PENGEMBANGAN SUASANA KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN EXSTRAKURIKULER DI SMAN 1 TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Studi Transfer pada Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung) - Raden Intan Repository
PENGEMBANGAN SUASANA KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN
EXSTRAKURIKULER DI SMAN 1 TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT(Studi Transfer pada Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan
Lampung)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
SINTA PATMA MALA
NPM : 1311010369
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG
1440 H/2019 M
PENGEMBANGAN SUASANA KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN
EXSTRAKURIKULER DI SMAN 1 TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
(Studi Transfer pada Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan
Lampung)Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
SINTA PATMA MALA
NPM : 1311010369
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Prof. Dr. H. Achmad Asrori, MA. Pembimbing II : Dr. H. M.Akmansyah, MA.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG
1440 H/2019 M
ABSTRAK PENGEMBANGAN SUASANA KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN
EXSTRAKURIKULER DI SMAN 1 TULANG BAWANG TENGAH
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
Oleh : SINTA PATMA MALALatar belakang masalah pada penelitian ini, yaitu dilihat banyaknya peserta didik yang tidak menanamkan nilai-nilai agama pada saat berada di sekolah maupun diluar sekolah. Dalam hal tersebut maka sekolah menyediakan wadah untuk mengembangkan suasana keagamaan di SMAN 01 Tulang Bawang Tengah yaitu rohani Islam (rohis).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti memiliki latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana Pengembangan Suasana Keagamaan melalui Kegiatan Exstrakurikuler rohani Islam (Rohis) di SMA N 01 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
?” Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dan yang menjadi alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah peserta didik ekstrakurikuler rohis SMAN 01 Tulang Bawang Tengah, pembina dan pengurus ekstrakurikuler rohis SMAN 01 Tulang Bawang Tengah dan kepala sekolah SMAN 01 Tulang Bawang Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam ekstrakurikuler rohis SMAN 01 Tulang Bawang Tengah, bahwa dengan diadakan ekstrakurikuler rohani Islam (rohis) dapat mengembangkan suasana keagamaan yang terdapat pada peserta didik SMAN 01 Tulang Bawang Tengah, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler rohis dapat mengembangkan suasana keagamaan pada peserta didik SMAN 01 Tulang Bawang Tengah.
Kata Kunci : Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)
M O T T O
Artinya: mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, .
dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
1
(QS. Al-Baqoroh : 3)
1 Al-
Qur‟an Terjemah dan Tajwid, Terjemahan Surat Al-Alaq Ayat 1-5, (Bandung: PT Sygma
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, dan shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW maka dengan tulus ikhlas disertai perjuangan dengan jerih payah peneliti, Alhamdulillah peneliti telah menyelesaikan skripsi ini, yang kemudian skripsi ini peneliti persembahkan kepada: 1.
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Kholidin dan Ibu Erlina yang telah memberiku segalanya untukku, kasih sayang serta do‟a yang selalu menyertaiku. Karya ini serta do‟a tulus kupersembahkan untuk kalian atas jasa, pengorbanan, keikhlasan membesarkan aku dengan tulus dan penuh kasih sayang. Terimakasih ibu dan bapakku tercinta, aku mencintai kalian karena Allah SWT.
2. kakaku, Reski Arifin dan adikku Sintia Julia, yang menanti contoh terbaik dariku dan seluruh keluargaku yang selalu mendukungku mencapai keberhasilan pendidikan. Terimakasih untuk do‟a dan dukungan yang telah diberikan.
3. Calon Imam, Iskari Ridwan, yang senantiasa selalu memberikan suport, motivasi dan waktunya serta do‟a nya, karya ini kupersembahkan untuk mu atas pengorbanan mu selama ini yang selalu menemaniku untuk menyelesaikan karya ini. Terimakasih bayak padamu untuk segala usahamu serta do‟a mu.
