HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN MENGAJAR, INTENSITAS PENATARAN DAN PELATIHAN, BEBAN KERJA DENGAN PENGUASAAN BAHAN AJAR

  

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN,

PENGALAMAN MENGAJAR, INTENSITAS PENATARAN DAN PELATIHAN, BEBAN

KERJA DENGAN PENGUASAAN BAHAN AJAR

  (Studi Kasus Guru SMA Bidang Studi Ekonomi di Kota Magelang)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

Oleh:

Monica Titik Wardani

001324013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

MOTTO

Ja ng a nla h he nda knya ka m u kua tir te nta ng a pa pun jug a ,

Te ta pi nya ta ka nla h da la m se g a la ha l ke ing ina nm u

ke pa da Alla h da la m do a da n pe rm o ho na n de ng a n

uc a pa n syukur

  

(Filipi 4: 6)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

W

   Tuhan Yesus Kristus. Di dalam En gkau aku m erasa am an

  

W Bun da M aria y an g kuatkan aku dalam kesulitan -

kesulitan ku, kekhaw atiran ku, kesedihan ku,

keputusasaan ku, dan di saat aku in gat akan m asa depan ku.

   San ta M on ica pelin dun gku y an g m en gan tarkan ku W lebih dekat den gan Yesus Kristus

  

W Bapak dan Ibu tercin ta y an g dalam setiap helaan

n afas dan un taian in dah doan y a, n am aku disebut... W

   Kakak-kakakku terkasih yang selalu m enjadi pribadi y an g kukagum i...

  

Dream s, for keeps m e aliv e......

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 12 Juni 2007

  Monica Titik Wardani

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN

MENGAJAR, INTENSITAS PENATARAN DAN PELATIHAN,

BEBAN KERJA DENGAN PENGUASAAN BAHAN AJAR

  

(Studi Kasus Guru SMA Bidang Studi Ekonomi di Kota Magelang)

Monica Titik Wardani

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara tingkat pendidikan dan penguasaan bahan ajar, (2) hubungan antara pengalaman mengajar dan penguasaan bahan ajar, (3) hubungan antara intensitas penataran dan pelatihan dan penguasaan bahan ajar, dan (4) hubungan antara beban kerja dan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang.

  Jenis penelitian ini adalah korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di 15 SMA di Kota Magelang pada bulan April sampai September 2005. Sampel dalam penelitian ini adalah guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang yang berjumlah sebanyak 39 orang. Teknik pengumpulan data adalah dengan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi dan uji regresi ganda.

  Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, dan beban kerja guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang dengan penguasaan bahan ajar. (2) Pengalaman mengajar memiliki hubungan yang lebih erat dengan penguasaan bahan ajar yang ditunjukkan nilai koefisien korelasi yang lebih besar.

  Sementara intensitas penataran dan pelatihan tidak memiliki hubungan dengan penguasaan bahan ajar. (3) Tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan serta beban kerja secara bersama-sama memiliki hubungan dengan penguasaan bahan ajar. Sumbangan efektif dari seluruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yakni penguasaan bahan ajar dilihat dari nilai P P

2 Adjusted R adalah sebesar 42,3%. Artinya, sebesar 42,3% penguasaan bahan

  ajar terkait dengan tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan serta beban kerja yang dimiliki guru. Sedangkan sebesar 57,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini diantaranya tingkat kesejahteraan guru, kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, dan lain-lain. (4) Sumbangan efektif (SE) dari variabel-variabel dengan penguasaan bahan ajar adalah tingkat pendidikan sebesar 15,29%, pengalaman mengajar sebesar

  20,37%, intensitas penataran dan pelatihan sebesar 1,005, dan beban kerja sebesar 11,68%.

  ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN EDUCATION LEVEL, TEACHING EXPERIENCE, THE INTENSITY OF SHORT COURSE AND TRAINING, WORKING LOAD AND MASTERING LEARNING MATERIALS A Case Study of Senior High School Teachers of Economics in Magelang City Monica Titik Wardani Sanata Dharma University Yogyakarta 2007

  The aims of this research are to know the relationship between (1) education level and mastering learning material; (2) teaching experience and mastering learning materials; (3) short course, training intensity and mastering learning materials and; (4) working load and mastering learning materials of Senior High School Teachers of Economics in Magelang City.

  This research is a correlation study done in 15 Senior High Schools in Magelang City from April to September 2005. The samples of this were 39 Senior High School teachers of Economics in Magelang City. The techniques of data collection were questionnaire and documentation. The techniques of data analysis were Correlation Statistical Analysis and Double Regression Analysis.

