Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Dalam Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Pasar Modal

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan
pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat. penerimaan pemerintah untuk
membiayai pembangunan nasional diperoleh dari pajak dan penerimaan lainnya.
Adapun masyarakat dapat memperoleh dana untuk berinvestasi melalui
perbankan, lembaga pembiayaan dan pasar modal. 1 Pasar modal merupakan
alternative pendanaan baik bagi pemerintah maupun swasta. Pemerintah yang
membutuhkan dana dapat menerbitkan obligasi atau surat utang dan menjualnya
ke masyarakat lewat pasar modal. Demikian juga swasta yang dalam hal ini
adalah perusahaan yang membutuhkan dana dapat menerbitkan efek, baik dalam
bentuk saham ataupun obligasi dan menjualnya ke masyarakat melalui pasar
modal.
Pasar modal adalah tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara
pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki
dana tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (selanjutnya disebut UUPM), Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan (a) penawaran umum dan perdagangan efek, (b) perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, (c) lembaga yang

berkaitan dengan efek. Beberapa fungsi dari Pasar Modal itu sendiri adalah

1

Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, Jakarta, Sinar
Grafika, 2013, hal 1.

Universitas Sumatera Utara

sebagai sumber dana jangka panjang, alternatif investasi, alat restrukturisasi
modal perusahaan, alat untuk melakukan divestasi.2
Pasar modal sebagai pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga
lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. 3 Pasar Modal merupakan tempat
dimana dunia perbankan dan asuransi meminjamkan dananya yang menganggur.
Dengan kata lain, pasar modal merupakan sarana moneter penghubung antara
pemilik modal (masyarakat atau investor) dengan peminjam dana (pengusaha atau
pihak emiten).
Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara
serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Di dalam
berputarnya roda perekonomian suatu negara, sumber dana bagi pembiayaanpembiayaan beroperasinya perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang

punggung ekonomi suatu negara sangat terbatas, maka perlu dicarikan adanya
solusi pembiayaan yang bersifat jangka panjang. Dengan dukungan dana jangka
panjang ini, roda pembangunan khususnya di bidang swasta dapat berjalan sesuai
yang direncanakan. 4 Mengingat peran pasar modal yang sangat strategis ini,
pemerintah Indonesia berusaha melakukan berbagai upaya untuk melakukan
berbagai upaya untuk mengembangkan pasar modal Indonesia terlebih akibat
krisis ekonomi yang menghantam negara Indonesia.
2

Emmy Yuhassarie (ed), Prosiding Transaksi Di Pasar Modal : Obligasi, Jakarta, Pusat
Pengkajian Hukum, 2005, hal 26.
3

Anuraga, Pandji dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Jakarta, Rineka
Cipta, 2001, hal. 5.
4

Robbert Ang, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesia
Capital Market), Jakarta, Mediasoft, 1997, hal. 42.


Universitas Sumatera Utara

Di

dalam

perkembangannya

terdapat

banyak

benturan-benturan

kepentingan di antara para pihak yang turut serta di dalam dunia Pasar modal.
Oleh karena itu dibutuhkanlah hukum sebagai perangkat pengatur sehingga setiap
kepentingan tadi dapat diakomodasi. Hukum berfungsi untuk menciptakan dan
menjaga ketertiban serta kedamaian di dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena
itu terdapat adagium "Ubi Societas ibi ius", (dimana ada masyarakat disitu ada
hukum). Pasar modal adalah bisnis kepercayaan, maka perlindungan dan

kepastian hukum bagi setiap pelaku pasar modal sangat mutlak dibutuhkan.
Dengan adanya perlindungan dan kepastian hukum tersebut, maka diharapkan
pemodal yang akan menanamkan modalnya tidak ragu-ragu lagi untuk
berinvestasi melalui lembaga pasar modal. Pemerintah harus membuat aturanaturan dan selanjutnya menegakkan aturan tersebut termasuk pelaksanaan kontrak
dan melindungi hak milik pribadi. Tanpa rule of law tidak mungkin dicapai suatu
pasar modal yang efisien dan wajar.

