TERAPI DENGAN PENDEKATAN KONSEP KOGNITIF PERILAKU UNTUK MENCEGAH RELAPSE PADA PENGGUNA NARKOBA Indra Dwi Purnomo dan George Hardjanto Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Abstrak - Terapi dengan Pendekatan Konsep Kognitif Perilak

TERAPI DENGAN PENDEKATAN KONSEP KOGNITIF PERILAKU
UNTUK MENCEGAH RELAPSE PADA PENGGUNA NARKOBA

Indra Dwi Purnomo dan George Hardjanto
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Abstrak
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai pengaruh Terapi dengan
Pendekatan Konsep Kognitif Perilaku untuk Mencegah Relapse pada Penyalah guna
Narkoba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
terapi dengan pendekatan konsep kognitifi perilaku untuk mencegah relapse pada
penyalah guna narkoba. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ada
perbedaan frekuensi (kecenderungan) relaps antara kelompok kontrol dan eksperimen
setelah diberi terapi dengan pendekatan konsep Cognitive- Behavioral Therapy (CBT).
Metode penelitian yang digunakan adalah the two group pre test-post treatment design.
Subjek penelitian adalah Mantan pecandu (resident) yang telah selesai menjalani proses
rehabilitasi dan saat ini berada pada fase after care, tidak mengalami Dual-Diagnosa,
belum pernah mendapatkan terapi yang berhubungan dengan relapse prevention, dan
memiliki kemampuan Intelektual normal/rata-rata. Isntrumen dalam penelitian ini
menggunakan Alcohol and Drug relapse Warning Scale yang telah diuji validitas dan
realibilitasnya untuk digunakan di Indonesia. Analisis data penelitian yang digunakan
adalah teknik analisis U Mann-Whitney, dalam Tenik ini analisa data dilakukan guna

menguji perbedaan antara kelompok kontrol dan ekperimen, berdasarkan data yang
diperoleh pada Alkohol and Drug Relapse Warning scale saat pre-test dan post-test.
Proses Terapi dilaksanakan sebanyak 5 Tahap, dengan total jumlah pertemuan 8 kali,
sesuai dengan rancangan pertemuan disetiap tahapannya. Hasil terapi menunjukkan
Tidak Ada perbedaan secara signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
Kata Kunci : Terapi dengan Pendekatan Konsep Kognitif-Perilaku, Rela

152

PENDAHULUAN

mencegah agar jangan sampai relapse.
Ketergantungan secara fisik terhadap

Narkoba adalah bahan kimia
yang mengubah mood atau perilaku

narkoba


cenderung

seseorang ketika dihisap, disuntikkan,

dengan memberikan obat-obatan dengan

diminum, dihirup, atau ditelan dalam

golongan sejenis sebagai pengganti zat

bentuk pil. Penyalahgunaan narkoba

yang

didefinisikan sebagai pola maladaptif

meminimalisir gejala putus zat, namun

penggunaan


biasa

mudah

dikonsumsi

diatasi

untuk

yang

terjadi

hal yang tersulit adalah mengubah

bulan

yang


perilaku pecandu yang berorientasi pada

kemunduran

perilaku mencari narkoba. Hal itulah

signifikan atau bukti-bukti distress yang

penyebab mantan pecandu yang telah

dikuti oleh satu atau lebih hal berikut

menyelesaikan

ini: (1) kegagalan dalam melakukan

relapse menggunakan narkoba. Angka

tugas


(2)

kekambuhan dari pecandu yang pernah

menggunakan zat dalam situasi fisik

dirawat pada berbagai pusat terapi dan

yang berbahaya, (3)masalah- masalah

rehabilitasi semakin tinggi

hukum,

sampai dengan 80%, (Martono dan

dalam

narkoba


periode

mengarah

12

kepada

atau

tanggung

(4)

jawab,

masalah-masalah

kembali


yaitu 60

Joewana, 2006b).

interpersonal (Krauss, 2010).
Program

rehabilitasi

rehabilitasi

Penjelasan

yang

di

atas

senada


diperuntukkan bagi pecandu narkoba

dengan hasil kutipan wawancara pada

untuk

salah satu konselor adiksi di Panti Sosial

menghentikan

kecanduan

bukanlah masalah yang sulit, karena

Pamardi

banyak orang yang

Yogyakarta, yaitu Bro E (52 tahun):


dapat

berhenti

Putra

Sehat

Mandiri

menggunakan narkoba untuk beberapa

“ Mas kalau pecandu berhenti tidak

lama. Hal yang sulit dilakukan adalah

menggunakan sebenarnya bisa- bisa

153


saja

dan

tidak

sulit

peneliti di

tetapi

Yogyakarta terhadap

A

mempertahankan agar tetap bersih itu

(35 tahun), salah seorang pecandu dan


yang paling sulit. Banyak yang sudah

penderita

keluar dari rehabilitasi kembali pake

dilakukannya komunikasi personal ini

lagi karena mereka sugesti, ketemu

masih sering kali relaps, diperoleh hasil

dengan teman-temanya sesama pemakai,

kutipan wawancara sebagai berikut:

dan

Kalau

“ …Sedikit yang berhasil bebas dari

memang mau benar-benar bersih harus

narkoba dan tetap bertahan, kami saja

ada banyak kegiatan biar sibuk dan

dari

jauhi lingkungan pemakai “.

direhabilitasi kemaren cuma sedikit

kegiatan

yang

kurang.

