Bab X - DOCRPIJM 1503386821BAB 10 ASPEK KELEMBAGAAN
Bab X Aspek Kelembagaan Kabupaten Lamongan 10.1. KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI
10.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Secara umum instansi pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Lamongan sudah
mencakup bidang-bidang dalam kegiatan pengembangan prasarana dan sarana wilayah di
Kabupaten Lamongan. Instansi pemerintahan yang berwenang dalam kegiatan pengelolaan
dan pengembangan prasarana dan sarana dalam mendukung pembangunan wilayah
Kabupaten Lamongan yaitu Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PU. CIPTA KARYA), dan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Lamongan. Pada umumnya kewenangan dan tanggung jawab instansi-
instansi pemerintahan tersebut dalam menjalankan dan melaksanakan program-program
pembangunan daerah sudah cukup baik.Di Kabupaten Lamongan, pengelolaan dan pengembangan bidang-bidang prasarana
dan sarana permukiman dilakukan oleh tiap-tiap dinas dalam bertindak sebagai pengelola, juga
berfungsi sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengelola. Sebagai pengatur, Dinas-dinas
tersebut bertugas membuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dalam tata
pengelolaan dan pembangunan prasarana dan sarana permukiman. Sebagai pengawas, fungsi
instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan
yang telah dibuat dan memberikan sangsi bila dalam pelaksanaan tugasnya tidak mencapai
kinerja yang telah ditetapkan. Fungsi sebagai pembina pengelolaan pada instansi-instansi
pemerintahan tersebut adalah melakukan peningkatan kemampuan. Pembinaan tersebut
dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan maupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
sebagai upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan pengelolaan infrastruktur di
wilayah Kabupaten Lamongan.Dalam manajamen pegelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana wilayah yang
dioperasionalkan, tiap-tiap instansi pemeritahanan tersebut juga mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab dalam penyediaan pembiayaan pengelolaan prasarana dan sarana wilayah
yang didapatkan dari sumber-sumber pemerintah daerah dan retribusi jasa pelayanan.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang perencanaan pembangunan di daerah. Dipimpin oleh seorang kepala badan yang mempunyai tugas membantu Bupati di bidang perencanaan pembangunan di daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.
2. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PU. CIPTA KARYA) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya adalah unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang pekerjaan umum di daerah. Dipimpin oleh seorang kepala dinas yang mempunyai tugas memimpin, melaksanakan koordinasi dalam merumuskan perencanaan kebijaksanaan, pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan dibidang Pekerjaan Umum.
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum meliputi : Kepala Dinas Sekretariat Bidang Pengembangan Wilayah Permukiman Bidang Tata Bangunan Bidang Kebersihan dan Pertamanan
10.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel 10. 1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK Unit/Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK1 Bappeda Perencanaan Bidang Fisik dan Prasarana
2 Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan
Pelaksana Teknis Pembangunan Bidang Keciptakaryaan meliputi sektor : Pengembangan Air Minum Seksi PLAB Bidang Cipta Karya Pengembangan PPLP Seksi PLAB Bidang Cipta Karya Pengembangan Permukiman Seksi Tata Perumahan Bidang
Cipta Karya Penataan Bangunan dan Lingkungan
Seksi Tata Bangunan Bidang Cipta Karya Seksi Pertamanan Bidang Kebersihan Seksi PJU Bidang Kebersihan
10.1.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
9 Org S1 : 132 Org S2/S3 :
43 Org D3 :
2 Org Gol IV :
7 Org S1 :
35 Org S2/S3 :
9 Org
4 Dinas Pertanian dan Kehutanan Gol I :
3 Org Pria : 144 Org <SMA :
4 Org Gol II :
20 Org Wanita :
10 Org SMA :
24 Org Gol III : 156 Org D3 :
5 Org Gol IV :
23 Org
21 Org SMA :
5 Kantor Lingkungan Hidup
Gol I :
1 Org Pria :
18 Org <SMA :
1 Org Gol II :
2 Org Wanita :
15 Org SMA :
7 Org Gol III :
23 Org D3 : - Org Gol IV :
4 Org S1 :
19 Org S2/S3 :
6 Org
14 Org Gol III :
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM
aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu
ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi
SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya Kabupaten Lamongan,
yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit
kerja bidang Cipta Karya.
