Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1.Pengertian Dividen Payout Ratio
Menurut Darmadji (2006 : 179), “dividen merupakan pembagian sisa
laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas
persetujuan RUPS”. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau
dividen saham (stock dividend). Pembagian laba perusahaan kepada para
pemegang saham disebut pembagian dividen. Dividen yang diterima oleh
pemegang saham jumlahnya tergantung pada jumlah lembar saham yang
dimiliki. Dividen Payout Ratio merupakan perbandingan antara Dividend
per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS).Dividen Payout Ratio ini
ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang
saham setiap tahun, penentuan Dividend Payout Ratio berdasarkan besar
kecilnya laba setelah pajak. Rasio untuk menghitung Dividen Payout Ratio
menurut Gitman (2003 : 35) adalah:

2.1.1.1 Jenis-jenis Dividen
Menurut Darmadji (2006 : 9) dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa:
a) Dividen Tunai

Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang
sahamdiberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham.

11

Universitas Sumatera Utara

b) Dividen Saham
Dividen saham artinya kepada para pemegang saham saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham
yang dimiliki oleh seorang pemodal akan bertambah dengan
adanya pembagian dividen saham tersebut.
Sedangkan Sundjaja dan Barlian (2003 : 233) mengemukakan
dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat
berbentuk:
a) Dividen yang berbentuk uang
Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah
dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima
dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah lembar

yang dimiliki.
b) Dividen yang berbentuk aset (selain kas dan saham sendiri)
Dividen yang dibagikan kadang–kadang tidak berbentuk
uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan
lain atau barang–barang hasil produksi perusahaan yang
membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang
menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya
dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.
c) Dividen saham (stock dividen)
Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan
yang membagi saham disebut dividen saham. Saham yang
diterima berbentuk saham yang sama dengan yang dimiliki
atau saham jenis yang lain.
2.1.1.2 Kebijakan Dividen
Menurut Sartono (2001: 281) “kebijakan dividen adalah
keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”. Apabila
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka
akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total

sumber dana intern atau internal financing. Sedangkan Sundjaja dan

12

Universitas Sumatera Utara

Barlian (2003 : 390) menyatakan ”Kebijakan dividen adalah rencana
tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen”.

2.1.1.3 Teori-Teori Kebijakan Dividen
Menurut Dermawan (2008 : 311), terdapat lima teori dari
preferensi

investor

mengenai

kebijakan

dividen


yang

dapat

mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu:
a) Teori “Dividen Tidak Relevan”
Beberapa ahli menentang pendapat Modigliani & Miller
mengenai dividen tidak relevan dengan menunjukkan
bahwa adanya : biaya emisi saham baru akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih suka
menggunakan laba ditahan daripada menerbitkan saham
baru. Ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar
sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru.Ada
kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga
perusahaan harus menerbitkan saham baru. Semakin besar
target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan perusahaan
menerbitkan saham baru. Karena biata modal sendiri
ditentukan oleh besar-kecilnya laba ditahan ditentukan
dividen mempengaruhi nilai perusahaan.

b) Teori “The Bird In The Hand”
Gordon dan Litner menyatakan bahwa :”Biaya Modal
Sendiri perusahaan akan naik jika DPR (Dividend Payout
Ratio) rendah karena investor lebih suka menerima dividen
dibanding capital gain, karena dividen yield lebih pasti”.
c) Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy.
Karena adanya pajak terhadap dividends dan capital gains.
Para investor lebih menyukai capital gains karena dapat
menunda pembayaran pajak.
d) Teori “Signaling Hypothesis”
Bukti empiris menyebutkan: Jika ada kenaikan dividen
sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Demikian pula
sebaliknya. Menurut Modigliani & Miller kenaikan dividen
biasanya merupakan sesuatu”signal(tanda)” kepada para
investor bahwa manjemen perusahaan meramalkan suatu
penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya
suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang

13


Universitas Sumatera Utara

dibawah normal (biasanya) diyakini investor sebagai
tanda(signal) bahwa perusahaan menghadapi masa sulit
diiwaktu mendatang.
e) Teori “Clientele Effect”
Kelompok (Clientele) pemegang saham yang berbeda akan
memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan
dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang
membutuhkan penghasilan pada saat itu lebih menyukai
suatu dividen payout ratio (DPR) yang tinggi.Sebaliknya
kelompok pemegang saham yang tidak begitu
membutuhkan uang saat itu lebih senang jika perusahaan
menahan sebagian laba bersih perusahaan.
2.1.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut

Darmadji


(2006

:

18)

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kebijakan dividen ada lima, yaitu:
1. Kebutuhan dana perusahaan.
Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen
karena posisi kas perusahaan arus diperhatikan.
2. Likuiditas perusahaan.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama
dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan
kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas
dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin

besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
3. Kemampuan meminjam.
Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih
besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen
yang lebih besar pula.
4. Keadaan pemegang saham
Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada
capital gain, maka dividen payout ratio akan rendah,
sehingg amemungkinkan perusahaan untuk menahan laba
untuk investasi yang profitable.
5. Stabilitas dividen
Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih
menarik daripada dividen payout ratio yang tinggi.

14

Universitas Sumatera Utara

2.1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Beberapa faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio,

antara lain yang telah dikemukakan oleh Riyanto (2001 : 267), bahwa
kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana
untuk

membayar

hutang,

tingkat

pertumbuhan

dan

tingkat

pengawasan. Menurut Hanafi (2004 : 378), dividend payout ratio
dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses
ke pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan- pembatasan.
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat profitabilitas

adalah ROI. Munawir (2004: 89) menyebutkan bahwa “Return on
Investement menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari aktiva yang dipergunakan”. Menurut Munawir (2004: 70)
indikator likuiditas diukur dengan Cash Ratio dan Current Ratio.
Sedangkan menurut Subramanyam (2005 : 36) memproksikan
leverage melalui Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio
(DER). Menurut Brigham yang dikemukakan oleh Difah (2011 : 30),
faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio adalah Debt
to Total Asset, Cash Ratio, Size, Return On asset, Growth,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Growth.
Dari hasil literatur yang telah disebutkan dan dari teori-teori
pendukung, maka faktor – faktor dividend payout ratio adalah :

15

Universitas Sumatera Utara

1. Profitabilitas, terdiri dari ROI
2. Likuiditas, terdiri dari Cash Ratio, Current Ratio, Cash Flow, dan
kebutuhan dana untuk membayar hutang.

3. Debt to Total Asset,
4. Debt to Equity Ratio,
5. Size,
6. Tingkat pertumbuhan (Growth Potential),
7. Tingkat pengawasan,
8. Kesempatan investasi,
9. Akses ke pasar uang,
10. Stabilitas pendapatan,
11. Pembatasan- pembatasan,
12. Stabilitas dividen dan earning,
13. Managerial Ownership,
14. Kepemilikan Institusional.
Penelitian ini akan memfokuskan pada faktor-faktor yang
berpengaruh pada penetapan Dividend Payout Ratio yang antara lain
adalah :Managerial Ownership, Current ratio, Return On Investment,
Laverage dan Earnings Per Share.

2.1.2 Managerial Ownership
Managerial Ownership adalah sebuah ukuran persentase saham yang
dimiliki oleh direksi, manajemen, dan komisaris ataupun setiap pihak yang

16

Universitas Sumatera Utara

terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan, menurut
Jensen and Meckling yang dikemukakan oleh Sartono (2001 : 23).
Managerial Ownership adalah para pemegang saham yang juga berarti
dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang
sama secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan
yang bersangkutan. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manajer
dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan
kontrol, pihak managerialatau manajemen cenderung menginginkan
pembagian dividen kecil, karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas
untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak insider cenderung
memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri
dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama
perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan
cenderung merugikan pemegang saham. Dengan semakin meningkatnya
Managerial ownership, maka informasi yang dimiliki oleh manajer yang
juga sekaligus pemilik tersebut juga akan lebih lengkap. Hal tersebut
membuat biaya agen yang dibutuhkan untuk melakukan pengawasan
(monitoring) semakin kecil sebab pemilik sudah ikut merangkap sebagai
manajemen.Untuk itu, apabila kepemilikan manajerial semakin besar maka
biaya agen yang mungkin muncul dapat ditekan serta, manajer memiliki
kekuatan yang lebih besar dalam menentukan kebijakan dividen.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka biasanya manajer lebih cenderung untuk