Dasar-dasar sistem rule of law adalah

pemerintah dan masyarakat yang menaati hukum dan memanfaatkannya sebagai
pedoman aktivitas mereka.5
Sebagai sebuah kegiatan yang melibatkan banyak pihak dan memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan perkonomian negara, maka
pelaksanaan kegiatan pasar modal tersebut perlu dibina, diatur dan diawasi
sehingga dapat berjalan dengan teratur, wajar dan efisien. Pembinaan, pengaturan,
dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar modal berdasarkan Undang-Undang

5

Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagi Sarana Pembiayaan dan Investasi, Bandung,

Bandung, 2005, hal. 21.

Universitas Sumatera Utara

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal, namun demikian dengan diterbitkannya Otoritas Jasa Keuangan
(selanjutnya disebut OJK), sesuai dengan amanah Pasal 34 Undangundang Nomor 23 tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang
nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, kemudian lembaga OJK tersebut
diatur dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (selanjutnya disebut UU OJK) yang memiliki tujuan: 6 (1) agar
keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur,
adil, transparan dan akuntabel; (2) mampu mewujudkan sistem keuangan yang
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil dan; (3) mampu melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat, serta tugas dan wewenang peralihan sebagaimana
diatur dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Perubahan Undang-undang nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
dinyatakan bahwa “tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga
pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan
undang-undang”, independensi adalah ketika melakukan pengambilan keputusan
serta melaksanakan tugas dan wewenangnya OJK bebas dari campur tangan pihak

lain, kemudian UU OJK tersebut diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2013.
Menurut UU OJK bahwa lembaga independen tersebut memiliki fungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan, dalam prakteknya OJK
melakukan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap; (a) kegiatan jasa
6

S.Destyantoro. Otoritas Jasa Keuangan OJK Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang
Memiliki Kewenangan Penyidikan, http://www.academia.edu/9310472/ diakses tanggal 21
Februari 2016.

Universitas Sumatera Utara

keuangan disektor perbankan;(b) kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal,
dan (c) kegiatan jasa keuangan disektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayan,dan lembaga jasa keuangan lainnya dan sesuai dengan ketentuan
pada Pasal 55 pada UU OJK, sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pasar
modal, perasuransian, dana pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.
Dengan demikian, organisasi Bapepam-LK telah melebur ke dalam
organisasi OJK semenjak 1 Januari 2013. Di samping itu OJK memiliki
wewenang memungut fee dari lembaga yang diawasinya guna mendukung
kegiatan operasional OJK, dengan adanya wewenang memungut fee yang
dilakukan OJK terlihat janggal terkait dengan lembaga yang besifat independen,
besar kemungkinan terjadi conflict of interest didalam pengambilan keputusan
baik dalam hal pengawasan, pemeriksaan, maupun dalam penyidikan terhadap
lembaga yang bersangkutan sehingga makna dari independen menjadi bisa.
Suatu hal yang baru yang dimuat dalam UU OJK bahwa terkait dengan
wewenang yang dimiliki oleh OJK, selain wewenang

pengawasan dan

pemeriksaan, namun lembaga independen tersebut memiliki point tambahan yakni
wewenang penyidikan dan perlindungan konsumen, yang selama ini tidak dimiliki
oleh Bank Indonesia sebagai lembaga independen sebagai pengawas kegiatan
sektor perbankan maupun Bapepam-LK ketika waktu itu sebelumnya lahirnya
OJK. Dengan adanya wewenang penyidikan dan Perlindungan Konsumen


Universitas Sumatera Utara

diharapkan OJK mampu mengatasi berbagai masalah penting terutama dalam
melindungi hak-hak konsumen dalam hal ini investor maupun masyarakat pada
umumnya terkait dengan persoalan-persoalan dalam aktifitas perbankan dan pasar
modal maupun lembaga keuangan lainya yang bermuara merugikan konsumen.
Sebagai bagian dari ilmu sosial Ilmu hukum adalah ilmu yang sangat
dinamis. Kelahiran hukum modern sekaligus menempatkannya dalam posisi yang
cukup sulit, yaitu berada dipersimpangan jalan (Bifurcation). Sejak ribuan tahun
sebelum munculnya hukum modern, maka hukum hanya berurusan dengan
perburuan keadilan (Searching For Juctice). Pada waktu itu belum ada hukum
negara atau hukum positif, melainkan hukum alam. Tetapi dengan kelahiran
negara modern dan hukum modern, muncul tuntutan agar hukum itu menjadi
positif dan publik, yang di sebut hukum harus di buat oleh suatu badan khusus,
dirumuskan tertulis dan diumumkan dihadapan publik. Akibatnya bahwa, yang
tidak memenuhi persyaratan itu tidak bisa di sebut sebagai hukum. Berakhirlah
tatanan customary law, interaction law, dan non formal law. Sejak saat itu, maka
hukum tidak lagi tempat untuk berburu keadilan, melainkan menerapkan undangundang. Keadaan yang demikian itu menimbulkan persoalan yang amat besar,
bahkan gawat, karena proses hukum bukan hanya mencari keadilan, melainkan
juga menerapkan undang-undang dan prosedur (law enforcement). Orang sudah