  The result of this research show that (1) there is relationship between the education level, teaching experience, the working load of Senior High School Teachers of Economics in Magelang City and mastering the learning materials; (2) Teaching experience has closer correlation with mastering of learning materials; the value of correlation co efficiency was bigger, while the intensity of short course and training do not have correlation with the mastering of learning materials; (3) The level of education, teaching experience, the intensity of short course and training, working load simultaneously have correlation with mastering the learning materials. Effective contribution from those independent variables towards dependent variables can be seen from the value of 42,3% Adjusted R². It means that 42,3% of mastering the learning materials has correlation with education level, teaching experience, the intensity of short course and training and the working load owned by the teachers. While 57,7 % influenced by other factors which are not covered by this reseach. Some of them are level of welfare of the teachers and the policy of the goverment in education sector; (4) Effective contribution from education level and mastering the learning materials are 15,29%; teaching experience is 20,37%; the intensity of short course and training are 1,005%; and the working load is 11,68%.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak yang memberikan berbagai bantuan yang sangat berarti. Sehubungan dengan itu, maka pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama penulisan ini berlangsung.

  4. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan-masukan serta sarana-saran kepada penulis.

  5. Bapak Drs. C. Teguh Dalyono, M.Si., yang memberikan inspirasi kepada penulis.

  6. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., yang telah membantu dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

  7. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  8. Seluruh guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang yang menjadi responden dalam penelitian ini. Terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan informasi dan data yang dibutuhkan penulis.

  9. Bapak Agustinus Tohari dan Ibu Maria Goretti Sukinah tercinta yang dengan kesabarannya menunggu cukup lama dan terima kasih untuk setiap keringat dan airmata yang sudah kalian teteskan untuk selalu mendekapku.

  10. Kakak-kakakku (Mbak Ratna, Mas Antok, Mas Yoga, Mbak Sari, Mbak Lina, serta Mas Harry, Mas Thomas, Mas Bowo) terima kasih atas semua doanya, perhatian, dan kasih sayangnya.

  Dek Henry, Wulan, Nathan dan “Junior kecilku,” bulik sayang kalian.

  11. Keluarga besar Bapak FX. Sunardi, Ibu Fransiska Xaveria Endang Sukabti, Mas Santo, Mas Put, Mas En, Mbak Tutik, dan Mas Abdi, terima kasih doa, perhatian, dan kasih sayangnya. Abdi .....with you I learned how to love, to

  smile, to be happy, to be strong, to work hard, to be honest, to be faithful, to forgive. Abdi thank’s for your love .

  12. Sahabatku: Siska, Erni, Ari (aku lulus jeng.....!!), Valent, Sapto (thank’s for everything), Nanang, Totok (sukses ya!), Simbah, Marcell, Danang, Moko (yang selalu menghiburku aku banyak belajar dari kalian), Genk pojok” (thank’s untuk keceriaan dan kebersamaannya). Teman-teman

  Pendidikan Ekonomi angkatan 2000 terima kasih untuk semua pengalaman dan kenangan manis selama kuliah...... Sukses terus ya!

  13. Romo FX. Arko Sudiono, SJ., Simbah Theresia Sumiyati (wali baptisku), Mbah Hartono, Pak Gito, Mbak Melin terima kasih doa, perhatian dan pengalamannya. Mudika Ngawen (Simbah, Tompo, Agung, Eri, Dika, Agus,

  Adi Pras, Adi Pur, Mas Bangun, Soyek) , adik-adik PIR dan PIA Ngawen aku banyak belajar dari kalian.

  14. Sobat lama: Denny Irianto Putro (If you are......), Robert, Didi, Rutin, Siwi, Bah Geol, Cimot, Giant, Gus Dur, Yuna, Media, Lilik, Woro, Yani, Pipit.

  15. Semua pihak yang membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih untuk segala bantuan dalam penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan kalian, Amin.

  Penulis

  Monica Titik Wardani

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v PERNYATAAN.................................................................................................. vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi

  

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................

  1 B. Batasan Masalah ........................................................................

  7 C. Rumusan Masalah ......................................................................

  7 D. Tujuan Penelitian .......................................................................

  8 E. Manfaat Penelitian .....................................................................

  9

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11

A. Penguasaan Bahan Ajar.............................................................. 11

  1. Pengertian Penguasaan Bahan Ajar ..................................... 11

  2. Tingkatan Penguasaan Bahan Ajar ...................................... 14

  3. Jenis-jenis Penguasaan Bahan Ajar...................................... 17

  B. Tingkat Pendidikan .................................................................... 34

  1. Pengertian Tingkat Pendidikan ............................................ 34

  2. Jenis-jenis Tingkat Pendidikan ............................................ 36

  3. Kualifikasi Pendidikan Guru................................................ 38

  4. Azas-azas Tingkat Pendidikan ............................................. 40

  C. Pengalaman Mengajar................................................................ 43

  1. Pengertian Pengalaman Mengajar........................................ 43

  2. Aspek-aspek Pengalaman Mengajar .................................... 45

  D. Intensitas penataran dan pelatihan ............................................. 47

  1. Pengertian Intensitas Penataran dan Pelatihan..................... 47

  2. Bentuk-bentuk Penataran dan Pelatihan............................... 49

  E. Beban Kerja................................................................................ 53

  1. Pengertian Beban Kerja........................................................ 53

  2. Komponen-komponen Beban Kerja..................................... 55

  F. Penelitian Terdahulu .................................................................. 57

  G. Kerangka Pemikiran................................................................... 59

  H. Hipotesis..................................................................................... 62

  