Tabel 10. 2
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
No Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang PendidikanGol I :
1 BAPPEDA Gol I :
1 Org Pria :
38 Org <SMA :
1 Org Gol II :
7 Org Wanita :
20 Org SMA :
7 Org Gol III :
45 Org D3 : - Org Gol IV :
5 Org S1 :
42 Org S2/S3 :
8 Org
2 Dinas PU Cipta Karya
11 Org Pria :
3 Org Gol II :
79 Org <SMA :
11 Org Gol II :
20 Org Wanita :
14 Org SMA :
32 Org Gol III :
57 Org D3 :
7 Org Gol IV :
5 Org S1 :
34 Org S2/S3 :
9 Org
3 Dinas Perikanan dan Kelautan Gol I :
1 Org Pria :
42 Org <SMA :
12 Org Wanita :
10.2. ANALISIS KELEMBAGAAN
10.2.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya Pelaksanaan Sub Bidang Air Limbah dan Persampahan ditangani oleh Dinas Kesehatan
Lingkungan Hidup. Persampahan melalui Bidang Kebersihan pada Sub Bidang Kebersihan,
sedangkan untuk Sub Bidang Air Limbah ditangani oleh Bidang Pengawasan & Pengendalian
Lingkungan pada Sub Bidang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan Hidup. Pelaksanaan
Sub Bidang Drainase, PSD Permukiman, dan Tata Bangunan Lingkungan dilaksanakan oleh
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya melalui Seksi Permukiman dan Penataan Ruang dan Seksi
Penyehatan Lingkungan. Pelaksana Sub Bidang Air Minum dilaksanakan oleh PDAM. sehingga
masalah yang dihadapi adalah penanganan pembangunan keciptakaryaan di Kabupaten
Lamongan dilakukan oleh instansi yang berbeda, tentunya akan menyulitkan dalam hal
koordinasi.10.2.2 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM
bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk
RPIJM Bidang Cipta Karya.
Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :
1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?
2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
Tabel 10. 3
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai yang No Instansi Tingkat Pendidikan ada
1 BAPPEDA <SMA
1 Orang SMA
7 Orang D3
0 Orang S1
42 Orang S2/S3
8 Orang
2 Dinas PU Cipta <SMA
11 Orang Karya SMA
32 Orang D3
7 Orang S1
34 Orang S2/S3
9 Orang
3 Dinas Perikanan <SMA
3 Orang dan Kelautan SMA
14 Orang D3
2 Orang S1
35 Orang S2/S3
9 Orang
4 Dinas Pertanian <SMA
4 Orang dan Kehutanan SMA
24 Orang D3
5 Orang S1 132 Orang
S2/S3
23 Orang
5 Kantor <SMA
1 Orang Lingkungan SMA
7 Orang Hidup D3
Orang S1
19 Orang S2/S3
6 Orang 10.3.
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi
keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi,
kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan
semangat reformasi mengindikasikan bahwa dalam struktur organsasi dan ketatalaksanaan
kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan tata
kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur
keciptakaryaan. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan
dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi,
lemahnya koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola
pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada
sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya
keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang
diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.
Tabel 10. 4
Rekomendasi Peningkatan Kelembagaan
Jadwal Sasaran Penanggung Tahunan
No. Kegiatan Pelaksana Biaya Ket
Kegiatan Jawab
i ii iii iv v 1. kelembagaan tersusunnya Dinas PU Dinas PU Cipta kabupaten/ peningkatan modul Bappeda Karya penata laksana pembuatan modul
- pelatihan
- training
- lokakarya
- Pemukiman Kumuh -
- Agropolitan -
- Pemadam Kebakaran -
- Kawasan Permukiman Tradisional -
- Air Limbah -
- TPA
PDAM Masyarakat
Meningkatnya Prasarana Air Bersih
Sektor Air Minum
BLH dan Dinkes PU. Cipta Karya dan PU Binamarga
BLH dan Dinkes PU. Cipta Karya dan PU Binamarga
Meningkatnya Sarana dan Prasarana Dasar
Drainase Perkotaan
4. Sektor Penyehatan Lingkungan
Dinas PU Cipta Karya (PMK) BLH dan PU Cipta Karya Disbudpar dan PU Cipta Karya Masyarakat
Dinas PU Cipta Karya (PMK) BLH dan PU Cipta Karya Disbudpar dan PU Cipta Karya Masyarakat
Terpenuhinya Aksesibilitas Pemadam Kebakaran Terpeliharanya RTH Meningkatnya Sarana dan Prasarana
Swadaya masyarakat/PNPM/ P2KP
Kawasan RTH
3. Sektor penataan bangunan dan lingkungan
PU Cipta Karya dan Dinas Kesehatan Dinas Pertanian Dinas Perikanan
PU Cipta Karya PU Cipta Karya Dinas Pertanian Dinas Perikanan
Minapolitan Berkurangnya Kawasan kumuh Meningkatnya Prasarana
Permukiman RSH
2. Sektor Pengembangan Permukiman
i ii iii iv v
Jawab Biaya Jadwal Tahunan Ket
No. Kegiatan Sasaran Kegiatan
Pelaksana
PenanggungPDAM Masyarakat
- SPAM IKK
- SPAM perdesaan