RIWAYAT HIDUP
Sinta Patma Mala , lahir di desa Gunung Katun Tanjungan, Kecamatan
Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, pada tanggal 23 November 1995 yang merupakan anak kedua dari pasangan bapak Kholidin dan ibu Erlina Jenjang pendidikan yang pernah dilalui peneliti adalah SDN 1 Katun
Tanjungan Tulang Bawang Udik, lulus tahun 2007, SMPN 2 Tulang Bawang Tengah, lulus tahun 2010, SMAN 1 Tulang Bawang Tengah, Program Ilmu Pengetahuan Sosial, lulus tahun 2013, IAIN Raden Intan Lampung, sejak tahun 2013 hingga sekarang. pada saat kelas VII hingga kelas IX, dan ketika menginjak di bangku SMA peneliti aktif dalam kegiatan nari, dan pengalaman yang diperoleh pernah mewakili sekolah sebagai lomba nari pada waktu itu.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur selalu terucap atas segala nikmat yang di berikan Allah SWT kepada kita, yaitu berupa nikmat iman, islam dan ihsan, sehingga saya (peneliti) dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik walaupun di dalamnya masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman yang penuh kegelapan menuju zaman terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang.
Skripsi ini peneliti susun sebagai tulisan ilmiah dan diajukan untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Raden Intan Lampung.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan yang ada pada diri peneliti. Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada yang terhormat : 1.
Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung beserta stafnya yang telah banyak membantu dalam proses menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
2. Bapak Dr. Imam Syafe‟i, M. Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Ibunda Prof. Dr. Hj. Achmad Asrori, MA. selaku pembimbing I dan Bapak Dr.
H. Akmansyah, MA selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu serta mencurahkan fikirannya dalam membimbing peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah beserta para karyawan yang telah membantu dan membina penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
5. Pimpinan perpustakaan baik pusat maupun Fakultas yang telah memberikan 6.
Sirdin Effendi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 01 Tulang Bawang Tengah beserta dewan guru dan para peserta didik yang telah membantu memberikan keterangan selama penulis mengadakan penelitian sehingga selesainya skripsi ini.
7. Ibunda Dra. Desmalia selaku pembina rohani Islam (rohis) SMA N 01 Tulang Bawang Tengah yang menjadi mitra dalam penelitian ini, terimakasih atas bimbingannya selama penelitian ini berlangsung.
8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2013, terkhusus pada kelas G.
9. Almamaterku (UIN Raden Intan Lampung) yang telah memberikan pengalaman
10. Semua pihak dari dalam maupun dari luar yang telah memberikan dukungannya sehingga peneliti bisa menyelsaikan karya tulis ini.
Peneliti berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga usaha dan jasa baik dari Bapak, Ibu, dan saudara/i sekalian menjadi amal ibadah dan diridhoi Allah SWT, dan mudah- mudahan Allah SWT akan membalasnya,
Aamiin Yaa Robbal „Aalamiin...
Bandar Lampung, 26 Februari 2019 Peneliti,
Sinta Patma Mala
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v
MOTTO ................................................................................................. vi PESEMBAHAN .................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xviiBAB I PENDAHULUAN A. PenegasanJudul ........................................................................... 1 B. AlasanMemilihJudul ................................................................... 2 C. LatarBelakangMasalah ................................................................ 3 D. Identifikasi Masalah .................................................................... 8 BatasanMasalah........................................................................... 9 F. Fokus Masalah ........................................................................... 9 G. Rumusan Masalah ....................................................................... 10 H. Tujuandan KegunaanPenelitian .................................................. 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengembangan .......................................................................... 12 B. Suasana Keagamaan ................................................................ 12 C. Rohani Islam (Rohis) 1. PengertianRohani Islam ........................................................ 15 2. Urgensi Rohani Islam ........................................................... 17 3. Indikator Rohani Islam .......................................................... 19 4. Peran Rohani Islam .............................................................. 21 5. Bentuk Kegiatan Rohani Islam ............................................ 23 6. Faktor-faktor Pendukung dalam Beragama ......................... 28 7. Faktor-faktor Penghambat dalam Beragama ........................ 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelititan
2. Sifat Penelitian ...................................................................... 39 B.
RuangLingkupPenelitian 1.
