Sistem Informasi inventaris pengadaan barang berbasis Interanet :studi kasus di fakultas dirasah islamiyah

(1)

i

SISTEM INFORMASI INVENTARIS PENGADAAN BARANG BERBASIS INTRANET

(STUDI KASUS DI FAKULTAS DIRASAT ISLAMIYAH)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komput er (S.Kom.)

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

ARIP SARIPUDIN NIM: 103091029486

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

SISTEM INFORMASI INVENTARIS PENGADAAN BARANG BERBASIS INTRANET

(STUDI KASUS DI FAKULTAS DIRASAT ISLAMIYAH)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komput er (S.Kom.)

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

ARIP SARIPUDIN NIM: 103091029486

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

iii

SISTEM INFORMASI INVENTARIS PENGADAAN BARANG BERBASIS INTRANET

(STUDI KASUS DI FAKULTAS DIRASAT ISLAMIYAH)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komput er (S.Kom.)

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh:

Arip Saripudin 103091029486 Menyetujui, Pembimbing I,

Aang Subiyakto, M.Kom. NIP. 150 411 252

Pembimbing II,

Ria Hari Gusmita, M.Kom. NIP. 19820817 200912 2 002 Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman, MIT., M.Sc. NIP. 19710522 200604 1 002


(4)

iv

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah)” yang ditulis oleh Arip Saripudin (103091029486) telah di uji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 31 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika.

Jakarta, September 2010 Tim Penguji

Penguji I,

Yusuf Durrachman, MIT., M.Sc. NIP. 19710522 200604 1 002

Penguji II,

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008 Pembimbing I,

Aang Subiyakto, M.Kom. NIP. 150 411 252

Pembimbing II,

Ria Hari Gusmita, M.Kom. NIP. 19820817 200912 2 002 Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. NIP. 19680117 200112 1 001

Ketua Program Studi Teknik Informatika,

Yusuf Durrachman, MIT., M.Sc. NIP. 19710522 200604 1 002


(5)

v

PERNYATAAN Lembar Pernyataan

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2010

Arip Saripudin NIM. 103091029486


(6)

vi

ARIP SARIPUDIN(103091029486), Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah). Dibawah bimbingan AANG SUBIYAKTO dan RIA HARI GUSMITA.

ABSTRAK

Dalam prosesnya untuk melakukan kegiatan pengadaan dan inventarisasi barang di FDI (Fakultas Dirasat Islamiyah) dilakukan oleh Sub Bagian Umum FDI. Dalam aktifitasnya membuat laporan pendataan inventaris barang, Sub Bagian Umum FDI belum menerapkan sistem komputerisasi secara optimal. Sehingga didalam menghasilkan seluruh laporan yang akurat dan tepat membutuhkan waktu yang relatif lama atau bahkan kurang lengkapnya laporan yang dihasilkan. Dirancanglah suatu sistem informasi inventaris pengadaan barang FDI. Sistem ini mampu membantu mempermudah dan mempercepat proses inventarisasi dan pengadaan barang FDI. Teknologi pengkodean komputer menggunakan web server Apache versi 2.5 dan control panel Xampp, pemrograman basis data: MySQL versi 5.1. Metode pengembangan sistem informasi inventaris pengadaan barang ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall atau sering juga disebut dengan SDLC. Hasil akhir dari penelitian ini adalah suatu sistem informasi inventaris pengadaan barang berbasis intranet yang mempermudah dan mempercepat proses inventaris dan pengadaan barang di FDI. Sistem informasi ini menyajikan pilihan inventaris barang, permintaan barang dan pelaporan. Aplikasi ini berjalan pada lingkungan Intranet agar mudah dioperasikan. Dengan sistem informasi inventaris barang ini dapat memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan inventaris dan pengadaan barang di FDI, serta ketelitian dalam membuat laporan.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanir Rahiim

Asslamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah)”.

Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak terdapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1) Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2) Bapak Yusuf Durrachman, MIT., M.Sc. selaku Ketua Program Studi dan Ibu Viva Arifin, M.MSI. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika.

3) Bapak Aang Subiyakto, M.Kom. dan Ibu Ria Hari Gusmita, M.Kom. yang telah merelakan waktunya untuk membimbing dan memotivasi.

4) Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA. sebagai Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah.

5) Kepada Penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.


(8)

viii

6) Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya dalam mengajar selama penulis berada di bangku kuliah.

7) Kedua Orang Tua dan saudara-saudara tercinta terutama Dadan Ramdan, S.Sos.I., yang memberikan dukungan secara penuh baik secara fisik dan non fisik untuk kuliah.

8) Teman-teman terbaik sampai saat ini yang diantaranya M. Samsul Arifin, S.Kom., Supardi, S.Kom., Ali Huzaefi, Yudi Defrizal, S.Kom., Chusni Darrin, S.Kom., H. Fuad Lutfi, S.Kom., Eko Saputro, S.Kom.

9) Civitas Akademika Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tempat saya mengbadikan diri yang terus memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna karena masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis sendiri khususnya.

Wasslamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2010


(9)

ix DAFTAR ISI

Lembar Sampul ……….. i

Lembar Judul ………. ii

Lembar Pengesahan Skripsi ………... iii

Lembar Pengesahan Ujian ………... iv

Lembar Pernyataan ………... v

Abstrak ………... vi

Kata Pengantar ………... vii

Daftar Isi ……….………... ix

Daftar Gambar ………... xiv

Daftar Simbol ………... xvi

Daftar Table ………... xvii

Daftar Istilah ………... xviii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Identifikasi Masalah ………... 3

1.3. Rumusan Masalah ………... 3

1.4. Batasan Masalah ………... 4

1.5. Tujuan ………. ... 5

1.6. Manfaat ………... 5

1.7. Metodologi Penelitian ………... 6

1.7.1. Metode Pengumpulan Data ……… 6

1.7.2. Pengembangan Sistem ………... 7


(10)

x

BAB II LANDASAN TEORI ………... 10

2.1. Definisi Sistem ….………... 10

2.1.1. Prosedur ………..…………... 10

2.1.2. Komponen/Elemen ………..…………... 11

2.2. Definisi Informasi ………..…………... 11

2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi ………..…………... 13

2.3.1. Definisi Sistem Informasi ………..…………... 14

2.3.2. Komponen Sistem Informasi ………... 14

2.4. Definisi Data ………..…………...…... 16

2.5. Inventaris ………..…………...…... 16

Pencatatan dan Pembukuan Menurut Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 479 Tahun 2003 ………. 17

2.6. Konsep Dasar Barang Milik Negara ……….. 19

2.6.1. Pengertian Barang Milik Negara ………... 19

2.6.2. Klasifikasi Barang Milik Negara ………... 20

2.6.3. Pengkodean Barang Milik Negara ………. 21

2.6.4. Pertimbangan/Syarat Penghapusan Barang Milik Negara ……… 23

2.6.5. Penghapusan Barang Milik Negara ………... 25

2.7. Pengadaan Barang ………..…………...…... 26

2.8. Intranet ………..…………...…... 26

2.9. Rekayasa Perangkat Lunak (Software) ………..………….... 27

2.10. Proses Perangkat Lunak ………..…………... 28

2.11. Pengembangan Sistem ………..…………...…... 29


(11)

xi

2.12.1.Sejarah Web ………..…………...…... 36

2.12.2.Aplikasi Web ………..…………...…... 36

2.13. Perangkat Pemodelan ………..…………...…... 38

2.13.1.Diagram Alir ………..…………...…... 38

2.13.2.Diagram Arus Data (DFD) ………..…………... 41

2.13.3.Entity Relation Diagram (ERD) ………..…………... 42

2.14. Metode Penelitian ………..…………... 44

2.14.1.Studi Lapangan ………..…………...……... 44

2.14.2.Studi Pustaka ………..…………...…... 45

2.15. HTML ………..…………...…... 46

2.16. PHP ………..…………...…... 46

2.16.1.Kelebihan PHP ……..…………...……….... 47

2.16.2.Bahasa (Script) PHP ..…………...…... 48

2.17. Basis Data ………..…………...…... 48

2.18. MySql ………..…………...…... 50

2.18.1.Sejarah Singkat MySQL ……… 51

2.18.2.Keistimewaan MySQL ………... 51

2.19. Studi LiteraturSejenis ……… 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….. 56

3.1. Metode Pengumpulan Data ……… 56

3.1.1. Studi Lapangan ……….. 56

3.1.2. Studi Pustaka ……….. 58

3.2. Metode Pengembangan Sistem ……….. 59


(12)

xii

3.2.2. Pemodelan (Modeling) ……… 60

3.2.3. Pembuatan (Construction) ………... 61

3.3. Kerangka Berpikir (Logical Frame Work) ………. 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 64

4.1. Perencanaan (Planning) ………... 64

4.1.1. Alokasi Waktu ………... 64

4.1.2. Cakupan ………. 64

4.2. Pemodelan (Modeling) ………... 65

4.2.1. Analisis Sistem ………... 65

4.2.1.1.Gambaran Umum Fakultas Dirasat Islamiyah 65 4.2.1.2.Analisis Sistem yang Sedang Berjalan …….. 68

a. Uraian Sistem yang Sedang Berjalan ….. 68

b. Kelemahan Sistem yang Sedang Berjalan 70 4.2.1.3.Analisis Sistem yang Diusulkan ……… 71

a. Uraian Sistem yang Diusulkan ………... 71

b. Kelebihan Sistem yang Diusulkan ……... 73

4.2.2. Desain Sistem ……….... 73

4.2.2.1.Perancangan Sistem ………... 73

a. Data Flow Diagram (DFD) …………... 73

b. Rancangan Flowchart program (Alur Program) ...………... 81

4.2.2.2.Perancangan Database ………... 94

a. Entity Relationship Diagram (ERD) ke Database Relasional ……… 94


(13)

xiii

4.2.2.3.Rancangan Input/Output atau Antarmuka

yang Diusulkan ………... 105

4.3. Pembuatan (Construction) ………….………... 105

4.3.1. Pengkodean (Coding) ………... 105

4.3.2. Pengujian (Testing) ………... 106

4.3.2.1.Pengujian Mandiri ……….. 106

4.3.2.2.Pengujian Lapangan dan Kuisioner ………... 109

BAB V PENUTUP ………..………... 112

5.1. Kesimpulan ………... 112

5.2. Saran ………... 113

DAFTAR PUSTAKA ……….………... 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 117

