BAB III PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR - Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiay pondok pesantren Nurul Huda Sukaraja Oku Timur - Raden Intan Repository

  dari jenjang prasekolah/taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan diniyah dari jenjang Taman Pendidikan Al-

Qur’an sampai Ma’had Aly, selain itu juga menyelenggarakan pendidikan di asrama pada malam harinya

  Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja didirikan pada tahun 1980 oleh KH. Affandi. Untuk tanggal yang tepat sudah tidak dapat ditemukan dokumen tertulisnya. Pada waktu itu di Kecamatan Buay Madang baru ada satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di desa Kurungan Nyawa dengan jarak tempuh sekitar 5 kilo meter dan belum ada madrasah tsanawiyah di wilayah Buay Madang, madasah tsanawiyah baru ada satu, yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Martapura dengan jarak tempuh sekitar 25 kilo meter. Anak-anak Sukaraja masih jarang yang mengenyam pendidikan formal, kalaupun ada hanya belajar di pondok pesantren salafiyah seperti di Pondok Pesantren Subulussalam Sriwangi dengan jarak tempuh sekitar 50 kilo meter. Berangkat dari kenyataan tersebut dan beberapa faktor lain menggugah K. H. Affandi untuk membuka madrasah tsanawiyah di Sukaraja (Affandi, wawancara 27-06-2015).

  Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja didirikan sebagai jawaban tantangan zaman. Menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan untuk membentuk generasi penerus yang mampu melanjutkan perjuangan dan cita-cita bangsa, maka diperlukan sebuah lembaga pendidikan yang memadai untuk memberikan bekal pada generasi muda. Tujuan utama KH. Affandi mendirikan madrasah tsanawiyah adalah untuk menyebarkan dan menegakkan agama Islam serta berjuang di jalan Allah (Affandi, wawancara 27-06-2015).

  Awal berdiri, mendidik 35 siswa terdiri dari santri yang mukim di asrama dan beberapa santri dari desa Sukaraja sendiri. Fasilitas gedung yang seadanya menjadi tempat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dibimbing oleh dua orang guru, yaitu K.H. Affandi sendiri dengan dibantu oleh Ustadz Wasiman (alm). K.H.

  Affandi mengajar mata pelajaran agama dan Ustadz Wasiman mengajar mata pelajaran umum. Pernah beberapa tahun setelah madrasah tsanawiyah berdiri, didirikan juga sekolah menengah pertama, tetapi karena beberapa alasan akhirnya hanya madrasah tsanawiyah yang dikembangkan. Pembangunan ruang belajar pertama kali melibatkan peran serta masyarakat baik material maupun tenaga. Material bangunan diperoleh dari kerja gotong royong santri membuat batu bata dan sumbangan dari masyarakat sekitar, sementara pengerjaannya dilakukan dengan cara gotong royong melibatkan masyarakat secara sukarela (Affandi, wawancara 27-06-2015).

  Ternyata, usaha K.H. Affandi tidaklah sia-sia, madrasah tsanawiyah yang awal pendirian hanya seadanya, dari tahun ke tahun terus berkembang. Usaha tersebut mendapat respon positif dan kepercayaan dari masyarakat Sukaraja dan sekitarnya. Melihat perkembangan tersebut, maka pada tahun 1990 dibukalah Madrasah Aliyah (MA) dengan K.H. Drs. Sholeh Hasan sebagai kepala madrasah, tahun 1994 dibuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Ustadzah Rusmiati, S.E. sebagai kepala sekolah, dilanjutkan dengan pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) pada tahun 1996 yang kemudian pada tahun 2007 berubah status lembaganya menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) dengan H. Cholid Mawardi, M.Si. sebagai ketuanya (Affandi, wawancara 27-06-2015).

  Tahun 1996, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja memperoleh status akreditasi dengan predikat DISAMAKAN, nomor: A/Wf/MTs/001/12 tanggal 23 Nopember 1996. Tahun 2007, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja memperoleh status akreditasi dengan predikat Terakreditasi Tipe B, nomor: B.KW.06/04/MTs/ 007/2007 tanggal 22 Juni 2007. Tahun 2011, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja kembali memperoleh status akreditasi dengan predikat Terakreditasi B, nomor: tanggal . Jika pada akreditasi tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan oleh Kementerian Agama, maka pada tahun 2011 dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah Provinsi Sumatera Selatan (Sugiyanto, wawancara 27-06-2015).