Subjek Penelitian ................................................................... 40 2. Objek Penelitian .................................................................... 40 3. Lokasi Penelitian ................................................................... 41 4. Waktu Penelitian ................................................................... 41 5. Sumber Data .......................................................................... 41 C.
TeknikPengumpulan Data 1.
Observasi ............................................................................... 43 2. Interview (wawancara) .......................................................... 45 3. Dokumentasi ......................................................................... 48 D.
TeknikAnalisis Data 1.
Reduksi Data (Data Reduction) ............................................. 50 2. Penyajian Data (Display Data) .............................................. 50 3. PenarikanKesimpulan (Verification) ...................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA A. Hasil Penelitian 1. Profil Sekolah ......................................................................... 52 2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah .............................................. 54 3. Struktur Organisasi Sekolah .................................................. 55 4. Tenaga Pengajar/Guru ........................................................... 56 5. Peserta Didik ......................................................................... 58 6. Struktur Organisasi Rohis ...................................................... 60 7. Struktur Kurikulum Rohis ..................................................... 60 B. Analisis Data 1. Pelaksanaan Kegiatan Rohani Islam ..................................... 64 2. Indikator Rohani Islam ........................................................... 85 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 89 B. Saran.... ........................................................................................ 89 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Profil Sekolah SMA N 01 Tulang Bawang Tengah ............ 52 Tabel 2 : Data Guru SMA N 01 Tulang Bawang Tengah .................. 56 Tabel 3 : Data Peserta Didik SMA N 01 Tulang Bawang Tengah ...... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Sekolah ............................................ 53 Gambar 2 : Struktur Organisasi Rohis ................................................ 60
BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman didalam memahami judul skripsi
ini, perlu diberikan penegasan terhadap judul skripsi “Pengembangan Suasana
Keagamaan Melalui Kegiatan Exstrakurikuler Di Sman 1 Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat”. Maka peneliti mempertegas kata yang dianggap penting sebagai berikut:
1. Pengembangan
Menurut Seels pengembangan berarti proses menterjemahkan atau secara khusus berarti proses menghasilkan bahan-bahan pembelajaran.
Sedangkan menurut Tessmer pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal
2 akhir, seperti analisis kontekstual.
2. Agama
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha
2 Alim Sumarno, Penelitian Kausalitas Komparatif, (Surabaya: Elerning Unisa, 2012), hlm.
untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah,
3 mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.
3. Ekstrakurikuler
Menurut Subagiyo (2003: 23) ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa dari berbagai bidang
4 studi.
B. Alasan Memilih Judul
Dalam penulisan ini mempunyai alasan memilih judul sebagai berikut: Dalam judul ini ada permasalahan yang perlu di teliti yaitu kegiatan ekstrakurikuler (Rohis) yang ada di SMAN 01 Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat 2. Pembahasan ini sesuai dengan jurusan program studi pendidikan agama Islam
(PAI) 3. Penulis sebagai alumni SMAN 01 Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat tertarik mengangkat permasalahan tersebut yaitu yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler khususnya Rohis.
3 Emile Durkheim, Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm 72.
C. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini, pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Tetapi, pendidikan itu kurang lengkap apabila hanya mencetak lulusan yang memiliki kecerdasan intelektual saja tanpa diimbangi dengan jiwa religius yang seharusnya dimiliki oleh siswa.
“Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan rohani siswa gunamenuju terbentuknya kepribadian yang
5
utama. Sehingga pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang ” memiliki peranan penting dalam membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang utama.
“ Pendidikan sebagai proses tranformasi budaya,
6 Pendidikan Islam adalah pendidikan dengan seluruh totalitasnya yang lain”.
dalam konteks Islam inhern dalam konotasi istilah “tarbiyah,ta‟lim, dan ta‟dib
7
yang difahami secara bersama- Sebagaimana tertuang dalam Undang- sama”. Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuannya pada Bab II pasal 3 menjelaskan tentang fungsi pendidikan.
