BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 996b7cf588 BAB IIIBAB 3 RTRW ARAHAN SPASIAL
BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola
ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu
keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan
sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat
pemanfaatan ruang3.1 RTRW Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No.
26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1) Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
a) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
2) Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
a) Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3) Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
d) Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, e) Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, f) Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau g) Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya
4) Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: (1) Pertahanan dan keamanan, a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
(2) Pertumbuhan ekonomi,a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, c. memiliki potensi ekspor,
d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal (3) Sosial dan budaya a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. (4) Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b. pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir c. memiliki sumber daya alam strategis nasional
d. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
e. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f. berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. (5) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c. ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
d. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara, e. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
f. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
g. rawan bencana alam nasional
h. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
8 Bengkulu Bengkulu, Manna, Muko-Muko, Curup
10 Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda, Liwa, Menggala, Kotabumi, Kota Agung
1 Nanggroe Aceh Darussalam Lhokseumawe Sabang, Banda
Aceh, Takengon, Meulaboh
2 Sumatera Utara Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)
Tebingtinggi, Sidikalang, pematang Siantar, Balige, Rantau Prapat, Kisaran, Gunung Balige, Padang Sidempuan, Sibolga
3 Sumatera Barat Padang Pariaman, Sawahlunto, Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
4 Riau Pekanbaru, Dumai Bangkinang, Teluk Kuantan, Bengkalis, Bagan Siapiapi, Tembilahan, Rengat, Pangkalan Kerinci, Pasir Pangarayan, Siak Sri Indrapura
5 Kepulauan Riau Batam Tanjung Pinang,
Terempa, Daik Lingga, Dabo – Pulau Singkep, Tanjung Balai Karimun
6 Jambi Jambi Kuala Tungkal, Sarolangun, Muarabungo, Muara Bulian
7 Sumatera Selatan Palembang Muara Enim,
Kayuagung, Baturaja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN NO PROVINSI PKN PKW (1) (2) (3) (4)9 Bangka Belitung Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan, Manggar
- – Jawa Barat - Banten Kawasan Perkotaan Jabodetabek
11 DKI Jakarta
12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang, Rangkas Bitung
13 Jawa Barat Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon Sukabumi,
Cikampek – Cikopo, Pelabuhanratu, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Pangandaran
14 Jawa Tengah Surakarta, Kawasan Perkotaan Semarang- Kendal-Demak- Ungaran- Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap
Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal, Pekalongan, Kudus, Cepu, Magelang, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto
15 Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta Bantul, Sleman
16 Jawa Timur Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila), Malang
Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan
17 Bali Kawasan Perkotaan Denpasar-Bangli- Gianyar- Tabanan (Sarbagita)
Singaraja, Semarapura, Negara
18 Nusa Tenggara Barat Mataram Praya, Raya, Sumbawa Besar
NO PROVINSI PKN PKW (1) (2) (3) (4)
29 Sulawesi Tenggara Kendari Unaaha, Lasolo,
Kep. Riau
4 Ranai (Ibukota Kab. Natuna) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kep. Riau
3 Kota Batam I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Riau
2 Kota Dumai I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Aceh Darussalam
1 Kota Sabang I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Nanggroe
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN NO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI (1) (2) (3) (4)33 Papua Jayapura, Timika Biak, Nabire, Muting, Bade, Merauke, Sarmi, Arso, Wamena
32 Papua Barat Sorong Fak-Fak, Manokwari, Ayamaru
31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo, Labuha, Sanana
30 Maluku Ambon Masohi, Werinama, Kairatu, Tual, Namlea, Wahai, Bula,
Bau-Bau, Raha, kolaka
19 Nusa Tenggara Timur Kupang Soe, Kefamenanu,
Ende, Maumere, Waingapu, Ruteng, Labuan Bajo
23 Kalimantan Timur Kawasan Perkotaan Balikpapan- Tenggarong- Samarinda-Bontang, Tarakan
20 Kalimantan Barat Pontianak Mempawah,
Singkawang, Sambas, Ketapang, Putussibau, Entikong, Sanggau, Sintang
21 Kalimantan Tengah Palangkaraya Kuala Kapuas,
Pangkalan Bun, Buntok, Muarateweh, Sampit
22 Kalimantan Selatan Banjarmasin Amuntai,
Martapura, Marabahan, Kotabaru
Tanjung Redeb, Sangata, Nunukan, Tanjung Selor, Malinau, Tanlumbis, Tanah Grogot, Sendawar
Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Barru, Parepare
24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang, Tilamuta
25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan Manado-Bitung Tomohon,
Tondano, Kotamobagu
26 Sulawesi Tengah Palu Poso, Luwuk, Buol,
Kolonedale, Tolitoli, Donggala
27 Sulawesi Selatan Kawasan Perkotaan Makassar- Sungguminasa- Takalar-Maros (Maminasata) Pangkajene,
28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene, Pasangkayu
NO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL STATUS PROVINSI (1) (2) (3) (4)
5 Atambua (Ibukota Kab. Belu) I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
(Tahap I) Nusa Tenggara Timur
6 Kalabahi (Ibukota Kab. Alor)
II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Nusa Tenggara
Timur
7 Kefamenanu (Ibukota Kab. Timor Tengah Utara) I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I) Nusa Tenggara Timur
