Pembenahan Sifat Fisika Tanah Entisol Dengan Perlakuan Kompos
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Entisol
Tanah adalah tubuh alam tempat tumbuhan dapat hidup. Tanah tersusun
dari bermacam-macam lapisan, yang warna dan tebalnya tidak sama, serta
terbentuk dari bahan yang tidak sama. Dilihat dari segi pertanian, tanah ialah
tempat bercocok tanam yang tersusun atas batuan-batuan, mineral dan bahan
organik yang membusuk atau lapuk pada lapisan atas dalam waktu yang lama
(Mulyono, 2007).
Entisol adalah tanah muda dan dangkal, dan karenanya ditandai dengan
profil A/C atau A/R. Mereka tanah belum matang dan memiliki profil di mana
horison B belum dikembangkan, tanah tidak memiliki banyak horison untuk
berbagai alasan, saat pembentukan terlalu pendek, terjadinya di lereng curam,
aktif mengikis lereng, sering menyetorkan lumpur untuk banjir, dan lain-lain.
Mereka ditempatkan di tingkat subordo sebagai psamments, yang setara dengan
FAO taksa tanah Regosol (Tan, 2009).
Tanah Entisol bertekstur kasar atau mempunyai konsistensi lepas, struktur
lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara rendah
serta bahan organik yang rendah. Tanah Entisol merupakan lahan marjinal yang
memiliki sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang kurang subur karena memiliki
tekstur pasir, struktur lepas, permeabilitas cepat, daya menahan dan menyimpan
air yang rendah serta hara rendah dan bahan organik rendah. Tanah berpasir
sangat porous sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah, miskin hara dan
kurang mendukung pertumbuhan tanaman (Gaol, dkk., 2014).
Universitas Sumatera Utara
Tanah Entisol yang marginal dapat dikembangkan untuk mendukung
pertumbuhan tanaman dengan memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi
tanahnya melalui pembenahan kompos, karena tanah Entisol mempunyai potensi
yang cukup baik dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam menanggulangi
permasalahan alih fungsi lahan yang subur menjadi perumahan, industri, dan lainlain.
Kompos
Kompos dibuat dari bahan organik yang berasal dari macam-macam
sumber. Dengan demikian pengomposan merupakan sumber bahan organik dan
nutrisi tanaman. Kemungkinanan bahan dasar kompos mengandung selulosa 15%
- 60%, hemiselulosa 10% - 30%, lignin 5% - 30%, protein 5% - 40%, bahan
mineral (abu) 3% - 5%, disamping itu terdapat bahan larut air panas dan dingin
(gula, pati, asam amino, urea, garam amonium) sebanyak 2% - 30% protein, 1 % 15% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin. Komponen organik ini
mengalami proses dekomposisi dibawah kondisi mesofilik dan termofilik
(Sutanto, 2002).
Kompos merupakan zat akhir suatu proses fermentasi tumpukan
sampah/serasah tanaman dan adakalanya pula termasuk bangkai binatang. Sesuai
dengan humifikasi fermentasi suatu pemupukan, dicirikan oleh hasil bagi C/N
yang menurun. Akhir fermentasi untuk C/N kompos adalah 15‒ 17. Pembuatan
kompos pada hakikatnya ialah menumpukkan bahan-bahan organik dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai perbandingan C/N
yang rendah sebelum digunakan menjadi pupuk (Sutejo, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan SNI 19-7030-2004, standart kualitas kompos dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Standart kualitas kompos
N0
1
2
Parameter
Kadar air
Temperatur
3
4
Warna
Bau
5
Ukuran
partikel
Kemampuan
ikat air
Ph
Bahan asing
Unsur Makro
Bahan
Organik
Nitrogen
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Satuan Min
%
°C
Mm
%
Maks
50
Suhu air
tanah
Kehitaman
Berbau
tanah
0,55
25
58
-
6,80
7,49
1,5
%
27
58
%
0,40
-
%
N0
17
18
Parameter
Satuan
Kobal (Co)
mg/kg
Kromium
mg/kg
(Cd)
19 Tembaga (Cu) mg/kg
20 Merkuri (Hg) mg/kg
Min Maks
*
34
*
210
*
*
100
0,8
21
Nikel (Ni)
mg/kg
*
62
22
Timbal (Pb)
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
*
150
*
*
2
500
%
*
25,5
%
*
0,60
23 Selenium (Se)
24
Seng (Zn)
Unsur lain
25
Kalsium
26
Magnesium
(Mg)
27
Besi (Fe)
28 Aluminium
(Al)
29 Mangan (Mn)
Karbon
%
9,80
32
%
*
2,00
Phosfor
%
0,10
%
*
2,20
(P 2 0 5 )
C/N-rasio
10
20
%
*
0,10
Kalium (K 2 0)
%
0,20
*
Unsur Mikro
Bakteri
Arsen
mg/kg
*
13
30
Fecal Coli
MPN/g
1000
Kadmium
mg/kg
*
3
31 Salmonelia MPN/4 g
3
(Cd)
sp.
Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
(Badan Standarisasi Nasional, 2004).
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek.
Aspek
bagi
tanah/tanaman
yaitu:
(1)
meningkatkan
kesuburan
tanah,
(2) memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, (3) meningkatkan kapasitas
jerap air tanah, (4) meningkatkan aktivitas mikroba tanah, (5) meningkatkan
kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen), (6) menyediakan hormon
dan vitamin bagi tanaman, (7) menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
dan (8) meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah (BPBPI, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos bermanfaat
untuk meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat,
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik
tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman
akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman (BPBPI, 2008).
Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah terdiri dari fraksi-fraksi yang berbeda:
a. Sisa-sisa tanaman yang melapuk sebagian umumnya dalam bentuk partikel
yang tidak dikenali sebagai bahan tanaman.
b. Mikroorganisme dan mikroflora yang terlibat dalam dekomposisi.
c. Produk pertumbuhan dan dekomposisi mikroorganisme (meliputi fraksi
dan polisakarida).
d. Humus (koloid bahan organik) yang merupakan produk humifikasi.
e. Bagian atas tanah (sisa-sisa tanaman dan atau bahan yang dipanen
diameter 0,10
> 0,100
> 35
> 80
> 60
>0,20
> 0,30
> 0,30
> 0,30
> 1,00
> 1,00
> 20
> 8,00
> 40
> 70
> 60
> 10
(Staff Pusat Penelitian Tanah, 1983).
Bahan organik tanah memainkan peran utama dalam menjaga kualitas
tanah. Di daerah dimana kandungan bahan organik tanah rendah, penggunaan
kompos pada pertanian sangat dianjurkan untuk meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan untuk meningkatkan serta mempertahankan kualitas tanah.
Terlepas dari peningkatan kandungan bahan organik tanah, aplikasi kompos
organik dapat mempengaruhi kualitas tanah dengan mengurangi kebutuhan pupuk
kimia, memungkinkan untuk pertumbuhan yang lebih cepat pada tanaman,
meningkatkan kandungan C di dalam tanah dan bahan organik tanah,
meningkatkan pengolahan tanah, meningkatkan tanah biomassa dan aktivitas
mikroba (Neata, et al., 2015).
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan dari adanya bahan organik pada tanah adalah mengurangi
kerapatan massa pada tanah sehingga melarutkan mineral tanah. Kerapatan massa
yang rendah biasanya berhubungan dengan naiknya porositas dikarenakan oleh
adanya fraksi-fraksi organik dan anorganik pada tanah. Bahan organik dapat
menahan air lebih besar dibandingkan beratnya sendiri (Yulipriyanto, 2010).
Humus bertindak sama dengan tanah liat akan mempertahankan hara
dalam bentuk tersedia terhadap pencucian dan mempertahankan hara dalam
bentuk tersedia untuk tumbuhan dan jasad renik (Foth dan Adisumarto, 1999).
Pemanfaatan bahan organik sangat diperlukan pada tanah marginal, khususnya
pada tanah bertekstur pasir yang mempunyai kemampuan menahan atau
menyimpan air sangat rendah dan sangat mudah meloloskan air disamping juga
kemampuan menahan unsur hara tanah.
Tekstur Tanah
Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut
sistem USDA dan Sistem Internasional tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Beberapa Karakteristik Dari Separat Tanah
Diameter (mm)
Separat Tanah
USDA
Internasional
Pasir sangat kasar
2,00-1,00
Pasir kasar
1,00-0,50
Pasir sedang
0,50-0,25
Pasir
2,00-0,20
Pasir halus
0,25-0,10
Pasir sangat halus
0,10-0,05
Debu
0,05-0,002
Debu
0,02-0,002
Liat
Tanah Entisol
Tanah adalah tubuh alam tempat tumbuhan dapat hidup. Tanah tersusun
dari bermacam-macam lapisan, yang warna dan tebalnya tidak sama, serta
terbentuk dari bahan yang tidak sama. Dilihat dari segi pertanian, tanah ialah
tempat bercocok tanam yang tersusun atas batuan-batuan, mineral dan bahan
organik yang membusuk atau lapuk pada lapisan atas dalam waktu yang lama
(Mulyono, 2007).