5 6 Zuhairi, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hlm. 9 7 Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2012), hlm. 33 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Moderenisasi di Tengah Tantangan
“Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, berahlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga
8
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang memiliki landasan akan pentingnya nilai-nilai agama Islam, maka pendidikan itu akan memasukkan materi-materi keagamaan dalam bentuk pengajaran di kelas maupun dalam bentuk pengajaran diluar kelas berupa kegiatan ekstrakurikuler. yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Yang pertama, kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara peserta didik dan guru untuk mendalami materi- materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh siswa.Kegiatan kurikuler ini berarti serangkaian proses dalam rangka menyelenggarakan kurikulum pendidikan yang sedang diberlakukan atau dijalankan sebagai input pendidikan. Sedangkan yang kedua, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas atau di luar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan sumberdaya 8 Buku Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional manusia yang dimiliki siswa baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkan siswa di dalam kelas maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat
9 yang ada dalam dirinya melalui kegiatan yang wajib maupun pilihan.
Pendidikan Islam mengajarkan manusia untuk mentaati perintah Allah SWT, menghormati orang lain, dan menjaga kelestarian lingkungan dan alam.
Sebagaiman termanifestasi dalam prinsip hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal alam. Apabila salah satu aspek tersebut tertinggal maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam hidup. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari keseluruhan pengembangan institusi sekolah. Berbeda dengan petunjuk pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan pada inisiatif sekolah atau madrasah. Secara yuridis,pengembangan kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam surat Keputusan Menteri (Kepmen) yang harus dilaksanakan oleh sekolah dan madrasah. Salah satu Keputusan Menteri yang mengatur kegiatan ekstrakurikuler adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.125/U/2002 tentang kalender pendidikan dan jumlah belajar efektif di Sekolah. Pada bagian keputusan itu dijelaskan pada Lampiran Keputusan Mendiknas Nomor 125/U/2002 tanggal 31 Juli 2002, 9 Departemem Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama yaitu: “kegiatan ekstrakurikiler yang diarahkan pada peningkatan akhlak
mulia, pemahaman, pendalaman dan amaliah agama termasuk kegiatan
10 ekstrakurikuler lainnya yang bermuatan moral ”.
Kegiatan ekstrakurikuler yang peneliti teliti disini adalah ekstrakurikuler yang berhubungan dengan keagamaan yaitu Rohani Islam (Rohis) karena ini memiliki peranan penting dalam suatu lembaga pendidikan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler Rohis dapat dijadikan sebagai salah satu solusi yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan dalam melakukan pembinaan terhadap tingkah laku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Proses internalisasi nilai-nilai agama Islam terhadap tingkah laku siswa dapat Rohis yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, yang penekanan utamanya pada pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadikan suatu proses penyadaran nilai-nilai agama Islam, bahkan sampai pada internalisasi nilai-nilai agama Islam yang dapat memberikan pengaruh terhadap tingkah laku siswa dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.
”Internalisasi adalah menyatunya nilai dalam diri seseorang, atau dalam bahasa psikologi merupakan penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, perilaku (tingkah laku), praktik dan aturan baku pada diri seseorang. Nilai-nilai agama Islam adalah 10 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: VC Alfabeta,2004),
11
nilai luhur yang ditransfer dan diadopsi ke dalam diri ”.
Jadi, dapat ditegaskan bahwa internalisasi nilai-nilai agama Islam adalah suatu proses memasukkan nilai-nilai agama secara penuh ke dalam hati, sehingga ruh dan jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama Islam. Internalisasi nilai-nilai agama Islam itu terjadi melalui pemahaman ajaran agama secara utuh, dan diteruskan dengan kesadaran akan pentingnya agama Islam, serta ditemukannya posibilitas untuk merealisasikannya dalam kehidupan nyata.