HIV

sekian

yang

puluh

hingga

orang

saat

yang

relapse

adalah

yang berhasil, yang lainnya balik kayak

seseorang

kepada

dulu, salah satunya saya mas,,, bahkan

kecanduan narkoba. Relaps tidak berarti

ada yang tambah parah dan mati

program pemulihannya gagal, sebab

beberapa teman saya. Saya termasuk

relapse adalah bagian yang wajar dari

sisa yang masih hidup dari teman-

proses pemulihan. Marlatt dan Gordon

teman seangkatan pemakai. Bersih dari

(1985),

jenis

obat setelah direhabilitasi gak otomatis

pengalaman yang dihubungkan dengan

membuat kita bersih selamanya terus

kekambuhan, antara lain adanya downer

lepas dari narkoba begitu saja. Justru

(merasa

masa-masa

Proses
kembalinya

menjelaskan

tertekan),

interpersonal),
(tekanan

dari

melanjutkan

dan

tiga

(konflik

row
join

orang
kebiasaan

tetap bersih dari obat di tengah-tengah

untuk

lingkungan yang bebas, gak kayak di

mabuk,

rehab dulu ini, yang paling sulit.
Adakalanya memang jatuh balik lagi

merokok, dan seterusnya).
Dalam

wawancara

untuk

club

the
lain

mempertahankan

make tapi pecandu seperti saya ini mas,,

personal

154

harus tetap punya suatu harapan bahwa

mempertahankan perilaku bebas zatnya

nantinya bisa lepas dari narkoba, kalo

(pencegahan kambuh).

gak bisa lepas ya,, tambah parah lalu

Terapi pencegahan kekambuhan

OD (over dosis) terus mati nyusul

(relapse prevention therapy) adalah

teman-teman. Karena waktu kita bolak-

tritmen psikologis yang didasarkan pada

balik pengen berhenti tapi bolak-balik

model

juga gak berhasil bisa buat kita stress

kekambuhan yang tujuannya adalah

sendiri dan

berusaha

untuk mengidentifikasi dan mencegah

lagi. Kalo udah gitu, ya udahlah mau

terjadinya situasi berisiko tinggi untuk

malas untuk

lagi

kemana

balik

lagi

makek

kognitif

perilaku

dari

kambuh. Dalam pencegahan terhadap

merupakan kemungkinan yang udah gak

kekambuhan

terelakkan. Aku aja,, mas beberapa kali

kemampuan mengambil keputusan yang

relaps, tapi sampai sekarang terus punya

memungkinkan

harapan untuk bebas total, walaupun

menganalisis situasi yang berisiko tinggi

kenyataannya ya,, seperti ini mas,,

dan untuk menentukan ketrampilan

beberapa hari yang lalu saya ijin pamit

coping

ke luar kota pakai lagi akhirnya “.

kekambuhan. Teknik kognitif perilaku

Berangkat
diatas,

maka

dari

permasalah

dibutuhkan

mempelajari

mereka

terbaik

digunakan

suatu

individu

untuk

guna

untuk

mencegah

membantu

memodifikasi pikiran,

harapan,

klien
dan

penanganan yang serius agar dapat

perilaku mereka yang terkait dengan

mencegah

penggunaan narkoba (Krauss & Susan,

Terapi

terjadinya

relaps.Proses

menggunakan

pendekatan

2009).

konsep kognitif perilaku menjadi poin

CBT adalah pendekatan yang

penting untuk menyediakan ketrampilan

terfokus dan jangka pendek untuk

yang dapat menolong seseorang untuk

mengarahkan

155

klien

agar

dapat

mengenali

situasi berisiko terhadap

suatu

program

psiko-edukasi

yang

relaps kemudian menghindari situasi

menggabungkan

tersebut,

adaptasi

ketrampilan perilaku dengan teknik

efektif

intervensi kognitif. Prinsip utamanya

dan

melakukan

perilaku (cope)
berkenaan
perilaku

yang

dengan

masalah

dan

adalah

yang berhubungan dengan

penyalahgunaan

zat

(NIDA

prosedur

latihan

berdasarkan social

leaming

theory. Sebagian ahli dalam bidang

dalam

ketergantungan zat telah melakukan

Panduan Pelayanan Psikologi BNN.

sejumlah

2009).

dengan perilaku relaps sejak tahun

penelitian

Berdasarkan latar belakang di

1985 (Marlatt

and

atas, peneliti ingin meneliti efektifitas

menyimpulkan

tujuan

dari

mendidik

Terapi

dengan

pendekatan

yang

Gordon)

seseorang

RP

berkait

dan
adalah

bagaimana

konsep kognitif perilaku (Cognitive-

mencapai suatu lifestyle yang seimbang

Behavioral Therapy) untuk mencegah

dan mencegah pola kebiasaan yang

terjadinya relaps pada penyalahguna

tidak sehat. Klien dibimbing untuk

narkoba yang telah menyelesaikan masa

mengenali high

rehabilitasi dan tengah berada pada

dengan kata lain situasi tertentu yang

program after-care.

dapat menjadi ancaman terhadap kendali

Relaps

Prevention

risk situation atau

diri pasien dan dapat meningkatkan

(Pencegahan

risiko relaps. Ada beberapa situasi yang

Kambuh)

tergolong high risk ; yaitu :

Relapse Prevention (RP) adalah
program kendali diri yang didesain

a. Status emosional yang negatif (35%

untuk mengedukasi seseorang yang

dari sampel relaps)

berusaha mengubah perilakunya dan

b.

mengatasi problema relaps. RP adalah

sampel relaps)

156

Konflik interpersonal (16% dari

c.

