai keseimbangan
nitrogen positif/ positive nitrogen balance (PNB). Keseimbangan nitrogen positif
diperlukan pada anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan, kehamilan, dan
menyusui dan pada keadaan yang disertai dengan pembentukan jaringan baru.
Selama masa remaja, kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh

kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas, protein akan
digunakan sebagai energi.
Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh
kembang bukan kronologis. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja

Universitas Sumatera Utara

14

puteri lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan remaja laki-laki, karena
memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dahulu, pada akhir masa remaja,
kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan wanita karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan energi bagi remaja menurut berat badan,
5-2,0 g/kg BB/hari. Angka kecukupan gizi protein remaja adalah 48-62 g per hari
untuk perempuan dan 55-66% per hari pada laki-laki. Sedangkan untuk kebutuhan
protein berdasarkan tinggi badan adalah 0,29 -0,32 g/cm tinggi badan untuk
remaja putra dan untuk remaja putri hanya 0,27- 0,29 g/cm tinggi badan.
Berdasarkan Widyakarya nasional pangan dan gizi VIII (WNPG VIII) tahun 2004,
dianjurkan anak perempuan usia 10-12 tahun kebutuhan protein 50 g/hari, 13-15
tahun 57 g/hari, dan usia 16-18 tahun 55 g/hari.
Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan pada remaja berkisar antara
44-55 g. tergantung pada jenis kelamin dan umur. Berdasarkan berat badan,
remaja usia 11-14 tahun laki-laki atau wanita memerlukan protein 1g/kg BB dan
pada usia 15-18 tahun berkurang 0,9 g/kg BB pada laki-laki dan 0,8 g/ kg BB
pada wanita. Menurut survei NHANES II rata-rata asupan protein untuk laki-laki
107 g/hari dan wanita 65 g/hari.
Makanan sumber protein bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan dengan
protein nabati, karena komposisi asam amino esenssial yang lebih tinggi, dari segi
kuantititas dan kualitas. Protein telur dan protein susu biasanya dipakai sebagai
pembanding baku untuk menentukan nilai gizi protein. Protein hewani juga
banyak dalam daging, jeroan, keju, kerang, dan udang. Adapun protein nabati
antara lain terdapat dalam kacang- kacangan, tahu, dan tempe.

Universitas Sumatera Utara

15

2.2.3. Mineral
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan remaja akan vitamin, maka tidak
dapat dipungkiri bahwa kebutuhan akan mineral pun turut meningkat. Mineral
yang dibutuhkan remaja antara lain :
2.2.3.1.Zat besi (Fe)
Terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan Fe yaitu rendahnya tingkat
penyerapan Fe dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2
%. Sumber Fe hewani mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa sumber Fe hewani
lebih mudah diserap dibandingkan dengan sumber Fe nabati. Besi dalam makanan
dapat berbentuk Fe-heme (dalam ikan, hati, dan daging) dan non heme (beras,
bayam, jagung, gandum, kacang kedelai). Makanan yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi terutama Fe non heme adalah vitamin C serta sumber protein
hewani tertentu (daging dan ikan). Adapaun zat yang dapat menghambat
penyerapan zat besi adalah kafeina, tannin, fitat, zink, kalsium, fosfat, dan lainlain. Sebaliknya Fe heme, absorbsinya tidak dipengaruhi oleh komponen lain dan
lebih mudah diserap. Jadi bukan hanya bentuknya yang penting, tetapi juga dalam
bentuk zat besi tersebut dikonsumsi, perlu diperhatikan.
Angka kebutuhan gizi zat besi pada remaja dan dewasa muda perempuan 19-26
mg per hari, sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg per hari. Makanan yang banyak
mengandung adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), daging putih
(ayam, ikan), kacang-kacangan dan sayuran hijau. Akan lebih baik jika bahan
makanan tersebut dikonsumsi secara bersama-sama dengan buah setiap hari.