Lampiran I Waktu Penelitian ………... 118

Lampiran II Wawancara dan Kuisioner ………. 119

A. Wawancara ………..…..………... 119

B. Kuisioner ………...….………... 123

Lampiran III Rancangan Antarmuka ……….……….... 124

Lampiran IV Source Code ………... 134

Lampiran V Aplikasi Sistem ………... 140


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Transformasi data menjadi informasi ……….. 12

Gambar 2.2 Klasifikasi BMN ……….. 21

Gambar 2.3 Contoh Identifikasi Barang ……….. 22

Gambar 2.4 Model sequential linier atau waterfall………. 34

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir (Logical Frame Work) ………. 63

Gambar 4.1 Struktur Organisasi FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ….. 66

Gambar 4.2 Rancangan Diagram Konteks SIIPB FDI ……… 74

Gambar 4.3 Diagram 0 level 1 SIIPB .………...……….. 76

Gambar 4.4 Diagram 1 Level 2 ………... 77

Gambar 4.5 Diagram 2 Level 3 ………... 77

Gambar 4.6 Diagram 3 Level 4 ………... 78

Gambar 4.7 Diagram 4 Level 5 ………... 79

Gambar 4.8 Diagram 5 Level 6 ………... 80

Gambar 4.9 Flowchart Halaman Utama ………. 81

Gambar 4.10 Flowchart Halaman User ………... 82

Gambar 4.11 Flowchart Halaman Sub Bagian Umum ……… 83

Gambar 4.12 Flowchart Halaman Kabag TU ………. 84

Gambar 4.13 Flowchart Halaman Pudek II/PPK ……… 85

Gambar 4.14 Flowchart Halaman Dekan ……… 86

Gambar 4.15 Flowchart Halaman Administrator ……… 87

Gambar 4.16 Flowchart Halaman Penerimaan Barang ………... 88

Gambar 4.17 Flowchart Halaman Mutasi Barang ………... 89


(15)

xv

Gambar 4.19 Flowchart Halaman Pengadaan ………. 91

Gambar 4.20 Flowchart Halaman Permintaan Barang ………... 92

Gambar 4.21 Flowchart Halaman Aset Barang ……….. 93


(16)

xvi

DAFTAR SIMBOL

Gambar 2.3 Simbol Entitas Luar pada DFD ……… 42 Gambar 2.4 Simbol Proses pada DFD ………. 42 Gambar 2.5 Simbol Berkas atau Tempat Penyimpanan pada DFD ……… 42 Gambar 2.6 Simbol Aliran Data pada DFD ……… 42 Gambar 2.7 Simbol Entitas EDR ………...……….. 43 Gambar 2.8 Simbol Relasi .……….. 43


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan pengembangan sistem ……… 30

Tabel 2.2 Flow Direction Symbol (simbol penghubung/alur) ………. 39

Tabel 2.3 Processing Symbol (simbol proses) ………. 40

Tabel 2.4 Input-output Symbol (simbol input-output) ………. 41

Tabel 3.1 Perbandingan dari studi literatur sejenis ……….. 58

Tabel 4.1 Tabel Data User ………... 96

Tabel 4.2 Tabel Referensi Bagian ………... 97

Tabel 4.3 Tabel Referensi Barang ………... 98

Tabel 4.4 Tabel Referensi Golongan ………... 99

Tabel 4.5 Tabel Transaksi Aset ………... 99

Tabel 4.6 Tabel Transaksi Kebutuhan Barang ……… 100

Tabel 4.7 Tabel Transaksi Mutasi ………... 102

Tabel 4.8 Tabel Transaksi Penerimaan Barang ………... 103

Tabel 4.9 Tabel Transaksi Pengadaan Barang ………. 104

Tabel 4.10 Pengujian Black Box ………...……...……... 107

Tabel 4.11 Tabel hasil kuisioner tentang antarmuka sistem ………... 110

Tabel 4.12 Tabel hasil kuisioner tentang struktur navigasi ……….... 110

Tabel 4.13 Tabel hasil kuisioner tentang fasilitas sistem ………... 110

Tabel 4.14 Tabel hasil kuisioner tentang pengoperasian sistem …………. 111


(18)

xviii

DAFTAR ISTILAH

Barang

Bagian dari kekayaan negara yang terdiri dari satuan-satuan tertentu yang dapat dihitung, diukur, ditimbang dan tidak termasuk uang dan surat berharga. Sedangkan barang milik/kekayaan negara adalah semua barang milik negara yang berasal/dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya atau sebagian dari APBN ataupun dengan dana dari luar APBN yang dikuasai/dibawah pengurusan Departemen, Lembaga-lembaga Negara, Lembaga Non Pemerintah Non Departemen serta unit-unit di dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam maupun di luar negeri. Barang Inventaris

Barang yang merupakan bagian dari kekayaan negara baik berupa barang bergerak maupun tidak bergerak yang berada dalam penguasaan dan pengurusan departemen/non departemen yang jangka waktu pemakaiannya lebih dari 1 tahun dan telah digunakan dalam kegiatan dinas.

Daftar Inventaris barang

Daftar yang memuat catatan barang inventaris yang berada dalam lingkungan satuan kerja.

Permintaan Barang

Permintaan adalah keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan tempat tertentu.


(19)

xix Pengadaan Barang

Kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa. Inventarisasi

Kegiatan untuk melakukan pencatatan dan pendaftaran barang milik/kekayaan Negara (perlengkapan pemerintah) pada suatu saat tertentu. Dalam pengertian umum iventarisasi barang adalah kegiatan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan dan pendaftaran barang inventaris/hak milik. Sedangkan daftar barang inventaris/hak milik adalah suatu dokumen berharga yang menunjukkan sejumlah barang milik organisasi dan dikuasai pimpinan organisasi yang berada di Sub Bagian-bagian, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.


(20)

1

1.1. Latar Belakang

Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) adalah salah satu fakultas di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sebelumnya dikenal dengan Program Khusus Al-Azhar. Program ini merupakan implementasi dari kesepakatan kerjasama bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang ditandatangani oleh Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Prof. Dr. Ahmad Omar Hasyim, dan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Azyumardi Azra MA, pada tanggal 17 September 1999 di Jakarta, yang kemudian direvisi pada tanggal 29 Maret 2002 menjadi Fakultas Dirasat Islamiyah (Pedoman Akademik, 2009-2010: 198).

Sebagaimana fakultas lainnya maka FDI memerlukan alat dan barang pendukung agar kegiatan akademik dapat berjalan dengan baik. Agar tertib administrasi maka diperlukan pengaturan dalam rangka kegiatan pengadaan barang yang dibutuhkan dan menghimpun data atau inventarisasi tentang barang yang sudah dimiliki sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang efisien dan efektif. Untuk melakukan kegiatan pengadaan dan inventarisasi barang di FDI dilakukan oleh Sub Bagian Umum (Subag Umum) yang merupakan salah satu unsur pelaksana akademik yang berada dibawah Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU)


(21)

2

dan Subag Umum bertanggung jawab kepada Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (Pudek 2) yang menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Dalam aktifitasnya membuat laporan pendataan inventaris barang, Subag Umum FDI belum menerapkan sistem komputerisasi secara optimal. Ini dapat diamati ketika menyajikan laporan tersebut penggunaan komputer hanya sebatas pengetikan seluruh data inventaris barang yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan menggunakan aplikasi Ms-Word atau Ms-Excel. Sehingga didalam menghasilkan seluruh laporan yang akurat dan tepat membutuhkan waktu yang relatif lama atau bahkan kurang lengkapnya laporan yang dihasilkan.

