Pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On Investment, Earnings Per Share Dan Current Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Tujuan utama terbentuknya suatu perusahaan hingga beroperasi adalah
untuk memperoleh laba. Laba perusahaan merupakan suatu tolok ukur daya tarik
bagi para investor untuk berinvestasi di sebuah perusahaan. Investor dalam
menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya bertujuan dalam jangka pendek
tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang.
Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat
return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut
dapat berupa capital gain dan pendapatan dividen (dividen yield). Dividend yield
digunakan untuk mengukur jumlah dividen per lembar saham terhadap harga
saham. Semakin besar dividend yield, maka investor akan semakin tertarik untuk
membeli saham tersebut.
Besarnya jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham ditentukan berdasarkan rapat umum pemegang saham. Proporsi dividen
yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan
menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan
dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya
menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan,
kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target
tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang
1
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan kebijakan dividen (Wicaksana, 2012 : 15). Kebijakan
dividen mempengaruhi nilai perusahaan kedepannya. Oleh karena itu, kebijakan
dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat
diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar
dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada
lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan. Berikut adalah tabel
mengenai perkembangan Dividen Payout Ratio pada tahun 2012-2014
Tabel 1.1
Perkembangan Dividen Payout Ratio pada Beberapa Perusahaan Manufaktur
yang Tercatat di Bursa Efek IndonesiaTahun 2012-2014
No.
Nama Perusahaan
Tahun
DPR (%)
1
PT Kimia Farma
2012
16,69
Tbk
2013
14,26
2014
22,76
PT Gudang Garam
2012
48,70
Tbk
2013
35,85
2014
29,33
PT Mandom
2012
49,47
Indonesia Tbk
2013
46,45
2014
42,47
2
3
Sumber : www.idx.co.id (data diolah peneliti)
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat pada
PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2013
mengalami Penurunan DPR. Sementara pada tahun 2014 mangalami kenaikan
DPR. Sedangkan pada PT Gudang Garam Tbk dan PT Mandom Indonesia Tbk
2
Universitas Sumatera Utara
Tbk dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami penurunan DPR di tahun yang
sama.
Fenomena Penurunan dan Inkonsistensi pembayaran dividen pada
perusahaan manufaktur dapat menimbulkan kekecewaan bagi pemegang saham.
Permasalahan ini dapat mengakibatkan pemegang saham menjadi kurang tertarik
dalam berinvestasi pada perusahaan manufaktur. Keuangan manufaktur yang
terganggu
karena
menurunnya minat
investor untuk
berinvestasi
akan
mempengaruhi perekonomian pada negara tersebut. Penulis dalam penelitian ini
menggunakan rasio keuangan untuk menilai pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Rasio keuangan yang diukur dengan return on Investment (ROI), current ratio
(CR), leverage diukur dengan debt to equity ratio (DER), earnings per share,
serta rasio umum lainnya seperti Managerial Ownership.
Kepemilikan manajerial atau managerial ownership adalah kepemilikan
saham oleh pihak manajemen perusahaan.Kepemilikan saham manajerial dapat
mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena
manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan
manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai
konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Hal tersebut menyatakan
bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan
dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga
kinerja perusahaan semakin bagus, menurut Jensen yang dikemukakan oleh
Anggraeni (2013 : 34). Ipaktri (2012 : 62) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Ini
3
Universitas Sumatera Utara
berarti semakin tinggi kepemilikan institusional maka manajer lebih berhati-hati
dalam melakukan manejemen laba. Sementara Asward dan Lina (2015 : 58) pada
penelitiannya
menyatakan
sebaliknya
bahwa
kepemilikan
institusional
berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini diperkuat pada penelitian
yang dilakukan Hatta (2002 : 65) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen: investigasi pengaruh teori stakeholder menunjukkan bahwa
managerial ownership sebagai variabel kontrol untuk mengontrol biaya agen
tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Dengan adanya managerial
ownership, jika jumlah saham yang dimiliki manegerial meningkat, maka mereka
akan berusaha lebih giat, bekerja lebih hati-hati dan lebih maksimal sehingga
menghasilkan laba yang maksimal juga terhadap perusahaan. Jika laba perusahaan
besar maka dividen yang dibagikan juga cenderung besar.