Entisol adalah tanah muda dan dangkal, dan karenanya ditandai dengan
profil A/C atau A/R. Mereka tanah belum matang dan memiliki profil di mana
horison B belum dikembangkan, tanah tidak memiliki banyak horison untuk
berbagai alasan, saat pembentukan terlalu pendek, terjadinya di lereng curam,
aktif mengikis lereng, sering menyetorkan lumpur untuk banjir, dan lain-lain.
Mereka ditempatkan di tingkat subordo sebagai psamments, yang setara dengan
FAO taksa tanah Regosol (Tan, 2009).
Tanah Entisol bertekstur kasar atau mempunyai konsistensi lepas, struktur
lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara rendah
serta bahan organik yang rendah. Tanah Entisol merupakan lahan marjinal yang
memiliki sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang kurang subur karena memiliki
tekstur pasir, struktur lepas, permeabilitas cepat, daya menahan dan menyimpan
air yang rendah serta hara rendah dan bahan organik rendah. Tanah berpasir
sangat porous sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah, miskin hara dan
kurang mendukung pertumbuhan tanaman (Gaol, dkk., 2014).
Universitas Sumatera Utara
Tanah Entisol yang marginal dapat dikembangkan untuk mendukung
pertumbuhan tanaman dengan memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi
tanahnya melalui pembenahan kompos, karena tanah Entisol mempunyai potensi
yang cukup baik dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam menanggulangi
permasalahan alih fungsi lahan yang subur menjadi perumahan, industri, dan lainlain.
Kompos
Kompos dibuat dari bahan organik yang berasal dari macam-macam
sumber. Dengan demikian pengomposan merupakan sumber bahan organik dan
nutrisi tanaman. Kemungkinanan bahan dasar kompos mengandung selulosa 15%
- 60%, hemiselulosa 10% - 30%, lignin 5% - 30%, protein 5% - 40%, bahan
mineral (abu) 3% - 5%, disamping itu terdapat bahan larut air panas dan dingin
(gula, pati, asam amino, urea, garam amonium) sebanyak 2% - 30% protein, 1 % 15% lemak larut eter dan alkohol, minyak dan lilin. Komponen organik ini
mengalami proses dekomposisi dibawah kondisi mesofilik dan termofilik
(Sutanto, 2002).
Kompos merupakan zat akhir suatu proses fermentasi tumpukan
sampah/serasah tanaman dan adakalanya pula termasuk bangkai binatang. Sesuai
dengan humifikasi fermentasi suatu pemupukan, dicirikan oleh hasil bagi C/N
yang menurun. Akhir fermentasi untuk C/N kompos adalah 15‒ 17. Pembuatan
kompos pada hakikatnya ialah menumpukkan bahan-bahan organik dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai perbandingan C/N
yang rendah sebelum digunakan menjadi pupuk (Sutejo, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan SNI 19-7030-2004, standart kualitas kompos dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Standart kualitas kompos
N0
1
2
Parameter
Kadar air
Temperatur
3
4
Warna
Bau
5
Ukuran
partikel
Kemampuan
ikat air
Ph
Bahan asing
Unsur Makro
Bahan
Organik
Nitrogen
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Satuan Min
%
°C
Mm
%
Maks
50
Suhu air
tanah
Kehitaman
Berbau
tanah
0,55
25
58
-
6,80
7,49
1,5
%
27
58
%
0,40
-
%
N0
17
18
Parameter
Satuan
Kobal (Co)
mg/kg
Kromium
mg/kg
(Cd)
19 Tembaga (Cu) mg/kg
20 Merkuri (Hg) mg/kg
Min Maks
*
34
*
210
*
*
100
0,8
21
Nikel (Ni)
mg/kg
*
62
22
Timbal (Pb)
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
*
150
*
*
2
500
%
*
25,5
%
*
0,60
23 Selenium (Se)
24
Seng (Zn)
Unsur lain
25
Kalsium
26
Magnesium
(Mg)
27
Besi (Fe)
28 Aluminium
(Al)
29 Mangan (Mn)
Karbon
%
9,80
32
%
*
2,00
Phosfor
%
0,10
%
*
2,20
(P 2 0 5 )
C/N-rasio
10
20
%
*
0,10
Kalium (K 2 0)
%
0,20
*
Unsur Mikro
Bakteri
Arsen
mg/kg
*
13
30
Fecal Coli
MPN/g
1000
Kadmium
mg/kg
*
3
31 Salmonelia MPN/4 g
3
(Cd)
sp.
Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
(Badan Standarisasi Nasional, 2004).
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek.
Aspek
bagi
tanah/tanaman
yaitu:
(1)
meningkatkan
kesuburan
tanah,
(2) memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, (3) meningkatkan kapasitas
jerap air tanah, (4) meningkatkan aktivitas mikroba tanah, (5) meningkatkan
kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen), (6) menyediakan hormon
dan vitamin bagi tanaman, (7) menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
dan (8) meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah (BPBPI, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos bermanfaat
untuk meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat,
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik
tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman
akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman (BPBPI, 2008).
Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah terdiri dari fraksi-fraksi yang berbeda:
a. Sisa-sisa tanaman yang melapuk sebagian umumnya dalam bentuk partikel
yang tidak dikenali sebagai bahan tanaman.
b. Mikroorganisme dan mikroflora yang terlibat dalam dekomposisi.
c. Produk pertumbuhan dan dekomposisi mikroorganisme (meliputi fraksi
dan polisakarida).
d. Humus (koloid bahan organik) yang merupakan produk humifikasi.
e. Bagian atas tanah (sisa-sisa tanaman dan atau bahan yang dipanen
diameter 0,10
> 0,100
> 35
> 80
> 60
>0,20
> 0,30
> 0,30
> 0,30
> 1,00
> 1,00
> 20
> 8,00
> 40
> 70
> 60
> 10
(Staff Pusat Penelitian Tanah, 1983).
Bahan organik tanah memainkan peran utama dalam menjaga kualitas
tanah. Di daerah dimana kandungan bahan organik tanah rendah, penggunaan
kompos pada pertanian sangat dianjurkan untuk meningkatkan kandungan bahan
organik tanah dan untuk meningkatkan serta mempertahankan kualitas tanah.
Terlepas dari peningkatan kandungan bahan organik tanah, aplikasi kompos
organik dapat mempengaruhi kualitas tanah dengan mengurangi kebutuhan pupuk
kimia, memungkinkan untuk pertumbuhan yang lebih cepat pada tanaman,
meningkatkan kandungan C di dalam tanah dan bahan organik tanah,
meningkatkan pengolahan tanah, meningkatkan tanah biomassa dan aktivitas
mikroba (Neata, et al., 2015).
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan dari adanya bahan organik pada tanah adalah mengurangi
kerapatan massa pada tanah sehingga melarutkan mineral tanah. Kerapatan massa
yang rendah biasanya berhubungan dengan naiknya porositas dikarenakan oleh
adanya fraksi-fraksi organik dan anorganik pada tanah. Bahan organik dapat
menahan air lebih besar dibandingkan beratnya sendiri (Yulipriyanto, 2010).
Humus bertindak sama dengan tanah liat akan mempertahankan hara
dalam bentuk tersedia terhadap pencucian dan mempertahankan hara dalam
bentuk tersedia untuk tumbuhan dan jasad renik (Foth dan Adisumarto, 1999).
Pemanfaatan bahan organik sangat diperlukan pada tanah marginal, khususnya
pada tanah bertekstur pasir yang mempunyai kemampuan menahan atau
menyimpan air sangat rendah dan sangat mudah meloloskan air disamping juga
kemampuan menahan unsur hara tanah.
Tekstur Tanah
Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut
sistem USDA dan Sistem Internasional tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Beberapa Karakteristik Dari Separat Tanah
Diameter (mm)
Separat Tanah
USDA
Internasional
Pasir sangat kasar
2,00-1,00
Pasir kasar
1,00-0,50
Pasir sedang
0,50-0,25
Pasir
2,00-0,20
Pasir halus
0,25-0,10
Pasir sangat halus
0,10-0,05
Debu
0,05-0,002
Debu
0,02-0,002
Liat