8 Paloh - Aruk (Kab.
9 Jagoi Babang (Kab. Bengkayang) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Sulawesi Utara
17 Long Nawan (Kab.
Malinau)
II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Kalimantan Timur
18 Melonguane (ibukota Kab. Talaud) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Sulawesi Utara
19 Tahuna (ibukota Kab. Kep. Sangihe) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
20 Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara Barat) I / A / 2 : Pengembangan
16 Long Pahangai (kab. Kutai Barat)
Baru (Tahap I) Maluku
21 Ilwaki (Kab. Maluku Barat Daya)
II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Maluku
22 Dobo (Kab. Kep. Aru)
II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Maluku
Sambas) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan
II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Kalimantan Timur
Timur
Kalimantan Barat
12 Jasa (Kab.
10 Nangabadau (Kab.
Kapuas Hulu) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan
Barat
11 Entikong ( Kab.
Sanggau) I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Barat
Sintang)
Nunukan) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan
II / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap II) Kalimantan Barat
13 Nunukan (Ibukota Kab. Nunukan) I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
Kalimantan Timur
Barat
Nunukan) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I) Kalimantan
Timur
15 Long Midang (Kab.
14 Simanggaris (Kab.
PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NO
Daruba (Kab. Pulau I / A / 2 : Pengembangan
21 Maluku Utara Morotai) Baru (Tahap I) I / A/ 1 : Pengembangan
22 Kota Jayapura
Papua / Peningkatan Fungsi (Tahap I) Kota Tanah Merah I / A/ 1 : Pengembangan
23 (Ibukota Kab. Tanah / Peningkatan Fungsi Papua
Merah) (Tahap I) I / A/ 1 : Pengembangan Kota Merauke
24 / Peningkatan Fungsi Papua
(Ibukota Kab. Merauke) (Tahap I)Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) BerdasarkanPP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN KOTA / STATUS KAWASAN STRATEGIS SUDUT NO
PROVINSI KABUPATEN *) HUKUM NASIONAL KEPENTINGAN (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kawasan Industri Kota Nanggroe Aceh
1 Ekonomi Darussalam
Lhokseumawe Lhokseumawe Nanggroe
Kawasan
2 Ekonomi Kota Sabang Aceh Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang Darussalam
Kawasan Nanggroe
Pengembangan Ekonomi Kota Banda
3 Ekonomi Aceh Terpadu Banda Aceh
Aceh Darussalam
Darussalam
13 Kabupaten (Aceh Barat, Nagan
Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh
Nanggroe Kawasan Lingkungan
Singkil, Subulussalam,
4 Aceh Ekosistem Leuser Hidup Aceh Tenggara, Gayo
Darussalam Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh
Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang)
Kawasan Pertahanan Nanggroe
5 Kota Sabang Perbatasan Laut dan Aceh
RI termasuk 2 Keamanan Darussalam pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan Berhala) dengan dan Sumatera negara India / Thailand /
Utara Malaysia
Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang
Kawasan Rencana Tata
Kota Medan, Perkotaan Medan
Sumatera Ruang Kawasan
6 Ekonomi Binjai, Deli Utara Perkotaan
- – Binjai – Deli Serdang – Karo Serdang, Karo (Mebidangro)
Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo
KOTA / STATUS KAWASAN STRATEGIS SUDUT NO
PROVINSI KABUPATEN *) HUKUM NASIONAL KEPENTINGAN (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Utara,