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 64

A. Jenis Penelitian........................................................................... 64 B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 64 C. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................... 65 D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 65 E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya .................................... 66

  1. Variabel Penelitian ............................................................... 66

  2. Pengukuran........................................................................... 67

  F. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 70

  G. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 70

  H. Teknik Analisis Data.................................................................. 72

  1. Uji Asumsi ........................................................................... 72

  2. Uji Hipotesis ........................................................................ 73

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 77

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 77

  1. Deskripsi Data ...................................................................... 77

  2. Uji Asumsi............................................................................ 84

  3. Uji Hipotesis......................................................................... 86

  B. Pembahasan................................................................................ 91

  

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 98

A. Kesimpulan ................................................................................ 98 B. Saran........................................................................................... 99 C. Keterbatasan Penelitian.............................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 102

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Kuesioner Penguasaan Bahan Ajar.................................. 71Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Responden .......................................................... 78Tabel 4.2 Jenis Pendidikan Responden............................................................... 78Tabel 4.3 Lama Waktu yang Ditempuh Responden untuk Menyelesaikan Pendidikan ..........................................................................................

  79 Tabel 4.4 Pengalaman Mengajar Responden ...................................................... 79

Tabel 4.5 Intensitas Penataran dan Pelatihan Responden ................................... 80Tabel 4.6 Beban Kerja Responden...................................................................... 81Tabel 4.7 Penguasaan Responden Terhadap Bahan Ajar.................................... 82Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Variabel-variabel Penelitian ............................. 84Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Variabel-variabel Penelitian ............................... 85Tabel 4.10 Matriks Korelasional Antar Variabel................................................ 87Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Ganda Secara Simultan Variabel Tingkat

  Pendidikan, Pengalaman Mengajar, Intensitas Penataran dan pelatihan, Beban Kerja Matriks Korelasional Antarvariabel............. 88

Tabel 4.12 Hasil Uji t Untuk Setiap Variabel Bebas .......................................... 89Tabel 4.13 Bobot Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Tergantung . 90

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran A Kuesioner ....................................................................................... 105 Lampiran B Tabulasi Data Penelitian ................................................................ 126 Lampiran C Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 131 Lampiran D Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 134 Lampiran E Frekuensi........................................................................................ 138 Lampiran F Hasil Uji Korelasi dan Regresi ...................................................... 141 Lampiran G Surat Izin Penelitian....................................................................... 145

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia masih mencerminkan

  potret buram dan memprihatinkan. Hal itu tercermin dari mutu pendidikan nasional yang masih rendah mulai dari jenjang pendidikan paling rendah sampai dengan perguruan tinggi. Mutu pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain menempati urutan 119 dari negara di dunia dan urutan ke-41 dari 47 negara di Asia (Engkoswara, 2004: 1).

  Mutu pendidikan nasional yang rendah ini mengakibatkan kualitas sumber daya manusia yang rendah pula. Hal itu dapat dilihat dari kesenjangan yang tajam dalam indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks kompetitif Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Indeks pembangunan manusia (IPM) pada tahun 2005, Indonesia menempati urutan ke 111 dalam Indeks Pembangunan Manusia (human development index) dari 177 negara yang diperingkat oleh Program Pembangunan PBB atau United Nations

  

Development Program (UNDP) . Sementara diantara negara Asia Tenggara

  yang maju, posisi Indonesia berada paling bawah sedangkan paling atas adalah Singapura disusul negara Brunei, Malaysia, Thailand, dan Filipina (Nugroho, 2005: 1).

  Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, mendorong pemerintah untuk melakukan berbagai upaya perbaikan mutu pendidikan nasional di antaranya memperbaharui Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Selain itu, pemerintah juga menerapkan berbagai kebijakan di bidang pembelajaran misalnya mengubah cara mengajar guru dari sistem konvensional ke sistem yang dinamakan berbasis kompetensi dimana siswa menjadi pusat tujuan pembelajaran, serta menerapkan sistem kelulusan ujian nasional (Unas) yang beberapa tahun terakhir mendapat tanggapan pro kontra dari masyarakat.

