Distribusi pemasaran barang rongsok : studi kasus pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta - USD Repository

  

DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK

Studi Kasus Pengepul Barang Rongsok

di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Ratna Yulita

  

NIM: 041324023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  MOTTO

  Dari jurang yang dalam....aku berteriak meminta pertolongan_Mu, dan KAU DENGARKAN SUARAKU.

  Yunus 2:2 Jika suatu saat bintang yang kau puja dan kau impikan lenyap dari pandangan matamu...jangan pernah sesalkan semua rasa yang pernah tercipta karena_Nya. Penulis

  Sahabat adalah seseorang yang datang mendekat saat semua orang menjauhinya. Semoga persahabatan kita tetap terkenang sepanjang usia kita. Amien STAR (Ser, Tuti, Ari, Ratna)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk: ♥ Tuhan Yang Maha Esa Pencipta Alam Semesta.

  ♥ Alm. Ayahku (Fransisco) tersayang dan tercinta yang selalu ada dihatiku, akan selalu kuingat pesan dan nasehat-nasehat ayah.

  ♥ Ibu (Sumiati) tercinta dan tersayang yang senantiasa selalu memberikan kasih sayangnya, dukungan, serta nasehat.

  ♥ Mbakku (Yanti) dan adik-adikku (Deni & Tino), aku mencintai dan menyayangi kalian.

  ♥ Seluruh keluarga besarku yang selalu mencurahkan perhatian dan tak henti-hentinya memberikan nasehat dan dukungan.

  

ABSTRAK

DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK

STUDI KASUS PENGEPUL BARANG RONGSOK

DI KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Ratna Yulita

041324023

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis jalur pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, (2) untuk menganalisis distribusi marjin pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, dan (3) untuk menganalisis transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan studi kasus dengan lokasi di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Populasinya adalah semua pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok. Adapun dalam pengambilan sampel penulis menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pengepul barang rongsok, serta pencatatan berkala. Bentuk data yang digunakan dalam analisis ini adalah data cross section dan data time series. Data cross section digunakan dalam analisis jalur pemasaran dan distribusi marjin pemasaran dan data time

  

series digunakan dalam analisis elastisitas transmisi harga. Alat analisis yang

  digunakan untuk mendapatkan tujuan tersebut adalah analisis marjin pemasaran, collector share dan analisis elastisitas transmisi harga.

  Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga jenis jalur pemasaran barang rongsok, jalur pertama dari pemulung ke pengepul kemudian ke pabrik daur ulang, jalur kedua dari pengumpul ke pengepul kemudian ke pabrik daur ulang, jalur ketiga dari pemulung dan pengumpul ke pengepul sesama pengepul kemudian ke pabrik daur ulang. Dari analisis distribusi marjin pemasaran dapat disimpulkan bahwa penyebaran marjin masih dalam batas wajar. Dari analisis collector share dapat disimpulkan bahwa bagian harga yang dinikmati pemulung ataupun pengumpul untuk jenis besi sebesar 75 persen, dan untuk jenis plastic sebesar 71.42 persen. Dari analisis elastisitas transmisi harga disimpulkan bahwa perubahan harga yang terjadi di tingkat pemulung ataupun pengumpul ditransmisikan secara baik ke tingkat pabrik daur ulang, artinya kenaikan harga yang terjadi di tingkat pabrik daur ulang juga dinikmati oleh para pemulung ataupun pengumpul barang rongsok.

  

ABSTRACT

THE MARKETING DISTRIBUTION OF DAMAGED GOODS

A Case Study: The Damaged Goods Collectors Agent

in Sub district of Depok, Sleman, Yogyakarta

  

Ratna Yulita

041324023

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2008

  The objectives of this study are to analyze: (1) marketing channels of the damaged things in the sub-district of Depok, Sleman, Yogyakarta; (2) distribution margins of the damaged goods in the sub-district of Depok, Sleman, Yogyakarta; and (3) cost transmission arising in the damage things marketing in the sub- district of Depok, Sleman, Yogyakarta.

  This study is a descriptive and a case study in sub-district of Depok, Sleman, Yogyakarta as the location of the research. The populations of the study are the entire damaged goods collector agents in the sub-district of Depok. In collecting the sample, the researcher uses primary data as the main data and secondary data as the supporting data. The primary data are obtained by interviewing the damaged goods collector agents and periodic records. The data are in the form of cross section and time series data. The cross section data are used to analyze the marketing channels and distribution margin while time series data are used to analyze the cost transmission elasticity. The analyses instruments used to obtain these objectives are marketing margin analyses, collector share, and cost transmission elasticity.