Kawasan Danau Kab. Humbang Lingkungan Sumatera
7 Toba dan Hasundutan, Kab. Dairi, Hidup Utara Sekitarnya Kab. Karo, Kab.
Simalungun, Kab. Toba, Kab. Pakpak Barat
Penggunaan Kawasan Stasiun
Sumberdaya Alam Sumatera
8 Pengamat Dirgantara Kab. Agam dan Teknologi Barat Kototabang
Tinggi Kawasan Hutan Lindung Bukit Lingkungan Kab. Kuantan Singingi
9 Riau Batabuh Hidup dan Kab. Indragiri Hulu
Kawasan Hutan Lingkungan Kab. Rokan
10 Riau Lindung Mahato Hidup Hilir
Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau
Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong
Nanas, Tokong Belayar, Penggunaan Kab. Bintan, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sumberdaya Alam Kab. Natuna, Kab. Kep. Kepulauan
11 Sekatung, Senua, dan Teknologi Anambas, Kab. Riau Subi Kecil, Kepala, Batu Tinggi Karimun, Kota Batam
Mandi, Iyu Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu
Berhanti, dan Nongsa) dengan negara Malaysia / Vietnam / Singapura
Perpres No. 87 Tahun
Kab. Bintan, Kab. 2011 tentang Kawasan Batam, Bintan, dan
Kepulauan
12 Ekonomi Natuna, Kab. Karimun, Rencana Tata Karimun
Riau Kota Batam Ruang Kawasan
Batam, Bintan, dan Karimun Jambi,
Kab. Kerinci, Kota Sumatera Kawasan Lingkungan Hidup Lingkungan Padang, Kab. Lubuk Barat,
13 Taman Nasional Kerinci Seblat Hidup Linggau, Kab. Rejang Bengkulu, dan Lebong Sumatera
Selatan Kawasan Taman Lingkungan Kab. Muaro
14 Jambi Nasional Berbak Hidup Jambi
Kab. Indragiri Kawasan Taman
Lingkungan Hulu, Kab. Indragiri Hilir, Jambi dan
15 Nasional Bukit Hidup Kab. Tanjung Jabung Riau
Tigapuluh Barat, Kab. Tebo Kab.
Kawasan Taman Lingkungan Soralangu, Kab.
16 Nasional Bukit Jambi Hidup Muaratebo, Kab.
Duabelas Batanghari
Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang
Kawasan Selat Kota Serang, Kota Lampung dan Pengembang an
17 Ekonomi Sunda Bandar Lampung Banten Kawasan
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda
Penggunaan Kawasan Instalasi
Sumberdaya Alam Kota Jakarta
18 Lingkungan dan DKI Jakarta dan Teknologi Pusat
Cuaca Tinggi
KOTA / STATUS KAWASAN STRATEGIS SUDUT NO
PROVINSI KABUPATEN *) HUKUM NASIONAL KEPENTINGAN (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Penggunaan Kawasan Fasilitas Sumberdaya Alam
19 DKI Jakarta Pengolahan Data dan Satelit dan Teknologi
Tinggi Kota Jakarta Perpres
(Utara, No. 54 Tahun
Selatan, Barat, Timur, 2008 tentang Kawasan Pusat), Kota Bogor, Penataan Ruang
DKI Jakarta, Perkotaan Jabodetabek- Kab. Bogor, Kota Kawasan Jakarta,
20 Ekonomi Banten, dan Punjur termasuk Kepulauan Depok, Kota Tangerang, Bogor, Depok,
Jawa Barat Seribu Kab. Tangerang, Kota
Tangerang, Tangerang Selatan,
Bekasi, Puncak, Kota Bekasi, Kab. Cianjur
Bekasi, Kab. Cianjur Kawasan Kota Bandung,
21 Ekonomi Jawa Barat Perkotaan Cekungan Bandung Kab. Bandung
Penggunaan Kawasan Fasilitas Uji Terbang Sumberdaya Alam
22 Kab. Garut Jawa Barat Roket Pamengpeuk dan Teknologi
Tinggi Penggunaan
Kawasan Stasiun Sumberdaya Alam
23 Pengamat Dirgantara Kab. Garut Jawa Barat dan Teknologi Pamengpeuk
Tinggi Penggunaan
Kawasan Stasiun Sumberdaya Alam Kab.