Selanjutnya Rohis dijadikan sebagai salah satu alat untuk menanamkan nilai-nilai religius terhadap anak didik karena di dalam pendidikan Rohis ini dikembangkan, seperti nilai kedisiplinan, nilai kesederhanaan, nilai kemandirian, nilai kedewasaan, nilai persaudaraan, nilai keadilan dan nilai kesabaran. Melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis inilah para siswa diajarkan nilai-nilai agama Islam yang bersih dari syirik dan menyesatkan,
12 semuanya itu dikarenakan demi mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat.
Rohis sebagai interaksi educatif adalah hubungan timbal balik antara pihak yang satu dengan yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu, untuk mencapai pengertian berssama yang kemudian untuk mencapai tujuan(dalam
11 Ibid ., hlm. 21.
13 kegiatan belajar berarti untuk mencapai tujuan belajar).
Mengingat pentingnya pengembangan nilai-nilai (transfer of value) yang positif, terutama nilai-nilai religius yang perlu dikembangkan dalam
14
rangka mewujudkan tujuan pendidikan, maka kenyataan diatas menjadi suatu hal unik dan menarik yang mengandung perhatian untuk dilihat, dicermati, dan dipelajari. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melihat lebih dekat kegiatan ekstrakurikuler (Rohis) yang ada di SMAN 01 kaitannya dengan nilai pendidikan agama Islam didalamnya.
D. Identifikasi Masalah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari
“Pengembangan Suasana Keagamaan Melalui Kegiatan Exstrakurikuler di
SMAN 01 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun
Pelajaran 2017/2018 ” perlu kiranya penulis memberikan identifikasi dan batasan masalah sebagai berikut: a.
Belum semua siswa SMAN 01 Tulang Bawang Tengah ikut kegiatan Rohani Islam (Rohis).
b.
Kurangnya guru-guru dalam mendukung terhadap kegiatan Rohis.
c.
Metode kegiatan Rohis SMAN 01Tulang Bawang Tengah dalam 13 menyampaikan pelajaran kurang menarik.
Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rajawali: 2014), hlm. 8. 14 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan
d.
Suasana pengembangan keagamaan SMAN 01Tulang Bawang Tengah belum efektif.
E. Batasan Masalah
Kemudian karena adanya keterbatasan baik tenaga dan waktu supaya hasil penelitian lebih berfokus maka penelitian tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada pada objek atau situasi tertentu, tetap perlu
15 menentukan fokus.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Ekstrakurikuler dalam penelitian ini adalah Rohani Islam (Rohis) b.
Program-program Kerja Rohani Islam SMAN 01Tulang Bawang Tengah Dampak Ekstra kurikuler Rohani Islam (Rohis) bagi siswa SMAN 01 Tulang Bawang Tengah.
F. Fokus Masalah
Kemudian setelah batasan masalah, lalu peneliti menentukan fokus masalah, fokus masalah ini berkenaan dengan materi-materi yang akan diajarkan pada anggota rohis. Adapun materi yang disampaikan oleh pembina rohis yaitu menanamkan akhlak pada anggota rohis.
15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
G. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana Pengembangan Suasana
Keagamaan melalui Kegiatan Exstrakurikuler rohani Islam (Rohis) di SMA N 01 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?
” H.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan:
“Untuk mengetahui Pengembangan Suasana Keagamaan melalui kegiatan Exstrakurikuler (Rohis) di SMA N 01 Tulang Bawang Tengah.
Dengan penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat:
a. Secara Teoritis Hasilkajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap pengembangan nilai-nilai religius peserta didik yang dapat di terapkan di tengah-tengah masyarakat. Selain itu dapat menambah khasanah ilmiah terutama berkenaan dengan ekstra kurikuler Rohis.
b. Secara Praktis 1)
Bagi SMA N 01 Tulang Bawang Tengah Diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan dapat memberikan solusi untuk penunjang keberhasilan pengembangan nilai-nilai religius terhadap tingkah laku siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis.