  Based on the result of the study, the researcher concludes that there are three types of marketing channels of the damaged goods: (1) from the garbage collector to the collector to re-cycle manufacture; (2) from the collector to the collector agent to re-cycle factory and; (3) from the garbage collector and the collector to the collector agent to the re-cycle manufacture. Based on the margin distribution analyses, it can be concluded that the margin distribution is still in the normal limits. Based on the collector share analyses, it can be concluded that 75% of the costs are the cost that are received by the garbage collector or the collector for the iron damage, and 71,42% are for the plastic one. Based on the cost transmission elasticity, it can be concluded that the cost changes arise in the garbage collector and the collector levels are transmitted properly to the re-cycle manufacture levels, it means that the garbage collector and the collector have a chance to benefit from the raising costs happen in the re-cycle manufacture level.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “DISTRIBUSI PEMASARAN BARANG RONGSOK” Studi kasus pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, perhatian dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghormatan kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Kaprodi Pendidikan Ekonomi, dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk, kritik serta saran yang membangun mulai dari perencanaan sampai skripsi selesai.

  3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan banyak membantu selama penulisan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. PA. Rubiyanto, terima kasih atas segala dukungan, nasehat, dan masukannya.

  5. Bapak YMV. Mudayen, S.Pd., terima kasih atas dukungan dan masukannya.

  6. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., terima kasih atas bantuan, nasehat, masukannya.

  7. Bapak dan Ibu pengepul barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

  8. Alm. Ayahku, meski engkau tidak mendampingi nana, aku yakin ayah selalu ada di sampingku dikala suka maupun duka. Ayah, nana bangga kepada ayah dan bangga menjadi anak ayah.....Akan kuingat engkau dalam setiap hembusan nafasku dan akan ku kenang selalu masa-masa saat bersamamu.

  9. Ibu, yang melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Ibu, terima kasih selalu menasehatiku, maafkan Nana jika pernah mengabaikan nasehat Ibu. Nana sadar bahwa orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

  10. Untuk nenek tersayang dan Om Koto yang baik, terima kasih nasehat dan dukungannya.

  11. Keluargaku yang ada di Minomartani (Bulek Ninuk, Gembi, Hepi, dan Agha) dan om Fir yang ada di Papua, terima kasih atas nasehat, dukungan, dan perhatiannya.

  12. Keluarga yang ada di Palembang (Om Slamet, Tante Rita, dan adek Adven) yang telah memberikan nasehat dan semangat serta keluarga di Lahat, terima kasih atas dukungannya.

  13. Keluarga besarku di Srikaton, di Jambi, di Sarolangun, dan di Batam (Mak Saimah, Pak Sidik, Ayuk Sri & Udik, Lek Tarpo & Lek Bibit, Pakde Tin & Bude Jilah, Mas Sugi & Mb’ Kunti, Pakde Maryani & Bude Meti, Bulek Hari, Om Usman & Ayu, Om Yoyok, serta ponakan-ponakan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan perhatian dan dukungan kepada Nana.

  14. Romo Maryanto yang ada di Palembang, terima kasih atas doa, saran, dan nasehatnya sehingga Nana mengerti bagaimana menghargai hidup dan berpikir lebih bijak dalam menyikapi hidup ini.

  15. Bapak Herlambang, tak henti-hentinya menasehati, membantu, dan mengingatkan Nana dikala sedih, bingung, dan bahagia. Terima kasih telah membimbing Nana, semoga Tuhan Membalas kebaikan Bapak. Amien.

  16. Para guru-guruku di SD, SMP, dan SMU, yang telah mendidik penulis selama dibangku sekolah dan memberikan nasehat, terima kasih buat semua.

  17. Teman-teman setiaku (Arix ndut, Ser cempluk, dan Tante Tutich toel-toel), tanpa kalian hidup terasa tidak berwarna, terima kasih buat semuanya yach...Semoga persahabatan kita menjadi abadi dan tetap terkenang sepanjang hidup meski kita kelak terpisah. Aku berharap suatu saat nanti kita bertemu.

  18. Mbak Rosa, sing sabar yach... semoga kita semua menjadi teman yang yang dapat memahami dan mengerti satu sama lain.

  19. Teman-teman seperjuangan PE angkatan 2004, ayo semangat...masa depan sudah menanti teman-teman.

  20. Belahan jiwaku “Honda Grand AB 4259 BY”. Aku tidak akan menjualmu karena kamu adalah motor yang banyak kenangan suka maupun duka.

  21. Sahabat-sahabatku SD, SMP, & SMA yang ada di OKU Timur, yang telah memberikan semangat dan menghibur di waktu suka maupun duka. Terima kasih banyak untuk semuanya.