Terapi kognitif-perilaku menggunakan

Tekanan sosial (20% dari sampel),

teori dan riset tentang proses-proses

(Husin, Bachri, 2002).
Model
prevention

penanganan

pencegahan

kognitif.

relapse

Terapi

merupakan

kekambuhan

kognitif-perilaku

bagian

dari

paradigma

yang dikembangkan oleh Marlatt dan

kognitif, namun pada kenyataannya

Gordon

terapi

melihat

aspek-aspek

kognitif-perilaku

ketergantungan yang sifatnya dipelajari

gabungan

dan

belajar (Davison dkk, 2006). McLeod

melihat

kekambuhan

sebagai

paradigma

merupakan
kognitif

kegagalan keterampilan coping kognitif

(2006)

berpendapat

maupun perilaku. Terapi melibatkan

historis

pendekatan

tindakan membantu orang-orang untuk

merupakan aliran terapi utama yang

menghilangkan ambivalensi mengenai

paling muda, dan mungkin muncul

penghentian pemakaian obatnya dengan

dalam fase paling kreatif dengan ide dan

menelaah keyakinan mereka tentang

teknik yang terus ditambahkan ke

aspek-aspek

dalamnya setiap tahun. Prinsip dasar

positif obat-obatan dan

secara

kognitif-perilaku

menghadapkan mereka pada berbagai

dalam

konsekuensi

adalah perubahan dalam berpikir dapat

negatif

Situasi-situasi
diidentifikasi
dikembangkan

penggunaannya.

beresiko
dan

berbagai

untuk

pendekatan

bahwa

dan

menghasilkan

tinggi

kognitif-perilaku

perubahan

dalam

perilaku.

strategi

Tujuan Terapi Kognitif-Perilaku

menghadapi

situasi yang berpotensi problematik dan

McLeod

(2006)

mengatakan

menghadapi craving sebagai akibat dari

bahwa tujuan utama dari sebagian besar

abstinensi (Durand dan Barlow, 2007).

karya kognitif-perilaku adalah untuk

Terapi dengan Pendekatan Konsep

menggantikan

Kognitif Perilaku (CBT) Definisi

memberikan kontribusi kepada perilaku

157

keyakinan

yang

self-defeating dengan keyakinan yang

Relapse adalah kondisi dimana

diasosiasikan dengan penerimaan diri

individu gagal untuk mempertahankan

(self-acceptance)

kondisi

masalah

yang

dan

pemecahan

konstruktif.

„sober‟/„sehat‟

setelah

ia

mengetahui dan melakukan usaha-usaha

Senada

dengan McLeod, Nevid dkk (2005)

pemulihan

menyatakan

kognitif-

merupakan suatu proses yang progresif

perilaku bertujuan untuk membantu

yang melibatkan proses emosi dan

klien mengidentifikasi dan memperbaiki

behavioral dari individu dimana pada

keyakinan-keyakinan maladaptif, jenis

akhirnya ia kembali pada kondisi seperti

pikiran

bahwa

self-

sebelum

yang

menghasilkan

atau

pemulihan. Menurut Marlatt & Gordon

dan

(1985)

menambah masalah emosional.

ia

menerima

Relapse

sikap

otomatis,

defeating

terapi

sebelumnya.

relapse

dapat

perawatan

terjadi

pada

Berdasarkan penjelasan diatas,

kecanduan terhadap alcohol, rokok,

maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

heroin, dan zat-zat adiktif lainnya dan

dari

diperkirakan dapat mencapai 50% -

terapi

kognitif-perilaku

adalah

untuk mengajak klien mengenali dan

90%

mengubah

yang

menurut Marlatt & Gordon (1985) salah

merusak

satu faktor utama dan memainkan peran

diri sendiri yang dititikberatkan pada

penting pada proses terjadinya relapse

masa kini untuk diubah dari negatif

adalah situasi-situasi berisiko tinggi dan

menjadi

respon individu

distorsi

mempengaruhi

mood

positif

kognitif,
dan

dengan

tidak

dari

kasus

kecanduan.

terhadap

Juga

situasi

mengabaikan masa lalu klien.

berisiko tinggi tersebut yang akan

Terapi dengan Pendekatan Konsep

menentukan apakah seseorang akan

Kognitif Perilaku untuk Mencegah

relapse atau tidak. Marlatt (1996)

Relapse pada Penyalahguna Narkoba

mengidentifikasi serangkaian situasi-

158

situasi yang biasa dialami oleh para

lain selain menggunakan obat (Kaplan,

pencandu dan dapat memicu munculnya

Sadock, dan Grebb, dalam Fausiah dan

relapse, yaitu : situasi emosi yang

Widury. 2005).

negatif, situasi yang melibatkan orang

Hipotesis

lain

atau

sekelompok

dapat

orang

menyebabkan

interpersonal,

yang

Ada

konflik

konflik-konflik

perbedaan

frekuensi

(kecenderungan)

relaps

kelompok

dan

kontrol

antara
eksperimen

intrapersonal, tekanan sosial, situasi

setelah diberi terapi dengan pendekatan

emosi yang positif, keinginan untuk

konsep Cognitive- Behavioral Therapy

menguji

(CBT).

kendali

diri

dan

kondisi

ketagihan /‟suges‟.
Pendekatan

METODE PENELITIAN
kognitif

dan

a. Rancangan Penelitian

perilaku mengajarkan seorang individu

Desain

Eksperimen

yang

untuk mengurangi kecemasan, antara

digunakan the two group pre test-post

lain

treatment

menggunakan

pelatihan

asertivitas,

ketrampilan

kelompok di tes dua kali, yaitu di awal

kontrol diri, selain itu mereka juga

dan di akhir treatmen. Design seleksi

diberikan

subjek dilakukan secara random untuk

relaksasi,

beberapa

program

design.

kondisioning untuk mengubah pola

masing-

penggunaan narkoba. Penangan secara

kelompok

kognitif juga mengajarkan bagaimana

kelompok

menghindari

Wibhowo, 2008).

tempat

yang beresiko

tinggi menimbulkan kembali keinginan
Desain: R
untuk menggunakan zat, mengetahui
efek buruk obat, dan mencari alternatif

159

masing

Disini

kelompok,

eksperimen
kontrol

sebuah

baik

maupun

(Setyorini

&

b. Partisipan

diberikan Postest. Pretest dan Postest

Partisipan

diberikan pada kedua kelompok yaitu

direncanakan

berjumlah 10 orang. Dengan pembagian

kelompok Eksperimen dan Kontrol.