17

Universitas Sumatera Utara

membatasi dividen dan menggunakan dana yang ada untuk kepentingan
perusahaan di masa yang akan datang.
Managerial Ownership, ditunjukkan dengan persentase saham
perusahaan yang dimiliki oleh manajer atas keseluruhan saham yang beredar
di luar, dirumuskan sebagai berikut:

2.1.3 Laverage
Solvabilitas ialah “kemampuan suatu perusahaan dalam membayar
semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang)”.
Rasio leverage dapat menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan, dan rasio
leverage disini adalah debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio (DER)
mencerminkan

kemampuan

perusahaan

dalam

memenuhi

seluruh

kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang
digunakan untuk membayar hutang. Rasio leverage merupakan rasio yang
mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang.
Rasio leverage dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt
to Equity Ratio (DER) menunjukan sejauh mana pendanaan dari hutang
digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas. Debt to Equity
Ratio merupakan rasio total hutang dibandingkan dengan total ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan.
Sejalan dengan penelitian Megawati (2011) bahwa DER memiliki
pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio. Namun kontradiktif terhadap

18

Universitas Sumatera Utara

penelitian empiris oleh Lisa dkk (2009), menyatakan bahwa DER secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio.

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai

berikut :

2.1.4 Return On Investment
Investor
perusahaan

di
untuk

pasar

modal

sangat

menghasilkan,

memperhatikan

menunjang,

dan

kemampuan
meningkatkan

profit.Profitability dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam
dimensi yang saling terkait. Pengukuran yang dilakukan dengan Return On
Investment (ROI). Return OnInvestment adalah Rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset
yang tertentu. Return OnInvestment diukur dari laba bersih setelah pajak
(earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan.
Dalam penelitian ini profitability diukur dengan ROI. Return On
Inavestment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset yang ada dan setalah biaya-biaya modal (biaya yang
digunakan mendanai aset). Perusahaan yang semakin besar keuntungannya

19

Universitas Sumatera Utara

akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Oleh
karenanya perusahaan akan lebih berupaya dalam memaksimumkan profit,
agar dapat memenuhi kewajbannya dalam membayarkan dividen para
pemegang saham. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan membandingkan aset, penjualan, dan investasi serta aspek – aspek
lainnya, akan menunjukkan kualitas dan efektivitas dari perusahaan..
Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi umumnya akan semakin
meningkatkan tingkat efektivitas perusahaan. Pada penelitian ini, tolak ukur
yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis tingkat profitabilitas
perusahaan dari sisi asetnya.Semakin besar laba yang diperoleh, maka
semakin besar dividen yang dibayarkan.
Jadi profitabilitas berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Return
On Investment (Sartono, 2001 : 123) dapat dihitung dgn rumus :

2.1.5 Earnings Per Share
Earnings Per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
pemegang saham untuk tiap lembar saham beredar yang dimilikinya dalam
satu periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya. Selain itu,
rasio ini juga dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
menentukan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan

20

Universitas Sumatera Utara

dapat digunakan oleh investor untuk mengawasi perkembangan perusahaan.
Earnings Per Share digunakan untuk membandingkan kinerja operasi dan
untuk tujuan penilaian baik secara langsung maupun bersama-sama dan
menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja operasi. Ini
mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham
biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi.
Jika Earnings Per Share (EPS) semakin besar maka pandangan
investor tentang keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang juga
semakin besar sehingga investor berani menawar saham dengan harga lebih
tinggi sehingga return saham juga akan semakin besar. Demikian
sebaliknya, jika Earnings Per Share semakin kecil maka pandangan
investor akan keberhasilan perusahaan di masa yang akan dating semakin
kecil sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham yang dapat
menyebabkan return saham akan semakin kecil pula.
Sedangkan menurut Widoatmodjo (2005 : 102), mengemukakan
bahwa “Earnings Per Share merupakan rasio antara pendapatan setelah
pajak dengan jumlah saham yang beredar”. Dengan mengetahui EPS, kita
bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang akan diterima jika
seandainya kita menjadi investor saham. Dengan demikian, EPS
mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan saham,
EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham.