  22. Sahabat-sahabatku yang senantiasa meluangkankan waktunya untuk membantu dan memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

  23. Orang-orang terdekatku yang menyayangiku. Terima kasih telah mencurahkan perhatian, dukungan, dan nasehat untukku.

  Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga selalu mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga nantinya penulis dapat memperbaikinya.

  Akhir kata, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun pihak-pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, 24 Juni 2008 Ratna Yulita

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR.................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Batasan Masalah ............................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

  BAB II LANDASAN TEORI A. Kelestarian Alam sebagai Modal Pembangunan Berkelanjutan ....... 8

  E. Distribusi Pemasaran Barang Rongsok............................................. 25

  G. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 35

  F. Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 32

  4. Elastisitas Transmisi Harga......................................................... 30

  3. Marjin Pemasaran ....................................................................... 29

  2. Penetapan Harga.......................................................................... 27

  1. Saluran Distribusi........................................................................ 25

  D. Bisnis Barang Rongsok ..................................................................... 22

  1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.................................................. 8

  C. Peran Masyarakat dalam Proses Daur Ulang ................................... 20

  2. Daur Ulang Sampah .................................................................... 17

  1. Pengertian Sampah...................................................................... 17

  B. Daur Ulang Produk sebagai Metode Penghematan Sumberdaya Alam............................................................................. 15

  4. Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup ...................... 13

  3. Pembangunan Berkelanjutan....................................................... 11

  2. Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan .... 10

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.................................................................................. 37 B. Lokasi, Alasan Pemilihan Lokasi, dan Waktu Penelitian ................. 38

  C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................... 38

  D. Populasi, Sampel dan Tekik Pengambilan Sampel ........................... 39

  E. Batasan Istilah, Variabel Penelitian, dan Cara Pengukuran.............. 40

  F. Data yang Dibutuhkan ...................................................................... 41

  G. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 43

  H. Teknik Analisis Data......................................................................... 43

  BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Lokasi Umum Penelitian.................................................... 48 B. Keadaan Demografi .......................................................................... 50 C. Sarana dan Prasarana......................................................................... 55 D. Organisasi Pemerintah Kecamatan Depok........................................ 62 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Pengepul .............................................................. 63 B. Analisis Jalur-jalur Pemasaran Barang Rongsok

  di Kecamatan Depok ......................................................................... 65

  C. Analisis Distribusi Marjin Pemasaran Barang Rongsok dan Harga yang Diterima Pengepul.................................................................... 70 D. Transmisi Harga dalam Pemasaran Barang Rongsok ....................... 77

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 80 B. Saran.................................................................................................. 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel II.1 Contoh Penggolongan Barang Rongsok…………………………... 18 Tabel III.2 Analisis Biaya Marjin Pemasaran Barang Rongsok……………… 46 Tabel IV.3 Pola Penggunaan Tanah Kecamatan Depok……………………… 49 Tabel IV.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama ……………………………. 50 Tabel IV. 5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian…………………… 53 Tabel IV. 6 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan………………………….. 54 Tabel IV. 7 Jumlah Pencari Kerja di Kecamatan Depok……………………... 54 Tabel IV. 8 Sarana dan Prasaran Transportasi dan Komunikasi……………… 55 Tabel IV. 9 Jumlah Lembaga Pendidikan Kecamatan Depok………………… 57 Tabel IV. 10 Sarana Pengairan Kecamatan Depok…………………………… 57 Tabel IV. 11 Sarana Perekonomian Kecamatan Depok………………………. 58 Tabel IV. 12 Sarana Kesehatan Kecamatan Depok…………………………… 59 Tabel IV. 13 Sarana Peribadatan Kecamatan Depok…………………………. 60 Tabel IV. 14 Sarana Pariwisata Kecamatan Depok…………………..………. 61 Tabel V. 15 Identitas Sampel Pengepul di Kecamatan Depok……………….. 63 Tabel V. 16 Analsis Biaya dan Marjin Pemasaran Barang Rongsok

  Besi B di Kecamatan Depok…………………………………….. 73 Tabel V. 17 Analsis Biaya dan Marjin Pemasaran Barang Rongsok

  Plastik Hitam dan Campuran di Kecamatan Depok…………….. 74 Tabel V. 18 Hasil Dugaan Nilai Elastisitas Harga Besi B…………………….. 78 Tabel V. 19 Hasil Dugaan Nilai Elastisitas Harga Plastik Hitam…………….. 79