Salah satu penyebab manajemen laba adalah leverage. Leverage dapat
menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan, dan rasio leverage disini adalah debt
to equity ratio. Menurut Riyanto (2001 : 32), Solvabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek
maupun jangka panjang). Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara
total hutang dan total aset. Berdasarkan Pecking Order Theory bahwa rasio hutang
berbanding terbalik dengan profitabilitas. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
besar hutang suatu perusahaan, maka akan semakin kecil profit yang akan
dihasilkan perusahaan. Dan berarti juga, akan semakin kecil dividen yang akan
dibayar perusahaan. Dengan kata lain bahwa debt to equity ratio ini memiliki
pengaruh negatif yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini didukung
4
Universitas Sumatera Utara
oleh Puspita (2009), Liandra (2013) pada hasil penelitiannya yang menunjukkan
bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend
payout ratio. Berbeda dengan hasil penelitian Primawestri (2011) yang
menunjukkan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap
dividend payout ratio.
Return
on
Investment
menunjukkan
kemampuan
modal
yang
diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Total aset
yang tinggi dan keuntungan yang teratur biasanya dimiliki oleh perusahaan besar
membuat perusahaan besar mudah memperoleh dana macam-macam dari luar
selain dana pribadi sebagai sumber pembiayaannya juga membuatnya lebih
mudah masuk kepasar modal dan tentu saja perusahaan yang sudah maju seperti
itu akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan baru
atau perusahaan kecil. Penelitian dari Puspita (2009) menunjukkan bahwa faktor
lain seperti Return On Investment, Cash Ratio dan juga Firm Size memberikan
pengaruh signifikan positif. Penelitian tentang hubungan antara profitabilitas dan
dividen yang dilakukan oleh Primawestri (2011), Kristianawati (2013), dan
Megawati (2011) yang menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur melalui
Return On Investment (ROI) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
dividend payout ratio (DPR). Namun demikian, hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Difah (2011) bahwa Return on Investment
(ROI) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio.
Menurut Sartono (2001 : 116), Likuiditas menunjukkan “kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada
5
Universitas Sumatera Utara
waktunya”. Salah satu dari rasio likuiditas adalah current ratio, yang merupakan
perbandingan antara kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek
(aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Jika suatu
perusahaan mengalami kesulitan keuangan perusahaan, maka kemampuan
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibannya baik kepada kreditur maupun
investor akan mengalami kendala. Tidak jarang kendala itu akan semakin
meningkatkan jumlah kewajiban lancar perusahaan tersebut. Tingkat rasio
likuiditas perusahaan yang tinggi adalah baik. Sebab semakin tinggi tingkat
likuiditas suatu perusahaan, maka akan semakin besar juga kemampuan
perusahaan tersebut untuk menutup kewajibannya jangka pendeknya. Dan
kemungkinan untuk melakukan pemmbayaran dividen semakin tinggi.Sehingga,
tingginya Current Ratio (CR) menunjukkan keyakinan investor kepada
perusahaan untuk membayar dividen, menurut Ipaktri (2012 : 24). Penelitian
tersebut didukung juga oleh hasil penelitian Kristianawati (2013 : 56) yang
menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout
ratio. Namun hal tersebut, tidak sama dengan hasil penelitian oleh Primawestri
(2011 : 69) yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap
dividend payout ratio (DPR).
Earnings per share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
pemegang saham untuk tiap lembar saham yang beredar yang dimilikinya dalam
suatu periode tertentu.Earnings Per Share (EPS) berkaitan dengan laba bersih
setelah pajak, dividen saham preferen, dan rata-rata jumlah saham beredar.
Darmadji (2006 : 195-196) mengemukakan bahwa: “Semakin tinggi nilai EPS
6
Universitas Sumatera Utara
tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga mengakibatkan harga pasar
saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat”. Ratio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham
perlembarnya. Selain itu, ratio ini juga dapat digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk menentukan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham
dan dapat digunakan oleh investor untuk mengawasi perkembangan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh managerial ownership, Laverage, Return
On Investment,Earnings Per Share dan Current RatioTerhadap Dividen
Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan yang dilakukan
oleh Liandra (2013) yaitu dengan mengganti variabel Cash ratio, Size dengan
Current Ratio dan Earnings per Share serta menambahkan variabel Managerial
Ownership. Alasan peneliti memasukkan variabel Current Ratio dan Earnings
Per Share
dikarenakan menurut peneliti Variabel tersebut secara teori dan
penjelasan di atas lebih berpengaruh terhadap dividend payout ratio daripada
Cash Ratio dan Size. Penambahan Managerial Ownership dilakukan karena
peneliti beranggapan bahwa Managerial Ownership memiliki pengaruh yang
besar terhadap dividend payout ratio dan juga karena adanya ketidakkonsistenan
hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh Managerial Ownership terhadap
dividend payout ratio.