  Meskipun penerapan standar kelulusan Ujian nasional (Unas) masih disikapi pro kontra masyarakat, namun pemberlakuan Unas ini dapat digunakan menjadi salah satu indikator masih rendahnya mutu pendidikan nasional. Hal itu ditunjukkan banyaknya siswa yang tidak lulus karena tidak memenuhi kriteria atau standar nilai kelulusan yang ditetapkan pemerintah.

  Rendahnya mutu pendidikan nasional juga tidak terlepas dari peranan guru sebagai pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa.

  Kualitas guru sangat menentukan output sebuah sekolah yakni berupa siswa yang berprestasi, handal, dan siap berkompetisi di lapangan. Sehubungan dengan itu, pemerintah menerapkan kebijakan dengan standar kualifikasi guru seperti yang diatur dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 22 tahun 1999. Dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah melakukan peningkatan standar kompetensi guru berhubungan dengan proses pembelajaran, pengembangan kompetensi, dan penguasaan akademik guru.

  Untuk dapat memenuhi standar kualifikasi guru yang ditetapkan pemeritah, guru harus meningkatkan kemampuan mengajarnya. Kemampuan menguasai bahan ajar (subject matter) ini menurut Abror (1993: 141) berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengetahui dan menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum, tetapi juga menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Penguasan bahan ajar bidang studi dimaksudkan bahwa guru benar-benar menguasai materi bidang studi yang diajarkannya sesuai dengan yang diatur dalam kurikulum sekolah. Penyampaian materi bidang studi dalam kurikulum dapat dilakukan secara lebih mantap, jelas, dan dinamis apabila guru juga menguasai materi lain yang masih relevan seperti bahan pengayaan atau pendalaman.

  Pada kenyatan, penguasaan guru terhadap bahan ajar masih sering menjadi masalah. Keterbatasan guru dalam menguasai bahan ajar ini mengakibatkan siswa kurang serius dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Hal ini akan berdampak pada kualitas siswa yang rendah. Untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap bahan ajar ini maka pemerintah melakukan berbagai terobosan yang dapat memacu guru untuk lebih kreatif lagi.

  Untuk meningkatkan penguasaan bahan ajar ini, tidak selalu mudah dilakukan. Hal itu terkait dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan tingkat pendidikan, indeks prestasi akademik, dan pengalaman mengajar. Sementara yang termasuk faktor eksternal di antaranya sistem pengelolaan, kesempatan untuk memperdalam dan mengembangkan kreativitas, keterampilan keguruan melalui penataran dan pelatihan (Prastiti, 2004: 1).

  Guru dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan mampu membantu mempermudah penguasaan bahan ajar. Tingkat pendidikan menurut Supriadi (1999: 101) yang menunjukkan kualifikasi akademik menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk berprofesi sebagai guru.

  Sehubungan dengan itu, pemerintah menetapkan sertifikat mengajar bagi seorang guru yang dibedakan menjadi dua yaitu: (a) sertifikat yang otomatis diperoleh ketika seseorang lulus pendidikan keguruan; dan (b) sertifikat nasional yang menyatakan bahwa seorang calon guru sudah memenuhi standar nasional. Meskipun demikian, tingkat pendidikan guru masih menjadi persoalan yang menarik disebabkan banyaknya guru SD, SLTP, dan SLTA yang tingkat pendidikannya Diploma bahkan SPG atau SMU. Tingkat pendidikan guru tersebut diperoleh pada bidang keilmuan yang kurang relevan dengan bidang studi atau mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tempatnya mengajar. Tingkat pendidikan ini berpengaruh pada penguasaan guru terhadap bahan ajar. Tingkat pendidikan guru yang tinggi akan lebih memadai dibandingkan dengan guru yang berpendidikan rendah. Artinya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan semakin tinggi pula penguasaan bahan ajar.

  Faktor pengalaman mengajar yang masih minim juga dapat menjadi salah satu penyebab kurangnya penguasaan bahan ajar. Seorang guru baru biasanya masih banyak mengalami hambatan karena pengalamannya masih kurang salah satunya tidak menguasai bahan ajar. Prastiti (2003: 5) mengemukakan pengalaman mengajar merupakan selang waktu yang digunakan untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran kepada siswa. Pengalaman mengajar turut menentukan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru yang memiliki pengalaman mengajar lama atau banyak dalam arti telah memiliki masa kerja yang relatif lama cenderung memiliki tingkat penguasaan bahan ajar yang tinggi.

  Penataran dan pelatihan juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penguasaan bahan ajar. Intensitas penataran dan pelatihan menunjukkan jumlah penyelenggaraan penataran dan pelatihan bagi guru dalam periode tertentu. Menurut Syah (2000: 10), pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Guru yang secara periodik mengikuti penataran dan pelatihan sebagai sarana peningkatan kreativitas dan keterampilan diri, akan lebih mudah menguasai bahan ajar. Hal ini berbeda dengan guru yang jarang atau bahkan tidak pernah mengikuti penataran dan pelatihan sehingga kurang menguasai bahan ajar.