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar I.1 Saluran Distribusi Barang Rongsok……………………………… 27 Gambar I.2 Kerangka Pemikiran……………………………………………… 36 Gambar IV.3 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Depok…………… 62 Gambar V.4 Jenis Jalur Pemasaran I…………………………………………. 67 Gambar V.5 Jenis Jalur Pemasaran II………………………………………… 68 Gambar V.6 Jenis Jalur Pemasaran III……………………………………….. 69

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I. Pedoman Wawancara Lampiran II. Identitas Sampel Pengepul di Kecamatan Depok Lampiran III. Harga Beli Barang Rongsok Besi B dan Plastik Hitam Mulai

  Tanggal 3 April 2008 sampai 2 Mei 2008 Lampiran IV. Rekapitulasi Perhitungan Elastisitas Harga Besi B (Paku dan

  Campuran) dan Plastik Hitam dan Campuran Lampiran V. Hasil Perhitungan Elastisitas Transmisi Harga Besi B (Paku dan

  Campuran) dan Plastik Hitam dan Campuran Lampiran VI. Uji Regresi Linear Sederhana Lampiran VII. Surat Ijin Penelitian Lampiran VIII. Daftar Nama Pejabat dan Karyawan Kecamatan Depok Lampiran IX. Peta Wilayah Kecamatan Depok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah lingkungan pada hakikatnya adalah masalah ekologi

  manusia. Masalah tersebut muncul karena adanya perubahan lingkungan yang tidak sesuai dan tidak mendukung kehidupan manusia sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Perubahan lingkungan tersebut disebabkan oleh perbuatan atau ulah manusia itu sendiri untuk merusak bumi. Masalah lingkungan sering diberitakan di surat kabar maupun televisi adalah yang berkaitan dengan pemanasan global, penggundulan hutan, banjir, tanah longsor, hujan asam, dan lubang ozon yang menjadi masalah global. Tidak ada satu negara yang dapat melepaskan diri dari masalah lingkungan global karena masalah ini sudah menjadi permasalahan politik internasional terutama untuk negara maju, seperti Amerika Serikat (Soemarwoto, 1991: 285).

  Sumber utama pemanasan global berasal dari banyaknya jumlah pembakaran bahan bakar yang hampir dilakukan oleh semua manusia yang ada di bumi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang tidak stabil dan mempunyai dampak buruk bagi pembangunan ekonomi di suatu negara. Di lain pihak, masalah lingkungan global secara langsung akan mempunyai dampak kurang baik terhadap kehidupan dan kesejahteraan manusia karena dalam kesehariannya tidak mampu mengendalikan diri untuk melakukan sesuatu dan berpikir secara rasional dalam menghadapi persoalan yang semakin rumit.

  Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar kita menemui masalah lingkungan yang kelihatan oleh mata manusia dan kebanyakan tidak memperhatikan serta meremehkan keberadaan ’’sampah’’ atau sering kita kenal dengan sebutan barang rongsok. Setiap harinya manusia produktif memproduksi sampah jenis barang rongsok dalam skala besar maupun skala kecil. Meskipun barang rongsok dianggap sebagai tumpukan barang yang sudah tidak layak pakai namun keberadaannya dicari semua orang untuk dijadikan sebagai produk daur ulang.

  Para pengumpul atau penjual barang rongsok memiliki peran yang sangat penting dalam proses daur ulang barang-barang rongsok. Barang rongsok yang dikumpulkan oleh para pemulung ataupun pengumpul berpengaruh baik bagi keindahan dan kenyamanan di lingkungan sekitarnya dan hendaknya para penjual barang rongsok tersebut konsisten dengan kebersihan tempat yang akan digunakan untuk menempatkan barang rongsok. Selain itu, proses daur ulang yang dilakukan juga berpengaruh dalam penghematan penggunaan sumber daya alam (SDA) karena sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi manusia.

  Sampah yang bisa diolah juga mampu menghasilkan sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang tidak terbatas dan secara langsung masalah lingkungan hidup secara bertahap akan terselesaikan.

  Namun saat ini masih banyak masyarakat yang mengeluhkan keberadaan sampah dan barang rongsok di beberapa tempat yang dekat dengan pemukiman penduduk karena menyebarkan bau di mana-mana sehingga mengganggu kesehatan dan pandangan mata. Meskipun tidak mudah untuk mencari tempat baru untuk menampung barang-barang rongsok tersebut sebaiknya harus diantisipasi terlebih dahulu sehingga tidak mengganggu pencemaran di daerah sekitar pembuangan sampah dan daerah penampungan barang rongsok. Tidak dipungkiri bahwa barang rongsok yang dikumpulkan oleh para pemulung bisa membawa berkah bagi kehidupan dan kesejahteraan hidup mereka. Saat ini banyak para pengumpul dan penjual barang rongsok mengubah sampah menjadi rupiah sehingga para pengumpul dan penjual banyak memperoleh margin dari hasil penjualan barang rongsok kepada distributor besar.