menjalankan hukum apabila sudah menerapkan peraturan dan prosedur positif.

Universitas Sumatera Utara

Dengan bertindak seperti itu orang sudah bisa mengatakan bahwa “justice is
done” atau “justice is delivered”7
Menurut Satjipto Rahadjo, yang dilakukan selama ini adalah lebih banyak
menampilkan wajah hukum yang serba teratur, yang serba pasti, yang serba benar,
yang serba adil, dan masih banyak lagi ungkapan senada. Tetapi lupa, bahwa
hukumpun bisa menampilkan wajah yang lain yang mungkin lebih menyeramkan
dan menakutkan.8
Kritik Satjipto Rahardjo yang fundamental adalah bahwa hukum modern
telah menghadirkan jarak antara hukum dengan semangat kemanusiaan yang
seharusnya mendasari hukum itu sendiri. Dalam tradisi filsafat Positivistik yang
legalistik dan linear, hukum modern mempunyai banyak kelemahan yang semakin
menjauhkan cita-cita keadilan dari hukum. Hukum progresif menolak hukum
sebagai institusi yang mutlak serta final, melainkan sangat ditentukan
kemampuannya untuk mengabdi kepada kemaslahatan manusia.9
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan bertekad
menyelesaikan kasus-kasus sebelum lembaga itu melebur ke OJK, awal tahun

depan. Bapepam-LK juga tidak akan mengendurkan pengawasan terhadap pasar
modal dan lembaga keuangan selama proses peralihan. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) baru akan menangani masalah Bank Mutiara setelah 31 Desember 2013,

7

Satjipto Rahardjo. Ilmu Hukum Pencaraian dan Pembebasan. UMS Press, Surakarta,
2010, hal 66-67.
8

Satjipto Rahadjo. Sisi-Sisi Lain Hukum Dari Hukum Di Indonesia. Jakarta, Kompas, 2009,

9

Sartjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung, Aditya Bakti, 2013, hal 5

hal 12

Universitas Sumatera Utara


yakni berbarengan dengan berakhirnya fungsi pengawasan perbankan oleh Bank
Indonesia (selanjutnya disebut BI).
Resminya urusan Bank Mutiara sampai dengan 31 Desember 2013 masih
di BI sehingga instrumennya masih ditangani berdua antara BI dan LPS (Lembaga
Penjamin Simpanan). 10 Setelah tanggal 31 Desember 2013 atau berpindahnya
secara resmi pengawasan perbankan dari BI ke OJK, kata Nelson, permasalahan
terkait Bank Mutiara tentu saja akan dilanjutkan prosesnya oleh OJK. Ia pun
berharap permasalahan tersebut dapat menemukan titik cerah. "Mudah-mudahan
hari-hari ini bisa mendapatkan solusi, bahwa kebutuhan tambahan PMS
(penambahan modal sementara) hari ini finalisasi. Mudah-mudahan rampung lah
ini. Terkait proses pengawasan dan penyelesaian masalah oleh OJK nantinya,
Nelson mengaku pihaknya akan mempelajari langkah-langkah yang ditempuh BI
dan OJK. Penyelesaiannya BI dan LPS, sepanjang belum selesai di BI akan kita
tangani. Artinya prinsipnya semua yang di BI belum selesai itu menurut undangundang akan dialihkan ke OJK. Nanti kita lihat kelengkapan dari proses yang
sudah dilakukan teman-teman kita di BI. Seperti diberitakan, LPS memberikan
suntikan penambahan modal kepada Bank Mutiara sebesar Rp 1,5 triliun agar
rasio kecukupan modal (capital adequancy ratio/CAR) bank tersebut menembus
14 persen. LPS mengatakan tindakan penambahan modal dilakukan sebagai salah
satu upaya LPS menyelamatkan bank yang tergolong gagal.11
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU OJK, OJK adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
10