24 Pengamat Dirgantara Tanjung Jawa Barat dan Teknologi Sumedang
Sari Tinggi
Penggunaan Kawasan Stasiun Sumberdaya Alam
25 Jawa Barat Telecomand dan Teknologi
Tinggi Penggunaan
Kawasan Stasiun Bumi Sumberdaya Alam Kabupaten
26 Jawa Barat Penerima Satelit Mikro dan Teknologi Pangandaran
Tinggi
- – Kawasan Pangandaran Kalipuncang Lingkungan Kab. Pangancaran, Kab. Jawa Barat dan
- – Segara Anakan
27 Hidup Ciamis, Kab. Cilacap Jawa Tengah
- – Nusakambangan (Pacangsanak)
Kawasan Kab. Kendal, Perkotaan Kendal Kab. Demak, Kab. Jawa
28 Ekonomi Semarang, Kota Tengah
- – Demak – Ungaran – Salatiga –
Salatiga, Semarang - Purwodadi Kota Semarang, Kab. (Kedung Sepur) Grobogan
Kawasan Lingkungan Kab. Jawa
29 Borobudur dan Hidup Magelang Tengah
Sekitarnya Kawasan Candi Lingkungan Kab. Klaten, Jawa
30 Prambanan Hidup Kab. Sleman Tengah Jawa
Kab. Sleman, Kawasan Taman
Tengah dan Lingkungan Kota Yogyakarta, Kab.
31 Nasional Gunung Daerah
Hidup Klaten, Kab. Boyolali, Merapi
Istimewa Kab. Magelang
Yogyakarta Kawasan Kab. Gresik,
Perkotaan Gresik Kab. Bangkalan, Kota Mojokerto, Kota
- – Bangkalan – Mojokerto –
32 Ekonomi Jawa Timur Surabaya Surabaya, Kab.
- – Sidoarjo Sidoarjo, Kab.
- – Lamongan (Gerbangkertosusi la) Lamongan Penggunaan Kawasan Stasiun Sumberdaya Alam
33 Pengamat Dirgantara Kab. Pasuruan Jawa Timur dan Teknologi Watukosek
Tinggi
- – Badung – Gianyar - Tabanan (Sarbagita)
Barat
Timur
Barat, Kalimantan
Sanggau, Kalimantan
Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab.
Pertahanan dan Keamanan
Jantung Kalimantan (Heart of Borneo)
45 Kawasan Perbatasan Darat RI dan
Hulu Kalimantan
Terpadu Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito
Hidup Kab. Kapuas
Kerihun Lingkungan
44 Kawasan Taman Nasional Betung
Kalimantan Barat
Kota Pontianak
Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Pontianak Penggunaan
46 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Ekonomi Kota Palangkaraya, Kab.
Kalimantan Barat
Terpadu Batulicin Ekonomi Kab.
Samarinda, Kab. Kutai Kalimantan
Ekonomi Kota
Muara Jawa, dan Balikpapan
Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga,
49 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Kalimantan Selatan
Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu
48 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Pulang Pisau, Kab. Kapuas, Kab. Barito
Tengah
Seruyan Kalimantan
Kotawaringin Barat, Kabupaten
Hidup Kab.
Putting Lingkungan
47 Kawasan Taman Nasional Tanjung
Tengah
Selatan Kalimantan
43 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara
Terpadu Khatulistiwa Ekonomi Kab. Sanggau
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA / KABUPATEN *) PROVINSI STATUS HUKUM (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Terpadu Bima Ekonomi
Barat
Kab. Manggarai Barat Nusa Tenggara
Lingkungan Hidup
37 Kawasan Taman Nasional Komodo
Barat
Nusa Tenggara
Kab. Bima, Kab. Dompu
36 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Lingkungan Hidup
Bali Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan
Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan
Ekonomi Kota Denpasar, Kab.