5 orang sebagai kelompok dikenai

d. Alat dan Materi

tritmen dan 5 orang sebagai kelompok

Adapun

kontrol.

selama sesi terapi, antara lain :
Penelitian

ini

menggunakan

peralatan

Form

yang

diperlukan

awal

Assessment

subjek penelitian dengan karakteristik

digunakan untuk Intake Assessment

sebagai berikut :

yang menguraikan data demografis,

1.Mantan pecandu (resident) yang telah

sosial, psikologis, dan medis secara

selesai menjalani proses rehabilitasi dan

umum, Tes Intelegensi SPM, untuk

saat ini berada pada fase after care

mengetahui

2.Tidak mengalami Dual-Diagnosa

subjek Alkohol

3.Belum pernah mendapatkan terapi

Warning

yang

gejala

berhubungan

dengan

relapse

and

intelektual

Drug

untuk

Scale

kekambuhan

Relapse
mengukur

klien

sebelum

of

Change

mengggunakan narkoba

prevention
4.

kemampuan

Socrates-Stage

Memiliki kemampuan Intelektual

normal/rata-rata

Readiness and Treatment Eargerness

c. Pengukuran

Scale (untuk

Pengukuran

pada

menggunakan

penelitian

Alcohol

and

menilai

ini

melakukan

tingkat

perhitungan

konselor

motivasi

mengikuti terapi,

Drug

Relapse Warning Scale
Sebelum

membantu

dalam
yang

klien
tes

ini

dilakukan

mengkategorisasikan item pada tiga

tritmen

subjek diberikan pretest terlebih dahulu,

aspek

lalu setelah diberikan pelatihan subjek

taking steps)

160

recognition,

abivalence,

dan

Form

Identifying

menyusun

High-Risk

berbagai

strategi

untuk

Situation (dengan mengetahui situasi

mempertahankan abstinence dari materi

beresiko tinggi menolong subjek untuk

yang telah didapat)

menangani dan menghindari hal-gal

Alat perekam, alat tulis, dan

yang membuat relapse)

peralatan penunjang lainnya

Form Identifications of Core
(menolong

Beliefs
dapat

untuk

mengenali

mempertimbangkan
yang

subjek

ada

Melakukan

dan

keyakinan

pada

e. Prosedur

dirinya

sesuai

salah

Form

subjek

subjek

penelitian

dan disertai dengan melakukan tes

sehingga

intelegensi.

berpengaruh terhadap tindakan akhirnya
yaitu relapse)

pedoman

screening

Melakukan random assignment

Improved

untuk menentukan kelompok kontrol

Reactions to Mandates and Injunctions

dan eksperimen.

(menolong subjek menemukan cara baru

Melakukan

Pre-test

pada

untuk bereaksi terhadap mandates and

kelompok Kontrol dan eksperimen,

Injunctions yang benar)

dengan menggunakan Alkohol and Drug

Form Management of High-

Relapse Warning Scale dan Rapid Test

Risk Situation (latihan ini membantu

(urin)

subjek untuk mengumpulkan hal-hal
yang

telah

dipelajarinya

memberikan kesempatan

Melakukan Intake Asessment

dan

untuk

yang baik

mengetahui

kondisi

klien

secara umum dan dilanjutkan dengan

untuk menggunakan apa yang telah

memberikan

dipelajari)

mengetahui motivasi klien menjalani

Form
Strategy

Relapse

(untuk

Prevention

membantu

tes

Socrates

untuk

terapi

subjek

Selanjutnya

161

para

subjek

diberikan penjelasan, dukungan, dan

intervensi

semangat untuk melakukan perubahan

Konsekuensi

menggunakan terapi kognitif perilaku

klien dan significant persons

agar

gambaran.

4. Tahap 4: Fokus terapi, intervensi

komitmen

tingkah laku lanjutan

subjek

mendapat

Kemudian

pembuatan

dengan

bersama mengenai sesi terapi yang akan

5.

dilaksanakan.

f. Analisis

Proses
CBT

pada

Terapi
subjek

positif-negatif

kepada

Tahap 5: Penutup

menggunakan

Untuk melihat validitas dan

dan

reliabilitas suatu alat ukur terutama

kelompok kontrol tidak diberi perlakuan

pada alat ukur Alcohol and Drug

Melakukan
pada

kelompok

ekperimen

memberikan

Post-treatment

Warning

Scale

dilakukan

dan

adanya analisis item terlebih dahulu.

menggunakan

Teknik analisis item yang digunakan

Alkohol and Drug Relapse Warning

utuk melakukan uji validitas adalah

eksperimen,

Scale

dengan

Kontrol

Relapse

dan Rapid Test (urin)

Partial Least Square. Teknik reliabilitas

Tritmen diberikan selama lima sesi,

menggunakan

setiap sesi dilakukan dalam waktu 60

cronbach. Berdasarkan hasil item valid

menit dengan aturan 30/30/30.

dari

Sesi terapi dapat diuraikan sebagai

reliabilitas pada pre-test, item yang

berikut :

valid tersebut digunakan pula untuk

1. Tahap 1: Asesmen dan diagnosa awal

perhitungan post-test.

2. Tahap 2: Mencari emosi negatif,

Tenik

reliabilitas

perhitungan

analisa

validitas

data

alpha

dan

untuk

pikiran otomatis, keyakinan utama yang

menguji perbedaan antara kelompok

berhubungan dengan gangguan

kontrol dan ekperimen pada Alkohol and

3.