Penulis tertarik mengangkat topik dengan judul ”Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah). Hal ini disebabkan karena sistem informasi inventaris pengadaan barang di Fakultas Dirasat Islamiyah masih bersifat manual.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diambil oleh penulis, permasalahan yang ada saat ini adalah kesulitan dalam hal melakukan pendataan inventaris barang serta proses pengadaan barang. Permasalahan tersebut timbul karena proses pendataan masih bersifat manual, mulai dari melakukan pengetikan data inventaris barang, proses pengadaan barang yang baru, pengecekan status keadaan barang lama maupun baru serta


(22)

proses pelaporan dari Subag Umum kepada Pudek 2. Proses-proses tersebut dapat menyita waktu yang cukup signifikan. Untuk itu diperlukan sistem yang dapat membantu mempermudah dan mempercepat Subag Umum FDI dalam menjalankan tugasnya melakukan inventarisasi dan pengadaan barang. Rumusan masalah penelitian skripsi ini adalah

bagaimana mengembangkansistem informasi inventaris pengadaan barang berbasis intranet berdasarkan model proses sequential linier atau

waterfall di FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3. Rumusan Masalah

Pokok masalah yang akan dibahas melalui penelitian ini adalah perancangan dan pengembangan sistem informasi inventaris pengadaan barang berbasis intranet berdasarkan model proses sequential linier atau

waterfall di FDI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu:

1) Bagaimana merancang dan mengembangkan sistem informasi inventaris pengadaan barang yang dapat mempermudah dan mempercepat kegiatan inventarisasi dan pengadaan barang di FDI. 2) Bagaimana sistem informasi inventaris pengadaan barang dapat

mempermudah proses pelaporan data dari Subag Umum kepada Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (Pudek 2).


(23)

4

1.4. Batasan Masalah

1) Sistem tersebut hanya Online pada jaringan lokal FDI saja dan tidak terhubung dengan internet.

2) Penelitian hanya menitikberatkan pada inventarisasi dan pengadaan barang aset tetap di Sub Bagian Umum FDI meliputi proses pendataan inventaris barang, permintaan barang, pengadaan barang, penerimaan barang, mutasi barang dan laporan-laporannya.

3) Tahap pengembangan sistem hanya dilakukan dari Perencanaan (Planning),Pemodelan (Modeling) dan Pembuatan (Construction). 4) Teknologi pengkodean komputer menggunakan web server Apache

versi 2.5 dan control panel Xampp pemrograman basis data: MySQL versi 5.1.

1.5. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Terwujudnya suatu aplikasi berbasis intranet untuk sistem informasi inventaris pengadaan barang di FDI.

2) Menganalisa, merancang dan mengembangkan Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang yang dapat membantu mempermudah dan mempercepat proses inventarisasi dan pengadaan barang pada Sub Bagian Umum FDI.

3) Meningkatkan kualitas laporan sehingga lebih akurat, tepat dan cepat ketika dibutuhkan.


(24)

1.6. Manfaat

1.6.1. Manfaat Bagi Penulis

Penulis dapat menambah pengetahuan tentang Web, terutama pemrograman HTML dan PHP.

1.6.2. Manfaat Bagi Pengguna

1) Memberikan kemudahan bagi Subag Umum untuk mendata barang-barang inventaris milik FDI.

2) Mendukung penyediaan informasi yang cepat dan akurat mengenai inventaris barang.

1.6.3. Manfaat Bagi Universitas

1) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh selama kuliah.

2) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.

3) Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

1.7. Metodologi Penelitian

1.7.1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini diperlukan data dan informasi yang lengkap guna mendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:


(25)

6

1) Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Observasi

Teknik atau pendekatan ini merupakan teknik mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung terhadap objek datanya (Jogiyanto, 2008: 89).

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Wawancara adalah pendekatan secara berhubungan langsung dengan sumber data dan terjadi proses komunikasi untuk mendapatkan datanya (Jogiyanto, 2008: 111).

c. Kuisioner

Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada(Hartini, 2008).

2) Studi Pustaka

Melakukan penelaahan terhadap buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan sistem informasi ini. Dan studi literatur dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan


(26)

bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan (Nielsen, 2010).

1.7.2. Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan aplikasi tersebut penulis menggunakan model proses sequential linier atau waterfall yang pertama kali diperkenalkan oleh Winston W. Royce pada tahun 1970 (Stephen, 2005: 49). Dalam model ini terdapat 5 langkah atau tahapan pengembangan aplikasi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Komunikasi (Communication), yaitu pembicaraan awal pengembang perangkat lunak dan pelanggan.

2) Perancanaan (Planning). Kebutuhan Piranti Lunak, yaitu melakukan perencanaan pembuatan perangkat lunak, meliputi studi kelayakan, penjadwalan, dan cakupan

3) Pemodelan (Modeling). Yaitu, memodelkan semua kebutuhan yang ada pada tahap komunikasi dan dilakukan sesuai apa yang telah dianalisis, serta melakukan perancangan aplikasi agar dapat menyediakan layanan yang diharapkan.

4) Pembuatan (Construction). Yaitu melakukan penerapan hasil rancangan ke dalam bentuk yang dapat dibaca dan


(27)

8

dimengerti oleh komput er dan melakukan perangkat lunak yang telah dibuat.

5) Penyebaran (Deployment). Yaitu, kegiatan penyebaran berupa pengiriman, utility pendukung, umpan balik, dan pemeliharaan terhadap data–data pada aplikasi perizinan yang harus dilakukan secara rutin.

1.8. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diterangkan tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat, metodelogi, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan secara singkat teori yang diperlukan dalam pembuatan skripsi penulis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metodologi penelitian dan pengembangan sistem yang digunakan oleh penulis. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian secara pengumpulan data dan kepustakaan sedangkan untuk metode pengembangan sistem penulis menggunakan SDLC model waterfall.


(28)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini penulis membahas bagaimana sistem yang dibuat oleh penulis yang meliputi gambaran umum FDI, analisis masalah dan alternatif pemecahan masalah, rnerencanakan sistem yang diusulkan serta alternatif masalah, rancangan alur sistem rancangan basis data dan pengujian aplikasi.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh bab dan saran-saran untuk pengembangan sistem yang lebih lanjut.


(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Sistem

Suatu sistem yang baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat karena hal ini akan sangat menentukan dalam mendefinisikan masukan yang dibutuhkan sistem dan juga keluaran yang dihasilkan. Sedangkan sistem yang baik dapat tercapai bila terdapat pengawasan yang berguna untuk mengawasi pelaksanaan pencapaian tujuan yang terdiri atas pengawasan data masukan (input), pengawasan data keluaran (output), serta pengawasan terhadap operasi sistem.

Agar lebih mudah memahami apa dan bagaimana sistem digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan prosedur dan pendekatan komponen/elemen (Al-Bahra, 2005: 1).

2.1.1 Prosedur

Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Prosedur adalah rangkaian operasi, yang melibatkan beberapa benda (seperti ALU, Control Unit) di dalam suatu atau lebih komponen (seperti memori dan CPU, jika dalam Sistem Komputer) yang digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam dari aktivitas-aktivitas


(30)

pengolahan yang terjadi serta untuk menyelesaikan suatu kegiatan pengolahan data tertentu.

Urutan kegiatan digunakan untuk menjelaskan apa (what) yang harus dikerjakan, serta berapa banyak kuantitas pekerjaan tersebut, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakannya dan bagaimana (how) mengerjakannya.

2.1.2 Komponen/Elemen

Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen/elemen, yaitu kumpulan komponen yang saling berkaitan yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Sub sistem-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa subsistem yang lebih kecil.

2.2. Definisi Informasi

Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.

Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah. Menurut John Burch dan Gary


(31)

12

Grudnitski dalam Al-Bahra (2005: 9), agar informasi dihasilkan lebih berharga maka informasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Informasi harus akurat, sehingga mendukung pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

2) Informasi harus relevan, benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.

3) Informasi harus tepat waktu, sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan.

Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidak pastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu kejadian. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

Hubungan antara data dengan informasi dapat dilihat pada gambar Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Transformasi data menjadi informasi

Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa data yang di input dapat berupa simbol-simbol, yang dapat berupa huruf atau angka yang diproses dan menjadi suatu output (informasi) sesuai yang dibutuhkan pemakai melalui tampilan pada monitor atau cetakan.

Proses (Pengolahan Data)

Output (Informasi) Input


(32)

Sedangkan kualitas suatu informasi tergantung pada tiga hal sebagai berikut:

1) Relevan (relevancy), artinya informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2) Akurat (accuracy). Artinya suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh pesan telah sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user.

3) Tepat waktu (timeliness). Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi dalam sebuah organisasi biasanya dibatasi oleh data yang dapat diperoleh, biaya untuk pengadaan, pengolahan dan penyimpanan dan sebagainya. Sebuah sistem informasi berdasarkan komputer biasanya dapat mengurangi biaya sekaligus meningkatkan kemampuan dan prestasi sistem informasi.


(33)

14

2.3.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut:

1) Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

2) Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan.

3) Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyedikan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Al-Bahra, 2005: 13).

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangat penting dalam sistem informasi, yaitu antara lain:

1) Masukan (Input)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi

input dalam hal ini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar.


(34)

2) Model

Terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan memanipulasi data yang masuk dan data yang tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.

3) Keluaran (Output)

Keluaran (output) yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan menejemen serta semua pemakai sistem.