2) Bagi UIN Raden Intan Lampung
Sebagai khazanah keilmuan dan wawasan pembelajaran serta tambahan referensi tentang pengembangan nilai-nilai religius siswa melalui ekstra kurikuler Rohis. Sebagaimana yang ditemukan oleh peneliti di SMA N 01 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat. 3)
Bagi Peneliti Memberikan wawasan dan meningkatkan keaktifan peneliti di dalam melatih pola berfikir secara ilmiah, berlatih mandiri dan berpengalaman bagi kehidupannya di masa yang akan datang, terutama tentang
“Pengembangan Suasana Keagamaan Terhadap
Peserta Didik Melalui Kegiatan Exstrakurikuler di SMAN 01 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengembangan Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi peserta didik.
Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi : teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan
16 teknologi terpadu.
B. Suasana Keagamaan
Pengembangan Suasana Keagamaan ( nilai-nilai religius) adalah membentuk/menciptakan nilai-nilai keislaman, agar tertanamkan akhlakul karimah dalam diri siswa, nilai religius adalah nilai-nilai kerohanian yang tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi, serta bersumber pada kepercayaan dan
17
keyakinan manusia. Pengembangan kehidupan (beragama maupun sosial) memiliki dua pada hakekatnya memiliki dua dorongan untuk maju belajar dan berkembang terus the drive to grow , to develop,dan dorongan untuk mempertahankan diri, diterima dan diakui di dalam masyarakat sosial (to drive
tosurvivce ). Kedua dorongan tersebut terpantul didalam suasana exsistensi
psicologik seseorang yaitu masing-masing kutup exsistensi psicologik dan
18 kutup exsistensi individual yang terjalin menjadi suatu kehidupan seseorang.
Keagamaan bera sal dari kata dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan akhiran “-an”. Agama itu sendiri mempunyai arti kepercayaan kepada
19 Tuhan, ajaran kebaikan yang bertalian dengan kepercayaan. Pengertian agama
sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “tidak kacau”. Agama diambil dari dua akar suku kata, yaitu “a” yang berarti tidak, dan “gama” yang berarti “kacau”. Jadi kalau ditelusuri dari makna-makna artinya, maka didapati arti dari agama yang sesungguhnya yaitu aturan atau tatanan untuk mencegah
20
kekacauan dalam kehidupan manusia. Dalam buku Ilmu Jiwa Agama, yang dimaksud dengan aktivitas keagamaan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan
21 dan menjalankan ajaran Agama dalam kehidupan sehari-hari. 17 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 10 18 19 Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, PT. Indek, Jakarta,2008, h.99 20 Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 2. 21 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 13.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), hlm.
Pengertian agama bila ditinjau secara deskriptif sebagaimana yang telah diungkapkan oleh George Galloway, adalah sebagai keyakinan manusia terhadap kekuatan yang melampaui dirinya, kemana ia mencari pemuas kebutuhan emosional dan mendapat ketergantungan hidup yang diekspresikan
22
dalam bentuk penyembahan dan pengabdian. Dari pengertian tersebut diungkapkan oleh George Galloway dapat dijelaskan bahwa agama merupakan keyakinan yang diakui oleh seluruh manusia dengan mempercayai akan adanya sesuatu kekuatan yang lebih besar dari manusia, yakni kekuatan yang Maha Besar yang menjadikan manusia bergantung kepada-Nya dan menjadikan manusia menyembah. adanya perasaan takut dan karena merupakan kebutuhan rohani yang tidak bisa diabaikan keberadaannya, karena hal tersebut dapat menimbulkan adanya perasaan yang menjadi pendorong utama timbulnya rasa keberagamaan. Menurut Hendropuspito, agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan
23
masyarakat umumnya . Dalam Kamus Sosiologi, pengertian agama ada tiga macam, yaitu kepercayaan pada hal-hal yang spiritual, perangkat kepercayaan
22 23 Jalaluddin, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 2000), hlm. 56.