Drug Relapse Warning scale yaitu

Tahap 3: Menyusun rencana

162

menggunakan teknik analisis U Mann-

Sehat Mandiri. Periode program terapi

Whitney,

dimulai dari tanggal 24 Juni 2013

parametrik

yaitu

uji

yang

membandingkan

statistika

digunakan
sampel

non
untuk

sampai dengan 3 Agustus 2013.

independen,

Hasil Analisis Kuantitatif

(Uyanto, 2009).
HASIL

Dilakukan

PENELITIAN

DAN

analisis

U-Man

Whitney untuk membandingkan ada

PEMBAHASAN

tidaknya

A. Hasil Penelitian

Kognitif perilaku yang diberikan kepada

Gambaran

Umum

program

program

Terapi

kelompok eksperimen dengan kelompok

Pelaksanaan

kontrol yang tidak diberikan terapi.

program terapi Kognitif Perilaku
Pelaksanaan

pengaruh

Berdasarkan hasil analisis data yang

terapi

berlangsung sebanyak 8 sesi, setiap dua

telah

kali dalam seminggu (hari Selasa dan

sebagai berikut :

Jumat). Pelaksanaan program dilakukan

Pada Tabel 1, dapat dilihat data yang

di ruang konsultasi Panti Sosial Pamardi

diperoleh dalam penelitian ini adalah

Putra Sehat Mandiri Yogyakarta. Dalam

skor

proses pelaksanaan program seluruh

Warning Scale, dengan partisipan antara

subjek

kelompok eksperimen dan kelompok

tidak

berkenan

dilakukan

Alcohol

kontrol.

didokumentasikan melalui foto dan
video, serta tidak memperkenankan
orang lain selain peneliti dan terapis
untuk masuk ke ruang konsultasi, oleh
sebab itu program dilaksanakan dengan
setting yang dikondisikan jauh dari
gangguan dan tertutup bagi staf PSPP-

163

menunjukkan

and

Drug

hasil

Relapse

Tabel 1. Skor Alcohol and Drug Relapse Warning Scale

Kelompok

Jumlah

Initial

Pre-Test

Post-Test

Gain

B

115

124

-9

C

77

90

-13

F

114

94

20

G

147

135

12

A

61

72

-11

D

100

103

-3

E

63

58

5

partisipan

Eksperimen

Kontrol

dari

4

3

Kesimpulan, berdasarkan hasil

perhitungan U-Man Whitney terlihat

penghitungan

U=5,000 ; p>0,05. Hal ini berarti tidak

U-ManWhitney
ditolak

ada perbedaan yang signifikan antara

(U=5,000 ; p>0.05 ; Z= -,354), hal ini

perubahan kelompok eksperimen setelah

berarti

diberikan

terlihat

bahwa

hipotesis

Tidak ada perbedaan

yang

terapi

dengan

kelompok

signifikan antara perubahan kelompok

kontrol yang tidak diberi terapi. Dapat

eksperimen setelah diberikan terapi

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

dengan kelompok kontrol yang tidak

efek terapi dengan pendekatan konsep

diberi terapi.

kognitif

perilaku

relapse

pada

Berdasarkan

hasil

dari

164

untuk

mencegah

pengguna narkoba.

Dengan

demikian

hipotesis

tidak

adalah 7 orang, dimana termasuk dalam

terbukti.

kategori non parametric.

Penelitian
menggunakan

ini
Analisis

Wilcoxon

signed

mengetahui

efektifitas

juga

Berdasarkan

statistik

Wilcoxon

pada

perhitungan

kelompok

kontrol

ranks,

guna

diperoleh hasil Z score -,535 ; p>0,05.

dari

suatu

Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang

terapi dengan cara membandingkan

signifikan pada kelompok kontrol antara

skor

pre-test dan post-test.

subjek

sebelum

dan

sesudah

diberikan terapi. Selain itu dalam uji

Berdasarkan

hasil

analisis

statistik Wilcoxon signed ranks, juga

statistik pada kelompok eksperimen,

membantu peniliti melakukan analisis

diperoleh hasil perhitungan Z score -

terhadap satu sampel dan sesuai dengan

,365 ; p>0,05. Hal tersebut berarti tidak

jumlah subjek dalam penelitian ini

ada perbedaan yang signifikan pada

kelompok eksperimen, antara

Alcohol and Drug Relapse Warning
sesuai

dengan

prosedur.

sebelum dan sesudah diberikan terapi

Scale

dengan pendekatan konsep kognitif

Kelompok kontrol berjumlah 6 orang,

perilaku.

3 diantaranya tidak hadir dalam proses

B. Pembahasan

post-test.

Dalam

penelitian

Melalui

ini,

penelitian

ini,

ada

kelompok eksperimen terdiri dari 4

beberapa temuan yang cukup menarik

orang yang mengikuti program terapi

untuk

hingga

subjek

penelitian ini meliputi empat bahasan,

test

yang meliputi penjelasan latar belakang

selesai.

Keempat

melakukan pengisian pre- post

165

didiskusikan.

Analisis

dalam

penggunaan dan ketergantungan pada

kecenderungan relapse yaitu subjek “F”

narkoba, pemaknaan secara keseluruhan

dan “G”. Sebaliknya subjek eksperimen

terhadap

ataupun

“B” dan “C” mengalami peningkatan

lingkungan terdekat yang terkait dan

kecenderungan relapse. Hal ini mungkin

tindakan-tindakan

disebabkan

kondisi

digunakan

diri

apa

dalam

saja

yang

menyelesaikan

terkendala

karena
masalah

Subjek
naik

“B”

turunnya

masalah. Proses terapi dan hasil dari

kondisi medis akibat terinfeksi HIV-

Terapi

AIDS. Selain itu zat alkohol yang terus

menggunakan

pendekatan
ini

dikonsumsi selama proses terapi guna

tiap

membantu menolong tubuhnya agar

partisipan dan antar partisipan. Dalam

tetap terasa segar berdampak negatif

analisis, nama partisipan diganti dengan

pada proses kognitifnya. Kemudian

nama

kondisi

kognitif-perilaku. Hasil penelitian
menampilkan

bahasan

samaran

analisis

untuk

menjaga

semakin

pertemuan

kerahasiaan semua partisipan.