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/23/2106030/OJK.Tangani.Bank.Mut
iara.per.1.Januari.2014, diakses tanggal 1 April 2016.
11
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Penyidikan merupakan salah
satu tugas penngawasan OJK seperti yang disebut dalam Pasal 9 huruf c UU OJK
yang berbunyi:
“Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, OJK mempunyai wewenang melakukan pengawasan,
pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain
terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan.”
Wewenang OJK dalam melakukan penyidikan ini juga dipertegas dalam
Pasal 49 ayat (1) UU OJK:
“Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
yang meliputi pengawasan sektor jasa keuangan di lingkungan OJK, diberi
wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.”
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memiliki kewenangan untuk
melakukan penyidikan terhadap tindak pidana keuangan. Tindak pidana yang
dimaksud adalah tindakan menggunakan industri jasa keuangan sebagai media
untuk melakukan kejahatan. Misalnya, menggunakan bank tertentu sebagai tempat
untuk melakukan money loundry,”12 adanya penyidik dalam internal OJK, jika ada
kasus tindak pidana dalam bidang keuangan, maka diselesaikan secara internal.
Dengan demikian, kasus tersebut bisa langsung dilanjutkan oleh jaksa kemudian
diteruskan ke pengadilan. Hanya saja ketentuan tersebut berlaku untuk kasus-

12

http://kendaripos.fajar.co.id/2016/03/ojk-siapkan-penyidik-optimalkan-perlindungankonsumen/ (diakses tanggal 1 Mei 2016).

Universitas Sumatera Utara

kasus tindak pidana yang ditemukan OJK dalam melakukan tugas pengawasan.
Kalau kasus tersebut temukan OJK, dalam proses pengawasan itu dapat selesaikan
dengan melibatkan penyidikan OJK di tingkat pusat. Namun kalau kasus tersebut
dilaporkan sendiri oleh masyarakat kepada pihak kepolisian yang ada disini, maka
OJK bekerjasama dengan kepolisian yang ada disini tanpa melibatkan penyidik
dari OJK Pusat.

Perbedaan OJK dengan BAPEPAM
BAPEPAM
Bapepam merupakan satu badan yang
terdapat dalam Kementerian Keuangan
yang mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan,
pengaturan,
dan
pengawasan kegiatan sehari-hari pasar
modal
serta
merumuskan
dan
melaksanakan
kebijakan
dan
standardisasi teknis di bidang lembaga
keuangan, sesuai dengan kebijakan
yang
ditetapkan
oleh
Menteri
Keuangan, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bapepam memiliki fungsi, antara lain:
a. menyusun peraturan di bidang pasar
modal
b. menegakkan peraturan di bidang
pasar modal;
c. melakukan
pembinaan
dan
pengawasan terhadap pihak yang
memperoleh
izin
usaha,
persetujuan dan pendaftaran dari
Bapepam dan pihak lain yang
bergerak di pasar modal;
d. menetapkan prinsip keterbukaan;
e. menyelesaikan keberatan yang

OTORITAS JASA KEUANGAN
OJK,
adalah
sebuah
lembaga
pengawasan jasa keuangan yang
independen dan mengawasi industri
perbankan, pasar modal, reksadana,
perusahaan pembiayaan, dana pensiun
dan asuransi.
Otoritas jasa keuangan berfungsi
sebagai
penyelenggara
sistem
pengaturan dan pengawasan yang
terpadu terhadap semua kegiatan di
bidang jasa keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan,
OJK mempunyai wewenang:
a. menetapkan peraturan pelaksanaan
Undang-Undang ini;
b. menetapkan peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan;
c. menetapkan
peraturan dan
keputusan OJK;
d. menetapkan peraturan mengenai
pengawasan di
sektor
jasa
keuangan;
e. menetapkan
kebijakan
mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. menetapkan peraturan mengenai