  Beban kerja guru yang terlalu berat merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi penguasaan bahan ajar. Guru mengajar idealnya hanya pada satu kelas saja dengan jumlah jam sebanyak 12 jam pada setiap minggunya. Penetapan jam mengajar guru yang ideal ini dimaksudkan agar guru dapat lebih fokus dan konsentrasi pada materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Akan tetapi sering dijumpai beban guru tertentu terlalu berat yang dapat dilihat dari ketidakseimbangan antara perbandingan jumlah guru dengan jumlah kelas yang diampu sesuai dengan mata pelajaran dan jumlah jam mengajar dalam setiap minggunya.

  Seiring dengan kenaikan jumlah siswa dalam hal ini di Kota Magelang pada Tahun Ajaran 1998/1999 – 2002/2003 sebesar 1,01%, juga disertai dengan peningkatan jumlah guru sebesar 2,69% (BPS , Jawa Tengah, 2003). Kenaikan guru tersebut termasuk untuk bidang studi ekonomi di Kota Magelang. Bidang studi ekonomi ini membutuhkan guru yang kompeten di bidang ekonomi, menguasai teori dan konsep serta praktiknya sehingga mampu melatih siswa untuk memecahkan masalah yang terjadi di lingkungannya (Dekdiknas, 2002).

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan, dan beban kerja berpengaruh terhadap penguasaan bahan ajar. Guru yang memiliki tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan, dan beban kerja yang seimbang akan mempermudah penguasaan bahan ajar. Sebaliknya, guru yang memiliki tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan rendah dan beban kerja yang berat akan lebih sulit untuk menguasai bahan ajar.

   Sehubungan dengan peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan

  guru yang terstruktur dan sistematis dalam menghasilkan guru yang profesional yang salah satunya ditunjukkan dengan penguasaan bahan ajar, maka peneliti ingin mengkaji lebih jauh dan lebih dalam dengan mengambil judul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengalaman Mengajar, Intensitas Penataran dan Pelatihan, Beban Kerja Dengan Penguasaan Bahan Ajar.”

  B. Batasan Masalah

  Kualitas guru dapat dilihat dari berbagai macam aspek seperti kecakapan, prestasi akademik, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk membatasi kajian yang terlalu luas, maka dalam penelitian ini kualitas guru secara khusus dibatasi pada penguasaan bahan ajar. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi penguasaan bahan ajar. Dalam penelitian ini dibatasi pada empat hal yakni: (1) tingkat pendidikan, (2) pengalaman mengajar, (3) intensitas penataran dan pelatihan, dan (4) beban kerja.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Masalah Umum Bagaimanakah hubungan antara faktor tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan, dan beban kerja dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang?

  2. Masalah Khusus

  a. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang? b. Apakah ada hubungan antara pengalaman mengajar dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang? c. Apakah ada hubungan antara intensitas penataran dan pelatihan dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang?

  d. Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang?

D. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bentuk hubungan antara faktor tingkat pendidikan, pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan, dan beban kerja dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang.

  2. Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang.

  b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang.

  c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas penataran dan pelatihan dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang. d. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara beban kerja dengan penguasaan bahan ajar guru SMA bidang studi ekonomi di Kota Magelang.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait berikut ini.

  1. Bagi Pihak Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah untuk menetapkan kebijakan yang sesuai sebagai upaya menciptakan guru yang profesional dilihat dari prestasi yang dimilikinya.

  2. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar sebagai upaya menciptakan guru yang profesional sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  3. Bagi Instansi yang Berwewenang

  a) Departemen pendidikan nasional. Dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk proses penerimaan guru baru pada masa-masa mendatang. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan kebijakan untuk meningkatkan prestasi kerja guru dilihat dari kemampuan mengajarnya.

  b) Lembaga Pra Jabatan (LPTK). Dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk membuat kurikulum yang baik berdasarkan pemahaman pedagogi secara umum , maupun didaktik-metodik secara khusus untuk tiap bidang studi.

  c) Lembaga Diklat (PPPG dan BPG) di lingkungan Depdiknas. Dapat menjadi masukan untuk mengoptimalkan peran PPPG dan BPG sebagai sarana, fasilitas, dan instruktur dalam meningkatkan mutu guru melalui penyelenggaraan penataran dan pelatihan serta pendidikan dalam jabatan bagi para guru.

  4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang diperoleh penulis selama perkuliahan dalam praktek yang sesungguhnya.