Universitas Sumatera Utara

16

Target cadangan besi sekitar 300 mg pada kedua jenis kelamin. Kebutuhan zat
besi rata-rata pada saat anak prepubertas adalah 10 mg/ hari, dan selama kejar
tumbuh saat pubertas diperlukan tambahan 2 mg/hari pada anak laki-laki, serta
tambahan 5 mg/ hari untuk wanita yang mulai dengan kejar tumbuh saat pubertas
dan menstruasi. Diet remaja hanya mengandung 6 mg/ 1.000 kkal, sehingga pada
gadis yang umumnya membutuhkan kalori yang lebih rendah akan kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan zat besinya atau anemia besi, sebaliknya kelebihan asupan
pada pasien predisposisi genetik tertentu menyebabkan overload zat besi.
2.2.3.2. Zink (seng)
Angka kecukupan gizi seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa
muda putri dan putra. Adapun RDA remaja laki-laki memerlukan 15 mg/hari dan
wanita 12 mg/hari.
Gejala klinis defisiensi seng adalah gagal tumbuh, nafsu makan berkurang,
latergi mental, perubahan kulit, dan kematangan seksual yang terlambat. Faktor
yang mempengaruhi patogenesis sindrom defisiensi seng adalah faktor asupan diet
yang rendah dan availabilitasnya rendah pada diet yang mengandung fitat.
Penyebab dari defisiensi seng ini antaranya infeksi parasit, geofagia, sindrom
malabsorbsi, dan penyakit inflamasi usus besar. Gejala kelebihan asupans seng
adalah emesis atau intoksikasi akut.
Bahan makanan sumber seng antara lain daging merah, hati, unggas, keju,
seluruh padi-padian sereal, kacang kering, telur, dan makanan laut terutama tiram.

Universitas Sumatera Utara

17

2.2.3.3.Yodium
Merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, tetapi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan hormon tiroksin
yang dihasilkan kelenjar gondok. Hormon ini sangat berperan dalam proses
metabolisme. Selain itu, hormon ini juga berperan pada pertumbuhan tulang dan
perkembangan fungsi otak.
Bahan makanan sumber yodium selain dari bahan makanan hewani seperti ikan
dan kerang, juga terdapat pada garam beryodium. Semua garam di Indonesia
harus mengandung yodium. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam
makanan sehari-hari tidak lebih dari 6 g atau setara satu sendok teh.
Kebutuhan akan kapsul suplementasi yodium pada wanita usia 6-35 tahun dan
pria usia 6-20 tahun adalah 400 mg atau sebanyak 2 kapsul.
2.3. Eritropoesis
Proses produksi sel darah merah (eritrosit) digambarkan dengan istilah
eritropoesis.

Untuk mengefektifkan eristrosit matang merupakan proses

eritropoesis. Untuk mengefektifkan fungsionalnya, prekursor eritrosit harus
memiliki organel yang memproduksi banyak hemoglobin, hingga sekitar 95%
protein sel total tercapai (Kiswari, 2014).
Pembentukan sel darah merah dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama
yaitu pembentukan stem sel mieloid yang terbentuk dari hemasitoblas. Kemudian
dari stem sel myeloid terbentuk eritroblas. Pada tahap normoblas, sel tersebut
mulai melepaskan inti sel nya. Tepatnya pada sel yang bernama ortokromatik

Universitas Sumatera Utara

18

eritroblas atau sering disebut dengan normoblas tua. Setelah itu, sel darah merah
akan membentuk retikulosit yang masih memiliki bahan inti dan lalu kemudian
terbentuklah sel darah merah atau eritrosit yang telah kehilangan intinya dan
berbentuk gepeng.
Pada tahap dimulainya proeritroblas dibutuhkan 5-7 hari hingga terbentuk sel
darah merah atau eritrosit. Mulai dari tahap ini hingga tahap retikulosit,
dibutuhkan zat besi untuk membentuk hemoglobin. Produksi sel darah merah atau
pembentukan sel darah merah dirangsang oleh kondisi kekurangan oksigen yang
kemudian tubuh memproduksi hormon eritropotin yang kemudian akan
merangsang tepatnya sumsum tulang belakang atau hati untuk membentuk sel
darah merah. Dari siklus pembentukan sel darah merah ini rerata waktu yang
dibutukan adalah sekitar 3 minggu untuk pematangan sel.
Fungsi khusus dari eritrosit mengangkut oksigen ke jaringan- jaringan tubuh
dan membantu proses pembuangan karbon dioksida dan proton-proton yang
merupakan hasil dari metabolism jaringan tubuh. Sel darah merah merupakan sel
terbanyak di dalam tubuh dengan struktur sederhana dibandingkan dengan
trombosit, leukosit, dan struktur sel tubuh lainnya. Metabolisme aktif dilakukan
oleh eritrosit tetapi proses ini tidak tergantung pada hormone insulin untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel, berbeda dengan sel adiposa dan sel otot yang
sangat bergantung pada hormon insulin (Sofro, 2012).
Eritropoietin merupakan suatu glikoprotein dengan 166 asam amino yang
merupakan regulator utama eritropoiesis pada manusia. Zat ini terutama disintesis