Universitas Sumatera Utara

tata cara penetapan perintah tertulis
diajukan oleh pihak yang dikenakan
terhadap Lembaga Jasa Keuangan
sanksi
oleh
bursa
efek,
dan pihak tertentu
LKP, dan LPP;
g. menetapkan peraturan mengenai
f. menetapkan ketentuan akuntansi di
tata
cara
penetapan pengelola
bidang pasar modal;
statuter pada Lembaga Jasa
g. melakukan pengamanan teknis
Keuangan;
pelaksanaan tugas pokok Bapepam h. menetapkan struktur organisasi dan
infrastruktur, serta mengelola,
sesuai
dengan
memelihara, dan menatausahakan
kebijakan Menteri Keuangan.
kekayaan dan kewajiban; dan
i. menetapkan peraturan mengenai
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
tata cara pengenaan sanksi sesuai
Bapepam
mempunyai
wewenang
dengan
ketentuan
peraturan
sebagai berikut.
perundangundangan di sektor jasa
a. Memberikan izin usaha kepada:
keuangan.
Untuk
melaksanakan
tugas
1. Bursa efek,
pengawasan, OJK mempunyai
2. Lembaga
Kliring
dan
wewenang:
Penjaminan (LKP),
3. Lembaga Penyimpanan dan 1. menetapkan kebijakan operasional
pengawasan terhadap kegiatan jasa
Penyelesaian (LPP),
keuangan;
4. Reksa dana,
2. mengawasi pelaksanaan tugas
5. Perusahaan efek,
pengawasan yang dilaksanakan
6. Penasihat investasi, dan
oleh Kepala Eksekutif;
7. Biro administrasi efek.
3. melakukan
pengawasan,
b. Memberikan
izin
orang
pemeriksaan,
penyidikan,
perlindungan
Konsumen,
dan
perseorangan bagi:
tindakan lain terhadap Lembaga
1. wakil penjamin emisi efek,
Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau
2. wakil perantara pedagang efek
penunjang kegiatan jasa keuangan
3. wakil manajer investasi, dan
sebagaimana dimaksud dalam
4. wakil agen penjual efek reksa
peraturan perundang-undangan di
dana.
sektor jasa keuangan;
c. Memberikan persetujuan bagi bank 4. memberikan
perintah
tertulis
kepada Lembaga Jasa Keuangan
kustodian.
dan/atau pihak tertentu;
d. Melakukan
pemeriksaan
dan
5. melakukan penunjukan pengelola
penyidikan.
statuter;
e. Menetapkan persyaratan dan tata
6. menetapkan penggunaan pengelola
cara pendaftaran.
statuter;
f. Mewajibkan pendaftaran kepada 7. menetapkan sanksi administratif
profesi penunjang pasar
terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan
perundangundangan di sektor jasa
keuangan; dan

Universitas Sumatera Utara

8. memberikan dan/atau mencabut:
izin usaha;
a. izin orang perseorangan;
b. efektifnya
pernyataan
pendaftaran;
c. surat tanda terdaftar;
d. persetujuan melakukan kegiatan
usaha;
e. pengesahan;
f. persetujuan atau penetapan
pembubaran; dan
g. penetapan lain, sebagaimana
dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di sektor
jasa keuangan.

Perbandingan Struktur Organisasi antara Bapepam dan OJK
Tentang
Dasar pembentukan

Pengangkatan Pejabat

Tanggung Jawab Struktural

Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam)
Keputusan
Menteri
Keuangan RI Nomor
503/KMK.01/1997
dan
Keputusan
Menteri Keuangan RI
Nomor
KMK
606/KMK.01./2005
Menteri
Keuangan
Pasal
3
UndangUndang Pasar Modal

Otoritas Jasa Keuangan
(OJK)
Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Kuangan

Dipilih
oleh
Dewan
Perwakilan
Rakyat
berdasarkan
calon
anggota yang diusulkan
oleh Presiden (Pasal 1113 UU OJK
Menteri
Keuangan Dewan
Perwakilan
Pasal
3
Undang- Rakyat (Pasal 38 UU
Undang Pasar Modal
OJK)

Berdasarkan latar belakang di atas tertarik memilih judul Fungsi Otoritas
Jasa Keuangan dalam Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Pasar Modal.

Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
membuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan dan pengawasan pasar modal setelah peralihan
BAPEPAM kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam
Menangani Kasus Kejahatan Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaturan dan pengawasan pasar modal setelah peralihan
BAPEPAM kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam Menangani Kasus Kejahatan Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis yaitu sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam bentuk masukan
untuk penambahan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya dibidang
hukum pasar modal.
2. Secara praktis

Universitas Sumatera Utara

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan kepada
masyarakat selaku pihak yang ingin berinvestasi dalam pasar modal.

D. Keaslian Penulisan
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas
masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang Fungsi Otoritas Jasa Keuangan
dalam Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Pasar Modal, belum pernah diteliti
oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan
yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini
merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan
judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

E. Tinjauan Pustaka
5. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga pengawas jasa
keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan
pembiayaan, dana pensiun dan asuransi yang sudah harus terbentuk pada tahun
2010. Keberadaan OJK ini sebagai suatu lembaga pengawas sektor keuangan di
Indonesia perlu untuk diperhatikan, karena harus dipersiapkan dengan baik segala
hal untuk mendukung keberadaan OJK tersebut.13
13

Siti Sundari, Laporan Kompendium Hukum Bidang Perbankan, Kementrian Hukum dan
HAM RI, 2011, hal. 44

Universitas Sumatera Utara

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 menyebutkan: “Otoritas
Jasa Keuangan, (OJK), adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini. “ Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa OJK adalah sebuah
lembaga pengawasan jasa keuangan seperti industri perbankan, pasar modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. 14
Pada dasarnya UU OJK ini hanya mengatur mengenai pengorganisasian
dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki kekuasaan
didalam pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Oleh karena
itu, dengan dibentuknya OJK diharapkan dapat mencapai mekanisme koordinasi
yang lebih efektif didalam penanganan masalah-masalah yang timbul didalam
sistem keuangan. Dengan demikian dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas
sistem keuangan dan adanya pengaturan dan pengawasan yang lebih terintegras.15

6. Pengertian Tindak Pidana
Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana
Belanda yaitu strafbaar feit. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Belanda,
dengan demikian juga WvS Hindia Belanda (KUHP), tetapi tidak ada penjelasan
14

Rebekka Dosma Sinaga, Sistem Koordinasi Antara Bank Indonesia Dan Otoritas
Jasakeuangan Dalam Pengawasan Bank Setelah Lahirnya Undang-Undang Nomormor 21 Tahun
2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal Hukum EkoNomormi Universitas Sumatera Utara,
2013, hal 2
15

Afika Yumya, Pengaruh Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Kewenangan

Bank Indonesia Dibidang Pengawasan Perbankan , (Skripsi sarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Depok, 2008), hal. 28

Universitas Sumatera Utara

resmi tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit itu. Oleh karena itu, para
ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi istilah itu. Secara literlijk,
kata “straf” artinya pidana, “baar” artinya terdapat atau boleh dan “feit” artinya
adalah perbuatan. Dalam kaitannya dengan istilah strafbaar feit secara utuh,
ternyata straf diterjemahkan juga dengan kata hukum. Padahal sudah lazim hukum
itu adalah terjermahan dari kata recht, seolah-olah arti sama dengan recht, yang
sebenarnya tidak demikian halnya.16
Moeljatno merumuskan istilah strafbaar feit menjadi istilah perbuatan
pidana. Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang
siapa yang melanggar larangan tersebut.17
Berdasarkan uraian di atas, berpendapat bahwa tindak pidana adalah suatu
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh manusia, baik dengan melakukan
perbuatan yang tidak dibolehkan ataupun tidak melakukan perbuatan yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertai
dengan ancaman sanksi berupa pidana.

7. Pengertian penyidikan
Penyidikan merupakan tahapan penyelesaian perkara pidana setelah
penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan mencari ada atau tidaknya
tindak pidana dalam suatu peristiwa. Ketika diketahui ada tindak pidana terjadi,
16

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2014, hal 67.
17
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Cetakan Kedelapan, Rineka Cipta, Jakarta, 2008,
hal. 59.