  5. Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi masukan bagi peneliti lain mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi mengajar guru selain yang diteliti dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penguasaan Bahan Ajar

1. Pengertian Penguasaan Bahan Ajar

  Penguasaan bahan ajar merupakan bagian dari kompetensi profesional guru. Menurut Usman (1997: 18), penguasaan bahan ajar merupakan kemampuan guru menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta bahan pengayaan. Kemampuan menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah mencakup kemampuan mengkaji kurikulum dan menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah, menelaah buku pedoman khusus bidang studi, dan melaksanakan kegiatan- kegiatan yang dinyatakan dalam buku teks dan buku pedoman khusus.

  Sementara kemampuan menguasai bahan pengayaan mencakup kemampuan mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang studi atau mata pelajaran serta profesi guru.

  Abror (1993: 141) menjelaskan bahwa penguasaan bahan ajar (subject

  

matter) dimaksudkan sebagai kemampuan guru untuk mengetahui dan

  menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum, tetapi juga menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Penguasan bahan ajar bidang studi dimaksudkan bahwa guru benar-benar menguasai materi bidang studi yang diajarkannya sesuai dengan yang diatur dalam kurikulum sekolah.

  Penyampaian materi bidang studi dalam kurikulum dapat dilakukan secara lebih mantap, jelas, dan dinamis apabila guru juga menguasai materi lain yang masih relevan seperti bahan pengayaan atau pendalaman.

  Departemen Pendidikan Nasional (2002: 2) mendefinisikan penguasaan bahan ajar adalah penguasaan terhadap kemampuan yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman pengetahuan. Penguasaan bahan ajar ini mencakup pemahaman terhadap wawasan pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan potensi siswa, dan penguasaan akademik. Surya (2004: 95) mengungkapkan bahwa penguasaan bahan ajar merupakan kemampuan yang mengarah pada keahlian yang dimiliki guru baik menyangkut materi keilmuan yang dikuasai maupun keterampilan metodologinya. Penguasaan bahan ajar diperoleh melalui suatu proses penataran dan pelatihan yang diprogramkan dan terstruktur secara khusus. Keahlian yang bersifat profesional telah mendapatkan pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, lisensi, dan akreditasi dari pihak yang berwenang yaitu pemerintah dan organisasi profesi.

  Penguasaan bahan ajar menunjukkan pula penguasaan pengetahuan yang merupakan pilar penunjang bagi terwujudnya kepribadian yang efektif.

  Pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru mencakup: (a) pengetahuan tentang diri sendiri yaitu pemahaman mengenai aspek-aspek dalam diri secara utuh dan benar; (b) pengetahuan tentang tugas atau pekerjaan yaitu pemahaman mengenai berbagai tugas utama yang harus dilaksanakan; (c) pengetahuan tentang organisasi yaitu pemahaman mengenai berbagai aspek organisasi tempat bertugas; (d) pengetahuan tentang bisnis utama yaitu pemahaman mengenai visi dan misi organisasi tempat bertugas; dan (e) pengetahuan tentang dunia yaitu pemahaman mengenai berbagai aspek lingkungan dan perkembangannya baik secara lokal maupun global.

  Menurut Hamalik (2001: 118), penguasaan bahan ajar merupakan keahlian guru untuk memahami dengan tepat mengenai pengetahuan secara mendalam. Dari pengertian tersebut, guru harus benar-benar memahami tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan mengajar, memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan, dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya serta pengetahuan tentang alat-alat evaluasi. Berkenaan dengan hal tersebut, guru dituntut menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkannya dan metode pengajarannya sehingga dapat melakukan transfer ilmu kepada siswa dengan baik (Supriadi, 1999: 98).

  Judith dkk (dalam Gimin, 1997: 83) mengungkapkan bahwa penguasaan bahan ajar berkaitan dengan kompetensi pengetahuan (knowledge competence) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman kognitif. Menurut Samana (1994: 61), penguasaan terhadap bahan ajar merupakan kemampuan guru menjabarkan dan mengorganisasi bahan ajar atau materi pelajaran secara sistematis atau berpola, relevan dengan tujuan, selaras dengan perkembangan mental siswa, selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi, serta memperhatikan kondisi dan fasilitas yang ada di sekolah. Penguasaan bahan ajar yang dimiliki guru dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

  Berdasarkan uraian tersebut, penguasaan bahan ajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang mengarah pada keahlian guru untuk memahami materi pelajaran yang akan diajarkan sekaligus menerapkan metode atau cara mengajar yang tepat sehingga proses belajar-mengajar atau transfer ilmu dari guru ke siswa dapat berjalan dengan lancar.