Ahmad Norman, Metodologi Studi Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), dan praktek-praktek spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri, serta
24 ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.
C. Rohani Islam (Rohis) 1.
Pengertian Rohani Islam Rohani Islam berasal dari dua kata yaitu Rohani dan Islam. Rohani
1 artinya berkaitan dengan roh/rohaniah.
Secara etimologis, “Islam” berasal dari bahasa Arab, diderivasikan dari “salima” yang berarti selamat sentosa.
Dari kata ini dibentuk aslama yang berarti “memelihara dalam keadaan yang selamat sentosa”, dan juga berarti “menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat”. Kata “aslama” itulah yang menjadi kata pokok dalam “Islam”,
25 Menurut Koesmarwanti dan Nugroho Widiyantoro, kata Rohani
Islam ini sering disebut dengan istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah
26 di sekolah.
Rohani Islam merupakan kegiatan Ekstrakurikuler yang dijalankan di luar jam pelajaran. Tujuannya untuk menunjang dan membantu memenuhi keberhasilan pembinaan Intrakurikuler, yang diantaranya yaitu 24 meningkatkan suatu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan memperluas cara 25 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 430. 26 M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Pustaka Nuun, 2010), hlm. 29.
Nugroho Widiyantoro, Panduan Dakwah Sekolah, Kerja besar untuk Perubahan Besar, berfikir siswa yang kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi
27 belajarnya.
Dari beberapa pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Rohani Islam adalah organisasi da‟wah Islam dikalangan pelajar dalam lingkungan sekolah. Organisasi yang memperdalam dan memperkuat Islam ini biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakulikuler di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Dengan adanya Rohani Islam, peserta didik dapat memperoleh pembinaan pengamalan ajaran agama Islam secara lebih mendalam sehingga diharapkan dapat mengurangi kenakalan para pelajar yang terjadi selama ini, meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama tentang ajaran agama Islam, senantiasa menanamkan, membudayakan, mengabarkan, serta mengaktualisasikan nilai-nilai Islam, dan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi para siswa.
Salah satu maksud dakwah yang dilakukan oleh Rohani Islam yaitu untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.
Sebagaimana perintah Allah SWT dalam firmannya Q.S. Ali-Imran ayat 110:
27 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Belajar Agama, (Bandung: Pustaka Banin Quraisyi, 2004),
Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
28 mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Imron: 110).
Dakwah merupakan sebuah keharusan dalam Islam, karena dakwah adalah salah satu cara untuk memelihara agama Islam itu sendiri. Pada zaman sekarang ini, dakwah telah dikemas sedemikian rupa yang pada dasarnya adalah sama yaitu mengacu pada Rasulullah dan para sahabat.
2. Urgensi Rohani Islam (Rohis) di Sekolah
Telah disebutkan bahwasanya rohani Islam ( Rohis) merupakan salah satu organisasi yang menjalankan aktivitas dakwah di sekolah. Ada 3 alasan utama yang menjelaskan urgensi adanya dakwah sekolah yakni efektif, masif, strategis.
a.
Efektif Tidak diragukan lagi bahwa menanamkan aqidah dan moralitas kepada remaja dan pemuda adalah jauh lebih efektif daripada berdakwah kepada golongan tua yang telah sarat dengan kontaminasi kepentingan 28 pragmatis dan ideologis. Usia muda adalah periode emas untuk belajar,
Kementerian Agama RI, Al- menanamkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Sebuah pepatah Arab mengatakan “belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua bagaikan menulis di atas air”.
b.
Masif Disebut “masif” atau massal adalah karena jumlah populasi pelajar sangat banyak dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Obyek dakwah yang massif tentu saja sangat vital. Bila pengaruh dakwah sedemikian besar kepada segmen pelajar, maka perbaikan moralitas dan fikroh masyarakat akan tumbuh secara massif pula.
c.