Universitas Sumatera Utara

19

oleh ginjal dan dikeluarkan pada aliran darah sebagai respon terhadap hipoksia.
Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang dengan bentuk awal sebagai rubribla.
Dalam proses pematangan, nukleus rubribla akan mengalami penyusutan dan
pemadatan sehingga nukleus menjadi lebih kecil, sitoplasma terlihat berwarna
biru karena ribosom mulai dibentuk melalui proses sintesis. Pada tahap tersebut
sel dinamakan prorubrisit.

Sel akan terus berkembang menjadi lebih kecil,

sitoplasma tampak biru dan merah karena sel mulai menghasilkan hemoglobin, sel
ini dinamakan rubrisit. Semakin lama warna sitoplasma akan berwarna merah
dan biru menghilang, sel tersebut dinamakan metabubrisit. Fase berikutnya
nukleus dikeluarkan dan akan membentuk retikulosit, di dalam sitoplasma
retikulosit akan menjadi eritrosit matang dengan jumlah hemoglobin yang cukup
di dalam sel (Nugraha, 2015).
Banyak zat penting yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin dalam
eritrosit normal. Asam amino (protein), vitamin B12, vitamin B6, asam folat
(vitamin kompleks B2), besi, mineral cobalt (Co), dan nikel (Ni) merupakan zat
penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin yang baik. Pada
orang dewasa, produksi eritrosit sehari mencapai lebih dari 200 milyar yang
membutuhkan 20 mg asupan besi. Sebagian pasokan besi didapat dari hasil daur
ulang yang merupakan hasil dari eritrosit tua yang di fagosit oleh magrofag sel
mononuklear. Sekitar 1-2 mg zat besi yang berasal dari penyerapan usus, yang
pada saat kondisi stabil menggantikan besi yang telah diekskresikan oleh tubuh
(Kiswari, 2014).

Universitas Sumatera Utara

20

2.4. Hemoglobin
2.4.1. Pengertian hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di
dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paruparu ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan
conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan
globin menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Erit Hb berikatan dengan
karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan warnanya merah tua. Darah
arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida (Depkes
RI dalam Widayanti, 2008).
2.4.2. Fungsi hemoglobin
Sel darah merah dalam darah arteri sistemik mengangkut oksigen dari paru ke
jaringan dan kembali dalam darah vena dengan membawa karbondioksida ke
paru. Sel darah merah memiliki suatu protein yang berperan penting dalam
mengikat serta membawa oksigen dan karbondioksida. Protein tersebut adalah
hemoglobin. Seiring molekul hemoglobin mengangkut dan melepas oksigen,
setiap rantai globin pada molekul hemoglobin tersebut bergerak mendekati satu
sama lain. Kontak antara α1β1 dan α2β2 menstabilkan molekul tersebut. Rantai β
bergeser pada saat kontak α1β1 dan α2β2 selama oksigenasi dan deoksigenasi.
Pada saat oksigen dilepaskan, rantai β ditarik terpisah, memungkinkan masuknya

Universitas Sumatera Utara

21

metabolit 2,3-difosfogliserat yang menyebabkan penurunan afinitas molekul
tersebut terhadap oksigen. Pertukaran oksigenterjadi antara saturasi 95% (darah
arteri) dengan tekanan oksigen arteri rata-rata 95 mmHg dan saturasi 70% (darah
vena) dengan tekanan oksigen vena rata-rata 40 mmHg (Hoffbrand & Moss,
2013).
2.4.3. Kadar hemoglobin
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran
darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal kira-kira 15 gram setiap
100 ml darah dan jumlah biasanya disebut “100 persen” (Evelyn, 2009). Batas
normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditemukan karena kadar
hemoglobin bervariasi di setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan
batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam
Arisman, 2004).
Kelompok umur
Anak 6 bulan – 6 tahun
Anak 6 tahun – 14 tahun
Pria dewasa
Ibu hamil
Wanita dewasa

