BAB II METODE SERIAL POSITION EFFECT TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK A. LANDASAN TEORI 1. Definisi Metode Serial Position Effect a. Definisi Metode - PENGARUH IMPLEMENTASI METODE SERIAL POSITION EFFECT TERHADAP TINGKAT P

BAB II METODE SERIAL POSITION EFFECT TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK A. LANDASAN TEORI

1. Definisi Metode Serial Position Effect

a. Definisi Metode

  Proses pembelajaran mempunyai tahap-tahap yang harus dijalankan, tahapan tersebut dapat dilaksanakan melalui berbagai metode. Metode merupakan sebuah cara seorang pendidik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Penggunaan metode mengajar tertentu akan mempengaruhi hasil pengajaran yang disampaikan, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa menguasai setelah pelajaran berlangsung.

  Metode ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memilki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Inggris dikenal term method dan way yang diterjemahkan dengan metode dan cara. Sementara dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata al-thariqah, al-manhaj, dan al-washilah. Al-

  thariqah berarti jalan, al-manhaj berarti sistem, dan al-washilah

  berarti mediator atau perantara. Jadi, kata Arab yang paling dekat

  1 1 dengan arti metode adalah al-thariqah.

  Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif,

  Sedangkan bila ditinjau dari segi terminologi (istilah), metode dapat di maknai sebagai “jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan

  2

  maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai

  3 apa yang telah ditentukan.

  Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976)

  menyebutkan bahwa method is a way in achieving something (cara

  untuk mencapai seseuatu). Artinya, metode digunakan untuk

  4

  merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dengan rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting karena keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat di implementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.

b. Serial Position Effect

  1) Definisi Serial Position Effect

  Serial Position Effect dikemukakan oleh Anderson,

  merupakan hasil dari penempatan item tertentu dalam daftar. Item- item yang “lebih baik” untuk memori di tempatkan pada awal atau 2 akhir daftar, bukan di tengah. Pengecualian terhadap posisi serial 3 Ibid , hlm. 8. 4 Ismail, Loc, Cit.hlm 8 ini adalah efek kekhasan – item yang khas berbeda dari yang lain

  5 akan di ingat lebih baik, terlepas dari posisi serial.

  Haryu dalam bukunya menjelaskan Serial position effect merupakan pengaruh letak bersambung, siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata yang diawali dan di akhiri dengan kata- kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata yang

  6

  lainnya yang tidak perlu diingat. Barlow, Reber, dan Anderson,

  Serial Position Effect adalah salah satu kiat yang dapat dicoba

  7 guna mengurangi lupa siswa dalam meningkatkan daya ingatnya.

  Metode Serial Position Effect termasuk dalam model memproses informasi, yaitu didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengobservasi, mengolah data, memahami informasi, membentuk konsep-konsep, menerapkan simbol-simbol verbal dan

  8

  non verbal dan memecahkan masalah. Adanya metode ini dapat menguntungkan siswa, karena mereka dapat menguasai konsep dan fakta akademik, serta mengembangkan bernalar dan berpikir

  9 logis.

  Metode pembelajaran Serial Position Effect hampir sama dengan model inkuiri dan model mnemonik. Yang mana model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan 5 pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan 6 Sudarman Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan, CV Alfabet, Bandung, 2011, hlm. 161 7 Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, STAIN Jember Press, Jember, 2014hlm. 206 8 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm. 174 Miftahul huda, Model-Modelpengajaran Dan Pembelajaran;Isu-Isu Metodis Dan

  Paradigmatic, pustaka pelajar, Yogyakarta, 2013, hlm.76 9 menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Artinya siswa dituntut untuk aktif kreatif dalam

  10 mencari dan menemukan jawaban dari masalah yang dihadapi.

  Sedangkan model mnemonik yakni model belajar untuk menghafal informasi dengan cara mengelaborasi informasi awal dengan

  11 menghubungkan input melalui gambar yang lebih bermakna.

  Kedua metode tersebut menuntut siswa untuk aktif dalam mencari dan mengolah informasi, jadi yang menjadi pembeda atara

  the serial position effect dengan kedua model pembelajaran diatas

  (model inkuiri dan model mnemonik) adalah serial position effect dengan cara menggaris bawah informasi yang pengting yang perlu di ingat, sedangkan inkuiri dan mnemonic dengan beberapa cara dan gambar sebagai alat untuk meningkatkan ingatan. Persamaannya adalah sama-sama untuk meningkatkan daya ingat siswa serta di dalamnya siswa yang berperan aktif dalam mencari dan mengumpulkan informasi.

