BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH TENGAH 3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 276c498ea5 BAB IIIBAB III RPI2JM ACEH TENGAH PDF

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN ACEH TENGAH

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b.

  Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, d.

  Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e.

  Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

  g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/ kota adalah sebagai berikut: a.

   Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  Kriteria: i.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau, iii.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  Kriteria: i.

  Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, ii.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau, iii.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Kriteria: i.

  Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, ii.

  Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, iii.

  Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau, iv.

  Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Pertahanan dan keamanan,

  Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau,

  c) Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. ii.

  Pertumbuhan ekonomi,

  a) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

  b) Memiliki sector unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, c)

  Memiliki potensi ekspor, didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: i.

  a) Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b) d) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

  e) Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, f)

  b) Memiliki sumber daya alam strategis nasional;

  c) Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun

  b) Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

  a) Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayat

  Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  v.

  d) Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau;

  c) Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;

  a) Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;

  Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau, g) Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. iii.

  Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi :

  f) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv.

  e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau;

  Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

  Merupakan asset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, d)

  Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, c)

  a) Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, b)

  Sosial dan budaya

e) Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

  berpeluang menimbulkan kerugian negara,

  d) Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro,

  e) Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup,

  f) Rawan bencana alam nasional,

  g) Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Tabel 3.1 at kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah Penetapan Lokasi Pus

  

(PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN di Provinsi Aceh

NO PKN PKW (1) (3) (4)

  1 Lhokseumawe Sabang, Banda Aceh, Takengon, Meulaboh

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP

  Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN PUSAT KEGIATAN NO STATUS PROVINSI STRATEGIS NASIONAL (1) (2) (3) (4)

  1 Kota Sabang I / A / 2 : Nanggroe Aceh Pengembangan Darussalam Baru (Tahap I)

Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26

  

Tahun 2008 tentang RTRWN

KAWASAN SUDUT KOTA / KABUPATEN *) STATUS NO STRATEGIS PROVIN

  

SI KEPENTING

AN HUKUM NASIONAL (1 ) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Kawasan Industri Ekonomi Kota Nanggroe Lhokseumawe Lhokseumawe Aceh Darussala m

  2 Kawasan Ekonomi Kota Sabang Nanggroe Perdagangan Bebas

  Aceh dan Pelabuhan Bebas

  Darussala m Sabang

  3 Kawasan Ekonomi Kota Banda Nanggroe Pengembangan Aceh Aceh Ekonomi Terpadu Darussala m Banda Aceh

  Darussalam

4 Kawasan Lingkungan

  13 Kabupaten Nanggroe Ekosistem Leuser Hidup (Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh

Aceh Barat Daya, Aceh

Darussala m

Selatan, Aceh Singkil,

  Subulussalam, Aceh

Tenggara, Gayo Lues,

Aceh Tengah, Bener

Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang)

  5 Kawasan Pertahanan Kota Sabang Nanggroe Perbatasan Laut Dan Aceh RI termasuk 2 pulau Keamanan

  Darussala m kecil terluar (Pulau dan

  Sumatera Rondo dan Berhala)

  Utara dengan negara India / Thailand / Malaysia

3.2. ARAHAN STRATEGIS NASIONAL

3.2.1. Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu: a. pertahanan dan keamanan

  b. pertumbuhan ekonomi

  c. sosial dan budaya

  d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Berdasarkan Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN , Kabupaten Aceh Tengah ( Kota Takengon) merupakan PKW untuk PKN Provinsi Aceh, Selain itu Kabupaten Aceh Tengah juga berada di Kawasan Strategis Nasional Ekosistem Leuser

  Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

  Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut: a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  

Tabel 3.5.

Matriks Isian Lokasi KSN, PKSN, PKN, PKI MP3EI, dan KEK di Kota Banda Aceh

KSN

PKN PKSN KEK KSN SUDUT STATUS KPI MP3EI HUKUM KEPENTINGAN RTRW KSN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  Kawasan Lingkungan Hidup PP 26 2008 Ekosistem Leuser (Aceh Tengah Dan 13 Kabupaten Lain Di Aceh)

3.2.2. PRIORITAS KABUPATEN ACEH TENGAH BIDANG CIPTA KARYA

  Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya salah satunya mengacu pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Dengan mengacu kepada peraturan perundangan tersebut, maka prioritas penanganan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada kabupaten/kota yang berfungsi strategis secara nasional. Pada pelaksanaannya, alokasi APBN Bidang Cipta Karya terdapat 5 (lima) klaster penanganan Bidang Cipta Karya sebagai berikut: a.

  Klaster A, merupakan kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung. b.

  Klaster B, merupakan kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW.

  c.

  Klaster C, terdiri dari kabupaten/kota yang menjadi prioritas pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), berdasarkan karakteristik antara lain daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin.

  d.

  Klaster D ditujukan dalam rangka pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta Karya yang bertujuan penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan.

  e.

  Klaster E ditujukan untuk kabupaten/kota yang memiliki program inovasi baru Bidang Cipta Karya yang diusulkan secara kompetitif dan selektif.

  Kabupaten Aceh Tengah pada saat ini masih berada di Klaster C, karena belum memiliki Perada RTRW dan Perda Bangunan Gedung.