  Sejak awal berdiri sampai sekarang, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja telah berkali-kali mengalami pergantian kepala madrasah. Adapun periodesasi kepala madrasah ditampilkan pada tabel 3.1 berikut:

  Tabel 3.1, Periodesasi Kepala Madrasah

  No Periode Kepala Madrasah Keterangan 1 1980 KH. Affandi, B.A.

  • – 1990 2 1990 Abdul Wahib, S.H.
  • – 1992 3 1992 Ali Shodik, B.A.
  • – 1995 4 1995 Ali Fauzi, B.A.
  • – 2000 5 2000 Suradi – 2004 6 2004 Drs. Tasdiq – 2007 7 2007 Samsul Hadi, S.Pd.I.
  • – 2011 8 2011 Sugiyanto, S.Ag.
  • – 2015

  Sumber: Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja

  Sampai saat ini, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja terus melaksanakan berbagai upaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitasnya untuk menyelenggarakan pendidikan bagi siswa-siswanya yang berasal bukan hanya dari Kabupaten OKU Timur, tetapi juga dari daerah lain seperti Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, Ogan Komering Ilir (OKI), Pagar Alam, Muara Enim, Prabumulih, Lahat, Lubuk Linggau, Musi Banyuasin, Jambi, Bengkulu, Lampung, Riau, dan lain-lain (Sugiyanto, wawancara 27-06-2015).

  Visi Misi dan Tujuan Madrasah

  Visi, misi, dan tujuan madrasah ditetapkan dalam suatu rapat yang menghadirkan pengurus yayasan, kepala madrasah, guru, komite madrasah, dan tokoh masyarakat setempat. Dalam forum rapat tersebut, pihak madrasah memperhatikan setiap masukan dari peserta rapat.

  Visi Madrasah

  Visi madrasah diharapkan menjadi orientasi masa depan tentang harapan yang akan dicapai oleh madrasah. Visi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah: ”Unggul dalam mutu, iman, takwa, dan perilaku” (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).

  Misi Madrasah

  Misi madrasah mendeskripsikan tugas, kewajiban, dan rencana tindakan yang dirumuskan sesuai dengan visi madrasah dan harus digunakan untuk pengembangan madrasah ke depannya. Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah: a.

  Meningkatkan mutu dan profesionalisme guru.

  b.

  Meningkatkan proses belajar mengajar.

  c.

  Menciptakan situasi belajar yang kondusif.

  d.

  Meningkatkan daya serap siswa.

  e.

  Melengkapi sarana dan prasarana belajar.

  f.

  Meningkatkan perolehan nilai Ujian Nasional.

  g.

  Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler.

  h.

  Menjalin kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait. i.

  Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan. j.

  Meningkatkan kesadaran siswa untuk berakhlakul karimah (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).

  Tujuan Madrasah

  Rumusan hasil khusus pendidikan di madrasah yang diharapkan dari lulusannya tertuang dalam tujuan madrasah. Tujuan yang ingin dicapai Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah: 1.

  Meningkatkan profesionalisme kerja tenaga pendidik dan tenaga penunjang kependidikan.

  2. Menciptakan situasi dan kondisi madrasah yang aman, nyaman, dan kondusif.

  3. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

  4. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang pembelajaran di madrasah.

  5. Menumbuhkan jiwa sehat, berbudi luhur dan bertanggungjawab.

  6. Mengembangkan kegiatan lomba dan kejuaraan akademik dan non akademik.

  7. Membuat jaringan informasi internal madrasah, dengan lembaga pendidikan lain dan masyarakat di lingkungan madrasah.

  8. Melestarikan budaya bangsa dan sumber daya alam yang tersedia guna menunjang kegiatan pembelajaran di madrasah (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).

  Letak Geografis Madrasah

  Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja terletak di Jalan Kotabaru RT 08 RW 02 Desa Sukaraja Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan. Jarak dengan ibukota kecamatan ±5km, jarak dengan ibu kota kabupaten ± 20km, dan ±216km dari ibukota provinsi. Letak sekolah berada pada posisi strategis, terletak di tengah desa dan di pinggir jalan akses Martapura-Belitang, sehingga memudahkan transportasi untuk menjangkaunya, baik dari arah Belitang maupun dari arah Martapura. Akan tetapi, dengan letaknya di pinggir jalan terkadang suara bising kendaraan agak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Lokasi madrasah berada tidak jauh dari kompleks asrama pondok pesantren, hanya berjarak sekitar 100 meter (Observasi 28-06-2015).