  Dengan diterapkannya sebuah metode serial position

  effect ini, nantinya siswa akan lebih berperan aktif dan memahami

  serta ingat materi yang diberikan dengan memberi kesan tersendiri pada kata atau kalimat pada awal dan akhir yang dianggap penting

  12

  sehingga tujuan pembelajaan dapat tercapai. Anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi. Anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh dari 10 pengalaman, serta mengadaptasikannya pada pengetahuan dan 11 Abdul majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosda Karya , Bandung, 2013, hlm. 222 Sudarwan Denim Dan Khoril, (Psikologi Pendidikan Dalam Prespektif Baru), Alfabeta,

  Bandung, 2011, hlm. 162 12

  13

  konsepsi mengenai dunia yang telah ia punyai. Hal itulah yang menunjukkan bahwa pemahaman terhadap materi akan tercapai sesuai tujuan yang di inginkan.

  2) Langkah penerapan serial position effect

  Serial position effect sebagai sebuah metode juga seperti

  metode yang lain memiliki langkah-langkang dalam penerapan metode tersebut agar bisa terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang di inginkan, adapun langkah-langkah serial position

  14 effect adalah sebagai berikut:

  a) Guru tingkatkan motivasi belajar para siswa dengan menyadarkan mereka akan tujuan intruksional yang harus mereka capai.

  b) Guru menunjukkan unsur-unsur pokok sebelum menunjukkan unsur-unsur penunjang yang relevan dalam materi pelajaran yang anda sajikan.

  c) Menyajikan pokok bahasan materi yang berkaitan dengan pokok bahasan pada sesi sebelumnya dan relevan dengan pokok yang akan disajikan pada sesi berikutnya d) Guru menanyakan sesuatu yang berhubungan sengan materi yang telah anda sajikan kepada siswa.

  Dengan di terapkannya metode Serial Position Effect dalam pembelajaran maka akan tercapailah tujuan pembelajaran serta meningkatnya hasil belajar siswa tidak ketinggalan juga meningkatnya pemahaman siswa pada materi pelajaran yang disampaikan.

  13 14 Desmita, Psikologi Perkembangan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 46.

2. Pemahaman

a. Pengertian pemahaman

  Pemahaman berasal dari kata paham, secara etimologi atau (bahasa) paham berarti mengerti benar, tahu benar. Sedangkan secara terminologi (istilah) dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, dan menterjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang diterjemahkan.

  Pemahaman menurut taksonomi Bloom adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan, namun tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat memahami perlu lebih dahulu mengetahui dan mengenal.

  15

  pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami setelah sesuatu itu diketahui dan di ingat.

  Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasinya serta aplikasi- aplikasinya. Sehingga menyebabkan siswa dapat memahami situasi- situasi. Hal ini sanggat penting bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang melakukan bagian-bagian belajar pada prosesnya. Tanpa itu maka skill

  16 pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.

  Menurut Suharsimi Arikunto pemahaman adalah kemampuan 15 untuk membuktikan ia memahami yang sederhana diantara fakta-fakta

  Nana sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar , remaja rosdakarya, bandung, 2012, hlm. 24 16 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, raja grafindo persada, Jakarta, 1994,

  17

  atau konsep. Makna pemahaman ini senada apa yang dituturkan oleh Anas Sudijono bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan di ingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang

  18 sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

  Pemahaman merupakan salah satu tingkatan dari ranah kognitif, pemahaman berupa kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu itu diketahui atau diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat diberikan penjelasan atau diberikan uraian yang rinci

  19

  tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Kata kerja oprasional (KKO) dalam pemahaman disini adalah menjelaskan, mendeskripsikan, membuat pertanyaan ulang, menguraikan,

  20 menerangkan, mengubah, memberi contoh, dan menerangkan.

  Jadi pengertian pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat dikatakan paham apabila siswa mengerti serta mampu untuk menjelaskan kembali dengan menggunakan kata-katanya sendiri tentang materi pelajaran yang disampaikan guru, bahkan mampu menerapkan ke dalam konsep-konsep lain.

b. Unsur-unsur dalam pemahaman

  Kemampuan-kemampuan dapat dijabarkan menjadi tiga,

  21 17 yaitu: 18 Suharsimi Arikunto,Op,Cit hlm. 118 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, Cet

  II, Hlm. 50 19 20 Ibid . hlm 50 Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran, Pustaka Intan Madani, Yogyakarta, 2010, hlm.