4) Teknologi

Tekologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input menjalankan model menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5) Basis Data

Basis data merupukan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainya, tersimpan di perangkat keras komputer, dipergunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.


(35)

16

6) Kendali

Beberapa kendali perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung dengan cepat di atasi.

2.4. Definisi Data

Istilah data merupakan majemuk dari kata “datum” yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti hubungan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, huruf yang menunjukan ide dan kondisi atau situasi. Data merupakan kumpulan satu atau lebih karakter (angka, huruf, simbol-simbol) yang disusun dengan sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bentuk yang lebih berarti jika diolah, dengan kata lain merupakan bahan dasar dari informasi. Data juga merupakan fakta yang sedang tidak digunakan pada proses keputusan yang biasanya berbentuk catatan yang dimaksudkan untuk pengambilan keputusan selanjutnya (Sri, 2005).

2.5. Inventaris

Inventarisasi barang adalah kegiatan untuk melakukan pencatatan dan pendaftaran barang milik/kekayaan Negara (perlengkapan pemerintah) pada suatu saat tertentu (Dephut, 2009).


(36)

Dalam pengertian umum iventarisasi barang adalah kegiatan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan dan pendaftaran barang inventaris/hak milik.Sedangkan daftar barang inventaris/hak milik adalah suatu dokumen berharga yang menunjukkan sejumlah barang milik organisasi dan dikuasai pimpinan organisasi yang berada di Sub Bagian-bagian, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak (Adhi, 2008).

Adanya daftar inventaris yang lengkap, teratur dan berkelanjutan di semua Sub Bagian organisasi mempunyai fungsi dalam rangka:

1) Menertibkan administrasi barang/hak milik.

2) Pendaftaran, pengendalian dan pengawasan setiap hak milik.

3) Usaha untuk memanfaatkan penggunaan setiap barang/hak milik secara maksimal dalam melancarkan pencapaian maksud dan tujuan organisasi.

4) Menunjang pelaksanaan penyelenggaraan organisasi.

2.5.1 Pencatatan dan Pembukuan Menurut Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 479 Tahun 2003

a. Daftar Permintaan Barang

1) Permintaan barang yang terpenuhi maupun tidak terpenuhi dibuat daftar permintaan barang, hal ini sebagai bahan perbandingan dan pengawasan serta bahan penelaah lebih, mana hasil yang telah tercapai dan berapa banyak yang belum terpenuhi dengan


(37)

18

kemampuan yang ada. Daftar permintaan barang akan dapat menunjang pelaksanaan tugas berjalan dengan tertib dan lancar disamping sebagai bahan kendali. 2) Daftar permintaan barang memuat:

a) Unit pemohon

b) Jumlah jenis barang yang diminta c) Tipe/ukuran barang

d) Jumlah dan jenis barang yang dapat terpenuhi b. Bukti Pendistribusian Barang

1) Tanda pendistribusian

a) Bon permintaan barang memuat antara lain: 1. Unit pemohon

2. Tanggal dan nomor permintaan

3. Nomor unit barang yang diminta, banyaknya barang

b) D.O (delivery order) atau tanda terima barang memuat antara lain:

1. Unit pemohon

2. Tanggal dan nomor D.O

3. Nomor urut, barang yang diminta banyaknya barang, keterangan


(38)

2) Berita acara

a) Hari dan tanggal berita acara

b) Masing-masing pejabat yang setingkat c) Kondisi barang

3) Buku permintaan dan pendistribusian barang

Buku ini memuat dan membukukan semua permintaan baik permintaan yang dapat dipenuhi maupun yang tidak dapat terpenuhi.

4) Kartu pendistribusian barang

Kartu pendistribusian barang ini berfungsi sebagai kendali.

2.6. Konsep Dasar Barang Milik Negara 2.6.1. Pengertian Barang Milik Negara

Menurut Undang-undang nomor 1Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara, “Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah antara lain berasal dari hibah dan rampasan/sitaan”.

Tidak termasuk dalam pengertian BMN adalah barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh:

1) Pemerintah Daerah (sumber dananya berasala dari APBD termasuk yang sumber dananya berasal dari


(39)

20

APBN tetapi sudah diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah)

2) Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari:

a. Perusahaan Perseroan, dan b. Perusahaan Umum

3) Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah

BMN tercakup dalam aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Sedangkan aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

BMN yang berupa aset lancar adala persediaan. Sedangkan BMN yang berupa aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya serta konstruksi dalam pengerjaan.

2.6.2. Klasifikasi Barang Milik Negara

Keputusan Menteri Keuangan nomor 18/KMK.018/1999 tentang Klasifikasi Barang Inventaris/Kekayaan Negara membagi


(40)

BMN dalam klasifikasi Golongan, Bidang, Kelompok, Sub Kelompok, dan Sub-sub Kelompok.

Golongan

Semakin Global

Bidang Kelompok

Sub Kelompok Sub-sub Kelompok

Semakin Kecil

Gambar 2.2 Klasifikasi BMN Sumber: (Modul SAK, 2007)

Golongan BMN meliputi: barang tidak bergerak, barang bergerak, hewan, ikan, dan tanaman serta barang persediaan. Dari masing-masing golongan tersebut selanjutnya dirinci lagi ke dalam klasifikasi bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub-sub kelompok. Dengan demikian klasifikasi paling rinci (detil) ada di level sub-sub kelompok.

2.6.3. Pengkodean Barang Milik Negara

Untuk memudahkan pencatatan dan pengendalian, BMN selain diberikan identifikasi berupa nama, juga diberikan identifikasi dalam bentuk kode. Pemberian kode BMN sepenuhnya mengacu kepada KMK nomor 18/KMK.018/1999. Untuk memberikan identitas BMN diberikan nomor kode barang (ditambah nomor urut pendaftarannya) dan kode lokasi (ditambah tahun perolehannya).


(41)

22

Sebagai contoh, pada tahun 2003 Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan (kode kantor 231421) melakukan pembelian jenis barang komputer note book yang untuk urutan

ke-000037. Berdasarkan UAKPB diberikan kode sebagai berikut:

15.01.00.231421.000.2003 2.12.01.02.003.000038

Sedangkan skema dari kode identifikasi barang adalah sebagai berikut:

Sub-sub kelompok Sub kelompok Kelompok Bidang Golongan

X . XX . XX . XX . XXX . XXXXXX

UAKPKPB UAKPB UAPPB-W UAPPB-E1 UAPB

XX . XX . XX . XXXXXX . XXX XXX

No Urut Pendaftaran Tahun Pendaftaran

Gambar 2.3 Contoh Identifikasi Barang Sumber: (Modul SAK, 2007) Keterangan gambar:

 UAPB : Unit Akuntansi Pengguna Barang  UAPPB-E1 : Unit Akuntansi Pembantu Pengguna


(42)

 UAPPB-W : Unit Akuntansi Pembantu Pengguna

Barang - Wilayah

 UAKPB : Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang

2.6.4. Pertimbangan/Syarat Penghapusan Barang Milik Negara

a) Barang tidak bergerak 1. Tanah

2. Bangunan b) Barang bergerak

1. Alat bangunan

2. Barang bergerak, kecuali kendaraan bermotor roda empat/lebih dapat dihapuskan dari pertanggungjawaban Unit Pengurus Barang apabila telah memenuhi pertimbangan/persyaratan sebagai berikut:

a. Pertimbangan:

1) Rusak berat/tidak dapat diperbaiki lagi

2) Biaya perbaikan/pemeliharaan lebih tinggi dari nilai jualnya

3) Tidak efisien lagi dipergunakan untuk kepentingan dinas

4) Berlebih/tidak dipergunakan lagi untuk kepentingan dinas


(43)

24

6) Peremajaan sesuai dengan perkembangan organisasi, ilmu, teknologi dan standarisasi

7) Penukaran antar instansi pemerintah b. Syarat

1) Penghapusan barang bergerak, kecuali kendaraan bermotor roda empat/lebih dan atau barang bergerak yang bernilai ekonomis tinggi, dapat langsung dilakukan oleh Menteri Agama tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Anggaran, apabila barang bersangkutan dijual secara lelang melalui Kantor Lelang Negara.

2) Penghapusan barang bergerak sebagaimana di atas dengan tindak lanjut dijual melalui Kantor Lelang Negara, dihibahkan, karena hilang, dimusnahkan, dihapuskan oleh Menteri Agama, harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi/ijin tertulis dari: a) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Anggaran setempat, apabila nilai perolehan barang dimaksud per paket usulan sampai dengan nilai Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)


(44)

b) Direktorat Jenderal Anggaran apabila nilai perolehan barang dimaksud per paket usulan di atas Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah):  Penilaian, penelitian alat kantor dan rumah

tangga yang akan dihapus dilaksanakan oleh panitia penghapusan.

 Hasil penelitian/penilaian tersebut dituangkan dalam Berita Acara penelitian/penilaian alat kantor dan rumah tangga yang akan dihapus.