2. Tingkatan Penguasaan Bahan Ajar

  Jalal dan Supriadi (2001: 68) mengungkapkan bahwa penguasaan bahan ajar dapat dibedakan menurut jenis pendidikannya yaitu pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Penguasaan bahan ajar pada masing-masing jenis pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pendidikan dasar

  Penguasaan bahan ajar pada jenis pendidikan ini menekankan pada penguasaan kemampuan umum yang diperlukan untuk hidup bermasyarakat dan bernegara. Dalam pendidikan dasar, materi-materi pelajaran yang diutamakan yaitu pembekalan kemampuan yang fungsional untuk kehidupan dalam berbagai bidang sosial, budaya, dan ekonomi dengan berbasis pada nilai-nilai moral (Arikunto, 1996: 22). Materi-materi dalam pendidikan dasar tersebut di Indonesia diberikan selama sembilan tahun. Penentuan jangka waktu tersebut didasarkan pada asumsi apabila pendidikan minimal ini tidak dicapai, maka seseorang akan mengalami kesulitan dalam mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitarnya. b. Pendidikan menengah Pendidikan menengah dibedakan menjadi dua yaitu pendidikan menengah umum dan kejuruan. Pada kedua jenis pendidikan menengah tersebut, terdapat kelompok mata pelajaran pokok yang wajib ditempuh oleh semua siswa dan terdapat pula kelompok mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Mata pelajaran pilihan tidak bersifat paket tetapi fleksibel. Hal ini dimaksudkan bahwa para siswa dapat mengemas mata pelajaran pilihan yang akan ditempuh siswa sesuai dengan antisipasi peran dan studi lanjutan setelah lulus. Berkenaan dengan hal tersebut, guru harus menguasai bahan ajar baik yang mencakup mata pelajaran yang bersifat pokok atau wajib maupun mata pelajaran yang bersifat pilihan. Penguasaan bahan ajar pada jenis pendidikan ini dapat membantu guru untuk lebih mudah melakukan transfer ilmu melalui materi-materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami bahan ajar baik dalam kurikulum maupun penunjang.

  c. Pendidikan tinggi Materi pelajaran pada pendidikan tinggi disebut dengan mata kuliah.

  Materi pelajaran pada jenis pendidikan ini ditekankan pada mutu dan relevansi baik untuk program-program yang bersifat akademik maupun keahlian atau profesional. Dalam jenis pendidikan ini, materi pelajaran atau mata kuliah yang diberikan merupakan pendalaman dari materi pelajaran yang diberikan pada pendidikan menengah. Penguasaan bahan ajar pada jenis pendidikan ini penting bagi guru yang disebut dosen. Hal ini disebabkan peserta didik pada jenis pendidikan ini yang disebut dengan mahasiswa memiliki pola pemikiran yang semakin kritis. Oleh sebab itu, dosen harus menguasai bahan ajar yang disampaikan kepada mahasiswa sehingga dapat memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan setiap mahasiswa secara tepat.

  Menurut Sardiman (1994: 131), penguasaan bahan ajar yang harus dimiliki guru mencakup tiga tingkatan yaitu capable personal, inovator, dan

  developer . Ketiga tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  a. Capable personal Tingkatan capable personal dimaksudkan bahwa guru dituntut memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar-mengajar secara efektif.

  b. Inovator Tingkatan penguasaan bahan ajar inovator dimaksudkan bahwa guru harus memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Dalam tingkatan ini, guru juga dituntut memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan sehingga mampu menyebarluaskan ide pembaharuan yang efektif.

  c. Developer Tingkatan developer dimaksudkan bahwa guru harus memiliki visi keguruan dan perspektif yang mantap dan luas. Guru dituntut mampu dan bersedia melihat jauh ke depan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi dalam sektor pendidikan sebagai suatu sistem.

3. Jenis-jenis Penguasaan Bahan Ajar

  Seorang guru harus menguasai bahan ajar atau materi pelajaran terlebih dahulu sebelum mengelola interaksi belajar-mengajar. Penguasaan bahan ajar tersebut diperlukan agar dapat mendukung jalannya proses belajar-mengajar. Guru yang menguasa bahan ajar dapat menyampaikan materi pelajaran secara dinamis. Bahan ajar yang harus dikuasai oleh guru terdiri dari dua jenis yaitu bahan bidang studi dalam kurikulum dan bahan pengayaan atau penunjang bidang studi (Sardiman, 1994: 162). Kedua jenis penguasaan bahan ajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  a. Bahan ajar bidang studi dalam kurikulum Jenis penguasaan bahan ajar bidang studi dalam kurikulum dimaksudkan bahwa guru harus menguasai atau memiliki pemahaman yang tepat mengenai bahan ajar sesuai dengan materi atau cabang ilmu pengetahuan yang didalaminya. Salah satu bahan ajar bidang studi dalam kurikulum sekolah yang harus dikuasai guru adalah ekonomi. Bahan ajar yang harus dikuasai guru dalam bidang studi ini berbeda untuk setiap jenjang kelas dan periode ajaran pada semester I dan II. Penguasaan bahan ajar bidang studi ekonomi dalam kurikulum sekolah untuk setiap jenjang kelas pada tingkat SMA dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1) Kelas I Dalam mengelola interaksi belajar-mengajar pada jenjang kelas ini, guru harus menguasai empat bahan ajar bidang studi ekonomi dalam satu tahun ajaran. Bahan ajar yang harus dikuasai guru pada jenjang kelas ini adalah sebagai berikut: a) Membuat sintesis antara pilihan dengan biaya peluang dalam hubungannya dengan pengalokasian sumber daya.