7
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitin ini adalah :
1.
Apakah pengaruh Managerial Ownershipsecara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
2.
Apakah pengaruh Laverage secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2015 ?
3.
Apakah pengaruh Return On Investment secara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
4.
Apakah pengaruh Earnings per Share secara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
5.
Apakah pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap DividenPayout
Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2015 ?
6.
Apakah pengaruh Managerial Ownership, laverage, Return On Investment,
Earnings Per Share, dan Current Ratio secara simultan terhadap Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
8
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu memperoleh pengetahuan untuk menjawab
pertanyaan dan memecahkan masalah yang telah dipaparkan pada rumusan
masalah di atas. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengaruh Managerial Ownershipsecara parsial terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
2.
Untuk mengetahui pengaruh Laveragesecara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015
3.
Untuk mengetahui pengaruh Return On Investmentsecara parsial terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
4.
Untuk mengetahui pengaruh Earnings Per Sharesecara parsial terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
5.
Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015
6.
Untuk mengetahui pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On
Investment, Earnings Per Share, dan Current Ratio secara simultan terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
9
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan bagi peneliti khususnya dalam bidang manajemen keuangan
dan memberikan kajian empiris tentang dampak informasi keuangan
khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen Payout
Ratio.
2.
Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi
sehubungan dengan harapannya untuk mendapatkan dividen.
3.
Perusahaan (emiten), hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan manajer
dalam menetapkan kebijakan dividen dengan penentuan sumber pendanaan
(internal/eksternal) jika akan melakukan reinvestment.
4.
Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai bahan refrensi bagi peneliti / mahasiswa lain yang ingin
mengembangkan penelitian selanjutnya.
10
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Tujuan utama terbentuknya suatu perusahaan hingga beroperasi adalah
untuk memperoleh laba. Laba perusahaan merupakan suatu tolok ukur daya tarik
bagi para investor untuk berinvestasi di sebuah perusahaan. Investor dalam
menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya bertujuan dalam jangka pendek
tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang.
Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat
return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut
dapat berupa capital gain dan pendapatan dividen (dividen yield). Dividend yield
digunakan untuk mengukur jumlah dividen per lembar saham terhadap harga
saham. Semakin besar dividend yield, maka investor akan semakin tertarik untuk
membeli saham tersebut.
Besarnya jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham ditentukan berdasarkan rapat umum pemegang saham. Proporsi dividen
yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan
menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan
dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya
menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan,
kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target
tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang
1
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan kebijakan dividen (Wicaksana, 2012 : 15). Kebijakan
dividen mempengaruhi nilai perusahaan kedepannya. Oleh karena itu, kebijakan
dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat
diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar
dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada
lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan. Berikut adalah tabel
mengenai perkembangan Dividen Payout Ratio pada tahun 2012-2014
Tabel 1.1
Perkembangan Dividen Payout Ratio pada Beberapa Perusahaan Manufaktur
yang Tercatat di Bursa Efek IndonesiaTahun 2012-2014
No.
Nama Perusahaan
Tahun
DPR (%)
1
PT Kimia Farma
2012
16,69
Tbk
2013
14,26
2014
22,76
PT Gudang Garam
2012
48,70
Tbk
2013
35,85
2014
29,33
PT Mandom
2012
49,47
Indonesia Tbk
2013
46,45
2014
42,47
2
3
Sumber : www.idx.co.id (data diolah peneliti)
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat pada
PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2013
mengalami Penurunan DPR. Sementara pada tahun 2014 mangalami kenaikan
DPR. Sedangkan pada PT Gudang Garam Tbk dan PT Mandom Indonesia Tbk
2
Universitas Sumatera Utara
Tbk dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami penurunan DPR di tahun yang
sama.
Fenomena Penurunan dan Inkonsistensi pembayaran dividen pada
perusahaan manufaktur dapat menimbulkan kekecewaan bagi pemegang saham.