  Sementara itu dalam proses mendaur ulang sampah juga menghadapi masalah yang sulit karena dalam prosesnya sulit dan cukup beresiko tinggi terhadap para pekerja serta menghasilkan produk-produk sekunder yang beracun. Contohnya pada proses daur ulang sampah plastik menghasilkan dioksin. Dioksin dapat mengganggu sistem hormon, mempengaruhi pertumbuhan janin dan sistem kekebalan. Zat tersebut sangat berbahaya bagi manusia (Suara Merdeka, 26/11/06). Pemusnahan ataupun proses mendaur ulang barang rongsok boleh dikatakan tersendat-sendat dan menemui jalan buntu, sedangkan produksi sampah saat ini terus membumbung tinggi. Hal ini disebabkan karena alat-alat teknologi yang ada kurang mendukung untuk proses daur ulang barang rongsok. barang rongsok yang sering didaur ulang seperti botol bekas, kertas, plastik, besi, dan lain sebagainya. Namun disisi lain dalam mengolah sampah tidak perlu menggunakan teknologi canggih untuk proses daur ulang sampah sehingga memudahkan masyarakat untuk mengolah sampah (www.indomedia.com).

  Dengan kondisi perekonomian sekarang ini tidak mudah melakukan proses ditribusi pemasaran barang-barang rongsok untuk di daur ulang sebab banyaknya keterbatasan-keterbatasan yang ada tidak mendukung proses tersebut. Namun tanpa adanya pemasaran barang rongsok akan menyulitkan seseorang untuk mencapai tujuan. Dimana tujuan dari pemasaran barang rongsok tersebut adalah untuk meminimalisir jumlah sampah dan barang rongsok dengan menerapkan tanggung jawab untuk mengambil kembali produk yang tidak terpakai serta meminimalisir pencemaran dan mengurangi penggunaan sumber daya alam dan mendorong seseorang untuk menciptakan barang yang mudah diperbaiki (Suara Merdeka, 26/11/06).

  Dalam hal ini distribusi pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu siklus ataupun proses yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan hidup manusia. Ditinjau dari siklus ini, para penjual maupun pengepul barang rongsok berada pada pihak yang menjalankan kegiatan pemasaran untuk barang rongsok. Dari segi lain, pemasaran barang rongsok dapat dilakukan oleh pihak yang berfungsi sebagai sebagai agen pembeli ataupun agen penjual untuk barang-barang rongsok yang ada di daerah sekitar.

  Kegiatan pemasaran merupakan suatu titik pusat kegiatan yang menawarkan sejumlah nilai kepada orang lain dan kelompok sosial seperti individu-individu, kelompok kecil, organisasi dan kelompok masyarakat lain supaya dapat terpenuhi kebutuhannya (Swastha, 2002: 5). Kita telah mengetahui bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai macam kelompok yang ingin memenuhi kebutuhannya. Untuk itu mereka harus melakukan suatu usaha antara satu dengan yang lain untuk saling melayani.

  Barang-barang rongsok yang dikumpulkan oleh para pemulung dan pengepul sudah dihargai sesuai dengan harga pasar. Meskipun kadangkala harga yang diberikan belum sesuai dan tidak mencukupi kebutuhan hidup jika dibandingkan dengan jerih payah para pemulung barang rongsok. Namun secara langsung mereka sudah membantu dalam proses distribusi pemasaran barang- barang rongsok yang digunakan untuk didaur ulang menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi serta mampu mengurangi besarnya jumlah limbah, pencemaran, dan pengangguran (meskipun hanya sebagai pemulung ataupun pengepul barang rongsok).

  Oleh karena itu, permasalahan pemasaran barang rongsok di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat menarik untuk diteliti, terutama mengenai jalur pemasaran barang rongsok, distribusi margin pemasaran dalam jalur pemasaran dan perubahan harga barang rongsok. Melihat betapa pentingnya fungsi distribusi pemasaran barang-barang rongsok maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil judul ’’Distribusi Pemasaran Barang Rongsok’’ di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

  1. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan jalur pemasaran, distribusi marjin pemasaran dan tingkat harga barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

  2. Tingkat harga yang berlaku adalah harga saat penelitian

  3. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam pemasaran barang rongsok adalah yang berlaku pada saat penelitian.

  4. Jenis barang rongsok dianggap sama.

  C. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini penulis mengajukan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem jalur distribusi pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta?