  Lingkungan sekitar yang merupakan daerah pedesaan dengan mata pencaharian utama penduduknya sebagai petani sangat mendukung pelaksanaan proses belajar

  2

  mengajar. Madrasah berdiri di areal tanah seluas ± 2.750 m , tanah tersebut merupakan hal milik Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang dibeli dari penduduk dengan batas-batas tanahnya: 1.

  Sebelah Utara berbatasan dengan pekarangan milik Bapak H. Sarim, 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan desa, 3. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan lintas Martapura-Belitang, dan 4. Sebelah Barat berbatasan dengan pekarangan milik Bapak Sutikno (Dokumentasi MTs Nurul Huda Sukaraja).

  Luas tanah yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja sebenarnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan pengembangan khususnya sarana dan prasarana. Pengembangan yang bisa dilakukan hanyalah dengan membangun gedung bertingkat, walaupun sekarang semua gedung sudah berlantai dua.

  Lokasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja berdampingan dengan Gereja Katholik

  ”Santo Petrus” Sukaraja yang menjadi pusat ibadah umat Katholik di Kecamatan Buay Madang dan Buay Pemuka Peliung. Selain itu, di Desa Sukaraja juga terdapat lembaga pendidikan lain, yaitu: Raudatul Athfal (RA) Nurul Huda Sukaraja, Taman Kanak-Kanak (TK) Muhammadiyah Sukaraja, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukaraja, Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Sukaraja, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Sukaraja, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 07 Sukaraja, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pangudi Luhur Sukaraja, Madrasah Aliyah (MA) Nurul Huda Sukaraja, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Huda Sukaraja, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 03 Sukaraja, Sekolah Menengah Atas (SMA) Pangudi Luhur, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Nurul Huda Sukaraja, dan Ma’had Aly Nurul Huda Sukaraja (Observasi 04-07-2015).

  Keadaan Guru dan Pegawai

  Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar, keberadaan guru tetap dibutuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Sedikit banyak guru berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Mengingat kedudukan guru yang penting, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk menjadi guru, salah satunya adalah syarat kualifikasi akademik harus berpendidikan minimal strata satu (S1). Demikian juga dengan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja. Berdasarkan status kepegawaiannya, guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja ada tiga macam, yaitu guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberbantukan di madrasah swasta, guru tetap dan guru tidak tetap yayasan yang diangkat berdasarkan surat keputusan dari yayasan. Berikut keadaan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja.

  

Tabel 3.2, Keadaan Guru Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin

  No Status Kepegawaian Laki-Laki Perempuan Jumlah

  1. Guru PNS-DPk

  1

  1

  2

  2. Guru Tetap Yayasan

  10

  4

  14

  3. Guru Tidak Tetap

  8

  5

  13 Jumlah

  19

  10

  29 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa perbandingan antara guru tetap dan tidak tetap yayasan berimbang. Untuk menjadi guru tetap yayasan ada beberapa syarat yang harus

  dipenuhi, antara lain masa kerja minimal 5 tahun, direkomendasikan oleh kepala madrasah, kelengkapan administrasi pembelajaran, dan syarat lain yang ditentukan yayasan (Sugiyanto, wawancara 06-03-2013).

  

Tabel 3.3, Keadaan Guru Berdasarkan Pendidikan dan Sertifikasi

  Sertifikasi Guru Pendidikan

  Jumlah No Sudah Belum

  Terakhir Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Lk Pr Lk+Pr

  1. SLTA

  1

  6

  2

  7

  2

  9

  2. D.1

  3. D.2

  1

  1

  1

  4. D.3

  1

  1

  1

  5. S.1

  3

  2

  8

  5

  11

  7

  18 Jumlah

  4

  2

  15

  8

  19

  10

  29 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013 Melihat Tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa dari 14 guru tetap yayasan dan 2 guru PNS, sudah ada 6 guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik profesional.

  Keenam guru tersebut adalah guru mata pelajaran Akidah Akhlak, Al-

Qur’an Hadits

  Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dari enam guru tersertifikasi hanya satu orang guru yang lulus portofolio, sedangkan lima guru lainnya memperoleh sertifikat mengajar melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), empat orang guru yang mengajar mata pelajaran agama mengikuti PLPG di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, sedangkan satu orang guru yang mengajar mata pelajaran TIK mengikuti PLPG di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) (Sugiyanto, wawancara 06-07-2015).