Permasalahan ini dapat mengakibatkan pemegang saham menjadi kurang tertarik
dalam berinvestasi pada perusahaan manufaktur. Keuangan manufaktur yang
terganggu
karena
menurunnya minat
investor untuk
berinvestasi
akan
mempengaruhi perekonomian pada negara tersebut. Penulis dalam penelitian ini
menggunakan rasio keuangan untuk menilai pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Rasio keuangan yang diukur dengan return on Investment (ROI), current ratio
(CR), leverage diukur dengan debt to equity ratio (DER), earnings per share,
serta rasio umum lainnya seperti Managerial Ownership.
Kepemilikan manajerial atau managerial ownership adalah kepemilikan
saham oleh pihak manajemen perusahaan.Kepemilikan saham manajerial dapat
mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena
manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan
manajer yang menanggung risiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai
konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Hal tersebut menyatakan
bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan
dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga
kinerja perusahaan semakin bagus, menurut Jensen yang dikemukakan oleh
Anggraeni (2013 : 34). Ipaktri (2012 : 62) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Ini
3
Universitas Sumatera Utara
berarti semakin tinggi kepemilikan institusional maka manajer lebih berhati-hati
dalam melakukan manejemen laba. Sementara Asward dan Lina (2015 : 58) pada
penelitiannya
menyatakan
sebaliknya
bahwa
kepemilikan
institusional
berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini diperkuat pada penelitian
yang dilakukan Hatta (2002 : 65) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen: investigasi pengaruh teori stakeholder menunjukkan bahwa
managerial ownership sebagai variabel kontrol untuk mengontrol biaya agen
tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Dengan adanya managerial
ownership, jika jumlah saham yang dimiliki manegerial meningkat, maka mereka
akan berusaha lebih giat, bekerja lebih hati-hati dan lebih maksimal sehingga
menghasilkan laba yang maksimal juga terhadap perusahaan. Jika laba perusahaan
besar maka dividen yang dibagikan juga cenderung besar.
Salah satu penyebab manajemen laba adalah leverage. Leverage dapat
menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan, dan rasio leverage disini adalah debt
to equity ratio. Menurut Riyanto (2001 : 32), Solvabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek
maupun jangka panjang). Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara
total hutang dan total aset. Berdasarkan Pecking Order Theory bahwa rasio hutang
berbanding terbalik dengan profitabilitas. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
besar hutang suatu perusahaan, maka akan semakin kecil profit yang akan
dihasilkan perusahaan. Dan berarti juga, akan semakin kecil dividen yang akan
dibayar perusahaan. Dengan kata lain bahwa debt to equity ratio ini memiliki
pengaruh negatif yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini didukung
4
Universitas Sumatera Utara
oleh Puspita (2009), Liandra (2013) pada hasil penelitiannya yang menunjukkan
bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend
payout ratio. Berbeda dengan hasil penelitian Primawestri (2011) yang
menunjukkan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap
dividend payout ratio.
Return
on
Investment
menunjukkan
kemampuan
modal
yang
diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Total aset
yang tinggi dan keuntungan yang teratur biasanya dimiliki oleh perusahaan besar
membuat perusahaan besar mudah memperoleh dana macam-macam dari luar
selain dana pribadi sebagai sumber pembiayaannya juga membuatnya lebih
mudah masuk kepasar modal dan tentu saja perusahaan yang sudah maju seperti
itu akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan baru
atau perusahaan kecil. Penelitian dari Puspita (2009) menunjukkan bahwa faktor
lain seperti Return On Investment, Cash Ratio dan juga Firm Size memberikan
pengaruh signifikan positif. Penelitian tentang hubungan antara profitabilitas dan
dividen yang dilakukan oleh Primawestri (2011), Kristianawati (2013), dan
Megawati (2011) yang menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur melalui
Return On Investment (ROI) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
dividend payout ratio (DPR). Namun demikian, hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Difah (2011) bahwa Return on Investment
(ROI) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio.