  40 21

  1) Menerjemahkan Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan arti dari bahasa satu dalam bahasa lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajari.

  2) Menginterpretasi Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami.

  3) Mengekstrapolasi Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Dengan ektrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis.

c. Komponen pemahaman materi

  1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan di definisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (Recall) atau mengenal kembali tentang nama, istilah, Ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

  2) Penerapan (aplication) Penerapan merupakan kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi dimana ide, metode dan lain-lain yang diukur itu harus baru, karena apabila tidak demikian maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata.

  Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Melalui pendekatan ini siswa diharapkan dengan sesuatu masalah yang perlu dipecahkan dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Dengan demikian, aspek ini sudah tentu harus didasari aspek pemahaman yang mendalam tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tertentu. 3) Analisis (Analysis)

  Analisis dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merinci atau mengurai suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau factor-faktor yang lain.

  22

  4) Sintesis (synthesis) Sistensis adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisi. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsure-unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang terstruktur atau terbentuk pola baru. 5) Penilaian atau evaluasi (evaluation) 6) Evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi, nilai, atau ide.

d. Factor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa

  Pemahaman siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang ada pada diri siswa itu sendiri (intern), maupun faktor yang mempengaruhi pemahaman:

1) Faktor intern

  a) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

23 Beberapa ahli menekankan fungsi intelegensi untuk

  membantu penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan.

24 Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan

  belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu siswa 22 Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, Grafindo, Jakarta, 1991, hlm. 45 23 Slameto, Belajar Mengajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 56 24 yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu factor diantara yang lain. Jika faktor yang lain bersifat menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajar akhirnya siswa gagal dalam belajarnya, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik.

  b) Motivasi Menurut Alisuf Sabri dalam bukunya Suparman motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang unuk memenuhi suatu kebutuhan. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk melakukan tindakan tertentu, dimana di yakini bahwa jika perbuatan itu dilakukan, maka tercapailah keadaan keseimbangan dan timbullah perasaan puas dalam diri individu.

  Menurut Sudjana dalam bukunya Suparman motivasi dapat debadakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik

  Yaitu motivasi yang muncul dari dalam setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan, minat dan harapan.

  2) Motivasi Ekstrinsik Yaitu motivasi yang datang dari luar diri seseorang.

  Timbul karena adanya stimulus (ransangan) dari luar

  25 dirinya atau lingkungannya.

  Oleh karena itu dengan motivasi yang tinggi, maka dengan mudah anak akan menerima dan menyimpan pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Baik itu dengan lisan atau dengan menggunakan media. Menggunakan media terutama bagi siswa yang lebih rendah tingkatannya membangkitkan minat, mendorong partisipasi, merangsang pertanyaan-pertannyaan, memperjelas masalah dan sebagainya. Sehingga dapat

  26 meningkatkan pemahaman siswa.

  3) Minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Bila ada minat dan perhatian terhadap pembelajaran apalagi jika dirangsang dengan media maka siswa

  27 dapat memahami pembelajaran tersebut.

  4) Tanggapan Tanggapan adalah bayangan yang tingkat tinggi dalam ingatan setelah melakukan pengamatan. 25 Pentingnya tanggapan dalam belajar biasa kita lihat

  Suparman, Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, Pinus Book Publisher, Yogyakarta, 2010, hlm. 50-51 26 Nana Sudjana, Et All, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru, Bandung, Cet. Ke 2, 1997, hlm.

  85 27 kembali pandangan Herbert, ia menganggap jiwa manusia terdiri dari elemen-elemen kecil berupa tanggapan, belajar tidak lain adalah mengumpulkan

  28 tanggapan-tanggapan sebanyak-banyaknya.

  Adanya tanggapan dari siswa menujukan bahwa mereka lebih aktif dan lebih memahami dalam proses belajar.

2) Faktor Ekstren

  a) Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau tujuan yang harus dilakukan dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih Bakit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan, orang lain yang di sebut di atas adalah siswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai, dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara

  29 belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefektif mungkin.

  Metode mengajar sangatlah mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi pemahaman siswa.

  b) Media yang digunakan Media merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dalam proses pembelajaran agar lebih efektif dan efisien 28 dalam menyampaikan materi sehingga peserta didik akan

  Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 74 29 dapat dirangsang pikiran dan perhatiannya untuk memiliki minat belajar. Hal ini dalam penggunaan media juga berpengaruh terhadap belajar siswa, karena siswa dapat termotivasi sehingga dapat mempertinggi pemahaman siswa.