2.6.5. Penghapusan Barang Milik Negara

Pelaksanaan penghapusan barang dapat dilakukan dengan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara atau dengan pemusnahan (untuk barang yang tidak laku dijual). Penyimpangan dari ketentuan tersebut misalnya dijual tanpa dilelang atau dihibahkan, hanya boleh dilakukan apabila telah mendapatkan ijin/persetujuan khusus dari Menteri Keuangan.

Dengan demikian maka pelaksanaan penghapusan barang dapat dilakukan dengan:

1) Penjualan secara langsung 2) Penjualan tanpa lelang 3) Pemusanahan


(45)

26

2.7. Pengadaan Barang

Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa (Rama, 2009).

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam proses pengadaan ini, diantaranya:

1) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

2) Penyedia barang/jasa, adalah badan usaha atau perseorangan yang menyediakan barang/jasa.

3) Barang, adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi/peralatan yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.

4) Khusus jasa, terbagi atas 3 jenis, yaitu jasa pemborongan, jasa konsultasi dan jasa lainnya.

2.8. Intranet

Intranet berasal dari kata interconnected-networking adalah sebuah jaringan privat (private network) yang menggunakan protokol-protokol Internet (TCP/IP), untuk membagi informasi rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya. Kadang-kadang,


(46)

istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang terlihat, yakni situs

webinternal perusahaan. Untuk membangun sebuah intranet, maka sebuah jaringan haruslah memiliki beberapa komponen yang membangun Internet, yakni protokol Internet (Protokol TCP/IP, alamat IP, dan protokol lainnya), klien dan juga server. Protokol HTTP dan beberapa protokol Internet lainnya (FTP, POP3, atau SMTP) umumnya merupakan komponen protokol yang sering digunakan.

Umumnya, sebuah intranet dapat dipahami sebagai sebuah "versi pribadi dari jaringan Internet", atau sebagai sebuah versi dari Internet yang dimiliki oleh sebuah organisasi.

2.9. Rekayasa Perangkat Lunak (Software)

Menurut (Pressman, 2005: 10). Software (perangkat lunak) adalah perintah program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional dan dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program.

Software tidak sama dengan program (komputer), karena software

terdiri dari program, dokumen, dan data. Perangkat lunak lebih merupakan elemen logika dan bukan merupakan elemen sistem fisik. Dengan demikian, perangkat lunak memiliki ciri yang berbeda dari perangkat keras, yaitu:


(47)

28

1) Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan, tidak dibuat dalam bentuk yang klasik.

2) Perangkat lunak tidak pernah usang.

Sebagian besar perangkat lunak dibuat berdasarkan kebutuhan, tidak hanya dibuat dari komponen yang sudah ada.

Menurut Soemerville (2003: 26), rekayasa perangkat lunak adalah disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak. Mulai dari awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Secara umum, perekayasa perangkat lunak memakai pendekatan sistematis dan terorganisir terhadap pekerjaan mereka karena cara ini seringkali efektif untuk menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi.

2.10. Proses Perangkat Lunak

Proses software merupakan serangkaian kegiatan dan hasil yang menghubungkan dengan proses tersebut, yang menuju pada di\hasilkannya produk perangkat lunak (Sommerville, 2003: 41).

Walaupun ada banyak proses perangkat lunak, ada kegiatan-kegiatan mendasar yang umum bagi semua proses perangkat lunak. Menurut (Sommerville, 2003: 41) kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

1) Penspesifikasian perangkat lunak. Fungsionalitas perangkat lunak dan batasan operasinya harus didefinisikan.


(48)

2) Perancangan dan implementasi perangkat lunak. Perangkat lunak yang memenuhi persyaratan harus dibuat.

3) Pemvalidasian perangkat lunak. Perangkat lunak tersebut harus divalidasi untuk menjamin bahwa perangkat lunak bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan.

4) Pengevolusian perangkat lunak. Perangkat lunak harus dapat berkembang untuk menghadapi kebutuhan pelanggan yang berubah.

Model proses perangkat lunak merupakan representasi abstrak dari proses perangkat lunak. Ada banyak proses perangkat lunak, diantaranya: model air terjun (waterfall), pengembangan evolusioner, pengembangan sistem formal, pengembangan berdasarkan pemakaian ulang (Sommerville, 2003: 42).

2.11. Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (System Development) dapat berarti menyusun atau membuat suatu sistem baru untuk menggantikan atau memperbaiki sistem lama, baik secara keseluruhan atau sebagian dari sistem yang telah ada dengan mengintegrasikan dan memadukan prosedur, sarana dan sumber daya manusia yang dimiliki. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut:


(49)

30

1) Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama seperti adanya ketidakberesan atau adanya pertumbuhan organisasi.

2) Untuk meraih kesempatan-kesempatan, kesempatan ini dapat berupa peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada pelanggan.

3) Adanya instruksi-instruksi dari atasan atau pimpinan atau dari luar organisasi, seperti peraturan pemerintah.

Dalam sebuah perancangan perangkat lunak diperlukan model-model proses atau paradigm rekayasa perangkat lunak berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat bantu yang dipakai dan control serta penyampaian yang dibutuhkan. Menurut (Pressman, 2005: 79) ada beberapa proses model diantaranya Sequential Linier, Prototype, Rapid Aplication Development (RAD), Incremental, Iterative, Spiral, Concurrent, Componen-Based Development, Model Metode Fomral,

Aspect Oriental Software Development, Unified Process,dan Extreme Programming (XP).

Berikut tabel perbedaan model-model pengembangan sistem.

Tabel 2.1 Perbedaan pengembangan sistem

Metode Kelebihan Kekurangan Penggunaan

Secara Umum Sequential

Linear

(Waterfall) oleh

Winston W. Royce (1929-1995) pada tahun

Metode ini baik digunakan untuk kebutuhan yang sudah diketahui dengan baik

Iterasi yang sering terjadi menyebabkan masalah baru. Bagi pelanggan sulit menentukan Waterfall bekerja dengan baik pada proyek skala kecil


(50)

1970 kebutuhan secara eksplisit dan harus bersabar karena memakan waktu yang lama

Prototype oleh

Eleanor Rosch (1938-N) pada tahun 1970

Metode ini cukup efektif dengan mendapatkan

kebutuhan dan aturan yang jelas dan pelanggan bisa langsung melihat sistem yang sebenarnya Pengembang kadang0kadang membuat implementasi sembarang, karena ingin working version selesai dengan cepat Prototyping dapat bekerja dengan baik, jika ada kerja sama yang baik antara pengembang dan pelanggan

Rapid Aplication Development

(RAD) oleh

James Martin (1933-N) pada tahun 1991

Metode ini lebih cepat dari waterfall jika kebutuhan dan batasa proyek sudah diketahui dengan baik bisa untuk dimodularisasi Karena proyek dipecah menjadi beberapa bagian, maka dibutuhkan banyak orang untuk membentuk suatu tim karena komponen-komponen yang sudah ada, fasilitas-fasilitas pada tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya sehingga fasilitas program bisa menurun

RAD cocok untuk aplikasi yang tidak mempunyai resiko teknis yang tinggi, RAD cocok untuk proyek yang memiliki SDM yang baik dan sudah

berpengalaman

Incremental oleh

Schlimmer, et all.

Pada tahun 1986

Fleksibel dan mudah untuk dikelola serta pengujiannya mudah Semua kebutuhan tidak dikumpulkan pada tahap awal sehingga

menimbulkan masalah serta sulit untuk mengukur progress karena tidak ada timelines

Cocok untuk aplikasi kebutuhan yang diidentifikasi dengan baik

Iterative Fase desain pengkodean dan pengujian lebih cepat

Butuh waktu yang banyak untuk menganalisis dan terlalu banyak langkah yang

Hanya cocok untuk skala besar


(51)

32

dibutuhkan model

Spiral oleh Barry W. Boehm (1935-N) pada tahun 1986

Model ini digunakan untuk sistem skala besar, membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga dapat mengurangi resiko besar Resiko utama tidak ditemukan, maka masalah bisa muncul kemudian sehingga

membutuhkan manajemen dan perkiraan resiko yang cukup tinggi

Hanya cocok untuk skala besar

Concurrent oleh

C.A.R. Hoare et all pada tahun 1960

Peningkatan aplikasi yang sudah selesai pada umumnya satu periode. Sangan memperhatikan input-output dari aplikasi. Dapat dieksekusi secara parallel Tidak bisa mendeteksi eror pada sub-program (fungsi-fungsi program). Membutuhkan waktu yang lama

Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan ketelitian dalam proses input-output program Component-Based

Development oleh

Malcolm Douglas Mcllroy (1932-N) pada tahun 1998

Komponen-komponen

program dijadikan satu set paket sehingga dapat memudahkan para pengembang dalam pengkodean dan menggunakan kembali kode program tersebut Cukup menyulitkan dalam membuat paket-paket program yang dibutuhkan dalam mengembangkan aplikasi Baik digunakan untuk aplikasi yang banyak menggunakan program-program yang pernah dibuat Model Metode Fomral Sistem diekspresikan dengan teori matematika sehingga mudah dipahami Sulit dipahami bagi orang yang tidak memberti ekspresi matematika dan logikanya Baik digunakan untuk pengembangan aplikasi matematika atau perhitungan Aspect Oriented Software

Development oleh

Gregor Kiezales et all Mendukung modularisasi perhatiannya sejak dari pembuatan kode program Waktu pengerjaan kode program akan lebih lama karena lebih memperhatikan modul-modul program yang tersusun rapi. Baik digunakan untuk proyek skala besar. Aplikasi yang berbasis object oriented


(52)

Unified Process

oleh Ivar

Hjalmar

Jacobson (1939-N), et all pada tahun 1990

Team proyek fokus pada alamat yang memiliki banyak resiko paling tinggi lebih awal. Sehingga dapat

meminimalisir resiko pada saat apikasi sudah jadi

Waktu pengerjaan proyek lebih lama karena

menggabungkan konsep iterasi dan incremental Baik digunakan untuk aplikasi yang dibuat berbasis object oriented dengan notasi rational. Extreme Programming (XP) oleh Kent Beck (1943-N)

pada tahun 1999

Peningkatan kualitas software dan memfokuskan pada perubahan-perubahan yang diminta oleh pelanggan Para pengembang tidak bisa mengembangkan kualitas software karena tidak ada feedback dari pelanggan

Baik untuk software yang sudah ada tetapi masih dibutuhkan pengembangan kualitas karena kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan.