  Selain guru, juga dibutuhkan pegawai untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, khususnya dalam penyelenggaraan administrasi madrasah.

  

Tabel 3.4, Keadaan Pegawai

  No Jabatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

  1. Kepala Tata Usaha

  1

  1

  2. Staf Administrasi

  1

  1

  3. Staf Keuangan

  1

  1

  4. Staf Perpustakaan

  1

  1

  5. Keamanan

  1

  1 Jumlah

  4

  1

  5 Sama halnya seperti guru, pegawai juga dituntut untuk bekerja secara profesional. Pegawai di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja terdiri dari kepala tata usaha, staf administrasi, staf keuangan, staf perpustakaan, dan keamanan. Semua pegawai tersebut diangkat dengan surat keputusan dari yayasan.

  Keadaan Siswa

  Siswa menjadi subjek yang menerima materi pembelajaran dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, ada siswa pandai, kurang pandai, dan tidak pandai. Siswa hadir dengan berbagai karakteristik masing-masing yang berbeda-beda. Karakteristik siswa antara lain ditemukan ada siswa yang pandai, siswa kurang pandai, dan siswa yang tidak pandai. Siswa yang pandai akan lebih mudah menerima materi pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang kurang pandai dan yang tidak pandai. Belum lagi perbedaan dalam bakat, emosional, dan sosial. Siswa yang berbakat, emosi stabil, dan lingkungan sosial yang baik akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran bila dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat, emosi tidak stabil, dan siswa yang berasal dari lingkungan sosial yang buruk. Perbedaan karakteristik ini menuntut guru untuk bersikap arif menyikapinya.

  

Tabel 3.5, Keadaan Siswa Berdasarkan Kelas

  Siswa No Kelas Jumlah Keterangan (Wali Kelas)

  Laki-Laki Perempuan 1.

  VII-1

  13

  20 33 Lumatul Arif, S.Pd.I.

  2. VII-2

  20

  14 34 Siti Khotimah, S.Pd.

  3. VII-3

  13

  18 31 Mukhtar Lubis, S.Pd.I.

  4. VII-4

  13

  19 32 Nur Khamid, S.Pd.

  5. VII-5

  18

  16 34 Hj. Naimah, B.A.

  6. VIII-1

  16

  16 32 Hj. Kustirin, S.Pd.I.

  7. VIII-2

  16

  16

  32 Imam Asy’ari 8.

  VIII-3

  16

  16

  32 Alfi Sahri 9.

  VIII-4

  18

  14

  32 Saiful Anwar

  10. VIII-5

  14

  17 31 Zainul Aziz, S.Pd.I.

  11. IX-1

  14

  18 32 Hj. Yuliyati, S.Ag.

  12. IX-2

  12

  20 32 Mukhamad Fathoni, S.Pd.I. Siswa No Kelas Jumlah Keterangan (Wali Kelas)

  Laki-Laki Perempuan

  13. IX-3

  14

  18

  32 Ahmad Dawam

  14. IX-4

  13

  20 33 Isriyanto, S.Ag.

  15. IX-5

  12

  20 32 Samsul Hadi, S.Pd.I.

  Jumlah 222 262 484 Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013

  Melihat tabel 3.5 dapat diketahui bahwa banyak siswa setiap kelasnya berkisar antara 31 orang dan 34 orang. Pengelompokkan siswa tidak dilakukan berdasarkan pada kemampuan (kecerdasan) siswa dan tidak ada kelas unggulan. Pengelompokkan lebih heterogen dengan tujuan agar kemampuan siswa lebih merata di setiap kelas, siswa pandai bisa membantu siswa yang kurang pandai, siswa yang kurang pandai tidak merasa minder dan termotivasi untuk belajar mengikuti temannya yang pandai (Sugiyanto, wawancara 09-07-2015).

