Perkecambahan Biji Tanaman Biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) dengan Penambahan GA3 dan Kinetin Secara In Vitro

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) atau dikenal dengan nama loquat merupakan
salah satu tanaman penghasil buah termasuk famili Rosaceae (Lomtatdize, 2009)
yang belum banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah biwa segar mengandung
asam sitrat, karoten, asam tartarat, vitamin A, B, C (Sembiring, 2009), 78% air,
10,6% karbohidrat, 10,2% serat, 0,5% lemak, dan 0,4% protein (Lin, 2007; Soler
et al. 2007).
Biwa banyak digunakan sebagai komponen obat herbal seperti di negara
Cina dan Jepang. Substansi di dalam daun biwa digunakan sebagai obat diabetes
(Shih et al. 2013) dan asma (Hirota et al. 2015). Beberapa komponen fitokimia
seperti flavonoid, polifenol, dan triterpen yang dikandung diketahui berperan
sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor (Banno et al. 2005; Zar et al. 2013),
dan sangat efektif dalam menekan perkembangan kanker payudara (Kim et al.
2009).
Biwa

perlu


dibudidayakan

secara

berkelanjutan

untuk

menjaga

ketersediaannya. Perbanyakan biwa dapat dilakukan secara generatif dan
vegetatif. Saat ini perbanyakan generatif melalui biji adalah yang paling banyak
dilakukan. Biji dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak. Namun laju
perkecambahan biji biwa relatif lama, yaitu 1-1,5 bulan (Nasution et al. 2014).
Hal ini menyebabkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan bibit
siap tanam.
Perkecambahan biji dapat dipercepat dengan memberikan zat pengatur
tumbuh seperti giberelin. Pada famili tumbuhan yang sama seperti biwa, Wani et
al. (2014) menunjukkan bahwa GA3 dengan konsentrasi 500 mg/L adalah
konsentrasi optimal dalam menginduksi perkecambahan biji apel.

Cavusoglu dan Kabar (2007) menyebutkan bahwa kombinasi dua jenis zat
pengatur tumbuh (ZPT) lebih efektif dalam menginduksi perkecambahan
dibanding dengan tiga jenis ZPT atau bahkan lebih. Menurut Chauhan et al. (2009

Universitas Sumatera Utara

2

dalam Wani et al. 2014), giberelin berperan secara sinergis dengan auksin,
sitokinin

dan

mungkin

hormon

tumbuhan

lainnya


dalam

mengontrol

perkecambahan biji. Perlakuan kombinasi giberelin (GA3) dan sitokinin (Nbenzyladenine

dan

kinetin)

diketahui

mampu

meningkatkan

persentase

perkecambahan beberapa biji tanaman seperti Vaccinium corymbosum L.

(Dweikat & Lyrene, 1989) dan tomat (Terzi & Kocacaliskan, 2010). Berdasarkan
hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan merendam biji biwa pada beberapa
konsentrasi GA3 sebelum ditanam pada media MS yang mengandung kinetin
untuk melihat pengaruhnya terhadap perkecambahan biji tanaman biwa.

1.2 Permasalahan
Tanaman biwa (Eriobotrya japonica Lindl.) menghasilkan beberapa senyawa
kimia yang berpotensi mengobati berbagai jenis penyakit sehingga dipandang
perlu untuk dibudidayakan secara berkelanjutan. Kombinasi giberelin dan
sitokinin diketahui mampu menginduksi perkecambahan beberapa biji tanaman,
namun perlakuan tersebut belum ada informasi penggunaannya pada biji biwa.
Untuk itu penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat pengaruh GA3, kinetin dan
kombinasi keduanya terhadap perkecambahan biji tanaman biwa yang dihasilkan.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi terbaik dari
GA3, kinetin atau kombinasi keduanya terhadap perkecambahan biji tanaman
biwa (Eriobotrya japonica Lindl.).

1.4 Hipotesis

Perlakuan kombinasi GA3 dan kinetin berpengaruh nyata terhadap
perkecambahan biji tanaman biwa (Eriobotrya japonica Lindl.)

1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai sumber informasi bagi pihak yang memerlukan mengenai
formulasi dalam menginduksi perkecambahan biji tanaman biwa (Eriobotrya
japonica

Lindl.).

Universitas Sumatera Utara