  2. Bagaimana distribusi margin pemasaran barang rongsok yang diperoleh dari distribusi pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta?

  3. Bagaimana transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta?

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Secara spesifik tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Untuk menganalisis jalur pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

  2. Untuk menganalisis distribusi marjin pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

  3. Untuk menganalisis transmisi harga yang terjadi dalam pemasaran barang rongsok di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Pengepul Barang Rongsok Sebagai pertimbangan dalam memperluas wawasan dan dalam memilih jalur pemasaran.

  2. Bagi Pemerintah Sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh dalam peningkatan usaha barang rongsok khususnya di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian dapat menambah kepustakaan dan berguna bagi mahasiswa yang membutuhkan.

  4. Bagi Penulis Sekaligus Peneliti Dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi peneliti untuk semakin memahami pengetahuan di bidang pemasaran.

  5. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat memberi informasi yang lebih mendalam dan menambah pengetahuan dalam penelitiannya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kelestarian Alam sebagai Modal Pembangunan Berkelanjutan Pelestarian alam dan lingkungan hidup berhubungan dengan proses

  pembangunan dan eksploitasi sumber alam. Masalah pelestarian alam dalam hubungannya dengan pengembangan perlindungan atas wilayah alam memerlukan perhatian yang lebih dari pihak manapun karena kehidupan manusia di bumi ini sangat tergantung pada alam di sekitarnya. Untuk itu hendaknya kelestarian alam harus dijaga dan digunakan sebaik mungkin karena pembangunan pada hakekatnya adalah pengubahan lingkungan.

  1. Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam pengelolaan lingkungan hidup semua pihak bertolak dari asas lingkungan hidup sebagai milik bersama, artinya bahwa pemeliharaannya bukan hanya pemanfaatannya saja dan harus dilakasanakan bersama-sama oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Setiap pihak harus terlibat dalam pengelolaan lingkungan karena semua manusia di bumi menggantungkan diri pada sumber alam dan lingkungan sebagai sumber lingkungan.

  Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982, pasal 5 menekankan bahwa “setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.

  “setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup” (pasal 6). “setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan” (pasal 7).

  Dalam hal ini semua lapisan hendaknya terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan maka dibutuhkan suatu prinsip kerjasama yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan interaksi antar sesama secara dinamis serta berpartisipasi dalam pembangunan lingkungan hidup. Pihak yang terlibat yaitu pemerintah, masyarakat, dan pelaku dunia usaha.

  Dalam Rapat Koordinasi Nasional tahun 1994 menjabarkan mengenai fungsi pihak yang terlibat dalam pembangunan lingkungan hidup bahwa fungsi pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan nasional. Sedangkan peranannya adalah: menetapkan kebijaksanaan dan koordinasi; mengarahkan serta berperan sebagai fasilitator; mendorong terciptanya peningkatan kemandirian dan keberdayaan dunia usaha dan masyarakat; mempersiapkan dan meningkatkan kualitas organisasi pemerintah, serta mengendalikan pemanfaatan keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan.

  Masyarakat dalam kerjasama ini memperjuangkan hak-hak mereka atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Peranan masyarakat dalam hal ini adalah untuk meningkatkan kemandirian dan keberdayaan dalam mengelola lingkungan hidup melalui peningkatan sumber daya manusia dan keberanian untuk melakukan pengaturan sendiri kelompoknya; menumbuhkan kemampuan dan pengaturan dalam melakukan pengawasan sosial terhadap kebijaksanaan dan kegiatan pembangunan lingkungan, serta menggerakkan para generasi muda dalam pengelolaan lingkungan hidup.

  Dengan demikian para dunia usaha dalam hal ini berfungsi sebagai ”mesin pertumbuhan” dan memiliki peran penting dalam memperluas tujuan usaha untuk mencapai kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan hidup; mengintegrasikan lingkungan hidup dalam strategi pemberian kebijaksanaan; mengemabngkan kemandirian dalam pengelolaan lingkungan hidup; memanfaatkan program pengelolaan lingkungan hidup sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing; menciptakan iklim persaingan bisnis yang berwawasan lingkungan; menghasilkan berbagai produk yang ramah lingkungan; dan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat.

  Dengan adanya usaha untuk menumbuhkan kemampuan dalam menangani masalah lingkungan hidup telah dimulai dengan dibentuknya pusat- pusat studi lingkungan hidup serta dilakukannya perencanaan pengelolaan lingkungan hidup. Tujuannya yaitu sebagai tempat untuk mengkaji sumber daya alam dan lingkungan hidup yang diharapkan dapat mengatur dan mengelola pembangunan berwawasan lingkungan membantu mengatasi persoalan tersebut.