Batas nilai hemoglobin (gr/dl)
11,0
12,0
13,0
11,0
12,0

Tabel 1. Batas kadar hemoglobin menurut WHO dalam Arisman 2004.
Menurut Hoffland & Moss (2011) nilai normal hemoglobin berdasarkan
untuk usia dan jenis kelamin yaitu :

Universitas Sumatera Utara

22

Jenis kelamin & usia
Neonatus
Bayi
Anak
Pria
Wanita

Kadar hemoglobin
14 g/dl
12,5 g/dl
10,5 g/dl
13,5 – 17,5 gr/dl
11,5 – 15,5 gr/dl

Tabel 2. Kadar hemoglobin untuk usia dan jenis kelamin.
2.4.3. Fungsi hemoglobin
Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paruparu untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen
yaitu menerima, menyimpan, dan melepaskan oksigen di dalam sel-sel otot.
Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Almatsier,
2009).
Menurut Depkes RI adapun fungsi hemoglobin yaitu :
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringanjaringan tubuh.
b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang, untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin. Pengkuran kadar hemoglobin dari normal
berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

Universitas Sumatera Utara

23

2.4.4. Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin
Studi morbiditas pada SKRT tahun 2001 mengumpulkan data mengenai faktorfaktor resiko yang dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin pada remaja,
yaitu : Kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, kebiasaan sarapan pagi,
penggunaan waktu untuk aktivitas fisik, faktor sosial dan ekonomi keluarga, serta
riwayat penyakit yang di derita remaja.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin menurut Sopny (2010)
antara lain :
a.kecukupan besi di dalam tubuh
Besi dibutuhkan tubuh untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi
besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan
kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial
dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dari paruparu ke jaringan tubuh, untuk dekskresikan ke dalam udara pernapasan, sitokrom,
dan komponen lainnya pada system enzim pernapasan seperti sitokrom oksidase,
katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel
darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
b. metabolisme besi dalam tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut
berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g),
myoglobin 150 gram, phophyrin cytochrome, hati, limpa, sumsusm tulang

Universitas Sumatera Utara

24

belakang. Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai
untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan cadangan. Metabolisme
zat besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan,
penyimpanan, dan pengeluaran.
2.4.5 Cara pemeriksaan kadar hemoglobin
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemeriksaan kadar
hemoglobin yaitu metode sahli, cyanmethemoglobin, serta alat pemeriksaan Hb
digital.
Pada metode sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin
ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi
feeriheme yang akan segera bereaksi dengan in Cl membentuk ferrihemechlorid
yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat. Warna yang
terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mta telanjang).
Untuk mempermudah perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah
adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas
berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain misalnya ketajaman, penyinaran,
dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk
pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau
pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai dan bila
pemeriksaannya telah terlatih hasilnya dapat diandalkan.

Universitas Sumatera Utara

25

Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan alat digital bisa
dilakukan dengan mudah, adapun prosedur pemeriksaanya yaitu: pertama,
masukkan kode kunci hemoglobin pada slot kode kunci yang terletak dibelakang
alat, kemudian ambil strip hemoglobin, dan masukkan secara perlahan pada slot
strip hemoglobin. Kemudian tekan tombol on pada mesin digital, selanjutnya
masukkan darah dari ujung jari tangan pada strip. Dan tunggu beberapa saat
sampai kadar hemoglobin keluar pada mesin digital Hb.
2.5 Anemia
2.5.1 Pengertian anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan/atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh (Handayani, 2008). Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah
normal.
Hoffbrand dan Moss (2011) menyatakan bahwa anemia ialah sebagai penurunan
kadar hemoglobin darah di bawah nilai normal untuk usia dan jenis kelamin.
2.5.2 Penyebab anemia
Tarwoto (2008) menyatakan klasifikasi anemia berdasarkan penyebabnya
dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu :

Universitas Sumatera Utara

26

1. Anemia karena hilangnya sel darah merah, terjadi akibat perdarahan
karena berbagai sebab seperti sebab perlukaan, bekas tusukan, peerdarahan
gastrointestinal, perdarahan uterus, perdarahan hidung, serta menstruasi.
2. Anemia karena menurunnya produksi sel darah merah, dapat disebabkan
karena kekurangan unsur penyusun sel darah merah (zat besi, asam folat,
vitamin B12, protein), gangguan fungsi sumsum tulang (adanya tumor,
pengobatan,toksik), tidak adekuatnya stimulasi karena berkurangnya
eritropoitein.
3. Anemia karena meningkatnya destruksi/ kerusakan sel darah merah, dapat
terjadi karena overaktifnya Reticuloendothelia (RES).
Meningkatnya destruksi sel darah merah dan tidak adekuatnya produksi sel
darah merah biasanya karena faktor: 1) kemampuan respon sumsum tulang
terhadap penurunan sel darah merah kurang karena meningkatnya jumlah
retikulosit dalam sirkulasi darah; 2) meningkatnya sel-sel darah merah yang masih
muda dalam sumsum tulang dibandingkan yang matang/ matur; 3) ada atau
tidaknya hasil destruksi sel darah merah dalam sirkulasi (seperti meningkatnya
kadar bilirubin).
2.6 Telur
Telur ayam ras adalah salah satu sumber protein hewani yang popular dan
sangat diminati oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan masyarakat dapat
mengkonsumsi putih telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhan protein hewani.
Hal ini karena telur ayam ras relative murah dan mudah diperoleh serta dapat
memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan (Lestari, 2009).

Universitas Sumatera Utara

27

Telur ayam ras memiliki kandungan protein yang tinggi dan sususan protein
yang lengkap, akan tetapi lemak yang dikandung di dalamnya juga tinggi. Secara
umum telur ayam ras dan telur itik merupakan telur yang paling sering di
konsumsi oleh masyarakat (Sudaryani, 2003). Isi kandungan gizi telur pada 100
gram telur ayam ras dapat dilihat pada tabel 3.
Zat gizi
Putih telur
Energi (kkal)
50
Protein (gr)
10.8
Lemak (gr)
0
Karbohidrat (gr)
0.8
Kalsium (mg)
6
Zat besi (mg)
0
Fosfor (mg)
17
Vitamin A (IU)
0
Vitamin B1 (IU)
0
Tabel 3. Kandungan gizi per 100 gram telur ayam ras

Kuning telur
361
16.3
31.9
0.7
147
7
586
2000
0.27

Telur juga mengandung asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat
diproduksi tubuh) sehingga harus dipasok dari makanan yang lengkap.
Kandungan asam amino pada berbagai jenis telur umumnya relatif sama
lengkapnya.
Sebagai perbandingan, mutu protein telur dengan bahan pangan lainnya dapat
dilihat pada tabel 4 dibawah ini, dengan beberapa jenis dasar pengukuran.

Universitas Sumatera Utara

28

Bahan Makanan

Nilai
Biologi

Telur
Susu sapi
Ikan
Daging sapi
Beras tumbuk
Kacang tanah
Beras giling
Gandum utuh
Jagung
Kacang
Kedelai

100
93
76
74
86
55
64
65
72
73
62

Net Protein
Utilization
(NPU)
94
82
67
59
55
57
49
36
61
53

Protein
Efficiency
Ratio
3,92
3,09
3,55
2,30
1,65
2,18
1,53
2,32
1,77

Skor
asam
amino
100
95
95
69
67
65
57
53
49
47
42

Tabel 4.Mutu protein pada beberapa bahan pangan

2.6.1. Kandungan Protein dan Asam Amino
Putih telur merupakan protein yang terdiri dari serat ovomucin dan berada
dalam larutan encer. Jenis protein dalam albumin terdiri dari ovalbumen,
conalbumen atau ovotransferin, ovomucoid, lysozyme, ovomucin, avidin,
ovoglobulin, ovoinhibitor dan flavoprotein.
Putih telur merupakan protein yang berkualitas tinggi karena tidak
mengandung unsur lemak. Beberapa komponen dari asam amino pada telur dapat
dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

29

Asam amino (g)
Telur utuh
Alanine
0,696
Arginine
0,750
Aspartic acid
1,256
Cystine
0,290
Clutamic acid
1,632
Glycine
0,420
Histidine
0,296
Isoleucine
0,682
Leucine
1,068
Lysine
0,898
Methionine
0,390
Phenylalanine
0,664
Proline
0,498
Serine
0,930
Threonine
0,600
Tryptophan
0,152
Tyrosine
0,510
Valine
0,762
Tabel 5. Komposisi asam amino dalam
gr)

Albumin
Kuning telur
0,608
0,861
0,572
1,000
1,072
1,639
0,272
0,301
1,400
2,126
0,368
0,518
0,237
0,434
0,596
0,849
0,886
1,470
0,716
1,331
0,362
0,416
0,614
0,717
0,410
0,699
0,725
1,434
0,479
0,892
0,129
0,199
0,410
0,747
0,671
0,934
telur yang dapat dimakan (per 100