  3. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

  a. Definisi Aqidah Akhlak Kata aqidah dalam bahasa arab atau dalam bahasa Indonesia ditulis akidah menurut terminology berarti ikatan, sangkutan. Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya iman atau

  30 keyakinan.

  Aqidah atau keyakinan adalah suatu niali yang paling asasi dan prinsipil bagi manusia, sama halnya dengan nilai dirinya sendiri, bahkan melebihinya. Hal ini terbukti bahwa orang rela mati untuk mempertahankan keyakinannya.

  Aqidah lebih mahal dari pada segala sesuatu yang dimiliki manusia. Demikianlah yang kita alami dan kita saksikan dari segenap lapisan masyarakat, baik yang masih primitif maupun yang sudah moderen. Sesuatu yang terlanjur menjadi keyakinan sangat sulit untuk ditinggalkan begitu saja oleh penganutnya walaupun keyakinan

  31 tersebut dalam bentuk takhayul atau khurafat sekalipun.

  30 Mubasyaroh, Buku daros : Materi dan pembelajaran Aqidah akhlak. Departemen agama pusat pengembangan sumber belajar , STAIN Kudus, 2008.hlm: 3 31

  Aqidah juga sebagai ilmu tentang hukum-hukum syariat dalam bidang aqidah yang diambil dari dalil-dalil yaqiniyah (mutlak) dan

  32 menolak syubhat dan dalil-dalil khilafiyah yang cacat.

  Pengertian keimanan atau aqidah itu tersusun dari enam perkara yaitu: 1) Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat dengan nama-namaNya yang mulia dan sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-bukti wujud atau adaNya serta kenyataan dan sifat keagunganNya dalam alam semesta atau didunia ini. 2) Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni alam yang tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan- kekuatan kebaikan yang terkandung didalamnya yakni yang berbentuk malaikat, dan juga kekuatan-kekuatan yang jahat yang berbentuk Iblis dan tentaranya dari golongan syaiton. 3) Ma’rifat dengan kitab-kitab Allah Ta’ala yang diturunkan olehNya kepada para Rasul. 4) Ma’rifat dengan nabi-nabi serta Rasul-rasul Allah Ta’ala 5) Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi disaat itu seperti kebangkitan dari kubur, memperoleh balasan,siksa atau pahala, surga atau neraka.

  33 6) Ma’rifat kepada taqdir (qadha’ dan qadar).

  Sedangkan akhlaq dalam dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab akhlaq bentuk jamak kata khuluq atau al-khulqu,yang

  32 Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, Robbani Press, Jakarta, 1998, hlm. 5 33 Sayid Sabiq, Aqidah Islam (ilmu Tauhid), CV DIPONEGORO, Bandung, 1988, cet. 8, hlm. secara etimologi antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah

  34 laku atau tabi’at.

  Akhlak ialah kebiasaan kehendak, berarti bahwa kehendak itu

  35 bila membiasakan sesuatu maka kebiasaanya itu disebut akhlak.

  Islam member pedoman hidup kepada umat manusia yang mencapai aspek-aspek ibadah, akhlak, dan mu’amalah duniawiyah. Untuk memahami pemahaman menuju penerapan ajaran-ajarannya dan memecahkan masalah-masalah baru yang berkembang dalam kehidupan diperlukan pemikiran dan tindakan yang rasional.

  Dapat disimpulkan bahwa mapel/ matapelajaran Aqidah Akhlak adalam salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang aqidah atau keyakinan serta budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at untuk mengembangkan potensi anak didik yang dilakukan secara sistematis dan pragmatis, berdasarkan hukum Islam agar dapat dipahami, dihayati dan di amalkan serta sebagai pandangan hidupnya untuk menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

  Materi Aqidah menurut Kementrian Agama Republik Indonesia, menjelaskan pengertian Aqidah berarti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang

  36 patut disembah dan Pencipta serta Pengatur alam semesta ini.

  b. Unsur-unsur dalam Aqidah 1) Dalil / Argumentasi dalam Aqidah

  34 35 Mubasyaroh, Buku daros, Op.Cit. hlm. 24 36 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), PT Bulan Bintang, Jakarta, 1993, cet. 7, hlm. 62 Kementrian Agaman Republik Indonesia 2014, Pegangan Guru Aqidah Akhlak