  

Tabel 3.6, Keadaan Siswa Berdasarkan Rombongan Belajar

  Tingkat VII Tingkat VIII Tingkat IX Jumlah Siswa Siswa Siswa Siswa

  Rombel Rombel Rombel Rombel Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

  77

  87

  80

  79

  65 96 222 262

  5

  5

  5

  15 164 159 161 484

  Sumber: Laporan MTs Nurul Huda Sukaraja bulan September 2013

  Jumlah siswa pertingkat hampir sama, hal ini dapat dikatakan bahwa grafik penerimaan siswa barunya stabil dalam tiga tahun terakhir. Masing-masing tingkat terdiri dari lima rombongan belajar. Rombongan belajar sebanyak 15 kelas, dengan jumlah ini Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja termasuk madrasah besar untuk lingkungan di Kecamatan Buay Madang. Madrasah tsanawiyah lain hanya memiliki 3 -6 rombongan belajar. Hal ini menuntut yayasan, kepala madrasah, dan guru lebih bekerja keras untuk menjawab kepercayaan masyarakat melayani kebutuhan belajar semua siswa (Sugiyanto, wawancara 10-07-2015).

  Kurikulum Madrasah

Qur’an Hadits

  2

  a. Aswaja

  12. Muatan Lokal (Diniyah):

  2

  2

  2

  11. Teknologi Informasi dan Komunikasi

  2

  2

  10. Pendidikan Jasmani dan Olahraga

  2

  2

  2

  2

  9. Seni Budaya

  3

  3

  3

  8. Ilmu Pengetahuan Sosial

  2

  2

  4

  2

  Barjanji, qiro’atul Qur’an, puisi, pidato Bahasa Indonesia, pidato Bahasa Inggris, pidato Bahasa Arab, kaligrafi, tahfidzul Qur’an, tahlil/istighotsah, sepak bola, hadroh, dan futsal (Kurikulum MTs Nurul Huda Sukaraja).

  Pengembangan diri yang diselenggarakan oleh Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja yaitu: pramuka, bulu tangkis, bola voli, al-

  Sumber: Kurikulum MTs Nurul Huda Sukaraja

  Alokasi waktu satu jam pelajaran = 40 menit. Minggu efektif satu tahun pelajaran = 34 – 38 minggu.

  45 Keterangan: *) Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran.

  45

  45

  2 Jumlah

  2

  b. Akhlakul

  13. Pengembangan Diri *)

  2

  2

  2

  c. Mabadi Fiqih

  2

  2

  2

  4

  4

  Kurikulum yang dipakai di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006. Struktur kurikulum pembelajarannya sebagai berikut:

  b. Aqidah Akhlak

  d. Sejarah kebudayaan Islam

  2

  2

  2

  c. Fiqih

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  a. Al-

  1. Pendidikan Agama Islam:

  IX

  VIII

  VII

  No Mata Pelajaran Kelas/Alokasi Waktu perminggu Ket

  Tabel 3.7, Struktur Kurikulum

  2

  2

  7. Ilmu Pengetahuan Alam

  2

  4

  4

  4

  6. Matematika

  4

  4

  4

  5. Bahasa Inggris

  2

  2. Pendidikan Kewarganegaraan

  2

  4. Bahasa Arab

  4

  4

  4

  3. Bahasa Indonesia

  2

  2

  2

Banin/Ta’limul Muta’alim

  Sarana Prasarana Madrasah

  Penyelenggaraan pendidikan harus didukung oleh sarana prasarana yang memenuhi standar sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dan menunjang proses belajar harus disediakan oleh madrasah. Sebagaian besar sarana prasarana di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja diadakan dengan swadaya oleh yayasan dibantu oleh orang tua siswa melalui komite madrasah. Walaupun ada juga yang dibantu oleh pemerintah, tetapi bantuan dari pemerintah tidak bisa dijadikan tumpuan untuk pengembangan sarana prasarana pendidikan di madrasah swasta.

  

Tabel 3.8, Keadaan Tanah dan Bangunan

  Luas Tanah Penggunaan Status Tanah

  Ket Seluruhnya Bangunan Lainnya

  2

  2

  2 Milik Sertifikat 2.100M 665 M 1.435 M

  • Belum Sertifikat - - Bukan Milik
  • Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja

  Lahan yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja seluas

  2

  2.100M dengan ukuran 30m x 70m. Lahan seluas itu tidak mencukupi untuk menyediakan sarana yang memadai bagi proses belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk menyiasati hal tersebut sarana olahraga dan ibadah menggunakan sarana milik yayasan yang berjarak sekitar 50M dari madrasah. Pembangunan ruang kelas barupun hanya bisa dilakukan dengan membangun gedung bertingkat. Saat ini madrasah bekerja sama dengan komite madrasah dan yayasan sedang menggalang dana untuk melanjutkan pembangunan lantai dua 4 ruang kelas baru. Saat ini, perpustakaan dan laboratorium

  IPA terpaksa disulap menjadi ruang kelas, karena jumlah siswa melebihi kapasitas yang dimiliki (Sugiyanto, wawancara 11-07-2015).