Universitas Sumatera Utara

maka saat itulah penyidikan dapat dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan. Pada
tindakan penyelidikan, penekanannya diletakkan pada tindakan “mencari dan
menemukan” suatu “peristiwa” yang dianggap atau diduga sebagai tindakan
pidana. Sedangkan pada penyidikan titik berat penekanannya diletakkan pada
tindakan “mencari serta mengumpulkan bukti”. Penyidikan bertujuan membuat
terang tindak pidana yang ditemukan dan juga menentukan pelakunya.
Pengertian penyidikan tercantum dalam Pasal 1 butir 2 Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut KUHAP) yakni dalam Bab I
mengenai Penjelasan Umum, yaitu:“Penyidikan adalah serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.18
Berdasarkan rumusan Pasal 1 butir 2 KUHAP, unsur-unsur yang
terkandung dalam pengertian penyidikan adalah:
a. Penyidikan merupakan serangkaian tindakan yang mengandung tindakantindakan yang antara satu dengan yang lain saling berhubungan;
b. Penyidikan dilakukan oleh pejabat publik yang disebut penyidik;
c. Penyidikan dilakukan dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
d. Tujuan penyidikan ialah mencari dan mengumpulkan bukti, yang dengan bukti
itu membuat terang tindak pidana yang terjadi, dan menemukan tersangkanya

18

Undang-Undang Nomormor Tentang Kitab Undang-Undang Hukum acara Pidana,
Undang-Undang Nomorr 8 Tahun 1981, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 76 tahun
1981, Pasal 1 butir 2.

Universitas Sumatera Utara

8. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal sebagaimana pasar pada umumnya adalah suatu tempat untuk
mempertemukan penjual dan pembeli, yang membedakan dengan pasar lainnya
adalah pada objek yang diperjualbelikan. Kalau pada pasar lainnya yang
diperdagangkan adalah sesuatu yang sifatnya konkrit seperti kebutuhan seharihari, sedangkan yang diperjualbelikan di pasar modal adalah modal atau dana
dalam bentuk efek (surat).
Pasar modal/capital market berharga/Stock Exchange/Stock Market dalam
pengertian klasik diartikan sebagai suatu bidang usaha perdagangan surat-surat
berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi, atau efek-efek pada
umumnya. Sementara itu pasar modal menurut Kamus Umum Ekonomi diartikan
sebagai

pasar

atau

tempat

bertemunya

penjual

dan

pembeli

yang

memperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, misal saham, obligasi.
Undang-Undang Pasar Modal (UUPM), yakni Undang-Undang Nomor 8
tahun 1995 Pasal 1 angka 13, yang menetapkan: “Pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek”19. Istilah pasar modal (capital market) berarti suatu
tempat atau sistem bagaimana cara dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dana untuk
capital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli atau menjual
surat efek yang baru dikeluarkan.20
19

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 13
Munir Fuady, Pasar Modal Indonesia (Tinjauan Hukum), Bandung, Citra Aditya Bakti,
1996, hal 1.
20

Universitas Sumatera Utara

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai suatu pasar untuk
berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan, baik itu dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, yang
diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan swasta.21
Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of
fund) dengan pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka

menengah (middle term investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang
berwujud efek. Pemilik dana menyerahkan sejumlah dana dan penerima dana
(perusahaan terbuka) menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek.22

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur
penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan
dipandang dari sisi normatifnya.23
Penelitian hukum normatif yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan yuridis normatif, yakni dengan melakukan analisis
terhadap permasalahan dan penelitian melalui pendekatan terhadap asas-asas
hukum yang mengacu pada norma-norma atau kaidah-kaidah hukum positif yang
berlaku. Penelitian hukum pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
21

Tjiptono D, & Hendy M. Pasar modal di Indonesia, Jakarta: Salemba, 2001, hal 6.
Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Prenada
Media,2004, hal 10.
22

23

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Nomorrmatif, Surabaya, Bayu
Media Publishing, 2005, hal. 46

Universitas Sumatera Utara

didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
mempelajari

satu

atau

beberapa

gejala

hukum

tertentu

dengan

jalan

menganalisisnya.24
2. Sifat penelitian
Sifat dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang hanya
menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka
sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yurisidis, dengan tujuan
menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian.25

3. Alat pengumpulan data
Bahan atau materi yang dipakai dalam skripsi ini diperoleh melalui
penelitian kepustakaan. Dari hasil penelitian kepustakaan diperoleh data sekunder
yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tersier. Dalam konteks ini, data sekunder mempunyai peranan, yakni melalui data
sekunder tersebut mengenai fungsi otoritas jasa keuangan dalam melakukan
penyidikan tindak pidana pasar modal.
Penelitian yuridis normatif lebih menekankan pada data sekunder atau data
kepustakaan yang terdiri dari:
a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan
berupa Undang, Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Undang-Undang

24

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan
Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 83.
25
Bambang SunggoNomor, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010, hal. 116-117.