35 Kawasan Perkotaan Denpasar
Pandeglang Banten
Hidup Kab.
Kulon Lingkungan
34 Kawasan Taman Nasional Ujung
38 Kawasan Gunung Rinjani
Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok
42 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Utara, Kab. Belu Nusa
Nusa Tenggara Timur
Timor Tengah Utara, Kab. Belu
Keamanan Kab. Kupang, Kab.
Timor Leste/Australia Pertahanan dan
Ndana, dan Mangudu) dengan negara
41 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana,
Tenggara Timur
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah
Tengah, Kab. Lombok Timur
Pertahanan dan Keamanan
40 Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste
Timur
Nusa Tenggara
Terpadu Mbay Ekonomi Kab. Ngada
39 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Barat
Nusa Tenggara
Timur Tengah Maluku
Pulau Seram Kab. Maluku
Terpadu Parepare Ekonomi
Selatan
Utara Sulawesi
Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja
59 Kawasan Toraja dan Sekitarnya Sosial Budaya
Sulawesi Selatan
Kota Pare- Pare, Kab. Barru
58 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Alam Parepare Penggunaan
Selatan Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminas a, Takalar
Takalar Sulawesi
Makassar, Kab. Maros, Kab. Gowa, Kab.
Ekonomi Kota
Makassar – Maros
57 Kawasan Perkotaan
60 Kawasan Stasiun Bumi Sumber
Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Toli-Toli Sulawesi
63 Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa -
Terpadu Seram Ekonomi
64 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Tenggara
Buton, Sulawesi
Hidup Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kab.
Watumohai dan Rawa Tinondo Lingkungan
Sulawesi Tenggara
Kota Pare- Pare
Kab. Kolaka, Kota Kendari
Ekonomi Kab. Buton,
Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari
62 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Sulawesi Selatan
61 Kawasan Soroako dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Luwu
Sulawesi Selatan
Tengah
Kabupaten Parigi Moutong , Kabupaten
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA / KABUPATEN *) PROVINSI STATUS HUKUM (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Talaud Kalimantan
Kota Manado, Kota Bitung
Terpadu Manado – Bitung Ekonomi
51 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Philipina
Sulawesi Utara) Malaysia dan
Timur, Sulawesi Tengah dan
Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab. Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Sangihe Talaud, Kab. Kep.
52 Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah
Pertahanan dan Keamanan
Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan negara
Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas,
Salando, Dolangan, Bangkit, Mantewaru, Makalehi,
Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian,
50 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau
Sulawesi Utara
Aliran Sungai Tondano Lingkungan
Kabupaten Buol, Kabupaten Donggala ,
55 Kawasan Kritis Lingkungan
Lingkungan Hidup
56 Kawasan Kritis Lingkungan Buol - Lambunu
Tengah
Una-Una Sulawesi
Hidup Kab. Tojo
Balingara Lingkungan
Tengah
Hidup Kab.