diperberat

keempat

subjek

pada
karena

hasil

hilangnya dukungan dari pacar yang

penelitian ini mengatakan tidak ada

memutuskan untuk berpisah dengan

perbedaan yang signifikan dari terapi

subjek.

dengan pendekatan konsep kognitif

treatment

perilaku untuk mencegah relapse. Bila

ketiga

ditinjau per individu dalam kelompok
eksperimen,

Secara

keseluruhan,

ada

perbedaan

reaksi

Pada pertengahan proses
tepatnya
subjek

pada

pertemuan

“C”

mengalami

kehilangan

dukungan

lingkungan

terdekatnya

yaitu

seprofesinya,

dalam

terhadap terapi kognitif perilaku. Dua

bekerja,

orang subjek mengalami penurunan

mengalami tekanan dari orang yang

166

rekan

atasan

serta

dilayaninya dalam

bekerja,

Keseluruhan subjek baik dari

hal

tersebut

tentu

saja

berpengaruh

kelompok

terhadap

fokus

subjek mengerjakan

kelompok

eksperimen
kontrol,

maupun

terutama

yang

membuatnya

mengalami peningkatan kecenderungan

mengalami hambatan dalam berjuang

kekambuhan penggunaan zat adiktif

mencapai keberhasilan proses terapi.

mengalami satu atau lebih hal yang

tugas-tugas,

sehingga

Tinjauan
digunakan

lain

dapat

menghambat proses kekambuhan sesuai

memahami

dengan pendapat Rogers dan McMillin

yang

untuk

peningkatan kecenderungan relapse zat

(1991 dan 1992) yaitu kurang

atau

adiktif

tidak

yang

pada

kelompok

eksperimen

memenuhi

petunjuk

adalah pendapat dari Micmillin dan

diberikan oleh petugas atau terapis,

Rogers (1992) yang mengemukakan

seperti

bahwa kambuh merupakan kesalahan

program terapi rawat jalan setelah keluar

pengambilan

dari

keputusan

yang

keharusan

program

untuk

mengikuti

rehabilitasi,

dipengaruhi oleh emosi-emosi yang

kurang

kuat. Klien menunjukkan respon yang

kesembuhan

berbeda

menggunakan zat dengan dalih dapat

terhadap

tuntutan

dari

mendukung

keluarga

klien,

gangguan penyakit dan disitulah terletak

mengendalikan,

perbedaan

tinggi,

antara

keberhasilan

dan

rencana

masalah

mencoba

lingkungan
psikiatris,

resiko
masalah

kegagalan. Klien yang tidak kambuh

medis yang muncul bersamaan, dan

memperoleh dukungan dari keluarga

melakukan

atau

keputusan yang dipengaruhi oleh emosi-

orang-orang

di

lingkungan

kesalahan

emosi yang kuat.

terdekatnya.

167

pengambilan

Kelemahan-kelemahan

mengkonsumsi narkoba

yang

dihadapi oleh peneliti dan merupakan

d. Jumlah pertemuan yang dipadatkan

keterbatasan penelitian adalah faktor-

sehingga mempersempit waktu subjek

faktor yang tidak dapat dikontrol, yaitu :

dalam

a.

ketrampilan yang dipelajari karena harus

Faktor psikologis yang meliputi

berlatih

dan

menerapkan

peristiwa emosional yang muncul di

segera

menyesuaikan

pertengahan proses terapi sebagai akibat

materi

proses

dari

Menurut BNN (2008), Terapi kognitif

tekanan

terdekatnya

dari

lingkungan

(keluarga,

pacar,

Perilaku

rekan

terapi

untuk

dengan

cepat

yang

baru.

mencegah

kerja, dan kelompok sebayanya).

dilakukan

b.

mengontrol

penelitian ini mengenai efektifitas terapi

penggunaan terhadap zat adiktif tertentu

kognitif perilaku yang dilakukan, waktu

selama proses terapi, sehingga zat-zat

pertemuan yang bisa diberikan hanya

adiktif yang dikonsumsi berpengaruh

terbatas hingga 8 sesi pertemuan. Waktu

terhadap tidak maksimalnya pengaruh

yang terbatas menyebabkan hasil terapi

terapi yang telah diberikan, bahkan

dengan pendekatan

terdapat

perilaku menjadi kurang optimal dan

Kesulitan

dalam

beberapa

subjek

yang

hingga

20

relapse

sesi.

konsep

mengalami peningkatan kecenderungan

efektif.

kekambuhan.

KESIMPULAN DAN SARAN

c. Tidak adanya karantina terhadap

A. Kesimpulan

subjek, sehingga sulit untuk mengontrol
pengaruh

lingkungan

kemungkinan

subjek

Dalam

kognitif

Berdasarkan hasil penelitian dan

dan

pembahasan

kembali

yang

dilakukan

oleh

peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan

168

bahwa dalam penelitian ini Terapi

DAFTAR PUSTAKA
Adelekan, M.L., & Lawal, R.A. (2006).

dengan Pendekatan Konsep Kognitif

Drug use and HIV infection in
Perilaku kurang efektif untuk mencegah

Nigeria: a review of recent

relapse pada penyalah guna narkoba.

findings. African Journal of
Drug

B. Saran

&

Alcohol

Studies,

5(2),118-129.
Bagi Peneliti Selanjutnya dan Terapis

BNN. (2009). Panduan Pelayanan
Psikologi Di OSC-ORC-CBU.

a. Alokasi waktu pelatihan yang lebih
lama

dan

penambahan

Pusat Terapi dan Rehabilitasi

jumlah

Badan
pertemuan,

sehingga

penyampaian

Narkotika

Republik Indonesia: Jakarta

materi bisa lebih efektif.

BNN.

Terapi

(2008).