  Dalam membahas akidah harus diajukan argumentasi yang benar yang memadai disebut Dalil. Dalil dalam akidah ada dua yaitu Dalil Aqli dan Dalil Naqli (Wahyu Allah)

  2) Tujuan Aqidah Islam

  a) Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu- satunya.

  b) Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan dan keraguan.

  c) Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa.

  d) Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah e) Bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan

  f) Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dan kebahagiaan jasmani dan rohani 3) Metode-metode peningkatan kualitas aqidah a) Melalui pembiasaan dan keteladanan.

  b) Melalui pendidikan dan pengajaran 4) Aqidah Akhlak, Kurikulum 2013 Prinsip-prinsip Aqidah dalam

  Kehidupan a) Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah Swt adalah Esa.

  b) Pengakuan bahwa para Nabi telah diangkat dengan Allah Swt.

  c) Kepercayaan akan adanya hari kebangkitan.

  d) Keyakinan bahwa Allah Swt.. adalah Maha Adil.

  Pengertian Akhlak secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan- perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syara

  37 (hukum Islam), disebut akhlak yang baik.

  c. Landasan pembelajaran Aqidah Akhlak Pelaksanaan pendidikan pendidikan agama islam (Aqidah

  Akhlak) disekolah mempunyai dasar landasan yang kuat. Dasar tersebut ditinjau dari berbagai segi yaitu: 1) Landasan yuridis

  Semangat keagamaan setelah bangsa Indonesia merdeka dari penjajah tercermin dalam batang tubuh UUD 1945 dalam alenia ke tiga dan ke empat, dan sila pertama pancasila, yaitu ketuhanan yang maha esa

  Berdasarkan konstitusional terdapat dalam UUD 1945 bab VI

  pasal 30. Sedangkan berdasarkan koperasionalnya terdapat dalam UU system pendidikan nasional tentang pendidikan keagamaan yang berfungsi mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya

  38 dan atau menjadi ahli ilmu agama.

  2) Landasan Religius Al Qur’an dan Hadits adalah sumber ajaran islam yang orisisnil, banyak ayat Al Qur’an dan Hadits secara langsung maupun tidak langsung yang berbicara tentang kewajiban ummat islam melaksanakan pendidikan, khususnya pendidikan agama islam.

  37 38 Ibid , hlm. 17

B. Hasil Penelitian Terdahulu

  P enelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang dilakukan

  sebelumnya. Adapun penelitian yang terdahulu dengan judul ini sebagai berikut:

  1. Giovanni Angelia. (12120100005). Efektivitas Music Mnemonic

  (Serial Position Effect) Terhadap Memori Pada Siswa-Siswi Kelas 1 Sekolah Dasar Untung Suropati I Sidoarjo. Skripsi. Sarjana Strata 1.

  Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan Surabaya

  )

  (2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan memori antara siswa-siswi yang menggunakan music mnemonic (serial

  position effect) dengan yang tidak menggunakan teknik mnemonic (serial position effect) (p=0,192; p>0,05). Hal ini dapat disebabkan oleh

  keterbatasan waktu penelitian, keunikan individu yang memengaruhi 39 kondisi dan sikap subjek selama pengambilan data .

  2. Penelitian M. Abdul Rozaq dengan judul skripsi: “ Studi Korelasi Antara Teknik Skimming dengan Pemahaman Materi Keotentikan Al- Qur’an pada Mapel Al-Qur’an Hadits di MA NU Ibtidaul Falah Desa Samirejo Dawe Kudus”, Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. Dalam penelitian ini diketahui bahwa (1) penggunaan teknik skimming pada mapel Al-Qur’an Hadits di MA NU Ibtidaul Falah Dawe dalam kategori baik, dengan nilai 41,5. (2) Pemahaman keotentikan Al-Qur’an pada mapel Al-Qur’an Hadits di MA NU Ibtidaul Falah dalam katagori baik, dengan nilai 81,9. (3) Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai t xy (hitung) sebesar 0,864 dari hasil tersebut diketahui bahwa t xy > t table signifikan 5% (0,864>0,279), dan 39 signifikan 1% (0,864>0,361), hal ini menunjukkan bahwa terdapat

  Giovanni Angelia. (12120100005). Efektivitas Music Mnemonic (Serial Position Effect)

Terhadap Memori Pada Siswa-Siswi Kelas 1 Sekolah Dasar Untung Suropati I Sidoarjo. Skripsi. korelasi yang signifikan antara teknik skimming dengan pemahaman materi keotentikan Al-Quran pada Mapel Al-Qur’an Hadits di MA NU

40 Ibtidaul Falah Dawe.

  Pada penelitian terdahulu mereka meneliti tingkat pemahaman yang dipengaruhi oleh teknik skimming dan system kredit semester, sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunakan metode serial position effeck guna mengetahui tingkat pemahaman siswa pada matapelajaran akidah Akhlak.