Beberapa ahli membagi proses-proses pengembangan sistem ke dalam sejumlah urutan yang berbeda-beda. Tapi semuanya mengacu pada proses-proses standar berikut :

1) Analisis 2) Desain 3) Implementasi 4) Pemeliharaan

Menurut (Al Fatta, 2007: 26).Pada perkembangannya proses di atas dituangkan dalam satu metode yang dikenal dengan nama System Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain.


(53)

34

Menurut Mcleod, Jr (2001: 184) daur hidup pengembangan sistem adalah suatu urutan atau tahapan dari aktifitas yang berhubungan erat, yang dikerjakan oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem informasi bersama-sama dengan pemakai akhir (end user) dengan tujuan untuk membangun sistem informasi yang berbasiskan komputer (computer based information).

Berikut adalah gambar pengembangan sistem perangkat lunak dengan proses SDLC (System Development Life Cycle) dengan model

sekuensial linear yang sering disebut juga dengan “siklus kehidupan klasik” atau “model air terjun”.

Gambar 2.4 Model sequential linier atau waterfall

(Sumber: Roger S. Pressman.“Software Engineering A practitioner’s Approach”, 2010: 39)

Menurut (Sutabri, 2004: 68-70) Metodologi pengembangan sistem informasi dikelompokkan menjadi 4 tahap antara lain sebagai berikut:

1) Metodologi yang Berorientasi Keluaran

Metodologi ini disebut juga metodologi tradisional, diperkenalkan sekitar tahun 1960 dengan memberikan tahapan dalam pengembangan system tanpa dibekali dengan tehnik dan peranti yang memadai.

Communication

Project initiation Requirement gathering

Planning

Estimating Scheduling Tracking

Modeling

Analysis Design

Construction

Code Test

Deployment

Delivery Support Feedback


(54)

2) Metodologi yang Berorientasi Proses

Metodologi ini disebut juga dengan metodologi struktur analisis dan desain, diperkenalkan sekitar tahun 1970 dan masih mendominasi pengembangan sistem sampai saat ini. Metodologi ini telah dilengkapi dengan alat-alat (tool) dan tehnik-tehnik yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem, khususnya pemrograman terstruktur dan modular.

3) Metodologi yang Berorientasi Data

Metodologi ini disebut juga metodologi model informasi. Diperkenalkan sekitar tahun 1980 dengan semakin banyaknya yang menggunakan Relational Database.Management System. Alat yang digunakan untuk membuat model ialah Entity Relational Diagram

(ERD).

4) Metodologi yang Berorientasi Objek

Metodologi ini diperkenalkan sekitar tahun 1990 sebagai pelengkap untuk pemrograman yang terlebih dahulu telah mengadopsi metode berorientasi objek. Beberapa alat dan tehnik yang digunakan antara lain dynamic and case scenario.

2.12. Web

Web adalah falisitas Hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, animasi, dan data multimedia lainnya yang saling berhubungan satu sama lain.


(55)

36

2.12.1. Sejarah Web

Dimulai pada bulan Maret 1989, peneliti bernama Tim Berner-Lee yang bekerja di Laboratorium Fisika Partikel Eropa atau yang dikenal dengan namaCERN (Consei European pour la Recherce Nuclaire) yang berpusat di Genewa Swiss mengajukan protokol sistem distribusi informasi internet yang digunakan untuk berbagai informasi diantara fisikawan, dimana dalam perkembangan selanjutnya dikenal sebagai protokol World Wide Web dan dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C).

2.12.2. Aplikasi Web

Semula aplikasi web dibangun dengan menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Language) dan protokol yang digunakan dinamakan HTTP (HyperText Transfer Protocol). Namun pada perkembangan selanjutnya sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML (Kadir, 2002: 5). Secara umum aplikasi web dibagi menjadi dua:

1) Web Statis, biasanya dibentuk dengan menggunakan HTML saja. Kekurangan yang paling menonjol terletak pada keharusan untuk memelihara program secara terus-menerus untuk mengikuti perubahan yang terjadi.

2) Web dinamis, untuk membentuk web dinamis terdapat dua macam pengelompokan, yaitu:


(56)

a. Teknologi pada sisi client, biasanya diimplementasikan dengan mengirimkan kode perluasan HTML atau program tersendiri dan HTML ke client (Kadir, 2002: 9). Kelemahan pada sistem sisi client adalah browser klien tidak dapat mendukung fitur kode perluasan HTML. Yang termasuk teknologi pada sisi client adalah:

1. Control Active

2. Java Applet

3. Java Script

b. Teknologi pada sisi server memungkinkan pemrosesan kode didalam server sehingga kode yang sampai pada user berbeda dengan kode asli pada

server. Yang termasuk teknologi pada sisi server

adalah:

1. Common Gateway Interface (CGI) 2. Properiotary web server API

3. Active Server Pages (ASP) 4. Server-Slide java script

5. PHP


(57)

38

2.13. Perangkat Pemodelan

Perangkat pemodelan adalah suatu model yang digunakan untuk menguraikan sistem menjadi bagian-bagian yang dapat diatur dan mengkonsumsikan ciri konseptual juga fungsional kepada analis, pemodelan ini banyak digunakan dalam fase analisis dan desain. Perangkat pemodelan yang saat ini banyak digunakan adalah perangkat pemodelan terstruktur dan perangkat pemodelan berorientasi objek. Beberapa notasi pemodelan terstruktur yang digunakan oleh penulisan skripsi ini.

2.13.1. Diagram Alir

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah.

Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Al-Bahra, 2005: 263).

Ada dua macam Flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu:

1) Sistem Flowchart, merupakan bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2) Program Flowchart, merupakan bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.


(58)

Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut:

1) Flow Direction Symbol (simbol penghubung/alur)

Simbol yang biasanya disebut connecting line ini digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol-simbol tersebut sebagai berikut.

Tabel 2.2 Flow Direction Symbol (simbol penghubung/alur)

No. Simbol Fungsi

1.

Simbol Arus (flow)

Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.

2.

Simbol Communication Link Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data/informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain.

3.

Simbol Connector

Untuk menyatakan sambungan dari suatu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.

4.

Simbol Offline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari suatu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda. 2) Processing Symbol (simbol proses)

Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut.


(59)

40

Tabel 2.3 Processing Symbol (simbol proses)

No. Simbol Fungsi

1.

Simbol Offline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari suatu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda. 2.

Simbol Manual

Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual)

3.

Simbol Decission/logika

Untuk menunjukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak. 4.

Simbol Predefined Proses

Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk memberi harga awal.

5.

Simbol Terminal

Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.

6.

Simbol Keying Operation

Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyword.

7.

Simbol Off-line Storage

Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.

8.

Simbol Manual Input

Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyword.

3) Input-output Symbol (simbol input-output)

Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut.


(60)

Tabel 2.4 Input-output Symbol (simbol input-output)

No. Simbol Fungsi

1.

Simbol Input-output

Untuk menyatakan proses input dan

output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.

2.

Simbol Punched Card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu 3.

Simbol Magnetic-tape unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.

4.

Simbol Disk Storage

Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.

5. Simbol Dokumen

Untuk mencetak laporan ke printer.

6.

Simbol Dsiplay

Untuk menyatakan peralatan output

yang digunakan berupa layar (video, komputer)

2.13.2. Diagram Arus Data (DFD)

DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai dibidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan (Al-Bahra, 2005: 64). Simbol-simbol DFD ditunjukkan pada gambar berikut:


(61)

42

Gambar 2.5 Simbol Entitas Luar pada DFD

Entitas luar sumber atau tujuan dari aliran data atau ke sistem. Entitas luar bisa digambarkan secara fisik dengan sekelompok orang atau sistem.

Gambar 2.6 Simbol Proses pada DFD

Proses atau fungsi merupakan simbol untuk transformasi data menjadi bentuk yang lain.