Strategis mensuplai SDM shalih di berbagai lapisan masyarakat sekaligus. Maka bayangkanlah apa yang terjadi apabila dakwah sekolah kita maju dan berkembang. Tatkala ia berhasil menumbuh suburkan kader-kader muslim yang banyak dan berkualitas juga simpatisan-simpatisan dakwah yang massal. Mereka akan mengisi dan mewarnai lembaga-lembaga profesi di masa depan. Mereka akan menjadi agen-agen perubahan skala sistem; membersihkan seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dari kuman-kuman korupsi, kolusi dan nepotisme yang sudah akut. Mereka adalah darah baru yang akan membawa bangsa dan ummat Islam kepada zaman baru; era baru yang lebih cemerlang, maju, adil, sejahtera dan tentu
29 saja berakhlak.
3. Tujuan Rohani Islam
Rohani Islam merupakan salah satu bentuk kegiatan ekstra kulikuler disekolah. Sebelum mengetahui tujuan dari Rohis tersebut, hendaknya mengetahui tujuan dari kegiatan ekstrakulikuler terlebih dahulu.
Tujuan program kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan peserta didik, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
30 upaya pembinaan manusia seutuhnya.
sekolah adalah untuk mewujudkan barisan remaja pelajar yang mendukung dan memelopori tegaknya nilai-nilai kebenaran, mampu menghadapi tantangan masa depan dan menjadi batu bata yang baik dalam bangunan
31 masyarakat Islami.
29 Nugroho Widiantoro, Panduan Dakwah Sekolah, Kerja Besar untuk Perubahan Besar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), hlm. 29-31. 30 Departemen Agama R.I., Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah; Panduan Untuk Guru dan Siswa , (Jakarta: Depag RI, 2004), hlm.
10. 31 Nugroho Widiyantoro, Panduan Dakwah Sekolah: kerja Besar untuk Perubahan Besar,
Secara singkat tujuan bimbingan rohani Islam itu dapat dirumuskan sebagai berikut: a.
Tujuan Umum 1)
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2) Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat secara jasmaniah dan rohaniah.
3) Meningkatkan kualitas keimanan, ke-Islaman, keihsanan dan ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari dan nyata.
4) Mengantarkan individu mengenal, mencintai dan berjumpa dengan
32 b.
Tujuan Khusus 1) Membantu individu agar terhindar dari masalah. 2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. 3)
Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dengan orang lain.
33
32 Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hlm. 18. 33 Ainur Rohim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya tujuan Rohis adalah untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, pembinaan sikap dan nilai serta kepribadian yang pada akhirnya bermuara pada penerapan akhlak yang mulia.
4. Peran Rohani Islam (Rohis)
Rohis sebagai ekstrakurikuler di sekolah sangat memiliki andil dalam bidang keagamaan di sekolah. Dengan adanya Rohis, siswa yang kurang memperoleh pengetahuan keagamaan di kelas, maka ia bisa memperolehnya diluar kelas dengan mengikuti kegiatan-kegiatannya. Selain itu, Rohis merupakan bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang di dalamnya mengandung membina siswa agar menjadi siswa dengan tingkah laku yang baik dan tidak melanggar dari norma-norma agama.
Pada dasarnya, fungsi Rohis adalah sebagai forum, pengajaran, dakwah, dan sarana tambahan bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman ke-Islaman.
Secara umum, peran rohani Islam (Rohis) di Sekolah yaitu: a. Lembaga keagamaan
Rohis identik dengan agama Islam, hal ini disebabkan karena Rohis mempunyai motif, tujuan serta usaha yang bersumber pada agama Islam, dan semua kegiatan yang dilaksanakannya tidaklah lepas dari kerangka bernafaskan Islam, sehingga dapat menjadi wadah yang mampu menghasilkan kader-kader bangsa yang berakhlak mulia.
b.
Lembaga dakwah Rohis mempunyai tugas yang cukup serius yaitu sebagai lembaga dakwah. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan seperti pengajian, mentoring, dan sebagainya yang tidak hanya diikuti oleh anggotanya saja melainkan semua jajaran yang ada di sekolah.
c.