Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk dunia saat ini
menyebabkan terjadinya perubahan piramida penduduk.1 Di Indonesia, usia
harapan hidup meningkat setiap tahunnya. Usia harapan hidup di Indonesia tahun
1995-2000 adalah 66,0 tahun dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya
hingga mencapai angka 70,1 tahun pada tahun 2010-201 5.2 Hal ini menyebabkan
pergeseran dominasi penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif, termasuk
diantaranya penyakit kardiovaskular. 1
Data WHO tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 56 juta jiwa kematian yang
terjadi di seluruh dunia, 38 juta disebabkan oleh penyakit degeneratif yang terdiri
atas penyakit kardiovaskular (17,5 juta atau 46,2%), kanker (8,2 juta atau 21,7%),
penyakit pernapasan termasuk asma dan PPOK (4 juta atau 10,7%) dan diabetes
(1,5 juta atau 4%). Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit
kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia. Dari 17,5 juta
kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular pada tahun 2012,
diperkirakan 7,4 juta terjadi karena serangan jantung atau penyakit jantung
iskemik. Di Indonesia, penyakit jantung iskemik menyebabkan kematian sebanyak
138,4 ribu jiwa (8,9%) pada tahun 2012.3
Salah satu penyakit jantung iskemik adalah sindrom koroner akut. Sindrom
Koroner Akut merupakan suatu masalah kardiovaskular yang utama karena
menyebabkan angka perawatan rumah sakit yang tinggi. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan
marka jantung, Sindrom Koroner Akut (SKA) dibagi menjadi STEMI (ST segmen
Elevation Myocardial Infarction), NSTEMI (Non ST segmen Elevation
Myocardial Infartion) dan UAP (Unstable Angina Pectoris). 4
Selama perawatan pasien miokard infark akut di rumah sakit sering
ditemukan terjadinya komplikasi. Diantaranya adalah iskemik (angina, infark
berulang, infark berkepanjangan), mekanik (gagal jantung, syok kardiogenik,
disfungsi katup mitral, aneurisma, ruptur jantung), aritmia (atrial atau vertrikular
Universitas Sumatera Utara
2
aritmia, sinus atau disfungsi nodus atrioventrikular), emboli (emboli sistem saraf
pusat atau perifer), dan inflamasi (perikarditis).5
Salah satu komplikasi yang sering dijumpai selama perawatan pasien miokard
infark
akut
adalah
Kejadian
Kardiovascular
Mayor
(KKM).
Kejadian
Kardiovaskular Mayor (KKM) atau Major Adverse Cardiovascular Events
(MACE) merupakan suatu kejadian komplikasi kardiovaskular selama perawatan,
meliputi diantaranya kejadian gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, aritmia
dan kematian.6 Dalam sebuah penelitian ditemukan kejadian KKM pada pasien
miokard infark akut adalah sebanyak 63,4%.7
Banyak faktor telah diteliti terkait pengaruhnya terhadap KKM pada pasien
miokard infark akut maupun sindrom koroner akut, sebagian diantaranya adalah
kadar hemoglobin8, nilai leukosit8, tekanan darah sistolik9, heart rate9, kadar
natrium darah10, Diabetes Melitus (DM)11, lesi koroner 3 vessel/Left Main
disease11, hiperglikemi6,12, mieloperoksidase7, kadar serum asam urat13, dan
jumlah neutrofil14.
Faktor prediktor KKM pada pasien Infark Miokard Akut dinilai penting untuk
diteliti dikarenakan tingginya mortalitas pasien Infark Miokard Akut (IMA)
meski telah mendapat perawatan di rumah sakit sehingga peneliti tertarik ingin
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor pada
pasien Infark Miokard Akut (IMA).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan bahwa
masalah penelitian adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya
Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pada pasien Infark Miokard Akut ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
faktor-faktor
apa
yang
mempengaruhi
Kejadian
Kardiovaskular Mayor (KKM) pada pasien Infark Miokard Akut (IMA).
Universitas Sumatera Utara
3
1.3.2
Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah kasus Infark Miokard Akut (IMA) yang dirawat
inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tanggal 1 Januari 2014 – 31
Desember 2015.
2. Untuk mengetahui proporsi gagal jantung kongestif, aritmia, syok kardiogenik,
dan kematian selama masa perawatan pada pasien Infark Miokard Akut (IMA)
yang mengalami Kejadian Kardiovaskuar Mayor (KKM).
3. Untuk mengetahui proporsi masing-masing faktor yang mempengaruhi KKM
pada pasien Infark Miokard Akut (IMA).
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pada pasien
Infark Miokard Akut (IMA) di RSUP Haji Adam Malik.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
Yang menjadi manfaat aplikatif penelitian ini adalah
1. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi unit pelayanan
kesehatan untuk mencegah prognosis yang buruk bagi pasien Infark Miokard
Akut (IMA).
2. Informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi untuk penelitian
berikutnya.