  Penguasaan bahan ajar ini dimaksudkan bahwa guru memiliki pemahaman yang benar dan tepat mengenai jenis-jenis biaya dan pengalokasian sumber daya. Biaya peluang dalam hubungannya dengan pengalokasian sumber daya dimaksudkan bahwa suatu sumber daya yang digunakan untuk tujuan yang satu, tidak dapat sekaligus digunakan juga untuk keperluan yang lain (Gilarso, 2004: 20). Indikator-indikator yang digunakan untuk menguasai bahan ajar ini adalah sebagai berikut: (1) Membedakan pengertian biaya sehari-hari dengan biaya peluang.

  (2) Membuat ilustrasi adanya biaya peluang. (3) Mengidentifikasi tiga pokok masalah organisasi ekonomi (apa, bagaimana, dan untuk siapa).

  (4) Mengidentifikasi masalah ekonomi yang dihadapi negara sedang berkembang.

  (5) Mengidentifikasi masalah ekonomi yang dihadapi negara maju.

  (6) Mengidentifikasi cara memecahkan masalah ekonomi dengan menggunakan disiplin ekonomi.

  b) Menentukan laba maksimum atau rugi minimum berdasarkan penerimaan dan biaya.

  Penguasaan bahan ajar ini dimaksudkan bahwa guru harus memahami cara menentukan laba maksimum atau rugi minimum berdasarkan penerimaan dan biaya. Pemahaman guru mengenai bahan ajar ini dapat memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada siswa secara efektif untuk menghitung biaya, penerimaan, dan keuntungan atau kerugian. Indikator-indikator penguasaan bahan ajar ini adalah sebagai berikut: (1) Menjelaskan pengertian biaya dan penerimaan.

  (2) Mendeskripsikan unsur-unsur biaya dan penerimaan. (3) Menyusun tabel dan grafik biaya dan penerimaan perusahaan. (4) Menghitung biaya dan penerimaan marginal. (5) Menjelaskan pengertian keuntungan dan kerugian. (6) Mendeskripsikan unsur-unsur keuntungan dan kerugian. (7) Menyusun tabel dan grafik pada saat keuntungan maksimum.

  c) Membuat generalisasi pelaku ekonomi dan interaksinya.

  Penguasaan bahan ajar ini dapat membantu siswa menentukan pola konsumsi dan produksi dalam kehidupan sehari-hari. Indikator- indikator yang digunakan untuk menguasai bahan ajar ini adalah sebagai berikut:

  (1) Menarik kesimpulan tentang tabel grafik dan persamaan fungsi konsumsi.

  (2) Menyatakan manfaat dan nilai suatu barang. (3) Menguraikan teori perilaku konsumen. (4) Menerapkan pola hidup efisien dalam perilaku konsumsi. (5) Menarik kesimpulan tentang tabel grafik dan kesamaan fungsi produksi.

  (6) Menarik kesimpulan tentang teori produksi. (7) Mengidentifikasi perilaku produksi yang mengutamakan kepentingan masyarakat.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN PETUGAS/PMO DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PENDERITA TB PARU DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGOBATAN DENGAN STRATEGI DOTS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG

1 29 26

HUBUNGAN TINGKAT PENCEMARAN AIR DENGAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTOS DI SUNGAI REJOSO KABUPATEN PASURUAN SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

2 7 22

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KOMITMEN KARYAWAN PADA ORGANISASI

0 4 2

HUBUNGAN ANTARA SKOR MENGIKUTI PENDIDIKAN PELATIHAN, DAN SKOR PENGALAMAN MENGAJAR DENGAN KINERJA GURU GEOGRAFI SMA/MA DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010

1 5 95

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PEMERINTAHAN KECAMATAN (Studi Kasus di Kecamatan Tanjung Karang Timur)

8 34 84

HUBUNGAN ANTARA SKEMATA DAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

0 0 10

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KUALITAS PELATIHAN, DAN PENGALAMAN KERJA APARATUR DESA TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN DESA (STUDI PADA KECAMATAN BANDA RAYA KOTA BANDA ACEH)

0 4 10

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN, PENDIDIKAN, DAN AKTIVITAS FISIK PASIEN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI TESIS

0 0 50

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT ICU, IMC DAN IGD DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI ICU, IMC DAN IGD DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA - DIG

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PENJADWALAN SHIFT, BEBAN KERJA DAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KELELAHAN KERJA DI RUANG RAWAT KHUSUS RSUD BANYUMAS

0 0 17