Narkoba
seperti

sebaiknya

pada

kontrol

penelitian
terhadap

Rehabilitasi

Komprehensif Bagi Pecandu

b. Jika jumlah pertemuan tetap delapan
kali

Nasional

ini,

Dilihat

Dari

Sisi

Psikososial. Pusat Terapi dan
Rehabilitasi Badan Narkotika

faktor

Nasional Republik Indonesia:

eksternal subjek ditingkatkan.

Jakarta
c. Pelaksanaan karantina subjek untuk
meminimalisir

faktor

Bishop, G. (1994). Integrating Mind
and Body Health Psychology.

eksternal yang

Bennett, G. (1989). Treating Drug

memengaruhi jalannya terapi

Abuser. Routledge: Britis
d.

Menyarankan melakukan Terapi

Carrol,

dengan Pendekatan Konsep Kognitif

M.

Kathleen

(1998).

A

Behavioral

Cognitive

Approach: Treating Cocaine

Perilaku pada resident yang berada pada

Addiction
Tahap Re-Entry

Colombo

Plan

Drugs

Programme.
Management

169

Advisory
(2005)

of

Drug

Treatment and Rehabilitation

Criminal

Programmes in Asia. Colombo

Department

Plan

Human Services

Carrol, Kathleen. M. ; Ball, Samuel. A ;

Offenders.
of

U.S.

Health

and

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

Martino, Steve ; Nich, Charia ;

http://www.sioloon.com/t8577 tekanan-

Babuscio, Theresa. A ; Nuro,

mental

Kathryn. F ; Gordon, Mellisa. A

Karoly.

;

Portnoy,

Gallina.

A

;

P.

Measurement

(1985).

Strategies

In

Rounsaville, Bruce. J. (2008).

Psychology.

Simultaneously:

Computer-Assisted Delivery of

Canada

Cognitive- Behavioral Therapy
for

Addiction:

Health

Kathleen M. Carroll. (2009). Therapy

Randomized

Manuals For Drug Addiction.

Trial of CBT4CBT. Journal of

America: National Institute on

National Institutes of Health:

Drug Abuse

165(7): 881-888

Kirkendall, Ellen.

Christian,M.2005.Jinakkan

(2002). Cognitive

Behavioral

stress.Bandung:Nexx Media

therapy

for

cocaine addiction to improve

Smet,Bart.1994.Psikologi

antiretroviral

kesehatan.Jakarta: Gramedia.

adherence

medication
in

HIV-positive

patients. Columbia University

Davison, G.C.; Neale, J.M.; Kring, A.M.
(2006). Psikologi Abnormal.

Collge

Ed.9 Jakarta: PT. RajaGrafindo

Surgeons Vol: VI, 2001-2002

Persada.

Health

Physicians

and

Kadden, Ronald. M. (tth). Cognitive-

Gathchel, R. (1989). An Introduction
To

of

Behavioral

Therapy

for

Subtance Dependence: Coping

Psychology.

Skills

Singapore Bishop

Training.

Department

Psychiatry:

University

of

M. (tth). Counselor’s Manual

Connecticut

School

of

for

Medecine Farmington

Gorski, Terence. T and Kelley, John.

Relapse Prevention With

Chemically

Dependent

Halgin, Richard. P dan Whitbourne,

170

Susan

Krauss.

of Health, 33(3): 511-525

(2011).

Psikologi

Abnormal

:

Marlatt Alan, G dan Katie, Witkiewitz.

Perspektif

Klinis

pada

(2004). Relapse Prevention for

Gangguan Psikologis. Jakarta :

Alcohol and Drug Problems.

Salemba Humanika

Journal

Latipun. (2002) Psikologi Eksperimen.

Psychologist:

Malang : UMM Press

dan

H. (1984). Relapse Prevention:

Behavioral

Joewana.

Membantu

Introduction and Overview of
the Model. British Journal of

(2006a).

Addiction: 79, 261-273

Pemulihan

Pecandu

Narkoba

Keluarganya.

Jakarta:

dan

Marlatt, Alan. G dan Gordon, J. R.

Balai

(Eds.)

dan

Modul

Joewana.
Latihan

Pecandu

Relapse

(1985).

Prevention.

Pustaka
Martono

New

York:

Guilford Press

(2006b)
Pemulihan

Marlatt, Alan, G ; Parks, George. A ;

Narkoba Berbasis

and Witkiewitz, Katie. (2002).

Masyarakat.

Jakarta:

Clinical

Balai

Guidelines

Implementing

Pustaka

for
Relapse

Pengantar

Prevention

Konseling: Teori Dan Studi

Department

Kasus. Ed.3. Jakarta: Prenada

:University of Washington

McLeod,

J.

(2006).

Media Group.
McHugh,

R.

of

Marlatt, Alan. G and George, Williaw.

Therapy. Vol. 23, No 2
Martono

University

224-235

A. (1999) Relapse Prevention
Cognotive

American

Washington: Vol. 59, No 4,

Larimer, M. E ; Palmer, R.S ; Marlatt,

with

of

Kathryn;

Therapy.
of

Psychology

Monica S, Denise, Elizabeth, Isildinha,
Michael.

Hearon,

(2010).

Cognitive-

Bridget. A; W. Otto, Michael.

Behavioral Therapy to Promote

(2010). Cognitive- Behavioral

Smoking

Therapy for Substance Use

African American Smoker: A

Disorders. National Institutes

Randomized

171

Cessation

Clinical

Among

Trial.

Journal

of

Consulting

Oemarjoedi, A.K. (2003). Pendekatan

and

Clinical Psychology: Vol. 78,

Cognitive

No. 1, 24-33

Psikoterapi.

Treatment

dalam

Ed.1.Jakarta:

Penerbit Kreativ Media.

Magill and Ray. (2009). CognitiveBehavioral

Behaviour

With

Pinel,

John.

P.

J.

(2009).

Adult Alcohol and Illocit Drug

BIOPSIKOLOGI. Yogyakarta:

Users: A Meta-Analysis of

Pustaka Pelajar

Randomized Controlled Trials.
Department

Prasetyo, E ; Alfianto, S ; Wibowo, R.