Universitas Sumatera Utara

Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal
Peraturan Bapepam-LK NO.IV.C.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK No. Kep-43/BL/2008 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif Penyertaan Terbatas. Peraturan Bapepam dan LK No.IV.D.11
Lampiran Kep. Ketua Bapepam No. KEP-480/BL/2009 tentang Pedoman
Fungsi-fungsi Manajer Investasi.Peraturan Bapepam No.IV.B 1. Tentang
Pedoman pengelolaan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Peraturan Bapepam No.IV.B.2.tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Peraturan Bapepam No. IV.A.3 tentang
Pedoman

Pengelolaan

Reksa

Dana

Berbentuk

Perseroan.

Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang
Pasar Modal. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana.
b. Bahan hukum skunder berupa bahan-bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, terdiri dari buku-buku dan tulisan-tulisan
ilmiah hasil penelitian para ahli
c. Bahan hukum tersier berupa bahan yang dapat mendukung bahan hukum
primer, terdiri dari kamus hukum, kamus Inggris-Indonesia dan kamus besar
Bahasa Indonesia, ensiklopedia.

4. Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan
menggunakan metode normatif kualitatif dengan logika induktif yaitu berfikir

Universitas Sumatera Utara

dengan hal-hal yang khusus menuju hal yang umum dengan menggunakan
perangkat interpretasi dan kontruksi hukum yang bersifat komparatif, artinya
penelitian ini digolongkan sebagai penelitian normatif yang dilengkapi dengan
perbandingan penelitian data-data sekunder.
Setelah bahan-bahan hukum dapat diidentifikasi secara jelas, maka
dilanjutkan melakukan sistematisasi. Pada tahapan sistematisasi akan dilakukan
pemaparan berbagai pendapat hukum dan hubungan hierarkis antara aturan-aturan
hukum untuk mencari makna dari aturan-aturan hukum agar membentuk kesatuan
logika. Bahan hukum yang tersistematisasi, baik berupa pendapat hukum maupun
aturan-aturan hukum selanjutnya dilakukan evaluasi dan diberikan pendapat atau
argumentasi disesuaikan dengan permasalahan yang di bahas.

G. Sistematika Penulisan
Didalam penulisan skripsi ini dikemukakan sistematika agar dapat
diperoleh suatu kesatuan pembahasan yang saling berhubungan erat bab satu
dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai
berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat sub bab antara lain
latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan
sistematika penulisan.

Universitas Sumatera Utara

BAB II

PENGATURAN

DAN

PENGAWASAN

PASAR

MODAL

SETELAH PERALIHAN BAPEPAM KEPADA OTORITAS
JASA KEUANGAN (OJK)
Berisikan mengenai sejarah otoritas jasa keuangan, pengertian
sejarah otoritas jasa keuangan, tugas dan wewenang otoritas jasa
keuangan, pengaturan hukum terhadap pengawasan pasar modal
dari Bapepam kepada Otoritas Jasa Keuangan.

BAB III

KEDUDUKAN DAN FUNGSI OTORITAS JASA KEUANGAN
DALAM

MENANGANI

KASUS

KEJAHATAN

PASAR

MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21
TAHUN 2011
Berisikan mengenai kedudukan otoritas jasa keuangan dalam
sistem peradilan pidana (criminal justice system), unsur-unsur
kejahatan dalam pasar modal yang terdapat di dalam pasar modal
UU No.8 tahun 1995 dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan untuk
melakukan penyidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran merupakan penutup dalam penulisan skripsi
ini, dalam hal ini penulis menyimpulkan pembahasan-pembahasan
sebelumnya dan dilengkapi dengan saran-saran.

Universitas Sumatera Utara