21

Universitas Sumatera Utara

Darmadji (2006 : 195-196) mengemukakan bahwa “semakin tinggi nilai
EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga mengakibatkan
harga pasar saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat.”
Current ratio dapat diformulasikan sebagai berikut:

2.1.6 Current Ratio
Merupakan
kemampuan

rasio

kemampuan

likuiditas

(liquidity

perusahaan

ratio)

memenuhi

menggambarkan

kewajiban

jangka

pendeknya dengan aktiva lancar yang ada. Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus
dipenuhi.Rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah current
ratio. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber
daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi
kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama
dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat dibagikan hanya
dengan uang kas, jadi kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian
dividen. Karena dividen bagi perusahaan menunjukkan arus kas keluar,
semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
Current ratio dapat diformulasikan sebagai berikut:

22

Universitas Sumatera Utara

2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, diantaranya adalah:
1)

Hidayat (2006) dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Dividen Kas Di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen return on
invesment, cash ratio,current ratio, total debt to total asset, earning per
share,dan size. Hasil penelitiannya hanya cash ratio yang tidak berpengaruh
terhadap Dividend payout ratio.

2)

Puspita (2009) dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividend Payout Ratio. Varibel independen Cash ratio, growth,
firm size, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset(DTA), dan Debt to
Equity Ratio (DER). Penelitian mengungkapkan bahwa return on asset dan
firm size berpengaruh terhadap DPR.

3)

Megawati (2011) dengan judul Analisis

Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen Cash Position,
Return On assets, Debt To Equity Ratio, Firm Size .Mengemukakan bahwa
Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
4)

Ipaktri (2012) Ipaktri dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Likuiditas dan Arus Kas Bebas
Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” menggunakan teknik analisis regresi
berganda (multiple regression analysis) dengan sampel 8 perusahaan

23

Universitas Sumatera Utara

manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010.
Pada hasil penelitian ini variabel kepemilikan manajerial dan arus kas bebas
tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Sementara
profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen kas.
5)

Siswanto (2012) dengan judul Pengaruh Firm Size, Roe, Roi, Growth Dan
Npm Terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel independen Firm Size, Roe,
Roi, Growth dan Npm. Mengemukakan bahwa Net Profit Margin tidak
berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

6)

Yudhanto (2012) dengan judul Pengaruh Net Profit Margin, Return On
Asset, Return On Equity, Earning Per Share Terhadap Kebijakan Dividen
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Variabel independen Net Profit Margin, Return On Asset,
Return On Equity, Earning Per Share. Mengemukakan bahwa Net Profit
Margin berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

7)

Kristianawati (2013) Penelitian yang dilakukan oleh Kristianawati berjudul
“Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuditas, dan LeverageTerhadap
Kebijakan Dividen (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia Tahun 20072011)”. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI tahun 2007-2011. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian menunjukan free cash flowdan leveragetidak
berpengaruh

signifikan

terhadapdividend

payout

ratio,

sedangkan

24

Universitas Sumatera Utara

profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan likuiditas berpengaruh
negatif signifikan.
8)

Liandra (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt
To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitiannya mengemukakan bahwa Debt to Equity Ratio dancash ratio
tidak berpengaruh terhadap Divided payout ratio sedangkan ROA dan Size
memiliki pengaruh yang positif terhadap Dividen Payout Ratio.
Berikut ini merupakan rangkuman dari penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh mangerial Ownership,
Leverage, Return On Invesment, Earnings Per Share dan Current Ratio
Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdafatar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama

Judul Penelitian

Peneliti
Hidayat
(2006)

Puspita
(2009)

Analisis Faktor – Faktor
Yang
Mempengaruhi
Dividen Kas Di Bursa Efek
Jakarta

Variabel
Penelitian

Hasil Penelitian

Variabel
Dependen: Cash Ratio tidak
Dividend Payout Ratio. berpengaruh terhadap
Variabel Independen: dividend payout ratio.