  • 3.
  • 5.

  • 11.

  Ketiadaan laboratorium IPA dan perpustakaan akan sangat mengganggu proses belajar mengajar. Laboratorium IPA menjadi tempat siswa untuk melakukan eksperimen

  dan ruang BK. Berbagai upaya telah dilakukan oleh madrasah untuk memenuhi kekurangan ruang tersebut, antara lain dengan melibatkan komite madrasah, mengajukan permohonan bantuan dana ke pemerintah melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU Timur, dan mengusulkannya ke yayasan. Beberapa perbaikan ringan dilakukan dengan memanfaatkan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sesuai alokasinya.

Tabel 3.9 mendeskripsikan bahwa masih ada beberapa ruang yang belum dimiliki, antara lain laboratorium IPA, perpustakaan, ruang OSIS, ruang keterampilan,

  Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja

  1 Baik - -

  1 Baik - - 18. Gudang

  1 Baik - - 17. Pos keamanan

  4 Baik - - 16. Rumah penjaga

  2 Baik - - 15. Lapangan olahraga

  1 Baik - - 14. Parkir

  8 Baik - - 13. Tempat ibadah

  1 Baik - - 12. WC siswa

  WC guru

  1 Baik - - 10. Ruang OSIS

  1 Baik - - 9. Ruang TU

  1 Baik - - 8. Ruang guru

  3 Rusak ringan - - 7. Ruang kepala madrasah

  1 Rusak ringan - - 6. Kantin

  Ruang UKS

  1 Baik - - 4. Ruang perpustakaan

  Laboratorium komputer

  15 Baik - - 2. Laboratorium IPA

  Jumlah Kondisi Jumlah Kondisi 1. Ruang kelas

  No Jenis Ruang Milik Bukan Milik

  

Tabel 3.9, Keadaan Ruangan

  

sains , sedangkan perpustakaan menjadi salah tempat sumber belajar bagi siswa. Di

perpustakaan siswa dapat memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku.

  

Tabel 3.10, Keadaan Sanitasi

  No Jenis Sanitasi Ketersediaan Kondisi

  Ada Tidak Baik Rusak

  1. Sanitasi untuk memenuhi keperluan air bersih √ √

  2. Saluran air kotor dan air limbah √ √

  3. Tempat sampah √ √

  4. Saluran air hujan √ √

  Sumber: Buku Inventaris MTs Nurul Huda Sukaraja

  Hal yang tidak kalah penting adalah sanitasi. Sanitasi diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat sehingga siswa merasa nyaman dan betah berada di sekolah. Ketika siswa merasa nyaman dan betah berada di sekolah, maka siswa akan aktif mengikuti semua kegiatan pembelajaran di sekolah. Keaktifan dalam proses pembelajaran pasti ada yang berbekas dalam diri siswa sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang baik pula.

Dokumen yang terkait

Prestasi belajar fiqih siswa yang ditinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren di MTs Nurul Huda Pinang kota Tangerang

1 6 104

Pondok Pesantren sebagai lembaga : studi kasus pondok pesantren Nurul Huda Assuriyah Bojong Sawangan Depok

0 16 84

Perbandinagn Pembelajaran Fiqih di Pondok Pesantren Modern Dengan pndok Pesantren Salaf Dalam Persepsi Ssntri: studi kasus pondok pesantren daarul ahsan dan pondok pesantren Al-Musayyadah

1 14 91

PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN AL IKHLAS PEMETUNG BASUKI KECAMATAN BUAY PEMUKA PELIUNG KABUPATEN OKU TIMUR - Raden Intan Repository

0 3 180

BAB III METODE PENELITIAN - Pengaruh Kompetensi Guru, Media Pembelajaran ,dan Disiplin Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS Nurul Iman Tanjung Bulan Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan - Raden Intan Repository

0 2 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. - Raden Intan Repository

0 0 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian - Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. - Raden Intan Repository

0 0 9

PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SUKARAJA OKU TIMUR Tesis

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiay pondok pesantren Nurul Huda Sukaraja Oku Timur - Raden Intan Repository

0 0 29

BAB II SISTEM PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH PONDOK PESANTREN - Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiay pondok pesantren Nurul Huda Sukaraja Oku Timur - Raden Intan Repository

0 0 40