54 Kawasan Poso dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi
Sulawesi Tengah
Terpadu Batui Ekonomi Kab. Banggai
53 Kawasan Pengembangan Ekonomi
Utara
Tomohon, Kota Manado Sulawesi
Minahasa,Kab . Minahasa Utara, Kota
- – Sungguminasa – Takalar (Mamminasata)
KOTA / STATUS KAWASAN STRATEGIS SUDUT NO
PROVINSI KABUPATEN *) HUKUM NASIONAL KEPENTINGAN (1) (2) (3) (4) (5) (6)
65 Kawasan Laut Banda Sosial Budaya Kab. Maluku Tengah Maluku Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Prov. Maluku:
Ararkula, Karaweira, Kab. Maluku tenggara,
Panambulai, Kultubai Utara, Kota Tual, Kab. Kultubai Selatan, Karang, Enu, Pertahanan
Kep. Aru, Kab. Maluku dan
66 Batu Goyang, Larat, Asutubun, dan Maluku Tenggara Barat, Papua
Selaru, Batarkusu, Keamanan Kab. Maluku Barat
Masela, Miatimiarang, Leti, Daya, Prov. Papua:
Kisar, Wetar, Kab. Merauke
Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara Timor Leste/Australia
Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar Kab. Halmahera, Kab. Maluku Utara,
(Pulau Jiew, Budd, Fani, Pertahanan dan
67 Sorong, Kab. Biak Papua Barat, Miossu, Fanildo, Bras, Keamanan
Numfor, Kab. Jayapura dan Papua Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau
Kawasan Lingkungan Kab. Raja Papua
68 Konservasi Keanekaragaman Hidup Ampat Barat
Hayati Raja Ampat Kawasan Pengembangan Kab. Biak
69 Ekonomi Papua Ekonomi Terpadu Biak Numfor
Penggunaan Kawasan Stasiun
Sumberdaya Alam Kab. Biak
70 Bumi Satelit Cuaca dan Papua dan Teknologi Numfor
Lingkungan Tinggi
Kawasan Stasiun Penggunaan Telemetry Tracking and Sumberdaya Alam Kab. Biak
71 Papua Command Wahana Peluncur dan Teknologi Numfor
Satelit Tinggi
72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab.
Nduga, Kab. Yahukimo, Kawasan Taman Lingkungan
73 Kab. Jayawijaya, Kab. Papua Nasional Lorentz Hidup Lanny Jaya, Kab.
Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Paniai
Kawasan Lingkungan Kab. Tel.
74 Konservasi Keanekaragaman Papua
Hidup Bintuni Hayati Teluk Bintuni Kota Jayapura, Kab.
Keerom, Kab. Kawasan Perbatasan Darat RI Pertahanan dan
75 Pegunungan Bintang, Papua dengan negara Papua Nugini Keamanan Kab. Boven Digoel, Kab.
Merauke Kawasan Prov. NAD: Nanggroe
Perbatasan Kab. Simelue, Kab. Aceh Negara termasuk Aceh Barat, Kab. Aceh Darussalam, 19 pulau kecil terluar (Pulau Besar, Prov Sumut: Sumatera
Simeulucut, Salaut Besar, Kab. Nias, Prov Utara, Raya, Sumbar: Kab. Kep. Sumatera
Pertahanan Rusa, Benggala, Simuk, Mentawai, Prov. Barat, 76 dan
Wunga, Sibarubaru, Bengkulu: Bengkulu, Keamanan
Sinyaunyau, Enggano, Mega, Kab. Bengkulu Utara, Lampung, Batu Kecil, Deli, Manuk, Nusa Prov. Lampung: Banten,
Kambangan, Barung, Sekel, Kab. Jawa Barat, Panehan, dan Sophialouisa) Tanggamus, Prov. Jawa Tengah, yang berhadapan dengan laut Banten: Kab. Jawa Timur, lepas Pandeglang, Prov. dan Nusa
NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA / KABUPATEN *) PROVINSI STATUS HUKUM (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jabar: Kab.
Tasikmalaya, Prov. Jateng: Kab. Cilacap, Prov. Jatim: Kab.
Jember, Kab.
Tenggara Barat Trenggalek, Prov. NTB:
Kab. Lombok Barat
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres
RTRW KSN ditetapkan3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
- Ekonomi Lingkungan Hidup Sosial Budaya Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: (1) Arahan pengembangan pola ruang: a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b. Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. (2) Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase (3) Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
a) Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; b) Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan; c) Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar; d) Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo; e) Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda; f) Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
3.3 Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2- JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll. Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang: a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut:
a. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali;
b. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;
c. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;
d. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; e. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
Perda No. 4 Tahun 2011
f. tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo;
g. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;
h. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah; Perda No. 5 Tahun 2012 i. tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur;
Perda No. 1 Tahun 2010
j. tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung;
k. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa TenggaraBarat;
Perda No. 1 Tahun 2011 l. tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur; m. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan; n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat.