3. Informasi ini dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
di bidang kardiovakular.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk dunia saat ini
menyebabkan terjadinya perubahan piramida penduduk.1 Di Indonesia, usia
harapan hidup meningkat setiap tahunnya. Usia harapan hidup di Indonesia tahun
1995-2000 adalah 66,0 tahun dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya
hingga mencapai angka 70,1 tahun pada tahun 2010-201 5.2 Hal ini menyebabkan
pergeseran dominasi penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif, termasuk
diantaranya penyakit kardiovaskular. 1
Data WHO tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 56 juta jiwa kematian yang
terjadi di seluruh dunia, 38 juta disebabkan oleh penyakit degeneratif yang terdiri
atas penyakit kardiovaskular (17,5 juta atau 46,2%), kanker (8,2 juta atau 21,7%),
penyakit pernapasan termasuk asma dan PPOK (4 juta atau 10,7%) dan diabetes
(1,5 juta atau 4%). Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit
kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia. Dari 17,5 juta
kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular pada tahun 2012,
diperkirakan 7,4 juta terjadi karena serangan jantung atau penyakit jantung
iskemik. Di Indonesia, penyakit jantung iskemik menyebabkan kematian sebanyak
138,4 ribu jiwa (8,9%) pada tahun 2012.3
Salah satu penyakit jantung iskemik adalah sindrom koroner akut. Sindrom
Koroner Akut merupakan suatu masalah kardiovaskular yang utama karena
menyebabkan angka perawatan rumah sakit yang tinggi. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan
marka jantung, Sindrom Koroner Akut (SKA) dibagi menjadi STEMI (ST segmen
Elevation Myocardial Infarction), NSTEMI (Non ST segmen Elevation
Myocardial Infartion) dan UAP (Unstable Angina Pectoris). 4
Selama perawatan pasien miokard infark akut di rumah sakit sering
ditemukan terjadinya komplikasi. Diantaranya adalah iskemik (angina, infark
berulang, infark berkepanjangan), mekanik (gagal jantung, syok kardiogenik,
disfungsi katup mitral, aneurisma, ruptur jantung), aritmia (atrial atau vertrikular
Universitas Sumatera Utara
2
aritmia, sinus atau disfungsi nodus atrioventrikular), emboli (emboli sistem saraf
pusat atau perifer), dan inflamasi (perikarditis).5
Salah satu komplikasi yang sering dijumpai selama perawatan pasien miokard
infark
akut
adalah
Kejadian
Kardiovascular
Mayor
(KKM).
Kejadian
Kardiovaskular Mayor (KKM) atau Major Adverse Cardiovascular Events
(MACE) merupakan suatu kejadian komplikasi kardiovaskular selama perawatan,
meliputi diantaranya kejadian gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, aritmia
dan kematian.6 Dalam sebuah penelitian ditemukan kejadian KKM pada pasien
miokard infark akut adalah sebanyak 63,4%.7
Banyak faktor telah diteliti terkait pengaruhnya terhadap KKM pada pasien
miokard infark akut maupun sindrom koroner akut, sebagian diantaranya adalah
kadar hemoglobin8, nilai leukosit8, tekanan darah sistolik9, heart rate9, kadar
natrium darah10, Diabetes Melitus (DM)11, lesi koroner 3 vessel/Left Main
disease11, hiperglikemi6,12, mieloperoksidase7, kadar serum asam urat13, dan
jumlah neutrofil14.
Faktor prediktor KKM pada pasien Infark Miokard Akut dinilai penting untuk
diteliti dikarenakan tingginya mortalitas pasien Infark Miokard Akut (IMA)
meski telah mendapat perawatan di rumah sakit sehingga peneliti tertarik ingin
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor pada
pasien Infark Miokard Akut (IMA).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan bahwa
masalah penelitian adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya
Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pada pasien Infark Miokard Akut ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
faktor-faktor
apa
yang
mempengaruhi
Kejadian
Kardiovaskular Mayor (KKM) pada pasien Infark Miokard Akut (IMA).
Universitas Sumatera Utara
3
1.3.2
Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah kasus Infark Miokard Akut (IMA) yang dirawat
inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tanggal 1 Januari 2014 – 31
Desember 2015.
2. Untuk mengetahui proporsi gagal jantung kongestif, aritmia, syok kardiogenik,
dan kematian selama masa perawatan pada pasien Infark Miokard Akut (IMA)
yang mengalami Kejadian Kardiovaskuar Mayor (KKM).
3. Untuk mengetahui proporsi masing-masing faktor yang mempengaruhi KKM
pada pasien Infark Miokard Akut (IMA).
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor (KKM) pada pasien
Infark Miokard Akut (IMA) di RSUP Haji Adam Malik.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
Yang menjadi manfaat aplikatif penelitian ini adalah
1. Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi unit pelayanan
kesehatan untuk mencegah prognosis yang buruk bagi pasien Infark Miokard
Akut (IMA).
2. Informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi untuk penelitian
berikutnya.
3. Informasi ini dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
di bidang kardiovakular.
Universitas Sumatera Utara