  Diharapkan bahwa dalam pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat, baik pusat maupun daerah dapat memecahkan permasalahan lingkungan yang ada.

  2. Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan pendayagunaan sumber daya manusia, dengan memanfaatkan teknologi. Dalam hal ini perlu memperhatikan fungsi dari sumber daya alam dan sumber daya manusia agar dapat menunjang terus menerus proses pembangunan berkelanjutan.

  Pembangunan tersebut mengharuskan pengelolaan sumber daya alam secara rasional dan bijaksana. Untuk itu diperlukan keterpaduan antara pembangunan dengan pengembangan lingkungan hidup (pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan).

  Sifat keterakitan antara sumber daya alam dengan tatanan lingkungan mengharuskan pembangunan memperhatikan keterkaitan yang ada. Tujuannya adalah untuk pengembangan semua sektor-sektor yang ada. Dengan demikian pembangunan tidak hanya melihat manusia sebagai individu yang berdiri sendiri namun perlu memperhatikan dampak dari pembangunan terhadap kedudukan manusia sebagai mahluk sosial. Pendekatan ini tidak menolak adanya perubahan dan pengolahan sumber daya alam untuk pembangunan dan kesejahteraan manusia.

  Lingkungan hidup sebagai faktor penting dalam setiap segi pembangunan, namun sumber alam dan lingkungan hidup akan mengalami kerusakan maka manusia tidak berwawasan lingkungan dalam kehidupan sehari- hari. Penerapan wawasan lingkungan hendaknya dimulai dari semua sektor pembangunan dimana sektor tersebut berpengaruh penting bagi kesejahteraan manusia (masyarakat).

  3. Pembangunan Berkelanjutan (Subtainable Development) Di beberapa negara maju pada tahun 2000 telah mengeluarkan peraturan tentang penerapan konsep sustainable development yang merupakan bagian dari program management lingkungan kota. Departemen lingkungan hidup ditunjuk sebagai pembimbing sekaligus sebagai salah satu tim pengawas dalam perencanaan dan pembangunan lingkungan perkotaan (www.usu.com). Penerapan konsep sustainable development sudah selayaknya diterapkan di Indonesia melihat perkembangan pembangunan yang pesat dan semakin mengalami kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena tanpa disadari apabila konsep sustainable development tidak diterapkan dalam pembangunan maka suatu saat akan mengalami krisis energi, air, sumber daya alam serta kerusakan lingkungan.

  Hasil Rapat Koordinasi Nasional tahun 1994 mengemukakan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang secara berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber alam dan sumber daya manusia dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber alam untuk menopangnya. Dalam hubungan ini tersirat beberapa hal sebagai berikut: a. Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan didukung oleh sumber daya alam dengan kualitas hidup yang semakin berkembang; b. Sumber alam terutama udara, air, dan tanah, memiliki batas penggunaan akan kualitas dan kuantitas sumber daya alam sehingga mengurangi kemampuan menopang pembangunan secara berlanjut menimbulkan gangguan pada keserasian hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya; c. Kualitas lingkungan berhubungan langsung dengan kualitas hidup, semakin baik mutu kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas hidup yang tercermin pada meningkatnya harapan usia hidup, turunnya tingkat kematian, dan lain-lain; d. Pola penggunaan sumber daya alam tidak menutup kemungkinan memilih peluang lain pada masa depan dalam hal penggunaan sumber daya alam; e. Pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan bagi genarasi masa depan dapat meningkatkan kesejahteraannya.

  Strategi pembangunan berkelanjutan bermaksud memberikan pengembangan keselarasan baik antar manusia dengan alam. Namun, keselarasan tersebut tidak bersifat tetap melainkan merupakan suatu sifat yang dinamis. Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara berkelanjutan supaya sumber daya alam yang ada terus terjaga dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus oleh manusia di bumi.

  4. Kebijaksaan Pembangunan Lingkungan Hidup Pada Repelita VI kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan meliputi pemilihan lokasi pembangunan, pengurangan produksi limbah, penetapan mutu lingkungan, pelestarian alam dan rehabilitasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan pengembangan kelembagaan, peran serta masyarakat, dan kemampuan sumber daya manusia.

  Pemilihan lokasi, dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya alam dan lingkunan untuk menghindari kerusakan lingkungan, sehingga setiap pemilihan lokasi pembangunan harus selalu didasarkan pada kemampuan dan daya dukung lingkungan.