Gambar 2.7 Simbol Berkas atau Tempat Penyimpanan pada DFD Berkas atau tempat penyimpanan berfungsi untuk menyimpan data atau file.

Gambar 2.8 Simbol Aliran Data pada DFD

Aliran data menggambarkan aliran data dari suatu proses satu ke proses lainya atau dari entitas luar ke proses atau dari proses ke entitas luar.

2.13.3. Entity Relation Diagram (ERD)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Al-Bahra, 2005: 142). Sedangkan tujuan pembuatan ERD adalah


(62)

untuk menunjukan objek-objek (entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi di antara objek-objek tersebut. Simbol-simbol ERD dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2.9 Simbol Entitas EDR

Entitas adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).

Gambar 2.10 Simbol Relasi

Relasia dalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).


(63)

44

2.14. Metode Penelitian 2.14.1. Studi Lapangan

1) Observasi

Teknik atau pendekatan ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti secara langsung terhadap objek datanya. (Jogiyanto, 2008: 89).

2) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Pendekatannya secara berhubungan langsung dengan sumber data dan terjadi proses komunikasi untuk mendapatkan datanya (Jogiyanto, 2008: 111).

3) Kuisioner

Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada (Hartini, 2008).

a. Kuisioner Terbuka

Kuisioner terbuka adalah kuesioner yang jawabannya belum disediakan sehingga responden bebas menuliskan apa yang dia rasakan.


(64)

b. Kuisioner Tertutup

Adalah kuisioner yang telah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih yang sesuai dengan keadaan dirinya.

2.14.2. Studi Pustaka

Definisi studi pustaka adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat scientific law (hukum ilmiah), pembuat model atau ingin membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan kejadian yang sebenarnya maka digunakanlah teori. Mengacu kepada teori-teori yang berlaku dan dapat dicari pada buku-buku teks ataupun dari hasil penelitian orang lain baik yang sudah dipublikasikan maupun belum merupakan suatu faktor dari keilmiahan penelitian yang dilakukan (Umar, 2007: 51).

Sedangkan studi literatur dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan penting karena untuk menghindari usaha yang sebenarnya sudah pernah dilakukan orang lain dan bisa digunakan pada penelitian kita untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Penting juga untuk memberi arah penelitian selanjutnya yang perlu dilakukan untuk melanjutkan misi penelitian.


(65)

46

Materi yang valid untuk digunakan bahan studi literatur antara lain buku, jurnal, paper bahkan artikel blog dari para akademisi. Tidak dianjurkan untuk mengambil bahan studi literatur dari Wikipedia atau blog anonym

2.15. HTML

. Tahun terbit dokumen juga menjadi pertimbangan penting, tidak boleh lebih dari sepuluh tahun, apalagi untuk bidang bidang yang berkembang pesat seperti TI (Nielsen, 2010).

HTML (Hypertext Markup Language) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menulis halaman web. HTML (Hypertext Markup Language) dirancang untuk digunakan tanpa terganutng pada suatu platform tertentu (platform independent). Dokumen HTML (Hypertext Markup Language) adalah suatu dokumen teks biasa, dan disebut sebagai

markup language karena mengandung tanda-tanda (tag) tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut dalam suatu dokumen. (Sutarman, 2007: 27).

2.16. PHP

Personal Home Page (PHP), dibuat pertama kalioleh Rasmus Lerdoff. Awalnya bernama PHP/FI, Personal Home Page/ Form Interface. PHP awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input form yang ditampkan browser web.


(66)

PHP secara resmi merupakan kependekan dari HyperText Preprocessor yang merupakan bahasa script server-side yang disisipkan pada HTML (Sidik, 2005: 4).

2.16.1. Kelebihan PHP

PHP memiliki keunggulan diantara bahasa server-side scripting yang banyak digunakan sekarang ini. Beberapa kelebihan PHP yaitu (Sutarman, 2007: 95)

1) Mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.

2) Dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda pula, seperti UNIX, Windows98, Windows NT dan Macintosh.

3) Diterbitkan secara gratis.

4) Dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS, Xitami, dan sebagainya.

5) Termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau diletakkan dalam tag HTML).

6) PHP termasuk server-side programming.

7) PHP mendukung berbagai macam sistem database seperti

oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, Postgres SQL, dan Generic ODBC.


(67)

48

8) PHP juga mendukung komunikasi dengan layanan lain melalui protocol IMAP, SNMP, NNTP, POP3, dan lain-lain.

2.16.2. Bahasa (Script) PHP

Setiap program PHP disebut dengan script. Script berupa file teks, yang dapat dibuat dengan menggunakan program editor file teks biasa seperti notepad, PHPed, Ultraedit, vi (dalam lingkungan Unix/Linux), dan lain sebagainya.

Script PHP diawali dengan tag <? Kemudian diakhiri dengan tag ?>, setiap baris perintah atau statement harus diakhiri dengan menggunakan tanda titik koma (;). Penyimpanan nama file PHP menggunakan ekstensi (.php) sebagai standar.

2.17. Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling besangkutan satu dengan yang lainya, tersimpan diperangkat keras komputer (hardware) dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanilpulasinya. Database marupakan satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi disebut juga dengan database system.

Sistem basis data (Database System) adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu


(1)

Pendahuluan

Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) adalah salah satu fakultas di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sebelumnya dikenal dengan Program Khusus Al-Azhar. Program ini merupakan implementasi dari kesepakatan kerjasama bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang ditandatangani oleh Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Prof. Dr. Ahmad Omar Hasyim, dan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Azyumardi Azra MA, pada tanggal 17 September 1999 di Jakarta, yang kemudian direvisi pada tanggal 29 Maret 2002 menjadi Fakultas Dirasat Islamiyah (Pedoman Akademik, 2009-2010: 198).

Sebagaimana fakultas lainnya maka FDI memerlukan alat dan barang pendukung agar kegiatan akademik dapat berjalan dengan baik. Agar tertib administrasi maka diperlukan pengaturan dalam rangka kegiatan pengadaan barang yang dibutuhkan dan menghimpun data atau inventarisasi tentang barang yang sudah dimiliki sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang efisien dan efektif. Untuk melakukan kegiatan pengadaan dan inventarisasi barang di FDI dilakukan oleh Sub Bagian Umum (Subag Umum) yang merupakan salah satu unsur pelaksana akademik yang berada dibawah Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) dan Subag Umum bertanggung jawab kepada Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (Pudek 2) yang menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Dalam aktifitasnya membuat laporan pendataan inventaris barang, Subag Umum FDI belum menerapkan sistem komputerisasi secara optimal. Ini dapat diamati ketika menyajikan laporan tersebut penggunaan komputer hanya sebatas pengetikan seluruh data inventaris barang yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan menggunakan aplikasi Word atau Ms-Excel. Sehingga didalam menghasilkan seluruh laporan yang akurat dan tepat membutuhkan waktu yang relatif lama atau bahkan kurang lengkapnya laporan yang dihasilkan.

Penulis tertarik mengangkat topik dengan judul ”Sistem Informasi Inventaris Pengadaan Barang Berbasis Intranet (Studi Kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah). Hal ini disebabkan karena sistem informasi inventaris pengadaan barang di Fakultas Dirasat Islamiyah masih bersifat manual.

Pembahasan

Dalam pengembangan sistem informasi inventaris pengadaan barang berbasis intranet penulis menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan model proses

sequential linier atau waterfall (Pressman, 1997: 37).

Gambar 2.2 Model sequential linier atau waterfall

(Sumber: Roger S. Pressman.“Software Engineering A practitioner’s Approach”, 2010: 39) 1. Komunikasi (Communication)

Komunikasi merupakan pembicaraan awal antara pengembang perangkat lunak dan pelanggan untuk menentukan nama proyek, analisis biaya, syarat dan kebutuhan dalam pengembangan aplikasi, serta pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan aplikasi. Tetapi penulis tidak melakukan tahap komunikasi ini dan langsung dari tahap perencanaan.

Communication

Project initiation Requirement gathering

Planning

Estimating Scheduling Tracking

Modeling

Analysis Design

Construction

Code Test

Deployment

Delivery Support Feedback


(2)

2. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, beberapa hal penting untuk pengembangan sistem informasi inventaris pengadaan barang berbasis intranet ini, antara lain:

a) Alokasi Waktu

Alokasi waktu penelitian sistem informasi inventaris pengadaan barang berbasis intranet (studi kasus di Fakultas Dirasat Islamiyah) membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan terhitung dari bulan Maret s/d Agustus 2010.

b) Cakupan

Cakupan pada sistem ini terdiri dari 6 (enam) fungsi, yaitu: 1) Inventaris Barang

2) Permintaan Barang 3) Pengadaan Barang 4) Mutasi Barang

5) Laporan-laporan dari transaksi inventarisasi dan pengadaan barang 3. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan merupakan langkah ketiga dari model pengembangan ini. Terdapat dua bagian dalam pemodelan ini yaitu analisis (analysis) dan perancangan (design).

1) Analisis (Analysis)

Pada tahap ini, akan dilakukan analisis atas informasi kebutuhan kepada aplikasi kios informasi yang digunakan terdiri dari:

a. Analisis sistem yang sedang berjalan.