3.5 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang: a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase,
RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Kawasan strategis adalah merupakan kawasan yang membutuhkan pengembangan/ penanganan mendesak atau kawasan yang mempunyai potensi pengembangan yang dapat memajukan perekonomian wilayah, sosial dan budaya dan atau kawasan yang mempunyai permasalahan yang harus segera ditangani Kawasan Strategis berfungsi : Untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan dan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai mempunyai pengaruh sanagt penting terhadap wilayah kota bersangkutan. Kawasan strategis yang diprioritaskan terkait keberadaan atau untuk mendukung pengembangan sektor yang diprioritaskan didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain yaitu :
1. Pengembangannya tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap wilayah yang lebih luas (provinsi bahkan nasional);
2. Pengembangan sarana dan prasarana di kawasan itu akan membutuhkan lahan dalam skala besar;
3. Pengembangannya mempunyai prospek ekonomi yang cerah;
4. Pengembangannya dapat memacu perkembangan wilayah sekitarnya yang miskin dan terbelakang;
5. Pengembangannya dapat mengurangi permasalahan di wilayah sekitarnya;
6. Sektor yang akan diakomodasikan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup provinsi/ nasional;
7. Adanya minat dan kecenderungan investasi swasta dan pemerintah yang cukup tinggi. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap nilai kepentingan Ekonomi, Sosial Budaya, Sumber Daya Alam /Teknologi Tinggi dan lingkungan hidup pada kawasan yang akan ditetapkan.
Kawasan Strategis Kota Ambon Penetapan Kawasan Strategis Kota Ambon didasarkan pada : Kepentingan Ekonomi, Kepentingan Sosial Budaya dan Kepentingan Lingkungan Hidup.
3.5.1 Kawasn Strategis Kepentingan Ekonomi Kawasan Strategis Kepentingan Ekonomi direncanakan pada :
a. Kawasan Pusat Kota Ambon, diarahkan pengembangnnya sebagai kawasan pusat pelayanan jasa perhubungan, jasa perdagangan, pemerintahan provinsi, pemerintahan
kota, dan penempatan fasilitas umum dengan skala pelayanan provinsi dan kota
b. Kawasan pelabuhan laut Yos Sudarso yang diarahkan pengembangannya sebagai kawasan pelabuhan internasional c. Kawasan sekitar bandara udara Pattimura diarahkan pengembangannya sebagai kawasan permukiman berkepadatan rendah dengan memperhatikan fungsi Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)
d. Kawasan Passo diarahkan pengembangannya sebagai kawasan pelayanan jasa perhubungan, jasa perdagangan, sentra industri, dan penempatan fasilitas umum dengan skala pelayanan kota
e. kawasan pesisir Teluk Ambon diarahkan pengembanganya sebagai kawasan produk unggulan perikanan dan pariwisata bahari f. Kawasan pesisir Kota Ambon diarahkan pengembangannya sebagai kawasan produk unggulan pertanian, perikanan, dan pariwisata bahari
3.5.2 Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya direncanakan pada :
a. kawasan pendidikan tinggi untuk pengembangan teknologi tinggi di bidang Kelautan dan Perikanan diarahkan di Desa Poka dan Negeri Rumah Tiga b. kawasan pelestarian adat istiadat/budaya diarahkan pada semua negeri-negeri di Kota Ambon
3.5.3 Kawasan Strategis Kepentingan Lingkungan Hidup
Kawasan Strategis Kepentingan Lingkungan Hidup direncanakan pada :
a. Kawasan hutan lindung di wilayah kota Ambon, diarahkan di : kawasan hutan lindung Gunung Sirimau, kawasan hutan lindung Gunung Nona; dan kawasan hutan lindung di Leihitu dan Salahutu di Jazirah Leihitu.
b. kawasan hutan mangrove diarahkan di Waiheru, Poka, Negeri Lama, Passo, Lateri, Laha, Tawiri, Rutong dan Leahari.
c. Kawasan ekosistem terumbu karang, yang diarahkan di: Teluk Ambon Luar yaitu di Negeri Eri sampai dengan pesisir Negeri Seilale, Negeri Laha , pesisir sebelah timur kecamatan Leitimur Selatan dan di sepanjang pesisir Selatan pulau Ambon Untuk penanganan kawasan strategis lingkungan hidup dilakukan untuk mempertahankan, melindungi, menata, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam dan di sekitar kawasan tersebut.