  Pengurangan produksi limbah dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi dengan maksud untuk mengurangi produksi limbah yang berupa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), cair, padat, dan gas (www.usu.com). Pengelolaan limbah, dilakukan dalam rangka pengendalian pencemaran air, udara, dan laut. Untuk mengevaluasi dampak dari kegiatan pembangunan terhadap lingkungan, mutu lingkungan akan terus dikembangkan baik tingkat nasional maupun wilayah disesuaikan dengan kondisi yang ada.

  Pembangunan nasional di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup pada dasarnya untuk mendayagunakan sumber daya alam yang sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang.

  Untuk mencapai sasaran serta melaksanakan kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup sesuai dengan arahan GBHN 1999-2004 yang meliputi (a) mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, (b) penyelamatan hutan, tanah dan air, (c) pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup, (d) pengendalian pencemaran lingkungan hidup, (e) mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan, (f) meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan rehabilitasi dan penghematan penggunaannya (Putra, 2004).

  Dalam arti lain kebijaksanaan sustainable development harus bisa dikembangkan agar semua bagian dari alam dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini dan masa mendatang. Untuk itu perlu adanya tujuan kebijaksanaan

  sustainable development yang dapat diterapkan untuk: a. Menyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang dihadapinya.

  b. Menunjukkan komitmen terhadap lingkungan, ekonomi dan pelayanan sosial.

  c. Menghasilkan penghematan dana bagi pembangunan.

  d. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staff dan pengunjung.

  e. Mempercepat pencapaian tujuan dalam melindungi, dan meningkatkan sumber-sumber lingkungan di daerah.

  Dalam pembangunan berkelanjutan penerapan kebijaksanaan sustainable

  

building secara langsung berintegrasi dengan : Lingkungan (Environment

Sustainability ), Ekonomi (Economic Sustainability), Sosial (Social

Sustainabilit y). Dengan adanya penerapan secara baik maka akan menghasilkan

suatu kehidupan yang sejahtera bagi manusia di bumi ini.

B. Daur Ulang Produk Sebagai Metode Penghematan Sumber Daya Alam

  Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang terjadi selama ini berkaitan erat dengan tingkat pertambahan penduduk dan pola penyebaran yang kurang seimbang dengan jumlah dan penyebaran sumber daya alam serta daya dukung lingkungan hidup yang ada. Di samping itu kerusakan tersebut karena akibat dari pengaturan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang belum memadai. Sebagai akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan kurang diterapkannya peraturan penggunaan sumber daya alam maka kondisi lingkungan hidup semakin lama akan mengalami kerusakan lingkungan. Salah satu contoh di sekitar kita yaitu terjadinya penumpukan sampah di beberapa tempat pembuangan sampah yang mengakibatkan tanah semakin terkikis dan tidak kuat lagi menahan tumpukan sampah sehingga terjadi tanah longsor, selain itu tumpukan sampah juga bisa mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar daerah tersebut.

  Daur ulang menjadi pemikiran utama akan tetapi timbul suatu permasalahan baru yaitu terjadinya peningkatan pemakaian energi untuk mengumpulkan dan memproses material atau bahan-bahan daur ulang tersebut (www.usu.com). Disisi lain kekhawatiran muncul karena tidak adanya teknologi yang ramah lingkungan yang dapat mengolah bahan bangunan yang diperoleh dari alam membutuhkan energi dan biaya yang jauh lebih kecil dari pada harus mengolah bahan daur ulang yang ada.

  Dalam proses daur ulang produk semua pihak harus terlibat dimana para konsumen bertanggung jawab untuk memilah-milah sampah masing-masing (sampah basah, sampah kering yang dipilah-pilah lagi menjadi botol dan gelas plastik, kaleng aluminium, dan kertas). Sedangkan pemerintah bertanggung jawab dalam mengorganisasikan pengumpulan sampah untuk diserahklan ke pabrik daur ulang bahan yang sudah di pilah-pilah dan dikumpulkan tersebut (www.indomedia.com). Pemilihan sampah dimulai dari tingkat RT, pasar swalayan dan pasar tradisional, dan kantor-kantor. Untuk tiap bahan disediakan bak sampah tersendiri dan tidak dicampur aduk dengan sampah yang lainnya. Bahan plastik hasil pengumpulan dapat dijadikan serpihan “plastik daur ulang”, yang kemudian di pakai untuk membuat barang plastik generasi baru seperti botol, karpet, dan filter air. Sedangkan untuk kertas bekas seperti koran bekas dan kertas komputer bekas dapat dijadikan pulp untuk membuat kertas toilet dan karton pengemas. Kardus kemasan hasil daur ulang biasanya diberi tulisan jelas: Dibuat dari kertas daur ulang.