C. Kerangka Berfikir

  Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

  41

  masalah penting. Penelitian ini, peneliti menentukan dua variabel penelitian, satu variabel independen atau variabel bebas dan satu variabel dependen atau variabel terikat.

  Penelitian ini, peneliti menentukan metode serial position effect (X1), dan pemahaman siswa (Y) pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq di MA NU Miftahul Falah. Metode pembelajaran tersebut dapat mempengaruhi pemahaman siswa, karena metode tersebut didasarkan pada keaktifan siswa yang mana siswa ikut mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan dan membuat kesimpulan serta memberi peluang kepada siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan memahami materi yang diberikan, jika penerapan metode tersebut dapat berlangsung secara optimal maka tidak lain pemahaman yang di pelajari siswa dalam hal ini mata pelajaran Aqidah Akhlaq akan meningkat. karena didalam kelas siswa mempunyai karakter 40 yang berbeda-beda, ada kalanya rendahnya minat siswa dalam mengikuti

  M. Abdul Rozaq dengan judul skripsi: “ Studi Korelasi Antara Teknik Skimming dengan

Pemahaman Materi Keotentikan Al-Qur’an pada Mapel Al-Qur’an Hadits di MA NU Ibtidaul Falah

Desa Samirejo Dawe Kudus”, Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus .2014. 41 Sugiyono, Metode Pnelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

  pelajaran sehingga pemahaman siswa masih rendah. Hal itu disebabkan karena kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam pembelajran Aqidah Akhlaq, serta seringnya strategi dan metode-metode pembelajarannya bersifat monoton. Dengan demikian mengakibatkan anak menjadi bosan, menganggap materi kurang menarik bahkan memberatkan. Akibatnya pembelajaran tidak interaktif, kurang menarik, dan terkesan hanya mengejar target penyelesaian pokok bahasan sehingga pemahaman tidak didapat oleh peserta didik. Oleh karena itu dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam penelitian ini yang ingin diketahui adalah pengaruh metode guru mata pelajaran Aqidah Akhlaq dalam menerapkan metode serial position effect dalam proses pembelajarannya guna meningkatkan pemahaman siswa.

  Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat dijelaskan melalui kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

  

Metode pembelajaran Tingkat Pemahaman Siswa

Serial Position Effect (X) (Y)

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

  42 penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

  Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti. Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah:

  Ho : Tidak ada pengaruh antara implementasi metode pembelajaran serial

  position effect terhadap tingkat pemahaman siswa pada mapel Aqidah

  Akhlak Ha : Ada pengaruh antara implementasi metode pembelajaran serial position

  effect terhadap tingkat pemahaman siswa pada mapel Aqidah Akhlak

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK Marsya Naqiya Azzahra

0 2 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran a. Definisi Model Pembelajaran - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII MATERI PRISMA DAN LIMAS DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL

1 1 38

BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri 1. Definisi Penyesuaian Diri - Gambaran Penyesuaian Diri pada Muallaf

1 1 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Resiliensi 1. Definisi Resiliensi - Pengaruh Social Support terhadap Resiliensi Ibu Tunggal

0 0 23

BAB II LANDASAN TEORI A. SIKAP 1. Definisi Sikap - Sikap Terhadap Jinamee Tinggi Pada Masyarakat Aceh

0 0 12

BAB II LANDASAN TEORI A. PENYESUAIAN DIRI 1. Definisi Penyesuaian Diri - Penyesuaian Diri Lansia Pasca Bercerai

0 0 30

7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi

0 0 16

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Deskripsi Teori 1. Metode Inquiry a. Pengertian Metode Inquiry - HUBUNGAN ANTARA METODE INQUIRY DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MTS NU IBTIDAUL FALAH SAMIREJO DAWE KUDUS TA

0 0 21

BAB II PENGEMBANGAN SILABUS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA A. Pengembangan Silabus 1. Pengertian, Dasar, dan Tujuan Pengembangan Silabus - ANALISIS PENGEMBANGAN SILABUS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM PENINGKAT

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH IMPLEMENTASI METODE SERIAL POSITION EFFECT TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MA NU MIFTAHUL FALAH CENDONO DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Reposit

0 0 7