Dari data tersebut terlihat bahwa telur utuh, kuning telur dan albumin, masingmasing memiliki asam amino yang seimbang, nyaris sempurna memenuhi
kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, kandungan asam amino telur menjadi tolak
ukur sumber protein lainnya.
Asam amino dalam telur dapat dimodifikasi. Selain mengatur makanan ternak,
mengangkat bulu ayam akan mengurangi kandungan cystine dalam telur., karena
asam amino tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan bulu ayam yang baru.
2.6.2. Kandungan Lemak Pada Telur
Seluruh kandungan lemak terdapat pada bagian kuning telur. Lemak dalam
kuning telur berupa lipoprotein, yang terbagi menjadi :

Universitas Sumatera Utara

30

High density lypoprotein (HDL), Low density lypoprotein (LDL), dan Very
low density lypoprotein (VLDL).
HDL mengandung sedikit lemak, kurang dari 10%, merupakan unsur yang
bermanfaat bagi tubuh. LDL mengandung sekitar 20% lemak sedangkan LVDL
mengandung sekitar 40% lemak. LDL dan LVDL merupakan unsur lemak yang
berbahaya yaitu cenderung meningkatkan serum kolesterol. Tetapi lemak telur
berbentuk emulsi sehingga mudah dicerna dan dapat dikonsumsi baik oleh anakanak maupun orang usia lanjut. Secara sederhana kandungan lemak dalam telur
dapat dilihat pada tabel 6.
Bila dilihat dari tabel tersebut ternyata kandungan asam lemak tak jenuh
tunggal sekitar 45% dari total lemak, asam lemak jenuh sekitar 38% dan asam
lemak tak jenuh ganda 16%. Rasio perbandingan asam lemak dapat berubah-ubah
tergantung dari asupan lemak pada pakan ternak.
Kandungan lemak yang menjadi perhatian besar adalah kolesterol. Satu butir
telur dengan berat kuning telur 17 gr mengandung 213 mg kolesterol. Memang
cukup tinggi, namun asupan tersebut masih dibawah batas yang di sarankan
American Heart Association (AHA) untuk orang dewasa yaitu 300 mg per hari.
Bagi yang sedang masa pertumbuhan suplai protein dari sebutir telur setiap
harinya sangat disarankan. Tapi bagi yang mengidap kolesterol tinggi, ada
baiknya hanya menyantap bagian putih telur saja. Walaupun kandungan gizinya
tidak sama persis, konsumsi 1 butir telur utuh dapat diganti dengan dua putih

Universitas Sumatera Utara

31

telur. Selain itu perlu diingat bahwa tidak semua kolesterol pada kuning telur
buruk.
Asam lemak (g)
Jenuh
Tidak jenuh tunggal (total)
Tidak jenuh ganda (total)
Cholesterol
Lecithin

Telur utuh
3.100
3.810
1.364
426
2.300

Albumin
-

Kuning telur
9.554
11.741
4.205
1.283
6.687

Tabel 6. Lemak telur dari bagian yang dapat dimakan (per 100 gr)
2.6.3. Kandungan Mineral
Telur merupakan sumber mineral yang sangat istimewa dan lengkap. Zat besi,
fosfor, kalsium, sodium dan magnesium terdapat dalam jumlah yang cukup
sebagaimana terlihat pada tabel 7. Kelengkapan mineral pada telur ini hanya dapat
disaingi oleh susu. Sedangkan tinggi rendahnya kandungan masing-masing
mineral dipengaruhi oleh pakan ternak yang diberikan.
Mineral (mg)
Telur utuh
Albumin
Kuning telur
Kalsium
50.000
5.998
138.552
Clorine
174.200
179.640
163.250
Copper
0.014
0.006
0.024
Iodine
0.048
0.003
0.133
Besi
1.440
0.030
3.554
Magnesium
10.000
11.976
6.024
Mangan
0.024
0.030
0.072
Fosfor
178.000
11.976
487.944
Kalium
120.000
143.700
96.384
Sodium
126.000
164.700
42.168
Sulfur
164.000
167.000
150.600
Seng
1.100
3
3.132
Tabel 7. Komposisi mineral dalam telur yang dapat dimakan (per 100 gr)

Universitas Sumatera Utara