ROI,
cash
ratio,current
ratio,
total debt to total
asset,EPS ,dan size

Analisis Faktor-Faktor Yang Variabel Dependen:
Mempengaruhi Kebijakan DPR
Dividend Payout Ratio
Variabel Independen:
Cash ratio, growth, firm
size,
Return
On

Penelitian
mengungkapkan bahwa
return on asset dan firm
size berpengaruh
terhadap dividend

25

Universitas Sumatera Utara

Megawati
(2011)

Analisis Faktor – Faktor
Yang
Mempengaruhi
Dividend Payout Ratio
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang
Terdaftar Di BEI

Ipaktri (2012) Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial, Profitabilitas,
Likuiditas dan Arus Kas
Bebas Terhadap Kebijakan
Dividen
Kas
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”

Yudhanto
(2012)

Siswanto
(2012)

Investment (ROI), DTA
dan DER
Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio.
Variabel independen:
Cash Position, Return
On assets, Debt To
Equity Ratio, Firm Size

payout ratio

Variabel Dependen :
Kebijakan Dividen Kas
yang diukur Analisis
Regresi
Berganda
dengan Dividend Payout
Ratio

Kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kebijakan dividen kas,
profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kebijakan dividen kas,
likuiditas berpengaruh
positif signifikan
terhadap kebijakan
dividen kas, dan arus
kas bebas tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan
dividen kas.
Mengemukakan bahwa
net profit margin
berpengaruh terhadap
dividend payout ratio

Variabel
Independen:Kepemili
kan
Manajerial
(Insider Ownership),
Profitabilitas,
Likuiditas, dan Arus
bebas

Pengaruh Net Profit Margin,
ROA, ROE, EPSTerhadap
Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar Di BEI

Mengemukakan bahwa
Debt To Equity Ratio
berpengaruh terhadap
dividend payout ratio

Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio.
Variabel Independen:
Net
Profit
Margin,
Return On Asset, Return
On Equity, Earning Per
Share
Pengaruh Firm Size, Roe, Variabel Dependen:
Mengemukakan bahwa
Roi, Growth Dan Npm Dividend Payout Ratio. net profit margin tidak
Terhadap DPR
Variabel Independen: berpengaruh terhadap
Firm Size, Roe, Roi, dividend payout ratio

Growth dan Npm

Dependen: Free cash flow dan
Kristianawat Pengaruh Free Cash Flow, Variabel
Dividend
Payout
Ratio leverage tidak
Profitabilitas,
Likuditas,
dan
i (2013)

Liandra
(2013)

Leverage
Terhadap
Kebijakan Dividen (Studi
Empiris di BEI Tahun 20072011)

Variabel
Independen:
Free
Cash
Flow,
Profitabilitas, Likuditas,
dan Laverage

Analisis Pengaruh ROA,
Size, DER Dan Cash Ratio
Terhadap Dividend Payout
Ratio Pada Perusahaan

Variabel Dependen:
Dividend Payout Ratio.
Variabel Independen:
Return On Asset, Size,

berpengaruh signifikan
terhadap dividend
payout ratio, sedangkan
profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan dan likuiditas
berpengaruh negative
signifikan
Hanya ROA dan Size
yang mempengaruhi
dividend payout ratio

26

Universitas Sumatera Utara

Manufaktur Yang Tercatat Debt to Equty Ratio dan
Di BEI
Cash Ratio.

2.3. Kerangka Konseptual
2.3.1 Hubungan Managerial Ownership terhadap dividend payout ratio
Kepemilikan manajerial (Managerial ownership) adalah pemilik
sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai
kesempatan

untuk

terlibat

dalam

pengambilan

kebijaksanaan

dan

mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam perusahaan. Sesuai
dengan teori keagenan, konflik antara manajer dan pemegang saham timbul
karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, Manajemen
cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka
menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan,
namun pihak Manajerial cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas
tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak
ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan
kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang
saham. Dengan adanya Managerial ownership pada suatu perusahaan
berarti manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan
saham. Hal tersebut diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi
perusahaan. Dengan kata lain, jika jumlah saham yang dimiliki Manajerial
meningkat, maka mereka akan berusaha lebih giat untuk kepentingan

27

Universitas Sumatera Utara

pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri, dan bertindak
dengan lebih hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi dari
tindakan yang mereka lakukan. Jika laba perusahaan besar maka dividen
yang dibagikan juga cenderung besar. Hal ini disebabkan karena semakin
banyak saham yang dimiliki oleh managerial ownership maka manajemen
cenderung membayar dividen lebih besar, dengan anggapan bahwa dividen
yang diterima managerial ownership akan digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan

dirinya

sendiri,

dan

mengembangkan

perusahaan.

Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut.
H1 : Managerial Ownership berpengaruh secara parsial terhadap
Dividen Payout Ratio

2.3.2 Hubungan Laverage terhadap dividend payout ratio
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai hutang dengan ekuitas” (Kasmir, 2008 : 158). Semakin tinggi nilai
rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan
manufaktur tersebut, yang berarti kemungkinan persentase pembagian
dividen juga semakin kecil. Hubungan antara Debt to Equity Ratio terhadap
dividend payout ratio adalah semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar
Aset perusahaan dibiayai dengan modal asing atau hutang dampak
penggunaan modal sendiri. Peningkatan utang ini akan mempengaruhi
tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya

28

Universitas Sumatera Utara

semakin

tinggi

kewajiban

perusahaan,

akan

semakin

menurunkan

kemampuan perusahaan membayar deviden (Sudarsi, 2002 : 58).
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut.

H2 : Laverage berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout
Ratio

2.3.3 Hubungan Return On Investment terhadap dividend payout ratio
ROI mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
memaksimalkan penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan laba
yang maksimum. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih
memungkinkan untuk membayarkan dividen. Sebab, tingginya laba
perusahaan memungkinkan persentase laba untuk dibagikan sebagai dividen
semakin besar.Rasio profitabilitas (ROI) dapat memberikan gambaran
kepada perusahaan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dihasilkan
oleh perusahaan dari aset yang dipergunakan. Laba yang diperoleh dari
selisih antara harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) dan harta
yang keluar (beban dan kerugian). Laba perusahaan tersebut dapat ditahan
(sebagai laba ditahan) dan dapat dibagi (sebagai dividen). Sehingga
peningkatan

laba

bersih

perusahaan

akan

meningkatkan

tingkat

pengembalian investasi berupa pendapatan dividen bagi investor.
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 3 sebagai berikut.
29

Universitas Sumatera Utara

H3 : Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap
Dividen Payout Ratio

2.3.4 Hubungan Earnings Per share terhadap dividend payout ratio
Earnings Per Share (EPS) digunakan untuk membandingkan kinerja
operasi dan untuk tujuan penilaian baik secara langsung maupun bersamasama dan menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja operasi.
Ini mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham
biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi. Dengan mengetahui
EPS, kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang akan
diterima jika seandainya kita menjadi investor saham kerena pendapatan
tersebut akan berhubungan dengan Dividen Payout Ratio. Dengan demikian,
EPS mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan
saham, EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham.
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 4 sebagai berikut :
H4: Earnings Per Share berpengaruh secara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio

2.3.5 Hubungan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi
CR perusahaan, maka kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi

30

Universitas Sumatera Utara

kewajibannya semaakin baik.Rasio ini membandingkan kewajiban jangka
pendek dengan sumber daya jangka pendek (aset lancar) yang tersedia untuk
memenuhi

kewajiban

tersebut.

Likuiditas

perusahaan

merupakan

pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat
dibagikan hanya dengan uang kas yang merupakan bagian dari aktiva
lancar. Jadi kekurangan kas dapat membatasi pembagian dividen.
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 5 sebagai berikut :
H5 : Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio
Berdasarkan tujuan penelitian, teori-teori yang ada, dan hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta permasalahan yang telah
dikemukakan sebagai dasar merumuskan hipotesis, untuk memudahkan
dalam melakukan penelitian, dibuat suatu kerangka kerja teoritis yang akan
menjadi arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya.
Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1

31

Universitas Sumatera Utara

Kerangka Konseptual

2.4

Hipotesis Penelitian

H1 : Managerial Ownership berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout
Ratio
H2 : Laverage berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
H3 : Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout
Ratio
H4 : Earnings Per Shares berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout
Ratio
H5 : Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
H6 : Managerial Ownership , Laverage, ROI, EPS dan Current Ratio
berpengaruh secara simultan terhadap Dividen Payout Ratio

32

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON INVESTMENT (ROI), CURRENT RATIO (CR), EARNING PER SHARE (EPS), DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PER SHARE (DPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 10 20

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETTERHADAPDEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI

1 2 15

ANALISIS PENGARUH CASH RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET, DAN EARNING PER SHARE Analisis Pengaruh Cash Ratio, Current Ratio, Return On Asset, Dan Earning Per Share Terhadap Deviden Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI.

0 0 14

Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 2 15

Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Chapter III V

0 0 51

Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 3

Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 18

PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON INVESTMENT DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

0 0 14