Pada prosedur pengadaan barang, maka setiap permintaan pengadaan barang harus dilakukan pengajuan pembelian barang ke bagian Subag Umum.

Dalam hal kegiatan pengadaan barang dan inventarisasi terdapat ketentuan sebagai berikut:

1) Kegiatan pengadaan barang dan inventarisasi barang harus melalui Subag Umum.

2) Pengadaan barang hanya dapat dilakukan jika telah disetujui dalam rapat yang dilakukan oleh Kabag, Pudek II dan Subag Keuangan.

3) Untuk proses persetujuan terakhir adalah Pudek II yang selaku PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).

4) Setiap kegiatan pengadaan barang dan inventarisasi barang harus dilaporkan kepada Kabag dan selanjutnya diteruskan ke Pudek II dengan tembusan kepada Dekan.

b. Identifikasi masalah dari sistem yang sedang berjalan.

1) Tidak terintegrasinya staf yang melayani permintaan pemakai dengan pemakai dalam sistem yang berjalan sehingga menyebabkan lambatnya proses pemesanan barang.

2) Masih manualnya proses penyimpanan data sehingga menemui kesulitan jika sewaktu-waktu diperlukan.

3) Belum adanya laporan yang disusun secara sistematis

c. Usulan pemecahan masalah atas permasalahan yang telah teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1) Inventaris Barang

Setiap Sub Bagian harus mendata inventaris yang telah ada, yang nantinya akan menjadi laporan untuk Bagian Umum.

2) Permintaan Barang

Setiap Sub Bagian yang membutuhkan barang akan mengajukan permintaan barang kepada staf umum dengan mengisi form permintaan barang.


(3)

3) Pengadaan Barang

Staf Umum melakukan pengajuan barang kepada pimpinan dan meminta persetujuan untuk memenuhi permintaan barang dari Sub Bagian yang dibutuhkan.

4) Penerimaan Barang

Staf Umum melakukan pendataan dari transaksi proses penyerahan barang kepada Sub Bagian.

5) Mutasi Barang

Staf Umum melakukan pendataan dari transaksi proses mutasibarang dari Sub Bagian kepada Sub Bagian yang lain.

6) Laporan

Staf Umum memberikan laporan berkaitan dengan kegiatan inventaris, permintaan, pengadaan dan mutasi barang.

2) Perancangan (Design)

1) Desain arsitektur Data Flow Diagram (DFD)

Gambar Rancangan Diagram Konteks SIIPB FDI a 1 - Login

- Isi form aset - Isi form permintaan

a 2 - Hak akses - Daftar aset - Daftar permintaan b 1 - Login

- Isi form pengadaan barang - Isi form penerimaan barang - Isi form mutasi barang

b 2 - Hak akses

- Daftar pengadaan barang - Daftar penerima barang - Daftar mutasi barang c 1 - Login

- Validasi ke 1

c 2 - Hak akses

- Daftar pengadaan barang d 1 - Login

- Validasi ke 2

d 2 - Hak akses

- Daftar pengadaan barang

e 1 - Login e 2 - Hak akses

f 1 - Login

- Isi form pengadaan barang - Isi form penerimaan

f 2 - Hak akses

- Daftar pengadaan barang - Daftar peneriamaan


(4)

Keterangan: Pihak User mendata aset barang yang telah ada sebelumnya, dan mengajukan permintaan barang dengan mengisi form. Subag Umum dapat mengetahui dan melaporkan aset barang, permintaan barang, dan mengorganisir pengadaan barang dari tiap-tiap user. Untuk Kepala Bagian TU (Kabag) bisa melihat laporan-laporan yang tersedia secara langsung dan harus memvalidasi proses pengadaan barang yang selanjutnya akan divalidasi oleh Pudek II/PPK. Sedangkan Pudek II/PPK juga bisa melihat laporan-laporan secara langsung dari tiap-tiap bagian, dan untuk pengadaan barang Pudek II akan memvalidasi permintaan barang jika Kabag sudah memvalidasinya terlebih dahulu. Untuk Dekan bisa melihat laporan-laporan secara langsung dari tiap-tiap bagian. Sedangkan Administrator melakukan pengolahan bagian, pengolahan master aset barang, dan juga mengelola laporan-laporan dari semua user.

2) Perancangan Database


(5)

4. Pembuatan (Construction)

Pembuatan merupakan tahap pengalihan dari perancangan ke dalam bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam peneliatan ini adalah PHP dan menggunakan basisdata MySQL. Dalam pembuatan ini ada dua aspek yaitu kode (coding) dan test (testing).

1) Pengkodean (Coding)

Peneliti menggunakan beberapa tools yang berbasis web (hypertext) dalam pengembangan ini yaitu: Notepad, Edit+, Dreamweaver, Ultraedit. Sedangkan

database-nya disesuaikan dengan kebutuhan sistem yaitu dengan menggunakan

basis data MySQL versi 5.1.41 dengan alasan tingkat keamanannya cukup tinggi, waktu eksekusi yang lebih cepat dibandingkan dengan bahasa pemograman web lainnya yang berorientasi pada server-side scripting.

2) Pengujian (Testing)

Setelah dilakukan tahap pemrograman, tahap berikutnya yaitu pengujian sistem secara keseluruhan dari sistem informasi inventaris pengadaan barang berbasis intranet yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode: a. Pengujian Mandiri

Yaitu dengan cara metode Black Box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case. Metode black box dilakukan tanpa melihat source code program dan dijalankan oleh user untuk mengamati apakah program telah menerima input, memproses dan menghasilkan output

dengan benar.

b. Pengujian Lapangan dan Kuisioner

Ujicoba lapangan dilakukan dengan memberi kesempatan kepada calon user

untuk mencoba sendiri sistem yang telah dirancang serta memberikan kuisioner seputar aplikaksi yang ditawarkan, ini dimaksudkan untuk mencari tahu sejauh mana sistem dapat dimengerti dan diaplikasikan oleh calon user. 5. Penyebaran (Deployment)

Tahap penyebaran merupakan tahapan paling akhir dari model waterfall. Penyebaran meliputi pengiriman (delivery), utility pendukung (support), umpan balik

(feedback). Dalam penelitian ini penulis tidak melakukan tahapan penyebaran

(construction), karena pembuatan sistem ini bukan untuk diproduksi akan tetapi hanya untuk penelitian.

Kesimpulan dan Saran

1.

Kesimpulan dari uraian di atas antara lain sebagai berikut: dengan aplikasi sistem informasi inventaris pengadaan barang yang telah dikembangkan dapat membantu dan mempermudah kegiatan Sub Bagian Umum dalam proses pendataan inventaris barang, permintaan-permintaan barang, serta pengajuan pengadaan barang serta peloporan-pelaporannya kepada pimpinan, dan Sub Bagian dapat mengetahui aset apa saja yang dimilikinya sehingga akan muncul rasa tanggung jawab untuk merawatnya.

2.

Saran untuk pengembangan lebih lanjut yaitu, dikarenakan aset barang yang semakin bertambah banyak maka perlu diadakan pengembangan sistem lebih lanjut dengan penambahan fungsi sistem barcode sehingga penomoran barang dan manajemen data aset barang lebih efisien.


(6)

Daftar Pustaka

Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005 “Analisis dan Desain Sistem Informasi” Graha Ilmu, Yogyakarta

Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2006 “Rekayasa Perangkat Lunak” Graha Ilmu, Yogyakarta CV. Novindo Pustaka Mandiri, 2010 “Perpres N0. 95 Th 2007 Perub. ke-7 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah” CV. Novindo Pustaka Mandiri,

Jakarta

Fakultas Dirasat Islamiyah, 2009, “Pedoman Akademik Fakultas Dirasat Islamiyah 2009-2010” Fakultas Dirasat Islamiyah, Jakarta

Jogiyanto, 2008 “Metode Penelitian Sistem Informasi” Andi, Yogyakarta

Kadir, Abdul, 2005 “Pemrograman Web Mencakup HTML, CSS, Java Script & PHP” Andi, Yogyakarta

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, “Pedoman Akademik 2009-2010” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta

Pressman, Roger S. “Rekayasa Perangkat Lunak” Andi, Yogyakarta: 2002

Pressman, Roger S, 2005, “Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis”, Original English By McGraw Hill, Indonesian Translation By Andi, Yogyakarta

Pressman, Roger, S, 2010 “Software Engineering sevent edition”, McGraw Hill, America Sidik, Betha, 2003 “MYSQL Untuk Pengguna, Administrator, dan Pengembangan Aplikasi

Web” Informatika, Bandung

Sommerville, Ian, 2003 ”Rekayasa Perangkat Lunak”, edisi 6, jilid I, Erlangga, Jakarta Sukarno, Mohamad, 2006 “Membangun Website Dinamis dan Interaktif Dengan

PHP-MYSQL (Windows dan Linux)” Eska Media Press, Jakarta

Sunarfriahantono, Bimo, 2002 “PHP dan MYSQL untuk Web” Andi, Yogyakarta Umar, Husein, 2007 “MetodePenelitian” Raja Grafindo, Jakarta