Menurut Sartono (2001 : 116), Likuiditas menunjukkan “kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada
5
Universitas Sumatera Utara
waktunya”. Salah satu dari rasio likuiditas adalah current ratio, yang merupakan
perbandingan antara kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek
(aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Jika suatu
perusahaan mengalami kesulitan keuangan perusahaan, maka kemampuan
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibannya baik kepada kreditur maupun
investor akan mengalami kendala. Tidak jarang kendala itu akan semakin
meningkatkan jumlah kewajiban lancar perusahaan tersebut. Tingkat rasio
likuiditas perusahaan yang tinggi adalah baik. Sebab semakin tinggi tingkat
likuiditas suatu perusahaan, maka akan semakin besar juga kemampuan
perusahaan tersebut untuk menutup kewajibannya jangka pendeknya. Dan
kemungkinan untuk melakukan pemmbayaran dividen semakin tinggi.Sehingga,
tingginya Current Ratio (CR) menunjukkan keyakinan investor kepada
perusahaan untuk membayar dividen, menurut Ipaktri (2012 : 24). Penelitian
tersebut didukung juga oleh hasil penelitian Kristianawati (2013 : 56) yang
menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout
ratio. Namun hal tersebut, tidak sama dengan hasil penelitian oleh Primawestri
(2011 : 69) yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap
dividend payout ratio (DPR).
Earnings per share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
pemegang saham untuk tiap lembar saham yang beredar yang dimilikinya dalam
suatu periode tertentu.Earnings Per Share (EPS) berkaitan dengan laba bersih
setelah pajak, dividen saham preferen, dan rata-rata jumlah saham beredar.
Darmadji (2006 : 195-196) mengemukakan bahwa: “Semakin tinggi nilai EPS
6
Universitas Sumatera Utara
tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga mengakibatkan harga pasar
saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat”. Ratio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham
perlembarnya. Selain itu, ratio ini juga dapat digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk menentukan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham
dan dapat digunakan oleh investor untuk mengawasi perkembangan perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh managerial ownership, Laverage, Return
On Investment,Earnings Per Share dan Current RatioTerhadap Dividen
Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan yang dilakukan
oleh Liandra (2013) yaitu dengan mengganti variabel Cash ratio, Size dengan
Current Ratio dan Earnings per Share serta menambahkan variabel Managerial
Ownership. Alasan peneliti memasukkan variabel Current Ratio dan Earnings
Per Share
dikarenakan menurut peneliti Variabel tersebut secara teori dan
penjelasan di atas lebih berpengaruh terhadap dividend payout ratio daripada
Cash Ratio dan Size. Penambahan Managerial Ownership dilakukan karena
peneliti beranggapan bahwa Managerial Ownership memiliki pengaruh yang
besar terhadap dividend payout ratio dan juga karena adanya ketidakkonsistenan
hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh Managerial Ownership terhadap
dividend payout ratio.
7
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitin ini adalah :
1.
Apakah pengaruh Managerial Ownershipsecara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
2.
Apakah pengaruh Laverage secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio
pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2015 ?
3.
Apakah pengaruh Return On Investment secara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
4.
Apakah pengaruh Earnings per Share secara parsial terhadap Dividen
Payout Ratio pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
5.
Apakah pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap DividenPayout
Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2015 ?
6.
Apakah pengaruh Managerial Ownership, laverage, Return On Investment,
Earnings Per Share, dan Current Ratio secara simultan terhadap Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 ?
8
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu memperoleh pengetahuan untuk menjawab
pertanyaan dan memecahkan masalah yang telah dipaparkan pada rumusan
masalah di atas. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengaruh Managerial Ownershipsecara parsial terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
2.
Untuk mengetahui pengaruh Laveragesecara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015
3.
Untuk mengetahui pengaruh Return On Investmentsecara parsial terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
4.
Untuk mengetahui pengaruh Earnings Per Sharesecara parsial terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
5.
Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap Dividend
Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015
6.
Untuk mengetahui pengaruh Managerial Ownership, Laverage, Return On
Investment, Earnings Per Share, dan Current Ratio secara simultan terhadap
Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015
9
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan bagi peneliti khususnya dalam bidang manajemen keuangan
dan memberikan kajian empiris tentang dampak informasi keuangan
khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen Payout
Ratio.
2.
Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi
sehubungan dengan harapannya untuk mendapatkan dividen.
3.
Perusahaan (emiten), hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan manajer
dalam menetapkan kebijakan dividen dengan penentuan sumber pendanaan
(internal/eksternal) jika akan melakukan reinvestment.
4.
Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai bahan refrensi bagi peneliti / mahasiswa lain yang ingin
mengembangkan penelitian selanjutnya.
10
Universitas Sumatera Utara