Psychology:

(2010).

Materi

University of California at Los

Rehabilitasi.

Angeles; 70: 516-527

Pamardi

(2010). Evidence for Optimism:
Therapies

Panti

Terapi
Sosial

Putra

(PSPP)

Purwomartani,

Macgowan, Mark. J dan Engle, Bretton.

Behaviour

dan

Kalasan,

Sleman, Yogyakarta.

and

Priharani, U. A. (2004). Gambaran

Motivational Interviewing in

Proses Grieving Dan Cara

Adolescent

Abuse

Coping Pada Orang Dewasa

Treatment. Journal of National

Muda Yang Mengalami Putus

Institute of Health: 19(3): 527-

Cinta.

545

Psikologi Universitas Indonesia.

Subtance

(2005). Psikologi Abnormal.
Jakarta:

Fakultas

Tidak Dipublikasikan

Nevid, J.S.; Rathus, S.A.; Greene, B.

Jil.1&2.

Depok:

Reber, Arthur. S dan Reber, Emily. S.

Penerbit

(2010).

Erlangga.

Kamus

Psikologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

O‟Donohue, William ; Fisher, Jane. E

Rogers,

R.L;

and

McMillin,

; Hayes, Steven. C. (2003).

C.S.1991.

Cognitive Behavioral Therapy:

How to

Applying

Empirically

Common Pitfalls in Recovery.

Supported Techniques in Your

New York: The Philip Lief

Practice.

Group , Inc. 9-12;60-61; 61-62.

Simultanesously:

canada

Relapse
Avoid

Traps.

The Most

Rich, P., & Copans, S. (2000). The

172

healing

journey

through

69, No 3, 347-357

addiction: Your Journal for

Taylor,

recovery and self renewal. New

Learning

recovery and self renewal. New

Curve:

Therapies

Psikologi

for

Subtance

Universitas

The

Adolescent
National

Abuse.

Institute of Health: 99 (Suppl

:

2): 93-105

Semarang
Soeliman,

Hill

Cognitive-Behavioral

Setyorini, D dan Wibhowo, C. (2008).

Soegijapranata

Graw

Emerging Evidence Supporting

York: John Wiley & Sons.

Katolik

Mc.

Ed).

Waldron dan Kaminer. (2004). On the

addiction: Your Journal for

Eksperimen.

th
(6 .

Book Company.

through

Pengantar

Health

(2006).

Singapore:

Rich, P., & Copans, S. (2000). The
journey

E.

Psychology.

York: John Wiley & Sons.

healing

S.

Witkiewitz, Katie dan Marlatt, Alan.

Holil.

Kamus

(2006).

G. (tth). Overview of Relapse

Narkoba. BNN : Jakarta

Prevention.

Departement

of

Somar, Lambertus. (2001). Kambuh

Psychology

University

of

Relapse: Sudut Pandang bagi

Illinois

Mantan

Pecandu

Narkoba.

Department

Jakarta:

PT.

Gramedia

University

Widiasarana Indonesia

at

Chicago
of
of

and

Psychology
Washington

Seattle

Stallard, P. 2004. Think Good-Feel

Wooley, James B . (2006). Improving

Good : A Cognitive Therapy

Outcomes

and

Preventing

Workbook

Relapse

in

Cognitive

for Children and

Young People. West Sussex:

Behavioral

John Wiley and Sons Ltd.

British Journal of Psychiatry

Teasdale, Scott, Moore, dkk. (2001).
Bagaimana
Therapy

Therapy.

The

Vol. 189, No 473-475

Cognitive

Zarb,

mencegah Relapse

J.

(2007).

Developmental

Cognitive Behavioral Therapy

pada Depresi Residual ? Vol.

with

173

Adults.

Taylor

and

Francis group: New York
.

(2007).
Cognitive

Leader’s
Behavioral

Guide:
and

Relapse Prevention Strategies.
United Nations office on Drug
and Crime.

174

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Konsep Diri dan penyesuaian Diri dengan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

3 78 155

KONSEP TERAPI PERILAKU DAN SELF-EFFICACY

0 0 25

PENERAPAN MENTAL KOGNITIF ISLAM DAN PSIKOSOSIAL ISLAM DALAM MENCEGAH PERILAKU LGBT PADA REMAJA MUSLIM PEKANBARU

1 1 14

PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP ADVERSITY QUOTIENT PADA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK YANG MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON (PTRM)

0 0 12

Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga dan Daya Juang Dengan Belajar Berdasar Regulasi Diri Pada Remaja Yulia Herawaty Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Ratna Wulan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Abstrak - Hubungan Antara Keberfungsian

0 1 10

KONSEP KELUARGA IDAMAN DAN ISLAMI Miftahul Jannah Adalah Dosen Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry miftahuljannahar-raniry.ac.id Abstrak - KONSEP KELUARGA IDAMAN DAN ISLAMI

0 0 16

Psikologi Persepsi dan Desain Informasi: Sebuah Kajian Psikologi Persepsi dan Prinsip Kognitif untuk Kependidikan dan Desain Komunikasi Visual - Universitas Negeri Padang Repository

5 20 88

KONSEP TUGAS AKHIR PUSAT REHABILITASI PENGGUNA NARKOBA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ARSITEKUR DI SEMARANG

0 0 8

INFERIORITAS PADA PENYANDANG TUNA DAKSA Yuliana Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta y.ana15yahoo.com Abstrak - INFERIORITAS PADA PENYANDANG TUNA DAKSA - Repository Universitas Ahmad Dahlan

0 0 7

MOTIVASI PADA WARIA Anastasya Dista Putri Sahabo Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan anastasyadistagmail.com Abstrak - MOTIVASI PADA WARIA - Repository Universitas Ahmad Dahlan

0 0 8